menjadi Ciamis, beliau ingin menegaskan bahwa dirinya adalah
penguasa baru yang tidak mau disangkutpautkan dengan
silsilah Bupati sebelumnya karena beliau keturunan Bupati-
bupati Karawang, bahwa silsilah Bupati-bupati Karawang
diturunkan dari Galuh (yuliah,2016:37).
Raden tumenggung sastrawinata merupakan bupati
ciamis yang bukan keturunan R.P A. Jayanagara. Ia berasal dari
Purwakarta, namun masih memiliki keturunan Ciacang(utama).
Pada masa pemerintahannya , terjadi beberapa peristiwa
politik yang erkait langsung dengan eksistensi Kabupaten
Ciamis. Pada 1 Januari 1926 Pulau Jawa dibagi menjadi 3
propinsi, yaitu Propinsi Jawa barat, jawa timur dan jawa tengah,
sementara Jawa Barat dibagi menjadi 5 keresidenan, 18
Kabupaten dan 6 kotapraja. Keresidenan-keresidenan itu
adalah Banten, batavia, Buitenzorg (bogor), Priangan dan
Cirebn. Keresidenan Priangan terdiri atas kabupaten kabupaten
: Bandung, Sumedang, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis. Antara
1926 hingga 1943 Ciamis dimasukan ke Afdeeling Priangan
Timur bersama sama dengan Tasikmalaya dan Garut dimana
beribukota di kota tasikmalaya. Selain itu pada masa
41
pemerintahannya terjadi pemberontakan komunis di bawah
pimpinan egom dan dirja.(Dadan dkk, 2005: 131-132)
Keberhasilan Bupati R. A Sastrawinata memadamkan
pemberontakan PKI mendorong Pemerintahan Hindia
menganugrahkan Bintang willes Orde dimaaPemerintah Hindai
Belanda memandang penganugrahan pantas diberikan
mengingat Jasa Bupati R A. Sastrawinata sangat besar dalam
memadamkan pemberontakan tersebut (TPSG, 2014: 44). .
Beliau juga mendapatkan penghargaan Bintang Tanjung
dan Stempel Singa dari Pemerintah Kolonial atas jasanya
membuka rawa-rawa di daerah Cisaga untuk dijadikan area
pesawahan.
21. RADEN TUMENGGUNG ARIA SUNARYA (1936- 1944)
Raden Tumenggung Aria Sunarya adalah salah seorang
putera R.A. Wirahadiningrat, Bupati Sukapura ke-12 (1875 –
1901) . R. Sunarya lahir pada tahun 1898 di Manonjaya,
Sukapura, dan menjadi adik kandung R. Danukusumah yang
42
lebih dikenal dengan nama R. Wiradiputra (Marlina, dalam
Lubis et al., 2013: 173).
Pada masa kepemimpinananya (1936) sebagian wilayah
Kabupaten Sukapura yaitu, Banjar, banjarsari, Pangandaran dan
Cijulang dimasukan kedalam wilayah Kab Ciamis. Keempat
daerah itu, sebenranya sampai tahun 1815 merupakan wilayah
Kabupaten Imbanagara akan tetapi atas kebjakan Raffles
keempatnya dimasukan ke dalam wilayah kabupaten Sukapura
tetapi pada masa pemerintahan beliau di pindahkan ke Ciamis,
R T A Sunarya memerintah kabupaten Ciamis sampai dengan
1944(TPSG, 2014 :45).
Pemerintahan Kabupaten Ciamis di bawah
kepemimpinan Bupati R.T.A. Sunarya (1936-1944) berlangsung
dengan baik, sehingga kabupaten itu mengalami
perkembangan. Kondisi itu antara lain tercermin dari
bertambahnya berbagai prasarana dan sarana, dan
meningkatnya jumlah penduduk.
Surat kabar (koran) mingguan Galoeh terbitan bulan Juli
1942 memberitakan, bahwa pada waktu itu di daerah Ciamis
berdiri pabrik minyak sereh dan pabrik tepung tapioka. Pada
akhir masa pemerintahan bupati R.T.A. Sunarya, di kota Ciamis
43
dibangun prasarana hiburan, yaitu gedung bioskop yang selesai
dibangun tahun 1941 namun nama gedung bioskopnya tidak
disebutkan. Mungkin Bioskop Pusaka di sebelah selatan alun-
alun. Pada tahun itu, orang-orang asing yang menjadi penduduk
Kabupaten Ciamis adalah orang Eropa/Belanda sebanyak 204
orang dan 2.421 orang cina ( Suryana,2016 : 30).
Dalam kepemimpinan beliau daerah Ciamis juga
berkembang pembuatan payung dan adanya pengrajin batik di
Cikoneng. Bupati R.T.A. Sunarya besar perhatiannya terhadap
bidang ekonomi. Ia memerintahkan Kepala Distrik Ciamis R. Idi
Cakrawinata untuk memantau kegiatan dan keamanan di pasar
setiap hari pasar. Jalan menuju pasar diperbaiki. Di “pasar
induk” yang berada di kota Ciamis, dijual berbagai macam
keperluan hidup manusia, baik bahan pangan maupun bahan
sandang, dan bahan-bahan keperluan lain. Kopra dan jambe
juga termasuk komoditi yang dijual di pasar (Galoeh, Juli 1941).
Selain pasar umum, waktu itu diadakan pula pasar
khusus untuk tempat jual-beli hewan peliharaan, yaitu Pasar
Munding (kerbau) di Saguling yang termasuk wilayah Distrik
Ciamis. Perekonomian ekonomi waktu itu membaik,
44
disebabkan krisis dalam bidang ekonomi sudah menurun (
Suryana,2016 : 30)
Keberadaan Pasar Munding mengindikasikan, bahwa di
Kabupaten Ciamis banyak petani yang memelihara kerbau. Hal
itu tidak terlalu mengherankan, karena mayoritas penduduk
pribumi kabupaten itu adalah petani yang pekerjaan utamanya
bercocok tanam padi di sawah. Kerbau sangat diperlukan untuk
membajak sawah . Bila petani memiliki jumlah kerbau lebih dari
untuk keperluan mebajak sawah, sisanya dijual. Sehubungan
dengan keberadaan perkebunan kopi, kelapa, tarum, dan lain-
lain, kerbau juga digunakan sebagai penarik pedati
(Hardjasaputra, 2002: 103, 121).
Dalam bidang diplomasi Bupati R.T.A. Sunarya dinilai
sangatlah baik dimana para pejabat kolonial sangat segan
terhadap beliau, hal itu antara lain ditunjukan oleh sikap
pemerintah kolonial yang memberi kesempatam kepada Bupati
untuk melakukan studie verlof, yaitu cuti untuk melakukan
kunjungan Eropa, yaitu ke negeri Belanda, Jerman, Inggris,
Zwitserland, dan Perancis pada tahun 1939. Keberangkatan
Bupati R.T.A. Sunarya ke negara-negara di Eropa itu disertai
oleh isteri dan puterinya. Sebelum berangkat ke Eropa, mereka
45
singgah di Medan, karena di sana ada kenalan baik bupati
(Keoetamaan–Istri, 1939: 14).
Tidak diperoleh keterangan, mengenai berapa lama
R.T.A. Sunarya berada di Eropa. Adapun alasan Pemerintah
kolonial memberi kesempatan kepada R.T.A. Sunarya
berkunjung ke beberapa negara di Eropa, secara politis
dimaksud agar bupati itu lebih loyal terhadap pemerintah
kolonial.
Kunjungan Bupati R.T.A. Sunarya ke beberapa negara
Eropa, pada satu sisi menambah wawasan pengetahuan bupati.
Pada sisi lain, kiranya pengalaman itu mendorong bupati untuk
berupaya meningkatkan pemerintahan Kabupaten Ciamis, agar
pemerintah kabupaten dan rakyatnya semakin maju, sesuai
dengan situasi dan kondisi zamannya ( Suryana,2016 : 35)
46
R.T.A. Sunarya Beserta Rombongan Sedang Singgah di- Medan
Ketika Hendak Melakukan Perjalanan ke Eropa
Di kepala meja: Bupati Ciamis R.T.A. sunarya. Dikanan meja dari
kanan ke kiri: R. Ayu Bupati, Puteri beliau (R. A. Harlina), dan Nyonya
Dr. R. Samsu. Dari sebelah kiri dari kiri ke kanan: Tuan Dr. R. Samsu
Kusuma Subrata, Tuan Dr. R. Abdulmanap, dan Nyonya Dr. R.
Abdulmanap(Keoetamaan–Istri, 1939: 14).
Pada masa pemerintahanya, beliau telah mendirikan
koprasi minyak kelapa “Subur”. Diamana di antara pemimpin
koperasi tersebut ialah Suwita Atmadja dan koperasi ini
berjalan dengan baik. Di daerah Ciamis yang penduduknya
banyak petani kelapa sehingga dengan adanya koprasi subur ini
47
telah memberikan sedikit keringanan kepada kehidupan rakyat
di Ciamis dari tahun 1944-1946 (Dadan dkk,2005:154).
22. RADEN ARDI WINANGUN (1944-1946)
Pada masa pemerintahan Raden Ardi Winangun kab
Ciamis masih di sibukkan oleh suasana perjuangan
mempertahankan kemerdekaan diamna roda pemerintahan
pada masa awal kemerdekaan belum berjalan dengan baik,
karena kegiatan pemerintahan tergeser oleh kegiatan
perjuangan menegakan dan mempertahankan kemerdekaan
serta mencegah kembalinya kekuasaan kolonial. Yang mana
struktur birokrasi dan pejabat-pejabat yang ada di tingkat
daerah masih seperti sebelum kemerdekaan. Hal ini didasarkan
atas pertimbangan bahwa mereka cukup berpengalaman dalam
jabatan tersebut.
Meskipun dalam suasana perjuangan kemerdekaan
tetapi kegiatan ekonomi di kab Ciamis tetap berjalan, walaupun
kondisinya tidak menggembirakan, seperti harga-harga yang
mahal karena terhambatnya distribusi dan kelangkaan barang.
Meskipun begitu, ternyata pada masa pemerintahan Raden
Ardi Winangun terus mencoba meningktakan keinginan
48
masyarakat untuk membuka usaha baru yang salah satunya
nampak ialah semakin bertambahnya industri sabun di
Kabupaten Ciamis. Dimana pada masa pendudukan Jepang
pabrik sabun di sekitar Kabupaten Ciamis berjumlah 12 pabrik,
tetapi di akhir masa pemerintahan beliau yakni di tahun 1946
jumlahnya menjadi 44 pabrikdengan rata-rata produksi lima
kwintal per hari. Beberapa pabrik sabun itu antara lain pabrik
sabun “Bintang Tiga” di jalan Kawali 1-3 Ciamis yang
memproduksi sabun cuci “Tjap Baji”yang dijual dengan harga
Rp.250 per peti kecil dan pabrik sabun cuci cap “Koentji” di
jalan Kawali 23 Ciamis. Tidak hanya pabrik sabun, pada masa
akhir pemerintahan beliau juga didirikan pabrik tenun yang
mesinnya dijalankan oleh tenaga listrik. Setelah
pemerintahanya Raden Ardi Winangun digantikan oleh Raden
Veter Dendakusuma yang berasal dari Panjalu. Setelah tidak
menjabat menjadi bupati, Raden Ardi Winangun kemudian
pindah ke Bandung dan kemudian menjadi Residen Republik di
Bandung. Dan sekarang beliau dimakamkan di Kaum Bandung
(Dadan dkk,2005 :171).
49
23. RADEN VETER DENDAKUSUMA (1946-1948)
Raden Veter Dendakusuma hanya menjabat selama dua
tahun yakni di tahun 1946-1948 yang mana beliau merupakan
buapti Ciamis yang berasal dari Panjalu. Dimasa itu agresi
militer Belanda tengah gencar-gencarnya sehingga Bupati
sempat mengungsi dengan sebagian rakyatnya ke Gunung
Sawal dan Salakaria. Di Salakaria Bupati sempat membangun
Pasar Dongkal (daerah Ciilat).
Dalam masa pemerintahannya Ciamis di bagi dua
dengan batas jalan Kawali, yaitu Ciamis Barat dengan pusat
Nasol yang dipimpin oleh Bupati, sedangkan Ciamis Timr
berpusat di Salakaria yang dipimpin leh Patih Dendadipura
(TPSG,2014: 63).
R. Veter Dendakusumah kemudian menjadi Mentri
Kemakmuran Negara Pasundan. Kepemimpinan Bupati
selanjutnya dipegang oleh Tumenggung Gumelar Wiranagara
(1948-1950). Bupati ini masih keturunan Tumenggung
Wiramantri yang berasal dari Utama.
50
24. TUMENGGUNG GUMELAR WIRANAGARA (1948-1950)
Raden Tumenggung Gumelar Wiranagara yang berasal
dari Utama dan masih keturunan Rd. Tumenggung Wiramantri
penguasa Utama. Pada masa pemerintahanya Belanda masih
melakukan aksi-aksinya terhadap pemerintahan Republik
sehingga pada masa itu Desa Ciamis dan Desa Maleber dikuasi
oleh Negeri Pasundan. Setelah menjabat sebagai Bupati Ciamis,
ia dipindahkan ke Bandung dan diangkat menjadi Bupati
Bandung. Setelah itu, yang menjadi Bupati Ciamis adalah
Prawiranata (Dadan dkk,2005 : 172)
51
25. PRAWIRANATA (1950)
Karena diangkat pada jaman Perang Grilya, bupati ini
dijuluki Bupati Grilya, namun pemerintahanya tidak
berlangsung lama karena dipindahkan ke Bandung, sehingga
pada tahun itu pula Prawiranata diganti oleh Redi Martadinata
(1950-1952).
26. REDI MARTADINATA (1950-1952)
Saat itu pemerintahan RIS berubah menjadi Republik
dan uang merah menjadi uang republik. Tokoh yang disiapkan
sebagai pengganti Redi Martadinata adalah Abdul Rifa’I (1952)
27. ABDUL RIFA’I (1952)
Masa pemerintahan Abdul Rifa’I tidaklah sebaik bupati
bupati sebelumnya karena ia tidak dapat melaksanakan
tugasnya dimana sebelum menerima jabatannya, Abdul Rifa’i
diculik oleh sekelompok orang yang tidak senang terhadap
dirinya di Kuningan saat dalam perjalanan menuju Ciamis Abdul
Rifa’I sehingga Pengganti Abdul Rifa’i adalah Mas Rais
Sastradipura (1952-1954) (Dadan dkk,2005 : 172)
52
28. MAS RAIS SASTRADIPURA (1952-1954)
Jika dilihat dari silsilah Bupati Ciamis, ia merpakan
Bupati Ciamis yang ke 26. Setelah memerintah di kababupaten
Ciamis beliau dipindahkan ke Bandung, kemudian diganti oleh
Raden Yusuf Suriadipura (1954-1958).
29. RADEN YUSUF SURIADIPURA (1954-1958)
Beliau diangkat sebagai bupati Ciamis menggantikan
Mas Rais. Ia memerintah selama dua tahun yaitu dari tahu 1954
hingga 1958. Setelah selesai masa jabatanya ia pindah ke
Bandung sampai beliau pensiun dan Bupati Ciamis dilanjutkan
oleh Raden Gahara Wijayasurya (1958-1960).
30. RADEN GAHARA WIJAYASURYA (1958-1960)
Saat itu diberlakukan UU RI no 1. tahun 1951 tentang
Kepala Daerah Swatantra di Kab.Ciamis. Dewan Daerah
kemudian menunjuk Sulaeman Effendi menjadi Kepala Derah
Swatantra Tingkat II Ciamis. Namun posisi ini diberhentikan lagi
pada tanggal 5 Desember 1960 setelah ada Keppres No.6
tahun 1959. jadi dalam kurun waktu antara 1958 sampai 1960
di Kabupaten Ciamis ada 2 pejabat setingkat Bupati yang
53
memiliki tugas berbeda tapi saling melengkapi. Tugas bupati
bertanggungjawab kepada bidang ekonomi dan keamanan,
sedangkan Kepala daerah Swatantra bertanggungjawab atas
pajak dan pembangunan daerah.
Tahun 1960 terjadi perubahan penetapan Bupati dari
system turun temurun di masa kerajaan, dilanjutkan dengan
system penunjukan di masa kolonial, maka setelah era Raden
Gahara Wijayasurya, pemilihan bupati dipilih oleh DPRD
sebagai parlemen daerah. Maka tarpilihlah Raden Udia
Kartapruwita (1960-1966) sebagai Bupati pertama yang
mendapat sebutan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Ciamis
(http://enengnuroniah.blogspot.co.id)
31. RADEN UDIA KARTAPRUWITA (1960-1966)
Ia merupakan bupati pertama yang mendapatkan
sebutan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Ciamis. Setelah
menyelesaikan jabatanya ia pindah ke Bandung dan bupati
selanjutnya adalah Kolonel Abubakar
(http://enengnuroniah.blogspot.co.id)
54
32. KOLONEL ABUBAKAR (1966-1973)
Bupati selanjutnya adalah
Kolonel Abubakar. Kiprahnya
adalah membuat tanggul
Citanduy secara gotong royong.
Mendapat perhatian dari
pemerintah pusat sehingga
didirikan proyek Citanduy untuk
menangani Daerah Aliran Sungai.
Sehingga bupati ini dijuluki
Bupati Tanggul. Selain itu,
Abubakar juga membuat taman di depan Masjid Agung Ciamis
dan gedung sekretariat. Memerintah selama 7 tahun disaat
masa transisi pemerintahan orde lama ke orde baru. ia Jabatan
bupati berikutnya dipegang oleh Kolonel Hudli Bambang
Aruman (http://enengnuroniah.blogspot.co.id)
55
33. KOLONEL HUDLI BAMBANG ARUMAN (1973-1978)
Kolonel Hudli Bambang
Aruman menjabat menjadi
bupati Ciamis dari 9 November
1973 samapi 20 November
1978. pembangunan yang
berhasil dilaksanakan
diantaranya membuat jaringan
jalan-jalan di kampung,
mendirikan Puskesmas di
setiap kecamatan serta
pendidikan SD inpres dalam bidang Pariwisata mulai
dikembangkan kearah moderen dan mulai diadakan Kepala
Dinas Pariwisatapun. Sedangkan dalam sektor hukum
pertanian, semua tanah diupayakan harus bersertifikat. Sistem
pengairan ditingkatkan denga mendirikan kelompok tani
pemakai air.
56
34. DRS. H. SOEYOED (1978-1983)
Bupati Ciamis selanjutnya adalah
Drs.H.Soeyoed yang bertugas dari 20
November 1978 sampai 7 November
1983, berasal dari Panyingkiran.
Kiprahnya adalah menjadi penggerak
nelayan di Pangandaran dengan
mengubah sisitem tradisional menjadi
modern. Drs.H.Soyoed kemudian digantikan oleh H. Momon
Gandasasmita.
35. H. MOMON GANDASASMITA (1983-1988)
H. Momon Gandasasmita menjabat
menjadi bupati Ciamis dari tanggal 7
November 1983 sampai 1988. pada masa
kepemimpinannya, masalah kerohanian
menjadi perhatian besar bahkan
masyarakat menjuluki belieu sebagai
bupati penyejuk dimana keterampilan belau dalam berdakwah
dan tidak pandang tempat yang mengundangnya beliau selalu
datang. Bahkan tidak hanya perhatiannya terhadap
57
kerohaniaan, beliau juga juga menggiatkan PKK di daerah-
daerah. H. Momon Gandasasmita, selesai bertugas di Ciamis,
menjadi Bupati di Kabupaten Garut dan terakhir menjadi
Residen di Serang.
36. KOLONEL INF.H.TAUFIK
HIDAYAT (1988-1993)
Kolonel Inf.H.Taufik Hidayat
yang menjadi Bupati Kabupaten
Ciamis periode 7 November 1988 –
7 November 1993 berasal dari
Awipari Tasikmalaya. Sebelumnya
adalah Bupati Kabupaten Garut.
Hasil pembangunannya menyangkut
perubahan-perubahan fisik, diantaranya, menata Kota Ciamis,
memindahkan pasar, terminal, membuat jalan lingkar selatan,
memindahkan sebagian kantor, menyelesaikan Gelanggang
Galuh Taruna, membangun Stadion Galuh, membangun
jembatan Sungai Citanduy antara Bojong dan Cimaraga dan
Pembangunan Lanud Nusawiru serta menarik investor dari
Jakarta untuk pembangunan pariwisata di daerah selatan yang
58
di antaranya adalah pembangunan hotel berbintang di objek
pariwisata Pangandaran. Bidang Olahraga mendapat perhatian
khusus dari bupati ini.
37. KOLONEL .KAV. H. DEDEM RUCHLIA (1993-1998),
Kiprahnya meneruskan jejak
kerja bupati terdahulunya
terutama menyelesaikan
pembangunan jalan Lingkar
selatan, pembuatan Taman Air
Mancur rafflesia, Perombakan
Situs Karangkamulyan, dan
mengembalikan lagi pamor
Gedung Negara ke bentuk
aslinya, dan membangun
Gedung DPRD yang megah. Pada masa jabatanya, tepatnya 10
April 1997, keluar SK Gubernur No.131/SK.615.Otda/1999
tentang pengangkatan Drs.H Maman Suparman Rachman yang
berasal dari Rancah menjadi wakil Bupati. Sebelum jabatanya
berakhir tepatnya 13 Mei 1998, Kolonel .Kav. H. Dedem Ruchlia
diangkat menjadi wakil Gubernur Jawa Barat Bidang Kesra dan
59
jabatanya diserahkan kepada wakil bupati, Drs. Maman
Suparman Rachman 6 April 1999,
38. DRS. MAMAN SUPARMAN RACHMAN (1999)
Drs. Maman Suparman Rachman menjabat sebagai
bupati Ciamis menggantikan bupati sebelumnya Kol.Kav. H.
Dedem Ruchlia karena diangkat menjadi wakil Gubernur Jawa
Barat Bidang Kesra sehingga beliau menjabat sebagai PTH
Bupati Kabupaten Ciamis sampai 6 April 1999, dimana pada
masa Jabatanya Drs. Maman Suparman Rachman telah
mengadakan arah kebijakan yang dianataranya: 1) Persiapan
Otonomi Daerah yang luas dalam rangka melaksanakan UU No.
22 tahun 1999 dan UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan
keuangan, 2) Mengkonsolidasikan arah reformasi di Kabupaten
Ciamis; 3) Persiapan menyukseskan pemilu yang dilaksanakan
tanggal 7 juni 1999 sesuai semangat reformasi.
60
39. H. OMA SASMITA S.H (1999-2004)
H. Oma Sasmita S.H
menjadi bupati pertama Ciamis di
masa reformasi. penegakan disiplin
di lingkungan karyawan
merupakan salah satu upayanya
dimana di tekankan pada waktu
apel masuk kerja maupun apel
hari-hari besar. Pada masa awal
pemerintahannya.
ia juga disibukan dengan peristiwa pembunuhan dukun
santet di Pakidulan dan disibukan persiapan pemilihan umum
yang dilaksanakan pada 7 juni 1999. Oma Sasmita memerintah
sampai April 2004. Kini jejak pembangunan oleh bupati-bupati
terdahulu di kabupaten Ciamis dilanjutkan oleh Kolonel (Purn)
H. Engkon Komara.
61
40. H. DEDI SOBANDI bupati penyelang 2008
Dedi Sobandi pria
berperawakan tegap ini lahir
di Banjarsari 2 Januari 1948.
Ia dikariniai 5 orang anak hasil
pernikahannya dengan Hj.
Ade Suryamah (alm), istri
ternrcintanya yang meninggal
dunia pada selasa 15 januari
Dedi Sobandi bersalaman dengan Gubernur 2008.
Jabar Ahmad Heryawan 2008
Awal karir Dedi diawali dengan menjadi Ketua Pemuda
Marhaen (PNI) tahun 1965-1966 dan masuk anggota PDI tahun
1973-1979. Karirnya di partai berlambang banteng ini terus
melejit hingga akhirnya Dedi terpilih menjjadi Ketua DPC PDI
Perjuangan kabupaupaten Ciamis tahun 2000-2005.Dewan
Penasihat PDI Perjuangan Kabupaten Ciamis menjadi akhir karir
politiknya di PDI-P tahun 2006-2007.
Dedi Sobandi kini sedang mengawali lagi sepak terjang
politik dengan menjadi anggota Partai Bintang Bulan (PBB)
Kabupaten Ciamis pada 27 Juli 2008.
62
Dalam karir jabatannya Dedi pernah menjadi Wakil ketua
DPRD kabupaten Ciamis. Pada Pemilu 2004 Dedi Sobandi
terpilih menjadi Wakil Bupati Ciamis dari PDI-P mendampingi
H. Engkon Komara.
Dedi Sobandi sendiri dilantik sebagai Bupati Ciamis pada
hari Selasa (18/11/2008) oleh Gubernur Jabar Ahmad
Heryawan berdasarkan keputusan menteri dalam negeri
republik indonesia nomor 131.32-843 tahun 2008 tanggal 4
nopember 2008 tentang pengesahan pengangkatan wakil
bupati ciamis menjadi bupati ciamis dan pengesahan
pemberhentian wakil bupati ciamis provinsi jawa barat.(18
nopember 2008 sampai dengan 6 april2009). Dedi sebelumnya
adalah Wakil Bupati Ciamis Periode 2004 -2009 berpasangan
dengan Bupati Ciamis Engkon Komara yang kemudian
mengundurkan diri karena ikut dalam pilkada Ciamis 2009-
2014.
63
41. KOLONEL (PURN) H. ENGKON KOMARA (2004-2013)
Kolonel (Purn) H. Engkon
Komara merupakan Bupati ke 37
menurut silsilah Hari Jadi Ciamis.
Beliau terpilih menjadi Bupati Ciamis
pada pemilihan kepala daerah oleh
anggota DPRD Ciamis 2004 dan
dilantik pada tanggal 6 April 2004
sebagai Bupati Ciamis berpasangan
dengan H.Dedi Sobandi.
Sebelum terpilih menjadi bupati, H. Engkon Komara
beliau lebih banyak berkarir di militer dengan pangkat
terakhirnya yakni kolonel. Pendidikan formalnya dima dari SD
Negeri Sindangtaman lulus pada tahun 1962 kemudian
melanjutkan di SMP PGRI Banjar lulus tahun 1965, selanjutnya
meneruskan di SMA Banjar 1965 dan lulus pada tahun 1968,
setelah jenjang SMA beliau kemudian meneruskan di AKABRI
dan lulus tahun 1972.
Dalam karir militernya H. Engkon Komara pernah
mengikuti Suslapa pada tahun 1972, lalu Sesko ABRI pada tahun
64
1990, menjabat sebagai Dandim 1606 Lombok Barat, kemudian
Kasrem 162/Udayana pada 1993, dan Asredam IX Udayana, lalu
mengikuti Sussis Renstra TNI AD pada tahun 1995 dan Susospol
ABRI pada tahun 1997. Dalam karir di jajaran Kodan Siliwangi,
H. Engkon Komara bergabung di Irdam Siliwangi pada ahun
2000 dan terakhir menjabat sebagai Kepala Staf Garnisun II
Bandung – Cimahi, dalam karir militernya beliau tergolong
sangat baik dimana beliau berkali-kali mendapat bintang
penghargaan diantaranya, Satya Lencana Seroja, Satya Lencana
Bhakti, Satya Lencana Dwija Cista dan Bintang Veteran Timor
Timur.
H. Engkon Komara memimpin Ciamis dengan konsep
partisipatif, selalu berusaha menyerap aspirasi seluruh
komponen masyarakat dalam pembangunan daerahnya.
Sehingga berbagai bidang pembangunan seperti pertanian,
perkebunan, perikanan, peternakan dan pariwisata menjadi
unggulan dan berpotensi besar di Jawa Barat. Tekad lainnya
adalah mengembangkan agrobisnis dan pariwisata Ciamis agar
menjadi yang termaju di wilayah priangan. Kendati
kepemimpinannya tengah diuji oleh wacana pemekaran
wilayah di Ciamis Selatan, seolah menjadi sisi lain dari dinamika
65
politik yang tengah dicari solusinya dengan tepat dan
bermanfaat bagi seluruh masyarakat Ciamis. (Dadan
dkk,2005:178-179).
Pada masa pemerintahannya terjadi pemekaran wlayah
di Ciamis selatan yang mana 10 kecamatan memisahkan diri
dari Kabupaten Ciamis berdasarkan UU No. 21 tahun 2012
tentang pembentukan Kabupaten Pangandaran. dimana ke 10
kecamatan tersebut terdiri dari Kecamatan Cimerak, Cijulang,
Cigugur, Langkaplancar, Parigi, Sidamulih, Pangandaran,
Kalipucang, Padaherang, Mangunjaya yang di jadikan satu
dalam struktur wialayah pemerintahan Kabupaten
Pangandaran (TPSG, 2014: 68-69).
66
42. IING SYAM ARIFIN (2013-2019)
Iing Syam Arifin merupakan
Bupati ke 38 menurut silsilah Hari Jadi
Ciamis. Beliau Lahir di perbatasan
Ciamis, tepatnya di Kelurahan
Awipari, Tasikmalaya, tanggal 26 Mei
1955. Orang tua beliau adalah
pimpinan pondok pesantren. Lahir
dan besar di lingkungan pesantren
menjadikan kepribadian beliau agamis
dan bersahaja. Dari istrinya Hj. Ai Ellah
Rohilah, beliau dikaruniai tiga orang anak, dua putra dan satu orang
putri. Ketiga buah hatinya lahir di Ciamis.
Selain mendapatkan pendidikan formal dari SD - SMP, tentu
beliau juga kenyang dengan tempaan pendidikan pesantren. Dan
selepas lulus SMA, minatnya untuk menjadi abdi negara ia salurkan
dengan mengikuti pendidikan di APDN (sekarang STPDN), di Bandung
(1980). Usai mengenyam pendidikan Diploma di APDN, beliau
melanjutkan studi tentang pemerintahan di IIP (Instritut Ilmu
Pemerintahan).
67
Lulus dari IIP beliau memulai karirnya menjadi abdi negara
sebagai staf di Pemkot Bandung pada tahun 1981, Kepala urusan di
Pemkot Bandung tahun 1983, Pada tahun 1984, beliau diangkat
sebagai Kepala Urusan Bencana Alam Pemda Ciamis, Kapermat Kec.
Sukadana Kab. Ciamis tahun 1985,Sekwilmat Kec. Lakbok Kab Ciamis
tahun 1988,Kasubag Evaluasi Bag. Pembangunan Setda Kab. Ciamis
tahun 1989,Kasi Promosi Pariwisata Disbudpar Kab. Ciamis tahun
1992, Camat Kalipucang Kab. Ciamis tahun 1992,Inspektur BKPD/LPK
Kab. Ciamis tahun 1992,Kabid ODTW Disbudpar Kab. Ciamis tahun
1997, Camat Pangandaran Kab. Ciamis tahun 2001, Kepala Kantor
Penanaman Modal Kab. Ciamis tahun 2003, Kepala Bagian Ekonomi
SETDA Kab. Ciamis tahun 2003, Kepala Dinas Pariwisata Kab, Ciamis
tahun 2003, Kepala Dinas Keuangan Kab. Ciamis tahun 2006,di akhir
tahun 2008, ia diamanahi jabatan sebagai Kepala Kimprasda Kab.
Ciamis, serta menjadi Wakil Bupati Ciamis 2008 – 2013 dan Saat
pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Ciamis tahun 2013, Iing
yang berpasangan dengan Jeje Wiradinata berhasil mengungguli 3
pasangan calon lain dengan suara suara 59,98% atau 495.522 suara,
kemenangan tersebut ditetapkan oleh KPU melalui SK KPU No.
31/KPTS/KPU-KAB/PILBUP/IX/2013 awal Oktober 2013.
Setelah Jeje terpilih menjadi bupati Pangandaran, posisinya kini
digantikan oleh Oih Burhanudin.
68
Pada masa pemerintahannya dilakukan penyesuaian
dokumen perencanaan sehubungan dengan berpisahnya
Kabupaten Pangandaran dengan Kabupaten Ciamis. Dokumen
perencanaan tersebut antara lain RPJPD (Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah) dan RPJMD (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah). RPJMD merupakan
dokumen rencana untuk periode 5 tahun, yaitu tahun 2014 –
2019. Penyusunan RPJMD dimaksudkan untuk menghasilkan
rumusan strategis, arah kebijakan dan program pembangunan
yang terarah, efektif, efisien dan terpadu yang dapat
mendorong terwujudnya visi, misi dan sasaran pembangunan
yang telah ditetapkan oleh Bupati/Wakil Bupati dengan
memperhatikan arah RPJPD Kabupaten Ciamis Tahun 2005-
2025 (TPSG, 2014: 68).
Pemerintah Kab Ciamis sendiri melalui Dinas Bina
Marga, Energi, Sumber Daya Air, Energi dan Sumber Daya
Mineral secara berkesinambungan dari tahun ke tahun secara
terus-menerus meningkatkan cakupan garapan pekerjaan
infrastruktur tersebut. Yang mana diawali dengan
meningkatnya rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik dari
sebesar 20,727 m/ha pada tahun 2013, menjadi 21,095 m/ha
69
pada tahun 2014. Kedua meningkatnya kemantapan jalan
kabupaten di tahun 2014 menjadi sebesar 58,19 %,
dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 44,25 %. Ketiga
Program/kegiatan unggulan yang akan dilaksanakan di tahun
2015 s/d 2017 sebagai tahun infrastruktur adalah peningkatan
kualitas jalan, salah satunya adalah peningkatan jenis
perkerasan jalan, yang semula kontruksinya dengan aspal lapis
penetrasi (lapen) menjadi konstruksi hotmix dan rigid (beton).
Dimana kegiatan peningkatan dengan konstruksi hotmix dan
rigid (beton) adalah sepanjang kurang lebih 37 km. Jika
dibandingkan dengan tahun 2013 peningkatan jalan dengan
hotmix dan rigid (beton) yang hanya sepanjang 18 km, maka
terjadi peningkatan yang signifikan.
Selain jalan, sedikitnya 10 jembatang dibangun meliputi,
Pembangunan Jembatan Bunter (Lanjutan), Pembangunan
Jembatan Cijantung, Penggantian Jembatan Cisanca (Ruas Jalan
Tambaksari-Kaso), Pembangunan jembatan Cihideung,
Penggantian Jembatan Cituruluk, Penggantian Jembatan
Cipalagan Ruas Jalan Sindangrasa–Cigayam, Penggantian
Jembatan Cipalih blok Ciwahang Ruas Jalan Pahlawan,
Pembangunan Jembatan Sanghyang tahap II, Pembangunan
70
Jembatan Leuwi Asba (Lanjutan), Rehabilitasi Jembatan
Cimemen Ruas Jalan Mr. Iwa Kusumasomantri (fokusjabar.com)
Dalam menjalankan pemerintahannya bupati Iing Syam
Arifin selalu melakukan inovasi dan kreativitas dalam rangka
meningkatkan pendapatan daerah, melalui ekstensifikasi dan
intentsifikasi potensi pendapatan daerah serta berkoordinasi
dengan pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi dalam
upaya mencari sumber pendanaan baik yang berasal dari APBD
Provinsi, APBN maupun sumber dana yang lainnya. Yang mana
implementasi program dan kegiatan dalam belanja daerah
selalu diupayakan agar lebih efisien dan efektif serta tepat
sasaran. Dimana proses perencanaan tersebut sebagai wadah
komunikasi dan partisipasi masyarakat dalam upaya
peningkatan dan perbaikan pelaksanaan pembangunan.
71
DAFTAR FUSTAKA
Erwantoro, Erwantoro. dkk. 2003, Invnetarisasi Sumber
Sejarahdi Kabupaten Ciamis. Bandung. Kementrian
Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan
Nilai Tradisional Bandung Proyek Pemanfaatan
Kebdayaan Daerah Jawa Barat.
Hardjasaputra, A. Sobana. 2002.Perubahan Sosial di Bandung,
1810-1906. Disertasi. Depok: Program Pascasarjana
Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Hardjasaputra, A. Sobana. 2003. Kabupaten Galuh Abad Ke-19.
Tulisan lepas. Bandung: Fakultas Sastra Unpad.
Hardjasaputra, A. Sobana, ed., 2008.Sejarah Purwakarta.
Purwakarta: Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Badan
Pariwisata.
Hardjasaputra, A. Sobana. 2014.
Priangan Abad Ke-17 – 10; Kedudukan dan Peranan
Bupati. Ciamis: Galuh Nurani.
72
Lubis, Nina Herlina. 2000. “Galuh (Ciamis)”, dalam Nina H. Lubis
dkk. Sejarah Kota-kota Lama di Jawa Barat. Bandung:
Alqaprint.
Lubis, Nina Herlina et al. 2013.
Sejarah Kota-kota Lama di Jawa Barat. Bandung:
Disparbud & Yayasan MSI Cabang Jawa Barat.
Marlina, Ietje. 2013.“Sukapura (Tasikmalaya)” dalam Lubis,
Nina Herlina et al. Sejarah Kota-kota Lama di Jawa
Barat. Cetakan kedua. Bandung: Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
Sofiani, Yulia.2012.Gaya Hidup Bupati-Bupati Galuh;R.A.A.
Kusumadiningrat & R.A.A. Kusumasubrata. Yogyakarta:
Ombak.
Sumiati, Tati. 2016. Perkembangan Kabupaten Galuh Pada
Masa Pemerintahan Bupati R.A.A. Kusumadiningrat
(1839-1886).Skripsi. Ciamis: Program Setudi Pendidikan
Sejarah Universiatas Galuh Ciamis
Sukardja, Djadja. 2001 Sejarah Galuh Ciamis.Inventarisasi dan
Dokumentasi Sumber.
73
Suryana, Uus. 2016. Pemerintahan kabupaten ciamis pada
masa kepemimpinan R.T.A. Sunarya periode 1936-1942.
Skripsi. Ciamis: Program Setudi Pendidikan Sejarah
Universiatas Galuh Ciamis
Tim Peneliti Sejarah Galuh, 1972. Galuh Ciamis dan Tinjauan
Sejarah. Ciamis
Tim Peneliti Sejarah Galuh. 2014. Kabupaten Ciamis Dalam
Sudut Pandang Sejarah dan Nilai Budaya. Ciamis:
Pemerintahan Kabupaten Ciamis Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan.
Wildan,Dadan et al. , 2005.Sejarah Ciamis.Bandung:Humaniora.
Yuliah. 2016. Kondisi Pemerintahan Kabupaten Ciamis Pada
Masa Bupati R.A.A. Sastrawinata (1916 – 1935).
Skripsi. Ciamis: Program Setudi Pendidikan Sejarah
Universiatas Galuh Ciamis
Yulifar, Leli. 2014 Kabupaten Galuh-Ciamis 1809-1942
(Pemerintahan, Sosial-Ekonomi dan Politik). Disertasi.
Bandung: Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Padjadjaran.
74
Artikel/Makalah/Jurnal/Arsip
Galoeh (Surat Kabar Mingguan), No. 28 Taoen III, 10 Djoeli
1941.
Keoetamaan-Isteri, No 14 Tahoen III,Djoeli 1939.
Koloniaal Verslag, 1873.
Internet
http://www.academia.edu/6944171/KONSEP_PEMERINTAH_D
AN_PEMERINTAHAN, diunduh tanggal 2 Oktober 2017.
http://enengnuroniah.blogspot.co.id/2017/06/sejarah-
kabupaten-ciamis-jawa-barat.html
http://galuh-purba.com/rta-sunarya/, diunduh tanggal 29
Oktober 2017.
https://www.google.co.id/search?q=birokrasi+masa+kolonial,
diunduh tanggal 8 Agustus 2017.
https://www.google.co.id/search?q=peta+Kabupaten+Ciamis,
diunduh tanggal 8 September 2017
75
http://galuh-purba.com/pancakaki-bupati-bupati-ciamis-
melacak-jejak-para-bubati-ciamis/ diunduh tanggal 29
Oktober 2017
http://fokusjabar.com/2015/12/14/tahun-infrastruktur-ciamis-
terus-membangun/ diunduh tangal 28 desember 2017
76
77