KETENTUAN WARIS DALAM ISLAM
I. INFORMASI UMUM : : Dra. AGUSNENI
A. Identitas Modul : SMK Negeri 3 Pekanbaru.
Nama penyusun : 2021
Institusi : SMK Kelas XII
Tahun Penyusunan : 9 JP ( 3 x Pertemuan )
Jenjang sekolah
Alokasi waktu
B. Kompetensi Awal
Peserta didik telah memiliki pengetahuan awal tentang:
1. Alasan Islam mengajarkan tentang pembagian harta warisan
2. Kegunaan pembagian warisan dalam Islam
C. Profil Pelajar Pancasila
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan
muncul padapesertadidikadalah:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
2. Berkebinekaan global
3. Bergotong-royong
4. Mandiri
5. Bernalar kritis
6. Kreatif.
D. Sarana & Prasarana
1. Laptop/ PC / Handphone
2. Jaringan internet
3. Akun Gmail (Aktivitas pembelajaran dgn Google Classroom)
4. Lembar Kerja Pesera Didik
5. Jurnal Guru
E. Target Peserta Didik
Terdapat 2 target peserta didik, yaitu:
1. Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
2. Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas
hanya satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan dengan bahasa dan
pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka
panjang, dsb.
3. Peserta didik dengan peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan
memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi
(HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.
F. Model Pembelajaran
Discovery Learning, Pembelajaran Jarak Jauh moda Daring, Flipped Learning.
1
II. KOMPONEN INTI :
A. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran fase F, peserta didik mampu:
1. Menjelaskan pengertian mawaris secara bahasa dan istilah dengan baik.
2. Menjelaskan tujuan mempelajari ilmu mawaris dengan baik
3. Menjelaskan sebab-sebab seseorang mendapatkan harta warisan dan tidak
mendapatkan harta warisan
4. Menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan terhadap harta warisan sebelum
dibagikan.
5. Menjelaskan hikmah dan manfaat ketentuan waris dalam Islam sebagai bukti
Islam rahmat li al-ālamīn
6. Mengidentifikasi ahli waris berdasarkan jenis kelamin dengan teliti.
7. Menganalisis Furudul muqaddarah (Dzawil Furud, Dzawil Arham, Ashabah).
8. Menganalisis hijab dan mahjub
9. Menerapkan langkah-langkah dalam pembagian warisan secara sistematis
10. Mempraktikkan pelaksanaan pembagian waris dalam Islam.
11. Mempresentasikan ketentuan mawaris dalam Islam secara kreatif
12. Memecahkan masalah-masalah pembagian warisan dalam Islam secara kritis.
13. Menunjukkan sikap menebarkan Islam rahmat li al-ālamīn, adil, terbuka
terhadap ilmu pengetahuan, dan menghargai perbedaan pendapat setelah
melalui serangkaian kegiatan pembelajaran.
B. Pemahaman Bermakna
1. Setiap muslim harus mampu menyelesaikan masalah-maslah dalam
pembagian harta warisan
2. Penerapan prinsip-prinsip Islam dalam pembagian warisan akan menciptakan
rasa keadilan dan kedamaian.
3. Penerapan ketentuan waris dalam Islam sebagai solusi dari permasalahan-
permasalan yang timbul dalam pembagian harta warisan.
C. Pertanyaan Pemantik
1. Apa yang kamu ketahui tentang warisan ?
2. Apa hal-hal yang dilakukan ahli waris terhadap harta warisan ?
3. Bagaimana pembagian harta warisan di daerahmu masing-masing ?
4. Mengapa seseorang bisa mewarisi harta orang yang meninggal dunia ?
5. Bagaimana bila ahli waris tidak menyepakati dalam pembagian harta warisan ?
6. Perlukah ajaran Islam memberikan solusi tentang masalah warisan ?
7. Siapa saja yang termasuk ahli waris ?
8. Apakah semua ahli waris mendapatkan harta warisan ?
9. Apakah semua ahli waris mendapatkan bagian yang sama besar ?
10. Bagaimana proses pembagian harta waris dalam Islam yang kamu ketahui ?
11. Apakah materi yang sulit bagi kamu, yang perlu untuk dipelajari kembali ?
12. Apakah materi yang ingin kamu dapatkan, namun belum tersampaikan ?
2
D. Kegiatan Pembelajaran :
PERTEMUAN PERTAMA
KEGIATAN PENDAHULUAN
• Orientasi (salam, sapa, periksa dan do’a)
• Peserta didik mengisi absensi pada Google Classroom.
• Motivasi tentang apa yang dapat diperoleh setelah pembelajaran secara
kontekstual. 10’
• Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran yang akan 15’
dicapai serta metode belajar yang akan ditempuh. 20’
15’
• Peserta didik mengerjakan tes awal melalui link yang sudah dibagikan di 10’
10’
Google Classroom.
KEGIATAN INTI
Langkah-Langkah
• Pertanyaan reflektif (pertanyaan pemantik) untuk
memulai topik Ketentuan Waris dalam Islam.
1. Apa yang kamu ketahui tentang waris ?
2. Apa hal-hal yang dilakukan ahli waris terhadap
harta warisan ?
3. Bagaimana pembagian harta warisan di daerahmu
masing-masing ?
4. Mengapa seseorang bisa mewarisi harta orang
M Mulai dari diri yang meninggal dunia ?
5. Bagaimana bila ahli waris tidak menyepakati dalam
pembagian harta warisan ?
6. Perlukah ajaran Islam memberikan solusi tentang
masalah warisan ?
7. Siapa saja yang termasuk ahli waris ?
• Peserta didik berdiskusi melalui Google Classroom
(peserta didik bisa melihat dan komen peserta didik
lain).
Peserta didik membaca narasi dan menjawab kuis
secara mandiri tentang bahan/materi yang dibagikan
beberapa waktu lalu/ sebelum pertemuan berlangsung,
E Eksplorasi tentang :
konsep 1. Pengertian mawaris
2. Sebab-sebab orang mendapat warisan atau tidak
3. Harta sebelum pembagian harta warisan
4. Ahli waris berdasarkan jenis kelamin
• Peserta didik melakukan diskusi kelompok sesuai
panduan LK.
R Ruang • Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan
kolaborasi menuliskan pada LK.
• Pesera didik mengunggah hasil kerja kelompok agar
dapat dilihat peserta lain.
• Peserta didik menuliskan refleksi pembelajaran yang
R Refleksi telah dilakukan.
terbimbing • Peserta didik melakukan diskusi melalui Google
Classroom dgn bimbingan guru (peserta didik bisa
melihat dan komen peserta didik lain).
Demonstrasi Asesmen Formatif
Kontekstual
D
3
E Elaborasi • Peserta didik berdiskusi dan Tanya jawab refleksi 15’
pemahaman pemahaman materi bersama guru melalui Google 10’
Classroom. 25’
K Koneksi • Peserta didik berdiskusi refleksi pembelajaran 5’
antar materi bersama guru melalui Google Classroom dan
merencanakan tindak lanjut.
A Aksi nyata • Pengayaan/Remedial
KEGIATAN PENUTUP
• Peserta didik melakukan refleksi akhir atas proses pembelajaran yang
telah berlangsung.
• Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang aktiftas pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
PERTEMUAN KEDUA
KEGIATAN PENDAHULUAN
• Orientasi (salam, sapa, periksa dan do’a)
• Peserta didik mengisi absensi pada Google Classroom.
• Motivasi tentang apa yang dapat diperoleh setelah pembelajaran secara
kontekstual. 10’
• Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran yang akan 15’
dicapai serta metode belajar yang akan ditempuh. 20’
15’
• Peserta didik mengerjakan tes awal melalui link yang sudah dibagikan di 10’
Google Classroom.
KEGIATAN INTI
Langkah-Langkah
• Pertanyaan reflektif (pertanyaan pemantik) untuk
memulai topik Ketentuan Waris dalam Islam.
1. Apakah semua ahli waris mendapatkan harta waris
?
M Mulai Dari 2. Apakah semua ahli waris mendapatkan bagian
Diri yang sama besar ?
3. Bagaimana proses pembagian harta waris dalam
Islam yang kamu ketahui ?
• Peserta didik berdiskusi melalui Google Classroom
(peserta didik bisa melihat dan komen peserta didik
lain).
Peserta didik membaca narasi dan menjawab kuis
secara mandiri tentang bahan/materi yang dibagikan
beberapa waktu lalu/ sebelum pertemuan berlangsung
E Eksplorasi tentang :
Konsep 1. Furudul muqaddarah (Dzawil Furud, Dzawil Arham,
Ashabah)
2. Hijab dan mahjub
3. Langkah-langkah dalam pembagian warisan
4. Praktik pelaksanaan pembagian waris dalam Islam.
• Peserta didik melakukan diskusi kelompok sesuai
panduan LK.
R Ruang • Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan
Kolaborasi menuliskan pada LK.
• Pesera didik mengunggah hasil kerja kelompok agar
dapat dilihat peserta lain.
R Refleksi • Peserta didik menuliskan refleksi pembelajaran
Terbimbing dengan panduan pertanyaan yang disiapkan
4
• Peserta didik melakukan diskusi melalui Google
Classroom dgn bimbingan guru (peserta didik bisa
melihat dan komen peserta didik lain).
D Demonstrasi Asesmen Formatif 10’
Kontekstual 15
10
E Elaborasi • Peserta didik berdiskusi dan Tanya jawab refleksi 25
Pemahaman pemahaman materi bersama guru melalui Google
Classroom. 5’
K Koneksi • Peserta didik berdiskusi refleksi pembelajaran
Antar Materi bersama guru melalui Google Classroom dan
merencanakan tindak lanjut.
A Aksi Nyata • Pengayaan/ Remedial
KEGIATAN PENUTUP
• Peserta didik melakukan refleksi akhir atas proses pembelajaran yang
telah berlangsung.
• Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang aktiftas pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
PERTEMUAN KETIGA
KEGIATAN PENDAHULUAN
• Orientasi (salam, sapa, periksa dan do’a)
• Peserta didik mengisi absensi pada Google Classroom.
• Motivasi tentang apa yang dapat diperoleh setelah pembelajaran secara
kontekstual. 10’
• Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran yang akan 15’
20’
dicapai serta metode belajar yang akan ditempuh. 15’
10’
• Peserta didik mengerjakan tes awal melalui link yang sudah dibagikan di
Google Classroom.
KEGIATAN INTI
Langkah-Langkah
• Pertanyaan reflektif (pertanyaan pemantik) untuk
memulai topik Ketentuan Waris dalam Islam.
1. Apakah materi yang sulit bagi kamu, yang perlu
M Mulai Dari untuk dipelajari kembali ?
Diri 2. Apakah materi yang ingin kamu dapatkan, namun
belum tersampaikan ?
• Peserta didik berdiskusi melalui Google Classroom
(peserta didik bisa melihat dan komen peserta didik
lain).
E Eksplorasi Peserta didik membaca narasi dan menjawab kuis
Konsep secara mandiri tentang materi yang telah di berikan pada
pertemuan-pertemuan sebelumnya.
• Peserta didik melakukan diskusi kelompok sesuai
panduan LK.
R Ruang • Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan
Kolaborasi menuliskan pada LK.
• Pesera didik mengunggah hasil kerja kelompok agar
dapat dilihat peserta lain.
• Peserta didik menuliskan refleksi pembelajaran
R Refleksi dengan panduan pertanyaan yang disiapkan
Terbimbing • Peserta didik melakukan diskusi melalui Google
Classroom dgn bimbingan guru (peserta didik bisa
melihat dan komen peserta didik lain).
5
Demonstrasi Tes Formatif 10’
D Kontekstual
E Elaborasi • Peserta didik berdiskusi dan Tanya jawab refleksi 15’
Pemahaman pemahaman materi bersama guru melalui Google 10’
Classroom. 25’
K Koneksi • Peserta didik berdiskusi refleksi pembelajaran 5’
Antar Materi bersama guru melalui Google Classroom dan
merencanakan tindak lanjut.
A Aksi Nyata • Tes Sumatif
KEGIATAN PENUTUP
• Peserta didik melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah
berlangsung.
• Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang aktiftas pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
E. Asesmen
1. Asesmen Diagnostik
a. Asemen Diagnostik Non-Kognitif
Instrument Via Google Formulir :
Berilah skor 1 bila jawabanmu “YA” dan 0 bila “TIDAK” !
No Pernyataan Skor
1. Saya lebih suka banyak ilustrasi (gambar-gambar) saat
belajar
2. Saya lebih mudah memahami pelajaran dengan bentuk
ilustrasi gambar
3. Saya sanga tmenyukai obyek yang warna warni
4. Saya sering mengantuk dan susah fokus kalau guru
menerangkan atau berbicara
5. Saya lebih mudah mengingat materi tayangan film dari pada
penjelasan guru
6. Sayalebihmudahmengingatdaripenjelasanataupemapaparan
guru
7. Saya lebih mudah hafal apabila diucapkan berulangkali
8. Saya lebih nyaman melafalkan dengan keras saa tbelajar
9. Saya merasa asik kalau mendengarkan orang yang sedang
berbicara
10. Saya lebih suka mendengarkan rekaman daripada membaca
buku teks
11. Bongkar pasang peralatan adalah kegemaranku
12. Saya lebih menyukai pembelajaran yang banyak melibatkan
gerak badan
13. Saya kurang suka diam lama sedikit
14. Saya lebih suka banyak gerak mesti saat belajar
15. Saya lebih mudah belajar melalui praktik dari pada
mendengarkan
Klasifikasi Diagnostik Non-Kognitif :
1 - 5 : Lebih banyak YA, bermakna type Visual
6 - 10 : Lebih banyak YA, bermakna type Audial
11-15 : Lebih banyak YA, bermakna type Kinestetik
6
Tentukan sikap kamu terhadap pernyataan di bawah ini dengan
memberi tanda ceklis (√) pada kolom “sangat setuju”, “setuju”,
“kurang setuju”, “tidak setuju” !
Sikap
No Pernyataan Sangat Setuju Kurang Tidak
setuju setuju setuju
Ilmu Faraid tidak perlu dipelajari
1 karena orang banyak
warisan
membagikan harta
secara adat
Pembagian harta waris secara
2 adil dan benar tidak akan
menimbulkan terjadinya
perselisihan di kemudian hari
Pembagian harta warisan wajib
3 menurut adat, kalau tidak berarti
termasuk orang yang tidak
beradat.
Biar putus tali persaudaraan
4 asal mendapat harta warisan
sesuai keinginan
Untuk apa bekerja kalau harta
5 warisan orang tua sampai tujuh
keturunan
b. Asesmen Diagnostik Kognitif
Pilih salah satu pilihan jawaban (A,B,C,D dan E) yang kamu anggap benar
dengan cermat !
1. Hukum mempelajari ilmu mawaris adalah….
a. sunah c. wajib e. fardhu kifayah
b. mubah d. fardhu ‘ain
2. Ahli waris yang dapat bagian tertentu disebut….
a. arham c. zawil furud e. asabah
b. wala’ d. murtad
3. Berikut ini orang-orang yang menerima harta waris, kecuali…
a. anak c. cucu e. saudara perempuan
b. mertua d. istri
4. Ilmu yang mempelajari tentang cara-cara membagi harta waris
terhadap ahli waris yang berhak menerima dalam agama Islam
disebut….
a. Ilmu tahid c. Ilmu fikih e. Ilmu faraid
b. Ilmu kalam d. Ilmu tafsir
5. Seorang istri ditinggal mati suaminya dan ia meninggalkan anak, maka
besar bagiannya adalah…
a. 1/2 bagian c. 1/8 bagian e. 1/4 bagian
b. 1/3 bagian d. 1/6 bagian
6. Berikut ini adalah faktor yang menyebabkan seseorang memperoleh
harta waris, kecuali…
a. keluarga c. perkawinan e. memerdekakan
b. hakim agama d. seagama
7
7. Berikut ini ahli waris yang mendapat bagian setengah, kecuali…..
a. anak perempuan tunggal, tidak ada anak laki-laki
b. saudara perempuan tunggal yang sebapak
c. saudara perempuan tunggal seibu sebapak
d. suami, bila isteri tidak meninggalkan anak/cucu
e. dua saudara perempuan atau lebih yang sebapak
8. Tujuan pembagian harta warisan secara Islam ialah agar dapat
dilakukan secara….
a. adil c. sukarela e. berat sebelah
b. menyenangkan d. sama rata
9. Yang menyebabkan seseorang tidak memperoleh harta warisan
adalah….
a. perkawinan c. kekeluargaan e. memrdekakan
b. seagama d. hamba
10. Pak Toto meninggal dunia dengan ahli waris istri dan dua anak
perempuan tanpa anak laki-laki. Bagian anak perempuan itu adalah….
a. 1/2 bagian c. 1/4 bagian e. 2/3 bagian
b. 1/3 bagian d. 1/6 bagian
11. Berikut ini yang tidak mendapat warisan karena ada ahli waris dari
pihak laki-laki dan perempuan yang lebih dekat adalah…..
a. anak laki-laki c. anak perempuan e. saudara perempuan
b. suami/isteri d. ibu
12. Bapak dari bapak terhalang karena masih adanya….
a. cucu laki-laki
b. nenek perempuan
c. saudara laki-laki
d. bapak
e. anak laki-laki saudara kandung
13. Cucu laki-laki dari anak laki-laki akan terhalang untuk mendapatkan
harta warisan jika ada….
a. suami
b. saudara seibu
c. saudara laki-laki kandung
d. kakek
e. anak laki-laki
14. Ahli waris kehilangan haknya menerima warisan, karena ada ahli waris
yang dekat dengan pewaris disebut….
a. hijab c. mahjub e. hijab nuqsan
b. hijab hirman d. asabah binafsih
15. Berikut ini merupakan hikmah mawaris, kecuali….
a. ketaatan kepada Allah
b. yang tertua akan mendapat lebih banyak
c. hubungan kekeluargaan tetap harmonis
d. menegakkan keadilan
e. tidak menyengsarakan keluarga yang ditinggalkan
8
2. Asesmen Formatif
a. Pertemuan Pertama
Jawablah pertanyaan ini dengan benar !
1) Apakah yang dimaksud dengan ilmu mawaris ?
2) Apakah salah satu hikmah ajaran Islam tentang ketentuan waris
dalam Islam ?
3) Apakah yang harus dilakukan ahli waris terhadap harta waris
sebelum dibagikan ?
4) Siapakah yang mendapat harta waris jika semua ahli waris laki-laki
ada ?
5) Siapakah yang mendapat harta waris jika semua ahli waris
perempuan ada ?
b. Pertemuan Kedua
Pilih salah satu pilihan jawaban (A,B,C,D dan E) yang kamu anggap
benar dengan cermat !
1) Seorang istri ditinggal mati suaminya dan ia meninggalkan anak,
maka besar bagiannya adalah…
a. 1/2 bagian c. 1/8 bagian e. 1/4 bagian
b. 1/3 bagian d. 1/6 bagian
2) Berikut ini ahli waris yang mendapat bagian setengah, kecuali…..
a. anak perempuan tunggal, tidak ada anak laki-laki
b. saudara perempuan tunggal yang sebapak
c. saudara perempuan tunggal seibu sebapak
d. suami, bila isteri tidak meninggalkan anak/cucu
e. dua saudara perempuan atau lebih yang sebapak
3) Anak perempuan menjadi ashabah bila bersama ….
c. Anak laki-laki c. Istri e. Bapak
d. Cucu Laki-laki d. Ibu
4) Ayah dari ayah terhalang karena masih adanya….
a. cucu laki-laki
b. nenek perempuan
c. saudara laki-laki
d. bapak
e. anak laki-laki saudara kandung
5) Cucu laki-laki dari anak laki-laki akan terhalang untuk
mendapatkan harta warisan jika ada….
a. suami
b. saudara seibu
c. saudara laki-laki kandung
d. kakek
e. anak laki-laki
9
c. Pertemuan Ketiga
1) Seseorang meninggal dunia meninggalkan meninggalkan harta
Rp. 19.000.000,-, dan ahli waris sbb: Istri, 1 anak perempuan, ibu.
Berapa bagian masing-masing ?
2) Seseorang meninggal dunia meninggalkan meninggalkan harta
Rp. 39.000.000,-, dan ahli waris sbb: suami, 2 anak perempuan,
nenek. Berapa bagian masing-masing ?
3) Seseorang meninggal dunia meninggalkan meninggalkan harta
Rp. 48.000.000,-, dan ahli waris sbb: Istri, 4 anak laki-laki, 5 anak
perempuan, bapak, ibu. Berapa bagian masing-masing ?
3. Asesmen Sumatif
Jawablah pertanyan ini dengan benar !
1. Amati table data ahli waris di bawah ini dengan teliti !
No. Ahli Waris
1 Istri
2 2 anak perempuan
3 1 anak laki-laki
4 1 cucu laki-laki
5 Bapak
6 Ibu
7 Kakek
8 Nenek
Bila seseorang meninggal dunia, dan ahli waris yang ditinggalkan
seperti pada data table di atas, maka yang termasuk ahli waris dzawil
arham sehingga tidak mendapatkan harta warisan adalah ….
2. Amati kasus di bawah ini dengan teliti !
Seorang meninggal dunia, dan meninggalkan ahli waris sbb :
a. suami,
b. ibu,
c. bapak,
d. 1 anak laki dan
e. 2 anak perempuan
Pada kasus tersebut bagian suami adalah …..
3. Amati kasus di bawah ini dengan teliti !
Ahmad meninggal dunia, dengan meninggalkan ahli waris sbb :
a. Amin
b. Aminah
c. Maimunah
Dari harta warisan yang ditinggalkan, Aminah dan Maimunah masing-
masing mendapatkan harta berupa uang sejumlah Rp. 10.000.000.
Jumlah uang yang diterima Amin adalah ….
10
F. Pengayaan & Remedial dan
1. Pengayaan
Diberikan kepada siswa yang sudah mencapai 70% CP tapi belum 100
a. Mengidentifikasi bagian-bagian materi yang perlu di kuasai
dikembangkan.
b. Mengerjakan tugas pengayaan.
2. Remedial
a. Remedial Teaching.
b. Test.
11
III. LAMPIRAN
A. Lembar Kerja Peserta Didik
2. Pertemuan 1
LEMBAR KERJA 1
Diskusikan tugas kelompok ini dengan daya nalar yang kritis !
1. Identifikasi masalah-masalah yang terkait dengan warisan yang pernah kamu lihat
atau dengar di masyarakat.
2. Pilihlah 1 masalah yang akan diangkat dalam kelompok ini.
3. Berikan solusi dari masalah tersebut berdasarkan berbagai sumber literasi yang ada.
Nama : 1.
2.
3.
4.
5.
Kelas :
Masalah :
Jawaban :
12
3. Pertemuan 2
LEMBAR KERJA 2
Diskusikan kasus mawaris yang penuh tantangan di bawah ini dengan teliti pada
kelompok masing-masing !
Tahapan kerja yang dapat membantu dalam memecahkan kasus ini:
1. Mengidentifikasi semua ahli waris yang ada baik laki-laki maupun perempuan.
2. Meneliti lebih jauh, apakah ada di antara mereka yang terhalang oleh ahli waris yang
lebih dekat hubungannya dengan orang yang mewariskan (muwaris)
3. Menentukan siapa ahli waris yang memperoleh bagian tertentu (dzawil furud) dan
berapa bagiannya, dan siapa ahli waris yang memperoleh sisa harta (ashabah)
Nama : 1.
2.
3.
4.
5.
Kelas :
Kasus 1:
Seseorang meninggal dunia meninggalkan meninggalkan harta Rp. 46.000.000,-, dan
ahli waris sbb: Istri, 2 anak perempuan, ibu. Berapa bagian masing-masing ?
Jawaban :
Kasus 2 :
Seseorang meninggal dunia meninggalkan meninggalkan harta Rp. 26.000.000,-, dan
ahli waris sbb: suami, 1 anak perempuan, 1 cucu perempuan, ibu. Berapa bagian
masing-masing ?
Jawaban :
Kasus 3 :
Seseorang meninggal dunia meninggalkan meninggalkan harta Rp. 48.000.000,-, dan
ahli waris sbb: Istri, 2 anak laki-laki, 1 anak perempuan, bapak, ibu. Berapa bagian
masing-masing ?
Jawaban :
13
B. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik
KETENTUAN WARIS DALAM ISLAM
A. Mawaris
Mawaris menurut bahasa adalah peninggalan harta orang yang meninggal yang diwarisi oleh ahli
warisnya. Mawaris menurut istilah ialah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-
cara pembagian harta warisan. Mawaris sering disebut Ilmu Faraid karena mempelajari
pembagian-pembagian penerimaan yang sudah ditentukan sehingga ahli waris tidak boleh
mengambil harta waris melebihi ketentuan.
Tujuan Mempelajari Ilmu Faraid :
1. Melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli waris yang berhak menerimanya sesuai
dengan syariat Islam.
2. Mengetahui secara jelas siapa saja yang berhak dan berapa bagian yang harus diterima sesuai
syariat.
3. Menentukan pembagian harta waris secara adil dan benar sehingga tidak akan terjadi
perselisihan di kemudian hari.
Hukum pempelajari Ilmu Mawaris/ Ilmu Faraid adalah fardhu kifayah. Undang-Undang yang
mengatur masalah pembagian warisan di Indonesia adalah UU N0. 7 Tahun 1989.
B. Sebab Sebab Seseorang Mendapatkan Harta Warisan
1. Hubungan Nasab/kekeluargaan/ darah
2. Hubungan perkawinan
3. Hubungan wala’ (memerdekakan budak)
4. Hubungan seagama.
C. Sebab Sebab Seseorang Tidak Mendapatkan Harta Warisan
1. Budak
2. Pembunuh
3. Murtad
4. Beda agama
D. Harta Sebelum Pembagian Warisan
Sebelum dibagikan harta warisan hal-hal yang harus dipenuhi :
1. Tajhiz, yaitu biaya selama pengurusan jenazah
2. Ad Dain yaitu hutang piutang
3. Zakat
4. Wasiat
E. Ahli Waris
Ahli Waris Laki-laki
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki
3. Bapak
4. Kakek
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
9. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
10. Paman yang sekandung dengan bapak
11. Paman yang sebapak dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak
13. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan pewaris
Jika kelima belas orang di atas ada semua, maka yang mendapat waris hanya tiga orang, yaitu:
bapak, suami dan anak laki-laki.
14
Ahli Waris Perempuan
1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki
3. Ibu
4. Nenek dari ibu
5. Nenek dari bapak
6. Sudara perempuan kandung
7. Saudara perempuan sebapak
8. Saudara perempuan seibu
9. Istri
10. Perempuan yang memerdekakan pewaris
Jika kesepuluh orang di atas ada semua, maka yang mendapat waris hanya lima orang, yaitu :
anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki, ibu, saudara perempuan sekandung, dan
istri.
F. Furudul Muqaddarah (Pembagian Harta Warisan)
Ditinjau dari segi ketentuan perolehan, ahli waris terbagi tiga yaitu dzawil furud, ashabah dan
dzawil arham.
1. Dzawil Furud; yaitu ahli waris yang perolehan harta warisannya telah ditentukan syarak
(Al-Qur’an).
a. 2/3
Ahli Waris Ketentuan Dalil Naqli
1 Dua anak • Jika tidak ada anak laki-laki. Q.S. An Nisa’ : 11
perempuan
atau lebih • Jika tidak ada anak laki-laki, anak Q.S. An Nisa’ : 11
2 Dua cucu
perempuan perempuan, cucu laki-laki dan cucu
atau lebih dari perempuan dari anak laki-laki, saudara
anak laki-laki laki-laki kandung, bapak, kakek dari ayah.
3 Dua saudara • Jika tidak ada anak laki-laki, anak Q.S. An Nisa’ : 176
perempuan perempuan, cucu laki-laki dan cucu
atau lebih perempuan dari anak laki-laki.
seibu seayah
atau kandung
4 Dua saudara • Jika tidak ada anak laki-laki, anak Q.S. An Nisa’ : 176
perempuan perempuan, cucu laki-laki dan cucu
atau lebih perempuan, dua saudara sekandung,
seayah saudara laki-laki seayah.
b. 1/2
Ahli Waris Ketentuan Dalil Naqli
1 Anak • Jika tidak ada anak laki-laki. Q.S. An Nisa’ : 11
perempuan
tunggal
2 Cucu • Jika tidak ada anak laki-laki, anak Q.S. An Nisa’ : 11
perempuan perempuan, cucu laki-laki dari anak laki-
tunggal dari laki.
anak laki-laki
3 Saudara • Jika tidak ada anak laki-laki, anak Q.S. An Nisa’ : 176
perempuan perempuan, cucu laki-laki, cucu
tunggal perempuan dari anak laki-laki, bapak,
sekandung kakek dari seayah.
4 Saudara • Jika tidak ada anak laki-laki, anak Q.S. An Nisa’ : 176
perempuan perempuan, cucu laki-laki, saudara laki-
tunggal laki/ perempuan sekandung, ayah, kakek
seayah dari ayah
5 Suami • Jika tidak ada anak laki-laki, anak Q.S. An Nisa’ : 12
perempuan, cucu laki-laki, cucu
perempuan dari anak laki-laki.
15
c. 1/3 Ahli Waris Ketentuan Dalil Naqli
Ibu Q.S. An Nisa’ : 11
1 • Jika tidak ada anak laki-laki, anak
perempuan dari anak laki-laki, cucu laki- Q.S. An Nisa’ : 12
2 Dua orang laki, cucu perempuan dari anak laki-laki,
saudara seibu dua orang saudara atau lebih (Laki-laki
d. 1/4 atau lebih, atau perempuan sekandung atau seibu).
baik laki-laki
1 atau • Jika tidak ada anak laki-laki, anak
perempuan perempuan, cucu laki-laki, cucu
perempuan dari anak laki-laki, ayah, kakek
Ahli Waris dari ayah.
suami
Ketentuan Dalil Naqli
2 Istri Q.S. An Nisa’ : 12
• Jika ada anak laki-laki, anak perempuan,
cucu laki-laki, cucu perempuan dari anak Q.S. An Nisa’ : 12
laki-laki.
• Jika tidak ada anak laki-laki, anak
perempuan, cucu laki-laki, cucu
perempuan dari anak laki-laki.
e. 1/6 Ahli Waris Ketentuan Dalil Naqli
Ayah • Jika ada anak laki-laki, anak perempuan, Q.S. An Nisa’ : 11-
1 12
cucu laki-laki, cucu perempuan dari anak
2 Ibu laki-laki. Q.S. An Nisa’ : 11-
• Jika ada anak laki-laki, anak perempuan, 12
3 Nenek cucu laki-laki, cucu perempuan dari anak
4 Kakek laki-laki, saudara (laki-laki/perempuan) Q.S. An Nisa’ : 11-
sekandung/seayah/seibu. 12
5 Cucu • Jika tidak ada ibu. Diqiaskan kepada
perempuan bapak yang telah
dari anak laki- • Jika tidak ada ayah. meninggal
laki seorang Q.S. An Nisa’ : 11-
atau lebih • Jika tidak ada anak laki-laki, anak 12
perempuan hanya satu.
6 Saudara
perempuan • Jika tidak ada anak laki-laki, cucu laki-laki, Q.S. An Nisa’ : 11-
seayah. bapak, saudara laki-laki kandung. 12
7 Saudara laki- • Jika hanya bersama satu saudara Q.S. An Nisa’ : 11-
laki/ perempuan kandung yang menjadi 12
f. 1/8 perempuan ashabah ma’al ghai.r
seibu
Tunggal • Jika tidak ada anak laki-laki, anak
perempuan, cucu laki-laki/perempuan dari
anak laki-laki, ayah, kakek dari ayah.
Ahli Waris Ketentuan Dalil Naqli
1 Istri • Jika ada anak laki-laki, anak perempuan, Q.S. An Nisa’:11-
cucu laki-laki/cucu perempuan dari anak 12
laki-laki.
16
2. Ashabah; yaitu ahli waris yang perolehannya tidak ditentukan.
Ashabah mempunyai tiga kemungkinan dalam menerima warisan :
a. Menerima seluruh warisan bila tidak ada zawil furud
b. Menerima sisa dari warisan setelah dibagi untuk zawil furud
c. Tidak menerima warisan karena telah habis dibagi untuk zawil furud.
Ashabah terbagi tiga yaitu :
a. Ashabah binafsih (ashabah dengan sendirinya)
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki
3. Bapak
4. Kakek dari ayah
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
9. Paman yang sekandung dengan bapak
10. Paman yang sebapak dengan bapak
11. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak
13. Laki-laki yang memerdekakan pewaris
b. Ashabah bil ghairi (ashabah karena ada ahli waris lain yang setingkat)
1. Anak perempuan dengan sebab ada anak laki-laki
2. Cucu perempuan dengan sebab ada cucu laki-laki
3. Saudara perempuan sekandung dengan sebab ada saudara laki-laki sekandung
4. Saudara perempuan sebapak dengan sebab ada saudara laki-laki sebapak
c. Ashabah ma’al ghairi (ashabah karena bersama dengan ahli waris lain tertentu dari zawil
furud)
1. Saudara perempuan sekandung bila bersama dengan anak perempuan atau cucu
perempuan
2. Saudara perempuan sebapak bila bersama dengan anak perempuan atau cucu
perempuan
3. Dzawil arham; yaitu ahli waris yang tidak berhak mendapat bagian tertentu (furudl) dan juga
tidak berhak mendapatkan ashabah karena pertalian dan hubungan kekeluargaannya telah
jauh.
G. Hijab Dan Mahjub
Hijab (penghalang) terbagi dua, yaitu :
1. Hijab Nuqsan; yaitu ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh,
sehingga ahli waris yang lebih jauh bisa menerima tetapi bagiannya menjadi berkurang.
2. Hijab Hirman; yaitu ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh
sehingga ahli waris yang lebih jauh tidak dapat menerima bagian.
Rinciannya Hijab Hirman sebagai berikut :
1. Kakek terhalang oleh bapak.
2. Nenek terhalang oleh ibu.
3. Cucu laki-laki terhalang oleh anak laki-laki.
4. Saudara kandung terhalang oleh anak laki-laki, cucu laki-laki dan bapak.
5. Saudara sebapak terhalang oleh anak laki-laki, cucu laki-laki,bapak dan saudara laki-laki
sekandung.
6. Saudara seibu terhalang oleh anak laki-laki atau perempuan,cucu laki-laki atau
perempuan,bapak dan kakek.
7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung terhalang oleh anak laki-laki, cucu laki-
laki,bapak, kakek, saudara laki-laki sekandung dan saudara sebapak.
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak terhalang oleh anak laki-laki, cucu laki-laki,bapak,
kakek, saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki sebapak, anak laki-laki dari saudara laki-
laki sekandung dan anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak.
17
9. Paman (saudara laki-laki bapak yang sekandung) terhalang oleh anak laki-laki, cucu laki-
laki,bapak, kakek, saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki sebapak, anak laki-laki dari
saudara laki-laki sekandung dan anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak.
10. Paman (saudara laki-laki bapak yang sebapak) terhalang anak laki-laki, cucu laki-laki,bapak,
kakek, saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki sebapak, anak laki-laki dari saudara laki-
laki sekandung, anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak dan paman yang sekandung
dengan bapak.
11. Anak laki-laki dari paman yang sekandung dengan bapak terhalang oleh anak laki-laki, cucu
laki-laki,bapak, kakek, saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki sebapak, paman yang
sekandung dengan bapak , paman yang sebapak dengan bapak, anak laki-laki dari saudara
laki-laki sekandung dan anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak.
12. Anak laki-laki dari paman yang sebapak dengan bapak terhalang oleh anak laki-laki, cucu laki-
laki,bapak, kakek, saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki sebapak, paman yang
sekandung dengan bapak , paman yang sebapak dengan bapak, anak laki-laki dari saudara
laki-laki sekandung, anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak dan anak laki-laki dari paman
yang sekandung dengan bapak.
13. Cucu perempuan dari anak laki-laki terhalang oleh anak laki-laki,dua anak perempuan atau
lebih.
H. Langkah-Langkah Pembagian Warisan
1. Menginventarisir (mencatat dengan teliti) semua ahli waris yang ada baik laki-laki maupun
perempuan, yang dekat maupun yang jauh
2. Meneliti lebih jauh, apakah ada diantara mereka yang terhalang oleh ahli waris yang lebih
dekat hubungannya dengan orang yang mewariskan (muwaris)
3. Menentukan siapa ahli waris yang memperoleh bagian tertentu (dzawil furud) dan berapa
bagiannya dan siapa ahli waris yang memperoleh sisa harta (ashabah)
4. Melaksanakan penghitungan sesuai ketentuan/ rumus
I. Contoh Pembagian Warisan
1. Rad, yaitu mengurangi asal masalah agar sama dengan jumlah saham. Contoh :
Seseorang meninggal dunia meninggalkan harta Rp. 38.000.000,- dan ahli waris sbb: Istri,
seorang anak perempuan, ibu. Berapa bagian masing-masing.
• Istri (1/8 ) 1/8 x 24 = 3 3/19 x 38.000.000 = 6.000.000
• 1 anak pr (1/2 ) 1/2 x 24 = 12 12/19 x 38.000.000 = 24.000.000
• Ibu (1/6) 1/6 x 24 = 4 4/19 x 38.000.000 = 8.000.000
19
2. Aul, yaitu menambah asal masalah agar sama dengan jumlah saham. Contoh :
Seseorang meninggal dunia meninggalkan harta Rp. 26.000.000,- dan ahli waris sbb: suami,
dua orang anak perempuan, ibu. Berapa bagian masing-masing.
• Suami 1/4 1/4 x 12 = 3 3/13 x 26.000.000 = 6.000.000
• 2 anak pr (2/3) 2/3 x 12 = 8 8/13 x 26.000.000 = 16.000.000
• Ibu (1/6) 1/6 x 12 = 2 2/13 x 26.000.000 = 4.000.000
13
3. Bila ahli waris terdiri dari dzawil furud dan ashabah
Seseorang meninggal dunia meninggalkan harta Rp. 24.000.000,- dan ahli waris sbb: suami,
dua anak laki-laki, satu anak perempuan, bapak, ibu. Berapa bagian masing-masing.
• Suami (1/4) 1/4 x 12 = 3 3/12 x 24.000.000 = 6.000.000
• Bapak (1/6) 1/6 x 12 = 2 2/12 x 24.000.000 = 4.000.000
• Ibu (1/6) 1/6 x 12 = 2 2/12 x 24.000.000 = 4.000.000
7
• 2 anak lk (ashabah) : 4/5 x 10.000.000 = 8.000.000
• 1 anak pr (ashabah bil ghair) : 1/5 x 10.000.000 = 2.000.000
Catatan : perbandingan bagian anak laki-laki dengan anak peremuan adalah 2 : 1.
18
C. Glosarium
Ashabah : Ahli waris yang bagiannya tidak ditetapkan tetapi bisa mendapat semua
harta atau sisa harta setelah harta dibagi kepada ahli waris dzawil furudh
Dzawil Arham : Ahli waris yang tidak berhak mendapat bagian tertentu (furudl) dan juga tidak
berhak mendapatkan ashabah karena pertalian dan hubungan
kekeluargaannya telah jauh.
Dzawil Furud : Ahli waris yang mendapat bagian tertentu menurut ketentuan- ketentuan
yang telah diterangkan di dalam Al-Qur'an dan hadis.
Fardhu Kifayah : Status hukum dari sebuah aktivitas dalam Islam yang wajib dilakukan, tetapi
bila sudah dilakukan oleh muslim yang lain maka kewajiban ini gugur.
Hijab : Menghalangi orang yang mempunyai sebab mendapatkan warisan, baik
secara menyeluruh maupun sebahagian.
Ilmu Faraid : Imu yang mempelajari tentang siapa yang mendapatkan waris dan siapa
yang tidak mendapatkannya, kadar yang diterima oleh tiap-tiap ahli waris,
dan cara pembagiannya.
Mahjub : Ahli waris yang terhalang untuk mendapatkan warisan, di sini terhalang itu
terbagi dua. terhalang dengan maksud hak waris hilang sepenuhnya
(mahjub hirman), dan terhalang dengan maksud hak warisnya dikurangi
(mahjub nuqsan).
Mirats/Tarikah : Harta warisan atau harta peninggalan, baik harta yang bergerak maupun
harta yang bentuknya tidak bergerak.
Muwaris : Orang yang meninggal dunia (baik secara hakiki maupun hilang/mafqud)
ditetapkan telah meninggal secara hokum.
Nasab : Pertalian kekeluargaan berdasar hubungan darah sebagai salah satu akibat
wala’ dari perkawinan yang sah.
: Orang yang mendapatkan warisan semua harta dari bekas budak yang
pernah dimerdekakannya ketika bekas budak tersebut meninggal dunia
sementara ia tidak meninggalkan seorangpun dari ahli waris yang akan
mewarisi harta peninggalannya.
Warits : Orang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan si pewaris dengan
salah satu sebab pewarisan.
19
D. Daftar Pustaka
Abu Bakr Jabir Al-Jazaili, Minhaajul Muslim, Bairut: Darul Fikr (Penerjemah: Fadhil Bahri,
Ensiklopedia Muslim, 2012, Cet. 18, Jakarta: Darul Falah)
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997)
Hasniah Hasan, 2004, Hukum Warisan Dalam Islam, Cet. I, Surabaya: Gitamedia Press
Sayyid Sabiq, 2004, Fiqhus Sunnah, Darul Fath, (Penerjemah: Nor Hasanuddin, dkk, Fiqih
Sunnah, 2006, Cet. I, Jakarta: Pena Pundi Aksara)
Mengetahui : Pekanbaru,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Dra. SUDARTI, MM
SYAHARUDDIN, S.Ag, M.Pd
NIP. 19620815 198603 1 007
NUPTK. 5941755657200002
20