01 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29
02 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 Redaksi menerima karya berupa artikel, cerpen, puisi dan jenis tulisan lainnya. Naskah dikirim berupa softcopy (file doc.) hard copy dan foto (softcopy file tidak lebih dari 25 Mb). Naskah yang layak akan kami terbitkan di edisi selanjutnya. Naskah yang masuk dan diterbitkan menjadi hak milik redaksi, dan akan mengalami proses editing tanpa mengubah isi artikel. Kirimkan saran dan kritik anda ke Redaksi Majalah Al-Bayan, Pesantren Terpadu Daarul Fikri, Kp. Warung Bambu RT. 001/09 Ds. Telaga Murni Kec. Cikarang Barat Kab. Bekasi Telp. (021) 8904078/79, 89116165. e-mail: [email protected] REDAKSI Pembina: K.H. Ahmad Husein Dahlan, Lc. M.A. (Pengasuh Pesantren), Penanggung Jawab: Erwin Pabeta, S.T. (Direktur Media), Pemimpin Redaksi : Didik Hermanto Dewan Redaksi: Adam Nurrachman, Mustofa. Redaktur Ikhwan: Zidan A. , M. Al-Fath, R. Rafiddin, Ridho A., M. Alia, Faishal H., M. Rhiandhy, F. Azfa Redaktur Akhwat: Verda Y., Maitsa H., Kireina K., Davina C., Dhania L., Khalishah W., Nasla R. Layout: Rafiddin Design Cover: Rhiandhy DAFTAR ISI Pendidikan Dan Metode Keteladanan Liburan Suara Qolbun, Cemburu, Sendal Hilang, Start From Impossible Jiwa, Untukmu Yang Disana, Duniaku Kesabaran Tanpa Batas Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Berbeda Bukan Berarti Hina 8 Peninggalan Nabi Yang Menggemparkan Selamat Datang Para Calon Santri Waktunya Masak-masak Muhadhoroh Santri MI, Unjuk Giginya SDIT Level Atas Rihlah Santri SDIT Level Atas MI, SDIT, TK ALAM Goes To Islamic Book Fair Melesat Bersama Hujan, Kenangan, Dan Hilang Hidup Jujur Apa Itu Maulid Nabi Sang Baginda Usaha Partikel Dan Partitur Jangan Main HP Terus Jangan Main HP Terus Sang Teladan Story Of Nabi Adam Simple But National Level 04 28 25 32 30 31 22 20 16 12 13 14 12 29 36 39 48 47 46 42 49 06 08 09 07 Kajian Utama Resensi Jejak Cerpen Puisi Mozaik History Story Santri Cergam ArtWork Cerbung Ragam Pesantren Galery Kegiatan Laporan Khusus IMAD-FDS, CABANG BREBES, CABANG PAPUA
03 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 SALAM REDAKSI Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Hai sahabat Al-Bayan! bagaimana kabarnya? Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat, Allahamdulliah, kami segenap redaksi malajah Al-Bayan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah S.W.T yang masih memberikan kesempatan untuk penerbitan majalah Al-Bayan edisi 29 ini. Nabi Muhammad SAW. Seseorang yang paling mulia di muka bumi ini, sosoknya harus selalu kita sanjung, bahkan jika namanya disebut kita harus bershalawat. Sesuai sabda nabi : “ َّ ي َ َ ل ِّ ع َ ل ْ يص م َ ل َ ُ، ف َ ه ْد ُ ِ عن ْ ت ِكر ُ ْ ذ َ ن ُ م ِخيل َ “الب (Orang bakhil adalah orang yang namaku disebut padanya namun ia tidak bershalawat untukku). Oleh karena itu, redaktur Al-Bayan menyajikan edisi 29 bertajuk “Pelita Sang Teladan”. Beberapa bulan yang lalu, kita sebagai umat islam, tentu sudah memperingati salah satu hari besar islam, yaitu; Peringatan Maulid Nabi SAW atau peringatan kelahirannya Nabi Muhammad SAW. Lembaga Pesantren Terpadu Daarul Fikri pun ikut andil dalam memperingati hari tersebut. SAHABAT AL-BAYAN ! Umat Muslim sedang diberi banyak cobaan oleh Allah SWT, terkhusus umat muslim yang berada di negara Palestina, banyak berita yang beredar tentang kekejaman Zionis Israel terhadap masyarakat Palestina, entah rumah sakit di bombardir oleh bom, banyak bertebaran jenazah masyarakat pelestina, banyak anak-anak yang lukaluka bahkan menjadi yatim piatu karena kelakuan Zionis Israel tersebut. Akan tetapi, mereka (umat muslim) tetep bersikukuh untuk mempertahankan tanah palestina, tetap berjuang untuk mempertahankan Masjid Al-Aqsha, karena masjid tersebut kiblat pertama umat islam. Kita semua sebagai umat islam seharusnya miris dengan keadaan sekarang, kita juga harus ikut andil dalam mempertahankan Palestina, banyak cara agar kita bisa ikut andil, mendoakannya, ikut berdonasi, melakukan qunut nazilah, dll. Akhir kata, kami selaku redaktur Al-Bayan memohon maaf sebesarbesarnya atas kekurangan, kesalahan, ataupun keterlambatan dalam menerbitkan majalah AlBayan, semoga bisa bermanfaat bagi seluruh pembaca setia majalah Al-Bayan Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
04 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 PENDIDIKAN DAN METODE KETELADANAN KAJIAN UTAMA Dalam proses pendidikan, keteladanan menjadi salah satu metode yang paling efektif. Seorang pendidik (guru maupun orang tua) yang menerapkan keteladanan dalam proses pendidikannya akan lebih mudah mempengaruhi anak-anaknya, baik dalam bersikap, bertingkah laku dan kebiasaan lainnya. Dalam islam sendiri keteladanan dikaitkan dengan kata uswah di mana di dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak tiga kali. َ ن م ِّ ٌ ل ة َ َ ن َ س ٌ ح َ ة ْ و س ُ ِ أ َّ ُ ِول ٱلل َس ِ ر ف � ْ م ُ ك َ َ ل َ ان ْ ك َ د ق َّ ل ا ً ِثي� َ َّ َ ك َ ٱلل ر َ ك َ َ ذ َ و َ ِاخر ْء َ ٱل ْ م َو ي ْ َ ٱل َّ َ و ۟ ٱلل ُ وا ْج َر َ ي َ ان ك Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. AlAhzab:21) Kata uswah seperti dijelaskan ayat di atas disandingkan dengan sifat hasanah sehingga memiliki arti teladan yang baik. Pelaku utamanya tentu saja merujuk kepada Nabi Muhammad SAW. Adapun dua ayat yang lainnya dicontohkan melalui Nabi Ibrahim (Al-Mumtahanah ayat 4 & 6) dan keluarganya. Metode Keteladanan Rasulullah. Secara fitrah anak-anak dikaruniai bakat sebagai makhluk peniru paling hebat. Mereka akan sangat cepat meniru kebiasaan-kebiasaan orang disekitarnya. Tidak peduli kebiasaan itu baik atau tidak, mereka senantiasa berusaha mencontohnya baik itu yang kata-kata atau perbuatan. Untuk itu bagi seorang pendidik terlebih orang tua harus mampu menampilkan kebiasaan yang baik di depan anakanaknya. Karena fase inilah yang paling tepat dan penting untuk menanamkan prinsip dan kebiasaan yang baik bagi anak-anak. Kecenderungan anak-anak Oleh: Didik Hermanto (PEMRED) D
05 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 untuk meniru sebenarnya juga merupakan fitrah umum manusia yang memerlukan sosok teladan dan panutan yang mampu mengarahkan ke jalan yang benar. Sosok tersebut sekaligus diharapkan menjadi orang yang mampu menjelaskan bagaimana cara mengamalkan syariat Allah. Maka sangat realistis jika Allah mengutus Rasul-Rasulnya untuk menjelaskan syariat-syariat-Nya. Contohnya saat Rasulullah mengajarkan sholat seperti sholat yang beliau lakukan. Shollu kama roaytumuni usolli. Sholatlah kalian sebagaimana aku sholat. Sejarah juga menjelaskan bahwa Rasulullah SAW selalu memberikan teladan yang baik kepada para sahabatnya. Berdakwah melalui keteladanan menjadi metode utama yang beliau jalankan. Keteladanan tersebut lambat laun menjadi akhlaq terpuji bagi beliau. Hingga beliau mendapat julukan al-amin (orang yang terpercaya) baik oleh lawan terlebih kawan. Metode keteladanan inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya metode dalam pendidikan Islam hingga saat ini. Mencontoh apa yang dilakukan Rasulullah, maka untuk membentuk anak-anak berperilaku sesuai dengan nilai-nilai akhlaq mulia, keteladanan bisa di awali dengan pembiasaan. Pendidik (guru atau orang tua) harus mampu meposisikan dirinya sebagai subjek. Artinya menjadi teladan merupakan bagian dari seorang pendidik, sehingga menjadi pendidik berarti menerima tanggung jawab untuk menjadi teladan. Pendidik yang baik harus memposisikan dirinya sebagai teladan baik dari ucapan maupun prilaku. Faktor keberhasilan metode keteladanan ini tergantung pada pendidik itu sendiri. Tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan pendidik akan mendapat sorotan oleh anak dan orang di sekitar lingkungannya, maka dari itu pendidik harus menunjukkan teladan terbaik dan moral yang sempurna. Keteladanan Dalam Pendidikan Islam. Sejak awal pendidikan Islam telah menilai metode keteladanan merupakan metode yang paling efektif dan efisien dalam membentuk kepribadian anak. Dengan metode tersebut sangat memungkinkan nantinya akan terealiasi tujuan pendidikan Islam, yaitu mampu membentuk manusia menjadi mulia di dunia dan akhirat. Inna akromakum indallahi atqokum, sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu (al-Hujurat:13). Tujuan pendidikan tersebut akan mudah dicapai melalui Keteladanan karena dengannya mampu membentuk jiwa sosial dan akhlaq anak. Hal ini disebabkan karena dalam keteladanan anak seperti menemukan sosok untuk ditiru dalam kesehariannya. Dekat dengan kebaikan akan memberikan kesan yang baik pula. Sebagaimana hadits Nabi dari Abu Musa Al-As’ari Rasul SAW bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk adalah seperti penjual minyak misik dan peniup perapian. Pembawa minyak misik bisa jadi memberikan minyaknya kepadamu, atau engkau membelinya, atau engkau mencium baunya. Sedangkan peniup perapian bisa jadi membakar pakaianmu, atau engkau mencium bau tidak sedap darinya.”(Muttafaq’alaih) Hadits tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Musthafa Dib alBugha dalam syarah kitab Riyadhush Shalihinnya menerangkan bahwa Nabi SAW mengumpamakan orang yang sholeh sebagai minyak kasturi menunjukkan bahwa akhlak mulia itu dengan mudah menular dengan sendirinya, begitu pula sebaliknya, bergaul dengan orang yang jahat seperti orang yang meniup bara api, yang akan membahayakan dirinya.
06 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 ragam pesantren Calon santri baru lembaga pendidikan Daarul Fikri berbondong-bondong datang pada 30 September kemarin guna mengikuti tes penerimaan peserta didik baru gelombang 1. “Jumlah peserta tes pada gelombang satu kemarin sebanyak 208 orang akan tetapi hanya 95% yang hadir untuk mengikuti tes pada tanggal tersebut dan 5% lainnya berhalangan untuk hadir karena udzur tertentu,” tutur Purwanti kepala customer service Yayasan Qabasat An-nur (YQN). Dari 208 peserta tersebut terbagi kedalam beberapa unit pendidikan, untuk unit IMAD yang mencakup SMP-IT dan SMA-U baik itu fullday atau boarding terdapat 54 peserta dan untuk ITTAQI yang mencakup TK Alam, MI-U dan SDIT terdapat 154 peserta. Pembukaan tes dilangsungkan di tempat yang berbeda, untuk unit ITTAQI di lakukan di Masjid Baitul Maqdis DF sedangkan unit IMAD bertempat di gedung Baitul Quran DF. Adapun tes masuk ITTAQI telah menggunakan sistem OKS (Observasi Kematangan Siswa), penilaian ini dilakukan dengan cara melihat perkembangan fisik siswa, kemandirian siswa, komunikasi dan sosiologi siswa. Yang mana hasilnya nanti akan dituangkan dalam lembar observasi. Dengan tujuan “untuk melihat kematangan dan kesiapan siswa walaupun instrumennya tertuang dalam tulisan,” lanjutnya di ruang customer service. Sementara untuk unit IMAD sendiri tak berpaling cara seperti tahun sebelumnya untuk menilai kelayakan calon santri baru. Tak hanya calon santri, namun orang tua/wali dari sang murid juga melakukan Memorandum of Understanding (MOU). seperti MOU pendidikan dan MOU keuangan, yang nantinya hasil tes dari masingmaisng peserta akan diumumkan tepat seminggu setelah tes dilaksanakan. SELAMAT DATANG PARA CALON SANTRI
07 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 WAKTUNYA MASAK-MASAK Pramuka mengajarkan kita banyak hal, mulai dari kepemimpinan,kebersamaan, sosial, kecintaan alam, hingga kemandirian. Namun selain itu Pramuka juga mengajarkan keterampilan dan kreatifitas, Salah satu contohnya adalah seperti memasak. Oleh sebab itulah IMADFDS Ikhwan kembali mengadakan kegiatan Life Skill berupa memasak pada hari Kamis,12 Oktober 2023 yang dilaksanakan pada waktu kegiatan pramuka. Pada hari sebelumnya Muntada Bagian Olahraga dan Pramuka telah membagi kelompok untuk kegiatan Life Skill tersebut, setelah itu mereka berkumpul untuk membagi tugas siapa yang membawa alat-alat yang harus dibawa. Sebelum Life Skill dimulai, para santri mendapatkan tutorial dari salah satu ustad yang memiliki keahlian luar biasa dalam memasak yaitu Ustad Mustofa S.Pd., Beliau memberikan tata cara dan langkahlangkah untuk membuat mie nyemek. Beberapa saat kemudian para santri pun dipersilahkan untuk memulai Life skillnya. Para santri terlihat antusias dalam memasak mie nyemek pada Life skill di kegiatan pramuka kali ini. Dilaksanakannya kegiatan Life Skill ini bertujuan guna mengasah keahlian keterampilan dan kreativitas para santri. Karna pramuka tidak hanya sekedar dengan disiplin dan kepemimpinan saja namun harus ada kreativitas. “Fungsinya adalah ketika kalian sedang camping ataupun tinggal di suatu tempat yang kekurangan bahan pangan maka kalian tidak harus berpikir sulit untuk memasak apa saja yang ada di sekitar” pesan Ustad Didik Hermanto selaku Pembina Pramuka IMAD-FDS ikhwan.
08 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 MUHADHOROH SANTRI MI UNJUK GIGINYA SDIT LEVEL ATAS MI Mathlaul Ulum Daarul Fikri menyemarakkan Maulid Nabi dengan menyukseskan Pentas Karya Muhadharah pada Jumat, 20 Oktober 2023. Aula lantai 3 MI Mathlaul Ulum menjadi tempat berdirinya panggung pentas santri yang terdiri dari 6 penampilan yang sukses dibawakan oleh mujahid dan mujahidah kelas 4,5,6 (level atas). Hadirnya kelas 1,2,3 (level bawah) yang berperan sebagai audiens menjadikan acara yang mengusung tema “PENTAS SENI MAULID NABI” ini semakin ramai. Bertujuan “untuk meningkatkan kreativitas dan mengenalkan serta menambah wawasan tantang maulid,” jelas Alvina selaku ketua panitia acara ini. Rabu, 18 Oktober 2023, SDIT Daarul Fikri mengadakan event “Pentas Seni”. Acara ini diikuti oleh seluruh level atas dan bertempat di lantai 3 gedung SDIT. Acara diawali dengan pembukaan dari Kepala Sekolah dan tilawah Al-Qur’an pada pukul 08.00. Selanjutnya adalah penampilan-penampilan dari santri sesuai nomor urut yang didapat dari hasil pengundian. Para santri sangat antusias dalam mengikuti pensi. “Para santri merasa pensi ini adalah suatu acara yang mewah dan bergengsi, sehingga mereka antusias mengikutinya”, ujar Ustzh. Azqya Siti, S.Pd.I, selaku panitia pensi. Mereka mempersiapkan penampilan sejak 2 pekan sebelumnya, agar dapat maksimal saat tampil.
09 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 RIHLAH SANTRI SDIT LEVEL ATAS Rabu (27/9), Unit SDIT Daarul Fikri mengadakan rihlah. Pada acara ini diikuti oleh seluruh santri dan guru level atas (4,5,6). Destinasi yang dituju pada rihlah kali ini adalah WOW (World of Wonders), Tangerang. Peserta rihlah berangkat pukul 07.00 menggunakan 5 bis dan sampai pada tujuan pukul 09.30. Sebelum diperbolehkan berkeliling dan menikmati wahana, para santri dikumpulkan terlebih dahulu untuk briefing, ikrar, serta pembentukan kelompok. Satu kelompok terdiri dari 14 santri dan 1 guru. Setelah briefing, santri diperbolehkan menaiki wahana b e r s a m a k e l o m p o k masing-masing. Hal ini bertujuan agar keadaan lebih teratur dan efisien. Para santri berkumpul kembali pada pukul 14.15 dan pulang pukul 14.30. Dengan adanya rihlah, santri tak hanya merefresh pikiran dari penatnya belajar. Tapi juga dapat melatih kekompakkan dengan berkegiatan bersama teman.
10 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 MI MATHLAUL ULUM SDIT DAARUL FIKRI TK ALAM Serunya life skil bersama teman-teman Kegiatan Outing Kegiatan Pensi Kegiatan Senam Pagi Kegiatan Sparing Antar unit GALERY KEGIATAN Pelaksanaan ANBK 2023 Kegiatan Pramuka Kegiatan Tahunan Ke IBF
11 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 IMAD-FDS CABANG BREBES CABANG PAPUA Kegiatan Karate Kunjungan Ke UIN Jakarta (Ikhwan) Kunjungan Ke UIN Jakarta (Akhwat) Istirahat Di Luar Kelas Senam Bersama Di Pagi Hari Foto Setelah Kegiatan karate Kegiatan Apel Senin Foto Bersama Seluruh Santri Dan Musyrif Beserta Kepala Pondok
12 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 laporan khusus Nusaythir dan Nosvaendextra, 2 angkatan SMA-U Daarul Fikri yang masih mengemban amanah kepengurusan MUNTADA, telah berjaya memenuhi warisan dari kepengurusan sebelumnya dengan menggelar kembali agenda Seminar Upgrade Kepribadian Remaja (SNAPGRAM). Zidan Al-Ghani Qolbi menyampaikan bahwa “ini semua bermula dari kami selaku organisasi MELESAT BERSAMA santri Daarul Fikri (MUNTADA) dalam melihat fenomena-fenomena buruk di luar sana yang marak terjadi. Oleh karena itu kami berinisiatif menghadirkan kembali seminar ini agar para remaja tidak mengalami krisis akhlaq dan krisis moral,” ujarnya selaku ketua panitia SNAPGRAM 2023. Diselenggarakan pada Sabtu, 21 Oktober 2023 dan bertempat di gedung Baitul Quran, seminar ini
13 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 berhasil terlaksana dengan seksama dan mengundang ±60 sekolah yang masing-masing dihadiri oleh perwakilan setiap sekolah. Ketua Direktur IMAD Daarul Fikri Ustad Hainol Basri S.Sos.I. dengan mengucap basmalah dan pekik takbir sebanyak 3 kali telah resmi membuka SNAPGRAM 2023. SNAPGRAM 2023 sukses menghadirkan seorang motivator,peneliti dan mentor muda bernama Muhammad Elvandi Lc. M.A. yang merupakan seorang lulusan Univ. Al-Azhar Cairo Mesir dan University of Manchester. “Saya antusias mengisi seminar ini karena saya bisa berbagi satudua gagasan saya kepada anak muda dan menginspirasinya, yang siapa tau merekalah yang memberikan konstribusi jauh lebih besar untuk agama dan negara ini,” tuturnya saat wawancara bersama redaktur AlBayan. Agenda ini dimulai dengan penampilan marawis oleh tim marawis DF disambung dengan unjuk giginya beatdrops dan dilanjut dengan pembukaan, lantunan ayat suci, menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan-sambutan yang dipaparkan oleh Ketua Direktur Imad Daarul Fikri dan Ketua Panitia SNAPGRAM 2023 lalu masuk ke acara inti yaitu seminar yang diselingi sesi tanya jawab dan kuis kemudian berlanjut dengan pemberian cindera mata secara simbolis kepada pemateri dan pemberian hadiah beserta sertifikat kepada sponsor utama dan para peserta disusul dengan pembagian doorprize dan diakhiri dengan doa penutup. Dalam seminarnya pemateri menyampaikan bahwa pergaulan sangatlah penting bagi seseorang dalam kemajuannya karena kita perlu komunitas dan ekosistem yang saling mengingatkan sehingga kita bisa menciptakan lingkungan yang baik. “Komunitas dan ekosistem yang baik juga berpengaruh kepada kita yang lemah agar kita dapat menghadapi sesuatu yang lebih kuat dengan perumpamaan seperti sekelompok sapi yang mampu membuat seekor singa lari terbiritbirit,” jelas Ustad Elvandi. Banyaknya peserta yang hadir membuat rating seminar ini menjadi bagus “menurut saya bagus banget karena mengundang pemateri atau narasumber yang baik penyampaian materinya,” ucap Karjo selaku ketua OSIS SMAN 1 Cabangbungin. Di ruang Human Capital Development (HCD) Daarul Fikri sang pemateri berharap agar “materi di seminar selanjutnya itu dapat lebih sistematis agar dalam seminar itu tidak hanya menstimulus menyemangati namun juga membekali,” harap pria kelahiran Bandung tersebut.
14 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 GOES TO ISLAMICI Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) kembali menggelar pameran buku Islam terbesar se-Asia Tenggara yang marak dikenal dengan Islamic Book Fair (IBF). Pameran yang berhasil mengundang 113 penerbit dan perusahaan ini telah terlaksana selama 5 hari terhitung sejak tanggal 20-24 September 2023 dengan tema “Berakhlak dan Berprestasi dengan Literasi Islami.” Panitia IBF ke-21 ini menjadikan Istora Gelora Bung Karno Senayan Jakarta sebagai lokasi pameran tersebut yang mana pada tahun sebelumnya sempat diadakan di Jakarta Convention Center (JCC). “Pada saat kita sudah merencanakan di JCC kebetulan ada jadwal dari kenegaraan sehingga pada tanggal tersebut tidak memungkinkan, akhirnya kami harus mengambil langkah efisien dan terpilihlah Istora Senayan walaupun bentuk dan formasinya tidak seperti tahun kemarin,” ujar Abdul Hakim selaku ketua panitia. “Walaupun terdapat stand indoor dan outdoor, akan tetapi di sini terdapat kursi tribun sehingga memungkinkan pengunjung untuk beristirahat sembari menyaksikan kegiatan di panggung utama,” lanjutnya dalam wawancara bersama redaktur Al-Bayan. Adapun pandang dari sang penjaga stand buku di IBF ,“Menurut saya untuk venue di JCC lebih baik di banding di Istora sekarang, tapi secara antusias sekarang masih bagus dan masih rame juga,” tutur Yusuf selaku penjaga stand Republika.id. Agenda yang menjadi tanggung jawab Hikmat Kurnia (Ketua IKAPI DKI Jakarta) ini berhasil dibuka oleh 21 pimpinan pondok pesantren dan didatangkan oleh beberapa orang terkemuka dan ternama seperti Dr. H. Hidayat Wahid, Lc, M.A. , Prof.
15 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 IC BOOK FAIR Dr. AG. K.H. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A. , Asma Nadia Dsb. Selain hadirnya para tamu undangan, Islamic Book Fair ke 21 ini turut dimeriahkan dengan beberapa perlombaan diantaranya lomba tari, mewarnai, kaligrafi serta lomba marawis tingkat pondok pesantren se-nasional. Yang mana Pondok Pesantren Terpadu Daarul Fikri juga ikut berpartisipasi dalam lomba marawis tersebut dan diwakili oleh Tim Marawis Imad Ikhwan. Pada 21 September 2023 tepat di hari kedua berlangsungnya pamaren buku tersebut santri IMAD Ikhwan Daarul Fikri bersamaan dengan santri ITTAQI level 6 SDIT Daarul Fikri mengunjungi event tersebut, dan dilanjutkan oleh IMAD Akhwat pada hari dan tanggal esoknya. Keberangkatan santri dimulai pukul 08.00 WIB menggunakan bus sesuai unitnya seperti yang telah ditentukan oleh panitia. Dibentuknya kelompok dengan masing-masing berisikan 7 orang bagi santri ITTAQI level 6 SDIT guna mempermudah guru dalam pengawasan. Sementara untuk santri IMAD diberikan keleluasaan dalam mengeksplorasi pameran buku tersebut. Sesampainya di lokasi, santri ITTAQI diwajibkan untuk membeli 1 buku yang akan dijadikan tugas merangkum dengan dana sebesar Rp150.000 persantri, dan dana sebesar Rp200.000 persantri bagi santri IMAD. Kepulangan lebih awal dikerahkan untuk santri ITTAQI pada pukul 14.30 kemudian dilanjut pada pukul 16.00 untuk kepulangan santri IMAD guna mengantisipasikan waktu kesampaian agar tak terlalu malam.
16 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 A SIMPLE BUT NATIONAL LEVEL Oleh: Tim Marawis Daarul Fikri Ikhwan story santri Assalamualaikum Warahmatullhi Wabarakatuh. Halo para pecinta sholawat semuanya. Ngomong-ngomong hari ini sudah sholawat apa belum guys? Tim Marawis Daarul Fikri mau ngingetin nih jangan sampai terlupakan yaa, Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. “Ikut lomba terus tapi gak pernah menang”. Perjalanan untuk membanggakan nama pesantren bukanlah hal yang mudah. Banyak rintangan dan ujian yang harus kita lewati bersama dengan diiringi perjuangan dan usaha yang penuh. Lelahnya latihan membuat kita sudah hampir menyerah untuk mengikuti festival marawis di ISLAMIC BOOK FAIR 2023. Hari itu tanggal 12 Agustus 2023, Kami dipanggil oleh Ustad Afkary,Lc. selaku kesiswaan untuk berkumpul. Di sana kami diinformasikan bahwasannya IBF mengadakan festival marawis tingkat nasional. Kami pun dengan cepat menerima untuk mengikuti lomba tersebut. Sejak saat itu, kami lebih sering berlatih dengan dibimbing Ustad Iyus. Setelah sekian lama kami berlatih, tepat pada 25 Agustus 2023 adalah batas akhir pengumpulan video bagi para peserta Festival Marawis 2023. Malam hari itu kami bersiap membuat video untuk babak penyisihan, dengan segala persiapan yang ada, akhirnya kami selesai membuat video yang bertempat di depan gedung Baitul Qur’an yang menggunakan handphone Ustad Afkary,Lc. dan langsung pada saat itu juga video tersebut diupload di youtube Ustad Afkary,Lc. Walaupun dengan seragam yang hanya kemeja putih Dan celana hitam serta songkok
17 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 hitam, kami pun berharap bisa lolos ke babak final dan tampil di panggung utama Islamic Book Fair 2023. 1 pekan kami menunggu hasil pengumuman dari panitia festival marawis IBF 2023. Hingga akhirnya pada tanggal 5 September 2023 saat masing-masing kami sedang berada di kelas, tiba-tiba ada salah satu ustad yang memberitahukan bahwasannya tadi Ustad Afkary,Lc. Mengirimkan hasil pengumuman marawis di grup guru-guru. Kami pun diberitahu oleh beliau bahwa Tim Marawis Daarul Fikri lolos ke babak final Festival Marawis IBF 2023. Bukan hanya itu yang membuat kami bangga, tapi ketika kami melihat urutan pemenang, posisi kami berada di peringkat ke 2 dari 25 pesantren yang lolos ke babak final. Ada waktu 2 pekan lebih untuk kami mempersiapkan penampilan di babak final pada tanggal 20-21 September 2023. Banyak waktu kosong yang kami korbankan untuk berlatih, hingga mengorbankan tak tidur siang demi berlatih untuk babak final festival marawis ini. 1 pekan sebelum babak final panitia mengadakan Technical Meeting secara online, pada saat itu kami diwakili oleh Ustad Afkary,Lc. Beberapa setelah itu, kami diinformasikan hasil dari Technical Meeting tersebut. Awalnya kami mendapatkan waktu final yaitu pada hari rabu 20 September 2023, akan tetapi karena meminta untuk bertukar hari dengan peserta lainnya. hingga kami pun berhasil mendapatkannya untuk final di hari Kamis. Karena babak final festival marawis ini dibagi menjadi 2 waktu, yaitu hari rabu dan kamis dengan waktu final yang dimulai setelah Zuhur hingga selesai. Persiapan demi persiapan sudah kami lakukan dengan maksimal, motivasi dan ucapan semangat itu terus berdatangan membanjiri Tim Marawis Daarul Fikri dari mulai yayasan, guru- guru hingga orang tua dan santri ikut membantu menyemangati kami. Tidak hanya itu, kami diberikan hadiah untuk babak final yaitu berupa seragam, walaupun bukan seragam marawis asli, tapi kami bersyukur bisa mendapatkan seragam untuk babak final, setidaknya kami tidak menggunakan kemeja putih lagi. Ada beberapa hal yang membuat kami tidak terlalu fokus untuk persiapan final tersebut. Di antaranya karena adanya penilaian tengah semester 1 yang dilaksanakan pada tanggal 11 – 16 September, sehingga kami harus membagi waktu untuk keduanya. Namun karena mendapatkan beberapa dispensasi dari sekolah akhirnya kami bisa lebih fokus kepada babak final tersebut. Tepat pada kamis 21 September 2023, kami dan seluruh santri serta guru IMAD Ikhwan bersama-sama berangkat ke ISTORA senayan GBK Jakarta untuk ikut berpartisipasi dalam acara Islamic Book Fair 2023. Kami bersiap dari pagi hari untuk berangkat, dari sini kami menaiki 3 bis yang sudah dibagi oleh panitia. Sesampainya di sana kami langsung masuk ke area IBF, di sana
18 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 kami berpencar terlebih dahulu untuk membeli buku hingga zuhur tiba. Sesuai dengan perjanjian di awal bahwa setelah zuhur kami harus berkumpul di stand daarul fikri untuk bersama-sama mengambil alat marawis di garasi bis dan bersiap siap untuk tampil di babak final. Pada pukul 13.00,WIB. Hari ke 2 babak final festival marawis pun dimulai, kami masuk ke area panggung utama dalam keadaan sudah siap dan langsung bergabung dengan para santri Imad Ikhwan yang berada di tribun sebelah kiri. Saat itu adalah penampilan yang ke 6, kami pun dipanggil Ustad Afkary untuk latihan terlebih dahulu di belakang panggung utama. Kami segera menuju tempat yang sudah beliau tempatkan yang pada saat itu kami berlatih di dekat toilet ikhwan. Pada saat itu adalah latihan terakhir kami sebelum naik ke atas panggung kehormatan. Tidak lupa juga kami berdoa bersama agar diberikan kelancaran dan hasil yang maksimal. “ Peserta selanjutnya yaitu adalah Pondok Pesantren Terpadu Daarul Fikri, Bekasi” itulah yang diucapkan MC pembawa acara pada saat itu. Dengan rasa bangga kami mulai menaiki panggung utama IBF 23 yang diikuti dengan teriakanteriakan dukungan dari para santri dan guru Imad Ikhwan serta SDIT Daarul Fikri, kami pun berharap dapat tampil dengan maksimal. Selama 10 menit kami berada di panggung utama tersebut, disaksikan oleh ratusan orang yang hadir saat itu. Tugas kami telah selesai, Lega rasanya setelah turun dari panggung utama tersebut. Kami pun sudah berusaha menampilkan yang maksimal dengan hasil latihan kami selama ini. Sekarang tinggal menunggu pengumuman yang akan diumumkan pada saat penutupan IBF 23 yaitu pada hari ahad 24 September 2023. 3 hari berlalu, kini saatnya IBF 23 akan ditutup secara resmi oleh panitia. Pukul 18.30 hari Ahad 24 September 2023, perwakilan dari kami mengikuti acara penutupan pada saat itu. Harapan kami pun hilang seketika, Tim Marawis Daarul Fikri lagi lagi harus menerima kekalahannya. Kami pun merasa bahwa harus ada yang ditingkatkan lagi dari penampilan kami. “ Yahh elahh kalah mulu kapan menangnya?” Banyak ledekan dari teman- teman kami ketika berita itu sampai di telinga mereka. Tapi kami yakin suatu saat nanti Tim Marawis Daarul Fikri akan membanggakan nama baik Daarul Fikri. Doain ya guys untuk lomba selanjutnya…. KEKALAHAN BUKANLAH AKHIR DARI SEGALANYA. Mungkin itu sedikit cerita tentang perjuangan kami ketika mengikuti festival marawis IBF 2023. SAMPAI JUMPA DIPENAMPILAN KAMI SELANJUTNYA KAWAN… w a s s a l a m u a l a i k u m Warahmatullhi Wabarakatuh.
19 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29
20 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 history
21 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29
22 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 mozaik 8 PENINGGALAN NABI YKeberadaan para Nabi pada zaman dahulu bisa ditelusuri melalui kitab-kitab yang menerangkan beragam kisah kehidupannya. Selain itu, kita bisa melacak bendabenda peninggalan para Nabi yang masih ada hingga saat ini. Inilah 7 peninggalan Para Nabi yang menggemparkan dunia bahkan menjadi incaran para arkeolog. 1. Al-Quran Quran Mushaf Utsman, kumpulan wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW dan disebutkan ditulis oleh Zaid bin Tsabit. Di mana Alquran dan hadits inilah yang bisa dibilang menjadi peninggalan Rasulullah yang paling berharga, menjadi pedoman dan tuntunan hidup semua umat Muslim di dunia yang tak lekang oleh waktu. 2. Kapal Nabi Nuh AS (Noah Ark) Kelompok peneliti dari China yang tergabung dalam Noah’s Ark Ministries International mengumumkan pada April 2010 bahwa mereka telah menemukan sisa-sisa perahu Nabi Nuh AS yang berada di ketinggian 4.000 m di Gunung Agri atau Gunung Ararat di Turki bagian timur. Para peneliti ini pun berhasil masuk ke dalam perahu tersebut dan mengambil foto dari beberapa specimen. Setelah diteliti, specimen yang mereka ambil berusia 4.800 tahun dan hal itu sangat cocok dengan apa yang digambarkan dalam sejarah. Para peneliti yang berjumlah 15 orang ini juga memamerkan sejumlah fosil kapal yang diduga berasal dari kapal Nabi Nuh AS, seperti tambang, paku, dan pecahan kayu. 3. Istana Nabi Daud AS Arkeolog asal Hebrew University, Yerusalem, Israel mengklaim dirinya telah menemukan dua bangunan besar yang pernah ditinggali oleh Sumber Ilustrasi: http://sangmisionaris.blogspot.com/ Sumber Ilustrasi: https://sains.sindonews.com/ Sumber Ilustrasi: https://inet.detik.com/ K
23 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 YANG MENGGEMPARKAN seorang raja. Bangunan tersebut merupakan istana dari Raja Daud (Nabi Daud AS) sebagaimana yang telah dikisahkan dalam sejumlah kitab suci, seperti Al-Qur’an dan Alkitab. Penemuan tersebut telah melalui proses yang sangat panjang. Hampir setahun lamamya arkeolog itu menggali sebuah situs yang diyakini sebagai Benteng Kota Yudea di Shaarayim, yakni sebuah tempat di mana Nabi Daud AS mengalahkan prajurit tangguh Raja Goliat dan akhirnya Nabi Daud AS pun mengalahkannya hanya dengan sebuah ketapel. 4. Tabut Perjanjian Nabi Musa AS Allah SWT telah mengutus Nabi Musa AS ke langit ke-tujuh dan ketika Nabi Musa AS kembali beliau membawa tabut perjanjian untuk para umatnya saat itu. Pada 1982, Ron Wyatt yang berprofesi sebagai arkeolog mengaku pernah menemukan tabut tersebut di Goa Yeremia Israel, Wyatt mengaku, banyak mengalami kejadian supranatural pada saat menemukan tabut itu. Ia dan anggotanya mengaku tidak berani membuka tabut tersebut. 5. Penemuan Bagian Kereta Raja Firaun di Laut Merah Dalam kisahnya, dijelaskan bahwa Nabi Musa AS pernah dikejar oleh bala tentara Firaun sampai ke Laut Merah dan atas pertolongan Allah SWT maka dengan tongkatnya Nabi Musa AS mampu membelah lautan dan juga melenyapkan tentara Firaun dalam sekejap. Pada Tahun 1998 silam, seorang arkeolog bernama Ron Wyatt mengklaim dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno di desa Laut Merah yang diduga roda kereta tersebut adalah milik Firaun. Selain menemukan bangkai roda kereta tempur, Wyatt bersama beberapa tim peneliti juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda di tempat yang sama. Penemuan lainnya yang didapat Wyatt adalah ditemukannya poros roda dari salah satu kereta kuda yang telah tertutup batu karang dan ditemukan juga roda dengan empat buah jeruji yang terbuat dari emas. Temuan-temuan ini semakin Sumber Ilustrasi: https://www.boombastis.com/ Sumber Ilustrasi: https://zonasurabayaraya.pikiran-rakyat. com/
24 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 memperkuat dugaan bahwa sisasisa kerangka tersebut merupakan bagian dari kerangka kereta tempur bala tentara Firaun yang tenggelam di Laut Merah. 6. Kitab Injil Barnabas Pada tahun 2013 umat Kristen dihebohkan dengan penemuan Kitab Injil Barnabas yang selama ini dirahasiakan oleh Turki. Injil Barnabas yang diperkirakan berumur 1500 tahun dan memakai bahasa aramik, yakni bahasa yang diyakini digunakan untuk berkomunikasi di zaman Nabi Isa AS. Barnabas sendiri adalah murid pertama Nabi Isa AS. 7. Situs Peninggalan Nabi Ibrahim AS Tim Arkeolog asal Inggris mengungkap sebuah temuan yang diyakini sebagai peninggalan Nabi Ibrahim AS. Temuan ini diperkirakan berusia 4.000 tahun dan dianggap sebagai pusat administratif untuk masyarakat sewaktu Nabi Ibrahim AS tinggal di kota tersebut sebelum akhirnya meninggalkan Kan’an. Dengan adanya temuan ini diharapkan akan ada tambahan pemahaman modern tentang terbentuknnya negara pertama di dunia. 8. Candi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman AS Salah satu peninggalan para nabi yang menggemparkan arkeolog adalah Candi Borobudur yang diyakini sebagai peninggalan Nabi Sulaiman AS yang diberikan keistimewaan dengan kemampuannya menaklukkan seluruh makhluk ciptaan Allah SWT, termasuk angin yang tunduk di bawah kekuasaannya atas izin Allah SWT. Banyak ulama dan ahli arkeolog mengatakan bahwa Candi Borobudur ini ada ketika zaman Nabi Sulaiman AS, meskipun sampai sekarang masih diperdebatkan oleh sebagian ulama dan para arkeolog lainnya. Sumber: https://www. mensobsession.com/article/ detail/1368/7- Sumber Ilustrasi: https://psbobby.wordpress.com/ Sumber Ilustrasi: https://phinemo.com/ Sumber Ilustrasi: https://www.boombastis.com/
25 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 SYAIKH AHMAD KHATIB AL-MINANGKABAWI jejak Syaikh Ahmad Khatib Al- Minangkabawi merupakan seorang ulama besar asal Minangkabau yang juga menjadi Imam Masjidil Haram. Ahmad Khatib AlMinangkabawi lahir di Koto Tuo, Agam, Sumatera Barat pada 16 Juni 1860 M bertepatan dengan 6 Dzulhijjah 1276 H. Memiliki nama lengkap Al ‘Allamah Asy Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah bin ‘Abdul Lathif bin ‘Abdullah bin ‘Abdul ‘Aziz Al Minangkabawi Al Jawi Al Makki Asy Syafi’i Al Asy'ari Rahimahullah Minangkabawi. Ia merupakan keturunan dari seorang ulama Minangkabau, Abdul Lathif Khatib. Banyak ulama-ulama besar yang bersinar atas didikan Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Salah satu diantaranya adalah Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Hadratusyaikh K. H. Hasyim Asy’ari, yang kelak menjadi pendiri salah satu organisasi Islam yang masyhur, Muhammadiyyah dan NU. Riwayat Hidup Ia memulai pendidikannya di Kweekschool atau Sekolah Guru di Fort de Kock, Bukittinggi sebelum menginjakkan kaki ke tanah suci pada umur 11 tahun. Pada tahun 1287 H, Ahmad Khatib diajak ayahnya Syaikh Abdul Lathif untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Setelah usai menunaikan ibadah haji, ia pun tinggal di Makkah untuk belajar, sementara sang ayah kembali pulang ke tanah air. Di Makkah, Syaikh Ahmad Khatib tidak mendapati kesulitan dalam belajar karena sejak kecil ia sudah mendapatkan pendidikan agama dasar seperti tauhid, fikih, akhlak, dan menghafal beberapa juz AlQur’an dari sang ayah. Sehari-hari di Makkah, selain belajar Syaikh Ahmad Khatib rajin mengunjungi toko buku yang ada di dekat Masjidil Haram, yaitu toko buku milik Muhammad Shalih Al Kurdi. Pemilik toko menaruh perhatian kepada Syaih Ahmad Khatib karena melihat kerajinan, ketekunan, kepandaian dan semangat menuntut ilmunya yang tinggi. Sehingga ia mengambil Syaikh Ahmad Khatib sebagai menantu. Syaikh Ahmad Khatib dinikahkan dengan putri pertama Syaikh Muhammad Shalih Al Kurdi yang bernama Khadijah. Dari pernikahan itu ia dikaruniai seorang putra bernama Abdul Karim (1300 – 1357 H), tak lama kemudian Khadijah meninggal dunia. Setelah
26 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 meninggalnya Khadijah, Syaikh Ahmad Khatib dinikahkan Muhammad Shalih Al-Kurdi dengan putrinya yang lain bernama Fathimah. Dari pernikahan ini ia dikaruniai dua orang putra yang memiliki kedudukan tinggi di Negeri Arab yaitu Abdul Malik, yang merupakan Redaktur koran AlQiblah, dan Abdul Hamid seorang penyair dan sastrawan Makkah. Awal mula Syaikh Ahmad Khatib menjadi Imam Masjidil haram, menurut penuturan Prof. Dr. Hamka adalah ketika Syaikh Ahmad Khatib menjadi makmum dalam salat yang diimami Syarif Aunur Rafiq. Di tengah salat Imam salah membaca ayat, kemudian spontan dibetulkan bacaannya oleh Syaikh Ahmad Khatib. Setelah salat usai, imam bertanya siapa yang membetulkan bacaannya, kemudian ditunjuklah Ahmad Khatib oleh makmum yang lain. Setelah itu, Syarif Aunur Rafiq mengangkat Syaikh Ahmad Khatib menjadi Imam di Masjidil Haram. Setelah menjadi imam dan ulama di Makkah, banyak orang yang berguru kepada Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Keluasaan Ilmu Keluasan ilmu Ahmad Khatib membuatnya tak gentar terlibat dalam pelbagai polemik keagamaan. Ia sempat berdebat dengan Sayyid Usman Betawi ihwal masjid yang akan digunakan untuk salat Jumat. Ahmad Fauzi Ilyas dalam “Polemik Sayyid Usman Betawi dan Syekh Ahmad Minangkabau tentang Salat Jumat” yang dimuat di Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies (Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2018) mengisahkan polemik bermula saat seorang tokoh Palembang bernama Masagus Abdul Hamid mendirikan masjid jami pada 1890-an. Ia mendirikan masjid itu untuk salat Jumat selain di masjid lama, yaitu Masjid Agung Kesultanan. Ulama-ulama Palembang berselisih pendapat soal boleh tidaknya melaksanakan salat Jumat di masjid baru tersebut, sehingga penghulu Muhammad Aqil melayangkan surat kepada Sayyid Usman sebagai Mufti Batavia untuk meminta keterangan darinya. Sayyid Usman menjawabnya dengan menulis sejumlah buku, yakni Jam’al-Fawa’id mimma Yata’allaq bi Shalat al-Jum’ah wa alMasajid dan Menyenangkan Hati yang Bimbang di dalam Perihal Jumat di Palembang. Kedua buku tersebut menolak keabsahan salat Jumat di masjid baru. Tak hanya penghulu, Masagus Abdul Hamid juga berkirim surat kepada Ahmad Khatib ihwal permasalahan tersebut. Dan jawabannya adalah membolehkan melaksanakan salat Jumat di masjid baru itu. Selanjutnya Masagus Abdul Hamid meminta fatwa juga kepada Sayyid Usman. Dan lagi-lagi Mufti Batavia itu menjawabnya dengan menulis buku yang menyatakan jawaban Mufti Syafi’i di Makkah itu keliru karena berdasarkan informasi pertanyaan yang salah. Oleh Masagus Abdul Hamid, buku tersebut dikirimkan kepada Ahmad Khatib, yang kemudian dibalas olehnya dengan menulis buku. Perdebatan berlangsung lama karena kedua tokoh agama ini saling mempertahankan argumentasinya dengan saling bantah lewat buku
27 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 yang mereka tulis. Polemik lainnya yang melibatkan Ahmad Khatib adalah soal tarekat Naqsabandiyah. Masih dalam jurnal yang sama, Ahmad Fauzi Ilyas menerangkan permulaan perdebatan tersebut. Sekali waktu, muridnya yang bernama Syekh Abdullah Ahmad menulis surat kepadanya yang berisi permintaan fatwa terkait tradisi tarekat Naqsabandiyah yang berkembang di Minangkabau. Kepada muridnya Ahmad Khatib menjelaskan tarekat yang diajarkan Nabi Muhammad adalah tarekat yang berkesesuaian antara syariat dan tarekat. Menurutnya, seperti dikutip Ahmad Fauzi Ilyas, ada sembilan wasiat yang diajarkan para sufi jika hendak menempuh tarekat yang benar, yakni tobat, qana’ah, zuhud, belajar ilmu syariat, menjaga sunah dan adab Nabi, tawakal, ikhlas, uzlah, dan menjaga waktu dalam ketaatan secara total. “Kesimpulan yang ingin ditekankan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau adalah bahwa tarekat yang benar yaitu tarekat Nabi, sahabat, dan ulama-ulama terdahulu yang mengedepankan syariat dalam tarekat,” tulis Fauzi Ilyas. Ia menambahkan, hal ini berbeda dengan tarekat Naqsabandiyah yang berkembang di Minangkabau, yakni dengan cara mereduksi makna dan pengalaman dalam bentuk baiat dan wirid yang diajarkan guru tarekat kepada murid dengan mengesampingkan syariat. M.C. Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (2008) mencatat alasan serangan Ahmad Khatib terhadap tarekat Naqsabandiyah adalah karena ia menilai praktik-praktik itu bidah. “Syekh Ahmad Khatib mengkritik beberapa ajaran dan amalan tarekat Naqsabandiyah (khususnya) sebagai bid’ah dan syirik. Kritikkritik itu serta merta dijawab dengan risalah apologetic dari Syekh-Syekh Naqsabandiyah,” tulis Fadhlan Mudhafier dalam Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawy: Pemikiran dan Perjuangannya (2013) Perdebatan ini tidak hanya berlaku bagi orang Minangkabau, tapi meluas ke beberapa wilayah lain di Nusantara. Sebagaimana peristiwa pengusiran yang terjadi pada Ahmad Khatib saat mengajar di Masjidil Haram, peristiwa ini juga melibatkan Haji Rasul yang ikut mengkritik tarekat Naqsabandiyah secara tajam. Perdebatan ini berlangsung lama. Bahkan menurut catatan Fadhlan Mudhafier, syekh-syekh Naqsabadiyah terus melakukan sanggahan terhadap pendapat Ahmad Khatib sampai dekade 1980-an. Sebagai catatan, menurut Ahmad Fauzi Ilyas dalam “Syekh Ahmad Khatib Minangkabau dan Polemik Tarekat Naqsabandiyah di Nusantara" yang dimuat dalam Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies (Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2017), secara umum Ahmad Khatib sebenarnya tidak anti terhadap tarekat. Ia hanya mengkritik amalan-amalan yang dilakukan dalam tarekat Naqsabandiyah. “[Hal itu] terbukti, [karena] ia memberikan [keterangan tentang] tarekat yang diamalkan Nabi Saw, para sahabat, dan ulama-ulama sufi terkenal di abad-abad silam,” pungkasnya. Wafat Syaikh Ahmad Khatib wafat pada hari Senin, 8 Jumadil Awal 1334 H/1916 M. Sumber: https://www.akurat. co/; www.liputan6.com; https:// www.tanamonews.com/; https:// id.wikipedia.org/;
28 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 JUDUL : IYAN BUKAN ANAK TENGAH PENULIS : ARMARAHER PENERBIT : AKAD X SQUAD TERBIT : 12 MARET 2023 HALAMAN : 292 HALAMAN ISBN : 978-623-09-1845-2 PERESENSI : SYAHLA NADIA (XI IMAD AKHWAT) KESABARAN TANPA BATAS R RESENSI “Riyan hanya ingin diperlakukan adil, disayangi sebagaimana mestinya, bukan dicampakkan dan dijadikan sebagai prioritas terakhir oleh orang tuanya.” Cerita ini menggambarkan kekecewaan sang anak terhadap orangtua. Kala itu orangtuanya merasa kehadiran seorang Riyan sangat tidak tepat, karena keadaan ekonomi saat itu sangat menurun yang membuat o r a n g t u a n y a merasa Riyan adalah anak yang tidak diinginkan kehadirannya. Riyan Akreal Putra atau akrab dipanggil Iyan. Ia merupakan anak tengah yang memiliki dua peran sekaligus sebagai adik dan kakak. Iyan merasa terbuang karena keberadaannya terabaikan. Setiap hari berbagai pertanyaan tanpa jawaban ini selalu datang .”Apa anak tengah tak cukup layak untuk merasakan kasih sayang yang sama seperti yang kedua saudaranya dapatkan?”. T e r k a d a n g Riyan iri dengan abang dan adiknya yang selalu m e n d a p a t k a n perhatian serta kasih sayang yang lebih dari orangtuanya. Iyan selalu berharap berada ditengah-tengah k e l u a r g a n y a yang hangat, dianggap ada sekaligus disayangi s e b a g a i m a n a yang abang dan adiknya rasakan, k e h a d i r a n n y a bukan sematamata hanya karena dibutuhkan saja. Namun, bisakah Riyan bertahan ketika rasa sabarnya sudah diambang batas? Sumber Ilustrasi: https://shopee.co.id/ & https://www.gramedia.com/
29 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 JUDUL : SI ANAK PELANGI PENULIS : TERE LIYE PENERBIT : SABAKGRIP TERBIT : 2021 (CETAKAN PERTAMA) TEBAL : 367 HALAMAN ISBN : 978-623-96074-3-2 PERESENSI : AISYA A. (IMAD AKHWAT) BERBEDA BUKAN BERARTI HINA K Kisah ini memberi kita pengalaman bahwa Tuhan tidak menentukan kemuliaan seseorang dari warna kulit, mentang-mentang kulitnya putih bersih seperti kapas, lantas ia jadi mulia? Atau kulitnya hitam juga jadi hina? Tuhan juga tidak memandang k e m u l i a a n seseorang dari asal usul suku dan daerah, warna kulit dan bentuk rambut. Mengapa manusia merasa hebat sekali karena warna kulitnya?, merasa lebih terhormat karena sukunya. M e r a s a lebih hebat itu tidak boleh d i t u n j u k k a n dengan menjelek-jelekkan orang lain. Kalau kalian merasa lebih hebat tunjukkanlah lewat prestasi, sehingga orang lain akan dengan sendirinya menyadari bahwa kalian lebih hebat. Menjadi orang hebat yang bermanfaat. Kemuliaan juga tidak ditentukan oleh tinggi rendahnya jabatan, banyak sedikitnya harta. Ada seorang sahabat nabi, dia bukan pejabat bukan pula orang kaya, tidak memiliki kebun, tidak juga memiliki peternakan. Dia hanya seorang hamba biasa berkulit hitam yang dimerdekakan. Tapi adalah seorang hamba mulia. “ Itulah Bilal bin Rabbah”, kata Buya Syafi’i – seorang guru mengaji di p e r k a m p u n g a n yang berada ditengah kota. M e n g a p a guru mengaji berbicara seperti itu? Pada saat itu, di perkampungan yang awalnya damai dan solidaritasnya kuat, tersebar hasutan-hasutan berbentuk tulisan. Mengadu domba, siapa yang kulitnya hitam dia akan terlihat hina, terlihat paling berbeda. Sumber Ilustrasi: https://www.tokopedia.com/ & https://elibrary.bsi.ac.id/
30 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 PUISI START FROM THE IMPOSSIBLE SUARA QOLBUN CEMBURU Karya: Al-Hafizh (XI Syariah) Karya: M. Muqtafi (X IMAD Ikhwan) Karya: Alfarizi R. (XI IPA IMAD Ikhwan) SENDAL HILANG Karya : Fadil Abdillah (IMAD Ikhwan) Kamu di mana saat ini? Kamu dengan siapa saat ini? Apakah masih mengingat aku? Apakah masih sayang padaku? Aku yang keterlaluan dalam hal mencintaimu Aku ingin menghentikan kecurigaanku ini Saat kau jauh dariku Lagi dan lagi, aku kesulitan dalam melakukannya Kau tak beri kabar barang sebentar saja Aku langsung curiga Apakah aku sudah keterlaluan? Maafkan aku yang suka cemburu ini Diinjak, direndahkan Pindah sana kemari tanpa alasan Penyakit menular tak terhentikan Semua ‘kan menjadi pijakan Tak kenal, tak peduli Memang sudah tradisi Aku bukan korban pertama Kawanku menjadikannya tema Menjadikan sasaran telah lama Tradisi buruk berirama Semua ini sama Sadarkan kaki terluka ‘kan terbiasa Sabar dilaksana Dari hina dina Di sini, di hamparan sajadah Aku kembali bersimpuh Di tubuh subuh yang teduh Menghadap sang pencipta alam Meski telah habis segala ucapan Tapi, aku masih membilang Menghatur doa, merangkai kata Di ujung imaji yang bermunajat Dirimu tak raib dalam rambang Dan dalam hangatnya hari-hari Yang kau pintal Lewat keindahan perilakumu Lewat pembuktian yang tiada henti Dan lewat komitmen serta kukuhnya darimu hingga kini Memandangmu seakan aku selalu ingin memelukmu Lekukan wajahmu yang begitu indah Senyummu bagaikan candu Suara lembutmu yang selalu menyentuh Hei, maukah kau hidup bersamaku? Menemaniku disetiap waktu Menasihatiku jika aku salah Bersama kita membangun rumah tangga yang sakinah Sungguh, aku sudah terlanjur mencintaimu Terimalah niat baikku untuk menkhitbahmu Aku akan melakukan apa yang memang sudah menjadi tugasku Sungguh, aku uhibbuki fillah…
31 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 JIWA DUNIAKU UNTUKMU YANG DI SANA Karya: Addin F. (X IMAD Ikhwan) Karya: M.Arfa Nur Hariri (X Syariah) Karya: Agam F. (X Syariah) Ku tak lama berjumpa Tersisalah sebuah sapa Bersamaku kita betapa Orang bilang “apa?” Melihatku lalu terlupa Ini episode apa? Dirasa meresahkan Lalu, ditahan tangan “Kamu mau main apa?” Begitu katanya Bermain senjata terampuh Menyebabkan lumpuh Meradang di seluruh tubuh Kugunakan sebelum waktu subuh Hei… Bangun! Tersadar mata ini membulat Tangan ini pun melekat Pada kayu dilembekkan Menjadi lembaran kekosongan Kutumpahkan rasa ini Deritaku selama ini Tak ada seorang ‘kan mengerti Skenario sang maha teliti Keping-keping rumah Bertebaran tak tentu betah Kita singgah, dari satu jengah Ke pindah yang lain Bahwa memang Anak-anak resah minta ditimang Di antah berantah paling tenang Menidurkan marah yang periang Aku lupa rasanya seperti apa menyembunyikan sesuatu Karena ternyata sejak kepergianmu Tak ada lagi yang benar-benar peduli Jangankan tuk bertanya tentang bagaimana rasa Bertanya tentang apa kabar hari ini saja… Tak lagi ada yang bersedia Boleh aku bilang jika aku rindu padamu… Dan segala yang melekat padamu Aku rindu dengan segala peduli yang diabaikan Dengan curiga dibalik kekhawatiran… Aku rindu… Aku rindu dengan seluruh resah yang nyatanya adalah peduli untuk didengar Aku serindu itu, namun lagi-lagi harus ditahan Sekali lagi, izinkan aku menerbangkan rindu itu Tenang, hanya lewat kata-kata yang jarang dimengerti orang lain Untukmu yang kini tak lagi berada di dekat
32 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 Karya: Reira Maia (Guru SDLIBURAN CERPEN M Sumber Ilustrasi: https://id.theasianparent.com/ Malam baru saja menyapa saat Mahmud dan kedua orang tuanya selesai menikmati makan malam. Peluh masih terlihat membasahi dahi bocah berusia enam tahun itu. Mungkin saja, disebabkan oleh rasa pedas dari sambal bawang buatan sang ibu. "Buk, tadi aku ketemu Reno. Dia cerita kalau habis dari kebun binatang. Di sana katanya ada Kuda Nil dan Singa, loh, Buk. Aku, kok, jadi ingin ke sana juga, ya?" celetuk bocah berkulit hitam itu. Ibunya yang sedang memijat kaki sang bapak melirik anak lelakinya sembari tersenyum. Ia masih setia mendengarkan celotehan Mahmud yang terdengar begitu antusias. "Iya, loh, Buk. Katanya dia itu liburan. Dia juga ke hotel di kota itu, Buk. Katanya di sana ada kolam renang. Airnya itu jernih sekali. Enggak seperti kolam punya Pak Burhan yang biasa dipakai anakanak jeburan itu." Kali ini, ibunya semakin terkekeh. Tak beda dengan sang bapak yang ikut tertawa mendengar Mahmud bercerita. "Lah, iya. Berenang di kolam renang di hotel situ harus bayar. Kalau kamu berenang di kolam Pak Burhan gratis. Kan, barengan sama bebeknya Pak Burhan." Bapaknya berkata sembari tertawa geli. Adaada saja anaknya ini. Mahmud terlihat kesal dengan candaan bapaknya. Padahal, sebenarnya ia memiliki maksud tersendiri dengan menceritakan apa yang didengar tadi dari Reno. "Nanti kalau Bapak dan Ibu sudah punya uang banyak baru kita berenang di kolam renang hotel, ya?" "Kapan, Buk? Uangnya saja enggak pernah banyak, kok," celetuk Mahmud. Seketika suasana menjadi hening. Mahmud, bocah berambut merah karena terlalu sering terkena matahari itu sudah terbiasa hidup serba kekurangan. Anak lelaki yang seharusnya sudah mulai mengenyam pendidikan dini masih harus berkutat dengan pekerjaan untuk membantu kedua orang tuanya. Menurut sang ibu, lebih baik tahun depan saja ia bersekolah. Sekalian masuk sekolah dasar karena biaya TK pastinya mahal dan tak bisa mereka jangkau. Saat anak seusia Mahmud sedang asyik bermain bersama
33 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 SDIT Daarul Fikri Cendikia) Tiga hari berlalu, kegiatan Mahmud masih sama seperti biasanya. Ia mencari keong untuk pakan bebek. teman-temannya, beda hal dengan bocah itu. Ia harus berkutat dengan keong sawah sebagai pakan bebek milik Pak Burhan. Awalnya, Mahmud hanya iseng membantu bapak di sawah saat menyiangi padi. Ia membantu mengumpulkan keong yang memakan tanaman pemilik sawah tersebut. Saat itu, Pak Burhan yang sedang mencari hewan bercangkang itu melihat apa yang dilakukan Mahmud. "Le, kamu kalau mau bantu nyari keong bakal Bapak kasih duit. Kamu mau?" ucap Pak Burhan waktu itu. Tentu saja langsung diiyakan oleh Mahmud. Baginya, bisa mendapatkan uang itu tentu sangat menyenangkan. Apalagi bisa membantu bapak dan ibunya. *** Tiga hari berlalu, kegiatan Mahmud masih sama seperti biasanya. Ia mencari keong untuk pakan bebek. Saat di perjalanan menuju rumah Pak Burhan, ia kembali bertemu dengan Reno. "Mud, kamu masih belum liburan, toh? Padahal, waktu libur cuma sampai Minggu besok, loh." "Bapakku belum ada uang untuk pergi liburan." "Kasian banget, toh. Enak, loh, liburan itu. Jalan-jalan jauh. Lihatlihat yang bagus-bagus." "Lihat apa yang bagus?" "Ya, banyak pokoknya." Reno semakin meyakinkan Mahmud jika ia akan menyesal bila tak segera pergi berlibur. Mahmud hanya berdiam. Ia juga tak tahu mau membalas apalagi dengan ucapan Reno itu. Soalnya, ia juga tak pernah tahu apa hal bagus yang didapat jika pergi jalan-jalan. "Ya, sudahlah. Kamu memang enggak tahu juga. Makanya, bilang bapakmu itu ajak jalan-jalan. Supaya kamu bisa lihat yang bagusbagus." Setelah berkata demikian, Reno berlalu dan membiarkan Mahmud kembali melangkah ke rumah Pak Burhan.
34 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 Sesampainya di rumah Pak Burhan, anak lelaki itu segera meletakkan ember yang berisi keong. Ia pun mendapatkan upah sebesar dua ribu rupiah dari lelaki peternak bebek itu. "Ini, Bapak kasih kamu telur bebek buat lauk. Kasih ke ibumu biar digoreng nanti," kata Pak Burhan yang memberikan rezeki lebih untuk Mahmud. Anak lelaki itu tampak berbinar. Ia tersenyum senang karena mendapat upah lebih untuk hari ini. Pikirannya kini sudah berkelana. Bocah itu tidak lagi mengindahkan pesan Pak Burhan. Sebab, ia berpikir bagaimana bila telur tersebut dijual dan uangnya bisa digunakan untuk jalan-jalan nanti. *** Malam kembali menjelang. Mahmud dan kedua orang tuanya sedang bercengkrama di ruang keluarga. Mereka duduk di lantai beralaskan tikar lusuh pemberian tetangga. "Buk, tadi itu aku dikasih telur bebek sama Pak Burhan. Pak Burhan baik banget, aku dikasih tiga telur. Tapi, tadi telurnya aku jual ke kios, Buk," ucap Mahmud. Ibunya mendelik tak percaya mendengar ucapan Mahmud. Tak lama kemudian, bocah lelaki itu beranjak menuju kamar dan mengambil uang hasil menjual telur tadi. "Ini, Buk. Telurnya tadi dibeli harga sembilan ribu. Aku titip, ya, Buk. Nanti aku mau kumpulin uang lagi biar kita bisa liburan seperti Reno itu." Tak terasa, mata ibunya tampak berkaca-kaca setelah mendengar ucapan Mahmud. Ia merasa kasihan karena belum bisa mengabulkan keinginan anaknya. Rasanya begitu sesak saat sang anak yang selama ini selalu menerima segala kekurangan dari keluarga kecil mereka itu. *** Seminggu kemudian, ibu dan bapak Mahmud pulang lebih awal dari sawah. Mereka ingin mengabulkan keinginan Mahmud. Meski apa yang diberikan nanti masih jauh dari harapan, paling tidak keduanya sudah berusaha Sumber Ilustrasi: https://www.detik.com/
35 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 untuk membahagiakan anaknya. "Le, cepat mandi. Pakai bajumu yang dikasih Pakde pas lebaran kemarin. Ibuk mau ajakin kamu jalan-jalan," ucap ibunya ketika Mahmud baru saja sampai rumah setelah tadi mencari keong. Tanpa menunggu lama, Mahmud segera mengikuti perintah ibunya. Ia tentu sangat bahagia karena akan jalan-jalan bersama kedua orang tuanya. Lima belas menit kemudian, mereka berjalan ke arah jalan raya yang berada di depan kampung. Mahmud tak banyak bertanya ke mana mereka liburan kali ini. Ia hanya tahu jika mereka akan liburan. "Le, kamu tahu liburan itu sebenarnya apa, sih?" tanya bapaknya sembari melangkah beriringan. "Ya, katanya Reno liburan itu jalan-jalan sama keluarganya. Pergi ke tempat yang bikin senang gitu. Di sana juga banyak yang bagus-bagus. Katanya gitu," jelas Mahmud menceritakan apa yang disampaikan Reno. "Berarti, kalau kamu jalan sama Bapak dan Ibu gini sudah masuk liburan belum? Kan, kita jalan-jalan sama keluarga?" Mahmud mengernyit. Ia juga jadi bingung sendiri dengan pertanyaan bapaknya. "Iya, tapi bukan hanya jalan begini, toh, Pak. Harusnya kita ke mana gitu." Bapaknya tak lagi merespon Mahmud. Lelaki itu hanya terdiam sembari menggandeng anaknya. Hingga kemudian, mereka berbelok di sebuah warung. Semangkuk bakso telah tersanding di hadapan mereka. Aroma gurih menyeruak di indera penciuman dari asap yang mengepul dari kuahnya. Sejenak, Mahmud dan kedua orang tuanya hanya terdiam memandang olahan daging tersebut. "Sudah, kamu makan dulu itu baksonya. Sekarang kita sudah jalan-jalan sama keluarga, kan. Doakan nanti Bapak sama Ibu punya uang lebih banyak supaya bisa ngajak kamu ke kebun binatang seperti Reno itu," ucap bapaknya. Sang ibu tersenyum sembari mengusap lembut punggung Mahmud. Bocah lelaki itu hanya terdiam. Ia menunduk dalam sambil menahan tangis. "Sudah, jangan nangis. Bapak sama Ibu lagi ngumpulin uang supaya tahun ini kamu bisa daftar sekolah. Ibu mau kamu bisa jadi anak pintar. Biar bisa jadi anak sukses nanti. Jadi, kamu yang bakal ngajak Ibu dan Bapak liburan nanti." Mahmud mendongak. Ia menatap ibunya yang berada di sebelah kanan. Sembari mengusap air matanya, anak lelaki itu pun mengangguk. Inilah liburan sederhana bagi Mahmud. Ia memang masih kecil, tetapi anak itu sudah bisa sedikit memahami keadaan keluarganya. Mahmud tak ingin lagi meminta hal yang memang berat bagi kedua orang tuanya. Anak lelaki itu bertekad akan membalas segala kebaikan bapak dan ibunya. Sama seperti sekarang, mereka rela dilihat sebelah mata oleh para pengunjung warung karena hanya memesan semangkuk bakso yang akhirnya dimakan bertiga. Tamat
36 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 Kadang kala, manusia memiliki kenangan yang berkaitan dengan turunnya hujan. Ada yang berbuah kenangan manis, ada juga yang membuat kita trauma dengan turunnya hujan. Hal itu bisa membuat kita membenci bahkan takut dengan turunnya sang rintik-rintik air dari langit. Akan tetapi, berbeda halnya dengan seorang gadis yang tengah mengamati derasnya hujan dari balik jendela kamar. Gadis itu tersenyum seraya berkata, “Hujan, terima kasih sudah hadir disaat aku sedang rindu dengan mama”. Gadis itu bangkit dan segera keluar kamar, menuju pintu depan. Ia berlari menerjang hujan yang masih turun dengan derasnya. Gadis itu bermain di bawah hujan, ingatannya hanya tertuju pada mamanya yang sudah tenang di alam sana. Memang aneh, disaat orang lain membenci hujan karena orang yang dicintainya pergi saat hujan, berbeda dengan gadis itu. Ia justru tersenyum lebar sambil menengadahkan kepalanya ke atas langit hitam keabu-abuan yang sedang menumpahkan tangisannya. “Zaura, berhenti bermain hujan! ,nanti kamu sakit nak…”,itu suara Nenek Zaura yang berada di ambang pintu, mengarah ke Zaura yang sedang bermain hujan sendirian. Karya: Azkia A. (XI IMAD Akhwat) HUJAN, KENANGAN, DAK Sumber Ilustrasi: https://id.pinterest.com/
37 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 “Sebentar Nek! Zaura masih kangen sama Mama!” Nenek yang mendengar itu menggelengkan kepalanya heran. “Sudah cukup Zaura! Kamu bisa demam” Zaura masih tak memedulikan perkataan neneknya, gadis itu terus berlarian kecil di bawah guyuran hujan. “Mama, Zaura datang! Zaura kangen banget sama Mama. Jangan tinggalin Zaura lagi ya!” Seru Zaura. Suaranya hanya bisa didengar oleh hujan, langit, dan sekitarnya. Saat sedang asyik bermain hujan, tiba-tiba kepala Zaura terasa sangat berat, badannya keram, hidungnya seketika mengeluarkan banyak darah. Dalam hitungan detik, Zaura merasa pandangannya buram dan langsung menghitam. Tubuhnya ambruk di atas rumput, di bawah hujan yang setia turun dengan deras. Nenek yang melihat itu panik, langsung berlari kearah Zaura dan menepuk pelan wajah Zaura yang sudah pucat.”Nak, ayo bangun. Ini Nenek, sayang…” Kakek yang tiba-tiba muncul di teras terkejut dan langsung lari menggendong Zaura masuk kedalam rumah. Kakek membaringkan tubuh basah Zaura di sofa ruang tamu, memeriksa keadaan cucunya. *** Di suasana yang berbeda. Seorang gadis berada di tempat putih kosong, seolah tiada kehidupan didalamnya. Gadis itu kebingungan. “ Aku dimana? Hei, apa ada orang di sini?!” teriak gadis itu ketakutan. “Hei Zaura! Tenang, ada mama di sini” ujar mama dengan suara tenang dan lembutnya. “Mama?! Ini Zaura, mama di mana?” Zaura ketakutan. Wujud mamanya tidak terlihat hanya terdengar suara lembutnya saja. Zaura memutari sekelilingnya dan seketika ia menemukan mamanya. Mamanya terlihat berbeda dari penampilan yang biasa ia lihat. Melihat mama tersenyum lembut dengan memakai pakaian serba putih dan wajah yang cerah bersinar, Zaura ikut tersenyum bahagia. “Mama, kok bisa ada disini?” Zaura bertanya sambil mendekat kearah mama. “Mama juga kangen sama kamu Zaura”. Mama merentangkan tangannya, menyuruh Zaura untuk memeluknya. Air mata Zaura mengalir begitu saja. “Akhirnya mama bisa peluk kamu, Nak. Kamu mau ikut mama?” tanya mama, membuat Zaura melepas pelukannya. Ia mendongak kearah mama. AN HILANG Di suasana yang berbeda. Seorang gadis berada ditempat putih kosong, seolah tiada kehidupan didalamnya. Gadis itu kebingungan.
38 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 “Ikut kemana, Ma?” Zaura bingung. “Ikut aja yuk, Mama udah kangen banget sama kamu Zaura. Kamu kangen ga sama Mama?” “Zaura juga kangen banget sama Mama. Bahkan Zaura tiap lihat hujan selalu inget Mama. Padahal dulu Zaura takut hujan” jelas Zaura. “Jadi, kamu mau ikut Mama? Mama kasihan lihat kamu di sana selalu sedih. Mama mau lihat kamu bahagia sama Mama di sini” Mama menjulurkan tangannya, membuat Zaura tersenyum lalu mengangguk. “Iya, Ma. Zaura mau tinggal sama Mama aja” Zaura membalas juluran tangan mamanya. Mama mengajak Zaura menuju cahaya yang berada tak jauh dari mereka. *** Di waktu yang sama, di tempat yang berbeda. Zaura masih belum membuka matanya. Sekarang gadis itu dibawa oleh nenek dan kakeknya ke rumah sakit, karena sudah dua jam Zaura belum juga membuka matanya. Berjam-jam diperiksa oleh dokter di ruangan ICU. Waktu terus berjalan, nenek dan kakek masih setia menunggu kabar cucunya yang sedang bertaruh nyawa di dalam. Hingga akhirnya dokter keluar dari ruangan . “Maaf, Pak, Bu. Apa ini keluarga dari pasien? “ “Iya, Dok. Saya kakeknya.” Kakek yang menyahut. “Mohon maaf sebelumnya. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin agar pasien Zaura terlepas dari masa komanya. Tetapi, sepertinya Zaura tidak ingin membuka matanya” “Maksud Dokter? “ “Maaf sekali, pasien Zaura sudah dinyatakan tidak bernyawa lagi” “GAK! GAK MUNGKIN! CUCUKU!” Nenek menangis histeris, berlari menuju pintu ICU dan melihat Zaura sudah memejamkan mata, ada sedikit senyum terbit diwajahnya. Kakek berusaha menenangkan nenek yang memegang wajah Zaura. “Zaura… kejadian dia m e n i n g g a l persis seperti ibunya. Kenapa kamu pergi secepat ini, Nak? Semoga kamu tenang disana bersama ibumu ya, Nak… Nenek dan Kakek akan selalu merindukanmu, Zaura…” Sumber Ilustrasi: https://id.pinterest.com/
39 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 Karya: Harun Yahya (X IMAD Ikhwan) HIDUP JUJUR “Amiiinnn!” panggil seorang laki-laki kepada temannya yang bernama Amin yang berada di dalam rumah. “Apaan,” jawab orang yang dipanggil Amin setelah membuka pintu rumahnya. “Kamu hari ini jadi ke TPQ-nya, Ustaz Apin?” tanya temannya Amin. “Jadi, kok. Yo,” jawab Amin kepada temannya, Malio. “Yaudah, ayo kamu siap-siap. Udah jam empat, nih. TPQ-nya mulai jam empat biasanya.” “Oh, oke. Aku siap-siap. Kamu tunggu situ aja ya… ” ucap Amin sambil menunjuk teras rumahnya. “Iya. Yaudah sana. Jangan lama- lama mandinya.” “Sip.” Setelah cukup berbincang, Amin langsung bergegas mandi. Ia mandi tidak seperti biasanya. Biasanya Amin mandi sebentar 30 menit. Namun, kali ini Amin mandi lebih cepat karena tidak mau membuat Malio menunggu lama. “Yo, ayo berangkat,” ajak Amin. Yang dipanggil tidak ada suaranya. Amin menoleh untuk melihat Malio. Apa yang dia lakukan sampai ketika Amin memanggilnya Malio tidak menyahut? Amin kaget melihat Malio ternyata sedang tertidur di teras rumahnya. Ternyata waktu Amin mandi masih terlalu lama bagi Malio. Padahal tadi aku mandi Cuma 20 menit deh, pikirnya. “Yo, Malio,” panggil Amin membangunkan Malio sambil menggoyang sambil menggoyangkan kakinya. “Hmmm.” Malio menggeliat. “Ayo berangkat., Yo.” “Buset dah, baru selesai mandinya?” tanya Malio ngegas. A Sumber Ilustrasi: https://id.pinterest.com/
40 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 Padahal Malio baru bangun dari tidurnya. “Iya, hehe.” Yang ditanya malah cengengesan. “Bentar, kan?” tanya Amin, “Cuma 20 menit, kok,” lanjutnya. “Bentar apaan. 20 menit tuh lama. Aku aja sampe ketiduran di teras rumah kamu.” “Hehe, udahlah. Mending kita berangkat. Daripada ngomongin waktu mandi.” “Yaudah, ayo,” ajak Malio. Amin dan Malio berangka hanya menggunakan sandal alas jalan kaki. Karena jarak antara rumah Malio dan Amin ke tempat TPQnya Ustaz Apin tidak terlalu jauh. Alhasil mereka sampai pada pukul 04:15. Walaupun telat. Mereka tetap masuk ke dalam dan untungnya Ustaz Apin tidak bertanya. “Baiklah anak-anak. Mungkin kita cukupkan halaqoh Al-Quran kita pada sore hari ini dengan membaca hamdalah.” “Alhamdulillahi robbil alamin.” “ Dan doa Kafarotul Majlis.” “ S u b h a n a k a l l a h u m m a wabihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik.” “ A s s a l a m u a l a i k u m warahmatullahi wabarakatuh.” “ W a a l a i k u m u s s a l a m warahmatullahi wabarakatuh,” jawab para santri TPQ. “Malio, Amin. Kalian sini dulu,” panggil Ustaz Apin. Malio dan Amin mendekat ke Ustaz Apin. “Kenapa, Ustaz?” tanya Amin. “Kalian tadi kenapa telat?” “Oh itu, Ustaz. Tadi kan sebelum saya berangkat ke sini, saya ke rumah Amin untuk mengajaknya berangkat bareng. Tapi si Amin belum mandi, Tadz. Yaudah saya tungguin kan. Eh Taunya si Amin mandinya lama banget sampe 20 menit. Saya aja sampe ketiduran, Stad. Nah, terus pas saya berangkat ke sini bareng Amin, kami berangkatnya naik sendal, Stad,” ucap Malio menjelaskan. “Bentar-bentar, naik sendal?” tanya Ustaz Apin, “Gimana tuh maksudnya?” “Ya kan kami jalan kaki, Stad.” “Oh gitu, terus?” “Yaudah, akhirnya kami nyampe sini telat 15 menit, Stad,” Ucap Malio mengakhiri penjelasannya. “Hmmm, gitu. Yaudah kalo gitu besok-besok kalian lebih disiplin lagi, ya.” “Iya, Stad,” jawab Amin dan Malio. “Yaudah sana pulang. Keburu maghrib.” “Ok, Stad. Assalamualaikum,” salam Amin dan Malio. “Waalaikumussalam.” Setelah pamit dengan Ustaz Apin, Amin dan Malio langsung pulang ke rumah mereka masingmasing. Yang pasti mereka pulang bersama. Keesokan harinya, Malio Kembali menjemput Amin untuk pergi ke TPQ bersama. Awalnya Malio mengira kalau ia akan bertemu Amin dalam kondisi diri Amin “Ya iyalah, asal kamu tahu nih ya, jujur itu adalah salah satu akhlak rasulullah yang patut kita teladani.”
41 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 yang belum siap, namun Malio salah. Ketika Malio datang, ia kaget setelah melihat Amin yang sedang menunggu kedatangan Malio di teras rumahnya. “Lah, Min. Udah siap aja kamu?” “Iya dong. Aku gamau telat lagi kayak kemarin, Yo. Ga enak soalnya kalo ditegur lagi sama Ustaz Apin.” “Oh gitu. Yaudah, ayo kita langsung berangkat aja,” ajak Malio. “Yuk.” Keren banget ya, si Amin. Sadar dengan kesalahannya dan tidak ingin mengulanginnya kembali. Mantap banget dah, batin Malio. ***** Amin dan Malio sampai di TPQ Ustaz Apin tepat waktu, bahkan bisa dibilang terlalu cepat. Namun, mereka tidak terlalu menanggapi hal itu, karena tujuan mereka datang ke TPQ bukan untuk cepatcepatan siapa yang datang duluan, melainkan untuk mengaji bersama Ustaz Apin. Halaqoh Selesai. “Terima kasih ya anak-anak, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,” tutup Ustaz Apin. “ W a a l a i k u m u s s a l a m warahmatullahi wabarakaatuh,” jawab para murid bersamaan. Para murid menyalami tangan Ustaz Apin satu per satu. Senyum Ustaz Apin merekah ketika Amin dan Malio menyalami tangannya, tak lupa Ustaz Apin memberikan acungan jempol kepada ke-dua anak itu karena sudah datang tepat waktu. Yang diberikan acungan jempol hanya membalas senyum, lalu pergi dari TPQ Ustaz Apin. Di perjalanan pulang Amin dan Malio. “Yo,” panggil Amin. “Apa?” jawab Malio. “Kayaknya Ustaz Apin senang banget tadi, ya?” tanya Amin polos. “Ya, senanglah, Min. Masa iya beliau gak senang kita datang tepat waktu,” jawab Malio. “Iya juga sih.” “Oh ya, Yo.” “Napa?” “Kemarin, pas kamu jelasin alasan kita telat ke Ustaz Apin, kok kamu jujur banget, sih?” tanya Amin. “Ya harus lah Min, gitu aja pake nanya,” jawab Malio santai. “Segitunya kah, sampai harus jujur?” tanya Amin tak terima. “Ya iyalah, asal kamu tahu nih ya, jujur itu adalah salah satu akhlak rasulullah yang patut kita teladani.” “Oh ya?” “Iya Min, kalau kita jujur, kedepannya pasti akan baik-baik saja, coba kalau kita bohong, terus ketahuan, kita pasti akan berbohong lagi untuk menutupi kebohongan yang di awal tadi. Hasilnya apa? Kita akan terus berbohong, makanya dalam islam diperintahkan untuk tidak berbohong,” jelas Malio. “Ohh gitu.” Amin manggut- manggut, “Makasih ya penjelasannya, aku jadi lebih tahu sekarang,” lanjutnya. “Iya, sama-sama.” “Yo, aku duluan ya. Rumah aku udah di depan tuh,” ucap Amin sembari menunjuk ke arah rumahnya. “Iya.” “Kamu hati-hati di jalan ya, sekali lagi, makasih buat penjelasan yang tadi.” “Iya, Amin.” “Yaudah, assalamualaikum.” “Waalaikumussalam.”
42 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 Karya: Zidan Alghani (Div. Penulis Al-Bayan) PARTIKEL DAN PARTITUR I EPISODE 1 “I was ordinary person who studied hard. There’s no miracle people” -R. Feynman ***** “Mythril akan menjadi penemuanmu yang paling besar sekaligus berbahaya, Prof. Partikel Ini bahkan akan lebih menakutkan daripada Higgs Boson.” “Kau benar. Bahkan kita tidak bisa membandingkan Mythril dengan Higgs Boson. Seluruh ilmuwan yang ada di RCA harus bersamasama dalam mengawasi aktifitas partikel ini dan menjaganya untuk tetap stabil dan tidak bersentuhan dengan materi lain. Sekali saja kita lengah, Tuan-Tuan, maka setengah dari alam semesta…” Profesor Obi berhenti sejenak. Mengambil nafas untuk mengatakan kalimat selanjutnya dengan penuh kehati-hatian, “akan terserap dan terpencar ke semesta yang berbeda-beda.” “Jadi kamu mengatakan sesuatu tentang many-worlds interpretation?” “Exactly.” ***** Malam itu berjalan dengan begitu berantakan. Kertaskertas berhamburan dan papan tulis besar penuh dengan rumus-rumus. Namanya Obi, namun orang-orang lebih sering memanggilnya sebagai Profesor Obi, atau Prof. Dan saat ini, dengan begitu terampil, kamu bisa melihat seolah-olah Profesor sedang menari-nari di antara papan tulis kesayangannya. Menuliskan persamaan-persamaan seperti seorang komponis musik klasik atau seperti pelukis. Seorang Beethoven, seorang Van Gogh dalam dunia cerbung Sumber Ilustrasi: https://id.pinterest.com/
43 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 fisika. Tidak ada orang yang bisa mengganggunya ketika dia sedang dalam dunianya. Tidak bahkan satu partikel pun. Satu-satunya cara untuk bisa menghentikannya adalah dengan menunggunya hingga selesai. Dan entah sampai kapan ia akan selesai menyelesaikan persamaannya. Hanya ada satu orang yang bisa memanggilnya keluar dari dunianya. Meninggalkan seluruh isi pikirannya hanya demi satu sapaan kecil. Satu partikel paling indah yang pernah ia temukan. Yang tidak akan pernah tergantikan di universe mana pun. Istrinya, Hani. Hani tersenyum dan memandangi suaminya dengan khidmat. Sebenarnya ia hanya ingin menghantar kopi hitam kesukaan Profesor Obi, namun ia enggan. Khawatir ia hanya akan mengganggu professor kesayangannya itu. Namun, demi mencium aroma kopi hitam favoritnya itu, tangan Obi berhenti sejenak. Dan senyuman yang tulus terhias di lekukan bibirnya. Senyuman pertamanya pada malam itu. Dengan insting seorang ilmuwannya, Obi memanggilnya lebih dahulu. Hani dengan segala ketulusan yang dimilikinya pun masuk ke dalam ruang kerjanya. “Terima kasih, ya,” ucap Obi sambil mengelus dan mengecup ubun-ubun istri tercintanya itu. Membuat Hani tersipu malu. Ah, Si Obi ini. Berapa kali pun Obi melakukan hal itu, Hani tidak pernah bosan dan merasa terbiasa. Justru ia merasa dirinya semakin melayang. Lihatlah, semburat merah terlihat jelas di pipinya yang bulat. Membuat Obi terkikik karena merasa gemas dengan istrinya. “Apa lah Prof satu ini. Huh.” Hani mencoba untuk menahan rasa tersipu, namun ia memang tidak pernah bisa melakukannya. Sambil membenarkan posisi kacamata bulatnya yang khas, Akhirnya ia menjawabnya dengan “Terima kasih kembali… ” Sejenak, Obi memuji dan bersyukur kepada Tuhan karena telah mengirimkan kepadanya seorang pasangan hidup yang begitu manis. Ia seruput kopi hitamnya yang hangat itu sambil memandangi mata istrinya yang berbinar-binar seperti pemandangan bintang-bintang di tengah malam. Ia mulai berpikir, jangan-jangan mata istrinya memang terbuat dari pemandangan langit malam. Setiap kali ia melihat mata istrinya, ia merasa ia seperti terbang ke angkasa bebas. Ke Proxima Centauri, atau Andromeda, atau Bima Sakti, atau apalah itu ia tidak peduli. Yang ia tahu, bola mata istrinya bahkan lebih indah dari galaksi mana pun. “Karena kamu sudah di sini, bagaimana kalau kita memainkan sedikit musik?” tawar Obi. Ya, selain jenius dalam fisika partikel, dia juga sangat mahir dalam memainkan alat musik, terutama biola. “Tapi bagaimana dengan proyekmu? Bukannya Mythril itu partikel yang begitu berbahaya?” tanya Hani sedikit khawatir. “Tidak mengapa, aku bisa melanjutkannya nanti-nanti. Saat ini, Mythril sedang dalam kondisi yang stabil. Aku yakin, rekanrekan di sana cukup ahli untuk mengawasinya bahkan tanpaku. Aku hanya sedang mewarnai malam ini denganmu. Boleh?” “Eeee, baiklah kalau begitu. Jadi, apa yang akan kamu mainkan, Tuan Profesor?” “Bagaimana kalau… Canon in D karya Johann Pachelbel?” Hani tersenyum dan
44 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 mengangguk. Ia ingat karya ini. Karya yang begitu bernilai dalam hidupnya dan Obi. Karya yang diputar ketika hari pernikahannya. Dengan partitur-partitur yang mengisi seluruh ruangan itu, seolah-olah malam menjadi milik mereka. Seolah-olah waktu tercipta untuk mereka. Seolah-olah tidak ada hal buruk yang akan terjadi. Tidak ada hal buruk yang akan terjadi. Tidak ada hal buruk yang akan terjadi. Semoga saja. ***** 18 tahun yang lalu. Telinga Obi tersumbat dengan sepasang earphone. Sambil menunggu kereta di sebuah stasiun, ia dengan khidmat menikmati sebuah mahakarya dari ratusan tahun lalu yang masih didengarnya hingga sekarang. Entah ada berapa orang yang menyukai hal yang sama, yang jelas Obi belum pernah bertemu dengan seseorang yang memiliki selera yang sama dengannya. Kepalanya begitu tenang dipenuhi dengan alunan piano, biola dan cello. Hingga… “Pachelbel?” seorang gadis sebaya tiba-tiba berbicara di sampingnya. Obi sedikit terkejut dan kebingungan. Terlebih lagi, ia tidak terlalu begitu mendengar apa yang dikatakan gadis tersebut. S e p e r t i n y a ia menyetel m u s i k n y a terlalu kencang. “Ya? Ada yang bisa k u b a n t u ? ” tanya Obi dengan hatihati. “Ah, tidak. Maaf, sepertinya aku sudah mengganggumu. Aku… hanya tertarik dengan apa yang kau dengarkan.” “Oh, ini. Pachelbel. Ya, kau tau Pachelbel?” “Eee… Ya… bisa dibilang begitu. Omong-omong, kamu punya selera yang bagus. Atau lebih tepatnya unik.” Obi terdiam menatap gadis itu setengah tidak percaya. Gadis ini, jangan-jangan ia juga menyukai musik klasik. Obi sebenarnya ingin menanyakan hal itu kepadanya. Hanya saja, ia belum terbiasa berinteraksi dengan lawan jenis. Seperti ini saja dia sudah gugup setengah mati. Tetapi tetap saja, ia masih penasaran dengan gadis ini. Ia mulai mengumpulkan keberanian untuk mengajak gadis ini berbicara. Namun, sayang seribu sayang, belum sempat ia berkata. Kereta yang ingin gadis itu tumpangi sudah tiba. Sialnya, itu bukan kereta yang ingin Obi tumpangi. Tujuan Obi berada di arah sebaliknya. Gadis itu mulai beranjak, bergegas menuju ke gerbong kereta. “Hei, tunggu… ” Mengejutkan. Ternyata Obi masih sempat untuk mengatakan satu-dua patah kata, “kalau boleh tau, siapa namamu?” Gadis pendek dengan kacamata Sumber Ilustrasi: https://id.pinterest.com/
45 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 bulat sebulat wajahnya yang khas itu tersenyum. Mungkin itu adalah senyum termanis yang pernah ia lihat sepanjang hidupnya. Dan dengan lembut, ia berkata, “Hani. Namaku Hani.” ***** “Dunia ini sudah tidak stabil, Prof. Ia sudah kehilangan keseimbangannya. Kau seharusnya mengerti itu.” “Tapi Mythril bukanlah cara yang tepat untuk menyeimbangkan dunia ini. Ayolah, kita seharusnya sadar bahwa dunia ini bukanlah suatu yang simetris. Dunia justru berjalan karena ketidaksempurnaannya. Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan. Kau lah yang seharusnya mengerti itu.” “Lagi-lagi kau berbicara tentang Tuhan, Tuhan dan Tuhan. Nampaknya kau belum mengerti juga, Prof. Dunia ini perlu dikoreksi!” Orang itu berjalan menghampiri tempat di mana Mythril disimpan dan berniat untuk melepaskan tabung medan magnet yang menjaga Mythril agar tetap stabil. Profesor Obi yang menyadari bahwa akan ada hal yang tak diinginkan pun bergegas untuk menghentikannya. Namun tidak bisa, ia sudah dihadang oleh dua orang berbadan besar. “Hei, lepaskan aku! Kamu tidak boleh melakukannya. Ini hanya akan menambah kehancuran bagi umat manusia!” Mythril adalah antimateri yang apabila bersentuhan dengan materi lain akan menyebabkan ledakan suar supermasif yang menyeret setengah alam semesta ke realitas-realitas yang berbeda. Jika medan magnet yang menjaga Mythril dinonaktifkan, itu artinya… ia akan terpisah begitu jauh dengan orang yang begitu dicintainya, Hani. Napas Profesor Obi semakin tidak teratur. Pikirannya mulai kacau. Ia meronta-ronta, namun hasilnya nihil. Ia tetap tidak bisa melepaskan diri dari cengkeraman. Ia mulai takut akan satu hal. Ia tidak memikirkan satu hal apapun kecuali menghentikan orang itu. Jika tidak, kemungkinan besar ia akan berpisah dengan istrinya hingga realitas yang lain. Tuhan, Tuhan. Tolonglah. Kali ini saja. Rampaslah segala yang kupunya. Tapi jangan kau pisahkan aku dengan Hani. Tolonglah, Tuhan! Profesor Obi berteriak dalam hati, namun hal itu tidak mengubah apapun. Orang itu kini sudah berada di depan kendali dari tabung medan magnet tersebut. Satu sentuhan saja, maka tamatlah sudah, setengah alam semesta akan terpencar. Tak terkecuali Profesor Obi dengan Istrinya, Hani. “Penemuanmu akan menjadi penemuan paling berjasa sepanjang zaman, Prof.” Tangan orang itu perlahan menghampiri tombol kendali. Mata Profesor Obi terbelalak. Cahaya suar mulai terpancar. “JANGAAAANNN!! HANIIII!!” Lalu hening. Mythril adalah antimateri yang apabila bersentuhan dengan materi lain akan menyebabkan ledakan suar supermasif yang menyeret setengah alam semesta ke realitas- realitas yang berbeda.
46 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 artwork Oleh: M. Alfath Akbar (XII IPA IMAD Ikhwan)
47 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 CERGAM SANG BAGINDA Oleh: Arif Nuruddin (XI Syari’ah IMAD Ikhwan)
48 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 APA ITU MAULID NABI? Oleh: Arfan Satria Pratama (X IMAD Ikhwan)
49 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29 SANG TELADAN Oleh: Radhiva Zulfathan A. (X IMAD Ikhwan)
50 MAJALAH AL-BAYAN EDISI 29