Majalah Al-Bayan Edisi 36 01
Majalah Al-Bayan Edisi 36 02 Kajian Utama Manajemen Euforia Ramadhan 04 Ragam Pesantren Santri Beraksi, Cimory Berbagi; Menyelami Keajaiban Alam Ada Market Day di Gedung SDIT?; Serah Terima Tiga Program BPKH Meramaikan Tabligh Akbar bersama Muballigh Nasional; Satu Langkah Kecil, Perubahan Besar untuk Kesehatan Galeri Kegiatan IMAD-FDS, Brebes, Rawa Lele MI-U, SDIT, TK Alam 06 07 08 10 11 Laporan Khusus Suskesi Calon Pengurus MUNTDA 12 29 Opini Inersia 21 29 29 Jejak Sang Pelopor Pendidikan Islam Modern 24 Resensi Pilihan-Pilihan dalam Hidup Mengeksplorasi Diri Tanpa Teknologi Mengenal Diri Dengan Baik 28 29 Puisi Jalannya Waktu, Tentang Perjuangan, 31 Cerpen Kenangan Masa Akhir SMA Kehidupan Robot 40 42 Cergam I’m Just a Girl A Mommentary Euphoria 46 47 Mozaik Menyelami Kisah Dibalik Pena, Warisan Penulis Indonesia 22 Cerbung Entropi 34 Story Santri Strategi Jitu 32 30 REDAKSI Pembina: K.H. Ahmad Husein Dahlan, Lc., M.A. (Pengasuh Pesantren), Penanggung Jawab: Mukmin Sidik, Lc. (Direktur Media), Pemimpin Redaksi : Didik Hermanto Dewan Redaksi: Adam Nurrachman, Mustofa. Redaktur Ikhwan: Ridho A., R. Rafiddin, M. Alia, M. Rhiandhy, F. Azfa, Ivan E., Faiq A., Harun Y., Midzi A., Redaktur Akhwat: Nasla R., Khalishah W., Nadhifah C., Najma A., Asma Z., Aghna G. Layout: Dimas A. Design Cover: Radhifa Z. Redaksi menerima karya berupa artikel, cerpen, puisi dan jenis tulisan lainnya. Naskah dikirim berupa softcopy (file doc.), hard copy dan foto (softcopy file tidak lebih dari 25 MB). Naskah yang layak akan kami terbitkan di edisi selanjutnya. Naskah yang masuk dan diterbitkan menjadi hak milik redaksi, dan akan mengalami proses editing tanpa mengubah isi artikel. Kirimkan saran dan kritik anda ke Redaksi Majalah Al-Bayan, Pesantren Terpadu Daarul Fikri, Kp. Warung Bambu RT. 001/009, Ds. Telaga Murni, Kec. Cikarang Barat, Kab. Bekasi. Telp. (CS) 08118506880. e-mail: [email protected], Instagram: @albayan_digital. daftar isi
Majalah Al-Bayan Edisi 36 03 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Marhabah sobat literasi! Lama juga ya, kita tidak berjumpa, by the way gimana nih kabar teman-teman semua? Kita harap teman-teman selalu dapat menjaga kesehatan ya, agar selalu oke dan semangat dalam menjalankan kegiatan terutama dalam membaca Al-Bayan :) Before we start, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena dengan kuasa-Nya kita dapat berjumpa kembali. Sholawat dan salam tak luput kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sobat bro and sis, Alhamdulillah banget ya kita bisa berjumpa lagi, perasaan kami selaku redaktur tergambar jelas loh pada tema edisi kali ini, yaitu “Euphoria” (euforia), yang bermakna perasaan kegembiraan yang berlebihan *maaf ya agak lebay :)*. Kata in sering kita dengar dalam suasana perayaan kemenangan atau kelulusan. Permohonan maaf kami sampaikan sebanyak-banyaknya kepada para pembaca; selaku penikmat Al-Bayan, atas keterlambatan terbitnya Majalah Al-Bayan sehingga baru bisa terbit di bulan Ramadhan ini, semoga kalian semua bisa maafin kami ya :), dan semoga kesalahan kami tidak menjadi alasan teman-teman untuk mengurangi semangat membaca. Kami ucapkan juga selamat atas keterimanya redaktur-redaktur Majalah Al-Bayan, semoga kalian istiqomah selalu dalam menjalankan tugas-tugas kalian di Al-Bayan. Bagi yang tidak keterima, jangan patah semangat untuk selalu berkarya. Udah sih itu aja dari kami, sekali lagi mohon maaf atas keterlambatannya, kami akan coba untuk terbit sesuai jadwal lagi. Selamat membaca!!! W a s s a l a m u a l a i k u m warahmatullahi wabarakatuh. SALAM REDAKSI
Majalah Al-Bayan Edisi 36 04 KAJIAN UTAMA Di Indonesia, Ramadan selalu menjadi momen yang dinanti-nanti oleh masyarakat Muslim. Sebelum datang bulan suci tersebut, imam-imam di masjid dan musholla pun sudah mulai menambahkan do’a khusus menyambut Ramadhan dalam doa setelah shalatnya. Allahumma bariklana fi rajaba wa sya’ban wa balighna ramadhan. Kebiasaan tersebut dilengkapi dengan tradisi pawai tarhib ramadhan, ziarah kubur, silaturahim, dan sebagainya. Antusiasme akan terlihat lebih semarak saat keputusan ru’yatul hilal ataupun “hisab hakiki” sudah ditentukan. Shalat Isya’ di awal bulan tersebut cukup menjadi penanda jika masyarakat Indonesia sangat senang dengan kehadirannya. Mereka berbondong-bondong mendatangi masjid atau musholla sekitar. Ayah, Ibu dan anak-anak semuanya diajak untuk mengisi shaf-shaf kosong bahkan bisa meluber hingga ke halaman masjid. Mereka seolah-olah menunjukkan euforia yang mendalam karena kedatangan bulan berlipatnya pahala tersebut. Ber”euforia” Dalam KBBI euforia berarti perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan. Euforia juga ditemukan dalam istilah studi psikologi yakni sebuah istilah yang menggambarkan perasaan intens kegembiraan, kebahagiaan, atau kesenangan yang luar biasa. Misal, ketika seorang pemuda yang dinyatakan Manajemen Euforia Ramadhan Oleh: Didik Hermanto PEMRED Sumber ilustrasi: https://www.liputan6.com/
Majalah Al-Bayan Edisi 36 05 diterima di perguruan tinggi idamannya setelah menjalani beberapa kali tes. Atau pengangguran yang tiba-tiba menerima panggilan kerja setelah lama melamar kemana-mana. Mereka seketika bersorak atau bahkan sujud syukur. Pada tahap tertentu euforia bisa termasuk penyakit kejiwaan ketika mereka mengekspresikan kegembiraannya dengan cara tidak benar. Contohnya anak sekolah yang baru lulus kemudian melakukan konvoi motor hingga mencorat-coret seragam. Itulah yang dimaksud dengan euforia yang berlebihan. Euforia apabila dikaitkan dengan ramadhan bisa mengandung makna sebuah ekspresi kegembiraan oleh masyarakat muslim karena memasuki bulan mulia. Terlebih bagi seorang muslim yang baik, bulan ramadhan sebagaimana dijanjikan Allah adalah bulan dimana pahala ibadahnya akan dilipatgandakan. Kedatangan Ramadhan dianggap oase dari segala hiruk pikuk pekerjaan yang melelahkan. Setidaknya, kedatangannya mampu mengesampingkan mereka dari perilaku-perilaku tak baik. Euforia Ramadhan ini bahkan turut dirasakan oleh masyarakat non muslim. “War Takjil” di pasar kuliner Ramadhan menjadi kegiatan yang paling diminati di kalangan mereka. Bahkan di beberapa postingan media sosial mereka sampai mengenakan pakaian muslim saat berburu. Bukti bukan FOMO Euforia yang ditunjukan masyarakat muslim di awal Ramadhan merupakan ekspresi yang sangat baik. Shaf sholat yang meluber, tilawah al-Qur’an yang banyak, berinfaq dan bersedekah harus dipertahankan hingga akhir. Sayangnya, tidak banyak dari masyarakat muslim yang mampu istiqomah. Meski begitu bukan berarti kita tidak bisa menjalankannya. Dalam hal ini Rasulullah mencontohkan sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits agar lebih giat dalam beribadah di akhir-akhir bulan Ramadhan. Bahkan, beliau bersengaja meninggalkan istri-istrinya demi konsentrasi dalam ibadah. Sikap terhadap fase terakhir bulan Ramadhan ini dianggap sebagai manajemen terbaik dalam mengelola Euforia Ramadhan. Apalagi di fase ini Allah SWT juga menjanjikan lailatul qadar. Bagi yang meraihnya akan mendapatkan kebaikan yang lebih baik dari 1000 bulan. Akhirnya, sebagai seorang muslim sepatutnyalah kita meneladani manajemen Rasulullah tersebut. Kuncinya adalah konsisten memperjuangkan ibadah, bukan hanya bereuforia di awal. Itulah tantangan seorang muslim agar mendapat berhasil predikat taqwa yang Allah janjikan. Konsistensi tersebut juga merupakan bukti bahwa kita tidak hanya bisa bereuforia di awal sehingga dianggap sekadar ikut-ikutan atau bahkan dicap Fear of Missing Out (FOMO). Wallahu ‘alam. Sumber ilustrasi: https://ikhbar.com/
Majalah Al-Bayan Edisi 36 06 RAGAM PESANTREN Cikarang Barat, Al-Bayan -- (28/11) Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, unit SDIT Daarul Fikri menggelar acara bertajuk “Hari Santri Berprestasi” yang diikuti oleh seluruh santri (Kelas 1-6). Acara ini dimeriahkan dengan berbagai lomba, seperti MHQ, MTQ, storytelling, baca puisi, pidato, adzan, dan cerdas cermat. “Diadakannya Hari Santri Berprestasi dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional serta untuk melihat bakat para santri,” ujar Ustadzah Ulfah dalam wawancara. Setelah rangkaian lomba selesai, acara dilanjut dengan kunjungan dari “Cimory Go To School” yang dimulai pada pukul 10.30. Dalam kunjungan tersebut, Cimory membagikan produk Cimory Stick secara gratis kepada seluruh santri, yang disambut dengan penuh antusias. Cikarang Barat, Al-Bayan -- Kegiatan Outing Class level bawah (1-3) unit SDIT diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2025 yang berlokasi di Samudra Ancol, Jakarta Utara. Siswa berangkat pada pukul 06.00 WIB dengan menggunakan 5 bus. Sesampainya di lokasi outing, siswa diperkenankan untuk melihat pertunjukan berbagai hewan laut secara dekat. Ada beberapa hewan laut yang diperbolehkan untuk di sentuh, seperti lumba-lumba, kura-kura, bintang laut, dan lain sebagainya. Tujuan di adakannya Outing Class “Bukan hanya sekedar hiburan, namun juga mengandung edukasi untuk mengenal hewan laut, serta menambah pengalaman dan wawasan para siswa,” ujar Ust. Salman Alfarisi selaku ketua panitia Outing 2025. Santri Beraksi, Cimory Berbagi Menyelami Keajaiban Alam
Majalah Al-Bayan Edisi 36 07 Kamis (21/11) Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melaksanakan serah terima penyaluran tiga Program Kemaslahatan BPKH yang berlokasi di Gedung Baitul Quran. Program Kemaslahatan BPKH antara lain penyediaan mobil rescue Yayasan Aktualisasi Pemuda Indonesia Kabupaten Bekasi, penyediaan mobil ambulans Yayasan Karawang Kreatif Forum, dan penyediaan mobil ambulans Yayasan Qobasat Annur. Acara ini dihadiri oleh Deputi Kemaslahatan BPKH Bpk. Miftahudin, Kepala PMU Dana Kemaslahatan BPKH BAZNAS RI Bpk. Muhamad Iman Damara, Anggota DPR RI H. Bpk. Obon Tobroni, SE., serta perwakilan dari para penerima program kemaslahatan. “Harapannya dengan adanya mobil ambulans ini semoga dapat membantu masyarakat sekitar saat ada yang sakit ataupun untuk mengantar jenazah,” ujar Ust. Kartubi selaku Direktur Dewan Dakwah dan Sosial Yayasan Qobasat Annur. Serah Terima Tiga Program BPKH Cikarang Barat, Al-Bayan -- Market Day yang dilaksanakan oleh mujahid dan mujahidah unit SDIT Level Atas (4- 5) cukup berbeda dari konsep Market Day sebelumnya. Dikarenakan hujan yang tak kunjung reda, acara Market Day digelar di koridor kelas Gedung SD lantai satu, Rabu (29/01). Dengan mengangkat tema “Arabian Look/tampilan Arab”, dresscode yang dikenakan yaitu pakaian khas beberapa negara di Timur tengah seperti Palestina, Arab Saudi, dan lain-lain. “Tujuan diadakan Market Day kali ini untuk menumbuhkan kemampuan dan kreativitas berwirausaha yang islami,” tutur Ustadzah Nurul Asari selaku ketua panitia. Ada Market Day di Gedung SDIT?
Majalah Al-Bayan Edisi 36 08 Cikarang Barat, Al-Bayan -- Kedatangan Ust. Zacky Mirza ke Pesantren Terpadu Daarul Fikri untuk mengisi kajian Tabligh Akbar dalam rangka memperingati Isra’ Miraj dan Peduli Palestina disambut ramah oleh dewan guru, santri, wali santri dan masyarakat umum dan sekitar. Tabligh Akbar dilaksanakan di Masjid Baitul Maqdis, Jum’at (10/01). “Di Jordan ada satu camp penampungan warga-warga Palestina yang sudah diterima oleh kerajaan Jordan, tapi mereka tidak bisa keluar area, tidak mendapatkan visa, disanalah kami akan hadir, dan akan memberikan langsung apa yang sudah dititipkan bapak dan ibu dalam program Safari Dakwah ini. Itu maksud dan tujuan kami. Untuk memudahkan para jamaah yang ingin menitipkan rezeki kepada saudara kita yang ada di Palestina,” jelas beliau sebelum memulai materi kajiannya. Meramaikan Tabligh Akbar bersama Muballigh Nasional Cikarang Barat, Al-Bayan -- Dalam rangka menjaga kesehatan dan meningkatkan kualitas bekerja, Tim Terapis Daarul Fikri mengadakan program cek kesehatan gratis untuk seluruh Sumber Daya Insani (SDI) Daarul Fikri untuk pertama kalinya. Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari berturut-turut mulai tanggal 28-31 Januari lalu, yang berlokasi di pelataran Klinik Ikhwan, Koridor Gedung Asila. Kegiatan ini mengusung tema “Cek Gula Darah dan Asam Urat untuk Kesehatan Lebih Baik.” “Diharapkan kedepannya, setelah SDI mengetahui hasil kesehatannya, mereka bisa lebih berhati-hati atau selektif dalam mengonsumsi makanan serta memperbaiki pola hidup, sehingga menjadi lebih sehat dan lebih produktif dalam menjalankan tugas-tugasnya di pesantren. Mudah-mudahan, kedepannya, program ini menjadi program rutin setiap tahunnya,” ucap Ustzh. Indah Nurleni, selaku anggota tim terapis. Satu Langkah Kecil, Perubahan Besar untuk Kesehatan
Majalah Al-Bayan Edisi 36 09
Majalah Al-Bayan Edisi 36 10 RAWA GALERI KEGIATAN IMAD-FDS BREBES
Majalah Al-Bayan Edisi 36 11 LELE MI-U TK ALAM SDIT
Majalah Al-Bayan Edisi 36 12 Unit SMA Daarul Fikri kembali mengadakan acara suksesi calon pengurus MUNTADA baru yang dikhususkan untuk seluruh kelas 11 ikhwan maupun akhwat. Acara ini dibagi menjadi 3 yaitu, Latihan Dasar Kepemimpinan Santri (LDKS), Debat Kandidat Ketua MUNTADA, dan Pelantikan MUNTADA yang disertai Sertijab MUNTADA lama. Ketiga acara ini dilaksanakan di waktu yang berbeda. (16-18/11/24) LDKS dilaksanakan di 3 tempat. Hari pertama dilaksanakan di Gedung Baitul Qur’an yang diisi dengan materi tentang kepemimpinan dan keorganisasian. Dilanjut hari kedua yang dilaksanakan di asrama dan lingkungan sekitar Daarul Fikri dengan membantu membersihkan masjid/mushola terdekat. Kemudian hari terakhir LDKS dilaksanakan di Buper Pekopen Tambun yang diisi dengan sejumlah games menarik serta pembekalan survival yang melatih fisik serta nalar mereka dalam bekerja sama. (21/11/24) Debat kandidat ketua MUNTADA dilaksanakan pukul 13.00 yang bertempat di masjid untuk ikhwan dan mushola untuk akhwat. Kali ini terdapat 3 orang kandidat yang terpilih sebagai calon ketua. Diawali dengan pemaparan visi dan misi serta dilanjut dengan sesi tanya jawab yang berlangsung cukup menegangkan. Acara terlaksana dengan baik hingga akhir acara. (26/11) Acara terakhir adalah Serah Terima Jabatan Periode 23/24 dan Pelantikan MUNTADA Periode 24/25 yang bertempat di Gedung Baitul Qur’an. Rangkaian acara terdiri dari pembacaan Laporan Pertanggung Jawaban MUNTADA, pembacaan Sumpah MUNTADA sekaligus pelantikan secara resmi oleh Ust. Mukmin Sidik, Lc., pemberian seserahan, serta pemberian cenderamata oleh MUNTADA lama. Pengurus harian MUNTADA ikhwan terpilih adalah Faiq Arrafi (Ketua), Fahri Agam (Wakil Ketua), dan Dimas Aryoseto (Sekretaris & Bendahara). Sementara pengurus harian MUNTADA akhwat adalah Fina Nayla (Ketua), Asma Zaqia A. (Sekretaris), dan Dede Saskhia (Bendahara). Adapun bagian MUNTADA yang lain terbagi menjadi 4 departemen, yaitu Pembinaan Syari’ah dan Akhlaq (Basyarlaq); Kedisiplinan dan Kepramukaan (Diskepram); Bahasa, Keilmuan, dan Keterampilan (Bakiltram); serta Olahraga, Kesehatan, dan Lingkungan (Orkesling). Ketiga acara ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan dan keorganisasian santri, melatih kebijaksanaan dalam mengambil keputusan serta menyusun berbagai program dalam mengemban suatu amanah yang besar ini. Suksesi Calon Pengurus MUNTADA LAPORAN KHUSUS
Majalah Al-Bayan Edisi 36 13
Majalah Al-Bayan Edisi 36 14
Majalah Al-Bayan Edisi 36 15
Majalah Al-Bayan Edisi 36 16
Majalah Al-Bayan Edisi 36 17
Majalah Al-Bayan Edisi 36 18
Majalah Al-Bayan Edisi 36 19
Majalah Al-Bayan Edisi 36 20
Majalah Al-Bayan Edisi 36 21 OPINI ‘Not a motivational post, just a message to myself.’ Awal tahun, banyak orang membuat resolusi dengan semangat tinggi, berharap dapat mencapai tujuan mereka. Langkah demi langkah masih terbayangkan, diiringi keyakinan 'Esok harus lebih baik.' Namun, esok pun berlalu dengan janji yang sama. Rasa malas yang menghalangi untuk memulai, membuat prokrastinasi muncul dan pada akhirnya terjebak dalam rasa penyesalan. Prokrastinasi adalah perilaku dalam menunda untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Banyak dari kita pernah terjebak di dalamnya, berjanji untuk berubah dan berbohong dengan alasannya. Kesuksesan-kesuksesan yang dibayangkan tercapai, hanya akan menjadi angan-angan belaka. Memang benar apa kata pepatah “Mimpilah setinggi langit agar ketika jatuh ada diantara bintang-bintang.” Namun, bukan hanya seberapa tinggi mimpi yang ingin digapai, tetapi juga seberapa besar usaha yang dilakukan untuk mencapainya. Hidup seperti sepeda—jika dikayuh, ia akan bergerak. Jika tidak, ia akan jatuh. Pilihan ada di tangan kita: mulai mengayuh atau diam di tempat. Jangan pernah berharap takdir baik datang, jika tak ingin memulai, karena dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa “Allah tidak akan merubah suatu kaum sampai kaum itu mengubah dirinya sendiri.” Banyak orang takut memulai karena merasa tujuan mereka terlalu sulit digapai, sehingga terus menunda langkah pertama. Gunung yang menjulang tinggi memang tampak berat untuk didaki, tetapi dengan satu langkah kecil diikuti langkah-langkah berikutnya, puncak yang jauh pun bisa dicapai. Prosesnya mungkin tidak instan, tetapi pasti membawa perubahan. Terakhir dari tulisan ini ingin menyampaikan sebuah kutipan anonim yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita, yaitu “Tidak perlu hebat untuk memulai tapi mulailah dulu untuk mengawali hebat”. Jadi, kapan mau mulai? Mulailah sekarang, dan lihatlah perubahan besar yang akan terjadi. Inersia Oleh: R. Rafiddin Div. Illustrator
Majalah Al-Bayan Edisi 36 22 MOZAIK 1. Buya Hamka (1908–1981) Hamka adalah ulama, cendekiawan, dan penulis besar yang karyanya melintasi batas sastra dan agama. Novelnya Tenggelamnya Kapal Van der Wijck adalah mahakarya yang mengisahkan cinta tragis Zainuddin dan Hayati, yang diwarnai kritik terhadap adat kolot. Novel lainnya, Di Bawah Lindungan Ka’bah, memadukan narasi cinta de-ngan nilai-nilai spiritual Islam. Selain sebagai sastrawan, Hamka adalah pendiri Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pernah menjadi anggota DPR. Kehidupannya mencerminkan perpaduan antara pemikiran modern dan tradisi Islam yang kuat. 2. Leila S. Chudori (1962–sekarang) Leila adalah salah satu penulis Indonesia yang paling berpengaruh. Novelnya Laut Bercerita menggambarkan pergulatan dan penderitaan aktivis mahasiswa yang ditangkap, disiksa, dan hilang selama rezim Orde Baru. Dengan narasi yang menyentuh hati, novel ini memberikan suara kepada korban p e l a n g g a r a n HAM dan keluarga mereka. Sebelumnya, Leila juga menulis Pulang, yang mengisahkan diaspora Indonesia akibat peristiwa 1965. Selain menulis, Leila adalah jurnalis senior yang telah lama bekerja untuk Tempo. Gaya tulisannya dikenal kuat, emosional, dan penuh riset mendalam. 3. Andrea Hirata (1967–sekarang) Andrea Hirata, lahir pada 24 Oktober 1967 di Belitung, adalah seorang penulis ternama Indonesia. Ia dikenal melalui novel Laskar Pelangi, yang terinspirasi dari masa kecilnya di SD Muhammadiyah Gantung. Novel ini menjadi best seller dan diterjemahkan ke berbagai bahasa. Andrea menempuh pendidikan Indonesia, negeri yang kaya akan budaya dan sejarah, melahirkan para penulis hebat yang membawa cerita bangsa ke berbagai penjuru dunia. Lewat tulisan-tulisan mereka, kita diajak menyelami kisah perjuangan, cinta, harapan, dan kritik sosial yang penuh makna. Dari karya monumental tentang kolonialisme hingga dongeng fantasi yang memikat imajinasi, setiap penulis memiliki suara unik yang menggambarkan kekayaan jiwa bangsa. Mari mengenal beberapa nama besar yang telah menorehkan tinta emas dalam sejarah sastra Indonesia, membawa pembacanya tidak hanya menjelajah dunia, tapi juga menemukan sisi terdalam diri manusia. Menyelami Kisah Dibalik Pena, Warisan Penulis Indonesia Sumber ilustrasi: https://www.gramedia.com/ Sumber ilustrasi: https://ebooks.gramedia.com/ Sumber ilustrasi: https://www.kompas.com/
Majalah Al-Bayan Edisi 36 23 tidak asing lagi dengan Tere Liye. Karyanya selalu berhasil memikat hati para pembaca di tanah air. Penulis yang memiliki nama asli Darwis ini, telah menciptakan puluhan karya tulis dengan berbagai genre, mulai dari romance, action, sci-fi, slice of life, kumpulan sajak, kumpulan cerpen, buku anak-anak bergambar, hingga kumpulan kutipan. Bahkan beberapa di antaranya selalu berhasil masuk ke dalam daftar buku-buku best seller dan memperoleh banyak penghargaan. Maka jangan heran, kalau ia sering disebut-sebut sebagai salah satu penulis dengan penjualan buku terbaik di indonesia. Beberapa deretan novel best seller-nya yang banyak diminati, antara lain seperti buku Serial Bumi, yang menceritakan tentang kisah perjalanan dari tiga anak SMA, yaitu Raib, Seli, dan Ali, dalam dunia paralel yang dipenuhi dengan kecanggihan teknologi masa depan. Dalam petualangan ketiganya tersebut, mereka bersama-sama berusaha untuk mengalahkan musuh-musuh besar yang akan menghancurkan dunia paralel. figur penting dalam sastra modern Indonesia. 5. Eka Kurniawan (1975–sekarang) Eka Kurniawan dianggap sebagai salah satu penulis Indonesia kontemporer paling berbakat dan diakui secara internasional. Ia dikenal karena novel Cantik Itu Luka, sebuah karya epik yang memadukan realisme magis, sejarah Indonesia, dan satir sosial dengan gaya yang sering dibandingkan dengan Gabriel García Márquez. Novel lainnya, Lelaki Harimau, yang masuk nominasi Man Booker International Prize, mengeksplorasi kisah pembunuhan dengan latar kehidupan pedesaan Indonesia yang penuh mitos. Eka dikenal dengan gaya bahasanya yang berlapis, humor gelap, dan kemampuan memadukan unsur-unsur tradisional dengan modernitas. Karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, membawa sastra Indonesia ke panggung dunia. 6. Tere Liye (1979-sekarang) Siapa sih yang tidak kenal dengan sosok penulis yang satu ini? Bagi yang menggeluti pernovelan dalam negeri, tentu sudah tinggi di Universitas Indonesia dan melanjutkan studi di Eropa dengan beasiswa. Selain menulis, ia juga mendirikan Museum Kata di Belitung untuk mendukung literasi. Karya-karyanya, seperti Sang Pemimpi dan Edensor, menginspirasi banyak orang untuk terus bermimpi dan berjuang demi pendidikan. 4. Asma Nadia (1972– sekarang) Asma Nadia adalah salah satu penulis produktif Indonesia, yang dikenal dengan karya-karyanya yang mengangkat tema kehidupan sehari-hari, cinta, dan keimanan. Beberapa novelnya, seperti Assalamualaikum Beijing, Cinta Laki-laki Biasa, dan Surga yang Tak Dirindukan, telah diadaptasi menjadi film layar lebar. Karyanya banyak menginspirasi pembaca Muslimah untuk memperjuangkan mimpi dan prinsip hidup mereka. Selain sebagai novelis, Asma adalah pendiri Forum Lingkar Pena (FLP), sebuah komunitas yang mendukung penulis-penulis muda Indonesia. Ia juga aktif dalam menulis cerita pendek, buku motivasi, dan artikel, menjadikannya salah satu Sumber ilustrasi: https://kulturalindonesia.id/ Sumber ilustrasi: https://www.tempo.co/ Sumber ilustrasi: https://buku-otobiografi.blogspot.com/
Majalah Al-Bayan Edisi 36 24 JEJAK yang dipimpin oleh K.H. M. O. AlHisyami, sampai tahun 1930. Selama belajar di sekolah-sekolah tersebut (terutama Sekolah Arabiyah Adabiyah) dia sangat tertarik dan kemudiSumber ilustrasi: https://islamic-center.or.id Sumber ilustrasi: https://islamic-center.or.id Sesungguhnya meneliti tentang pendidikan Pondok Pesantren Modern di Indonesia tidak terlepas dari sosok K.H. Imam Zarkasyi yang mewarnai pendidikan pesantren. Imam Zarkasyi adalah Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo bersama 2 orang saudaranya, K.H. Ahmad Sahal dan K.H. Zainuddin Fananie. Ia adalah anak ketujuh dari Kyai Santoso Anom Besari dan Nyai Sudarmi Santoso, generasi ketiga yang memimpin Pesantren Gontor Lama. Beliau lahir di Desa Gontor, Ponorogo pada tanggal 21 Maret 1910 dan wafat 30 April 1985 yang meninggalkan seorang istri dan 11 orang putra-putri. PENDIDIKAN Belum genap usia 16 tahun, Imam Zarkasyi muda mula-mula menimba ilmu di beberapa pesantren yang ada di daerah kelahirannya, seperti Pesantren Josari, Pesantren Joresan, dan Pesantren Tegalsari. Setelah menyelesaikan studi di Sekolah Ongkoloro (1925), ia melanjutkan studinya di Pondok Pesantren Jamsarem Solo. Pada waktu yang sama dia juga belajar di Sekolah Mamba’ul Ulum. Kemudian masih di kota yang sama ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Arabiyah Adabiyah Sang Pelopor Pendidikan Islam Modern
Majalah Al-Bayan Edisi 36 25 an mendalami pelajaran bahasa Arab. Sewaktu belajar di Solo, guru yang paling banyak mengisi dan mengarahkan Imam Zarkasyi adalah al-Hasyimi, seorang ulama, tokoh politik sekaligus sastrawan dari Tunisia yang diasingkan oleh Pemerintah Prancis di wilayah penjajahan Belanda dan akhirnya menetap di Solo. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Solo, Imam Zarkasyi meneruskan studinya ke Kweekschool di Padang Panjang, Sumatera Barat, sampai tahun 1935. KARIR Setelah tamat belajar di Kweekschool, ia diminta menjadi Direktur Perguruan tersebut oleh gurunya, Mahmud Yunus. Imam Zarkasyi yang dinilai oleh Mahmud Yunus memiliki bakat yang menonjol dalam bidang pendidikan, namun ia melihat bahwa Gontor lebih memerlukan kehadirannya. Di samping itu, kakaknya Ahmad Sahal yang tengah bekerja keras mengembangkan pendidikan di Gontor tidak mengizinkan Imam Zarkasyi berlama-lama berada di luar lingkungan pendidikan Gontor. Setelah menyerahkan jabatannya sebagai Direktur Pendidikan Kweekschool kepada Mahmud Yunus, Imam Zarkasyi kembali ke Gontor. Pada tahun 1936 itu juga, genap sepuluh tahun setelah dinyatakannya Gontor sebagai lembaga pendidikan dengan gaya baru, Imam Zarkasyi segera memperkenalkan program pendidikan baru yang diberi nama Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) dan ia sendiri bertindak sebagai direkturnya. K.H. Imam Zarkasyi memiliki visi pendidikan Islam yang sangat luas sehingga banyak diadopsi di beberapa negara. Salah satu pendiri Pesantren Gontor itu sangat mengedepankan pendidikan yang modern, visioner, dan berbasis keilmuan Islam. Gontor dibangun dengan empat misi, yaitu sistem wakaf, aligarh, syanggit, dan santiniketan. Pertama, mengambil sistem wakaf dari Universitas Al-Azhar Cairo, dengan tujuan agar pesantren mampu mengutus para santri ke seluruh penjuru dunia dan memberikan beasiswa bagi ribuan pelajar dari berbagai belahan dunia. Kedua, sistem aligarh dari India, yang memiliki perhatian besar terhadap perbaikan konsep pendidikan dan pengajaran. Ketiga, syanggit dari Mauritania, yaitu ajaran yang dihiasi kedermawanan dan keikhlasan para pe ngasuhnya. Karena itu guru-guru tidak digaji, tetapi dikasih kesempatan untuk berbisnis. Terakhir, santiniketan, dengan segenap kesederhanaan, ketenangan, dan kedamaian dalam kegiatan belajar mengajar. “Andaikata muridku tinggal satu, akan tetap kuajar, yang satu ini sama dengan seribu, kalaupun yang satu ini pun tidak ada, aku akan mengajar dunia dengan pena.” Ungkapan tersebut mewakili cita-cita besar Imam Zarkasyi dalam mencetak generasi yang berguna, serta betapa ia mencintai profesi guru. Hidupnya secara penuh didedikasikan untuk menjadi pendidik dan pengajar. Demi pendidikan, pesantren yang kala itu telah memliki ratusan santri ia wakafkan kepada umat Islam. "Seandainya saya tidak berhasil mengajar dengan cara ini (pengajaran tatap muka), saya akan mengajar dengan pena."
Majalah Al-Bayan Edisi 36 26 Pengajaran, bagi Imam Zarkasyi, harus berkesinambungan dengan pendidikan. Ia memaknai keduanya secara berbeda. Pendidikan yang dimaksudnya adalah pendidikan mental kejiwaan dan akhlaqul karimah. Sedangkan pengajaran adalah pengembangan intelektualitas yang dicapai melalui pengajaran ilmu pengetahuan. Ia dengan tegas mendahulukan pendidikan daripada pengajaran. KARYA TULIS 1. Senjata Penganjur dan Pemimpin Islam. 2. Pedoman Pendidikan Modern. 3. Kursus Bahasa Islam (No. 1,2,3 tersebut ditulis bersama K.H. Zainuddin Fanani). 4. Ushuluddin (Pelajaran ‘Aqaid/Keimanan). 5. Pelajaran Fiqih I dan II. 6. Pelajaran Tajwid. 7. Bimbingan Keimanan. Sumber ilustrasi: https://biggo.id Sumber ilustrasi: https://shopee.co.id Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/ Imam_Zarkasyi https://m.jpnn.com/news/ kh-imam-zarkasyi-pendiri-gontor-yang-dikenal-visi-pendidikannya?page=2 https://khazanah.republika. co.id/berita/mvtd1x/kh-imamzarkasy-sang-pelopor-pendidikan-islam-modern https://gontor.ac.id/k-himam-zarkasyi/ Sumber ilustrasi: https://islamic-center.or.id
Majalah Al-Bayan Edisi 36 27
Majalah Al-Bayan Edisi 36 28 RESENSI Pilihan-Pilihan dalam Hidup Judul : Kami (Bukan) Generasi Bac*t Penulis : J. S. Khairen Penerbit : Grasindo Terbit : Juni 2024 Halaman : 264 Halaman ISBN : 978-602-05-3093-2 Peresensi : M. Faiq Arrafi (Div. Reporter) “Hidupmu mungkin bukan yang paling baik. Dompetmu bukan yang paling tebal. Wajahmu bukan yang paling rupawan. Tak masalah. Pastikan saja kamu sudah melakukan yang terbaik untuk hidupmu. Kalau belum, besok coba lagi.” Novel Kami (Bukan) Generasi Bac*t merupakan serial lanjutan ke-3 dari buku ‘Kami (Bukan) Sarjana Kertas’, yang juga melanjutkan kisah Ogi, Randi, Juwisa, Arko, Gala dan Sania. Tikus-tikus yang kemarin mereka temukan, ternyata sekarang menjadi semakin besar di tempat kerja. Buku ini berisi tumpukan tumpukan masalah yang le-bih berat, ujian hidup yang lebih dalam di- banding buku-buku sebelumnya. Tak hanya itu, buku ini juga memberikan gambaran dan pernyataan dunia yang lebih keras, pilihan-pilihan yang berat, yang kerap kali muncul di kehidupan. Ogi yang menolak bekerja di Silicon Valley demi mewujudkan mimpi untuk membuat aplikasi untuk orang-orang yang stres tapi tidak tahu harus melakukan apa, Sania yang lebih memilih melanjutkan cita-cita nya dan memilih meninggalkan karir dengan gaji yang cukup tinggi. Buku ini sangat bagus untuk tidak hanya memberikan pelajaran, namun gambaran persis kehidupan. Banyaknya cobaan yang menimpa dan datang secara berkala, namun mendapatkan solusi meski harus mengorbankan se- suatu. Buku ini juga menyadarkan bahwa persahabatan bukan tentang kuantitas, tapi kualitas. Lebih baik memiliki sedikit teman yang benar-benar ada daripada banyak yang hanya sekadar nama. Kurangnya buku ini yaitu penggunaan bahasa yang kurang baik, sehingga memang di cover belakang tertulis U18+, selain itu buku ini juga mengan- dung busuknya dunia luar, kejamnya dunia pekerjaan yang belum bisa dibaca untuk anak dibawah umur. “Salah satu pelajaran paling sulit adalah untuk tahu kapan harus berkata cukup.” Sumber ilustrasi: https://www.goodreads.com/
Majalah Al-Bayan Edisi 36 29 Mengeksplorasi Diri Tanpa Teknologi Judul : Offline; Finding Yourself in the Age of Distractions Penulis : Desi Anwar Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama Terbit : Oktober 2020 Halaman : 239 Halaman ISBN : 978-602-06-4059-4 Peresensi : Dimas Aryoseto (Div. Illustrator) Offline; Finding Yourself in the Age of Distractions adalah sebuah buku inspirasi yang mengajak kita untuk meletakkan sekali saja teknologi/gadget agar kita bisa belajar untuk mengapresiasi tentang kehidupan dan menemukan kesenangan sederhana dalam menghabiskan waktu secara offline, sehingga kita bisa merasa menjadi ’manusia’ kembali. Selain mengajak untuk beristirahat dari menggunakan teknologi, buku ini juga mengajarkan pembacanya untuk mengeksplorasi diri dalam menemukan jati diri. Buku ini dibagi menjadi 2 bagian, yang pertama adalah ‘The Art of Appreciating Life.’ Bagian ini berisi pandangan penulis terhadap apaapa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita, untuk setidaknya sadar bahwa kita diberikan akal, panca indra untuk digunakan sebagaimana mestinya. Selama ini kita terlalu terpaku kepada teknologi/gadget yang membuat kita bergantung pada gadget itu sendiri, sehingga tidak punya waktu untuk menjelajah dan mengeksplorasi diri sendiri. Bagian kedua di buku ini adalah ’The Pursuit of Happiness,’ yang menjelaskan hal-hal yang harus kita gapai ataupun kuasai demi mendapatkan kehidupan bahagia, yang tidak selalu berhubungan dengan teknologi. Dimulai dari apa arti teman dan hubungan, bagaimana cara mengatur waktu, pentingnya menciptakan kebiasaan yang baik, menghidupkan potensial-potensial yang kita miliki, serta banyak hal lainnya. Selain bisa dibuat untuk healing atau introspeksi diri, buku ini juga dapat digunakan untuk memperkaya kosakata serta pemahaman bahasa Inggris kita, karena Desi Anwar menulis buku ini dengan bahasa Inggris. Namun buku ini menggunakan gaya bahasa yang rumit serta kosakata-kosakata yang jarang kita dengar, yang pastinya akan sulit dipahami untuk pelajar bahasa Inggris yang masih pemula. Tapi jangan khawatir, Desi Anwar juga menerbitkan versi bahasa Indonesianya dengan judul ’Going Offline; Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi’ yang lebih mudah dipahami untuk pemula. Sumber ilustrasi: https://www.goodreads.com/
Majalah Al-Bayan Edisi 36 30 Mengenal Diri Dengan Baik Judul : Jangan Buru-Buru, Mengenal Diri Sendiri Butuh Waktu Penulis : Gery Ardian Penerbit : Mediakita Terbit : 2022 Halaman : 216 Halaman ISBN : 978-979-794-639-5 Peresensi : Khalishah W. (Div. Penulis) Mengapa kita harus capek-capek mengenali diri sendiri? Ini ada hubungannya dengan bagaimana kita mengambil sebuah keputusan. Dengan sadar dan berpikir matang-matang dahulu atau membiarkan alam bawah sadar kita untuk memutuskan halhal tersebut. Setiap langkah yang kita ambil, persimpangan yang kita pilih, tujuan yang kita kejar, semuanya memiliki resiko kehilangan kesempatan. Oleh karenanya kita tidak bisa gegabah dalam mengambil keputusan yang penting untuk hidup kita. Seolah-olah orang ingin berbahagia tanpa menghadapi resikonya. Sementara kebahagiaan itu tidak pernah datang sendirian. Tidak akan ada pelangi sebelum hujan. Rasa gembira yang kita rasakan juga akan datang dengan menggandeng kesedihan. Ketika dua hal tersebut telah kita rasakan dan terima barulah kita akan berbahagia sepenuhnya. Kita adalah orang yang pertama mengenali, memahami, dan mencintai diri sendiri. Proses perjalanan untuk mencintai diri sendiri tidak selamanya menyenangkan. Kita harus meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan diri sendiri. Tanpa disadari, bisa saja akar segala rintangan hidup sebenarnya berasal dari dalam diri kita. Sebenarnya tujuan hidup ini buat apa sih? Kita baru bisa menanggapi pertanyaan itu ketika hidup sedang baik-baik saja. Jika menjawabnya saat sedang ada masalah, itu akan menjadi sebuah jebakan. Pada akhirnya, tujuan hidup hanya untuk membuat kita bisa menjalani kehidupan dengan banyak kebahagiaan yang hadir. Lagi pula, tidak ada hidup yang sempurna. Semua punya takaran nilainya masing-masing. Karena ada banyak hal didunia ini yang tidak bisa kita ukur. Buku ini adalah sebuah buku yang mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya proses dalam memahami diri sendiri juga menekankan bahwa perjalanan mengenal diri adalah pengalaman yang unik dan memerlukan kesabaran, karena setiap individu memiliki sidik jari kehidupan yang berbeda. “Mempersiapkan diri untuk menghadapi hal terburuk lebih masuk akal daripada berharap dunia selalu memberikan yang terbaik.” Sumber ilustrasi: https://www.gramedia.com/
Majalah Al-Bayan Edisi 36 31 PUISI Tunduk hanya untuk berteman Berlagak bagai sosok terdepan Meski tahu dirinya dimanfaatkan Acuh tak acuh, ia tetap bertahan Tunduk demi ilusi keagungan Hidup dalam bayang angan-angan Padahal ia hanyalah serpihan Sampah hanyut tanpa tujuan Lantang bicara, merasa paling benar Berpikir besar, ingin menggempar Namun akhirnya, segalanya pudar Hanya diingat sebentar—lalu bersandar Terbitnya matahari hilangnya bulan Waktu siang yang akan kembali malam Rintiknya hujan mungkin akan deras Menyisakan genangan air di jalanan Daun yang hijau akan menguning Bayi kecil akan tumbuh dewasa Rambut yang hitam akan memutih Umur yang akan terus bertambah Pagi hari dengan ibu yang sibuk menyiapkan Riuhnya jalanan dengan para pengendara Teknologi yang semakin maju dan canggih Membawa perubahan pada dunia ini Semua ini tentang waktu Yang terus berjalan tanpa henti Tak menghiraukan apapun kondisimu Tinggal bagaimana kamu menghadapi Tibalah saatnya silih berganti Yang memimpin kan kembali dipimpin Yang terpilih kan mengukir sebuah arti Menciptakan perubahan yang lebih menjamin Oleh: Asma Zaqia Div. Reporter Tentang Perjuangan Oleh: Khalishah W. Div. Penulis Jalannya Waktu Apapun yang terjadi Maka terjadilah Tuhan memang punya rencana Setidaknya, kamu sudah berusaha Dibalik segalanya Amat banyak kebaikan, Yang tak dapat diartikan Tak dapat dijelaskan Namun waktu bisa mengungkapkan Tak dapat diuraikan Tapi setiap hal memiliki alasan Tak perlu larut dalam kesedihan Terlebih pada penyesalan Tetaplah patah semangat Buktikan jika kamu Lelah Karna menyerah ataupun tidak Hari esok akan tetap tiba Oleh: M. Faiq Arrafi Div. Reporter Teruslah Lelah
Majalah Al-Bayan Edisi 36 32 Hai! Kenalin aku Ridho Alfarizi, seneng banget deh tulisan aku dibaca sama teman-teman, semoga menginspirasi ya !!! Mengingat kembali awal mula mengapa aku bisa berada di sini? Bergabung dengan orang-orang hebat, hanya orang terpilih yang bisa berada di sini. Sempat aku bertanya kepada diriku, memangnya aku pantas berada di sini? Ya, maksudku menjadi redaktur Al-Bayan. Entah dianggap licik atau kebetulan. Tapi, anggap saja ini strategi. Sifat yang aku tunjukkan di kelas 9, membuat seorang guru di jam istirahat mengajakku berbicara face to face. Topik perbincangan kami tidak jauh dari membahas diriku, di tengah perbincangan beliau tiba-tiba menawarkanku untuk bergabung dengan eskul videografi, tawarannya sih tidak terlalu menarik, tapi aku mau, hehe. Nah, tawaran selanjutnya yang tak terduga, “Kalo Al-Bayan gimana?”. Saat itu aku terdiam, pengen banget sih teriak “Mau banget…” tapi aku harus mempertahankan sifatku, hehe. Untuk tawarannya gimana? Ya aku mau lah, cuma jawabannya sesuai sifat. Masa itu, aku baru beberapa bulan berada di lahan pusat Lembaga Daarul Fikri, membuat aku harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Balik lagi ke tawaran guruku, aku menganggap guruku hanya bergurau dengan tawarannya. Namun beliau mengatakan kalau nilai pelajaran Bahasa Indonesiaku bagus dan bisa dikembangin di Al-Bayan, kalimatnya sih meyakinkan, berhubung aku juga tertarik, jadi kenapa harus aku tolak tawarannya. Dengan begitu, aku muncul rasa punya peluang lebih dibandingkan orang lain untuk bergabung dengan Al-Bayan. Meskipun begitu, aku harus mencari tahu Al-Bayan lebih dalam kepada kakak kelas yang merupakan redaktur Al-Bayan, seperti, jadi redaktur ngapain aja? Keuntungannya apa? Banyak tuntutan tidak? Dan pertanyaan umum lainnya, dengan percaya dirinya aku menganggap dengan cara cari perhatian ke kakak kelas aku bisa direkomendasikan oleh mereka untuk bergabung. Sebelumnya, kenalin guru yang aku maksud adalah Ustaz Mustofa, panggil saja Pak Mus, dan kakak kelas yang aku maksud, mereka adalah Kak Azkal, Kak Yusril, dan Kak Arkan (semoga Allah memudahkan urusan mereka aamiin). Suatu kebanggan bagiku bisa berdiskusi dengan mereka, apalagi dengan Kak Azkal selaku ketua redaktur AlBayan saat itu. Singkat cerita, aku sudah berada di hari yang dinanti, hari penentuan aku akan menjadi bagian Al-Bayan atau tidak. Surat krusial dibagikan kepada seluruh pendaftar, pesaingku yang sedivisi denganku sih hanya lima. Namun, mereka semua kakak kelasku, situasi itu membuat mentalku ciut, mana mungkin bocah baru bisa bersaing. Jadinya, aku tidak membuka suratnya sampai aku keluar forum itu. Dari kejauhan terdengar suara kakak kelas yang merupakan pesaing sedivisi. Ternyata, diantara mereka hanya seorang saja yang lolos, spontan aku membuka surat yang aku sembunyikan di kantong celana. Di bagian bawah surat dengan font yang berwarna merah tertulis SELAMAT! membuatku girang, untungnya lagi sepi jadi tidak ada yang melihatku. Sampai saat ini suratnya masih aku simpan dengan STORY SANTRI Strategi Jitu Oleh: Ridho Alfarizi Div. Penulis
Majalah Al-Bayan Edisi 36 33 rapih. Debut awal di Al-Bayan membuatku bingung harus melakukan apa. Rekanku demikian, dia kakak kelasku yang bernama Zidan Alghani, kami berdua masih awam berada di Al-Bayan. Kak Azkal dan Kak Yusril mengucapkan congrats kepadaku, dan tak lupa mereka juga memberi arahan kepadaku, karena berhubung divisi kami sama, yaitu penulis. Cepatnya waktu berlalu, setahun menjadi redaktur Al-Bayan telah kulalui. Tentu, banyak perkembangan yang aku rasakan pada diriku secara perlahan. Semua itu tidak akan aku capai tanpa paksaan dan omelan-omelan dari pada redaktur lainnya. Sungguh, setahun yang membuat mental hancur. Benar yang dikatakan Kak Yusril, kalo antum mau jadi redaktur harus kuat mentalnya. Dan benar terbukti perkataannya. Tahun selanjutnya, tahun kedua menjadi redaktur, aku harus lebih semangat untuk meningkatkan produktifitas diri dan mengembangkan Al-Bayan. Semua evaluasi Kak Sofwan selaku ketua redaktur sebelumnya senantiasa aku ingat, tahun ini rekanku yang menjadi ketua, Kak Zidan. Secara perlahan Al-Bayan dan media bergabung di tahun ini. Beberapa redaktur juga menjadi tim media. Aku salah satunya, saat di media aku mendapat tugas megang kamera panggul atau kamera utama dalam live streaming. Tak jarang jika ada kegiatan live aku pasti terlibat, megang kamera menjadi pengalaman paling berharga aku. Tahun ketiga, suatu hal yang tidak terduga, aku dipercayai memegang kendali Al-Bayan, yaitu menjadi ketua redaktur. Entah apa yang membuatku dipercaya oleh Ustaz Didik selaku Pemimpin Redaksi. Saat dipilihnya aku untuk mengemban amanah itu, aku melihat gestur wajah Pak Mus dibelakang tubuh Ustaz Didik yang meyakinkan aku. Selama menjadi ketua, banyak target yang tidak tercapai. Namun, keinginan Ustaz Didik dan Pak Mus untuk seratus persen santri yang memegang penuh Al-Bayan, sudah mencapai delapan puluh persen. Di tahun ini, aku harus kehilangan rekan yang membuat aku down dan pikiran berantakan. Sebenarnya aku masih enggak nyangka aku yang dipercayai menjadi ketua, padahal prasangka aku Rafid, yang merupakan teman seangkatan tapi kami beda divisi. Rafid dan aku masuknya barengan, jadi total lamanya dedikasi kami sama. Itulah cerita aku dari awal mula kenapa bisa menjadi bagian orangorang hebat di Al-Bayan sampai saat ini. Bagi teman-teman yang ingin bergabung, saran aku perkuat mental dan teman-teman harus mau merelakan seluruh waktu, tenaga dan pikiran untuk Al-Bayan. Karena, yang bisa lolos hanya orang-orang terpilih, tidak sembarang orang bisa bergabung. Terakhir, prinsip Al-Bayan yang selalu disampaikan, “Jangan tanyakan apa yang AlBayan berikan. Tapi, tanyakan apa yang kalian berikan untuk Al-Bayan”.
Majalah Al-Bayan Edisi 36 34 narik di sana. Theo berjalan kesana kemari tak berhenti melihat kekaguman dari penelitian milik ayahnya. Saat sedang berkeliling dengan ayahnya, sebuah lingkaran energi terbuka membentuk sebuah portal yang tidak seimbang, terlihat segerombolan orang dengan membawa sebuah senjata UV Ray Gun, mereka mulai menyerang sekitar dan menangkap para ilmuwan satu persatu dan membawanya pergi memasuki portal. Albert melihat hal tersebut memerintahkan Theo memasuki barrier pelindung. Theo menuruti perintah ayahnya. Tepat Sumber ilustrasi: https://www.chatgpt.com CERBUNG 13-8-2332 (666) “Ibu, kenapa waktu akan terasa cepat saat kita merasa senang dan lambat saat kita bosan?” “Itu karena waktu adalah hal paling aneh yang kita miliki, Theo. Kita tidak pernah benar-benar tahu cara kerjanya. Sudahlah tidak usah dibahas malam ini, sebaiknya kamu tidur di kasurmu, karena besok kamu harus bersekolah agar bisa menjadi pintar.” “Baik bu.” * * * Sejak kecil Theo bukanlah anak yang biasa. Ia lebih memilih membaca buku sains di perpustakaan sekolah daripada bermain bola di taman seperti anakanak yang lain. Ia sangat ingin menjadi seperti ayahnya seorang ilmuwan hebat kota Neuropolis. Karena kenginan besarnya itu Theo belajar dengan saat giat, bahkan Theo bisa menghabiskan 13 jam waktunya dalam sehari untuk belajar dan mengamati sains. “Theo makan malamnya sudah siap, ayo turun.” “Baik bu, sebentar lagi PR Theo selesai.” Jam makan malam pun selesai. Albert membisikkan ke Theo jika besok akan ada tour gratis ke laboratorium miliknya. Mendengar hal yang dibisikkan dari ayahnya, Theo merasa sangat gembira karena ia dapat mengenal lebih banyak hal sains lagi disana. Esok hari pun tiba. Theo bersama keluarganya pergi untuk melakukan tour di laboratorium milik ayahnya. Banyak penemuan yang sangat meEntropi (Part 1) Oleh: Midzi Adly R. Div. Penulis
Majalah Al-Bayan Edisi 36 35 saat Theo memasuki barrier tiba-tiba terdengar suara alarm barrier ditekan yang menandakan barrier tertutup. Theo berbalik badan dan melihat ayahnya, Theo hanya bisa menyaksikan dengan tragis saat tubuh ayahnya terhempas ke lantai, tak bergerak. Laboratorium dipenuhi asap tebal, darah dan bau logam terbakar. Ayahnya tidak pernah bangun lagi. Kehilangan ayahnya membuat Theo terpuruk. Ia berhenti bicara selama berbulan-bulan, dan senyuman yang dulu selalu menghiasi wajahnya kini hilang. Namun, di tengah kesedihannya, Theo menemukan sesuatu di ruang kerja ayahnya. Sebuah buku catatan tua dengan tulisan tangan yang rapi. Buku yang berisi tentang teori-teori tentang waktu, dan relativitas. 7 tahun kemudian 9-7-2339 (666) Theo telah lulus dari perkuliahannya dibidang fisika dengan mendapatkan predikat summa cum laude. Theo memiliki ambisi besar untuk menyelesaikan proyek ayahnya. Kini, di kota Neuropolis, nama Theo dikenal luas. Masyarakat mengagumi inovasi dan eksperimen yang ia ciptakan. Banyak ilmuwan dari berbagai belahan dunia ingin bekerja dengannya, namun tidak ada prestasi yang dapat mengisi kehampaan dalam dirinya, ia masih berusaha untuk menyelesaikan proyek besar ayahnya. Siang ataupun malam tidak menjadikannya alasan untuk berhenti mengerjakan proyeknya. 5 tahun berlalu, proyek Theo memasuki tahap uji coba. Awalnya Theo tidak yakin akan keputusannya. “Baiklah,” Theo bergumam dalam dirinya. Theo pun memberanikan dirinya untuk mencoba. Saat uji coba dimulai, mesin tersebut mulai bereaksi terhadap lingkungannya sekitar, membuat sebuah lingkaran energi dan menarik segalanya. Theo yang melihat hal tersebut mulai bangga, tetapi kebahagiaan tersebut tak lama, ia merasakan dirinya tertarik sangat kuat yang membuatnya tidak seimbang. Theo berpegangan sangat erat, namun kekuatan yang dihasilkan lingkaran energi tersebut sangatlah besar dan kuat. Genggaman Theo tak bertahan lama, ia terseret memasuki portal. * * * 4-6-2310 (654) Theo membuka mata dan mulai melihat sekitar, dirinya sadar jika ia terlempar ke suatu realitas yang berbeda. Tanah yang tandus, reruntuhan kuil kuno yang berada sejak lama. Langit yang bewarna merah pekat yang akan membawa awan hitam badai. Theo pun berlari mencari tempat berteduh, tak lama ia menemukan sebuah gua besar,
Majalah Al-Bayan Edisi 36 36 tak perlu panjang Theo memasuki gua tersebut. Theo mengamati sekitar gua. Tulang berulang berserakan, bangkai hewan aneh terdampar di setiap pinggir gua, bau amis tercium sangat pekat. Theo yang tak sanggup bernapas dalam keaadaan tersebut mengeluarkan alat kecil yang berbentuk seperti botol minum. Ia mengaktifkan alat tersebut, tak lama alatnya bekerja menghisap udara yang tidak sedap. “Sssstt…!” Saat sedang berteduh, tiba-tiba ia mendengar suara berdesis, dan makhluk menyerupai reptil besar muncul dari balik kegelapan gua. Makhluk yang sangat menyeramkan, memiliki sisik hitam legam, mata menyala merah, dan taring panjang yang meneteskan cairan seperti asam. Theo yang melihat hal itu segera menyiapkan kuda-kuda, dan bersiap-siap menghindari serangan. “Dughh!” Theo tidak sempat menghindar, sebuah sapuan ekor yang keras dan cepat mendarat tepat di perut, membuat Theo terlempar ke belakang. “Arrghh, sakit sekali, makhluk apa ini!” Theo menggeram kesakitan. “Itu adalah Gyms, seekor reptil dari dunia 838. Perkenalkan namaku Kian, seorang musketeer legendaris, pasti namamu Theo bukan?” tanya seorang pria mengenakan pakaian lusuh dan rambut acak-acakan. “Shinggg!” suara tebasan pedang terdengar. Perut monster yang keras terbelah menjadi dua. Itu bukan sebuah tebasan biasa, melainkan dengan teknik khusus bernama “Iaido”. Theo terkagum melihatnya, belum pernah ia melihat teknik pedang yang begitu indah dan memukau seperti milik Kian. “Itu hebat sekali, tu-tunggu dulu, bagaimana kamu bisa tahu namaku?” “Itu tidak penting Theo, sekarang kamu perlu ikut aku, dunia ini sedang tidak aman, banyak yang terjadi akibat kerusakan relativitas waktu ini. Aku berharap kamu bisa membantuku untuk menyelesaikan masalah ini. Kamu mau bantu?” “Ba-baiklah.” Theo hanya bisa mengikuti apa yang Kian katakan. Sumber ilustrasi: https://id.pinterest.com
Majalah Al-Bayan Edisi 36 37 Theo mengikuti Kian menuju ke suatu kota yang berada di sana. 356 km dilalui bersama menggunakan sejenis skateboard terbang. Selama perjalanan mereka, Kian menjelaskan semua apa yang telah terjadi. Theo mulai memahami bahwa dunia ini adalah hasil dari eksperimen waktu yang salah. Portal yang ia ciptakan membuka celah yang tidak hanya membuat Albert mati, tetapi juga menciptakan ketidakseimbangan dunia, yang mengakibatkan dunia dikuasai oleh makhluk-makhluk aneh dari berbagai belahan dunia dan membuat sebuah multiverse. Theo dan Kian sampai di sebuah kota yang tampak megah dan mewah dan memiliki suasana yang unik dan aneh. Gedung-gedung tinggi dengan arsitektur yang tampak berasal dari berbagai zaman dan dimensi yang berbeda. Jalanjalan yang diterangi oleh cahaya lampu neon biru dari kunang-kunang, sebuah layar hologram yang terpancar dari bawah air mancur, dan arsitektur lainnya. Seseorang yang tidak asing bagi Theo datang kepadanya dengan membawa sebuah Antikythera yang sudah dimodifikasi. “Selamat datang di kota Nexus Theo,” ujar Albert sambil tersenyum. “Ini adalah pusat dari semua realitas. Dan ini adalah tempat di mana kita bisa mencari cara untuk memperbaiki segalanya.” “BA-BAGAIMANA BISA? AYAH! Bagaimama caranya ayah masih bisa hidup, bukannya ayah sudah mat−” Theo sangat kaget melihat ayahnya berada di depannya dengan keadaan yang sangat sehat dan bugar. “Tentu saja Theo, saat itu mungkin aku sudah mati, tapi aku mempunyai rahasia kecil untuk itu, dan kau pasti ingin tahu apa itu, aku pun mengetahui jika kau akan datang kemari datang ke kota ini dan mencariku,” ujar Albert. Theo menatap ke sekeliling, ia mencoba memahami sebuah hal yang tak terduga yang baru saja terbuka di hadapannya. Kini, ia sadar bahwa perjalanannya baru saja dimulai. Dan ini bukan sebuah perjalanan yang biasa, terdapat banyak misteri didalamnya, masih banyak yang harus Theo pecahkan. BERSAMBUNG…
Majalah Al-Bayan Edisi 36 38 Gilang tersenyum, mengangguk pelan. "Iya, Al. Aku juga ngerasa gitu. Kadang, aku cuma pengen waktu berhenti sejenak, biar aku bisa menikmati saat-saat terakhir ini bersama kalian." Di sisi lain, Fahmi yang mendengar percakapan mereka dari belakang, tiba-tiba melompat ke depan. "Eh, jangan ngomongin perpisahan dulu dong! Kita masih punya banyak waktu, kan? Ayo, kita buat kenangan sebanyak-banyaknya!" "Betul tuhh!" tambah Yudha dengan semangat, meskipun tampak sedikit cemas. * * * Hari-hari berlalu dengan cepat. Hari ujian sekolah pun telah datang. Semua berangkat ke sekolah dengan wajah serius, meskipun dalam hati mereka penuh kekhawatiran. Tapi, tak ada yang bisa menahan semangat mereka. Dengan penuh perjuangan, mereka menyelesaikan ujian dengan baik. Setelah ujian sekolah selesai, mereka saling melontarkan senyum lega. Akhirnya, 1 pekan yang berat telah mereka lalui. Belajar dengan giat, berdoa untuk diberi kemudahan sudah mereka lakukan. Kini, saatnya mereka berserah diri kepada Allah SWT. agar diberi hasil yang memuaskan untuk memudahkan mereka dalam mendaftar ke universitas impian. Namun, saat ini ada satu hal yang harus mereka persiapkan untuk di tuntaskan, karna menjadi syarat kelulusan di sekolah mereka yaitu PPS (Program Pengabdian Sosial) yang biasa dilaksanakan di bulan Ramadhan oleh kelas akhir di SMA mereka. CERPEN Kenangan Masa Akhir SMA Oleh: Fathin Azfa M. K. Div. Reporter Di sebuah sekolah menengah atas yang terletak di pinggiran kota, sekelompok siswa kelas XII memulai semester terakhir mereka dengan perasaan campur aduk. Ada yang merasa antusias, ada juga yang cemas tentang Ujian Sekolah dan Praktik Pengabdian Sosial (PPS). Namun, bagi Gilang, tahun terakhir itu terasa seperti sebuah perjalanan singkat yang akan segera berakhir dan harus di maksimalkan sebelum lulus. Gilang dan teman-temannya, Aldi, Fahmi, dan Yudha, sudah melewati banyak momen-momen bersama. Kebersamaan mereka saat mengerjakan tugas-tugas sekolah dan saling berbagi cerita di kantin, sebentar lagi akan usai. Mereka sudah begitu dekat, seperti keluarga. Namun, saat tahun terakhir dimulai, ada perasaan yang sulit diungkapkan. Mereka sadar, waktu mereka bersama-sama semakin terbatas. Suatu pagi, saat bel sekolah berbunyi, 1 pekan sebelum Ujian Sekolah. Gilang duduk di bangku favoritnya di sudut kelas, bersama Aldi yang sedang sibuk dengan melengkapi catatan pelajaran. Berbeda dengan Fahmi dan Yudha, seperti biasa mereka duduk di meja belakang, bercanda dan saling melemparkan lelucon. "lang, Senin udah siap ujian?" tanya Aldi sambil menulis sesuatu di buku catatannya. "Siapa yang siap? Aku malah lebih khawatir soal... apa yang akan aku lakukan setelah lulus," jawab Gilang dengan suara pelan. Aldi menatap Gilang dengan serius. "Jangan khawatir, kita pasti bisa menghadapinya. Tapi, ya... aku ngerti sih. Rasanya pasti akan aneh ya, nggak ada lagi kebersamaan seperti sekarang."
Majalah Al-Bayan Edisi 36 39 * * * 1 bulan telah berlalu, sekarang mereka sedang diberi waktu libur karena telah selesai melaksanakan PPS di tempat yang sudah di tentukan. Akhirnya, setelah melewati Ujian Sekolah yang membuat kepala pening dan masa Praktik Pengabdian Sosial (PPS) yang penuh tantangan, Gilang dan teman-temannya merasa seperti sudah melalui ujian hidup yang tak terlupakan. Mereka seolah sudah melewati batas kesulitan dan siap menghadapi apa pun yang datang di masa depan. PPS kala itu adalah pengalaman yang tidak akan pernah mereka lupakan. Selama 1 bulan, mereka diberikan amanah untuk berdakwah dan bersosial di lingkungan masyarakat. Pada suatu malam, mereka berkumpul di saung angkringan biasa untuk berbagi cerita. Mereka merasa walaupun melelahkan dan terkadang membuat stres, mereka merasa bangga bisa menjalani tugas itu dengan baik. Banyak pelajaran berharga yang mereka dapatkan, dan tak jarang mereka bertemu setelah pulang PPS untuk berbagi cerita lucu atau kesulitan yang mereka alami. Di sela-sela cerita itu, selalu ada tawa. Mereka berbicara tanpa henti, membagikan pengalaman mereka di lingkugan masyarakat masing-masing, sambil tertawa bersama. Mereka sadar, PPS meskipun melelahkan, memberikan mereka gambaran nyata tentang dunia yang akan mereka hadapi setelah lulus. Namun, mereka tak lupa selalu berbagi cerita tentang impian mereka setelah lulus. Gilang ingin melanjutkan kuliah prodi akuntansi di UGM yang berada di dalam kota pendidikan Indonesia yaitu Yogyakarta. Begitupun Aldi yang bercita-cita menjadi seorang arsitek dengan gelar lulusan UI, dan tak mau kalah Fahmi pun mempunyai impian ingin menjadi seorang pembisnis yang lahir dari ITB, sedangkan Yudha lebih memilih untuk bekerja terlebih dahulu karena harus menjaga ibunya yang sedang sakit. Gilang hanya tersenyum. Dia tahu, meskipun mereka akan berpisah untuk mengejar impian masing-masing, kenangan bersama teman-teman ini akan selalu menguatkan mereka. "Ini adalah salah satu kenangan yang nggak bakal terlupakan. Kita sudah melalui banyak hal bersama, dan itu nggak akan hilang begitu saja," kata Gilang, mengingat setiap momen yang telah mereka lalui bersama.
Majalah Al-Bayan Edisi 36 40 rus kita kenang seumur hidup," kata Yudha sambil tersenyum. "Iya, dan kita harus tetap saling mendukung, apa pun yang terjadi," jawab Fahmi. Aldi menatap teman-temannya satu per satu diiringi ungkapan pesan dalam hatinya. "Jangan lupakan momenmomen ini kawan. Meskipun kita nanti bakal berjalan di jalan yang berbeda dan berada di universitas yang berbeda dan berjarak. Namun, persahabatan kita nggak akan pernah hilang." Mereka mengangkat gelas masing-masing, menyatukan harapan dan janji di tengah malam yang penuh kenangan itu. Waktu mungkin akan membawa mereka ke jalan yang berbeda, tetapi kenangan kelas akhir SMA itu akan selalu jadi bagian dari perjalanan mereka. Teman-teman, impian, dan tawa yang mereka bagi akan selalu ada, seperti secarik harapan yang tak akan padam meski waktu terus berjalan. "Jalan yang kami tempuh kini berbeda. Namun, kenangan tentang tawa, luka, dan harapan akan selalu terpatri dalam setiap langkah kami. Aku tahu, ada perpisahan yang tak bisa dihindari, tapi itu bukan akhir, hanya sebuah awal baru bagi kita untuk terus berjalan, meski tanpa saling menemani." Ungkap Gilang dalam lamunannya. * * * Pagi itu puncak dari semuanya telah selesai. Wisuda pun tiba, mereka semua tertawa bersama, seakan beban berat yang ada di pundak mereka telah hilang begitu saja. Di situlah mereka menyadari, meskipun masa SMA mereka penuh dengan ujian, tugas, dan rasa cemas, kebersamaan mereka adalah hal yang paling berarti. "Ah, akhirnya!" Gilang berseru, mengangkat tangannya ke udara. "Kita udah selesai! Kita luluss!" "Iya nihhh, Alhamdulillah kita bisa melewati masa-masa sulit di kelas akhir." Seru Aldi dengan wajah gembira. "Sekarang tinggal fokus pada cita-cita kita." Ungkap Fahmi dengan merangkul Pundak Yudha. "Eitsss, tapi ingat jangan lupakan kebersamaan kita di sekolah ini ya…." Pesan Yudha. Malam harinya, mereka memutuskan untuk mengadakan perpisahan kecil sebelum liburan. Mereka memilih sebuah kafe di pinggir kota, tempat yang nyaman dengan suasana yang hangat. Mereka duduk berempat, menikmati hidangan sambil berbicara tentang segala hal yang ingin mereka capai. "Saat nanti kuliah, jangan lupakan kalo kita punya banyak cerita yang ha- Sumber ilustrasi: https://i.pinimg.com/
Majalah Al-Bayan Edisi 36 41
Majalah Al-Bayan Edisi 36 42 Kehidupan Robot Oleh: M. Rhiandy Div. Illustrator Malam ini aku pulang bekerja, setelah bekerja kurang lebih selama 12 jam, dan mesinku cukup panas untuk keluaran robot terbaru. Hai perkenalkan, aku Mimo, aku merupakan robot keluaran terbaru yang berusia 50 tahun. Cukup terdengar lama bukan? Namun untuk para robot itu masih terlalu muda. Sebenarnya jika robot tidak dijaga dengan baik, maka kemungkinan untuk mesin mati atau rusak jauh lebih cepat dari yang terawat, kemungkinan hidupnya bisa saja hanya sebentar, hanya berkisar 3-10 tahun, setelah itu robot akan mati. Sekarang ini, dengan penghasilan 20 koin perhari, dalam sebulan aku bisa mendapat hingga 600 koin atau lebih jika aku mendapatkan lembur. Aku memiliki seseorang yang kusebut dengan “Ibu” dirumah. 50 tahun lalu, Ibu membeliku agar tidak kesepian di rumah, karena seorang robot yang menemani bersama Ibu yaitu “Ayah” sudah tiada 55 tahun lalu, hal ini dikarenakan mesin yang berada dalam diri Ayah sudah berkarat dan kotor. Dengan penghasilan Ayah yang dua kali lebih kecil dariku yaitu 300 koin perbulan, kehidupan Ayah dan Ibu sangatlah sulit, hingga Ayah pun tak mampu merawat mesinnya apalagi memodifikasinya, harga Sumber ilustrasi: https://id.pinterest.com/
Majalah Al-Bayan Edisi 36 43 perawatan dan modifikasi termurah saja bisa mencapai 250 koin. 5 tahun sebelum mesin Ayah mati selamanya. Ayah sempat berkata, “Carilah robot terbaru yang akan menemanimu puluhan tahun kedepan, karena mungkin sebentar lagi mesinku akan mati untuk selamanya, aku akan mengumpulkan koin sebanyak-banyaknya untuk kau gunakan membeli robot baru.” Lalu dalam kurun waktu 5 tahun, Ayah berhasil mengumpulkan koin sekitar 24.000 koin, dikurangi kebutuhan mesin Ibu dan lain-lain menjadi 20.000 koin. Mesin Ayah mati untuk selamanya karena sudah tidak kuat lagi. Aku bisa merasakan sedih, karena aku robot keluaran terbaru. Aku mempunyai fitur ini, yaitu fitur kesedihan, sedangkan Ibuku tidak. Ibu adalah robot keluaran lama, umur Ibu juga sudah ratusan tahun, mungkin sekarang umur Ibu sekitar 262 tahun. Saat Ayah mati, Ibu hanya berkata “Jika kau tidak mengumpulkan koin sebanyak ini, aku mungkin juga tidak akan terawat dan akan kesepian,” begitu katanya dengan nada datar, karena Ibu tidak mempunyai fitur kesedihan. Hari ini aku libur, aku harus mencari pendapatan tambahan karena semakin hari harga barang-barang semakin mahal, sedangkan gajiku hanya segitu-gitu saja. Aku sedang merencanakan suatu usaha sampingan yang simpel, aku pergi ke toko terdekat untuk melihat berbagai barang, siapa tau aku mungkin akan mendapatkan ide untuk berjualan. Tidak ada, aku pulang dari toko tanpa membeli dan mendapatkan ide apapun. Saat aku melewati gang kecil, ada sebuah robot yang sedang duduk bersandar pada dinding bangunan. Aku yang penasaran pun bertanya padanya. Ternyata, ia adalah seorang pengusaha online yang sukses, namun akunnya telah dibajak oleh robot lain sehingga ia jatuh miskin, ia juga tidak punya modal apapun untuk berjualan lagi. Tiba-tiba terlintas di otakku sebuah ide untuk bekerja sama dengan robot ini. “Kuberikan modal usaha untuk dia, dan dialah yang mengolah usaha ini dengan skill usaha online yang ia punya, hehe boleh nih.” Terpikirkan di dalam kepala robotku. “Mungkin akan kucoba saja ide ini, masih ekspetasi tapi akan kucoba saja.” Aku masih berpikir. Kemudian aku menawarkan ideku kepadanya. Awalnya ia ragu, tetapi pada akhirnya ia setuju karena ada yang mau membantunya. “Salam kenal, namaku Roro,” pengusaha itu memperkenalkan dirinya, aku pun memperkenalkan juga, sejak saat itu usaha kami berdua pun dimulai. Aku membelikan bahan-bahan yang dibutuhkan Roro, karena sudah ada modal, dengan cepat Roro langsung mengeluarkan online marketing skill yang ia miliki, ia juga memberitahuku beberapa teknik online marketing yang bagus dan kreatif mulai dari pengolahan barangnya hingga cara menjualnya dengan sangat baik. Waktu pun berlalu, usaha yang kami kerjakan bersama akhirnya membuahkan hasil, aku dan Roro berhasil mendapat koin sekitar 6000 koin perbulan, yang artinya dalam sehari kami bisa mendapat 200 koin dengan menjual barang-barang di toko online. Di sisi lain secara tersembunyi, sebuah robot ternyata selalu memperhatikan kami dan kami juga tidak menyadarinya. Suatu hari, aku sempat menanyakan suatu hal kepada Roro tentang usaha online yang dulu pernah membajak akunnya. Roro menjelaskan bahwa usahanya itu ia lakukan karena akun bisnis turun-temurun hingga bisnis itu sudah lama sekali, mau tidak mau Roro harus belajar online marketing karena ia akan melanjutkan akun bisnis tersebut. Pada akhirnya Roro juga senang menjalankan bisnis tersebut karena laku dan mendapat koin yang cukup banyak. Penghasilan sebelumnya bisa mencapai 16.000 koin per bulan karena sudah sukses dan sudah lama. “Aku harap akunku yang dulu dibajak, bisa kembali lagi ke tanganku,” ucap Roro. “Di akun itu juga terdapat banyak kenangan dari robot-robot sebelumnya, barang-barang pertama yang di-
Majalah Al-Bayan Edisi 36 44 ah file dan kertas itu kepada Roro. “Ibu ngasih apa ya ke Roro hanya kertas dan file doang, palingan kata-kata penyemangat untuk Roro doang,” aku berpikir. Seketika wajah Roro berubah menjadi serius. “Ini akunku, ya kan? apa maksudnya ini Ibu Mimo?” Roro bertanya serius sekali. Ibu menjawab dengan nada datar tapi tegas. “Ya… kau mengerti kan Roro? Siapa yang membajak akunmu ini kan? Ini hadiah dariku untukmu karena sudah membuat Mimo juga sukses.” Roro menjawab “Ini… lengkap sekali, semua data, informasi, dan pelaku-pelakunya yang telah membuatku jatuh miskin, bagaimana Ibu Mimo mengetahui semua ini”. Kemudian Ibu Mimo memberitahu siapa diri Ibu sebenarnya, pekerjaan apa yang dilakukan Ibu Mimo 100 tahun lalu dan cara-cara ia mendapatkan semua info pelaku tersebut. Setelah kejadian hari itu, diriku sadar bahwa selama ini yang memperhatikan kami berdua adalah Ibuku sendiri, kamar berantakan, gerak-gerik Ibu yang mencurigakan, dan lain-lain. Ternyata selama ini Ibu adalah detektif robot kelas “S”. Tak hanya itu, Ibu merupakan hacker kelas “A”, tapi itu sudah cukup untuk mengambil kembali akun Roro yang sudah dibajak oleh pelakunya, pelakunya juga adalah salah satu karyawan Roro itu sendiri, dibantu dengan karyawan lainnya yang tidak suka dengan kesuksesan Roro. Dengan cepat Roro langsung menangkap pelaku-pelakunya dan menyelesaikan masalah ini. Singkat cerita, Roro berterima kasih kepada Ibu Mimo dan juga Mimo karena sudah mau membantu hidupnya dan menyelesaikan masalah yang dialaminya dan kami diberikan koin sebesar 30.000 koin sebagai ucapan terima kasih dari akun Roro yang sudah kembali. Aku bertanya pada Ibu. “Bu, kenapa Ibu gak bilang ke aku sih kalau Ibu adalah detektif, udah gitu bisa ngehack pula, aku kira Ibu hanya robot biasa yang hanya tahu pengetajual dan lain-lain,” ucap Roro lagi, Aku merasa kasihan dengan hal tersebut, karena memang berat sekali hal yang dialami oleh si Roro ini. Dan aku merasa bahwa sebuah robot memperhatikan kami lagi dan aku tidak melihat siapapun selain kami berdua disini. Saat di rumah aku memberikan beberapa barang yang sudah kubeli di toko untuk Ibu. “Bu, ini minyak kualitas tinggi yang sudah aku beli untuk Ibu, Ibu gunakan ya agar Ibu lebih leluasa bergerak.” Aku memberikannya pada Ibu “Makasih ya Mimo, kamu memang anak yang baik,” ucap Ibu. ”Eh Mimo, teman jualanmu itu si Roro dia dulunya adalah pengusaha online yang sukses kan? Tetapi akunnya dibajak oleh robot lain, ya kan?” Ibu bertanya penasaran, aku pun mengiyakan pertanyaan Ibu. Hari ini Roro ulang tahun, karena hari ini adalah hari dimana Roro menyala untuk pertama kalinya. Aku pergi ke toko membeli miniatur mobil Sonic Ultra karena Roro menyukai mobil itu, tetapi kami masih belum mampu membelinya, karena harganya sekitar 120.000 koin, jadi aku membeli miniaturnya dulu saja, harganya hanya 200 koin. Ibu juga ikut denganku karena Ibu juga ingin memberikan hadiah juga kepada Roro, tapi aku hanya melihat beberapa file atau kertas yang Ibu bawa. “Ibu, bawa apa bu?” Aku bertanya penasaran. “Rahasia, kamu juga gak boleh tahu, nanti tunggu Ibu berikan dan Roro liat isinya ya,” Ibu menjawab. “Oke bu,” aku menjawab. Saat di rumah Roro, Roro senang sekali bisa mendapat miniatur mobil itu karena tidak terpikir olehnya untuk membelinya. “Kau tau dari mana Mimo, kalau aku suka mobil Sonic Ultra?” Roro bertanya. “Kadang-kadang kau selalu memandangi gambar mobil itu saat kau main handphone,” aku menjawab. “Makasih ya Mimo,” Roro berterima kasih. “Sama-sama,” aku menjawab lagi. Giliran Ibu yang memberikan hadi-
Majalah Al-Bayan Edisi 36 45 huan dasar saja.” Ibu tertawa dan menjawab. “Ibu ini udah hidup 250 tahun lebih Mimo, masa mau tahu pengetahuan dasar aja sih, Ibu juga mau tahu hal-hal kaya detektif dan hack gitu juga lah.” Ibu tertawa lagi. Sekarang Ibu sudah punya fitur tertawa dan juga bersedih karena sudah kubelikan 2 fitur itu seharga 1500 koin dan aku senang melihatnya. Aku juga pernah bertanya pada Ibu lagi. “Mengapa Ibu tidak menggunakan skill yang Ibu punya untuk bertahan hidup, kan dengan skill yang Ibu punya Ibu bisa dengan mudah mengambil barang orang dengan mudah?” Ibu menjawab. “Jangan Mimo, jangan pernah lakukan itu,” begitu katanya. Ibu juga pernah cerita kepadaku kenapa di negara robot ini harga barang makin mahal dan gaji para pekerja hanya segitu-gitu aja. “Di negara robot ini banyak pelaku korupsi yang masih berkeliaran, dan saat ditangkap mereka bisa lepas lagi, dikarenakan para pengadilan robot bisa dengan mudah disuap koin lalu menutup mulut dan dengan cara itu para korup bisa bebas berkeliaran lagi, lama-kelamaan negara robot ini bisa miskin dan hancur,” begitu kata Ibu. Ibu juga pernah cerita kasus korupsi hingga 300 juta koin tapi hanya ditahan di penahanan selama 6 tahun saja, dan Ibu mencoba mencari info lebih dalam lagi yang ternyata pengadilan robot ini disuap lagi dengan banyak koin sehingga hukuman si koruptor ini bisa diringankan. Sejak saat itu aku dan Roro terus melanjutkan usaha kami, dibantu juga dengan Ibuku yang bisa mencarikan informasi yang kami butuhkan. Sumber ilustrasi: https://id.pinterest.com/
Majalah Al-Bayan Edisi 36 46 I’m Just a Girl Najma Amani F. Div. Illustrator CERGAM
Majalah Al-Bayan Edisi 36 47 A Mommentary Euphoria Verda Yasmin Redaktur 2022-2024
Majalah Al-Bayan Edisi 36 48
Majalah Al-Bayan Edisi 36 49
Majalah Al-Bayan Edisi 36 50