The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Annisa Nurrachmani, 2023-07-04 08:41:59

Diskusi Ruang Kolaborasi Kelompok 1

Diskusi Ruang Kolaborasi Kelompok 1

Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 1.1 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8


Kelas AF Kelompok 1 1. Prastio 2. Annisa Nurrachmani 3. Lina Kurniawati 4. Yani Rosipah


Bahan Diskusi Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda 01 yang sejalan dengan Ki Hajar Dewantara? Bagaimana pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dapat dikontekstualkan sesuai nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda? 02 Sepakati satu pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menebalkan laku murid di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan. 03


1. Kekuatan konteks sosio-kultural di Kota Magelang Adanya tradisi “munjung”, yaitu memberi makanan kepada suadara/tetangga yang mengandung nilai kedermawanan Adanya kearifan lokal tari gugur gunung (kuntulan) yang di dalamnya terkandung nilai-nilai gotong royong (gugur gunung), persatuan.


1. Kekuatan konteks sosio-kultural di Kota Magelang Adanya tradisi “nyadran”, yaitu kegiatan mengirim doa kepada para leluhur Ketika menjelang Ramadhan. Nilai yang terkandung: Berbakti kepada orang tua dan menghormati sejarah Adanya tradisi “sambatan”, yaitu kegiatan bersama-sama oleh anggota masyarakat, misalnya dalam hal mendirikan rumah. Nilai utama yang terkandung dalam tradisi ini adalah gotong-royong, tolong-menolong, dan kebersamaan.


2. Kontekstualisasi Pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat yang dapat dikontekstualisasikan dengan cara memasukkan nilai-nilai kedermawanan, gotong-royong, tolong- menolong dan kebersamaan, berbakti kepada orang tua dan menghormati sejarah dalam pembelajaran. Hal ini terlihat pada contoh berikut ini.


Kegiatan Tantangan Solusi Pembiasaan Jumat Bersih Kesadaran anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan Jumat bersih masih kurang Perlu pendampingan guru atau wali kelas dan orang tua sekaligus memberi contoh Pembiasaan Jumat Sehat Anak kurang menyadari pentingnya olahraga sehingga bermalas-malasan mengikuti kegiatan seperti; senam dan jalan santai • Perlu pendampingan guru atau wali kelas dan orang tua sekaligus memberi contoh; • Mengisi kegiatan Jumat sehat yang bervariasi. Pembiasaan Jumat Berbagi Kurangnya kesadaran anak untuk mau menyisihkan sebagian uang sakunya untuk berbagi; Terbatasnya waktu dan personil untuk membagi sedekah Jumat. • Menanamkan pentingnya bersyukur dan berbagi kepada orang lain; • Membagi jadwal pelaksana Jumat berbagi; • Menata makanan sedekah di tempattempat yang terjangkau dengan sistem ambil sendiri; • Adanya keterlibatan orang tua dalam kegiatan Sambut Pagi : Guru menyambut kedatangan anak, dan mereka dibiasakan untuk senyum, salam, sapa, sopan, dan santun. Guru terlambat sampai di sekolah; Guru melimpahkan tanggung jawab kepada rekan yang dijadwalkan sambut pagi pada hari yang sama; Guru harus datang lebih awal; Saling mengingatkan sesama guru akan pentingnya menyambut kedatangan siswa Sekolah mengadakan event bulanan/tahunan berbagi bersama, kunjungan di panti asuhan dan sejenisnya Kurangnya kesadaran anak untuk mau menyisihkan sebagian uang sakunya untuk berbagi • Menanamkan pentingnya bersyukur dan berbagi kepada orang lain yang kurang mampu • Adanya keterlibatan orang tua dalam kegiatan


3. Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang paling kuat untuk menebalkan laku murid di kelas/sekolah Guru di depan harus mampu dan mau memberi teladan yang nyata dan konsisten agar anak memiliki role model dalam berpikir, berucap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tercapai tujuan mengaktualisasikan nilai- nilai luhur kearifan budaya yang sesuai dengan pemkikiran Ki Hajar Dewantara. Ing Ngarsa Sung Tuladha Guru yang selalu berada di tengah-tengah para siswanya harus selalu membangun semangat siswanya untuk berkarya dan melakukan kebaikan sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila Ing Madya Mangun Karsa Guru harus selalu menuntun, menopang, dan menunjukkan arah yang benar bagi hidup dan karya anak-anak didiknya. Tut Wuri Handayani


Terima Kasih


Click to View FlipBook Version