The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

JURNAL DWI MINGGUAN MODUL 1.4. BUDAYA POSITIF-YASINTA-229

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by yasintaindriyani21, 2022-12-23 13:49:28

JURNAL DWI MINGGUAN MODUL 1.4. BUDAYA POSITIF-YASINTA-229

JURNAL DWI MINGGUAN MODUL 1.4. BUDAYA POSITIF-YASINTA-229

JURNAL DWI MINGGUAN MODUL 1.4

BUDAYA
POSITIF

YASINTA INDRIYANI
CGP ANGKATAN 7

KABUPATEN MAGETAN

tergerak, bergerak, menggerakkan

BUDAYA
POSITIF

SABTU, 17 Januari 2022

PERISTIWA /FACT

Momen paling berkesan selama mempelajari modul 1 adalah modul 1.4. tentang budaya positif.
Banyak hal yang ditemukan dan dikoneksikan dengan pengalaman selama proses mengemban
amanah menjadi seorang guru.
Materi tekstual teoretis yang disajikan meliputi teori disiplin positif dan nilai kebajikan universal,
teori motivasi, penghargaan, hukuman, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia, teori posisi
kontrol, dan segitiga restitusi. Materi yang begitu padat dan sarat makna. Berikut resume materi
yang dipelajari;
Disiplin positif, menerapkan sebuah disiplin merupakan sebuah tanggung jawab dalam proses
mendidik murid di sekolah. Penerapannya tentu harus berkolaborasi dengan seluruh pihak:
menanamkan keteladanan dan kesadaran bahwa disiplin melatih kita untuk bertanggung jawab
dan menghargai suatu hal salah satunya waktu.
Teori kontrol, motivasi, hukuman, dan penghargaan, bahwa sebagai guru kita harus bisa
menempatkan diri dan waktu yang tepat dalam menerapkan motivasi termasuk didalamnya
penghargaan dan hukuman. Motivasi instrinsik adalah focus utama yang harus dibangun karena
sifatnya lestari.
Posisi kontrol guru, ada lima posisi dalam kontrol budaya positif yaitu posisi penguhukum,
pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, manajer. Dari kelima posisi kontrol guru posisi
manajer adalah paling ideal, karena ketika guru sudah di posisi ini, ia sudah bisa menempatkan diri
sebagai teman dan pemantau untuk mewujudkan identitas yang berhasil.
Kebutuhan dasar manusia ada lima, kesenangan, penguasaan, kasih sayang dan diterima,
kebebasan, dan bertahan hidup. Tolok ukur bahagia seseorang ketika kelima kebutuhan dasarnya
telah terpenuhi dengan baik.
Keyakinan kelas, merupakan sebuah gagasan yang diyakini oleh kelas dengan penuh kepercayaan
yang berasal dari hati dan sukarela atau senang hati melaksanakan keyakinan yang dibuat.
Segitiga restitusi merupakan tahapan penyelesaian konflik atau masalah dalam penerapan budaya
positif. Langkahnya: menstabilkan identitas (stabilize identity), validasi Tindakan yang salah
(validation of unbehaviour), dan menanyakan keyakinan (seek the belief).

PERASAAN/ FEEL

Persaaan yang bercampur aduk, hal paling menarik dalam
pelaksanaan budaya positif sebelum mempelajari modul ini adalah
meyakini bahwa penghargaan (reward) adalah salah satu hal yang
dapat memicu motivasi. Tapi ternyata penghargaan sama nilainya
dengan hukuman.

Ketika memberikan penghargaan kita seolah telah menghukum
orang tersebut. Dikatakan demikian karena dengan pemberian
penghargaan kita sebenarnya tengah memotong dan menjegal
kreativitas seseorang sehingga secara tidak langsung tengah
membelajarkan sifat kebergantungan pada "hadiah".

Oleh karena itu, saya akan selalu berusaha memberikan pelayanan
pendidikan dengan keteladanan dan dorongan positif pada murid
yang dapat menggugah motivasi intrinsik murid tersebut.

PEMBELAJARAN/ FIND

Saya akan terus belajar dan memberikan keteladanan dalam proses
menumbuhkan budaya positif di lingkungan sekolah. Terus
menanamkan pemahaman pribadi bahwa budaya positif akan hadir
ketika pikiran kita sudah positif. Presiden David O. MacKay
mengatakan, "jika kita menabur pikiran maka kita akan menuai
tindakan.

Jika kita menabur tindakan maka kita akan menuai kebiasaan. Jika
kita menabur kebiasaan maka kita akan menuai karakter. Jika kita
menabur karakter maka kita akan menuai dan menciptakan takdir
kita." Seperti contoh karakter petani saya sebut juga pepatah
tersebut sebagai teori bertani atau "the harvest theory".

Betapa besarnya kekuatan dari sebuah pikiran. Maka berangkat dari
sebuah teori, mudah-mudahan saya pribadi bisa bersama-sama
dengan seluruh unsur sekolah mewujudkan karakter-karakter positif
di lingkungan sekolah yang bisa membudaya.

PENERAPAN KE DEPAN/ FUTURE

Saya akan terus melakukan perbaikan diri dan memberikan
keteladanan pada murid-murid agar budaya positif bisa tercapai dan
terus dilaksanakan secara kontinyu dalam proses pembelajaran di
sekolah.
Melakukan terus pendekatan dari hati ke hati dengan murid-murid
saya, berusaha menyelami dunia mereka agar lebih memahami
kebutuhan yang diperlukan mereka dalam mencapai merdeka
belajar sehingga tujuan akhir agar mereka bisa memaknai proses
pendidikan ini dengan menyenangkan dan menyadari betapa
pentingnya pendidikan untuk keselamatan dan kebahagiaan
mereka kelak.
Linimasa tindakan yang akan dilakukan dalam aksi nyata modul 1.4.,
"Penguatan Disiplin Positif dan Motivasi Intriksik Murid Melalui
Keteladanan dan Penerapan Keyakinan Kelas dalam Segitiga
Restitusi.", yaitu

Memberikan keteladanan datang dan pulang tepat waktu.
Berpakaian rapi
Bersikap ramah
Memberikan pelayanan pembelajaran yang menyenangkan agar
motivasi tergugah
Jikalau terjadi masalah, menyelesaikan dengan segitiga restitusi
dan memosisikan diri sebagai manajer.


Click to View FlipBook Version