The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by 70suparman, 2023-12-14 22:02:30

Buku Pedoman Studi Lapangan PKA

Sebagai Acuan

PEDOMAN STUDI LAPANGAN MANAJEMEN KINERJA UNIT ORGANISASI PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI RIAU Jl. Ronggowarsito No. 14 Pekanbaru Tahun 2023


Tim Penyusun 1. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau 2. Kepala Bidang Sertifikasi Kompetensi dan Penjamin Mutu 3. Ir. H. Embung Megasari, M.Si 4. Dr. Suparman, A.Ks, S.Pd.I, M.Si 5. Sugiarto, S.ST, M.Si 6. Sy. Ernaweni, SH.,M.Si 7. Hasrul Sani Siregar, S.IP, MA


i KATA SAMBUTAN Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas petunjuk dan inayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan Pedoman Studi Lapangan Manajemen Kinerja Unit Organisasi Pelatihan Kepemimpinan Adminstrator ini sebagaimana yang diharapkan sebagai acuan dalam penyelenggaraan Studi Lapangan. Pedoman Studi Lapangan ini diharapkan mampu memberikan acuan yang jelas dalam melaksanakan Studi Lapangan Manajemen Kinerja unit Organisasi pada Pelatihan Kepemimpinan Adminstrator yang diselenggarakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau agar lebih efektif dan efisen sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya, selaku kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau mengucapkan terima kasih kepada seluruh Tim Penyusun yang telah berkontribusi dengan baik, sehingga Pedoman Studi Lapangan ini dapat diselesaikan sebagaimana yang kita harapkan. Pedoman Studi Lapangan ini tentunya sangat dinamis sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kritikan dan masukan sangat diperlukan untuk kesempurnaan Pedoman Studi Lapangan ini. Pekanbaru, 17 November 2023 Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau, Drs. Asrizal, M.Pd Pembina Utama Madya NIP. 19650325 198702 1 001


ii KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas petunjuk dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Pedoman Studi Lapangan Manajemen Kinerja Unit Organisasi Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) ini sebagaimana yang diharapkan sebagai acuan dalam penyelenggaraan Studi Lapangan. Dalam proses penyusunannya, Tim Penyusun telah banyak mendapatkan masukan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Kepala Badan Pegembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau yang telah menfasilitasi dan mengarahkan sehingga tersusunnya Pedoman ini dengan baik; 2. Bapak dan Ibu Widyaiswara, Struktural dan Penyelenggara Pelatihan yang selalu memberikan dukungan dan masukanmasukannya sehingga dapat menyusun Pedoman Studi Lapangan ini dalam menunjang Manajemen Kinerja Manajemen Unit Organisasi; 3. Narasumber yang telah memberikan masukan dan serta pengengendalian dalam penyusunan Pedoman Studi Lapangan sehingga pedoman ini sesuai dengan standar yang telah ditentukan. 4. Seluruh Bapak dan Ibu Stakeholders yang telah memberikan masukan dan saran sehingga tersusunnya pedoman ini. Untuk kesempurnaan Pedoman Studi Lapangan ini, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan, atas perhatian dan partisipasinya diucapkan terima kasih. Pekanbaru, 17 November 2023 Tim Penyusun:


iii DAFTAR ISI HALAMAN SAMBUTAN ......................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................. ii DAFTAR ISI ........................................................................ iii BAB I. PENDAHULUAN......................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................... 1 B. Dasar Hukum ..................................................... 2 C. Maksud dan Tujuan Pedoman Studi Lapangan .... 3 BAB II. KONSEP STUDI LAPANGAN...................................... 4 A. Pengertian Studi Lapangan ................................ 4 B. Kompetensi Yang Dibangun ................................ 6 C. Kerangka Berpikir Studi Lapangan ..................... 6 BAB III. PELAKSANAAN STUDI LAPANGAN ......................... 9 A. Persiapan Studi Lapangan ................................ 9 B. Pelaksanaan Pembelajaran Studi Lapangan....... 10 1. Pembelajaran Konsepsi Studi Lapangan Manajemen Kinerja Organisasi...................... 10 2. Pembekalan Studi Lapangan......................... 11 3. Kunjungan Lapangan.................................... 12 4. Berbagi Pengalaman Hasil Studi Lapangan ... 15 5. Pengorganisasian Tim Studi Lapangan.......... 16


iv BAB IV. LAPORAN STUDI LAPANGAN.................................. 17 A. Laporan Kelompok ............................................ 17 B. Laporan Individu............................................... 18 C. Teknik Penulisan .............................................. 20 D. Kode Sikap Perilaku.......................................... 21 BAB V. PENUTUP................................................................ 24 DAFTAR KEPUSTAKAAN .................................................... 25


1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara bahwa pengembangan kompetensi ASN harus mengacu pada kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial dan Kompetensi Sosial Kultural. Pengambangan Kompetensi merupakan upaya untuk pemenuhan kebutuhan kompetensi ASN dengan standar kompetensi Jabatan dan rencana pengembangan karier (Pasal 203, Ayat 1, PP 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS). Standar Kompetensi Jabatan ASN (Aparatur Sipil Negara) adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan seorang Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan tugas jabatan (Permenpan 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan ASN). Pelatihan Struktural Administrator yang selanjutnya disebut Pelatihan Kepemimpinan Administrator adalah pelatihan untuk menduduki atau dalam jabatan administrator (Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 6 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan). Kompetensi yang dikembangkan dalam Pelatihan Kepemimpinan Administrator merupakan kompetensi kepemimpinan manajemen kinerja unit organisasi, dimana merupakan kompetensi manajerial peserta untuk mendukung pelaksanaan tugas memimpin kegiatan Pelayanan Publik. Output dari Pelatihan Kepemimpinan Administrator adalah menjadi pemimpin manajemen kinerja unit organisasi dan tersusunnya laporan aksi perubahan. Laporan aksi perubahan


2 yang merupakan dokumen kertas kerja yang disusun oleh peserta Pelatihan Kepemimpinan Administratot setelah melaksanakan implementasi di tempat kerja dengan mengimplementasikan kemampuan kepemimpinan dalam melaksanakan tugas jabatannya. Penyusunan laporan aksi perubahan diawali dengan Menyusun Rancangan Aksi Perubahan yang akan disetujui antara Peserta, Mentor, Coach dan Penguji yang akan dilaksanakan oleh peserta selama 2 bulan kedepannnya pada masa off Campus. Sebelum peserta Menyusun Rancangan Aksi Perubahan, peserta melakukan Studi Lapangan sesuai dengan Lokus yang telah ditetapkan secara berkelompok. Untuk menyamakan satandar dan kualitas proses penyelenggaraan Studi Lapangan, maka diperlukan pedoman dalam melaksanakan Studi Lapangan, baik oleh Peseta, Pembimbing, Coach maupun Penyelenggara. B. Dasar Pelaksanaan Studi Lapangan Pedoman Penyelenggaraan Studi Lapangan pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator ini berdasarkan pada peraturan berikut ini: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas PP Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil; 3. Peraturan LAN RI No. 10 Tahun 2018 Tentang Pengembangan Kompetensi PNS; 4. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan.


3 5. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 6 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan; 6. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 / K.1 PDP.07/2023 tentang Kurikulum Pelatihan Struktural Kepemimpinan; 7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 2 / K.1 PDP.07/2023 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan. C. Maksud dan Tujuan Pedoman Studi Lapangan Maksud dari Penyusunan Pedoman Studi Lapangan Manajemen Kinerja Unit Organisasi pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator ini adalah untuk memberikan acuan bagi Tim Pembimbing, Coach, Penyelenggara dan Peserta dalam menyelenggarakan Studi Lapangan, dengan tujuan sebagai berikut: 1. Sebagai petunjuk yang jelas bagi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau dalam menyelenggarakan Studi Lapangan pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator. 2. Untuk meningkatkan efektivitas Studi Lapangan dalam mencapai kompetensi yang dibangun pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator. 3. Untuk memastikan konsistensi dan kualitas pelaksanaan Studi Lapangan pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator.


4 BAB II KONSEP STUDI LAPANGAN A. Pengertian Studi Lapangan Secara umum Studi Lapangan merujuk pada suatu metode penelitian yang melibatkan pengumpulan data secara langsung di lapangan, yaitu di lokasi atau tempat di mana fenomena yang sedang diteliti terjadi. Metode ini umumnya digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk ilmu sosial, ilmu alam, ilmu lingkungan, geografi, dan banyak lagi. Dalam konteks pembelajaran Studi Lapangan pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator, dimana Studi Lapangan adalah metode pembelajaran melalui pengumpulan data secara langsung dengan pengamatan, wawancara, mencatat, atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Studi Lapangan merupakan metode penelitian yang sangat penting dalam berbagai bidang. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Studi Lapangan penting; 1. Pengumpulan Data Empiris: Studi Lapangan memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data empiris langsung dari lokasi atau lingkungan yang sedang diteliti. Data ini seringkali lebih akurat dan relevan daripada data yang diperoleh dari sumber lain. 2. Validasi Teori dan Hipotesis: Dengan melakukan Studi Lapangan, peneliti dapat menguji teori dan hipotesis mereka dalam konteks yang sesungguhnya. Ini membantu dalam memvalidasi atau mengoreksi gagasan dan kerangka kerja teoretis. 3. Penelitian Kualitatif: Studi Lapangan sangat penting dalam penelitian kualitatif, di mana fokus adalah pada pemahaman mendalam mengenai konteks sosial, budaya, atau perilaku manusia. Ini memungkinkan peneliti untuk merasakan pengalaman dan pandangan orang yang mereka studi.


5 4. Identifikasi Masalah dan Tantangan Lokal: Dalam berbagai bidang, seperti pembangunan, lingkungan, dan kesehatan, Studi Lapangan membantu mengidentifikasi masalah dan tantangan yang mungkin tidak terlihat atau diabaikan dari jarak jauh. 5. Perencanaan dan Pengambilan Keputusan: Dalam perencanaan kota, pengembangan proyek, dan pemahaman wilayah geografis, Studi Lapangan memberikan wawasan yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang tepat. 6. Pendekatan Holistik: Studi Lapangan memungkinkan pendekatan holistik terhadap topik penelitian. Ini berarti mempertimbangkan konteks yang lebih luas, termasuk aspek sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan. 7. Mengukur Dampak Intervensi atau Kebijakan: Studi Lapangan penting dalam mengevaluasi dampak program, intervensi, atau kebijakan. Ini membantu dalam menentukan apakah upaya ini berhasil dan memberikan manfaat yang diharapkan. 8. Pengembangan Kerja Lapangan: Banyak profesi, seperti geolog, antropolog, biolog, dan ilmuwan lingkungan, sangat bergantung pada Studi Lapangan untuk mengumpulkan data dan menjalankan eksperimen dalam lingkungan yang sesungguhnya. 9. Pendidikan dan Pembelajaran: Studi Lapangan juga memiliki nilai dalam pendidikan. Siswa dan mahasiswa dapat belajar langsung dari pengalaman lapangan, yang seringkali lebih menarik dan mudah diingat daripada pembelajaran teoritis. 10.Pemahaman Lintas Budaya: Studi Lapangan membantu dalam memahami dan menghargai perbedaan budaya dan pandangan dunia. Ini merupakan aspek penting dalam lingkup global yang semakin terhubung. Dengan demikian, Studi Lapangan adalah alat yang penting dalam penelitian, pengembangan, pendidikan, dan pengambilan keputusan di berbagai bidang. Ini membantu kita mendapatkan


6 wawasan yang lebih mendalam, validasi empiris, dan pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar kita B. Kompetensi Yang Dibangun Kompetensi Agenda Aktualisasi Kepemimpinan Administrator yaitu membekali Peserta dengan kemampuan menerapkan kapasitas kepemimpinan berkinerja tinggi dalam manajemen pelaksanaan kegiatan pembangunan melalui pengalaman best practices dan aplikasinya dalam Aksi Perubahan dalam peningkatan kinerja organisasi. Deskripsi Studi Lapangan pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator menghasilkan Peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan kepemimpinan manajemen kinerja untuk mendukung pelaksanaan tugas memimpin kegiatan Pelayanan Publik. Mata pelatihan ini dimulai dengan pembekalan tahapan pembelajaran studi lapangan Kinerja Organisasi, ceramah studi lapangan Kinerja Organisasi, kunjungan lapangan Kinerja Organisasi, dan perumusan keunggulan manajemen kinerja Pelayanan Publik sesuai lokus, dan berbagi pengalaman hasil studi lapangan Kinerja Organisasi. Adapun hasil belajar diharapkan peserta diharapkan mampu mendapatkan lesson learnt, mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan strategi dan manajemen kinerja organisasi Pelayanan Publik sesuai lokus. C. Kerangka Berpikir Studi Lapangan Studi Lapangan merupakan suatu system pembelajaraan yang dilaksanakan dengan pendekatan kunjungan ke lapangan. Dalam melaksanakan kunjungan lapangan, peserta pelatihan terlebih dahulu harus dibentuk kerangka berpikir yang sesuai dengan agenda dan mata pelatihan yang telah disajikan.


7 Dalam peleksanaan Studi Lapangan merupakan suatu proses pembelajaranan dalam rangka membawa peserta berpikir dari konsep menjadi berpikir konstruk melelaui Studi Lapangan. Membawa peserta untuk dapat memaknai setiap agenda pembelajaran dengan pendekatan identifikasi, adopsi dan adaptasi. Adapun agenda pembelajaran yang berkaitan dengan kompetensi Studi Lapangan sebagai berikut: 1. Agenda Kepemimpinan Kinerja Ageda kepemimpinan Kinerja terdiri dari: a. Manajemen Perubahan Sektor Publik b. Kepemimpinan Transformasional c. Jejaring Kerja d. Strategi Komunikasi Publik 2. Agenda Manajemen Kinerja a. Akuntabilitas Kenerja b. Hubungan Kelembagaan c. Organisasi Digital d. Manajemen Kinerja e. Standar Kinerja Pelayanan f. Manajemen Keuangan g. Manajemen Resiko Dari beerbagai agenda diatas, maka setiap mata pelatihan menjadi pendukung terhadap pelaksanaan studi lapngan dalam rangka mengidentifikasi, adopsi dan adaptasi Best Practice sesuai lokus dengan poin sebagai berikut: a. Peran Kepemimpinan. b. Inovasi Pelayanan. c. Kompetensi dan Pemberdayaan SDM. d. Pembangunan Jejaring Kerja dan Kolaborasi Pemangku Kepentingan. e. Penerapan Manajemen Kinerja.


8 f. Penerapan Manajemen Resiko. g. Planning dan Budgetting. h. Pemanfaatn Teknologi dan lain sebagainya. Dari berbagai aspek identifikasi dimaksud maka dapat dilakukan adopsi dan adaptasi dalam rangka menyusun strategi peningkatan manajemen kinerja organisasi. Langkah selanjutnya setelah adopsi dan adaptasi aspek unggul maka dilakukan berbagi pengalaman diatara kelompok agar terjadi penyetaraan pemahaman dan pengetahuan dalam merancang aksi perubahan. Gambar Kerangka Berpikir Studi Lapangan


9 BAB III PELAKSANAAN STUDI LAPANGAN A. Persiapan Studi Lapangan Pada tahap persiapan Studi Lapangan dilakukan perlu ditentukan Lokus yang sudah disesuaikan dengan kriteria Lokus Studi Lapangan. Pendekatan yang digunakan dalam menentukan Lokus Studi Lapangan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan baik pemerintah maupun swasta, antar lain: 1. Lokus Studi Lapangan yang diselenggarakan pada Lembaga Diklat dimana Pelatihan dilaksanakan. 2. Dilakukan di lingkungan Pemerintah Daerah setempat dimana pelatihan dilaksanakan pada 1 atau 4 lokus saja. 3. Dilakukan di lingkungan Pemerintah Daerah diluar tempat pelatihan dilaksanakan pada 4 lokus sesuai jumlah kelompok. Pertimbangan utama pemilihan lokasi best practice Manajemen Kinerja Organiasi adalah sebagai berikut: 1. Instansi Pemerintah yang memiliki praktek baik (best practice) Pelayanan Publik. 2. Instansi Swasta yang memiliki best practice Manajemen Kinerja Organisasi terbaik. 3. Instansi yang disebutkan pada point 1 dan 2 diatas adalah Instansi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau Instansi terkait yang berwenang dalam penetapan peringkat Instansi dengan Inovasi yang dapat menunjukkan keunggulan di administrasi/manajemen kinerja organisasi.


10 4. Jika Instansi yang disebutkan pada point 1 dan 2 tidak memenuhi ketentuan pada point 3 maka BPSDM Provinsi Riau dapat menentukan lokus yang relevant dengan tujuan pembelajaran dan memperhatikan mata pelatihan yang ada diagenda II dan III. Dalam menetapkan lokus ini dipandang perlu pembahasan yang melibatkan berbagai unsur Penyelenggaraan Pelatihan agar Studi Lapangan sesuai dengan tujuan dan ketentuan penyelenggaraan PKA. Untuk memilih informasi awal bisa dilakukan dengan teknik Innovation Shopping. Kemudian mendalami informasi dan komunikasi dengan instansi yang akan menjadi lokus sebelum dilaksanakan kunjungan pendahuluan (Survei). Selanjutnya menentukan kelompok dan pendamping Studi Lapangan sesuai dengan Lokus yang telah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok maksimal 10 orang. Lokus disesuaikan dengan kecenderungan kesesuaian uraian tugas dan kewenangan. Penentuan lokus harus melalui tahapan rapat atau dibahas bersama pendamping atau pembimbing Studi Lapangan dan pihak terkait. B. Pelaksanaan Pembelajaran Sudi Lapangan Pembelajaran Studi Lapangan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pembelajaran Konsepsi Studi Lapangan Manajemen Kinerja Organisasi. Pembelajaran konsepsi diberikan kepada peserta agar peserta memiliki kerangka berpikir tentang keterkaitan antara berbagai konsep atau agenda dalam melaksanakan Studi Lapangan manajemen kinerja organisasi. Studi Lapangan dilakukan dalam rangka mempelajari kondisi lapangan tentang keterkaitan dari


11 agenda kepemimpinan Pancasila dan dan nasionalisme, agenda kepemimpinan kinerja dan agenda manajemen Kinerja. Dalam pembekalan dan persiapan terdiri dari a. Mengenali Tuntutan Mata Pelatihan b. Mengenali Fokus sesuai Lokus c. Menentukan Kebutuhan Data atau Informasi dan metode pengumpulan data/informasi d. Menyusun pedoman wawancara 2. Pembekalan Studi Lapangan Pembekalan dilakukan dalam mengkolaborasi antara metode pembelajaran dan cara kunjungan lapangan. Studi Lapangan adalah metode pembelajaran melalui pengumpulan data secara langsung dengan pengamatan, wawancara, mencatat, atau mengajukan pertanyaanpertanyaan. Studi Lapangan diakhiri dengan Perumusan Keunggulan Manajemen Kinerja Organisasi sesuai Lokus. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik, maka diperlukan suatu tahapan pembekalan. Pembekalan Studi Lapangan dirancang untuk memberikan kesempatan peserta untuk memeriksa permasalahannya di lapangan, mengevaluasi manfaat dari ide-ide yang disajikan dalam kelas, dan untuk melatih peserta melakukan “observasi naturalistik”. Memfasilitasi peserta untuk melihat, mendengar, mendalami suatu konteks tertentu untuk dapat mengambil simpulan terhadap beberapa substansi mata pelatihan dalam waktu yang bersamaan. Subjeknya dapat berupa individu, kelompok individu, masyarakat, atau institusi. Agar dapat dilakukan dengan baik maka pembekalan Studi Lapangan minimal memuat informasi yang diberikan atau didapat dalam mendeskripsikan lokus (tahap identifikasi) sebagai berikut:


12 a. Instansi dan unit kerja; Unit kerja mana yang akan dijadikan sasaran Studi Lapangan b. Best Practices Manajemen Kinerja organisasi; Aspek unggul yang akan diidentifikasi: 1) Peran Kepemimpinan 2) Inovasi Pelayanan 3) Kompetensi dan Pemberdayaan SDM 4) Pembangunan Jejaring Kerja dan Kolaborasi Pemangku Kepentingan 5) Penerapan Manajemen Kinerja 6) Penerapan Manajemen Resiko 7) Planning dan Budgetting 8) Pemanfaatan Teknologi dan lain sebagainya Materi pembekalan yang diberikan kepada peserta didapatkan dari berbagai sumber, antar lain: a. Studi kelayakan pada lokus b. Melalui media internet c. Bersumber dari informasi lainnya. Berdasarkan data hasil identifikasi berdasarkan literasi yang ada tentang Lokus Studi Lapangan, maka peserta Menyusun Pedoman Wawancara yang akan dilakukan saat kunjungan lapangan nantinya. Pedoman wawancara tersebut berisikan tentang menggali secara mendalam upaya yang dilakukan dalam manajemen kinerja organisasi sebagai aspek unggul Key Succes Factor (KSF) diatas. 3. Kunjungan Lapangan Kunjungan lapangan diawali dengan melakukan serangkanian kegiatan pembukaan yang teridi dari: a. Pembukaan oleh protokol b. Sambutan dari Pihak Penyelenggara Diklat


13 c. Sambutan dari Pihak Instansi (Lokus) d. Penyampaian Teknis Wawancara dan Observasi Lapangan e. Melaksanakan Wawancara dan Observasi pada Lokus berdasarkan Pedoman Wawancara yang telah disampaikan terlebih dahulu sesuai dengan instansi masing-masing kelompok. Wawancara dan observasi dilakukan ketika melaksanakan kunjungan ke lapangan bertujuan Identifikasi, Adopsi dan Adaptasi. Untuk menggambarkan Mendekripsikan Lesson Learnt dengan cakupan sebagai berikut: a. Peran Kepemimpinan b. Inovasi Pelayanan c. Kompetensi dan Pemberdayaan SDM d. Pembangunan Jejaring Kerja dan Kolaborasi Pemangku Kepentingan e. Penerapan Manajemen Kinerja f. Penerapan Manajemen Resiko g. Planning dan Budgetting h. Pemanfaatan Teknologi dan lain sebagainya Adapun subjek di lokus dalam melakukan kunjungan lapangan dapat berupa: a. Individu Petugas Pelayanan b. Tim Kerja c. Pemangku Kepentingan d. Manajemen Kinerja Pelayanan e. Kebijakan Pelayanan f. Tempat/Situasi Pelayanan g. Media Pelayanan dan seterusnya.


14 Setelah mendeskripsikan Lesson Learn maka selanjutnya mendeskripsikan Action Plan Adopsi dan Adaptasi ditempat kerja. Untuk menguraikan penjelasan pembelajaran dan tahapan Studi Lapangan dapat dilihat pada tabel berikut: Tebel Pelaksanaan Kunjungsan Lapangan Hari - 1. Konsep Studi Lapangan jauh hari sebelumnya (4 JP): pembelajaran Studi Lapangan Manajemen Kinerja Organisasi Hari 1 2. Perjalanan menuju Lokus 3. Pembekalan: Persiapan akhir pembelajaran Studi Lapangan (3 JP) Hari 2 1. Pembukaan Studi Lapangan 2. Setiap kelompok mengumpulkan data dan informasi secara mendalam (Informasi data dari pemaparan Narasumber, Wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi) 3. Diskusi Kelompok Tahap I (9 JP): 4. Validasi hasil diskusi (dapat mengundang narasumber yang relevan) dengan ceramah Studi Lapangan Manajemen Kinerja Organisasi (2 JP) Pemetaan Profil Instansi, Organisasi atau unit/ Satuan Kerja Organisasi sesuai Lokus Hari 3 Diskusi Kelompok Tahap II (9 JP) : (dapat dilakukan pengumpulan data tambahan, jika diperlukan: 1. Mengidentifikasi Key Success Factor (KSF) Best Practices dalam perspektif mata pelatihan agenda II dan III menggunakan pendekatan peningkatan pengawasan atau pengendalian pelaksanaan Pelayanan Publik 2. Memilih faktor-faktor dominan (dibobot) 3. Mengidentifikasi faktor sukses yang perlu diperhatikan keberhasilan manajemen kinerja organisasi 4. Memberikan rekomendasi menjaga keberlangsungan manajemen kinerja organisasi 5. Perjalanan menuju Tempat Pelatihan (menyesuaikan)


15 Hari 4 Diskusi Kelompok Tahap III: Berbagi Pengalaman Hasil Studi Lapangan Manajemen Kinerja Organisasi (9 JP): 1. Merumuskan lesson learnt sebagai bahan laporan kelompok 2. Menyusun laporan individu (mandiri) 4. Berbagi Pengalaman Hasil Studi Lapangan Berbagi pengalaman dilakukan dengan diskusi antar kelompok. Pemaparan setiap kelompok yang diwakili oleh Ketua Kelompok atau yang ditunjuk. Berbagi pengalaman ini langsung dipimpin oleh Widyaiswara Pengampu Studi Lapangan. Setiap tujuan berbagi pengalaman adalah: a. Agar terjadi tukar informasi atau sharing aspek unggul yang ada pada setiap kelompok dengan kelompok lainnya dalam rangka adopsi dan adaptasi. b. Agar setiap peserta memiliki kesempatan yang sama dalam mempelajari aspek unggul pada setiap lokus yang berbeda antar kelompok. c. Memperkaya wawasan dalam Menyusun aksi perubahan secara individu (Laporan Individu). Berbagai pengalaman ini dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikuit: a. Kelompok menyusun bahan tayang hasil Studi Lapangan sesuai lokus masing-masing kelompok. b. Kelompok menentukan Moderator dan Penyaji. c. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk tanya jawab. d. Moderator membuat kesimpulan hasil diskusi. e. Widyaiswara memberikan pemantapan atas hasil Studi Lapangan.


16 5. Pengorganisian Tim Studi Lapangan Tim Studi Lapangan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau, yang terdiri dari unsur: a. Pembimbing Studi Lapangan dari Widyaiswara sesuai kelompok masing-masing. b. Penyelenggara yang terdiri dari petugas administrasi masing-masing kelompok, pengendali kegiatan (Kepala Bidang) dan Pengelola yang memimpin Studi Lapangan (Kepala Badan).


17 BAB IV LAPORAN STUDI LAPANGAN A. Laporan Kelompok Laporan kelompok disesuaikan dengan hasil identifikasi, adopsi dan adaptasi Key Success Factor (KSF) atau aspek unggul dari berbagai aspek pada Manajemen Kinerja Organisasi yang ditemukan pada Lokus Studi Lapangan. Laporan tersebut disusun sebagai berikut: 1. Cover Laporan 2. Lembar Persetujuan Pembimbing Studi Lapangan 3. Kata Pengantar 4. Daftar isi 5. Bab I Pendahuluan a. Latar Belakang b. Dasar Pelaksanaan c. Maksud dan Tujuan d. Peserta Pelaksana e. Waktu dan Tempat 6. Bab II Gambaran Lokasi Studi Lapangan a. Profil Instansi b. Profil Manajemen Kinerja yang Menjadi Keunggulan 7. Bab III Hasil Identifikasi dan Adopsi (Lesson Learn) a. Key Success Factor b. Adopsi Asfek Unggul pada Pemerintah Daerah 8. Bab IV Penutup a. Kesimpulan b. Saran 9. Daftar Kepustakaan 10. Lampiran, berisikan dokumen yang berkaitan dengan pedoman wawancara dan dokumen pendukung lainnya.


18 Laporan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pendahuluan, Latar Belakang; harus mampu mengganggambarkan dan mampu mendiskrespsikan berbagai hal seperti landasan berpikir, landasan hukum, maksud dan tujuan, tim pelaksana, dan seterusnya. 2. Gambaran Lokus Studi Lapangan; harus mampu mendeskripsikan profil Instansi antara lain menggambarkan tentang sejarah berdirinya Instansi, Struktur dan Kewenangan dan seterusnya. 3. Keunggulan Manajemen Kinerja Organisasi Lokus; mendeskripsikan berbagai keunggulan manajemen kinerja pada Instansi Lokus. 4. Identifikasi dan Adopsi pada Pemerintah Daerah; peserta dapat mendeskripsikan berbagai upaya atau ktreatifitas dalam Menyusun/merencanakan dan mengelola seluruh sumber daya dalam Manajemen Kinerja Organisasi yang diangkat pada Studi Lapangan. Bahan tersebut disusun dalam bentuk Eksekutif Summary dan disampaikan kepada Pemerintah Daerah melalui BPSDM/BKPSDM setempat. 5. Penutup; menyusun sebuah simpulan atau rangkuman dari berbagai adopsi dan adaptasi Studi Lapangan. 6. Lapiran berisikan dokumen yang berkaitan dengan pedoman wawancara dan dokumen pendukung lainnya (dapat menyertakan video kelompok). B. Laporan Individu Setelah menyusun laporan kelompok dan presentasi berbagai pengalaman, maka dapat dijadikan sebagai bahan dalam Menyusun laporan individu dengan sitematika sebagai berikut:


19 1. Cover Laporan 2. Lembar Persetujaun Pembimbing Studi Lapangan 3. Kata Pengantar 4. Daftar isi 5. Bab I Pendahuluan a. Latar Belakang b. Dasar Pelaksanaan c. Maksud dan Tujuan d. Peserta Pelaksana e. Waktu dan Tempat 6. Bab II Gambaran Lokasi Studi Lapangan a. Profil Instansi b. Profil Manajemen Kinerja Organisasi yang Menjadi Keunggulan 7. Bab III Hasil Identifikasi, Adopsi dan Adaptasi a. Key Succes Factor yang ada pada lokus b. Adopsi Asfek Unggul pada Pemerintah Daerah c. Adaptasi Key Success Factor pada Rencana Aksi Perubahan 8. Bab IV Penutup a. Kesimpuilan b. Saran 9. Daftar Kepustakaan 10. Lampiran Laporan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pendahuluan, Latar Belakang; harus mampu menggambarkan dan mampu mendeskripsikan berbagai hal seperti landasan berpikir, landasan hukum, maksud dan tujuan, tim pelaksana, dan seterusnya. 2. Gambaran Lokus Studi Lapangan; harus mampu mendeskripsikan profil Instansi antara lain menggambarkan


20 tentang sejarah berdirinya instrasi, Struktur dan kewenangan dan seterusnya. 3. Keunggulan Pelayanan Publik Lokus; mendeskripsikan berbagai keunggulan Manajemen Kinerja Organisasi pada Instansi Lokus. 4. Adaptasi Keunggulan Manajemen Kinerja Organisasi Untuk Rancangan Aksi Perubahan; mereflikasi atau memodifikasi aspek unggul yang ada pada lokus, khususnya dalam manajemen kinerja organisasi yang dapat dijadikan sebagai gagasan untuk memperkaya ide pada rancangan aksi perubahan. 5. Penutup; Menyusun sebuah simpulan atau rangkuman dari laporan individu dalam mengangkat berbagai inovasi pada lokus. 6. Lampiran berisikan dokumen yang berkaitan dengan pedoman wawancara dan dokumen pendukung lainnya. C. Teknik Penulisan Laporan Kelompok maupun laporan individu dikumpulkan paling lambat 3 hari setelah pelaksanaan Studi Lapangan yang berkoordinasi dengan Penyelenggara Pelatihan dan bimbingan dari Widyaiswara pengampu atau pembimbing. Penulisan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Menggunakan kertas ukuran A4; 2. Batas margin atas 4 cm, kiri 4 cm, kanan 3 cm dan bawah 3 cm; 3. Ditulis menggunakan jenis font Times Newroman Ukuran 12; 4. Spasi atau jarak baris adalah 1,5 Spasi, kecuali didalam tabel 1 spasi; 5. Pada Cover harus memuat Logo, judul, nama peserta dan Lembaga Penyelenggara Pelatihan.


21 D. Kode Sikap Perilaku 1. Kode Sikap Perilaku merupakan pedoman perilaku yang meliputi kewajiban dan larangan bagi Peserta selama mengikuti Studi Lapangan. 2. Rincian Kode Sikap Perilaku bagi Peserta dimaksud antara lain sebagai berikut: a. Hadir tepat waktu mengikuti kegiatan pembelajaran tidak kurang dari 90% (sembilan puluh persen) dari jumlah total sesi pembelajaran; b. Menghormati Tenaga Pelatihan dan sesama Peserta lainnya; c. Menyelesaikan semua tugas sesuai dengan penugasan yang diberikan; d. Berpakaian sopan dan sesuai dengan ketentuan selama mengikuti kegiatan Studi Lapangan; e. Berperilaku peduli dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan di lingkungan pelatihan; f. Tidak merokok selama pembelajaran berlangsung; g. Tidak membawa senjata ke dalam tempat pelatihan; h. Tidak melakukan plagiarisme dalam bentuk apa pun selama mengikuti pelatihan; i. Tidak melakukan gratifikasi, fasilitas, atau bentuk sumbangan lain yang tidak sesuai dengan nilai kepatutan dan ketentuan yang berlaku kepada Penyelenggara Pelatihan; j. Tidak melakukan pelanggaran norma hukum, moral dan susila selama mengikuti pelatihan; k. Tidak membawa dan mengonsumsi minuman keras, narkoba, dan zat-zat adiktif terlarang lainnya selama Pelatihan; dan 3. Pelanggaran terhadap Kode Sikap Perilaku, diberikan sanksi sebagai berikut:


22 a. Jika Peserta terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran terhadap Kode Sikap Perilaku Peserta sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a) diberikan sanksi sebagai berikut: 1) Pada rentang 4 (empat) sesi pertama diberikan peringatan lisan; 2) Pada rentang 3 (tiga) sesi berikutnya setelah rentang sebagaimana dimaksud dalam huruf a diberi surat teguran; dan 3) Pada sesi berikutnya setelah rentang sebagaimana dimaksud dalam angka 2), Peserta diberhentikan status kepesertaannya dalam Pelatihan Struktural dan dikembalikan kepada Instansi asalnya serta diberikan surat pengantar dari Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau. b. Jika Peserta terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran terhadap Kode Sikap Perilaku Peserta sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b sampai dengan huruf g, diberikan sanksi sebagai berikut: 1) Pelanggaran pertama diberikan peringatan secara lisan; 2) Pelanggaran kedua diberi surat teguran; dan 3) Pelanggaran ketiga Peserta diberhentikan status kepesertaannya dalam Pelatihan Struktural dan dikembalikan kepada instansi asalnya serta diberikan surat pengantar dari Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau. c. jika Peserta terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran terhadap Kode Sikap Perilaku Peserta sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf h sampai dengan k, Peserta diberhentikan status


23 kepesertaannya dalam Pelatihan Struktural dan dikembalikan kepada instansi asalnya serta diberikan surat pengantar dari Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau.


24 BAB V PENUTUP Pedoman Studi Lapangan ini diharapkan dapat menjadi gambaran yang sangat penting dalam menyelenggarakan Studi Lapangan Pelatihan Kepemimpinan Administrator oleh berbagai pihak. Tentunya dalam penyusunannya terdapat berbagai kekurangan, untuk itu tim penyusun mohon kiranya masukan dan saran yang membangun untuk sempurnanya kualitas pedoman ini, atas perhatian dan kerjasama seluruh pihak, diucapkan terima kasih. Pekanbaru, 17 November 2023 Tim Penyusun


25 DAFTAR KEPUSTAKAAN Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 6 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan; Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 / K.1 PDP.07/2023 tentang Kurikulum Pelatihan Struktural Kepemimpinan; Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 2 / K.1 PDP.07/2023 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan.


Click to View FlipBook Version