1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
menganugerahi penulis dengan nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga mendukung
terselesainya modul ajar ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.. Modul ajar ini
berisikan materi “Ekosistem” untuk SMA/MA Kelas X. Sesuai dengan tujuan adanya modul,
modul ini diharapkan dapat membantu siswa untuk memahami materi dalam proses belajar.
Penulis menyadari sebagai manusia dengan pengetahuan yang terbatas dan tidak lepas dari
kesalahan, maka Modul ajar ini mungkin masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang instruktif agar modul ajar ini dapat menjadi
lebih baik dan bermanfaat kedepannya.
Banjarmasin, Desember 2020
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
UNIT 1: EKOSISTEM DAN RUANG LINGKUP EKOSISTEM
A. Pengertian Ekosistem .................................................................................... 4
B. Komponen Ekosistem.................................................................................... 5
C. Tipe-Tipe Ekosistem...................................................................................... 6
D. Rangkuman ................................................................................................... 14
E. Tes Formatif 1 ............................................................................................... 14
UNIT 2: INTERAKSI DALAM EKOSISTEM
A. Pengelompokkan Hewan Berdasarkan Makanannya ..................................... 15
B. Interaksi Dalam Ekosistem ............................................................................. 17
C. Rangkuman .................................................................................................... 21
D. Tes Formatif 2 ................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 22
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1 ........................................................................... 23
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 2 ........................................................................... 23
3
UNIT 1
EKOSISTEM DAN RUANG LINGKUP EKOSISTEM
Dalam mempelajari keanekaragaman alam hayati, faktor faktor seperti lingkungannya,
baik lingkungan abiotik maupun lingkungan biotiknya tidak dapat terpisahkan. Ekosistem
merupakan suatu lingkungan di mana terjadi interaksi antara faktor-faktor abiotik dengan
organisme yang hidup di dalamnya dan antar organismenya. Cabang ilmu biologi yang
mempelajarinya disebut Ekologi.
A. Pengertian Ekosistem
Menurut Mulyadi (2010), organisme-organisme di alam memiliki hubungan yang
tak terpisahkan dengan lingkungannya dan hubungan tersebut saling mempengaruhi satu
sama lain yang dikenal sebagai ekosistem. Ekosistem ini adalah istilah yang pertama kali
diperkenalkan oleh Tansley pada tahun 1935, bahwa hubungan timbal balik antara
komponen biotik (tumbuhan, hewan, manusia, mikroba) dengan komponen abiotik
(cahaya, udara, air, tanah, dsb.) di alam, sebenarnya merupakan hubungan antara
komponen yang membentuk suatu sistem. Menurut Irwan (2017), ekosistem merupakan
tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas, atau merupakan kesatuan dari suatu
komunitas dengan lingkungannya di mana terjadi antar hubungan. Ekosistem melibatkan
unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah)
serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya.
Gambar 1. Contoh Ekosistem
Sumber:http://butemon.blogspot.com/jenis-ekosistem.html
4
B. Komponen Ekosistem
Menurut Cartono dan Nahdiah (2008), suatu ekosistem akan mempunyai dua
komponen utamanya, yaitu komponen abiotik (komponen tak hidup) dan komponen
biotik (komponen hidup). Kedua komponen ini mempunyai peranan yang sangat penting
bagi ekosistem, tanpa salah satu diantaranya ekosistem tidak akan berfungsi. Komponen
abiotik meliputi semua faktor – faktor non hidup dari suatu kondisi lingkungan, seperti
cahaya, hujan. nutrisi dan tanah. Faktor-faktor lingkungan ini tidak saja menyediakan
energi dan materi penting, tetapi juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
tumbuh-tumbuhan dan juga hewan yang mampu berada disuatu habitat. Komponen
biotik, meliputi semua faktor hidup yang secara garis besarnya dibagi dalam tiga
kelompok, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai
Secara struktural ekosistem mempunyai enam komponen cabang dari komponen
abiotik dan biotik sebagai berikut:
1. Bahan anorganik yang meliputi C, N, CO2, H2O, dan lain-lain. Bahan-bahan ini akan
mengalami daur ulang.
2. Bahan organik yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, bahan humus, dan lain-lain.
Bahan-bahan organik ini merupakan penghubung antara komponen biotik dan abiotik.
3. Kondisi iklim yang meliputi faktor-faktor iklim, misalnya angin, curah hujan, dan
suhu.
4. Produsen adalah organisme-organisme autotrof, terutama tumbuhan berhijau daun
(berklorofil). Organisme-organisme ini mampu hidup hanya dengan bahan anorganik,
karena mampu menghasilkan energi makanan sendiri, misalnya dengan fotosistesis.
Selain tumbuhan berklorofil, juga ada bakteri kemosintetik yang mampu
menghasilkan energi kimia melalui reaksi kimia. Tetapi peranan bakteri kemosintetik
ini tidak begitu besar jika dibandingkan dengan tumbuhan fotosintetik.
5. Makrokonsumen adalah organisme heterotrof, terutama hewan-hewan seperti
kambing, ular, serangga, dan udang. Organisme ini hidupnya tergantung pada
organisme lain, dan hidup dengan memakan materi organik.
6. Mikrokonsumen adalah organisme-organisme heterotrof, saprotrof, dan osmotrof,
terutama bakteri dan fungi. Mereka inilah yang memecah materi organik yang berupa
sampah dan bangkai, menguraikannya sehingga terurai menjadi unsur-unsurnya
5
(bahan anorganik). Kelompok ini juga disebut sebagai organisme pengurai atau
dekomposer.
C. Tipe-tipe Ekosistem
Menurut Irwan (2017), berdasarkan sifatnya, tipe ekosistem ada 2, yaitu
ekosistem alami dan ekosistem buatan. Eksosistem buatan merupakan ekosistem yang
komponen-komponennya biasanya kurang lengkap, memerlukan subsidi energi,
memerlukan pemeliharaan atau perawatan, mudah terganggu, dan mudah tercemar dan
dipengaruhi oleh campur tangan manusia, Contohnya adalah sawah, danau buatan dan
ekosistem pertanian. Sedangkan, ekosistem alami merupakan ekosistem yang komponen-
komponennya lengkap, tidak memerlukan pemeliharaan atau subsidi energi karena dapat
memelihara dan memenuhi sendiri, dan selalu dalam keseimbangan. Secara umum
ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Oleh karena
itu, tipe-tipe ekosistem ada 3, yaitu ekosistem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan
1. Ekosistem Air (Akuatik)
a. Ekosistem Air Tawar, dibagi menjadi 2, yaitu:
1) Ekosistem Air Tawar Lotik, memiliki ciri airnya berarus, contohnya
ekosistem sungai. Organisme yang hidup pada ekosistem ini dapat
menyesuaikan diri dengan arus air. Contohnya ikan belida, serangga air, dan
diatom yang dapat menempel pada batu. Produsen utama pada ekosistem ini
adalah ganggang. Akan tetapi, umumnya organisme lotik memakan detritus
yang berasal dari ekosistem darat dan sekitarnya.
Gambar 2. Ekosistem sungai
Sumber: https://ekosistem.co.id/ekosistem-sungai/
6
2) Ekosistem Air Tawar Lentik, memiliki ciri airnya tidak berarus, contohnya
ekosistem rawa air tawar, rawa gambut, padang rumput rawa, kolam, dan
danau. Rawa didominasi oleh tumbuhan berkayu, rawa gambut didominasi
oleh lumut Sphagnum. Ekosistem danau dan kolam terdiri dari tiga wilayah,
yaitu litoral, limnetik, dan profundal. Wilayah litoral adalah wilayah tepi
danau dan kolam. Organisme litoral antara lain teratai, Hydrilla, Hydra,
capung, katak, burung, dan tikus. Vegetasi pada wilayah litoral didominasi
oleh tumbuhan yang mengapung atau tenggelam. Wilayah limnetik adalah
wilayah perairan terbuka yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari.
Pada wilayah ini banyak mengandung fitoplankton dan zooplankton. Di
bagian bawah wilayah limnetik terdapat wilayah profundal, yaitu wilayah
yang dalam dengan berbagai jenis dekomposer pada bagian dasarnya.
Gambar 3. Ekosistem Rawa Gambut
Sumber: https://www.gurugeografi.id/ekosistem-rawa-gambut.html
7
b. Ekosistem Laut, dibagi menjadi 3 zona:
1) Zona Litoral, meliputi :
a) Ekosistem Estuari, terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan
laut atau disebut muara sungai/pantai lumpur. Cirinya berupa perairan
payau dan vegetasinya didominasi oleh tumbuhan bakau. Ikan, udang,
dan moluska melakukan perkembangbiakan di daerah ini.
Gambar 4. Ekosistem Estuari
Sumber: http://robinsonbisa.blogspot.com/ekosistem-estuari.html
b) Ekosistem Pantai Pasir, cirinya intensitas cahaya matahari yang
dipaparkan selama 12 jam dan deburan ombak yang terus-menerus.
Vegetasi ada yang membentuk terna (formasi pescaprae) atau membentuk
perdu dan pohon (formasi barringtonia). Terna adalah tumbuhan berbiji
yang memiliki batang lunak dan tidak berkayu (misalnya rumput,
kangkung, dan pisang). Hewan pada ekosistem pasir pantai kebanyakan
hidup di dalam pasir. Organisme tersebut aktif jika air pasang dan
membenamkan diri di pasir saat air surut, misalnya kepiting kecil.
c) Ekosistem Pantai Batu, cirinya tersusun dari batu-batuan kecil dan
bongkahan batu yang besar. Organisme yang ada adalah Eucheuma dan
Sargassum, serta beerapa jenis moluska yang dapat melekat di batu.
2) Zona Laut Dangkal meliputi Ekosistem Terumbu Karang. Ekosistem ini
hanya dapat tumbuh di dasar perairan yang jernih. Terumbu karang terbentuk
dari rangka hewan kelompok Coelenterata. Pada ekosistem ini terdapat
berbagai jenis organisme laut dari kelompok Porifera, Coelenterata,
ganggang, berbagai jenis ikan, serta udang.
8
Gambar 5. Ekosistem Terumbu Karang
Sumber: https://www.merdeka.com/ekosistem-terumbu-karang.html
3) Zona Pelagik meliputi Ekosistem Laut Dalam. Ekosistem ini berada pada
kedalaman 76.000 m dari permukaan laut, sehingga tidak ada lagi cahaya
matahari.
2. Ekosistem Darat (Terestrial)
Ekosistem darat dalam skala luas yang memiliki tipe struktur vegetasi tumbuhan
dominan disebut bioma. Vegetasi suatu jenis bioma memiliki penampakan yang sama
dimanapun bioma tersebut ditemukan. Penyebaran jenis-jenis bioma dipengaruhi oleh
iklim. Bioma di dunia dikelompokkan menjadi 7 kategori, yaitu:
a. Hutan Hujan Tropis, terdapat di wilayah khatulistiwa dengan temperatur tinggi
(rata-rata 250C) dan curah hujan yang tinggi (200-450 cm per tahun). Memiliki
ciri pohonnya tinggi dan rimbun, dengan jenis tumbuhan yang sangat beragam.
Hewannya meliputi berbagai jenis serangga dan burung, monyet, orang utan, dan
harimau.
Gambar 6. Hutan Hujan Tropis
Sumber: https://www.dictio.id/t/ hutan-hujan.html
9
b. Savana, terdapat di wilayah sekitar khatulistiwa dengan curah hujan lebih rendah
daripada hutan hujan tropis (sekitar 90-150 cm per tahun). Vegetasi savana
didominasi oleh rumput dengan semak dan pohon yang tumbuh terpencar. Hewan
yang hidup yakni berbagai jenis serangga seperti belalang, kumbang, rayap,
herbivora dan karnivora.
Gambar 7. Savana
Sumber: https://www.dictio.id/t/savana.html
c. Padang Rumput, terdapat pada wilayah dengan temperatur sedang. Curah hujan di
padang rumput lebih rendah daripada di savana (25-27 cm per tahun). Vegetasi
yang dominan adalah rumput dan hewan yang ada adalah kelinci, tupai tanah, dan
serigala.
Gambar 8. Ekosistem Padang Rumput
Sumber: http://ockym.blogspot.com/ekosistem-padang-rumput.html
d. Gurun, terdapat di belahan bumi sekitar 200-300 lintang utara dan lintang selatan.
Curah hujan rendah yaitu kurang dari 25 cm per tahun. Vegetasinya terdiri dari
berbagai belukar akasia dan kaktus, sedangkan hewan yang ada yaitu belalang,
10
burung pemangsa serangga, dan kadal. Hewan-hewan gurun melakukan kegiatan
pada malam hari (nokturnal).
Gambar 9. Ekosistem Gurun
Sumber: https://pendidikan.co.id/pengertian-gurun/
e. Hutan Gugur, terdapat di pegunungan wilayah tropis dan di wilayah subtropis
yang mengalami pergantian musim panas dan dingin. Curah hujan sedang, yaitu
75-150 cm per tahun. Pohon pada hutan gugur memiliki ciri menggugurkan
daunnya menjelang musim gugur dan menjadi dorman (hidup, tetapi dengan
metabolisme yang relatif tidak aktif dan penghentian pertumbuhan) pada musim
dingin. Pohon di hutan gugur antara lain maple dan birkin. Contohnya hutan jati.
Gambar 10. Ekosistem Hutan Gugur
Sumber: https://ilmugeografi.com/ekosistem-darat/attachment/hutan-gugur
f. Taiga, terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis dan di pegunungan tropis.
Cirinya hujan turun hanya pada musim panas dan musim dingin berlangsung
secara berkepanjangan. Hewan yang hidup antara lain rusa, bajing, burung gagak
hitam, bermacam burung berkicau, serigala, dan beruang. Contohnya hutan pinus.
11
Gambar 11. Taiga
Sumber: https://www.gurugeografi.id/ekosistem-bioma-hutan-taiga.html
g. Tundra, terdapat di dekat kutub utara, yaitu pada 600 lintang utara, disebut tundra
artik. Sedangkan tundra yang terdapat di puncak gunung disebut tundra alpin. Ciri
bioma tundra adalah musim dingin terjadi setiap waktu sepanjang tahun. Vegetasi
tundra didominasi oleh rumput alang-alang lumut daun, dan perdu. Tidak terdapat
pohon. Hewan yang ada kelinci, burung hantu, serigala, rusa, dan domba.
Gambar 12. Tundra
Sumber: https://andimanwno.wordpress.com/bioma-tundra/
12
3. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Contohnya bendungan, hutan tanaman produksi, agroekosistem
berupa sawah tadah hujan, sawah irigasi, perkebunan sawit, dan perkebunan kopi,
serta bendungan.
Gambar 13. Bendungan
Sumber: https://www.jatikom.com/ ekosistem-buatan/
13
C.Rangkuman
1. Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara komponen biotik (tumbuhan, hewan,
manusia, mikroba) dengan komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah, dsb.) di alam,
yang membentuk suatu sistem
2. Komponen ekosistem ada 2, yaitu komponen abiotik (komponen tak hidup) dan
komponen biotik (komponen hidup).
3. Tipe-tipe ekosistem ada 3, yaitu ekosistem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan
D. Tes Formatif 1
1. Siapakah yang memperkenalkan istilah “ekosistem”?
a. Tansley
b. Louis Pasteur
c. Mendell
d. Aristoteles
2. Komponen abiotik di dalam suatu ekosistem berperanan sebagai ....
a. penyedia makanan bagi setiap komponen biotik
b. sumber energi bagi tumbuhan
c. pengendali proses-proses di dalam ekosistem tersebut
d. penghasil energi kimia bagi tumbuhan
3. Berikut ini adalah contoh dari ekosistem air, kecuali…
a. Tundra
b. Taiga
c. Gurun
d. Estuari
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ekosistem buatan!
5. Sebutkan 3 contoh ekosistem darat yang anda ketahui!
14
UNIT 2
INTERAKSI DALAM EKOSISTEM
A. Pengelompokkan Hewan Berdasarkan Makanannya
Menurut Wirakusumah (2003), berdasarkan jenis makanannya hewan dapat
digolongkan menjadi: hewan pemakan tumbuhan (herbivora), hewan pemakan daging
(karnivora), dan hewan pemakan segala (omnivora).
1. Herbivora
Hewan pemakan tumbuhan saja atau disebut herbivora. Herbivora dapat
memakan bagian tumbuhan berupa daun, batang, biji dan juga umbi-umbian. Contoh
herbivora pemakan rumput dan dedaunan misalnya sapi, kuda dan kambing. Kelinci
sangat menyukai jenis umbi-umbian seperti wortel. Jenis burung ada yang tergolong
ke dalam herbivora. Burung pemakan biji-bijian seperti merpati, tekukur dan burung
gereja. Ada pula burung pemakan buah-buahan seperti burung beo dan jalak.
Biasanya burung tersebut memiliki bentuk paruh yang khas sesuai dengan jenis
makanannya. Hewan-hewan yang termasuk herbivora umumnya mempunyai gigi seri
dan gigi geraham. Gigi seri berguna untuk memotong-motong makanan sebelum
dikunyah. Gigi geraham dengan permukaan yang luas digunakan untuk mengunyah
makanan hingga lumat.
Gambar 14. Kuda Memakan Rumput
Sumber: https://hanifarahminormasuha.wordpress.com/herbivora
15
2. Karnivora
Hewan yang memakan hewan lain disebut karnivora. Hewan karnivora yang
hidup di sekitar kita seperti anjing dan kucing. Anjing memakan daging dan tulang. Di
rumah kucing memangsa tikus, memakan daging ayam dan ikan. Harimau dan
serigala merupakan hewan karnivora yang hidup di hutan belantara. Mereka berburu
untuk mendapatkan makanannya. Bagaimanakah bentuk gigi dan cakar harimau?
Hewan ini memiliki taring yang berguna untuk merobek daging hewan yang
dimangsanya. Kakinya memiliki cakar yang berguna untuk mencengkram mangsanya.
Ciri hewan yang termasuk karnivora mempunyai indra penglihat, pencium, dan
pendengar yang baik. Hewan karnivora dapat memiliki racun (bisa) dan gigi taring
yang kuat seperti ular. Hewan karnivora mempunyai gigi taring dan gigi geraham
yang tajam. Gigi taring yang besar. Gigi gerahamnya pun tajam yang berguna untuk
mengunyah daging dan tulang. Jenis burung yang termasuk karnivora seperti burung
elang dan burung hantu mempunyai cakar juga kuku yang tajam dan kuat.
Gambar 15. Elang Memakan Ular
Sumber: https://duniabinatang230.wordpress.com//karnivora/
16
3. Omnivora
Hewan omnivora atau pemakan segala yang sering kita jumpai sehari-hari
seperti: ayam, tikus, bebek, ikan, dan lain-lain. Contoh: ayam memakan biji-bijian
seperti beras dan jagung dapat pula makan cacing. Ikan memakan tumbuhan air dan
cacing yang ada di kolam atau akuarium.
Gambar 16. Ayam memakan biji-bijian
Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/RANSUM-AYAM-BURAS/
B. Interaksi Dalam Ekosistem
Menurut Odum (1996), selama ekosistem tidak diganggu maka akan tetap menjaga
keseimbangannya sendiri. Sebaliknya, jika diganggu oleh penggaggu dari luar, seperti
manusia, dan gangguan tersebut melampaui batas kekuatan normalnya, maka
kemampuan ekosistem tidak mampu kembali ke keadaan semula. Gangguan yang tidak
mampu diimbangi oleh ekosistem artinya lingkungan tersebut memiliki daya lenting
ekosistem. Daya lenting adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk kembali normal
atau besarnya kemampuan ekosistem untuk memulihkan diri bila memperoleh gangguan.
Lingkungan alami jika diganggu dan melebihi daya lentingnya, maka akan terjadi
kerusakan lingkungan. Artinya kualitas lingkungan hidup akan terus menurun. Dalam
lingkungan yang normal atau alami, antar komponen menjalin interaksi. Interaksi
tersebut terjadi antara komponen abiotik dengan biotik maupun antar komponen yang
ada dalam kedua komponen tersebut.
17
1. Interaksi komponen abiotik dengan biotik
Menurut Odum (1996), komponen biotik banyak dipengaruhi oleh komponen
abiotik. Tumbuhan sangat bergantung keberadaan dan pertumbuhannya dari tanah,
air, udara tempat hidupnya. Jenis tanaman tertentu dapat tumbuh dengan baik pada
kondisi tanah tertentu. Sebaran tumbuhan juga sangat dipengaruhi oleh cuaca dan
iklim. Misalnya, di pantai tanaman kelapa dapat tumbuh subur, tetapi tidak demikian
di daerah pegunungan. Sebaliknya, komponen abiotik juga dipengaruhi oleh
komponen biotik. Keberadaan tumbuhan mempengaruhi kondisi tanah, air dan udara
disekitarnya. Banyaknya tumbuhan membuat tanah menjadi gembur dan dapat
menyimpan air lebih banyak serta membuat udara menjadi sejuk. Organisma
lainnya, seperti cacing juga mampu menggemburkan tanah, menghancurkan sampah
atau seresah daun, dan menjadikan pengudaraan tanah menjadi lebih baik, sehingga
semua itu dapat menyuburkan tanah.
2. Interaksi antar komponen abiotik
Menurut Odum (1996), di alam antarkomponen abiotik juga saling
berinteraksi. Proses pelapukan batuan dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Cuaca dan
iklim juga mempengaruhi keberadaan air di suatu wilayah. Suhu udara di suatu
tempat, dalam kadar tertentu, dipengaruhi oleh warna batuan, keberadaan tubuh-
tubuh air dan sebagainya. Kandungan mineral dalam air juga dipengaruhi oleh
batuan dan tanah yang dilaluinya.
3. Interaksi antar komponen biotik
Menurut Odum (1996), antar komponen biotik juga terjadi interaksi. Interaksi
tersebut dapat terjadi antar organisme, populasi maupun komunitas.
a. Interaksi antar organisme
Organisme secara individu melakukan berbagai bentuk interaksi dengan
sesama jenisnya maupun dengan jenis yang lain. Interaksi antarorganisme dapat
dibedakan menjadi:
1) Netral, yaitu hubungan tidak saling mengganggu antarorganisma dalam
habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan
kedua belah pihak. Contohnya, interaksi yang netral adalah antara kambing
dengan kupu-kupu
18
2) Predasi, yaitu hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Pemangsa
tidak bisa hidup tanpa hewan yang dimangsanya. Itulah sebabnya jika hewan
yang dimangsanya habis, maka pemangsa juga akan pergi atau punah.
Pemangsa berperan sebagai pengontrol jumlah dari suatu populasi. Jika
jumlah pemangsa berkurang maka jumlah hewan yang dimangsanya akan
bertambah. Contohnya, jika ular banyak yang dibunuh oleh manusia, maka
populasi tikus akan bertambah, karena tidak adanya ular yang memangsa
tikus.
3) Parasitisme, adalah hubungan antarorganisma yang berbeda spesies yang
bersifat merugikan salah satu spesies. Contohnya adalah antara benalu
dengan pohon inangnya, lintah dengan organisme yang diambil darahnya,
kutu, jamur, cacing pita dan lain-lain.
4) Komensalisme, merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda
spesies yang salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak
dirugikan. Contohnya adalah tumbuhan epifit yang hidup menempel pada
batang atau cabang pohon. Tumbuhan epifit dapat memperoleh cahaya
karena menempel di pohon yang tinggi, sedangkan pohon yang
ditumpanginya tidak diuntungkan maupun dirugikan.
5) Mutualisme, adalah hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak
organisme berbeda spesies. Contohnya adalah antara bakteri Rhizobium yang
hidup pada bintil akar kacang-kacangan. Bakteri tersebut memfiksasi gas
nitrogen dan mengubahnya menjadi nitrat dan ammonium sebagai nutrient
untuk bakteri dan juga untuk tanaman kacang-kacangan.
b. Interaksi antar populasi
Menurut Odum (1996), interaksi antarpopulasi terjadi antara populasi
yang satu dengan populasi lain. Interaksi tersebut dapat bersifat alelopati maupun
kompetisi. Interaksi alelopati adalah interaksi antarpopulasi yang terjadi jika
populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghambat tumbuhnya
populasi lain. Kompetisi yaitu interaksi antarpopulasi yang di dalamnya terdapat
kepentingan yang sama, sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang
diperlukan. Contoh alelopati adalah jamur Penicillium sp. yang dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu,
19
sedangkan contoh kompetisi adalah antara populasi kuda dengan populasi kijang
dalam memperoleh rumput.
c. Interaksi antar komunitas
Komunitas adalah kumpulan beberapa populasi berbeda yang saling
berinteraksi di suatu wilayah yang sama. Sebagai contoh adalah komunitas
padang rumput yang dihuni oleh beberapa populasi diantaranya kuda, banteng,
ular, belalang, singa, macan, srigala dan lain-lain. Contoh komunitas lainnya
adalah komunitas sungai yang di dalamnya terdiri atas beberapa populasi seperti
buaya, kuda nil, ular, ikan, plankton dan lain-lain. Antara komunitas padang
rumput dan sungai terjadi interaksi berupa peredaran organisma hidup dari kedua
komunitas tersebut. Kuda, banteng dapat menjadi sumber makanan bagi buaya.
Demikian sebaliknya, ikan dapat menjadi makanan bagi macan.
20
C. Rangkuman
1. Berdasarkan jenis makanannya hewan dapat digolongkan menjadi: hewan pemakan
tumbuhan (herbivora), hewan pemakan daging (karnivora), dan hewan pemakan
segala (omnivora).
2. Interaksi dalam ekosistem ada beberapa macam, yaitu: interaksi abiotik dengan
biotik, interaksi antar abiotik, dan interaksi antar biotik. Interaksi antar biotik juga
terbagi lagi menjadi interaksi antar organisme, antar populasi, dan antar komunitas.
D. Tes Formatif 2
1. Hubungan tidak saling menganggu antar organisme dalam habitat yang sama
sifatnya tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak disebut
dengan…..
a. Kompetisi
b. Parasitisme
c. Komensalisme
d. Netralisme
2. Contoh simbiosis antara ikan hiu dan ikan remora termasuk dalam interaksi dari ....
a. Netralisme
b. Komensalisme
c. Parasitisme
d. Mutualisme
3. Contoh hewan yang termasuk jenis karnivora adalah…
a. Ayam
b. Hiu
c. Bebek
d. Sapi
e. Jerapah
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan interaksi antar abiotik!
5. Sebutkan 3 contoh interaksi antar organisme yang anda ketahui!
21
DAFTAR PUSTAKA
Cartono, dan Nahdiah, Ekologi Tumbuhan, Bandung: Prisma Press, 2008.
Irwan, Zoera’ini Djamal, Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi, Ekosistem, Komunitas,
dan Lingkungan, Jakarta: PT. Bina Aksara, 2017.
Mulyadi, Evalusasi dan Kraterisasi Fauna Akuatik yang Berasosiasai dengan Ekosistem
Magrove di Suaka Margatwa Muara Angke, Jakarta: Pusat Penelitian Biologi-LIPI,
2010.
Odum, E.P., Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ketiga, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
1996.
Wirakusumah, S., Dasar-Dasar Ekologi: Menopang Pengetahuan Ilmu-Ilmu Lingkungan,
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 2003.
22
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1
1. c. Tansley
2. a. Penyedia makanan bagi setiap komponen biotik
3. d. Estuari
4. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. ekosistem yang komponen-komponennya biasanya kurang lengkap,
memerlukan subsidi energi, memerlukan pemeliharaan atau perawatan, mudah terganggu,
dan mudah tercemar dan dipengaruhi oleh campur tangan manusia,
5. Hutan hujan tropis, gurun, dan tundra.
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 2
1. d. Netralisme
2. b. Komensalisme
3. b. Hiu
4. Interaksi antar abiotik adalah interakasi seperti proses pelapukan batuan dipengaruhi oleh
cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim juga mempengaruhi keberadaan air di suatu wilayah.
Suhu udara di suatu tempat, dalam kadar tertentu, dipengaruhi oleh warna batuan,
keberadaan tubuh-tubuh air dan sebagainya. Kandungan mineral dalam air juga
dipengaruhi oleh batuan dan tanah yang dilaluinya.
5. 3 contoh interaksi antar organisme: Predasi, Komensalisme, dan Mutualisme
23