The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by e.ruswati, 2021-08-04 10:25:54

MENTORING GURU BARU

KEGIATAN KKS ASJI TAHAP 3

MENTORING GURU BARU 1

MENTORING GURU BARU

A. Latar Belakang

Lima dimensi kompetensi yang disyaratkan bagi seorang kepala sekolah,
meliputi dimensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervise, dan sosial
(Permendiknas No. 13 tahun 2007). Dalam Permen tersebut diuraikan juga rincian
kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah untuk masing-masing
dimensi. Uraian mengenai kompetensi manajerial mencakup enam belas
kompetensi. Salah satu diantaranya adalah kompetensi dalam mengelola guru dan
staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

Sumber daya manusia di sekolah secara umum dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu tenaga kependidikan dan nonkependidikan. Ada banyak usaha yang dapat
ditempuh oleh kepala sekolah dalam rangka mengoptimalkan keberadaan guru di
sekolah. Salah satu diantaranya adalah kegiatan mentoring (pendampingan).

B. Tujuan

Setelah mengikuti pelatihan tentang Mentoring Guru Baru, peserta KKS
diharapkan mampu:
a. Memahami pengertian, tujuan dan manfaat mentoring guru baru
b. Menjelaskan peran seorang mentor
c. Menjelaskan fase-fase seorang guru baru
d. Menentukan fokus-fokus mentoring
e. Membuat program dan mempraktekkan kegiatan mentoring guru baru

C. Pembahasan

Guru merupakan salah satu faktor penting dan utama di sekolah karena
keberhasilan proses pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi oleh guru, khususnya
kualitas kompetensi para guru. Setiap sekolah pasti menginginkan agar semua guru
yang ada di sekolah itu memiliki kompetensi yang tinggi, loyal, dan komitmen yang
kuat untuk terus mengembangkan diri sesuai visi-misi sekolah yang pada akhirnya
bermuara pada peningkatan prestasi belajar para siswanya. Untuk mendapatkan
guru seperti yang diinginkan oleh sekolah tentu saja bukanlah hal yang mudah.
Banyak sekali faktor yang akan mempengaruhi kualitas seorang guru. Kegiatan
mentoring diyakini akan dapat meningkatkan kompetensi guru, bukan hanya bagi
guru baru namun juga guru-guru pada tingkat yang lebih lanjut (berpengalaman).

Kepala sekolah sebagai seorang mentor mempunyai implikasi pada tanggung
jawab, bukan hanya tanggung jawab untuk melakukan sharing melainkan juga untuk
mendengarkan dan belajar.

MENTORING GURU BARU 2

1. Manfaat Mentoring
Mengacu pada pengertian mentoring, maka seakan-akan guru yang menjadi

sasaran kegiatan mentoring (mentee) inilah yang mendapatkan manfaat dari kegiatan
tersebut. Akan tetapi hal ini tidak sepenuhnya benar karena mentor juga akan
mendapatkan manfaan dari kegiatan tersebut. Demikian pula dengan system
pendidikan secara umum juga dapat menarik manfaat dari kegiatan tersebut. Daresh
(2003) menguraikan manfaat kegiatan mentoring bagi ketiga pihak tersebut.

Berdasarkan literature tentang mentoring yang ada, Daresh (2003) menguraikan
empat manfaat kegiatan mentoring bagi seorang mentor yang meliputi; meningkatnya
kepuasan kerja sebagai guru karena dari kegiatan mentoring tersebut seorang mentor
juga belajar, meningkatnya penghargaan dari teman sebaya (kolega) karena apa yang
dilakukannya membantu organisasi (sekolah) menjadi lebih efektif, memberi peluang
bagi peningkatan (perkembanagan) karir pribadi, dan memperoleh antusiasme yang
diperbarui kembali bagi profesinya.

Dari sisi mentee, mereka akan mendapatkan sejumlah manfaat dengan adanya
kegiatan mentoring, diantaranya: (1) mereka akan merasa lebih percaya diri dalam
kaitannya dengan kompetensi profesionalnya karena mereka merasakan bahwa orang
laian menghargai apa yang telah mereka lakukan; (2) mereka menyadari bahwa ide-ide
yang mereka jumpai dalam teori dapat ditranformasikan ke dalam tindakan-tindakan
yang nyata dan efektif; (3) meningkatnya kemampuan berkomunikasi; (4) mereka
belajar tentang trik-trik yang diperlukan; (5) mereka merasa menjadi bagian dari
sekolah tersebut karena menemukan bahwa orang lain peduli terhadap diri mereka,
baik dalam aspek professional maupun personal.

Selain memberikan manfaat bagi mentor dan mentte, kegiatan mentoring juga
memberikan manfaat bagi system pendidikan secara umum, karena; (1) memiliki staf
yang lebih kompeten; (2) guru-guru memiliki sikap belajar sepanjang hayat (live long
learning); (3) guru-guru memiliki tingkat motivasi dan kepuasan kerja yang tinggi; (4)
guru-guru memiliki rasa percaya diri yang semakin baik; (5) produktivitas yang semakin
besar.

2. Peran Mentor
Hubungan mentoring yang didasarkan pada tujuan belajar menciptakan

perbedaan yang besar secara emosional dan intelektual dalam pengalaman induksi
bagi para guru baru dan praktik professional selanjutnya. Serangkaian langkah dan
tindakan yang diangkat di sini memberi kerangka untuk pembelajaran berkelanjutan
dari guru pemula hingga menjadi guru ahli. Para guru pemula yang mendapatkan
pendampingan terampil dari mentoring yang baik akan:
a. Meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan beragam persoalan

intruksional dan sekaligus dalam mengambil keputusan.
b. Melibatkan diri dalam berbagi/tukar-menukar informasi penting gunapeningkatan

praktik-praktik yang baik.
c. Bertahan dalam profesi mengajar.

MENTORING GURU BARU 3

Pemahaman mengenai peran apa yang sesungguhnya kita mainkan sebagai
mentor, bagaimana cara mentoring yang kita lakukan, dan apa yang kita sampaikan
dalam proses mentoring tersebut merupakan hal-hal mendasar untuk memenuhi
kebutuhan para guru. Komponen utama dalam program mentoring yang bertujuan
untuk pembelajaran macam ini adalah pemahaman yang tepat terhadap tiap-tiap
peran dan tanggung jawaab dari pihak-pihak terkait. Seorang mentor harus
sepenuhnya meyakini bahwa apapun yang mereka lakukan berorientasi pada
perkembangan. Ini berarti bahwa tugas mereka adalah meningkatkan efektivitas kerja
dari para guru yang ia bentuk dalam kaitannya dengan kemampuan mereka untuk
pemechan soal dan pengambilan keputusan.

Proses macam ini dimulai dengan meletakkan fokus belajar di dalam relasi
kerja mereka. Dengan cara ini, pihak-pihak yang terlibat dalam proses mentoring
membentuk citra yang jelas tentang harapan-harapan apa yang mesti muncul dalam
interaksi mentoring itu. Laurent Daloz (1998) mengusulkan bahwa peran seorang
mentor dalam pola relasi ini bertujuan untuk menyeimbangkan ketiga fungsi dasar
sebagai berikut: (1) menyediakan dorongan, (2) mennciptakan tantangan, dan (3)
memfasilitasi terbentuknya visi professional.

Ketiga fungsi macam ini tentu dapat bekerja sendiri-sendiri dalam situasi-
situasi tertentu, namun dalam konteks yang lebih luas, ketiganya mesti terkait satu
sama lain. Menyeimbangkan ketiga unsur ini akan mendorong pertumbuhan dan
semangat belajar. Dorongan yang diberikan memang akan menciptakan rasa aman,
namun pada waktu yang sama justru menimbulkan rasa nyaman dan tidak bergerak
untuk berubah. Tantangan tanpa dukungan justru akan menimbulkan kecemasan serta
ketakutan untuk gagal. Dukungan dan tantangan tanpa visi juga akan membuat
perjalanan kita tidak tentu arah, kita hanya berfokus pada hal-hal kecil di dua atau
tiga langkah ke depan, namun tidak melihat jauh ke cakrawala di depan sana.

a. Memberi Dukungan
Dukungan untuk guru baru terjadi dalam empat kategori: emosional, fisik,

teknis, dan informasional. Kadang-kadang seorang guru baru perlu seseorang yang bisa
mendengarkan dengan sepenuh hati, dan tepukan di bahu yang menghangatkan
perasaan. Kadang, dukungan terkait dengan hal-hal fisik, seperti membantu menata
ruangan, mengatur meja, atau membantu mempersiapkan buku untuk pembelajaran.
Dukungan teknis mencakup bimbingan untuk menerapkan hal-hal teknis terkait dengan
prosedur atau kebijakan tertentu (misalnya masukan tentang hal-hal apa saja yang
ditulis dalam Silabus atau RPP). Dukungan informasional lebih mengacu pada masukan
tentang isi pelajaran atau saran-saran pedagogis sesuai dengan perkembangan dan
pengalaman nyata.

Dalam hubungan yang bertujuan untuk pembelajaran, para mentor
menyediakan dukungan dengan:

MENTORING GURU BARU 4

1. Hadir secara penuh – dalam arti mampu mendengarkan sepenuh hati ketika sang
patner berbagi pengalaman suka dan duka, menceritakan rasa frustasi, dan
mengajukan gagasan-gagasan baru.

2. Menanggapi secara empatik – mengakui apa yang sesungguhnya dirasakan oleh sang
patner, dan berbagi suka-duka, kepedulian, rasa frustasi, dan pengalaman yang
dialaminya.

3. Menciptakan ruang yang aman – menciptkan komunikasi otentik baik secara verbal
dan nonverbal untuk meletakkan daras kepercayaan dari sang patner terhadap sang
mentor tersebut.

4. Menata jadwal – mengatur waktu di sela-sela kesibukan guna mendaptkan
kesempatan secara khusus untuk mendampingi dan mengembangkan kemajuan
pribadi dan professional.

5. Menyediakan berbagai sumber daya dalam bentuk waktu, energy, dan sumber-
sumber yang cukup untuk meringankan beban tantangan yang harus dihadapi oleh
guru baru.

6. Menyediakan informasi – terkait dengan praktik-praktik dan kebijakan sekolah dan
dinas untuk memfasilitasi proses induksi sang guru baru ke dalam komunitas
professional; termasuk juga memberikan informasi mengenai cara mengajar yang
tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran optimal.

b. Menciptakan Tantangan

Dalam pengalaman kami, para mentor paling banyak menggunakan waktu
mereka untuk menyediakan dukungan, sebagaimana yang telah digambarkan pada
bagian sebelumnya. Namun, kalau dukungan macam itu tidak diimbangi dengan
tantangan yang cukup, pada waktu yang sama kita tidak memberikan peluang bagi
para guru itu untuk tumbuh dan belajar. Jika tujuan kita benar-benar untuk
menumbuhkan para praktisi yang mandiri dan efektif, sangat mutlak penting bahwa
mereka juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap apa yang mereka lakukan.

Suatu pertumbuhan menuntut bahwa para pemula megembangkan kapasitas
untuk menerapkan dan mengadaptasi informasi ahli di dalam konteks kelas mereka
masing-masing. Perkembangan macam ini mencakup kemampuan menarik makna atas
informasi baru dan pengalaman di lapangan. Proses belajar macam ini memungkinkan
para guru baru untuk menerapkan, memperhalus, dan menciptakan strategi-strategi
alternative berdasarkan kebutuhan-kebutuhan siswa, kesiapan kurikuler, dan nilai-nilai
yang dipegang oleh guru.

Para mentor yang terampil menyeimbangkan aspek-aspek suportif dalam
hubungan mereka dengan tantangan-tantangan yang tepat untuk mendorong perhatian
berkelanjutan atas perbaikan dalam praktik-praktik guru yang didampingi, Di dalam
suatu hubungan bertujuan belajar, tantangan diciptakan melalui:

1. Menata evaluasi yang ketat dan analisi atas praktik yang dijalankan oleh sang guru
baru dengan menggunakan Kerangka Pelaksanaan dan Refleksi.

MENTORING GURU BARU 5

2. Terlibat dalam penyusunan tujuan, dan senantiasa menjalankan komunikasi yang
berorientasi pada tujuan yang jelas.

3. Tetap memberi penekanan pada pembelajaran siswa, termasuk membantu analisis
informasi kinerja siswa dan menentukan hubungan sebab akibat.

4. Mengeksplorasi contoh-contoh dari pekerjaan siswa, dengan mempertimbangkan
keputusan dan pengalaman yang diambil oleh guru yang dibantu tersebut dan
mendiskusikan hasil dari praktik pembelajaran, baik yang positif maupun yang
negative.

5. Secara aktif melibatkan guru binaan dalam pemecahan soal dan pengambilan
keputusan dengan membentuk kerja sama dalam pemecahan soal, memunculkan
beragam pilihan untuk pemecahannya.

6. Membantu dalam identifikasi dan artikulasi kriteria untuk pilihan dan konsekuensi
dengan cara mengungkapkan gagasan-gagasan tersebut secara terbuka dalam sesi-
sesi pembinaan.

7. Membuat kaitan antara teori-teori yang sekarang berlaku dengan praktik di kelas.
Menyusun dan menjalankan proyek penelitian tindakan bersama, menciptakan
norma untuk melakukan eksperimentasi dan praktik-praktik reflektif.

c. Memfasilitasi Terbentuknya Visi

Bagi para guru baru, memproyeksikan pengalaman baru dalam rangka melihat
pola perkembangan siswa tidaklah mudah. Mereka belum memiliki pengalaman dan
juga ingatan terkait dengan pola-pola belajar siswa dan potensi perkembngannya. Hal-
hal yang ditemui dalam pengajaran keseharian merupakan hal baru dan tidak dengan
sendirinya memberikan makna yang mendalam tentang pola belajar.

Memfasilitasi terciptanya visi professional sama artinya dengan menciptakan
sikap dasar guru sebagai pembelajar sepanjang hayat yang senantiasa terdorong oleh
semangat untuk belajar terus-menerus. Citra diri yang terbentuk adalah sosok guru
yang selalu melihat potensi siswa dan tergerak untuk mengembangkan mereka. Kita
tidak semata-mata belajar untuk mengajar, tetapi lebih belajar dari proses pengajaran
kita. Proses professional ini berlangsung pelan-pelan, berkesinambungan, dan sesuai
dengan perkembangan guru itu sendiri.

Dalam hubungan yang bertujuan untuk belajar, fasilitasi pembentukan visi
professional dicapai melalui:

1. Membuat target yang cukup tinggi, namun yang bisa dicapai, untuk guru binaan
sesui dengan standar efektif yang berlaku.

2. Membantu mengidentifikasi hasil-hasil belajar siswa yang lebih luasdaripada suatu
unit atau pelajaran tertentu.

3. Membuat kerangka besar yang menggambarkan integrasi isi pelajaran, dan
membuat kaitannya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata.

4. Mengembangkan rencana kerja, membuat prioritas tugas, dan mengidentifikasi
sumber daya untuk mencapai tujuan.

MENTORING GURU BARU 6

5. Mendorong peluang-peluang kolaboratif dengan mentor, para guru binaan lain, dan
para guru senior lainnya.

6. Memberi contoh (modeling) seperti apa identitas professional tersebut sejauh kita
mampu.

Sekali lagi, perhatian berkelanjutan untuk menyeimbangkan dukungan dengan
tantangan, didukung dengan sustu visi yang mengandung nilai-nilai dan sikap belajar
sepanjang hayat, mengembangkan guru binaan yang bisa melebihidari standar baku
yang dipersyaratkan, sekaligus juga mampu membekali guru binaan tersebut
memenuhi tuntutan-tuntutan yang rumit dalam kehidupan profesionalnya.

3. Mengenali dan Memenuhi Kebutuhan Guru Baru

Kebutuhan para guru baru sangat beragam dan amsing-masing membawa
perspektif, pengalaman, dan dasar pengetahuan yang berbeda terkait dengan
pembelajaran. Lebih jauh mereka pun memeiliki perbedaan dalam hal cara-cara
pemecahan masalah dan gaya belajar. Namun demikian, ada hal-hal yang bisa
digeneralisasi terkait dengan kebutuhan, harapan, dan fase-fase emosional mereka
pada tahun pertama mereka mengajar.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Simon Veenman (1984), lebih dari
seribu mahasiswa jurusan pendidikan memberikan informasi mengenai hal-hal apa
yang mereka perlukan sebelum masuk ke kelas untuk pertama kali. Sejumlah
kebutuhan yang mereka identifikasi ternyata juga ditemukan dalam studi terhadap
para guru baru (Bullough, 1989; Odeil, 1986; Covert dkk., 1991) Riset-riset ini
mengidentifikasi beberapa hal termasuk di dalamnya adalah: kepedulian akan siswa,
pengendalian dan pengelolaan kelas, motivasi, penilaian dan memberi pembelajaran
yang sesuai dengan kemampuan siswa. Pengelolaan waktu untuk perencanaan,
penyusunan jadwal, penyelesaian beban tugas, dan menjaga keseimbangan antara
kehisupan pribadi dan professional juga perlu diperhatikan para guru baru. Selain itu
hubungan dengan rekan kerja, kepala sekolah dan orang tua juga harus dikelola secara
tepat. Pada kenyataannya para guru pemula sering mencemaskan apa yang harus
mereka lakukan, kapan mereka melakukannya, dan apakah mereka mampu
menjalankannya dengan baik atau tidak.

4. Fase-fase Guru Baru

Ellen Moir, Direktur dari The New Teacher Center dari Universitas calivornia,
Santa Cruz, bersama rekan-rekannya, telah mengidentifikasi serangkaian tantangan
mental dan emosional yang terjadi di dalam fase-fase perkembangan sepanjang tahun
pertama mengajar. Mereka memberi catatan, sekalipun tidak semua guru baru
menjalaninya dengan urutan yang sama, generalisasi ini merupakan sebuah peta yang
bagus untuk memprediksi dan menanggapi kebutuhan-kebutuhan para guru baru.
Keenam fase yang digambarkan adalah: Antisipasi, Resesi, Depresi, Pemulihan,
Refleksi, dan Antisipasi (Moir, 1999).

MENTORING GURU BARU 7

Fase Tahunan Seorang Guru Baru

Antisipasi Antisipasi

Resesi Refleksi
Depresi Pemulihan

Juli - Agustus –September-Oktober – November – Desember – Januari – Februari – Maret – April – Mei – Juni -

Bagi para guru, sangat bermanfaat untuk memahami fase-fase macam ini dan
menerimanya sebagai hal yang wajar dalam satu tahun pertama mereka mengajar.
Sementara bagi para mentor, kesadaran dan kepekaan terhadap fase-fase ini sangat
membantu untuk mempertahankan keseimbangan dalam memberikan dukungan dan
tantangan – memfasilitasi terbentuknya visi professional. Uraian berikut menguatkan
fase-fase yang teridentifikasi dengan gagasan-gagasan yang penting untuk
mempertahankan keseimbangan dalam konteks mentoring.

a. Antisipasi

Para guru baru mulai mengantisipasi tahun pertama mereka masuk ke kelas
bahkan semenjak mereka sendiri masih sebagai mahasiswa tingkat akhir. Mereka
memasuki kelas dengan komitmen yang tinggi untuk membuat perbedaan dan mereka
memiliki cita-cita yang tinggi dan kadang terlalu idealis. Yang mereka perhatikan pada
tahap ini adalah bagaimana menata kelas, menyediakan materi pembelajaran,
menciptakan hubungan yang baik dengan para kolega, karyawan, dan kepala sekolah
serta membangun hubungan dengan para siswa dan orang tua siswa. Tekanan terhadap
tugas-tugas yang baru dan dorongan emosional untuk segera menyelesaikan tanggung
jawab yang baru pertama kali mereka emban sering menjadi pendorong utama untuk
tampil optimal pada minggu-minggu pertama mereka bekerja.

1. Dukungan

Berikan dukungan dalam fase antisipasi ini dengan menyediakan informasi
terkait dengan materi, prosedur, aktivitas-aktivitas hari pertama, dan dokumen-

MENTORING GURU BARU 8

dokumen wajib yang harus diisi pada awal masuk kelas. Ajak mantee untuk
bertukar gagasan secara verbal, bagikan juga cara-cara atau strategi yang baru,
landasan berpikir di balik pilihan itu, dan berikan juga strategi untuk
berkomunikasi dengan orang tua murid dan pendukung-pendukung lainnya.
Berbagai peluang kolaboratif biasanya terbuka lebar ketika mentor dan mentee
membuat perenvanaan sendiri.

2. Tantangan

Pastikan bahwa diskusi senantiasa berorientasi pada proses pembelajaran
guna mencapai tujuan tertentu. Tetapkan tujuan-tujuan awal yang bertujuan
untuk pembelajaran dan membangun hubungan erat antara mentor dan mentee.
Gunakan standar penilaian perkembangan guru baru yang relevan dan masuk akal.
Berikan penjelasan yang memadai terkait dengan penggunaannya untuk memonitor
perkembangan guru dan merayakan keberhasilannya.

3. Memfasilitasi Terbentuknya Visi

Ajak guru baru untuk mengartikulasikan gagasannya terkait dengan ciri-ciri
guru ideal. Bagikan visi mengenai profesionalisme guru. Perluas pembicaraan untuk
mempertimbangkan kelas yang ideal dan berkaitan dengan tujuan-tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Selalu ingat untuk menyeimbangkan pemikiran
jangka panjang dan jangka pendek. Pastikan bahwa guru baru, untuk saat ini
membuat komitmen melaksanakan program mentoring.

b. Resesi

Realitas sesungguhnya dari beragam hal yang muncul dalam pekerjaan sehari-
hari di kelas begitu membebani guru baru. Mereka dihadapkan dengan berbagai
persoalan untuk pertama kali, dan mereka belum memiliki pengalaman serta strategi
untuk menangani macam-macam persoalan sebagaimana halnya para guru yang sudah
berpengalaman. Hampir semua guru baru berusaha keras untuk menyesuaikan langkah
dan akibatnya mereka tidak punya cukup waktu untuk refleksi dan membuat
perencanaan ke depan. Sering kali kompetensi dasar yang harus ia ajarkan tidak cukup
dikuasai, dan guru baru tersebut hanya siap dengan satu atau dua langkah ke depan.
Selalu ada kebutuhan untuk mempelajari kurikulum, mengembangkan silabus dan RPP,
mengembangkan system penilaian, mengoreksi hasil pekerjaan siswa, dan menyiapkan
bahan pembelajaran. Banyak guru baru tidak mampu mengantisipasi secara tepat
tuntutan pekerjaan dari profesi mengajar, namun hamper semua masih mampu
mempertahankan komitmen dan energy untuk pembelajaran siswa sampai fase ini.

1. Dukungan

MENTORING GURU BARU 9

Berikan dukungan pada fase resesi dengan berbagai materi dan nasihat
pengelolaan. Waktu sangatlah berguna dan yang paling baik bukanlah
membiarkannya belajar dari pengalamnnya sendiri. Berikan masukan untuk
membiasakan diri dengan hal-hal rutin dan mengelola kegiatan dengan kesabaran.
Tetaplah berfokus pada tujuan utama belajar dengan memberikan contoh
bagaimana membuat pilihan dengan penjelasan mengenai maksud-maksud yang
jelas. Mentor dapat menggunakan catatan kecil untuk mencatat hal-hal pokok yang
barangkali akan terlupakan, bagikan pengalaman macam ini. Dengarkan dengan
penuh perhatian dan empati segala rasa frustasi dan kebingungan yang dirasakan.
Sejauh memungkinkan, ajak guru baru untuk mengobservasi kelas, atau tunjukkan
bagaimana cara pengajaran yang efektif.

2. Tantangan

Ajukan pertanyaan yang membantu guru baru mengenali pilihan-pilihan
yang efektif. Tampilkan pilihan-pilihan yang diperlukan. Ajak guru baru untuk
berbagi pemikiran terkait dengan hal-hal terbaik yang bisa dilakukan. Dengan hati-
hati, tantanglah dengan meminta guru menuliskan refleksi dan alat perekam untuk
membantu fokus pembicaraan,

3. Memfasilitasi Terbentuknya Visi

Rayakan pencapaian tujuan dan buatlah tujuan yang baru. Diskusikan
mengenai alasan apa saja yang membuat guru menjalani profesi guru, mengenai
apa saja yang penting dan bermakna dalam kehidupan. Tanyakan pada guru baru
apa yang membuat profesi guru menjadi pilihan karir yang menarik.

c. Depresi

Setelah bekerja tanpa henti dan menjelang akhir semester gasal, para guru
baru sering merasa seperti menabrak tembok – suatu fase penuh ilusi. Fase ini
beragam dalam intensitas dan durasi, seringkali mereka mulai mempersoalkan
komitmen, kemampuan, dan harga diri. Faktor-faktor macam ini, yang bercampur
aduk dengan rasa lelah, dapat menurunkan system kekebalan tubuh. Tidak berlebihan
bahwa banyak guru baru jatuh sakit pada fase ini. Beberapa kejadian menambah
ketegangan dan tekanan pada titik ini. Perasaan yang timbul, keraguan dan rasa gugup
dialami para guru. Pertemuan dengan orang tua dapat menimbulkan perasaan gagap
pada guru dan mengurangi waktu persiapan mengajarnya, serta menimbulkan
kecemasan tentang hubungan dengan mereka di waktu-waktu yang akan datang.
Ketika dievaluasi pertama kali oleh kepala sekolah, sehingga justru pelajaran tersebut
menjadi terlalu banyak menghabiskan waktu.

MENTORING GURU BARU 10

Merupakan hal yang biasa ketia perhatian pokok guru baru hanya terbatas pada
pengelolaan kelas dan kebutuhan-kebutuhan khusus siswa. Kebiasan dasar mengajar
dan pola respons belum cukup kuat dan para mentor sering menjumpai bahwa guru
baru ini membutuhkan pendampingan khusus. Isu-isi pengajaran dan pembelajaran
yang lebih penting sekarang harus menunggu persoalan-persoalan ini dibereskan lebih
dahulu.

Fase ini biasanya merupakan tantangan terberat bagi guru yang mengajar pada
tahun pertama. Keraguan diri dan tekanan dari anggota keluarga serta teman-teman
yang mengeluh terkait dengan sempitnya waktu yang membuatnya tidak lagi banyak
menghabiskan waktu dengan mereka menjadi beban tersendiri.

1. Dukungan

Tetaplah membantu dengan berbagi materi pembelajaran dan nasihat-
nasihat untuk mengelola persiapan kelas dan menghemat energy. Fokuskan pada
apa yang telah dicapai dan dipelajari sampai titik ini. Bantulah dengan
mengidentifikasi kebiasaan dan prosedur yang tidak efektif. Ajaklah berpikir dan
berbicara terkait pertemuan dengan para orang tua dan penilaian untuk semester
pertama. Akuilah apapun perasaan yang dialami oleh guru baru. Perhatikan secara
berkelanjutan, dan sering mengecek apa yang mentee butuhkan. Perhatikan guru
baru memahami bahwa pengalaman-pengalaman tidak mengenakkan seperti itu
biasa dialami oleh para guru baru yang lain. Ajarilah para guru baru untuk
menghindari fakta akan ketidakpastian. Tunjukkan pada guru baru bahwa mentor
tidak selalu mempunyai semua jawaban atas pertanyaan, karena memang
demikianlah kenyataan sesungguhnya kehidupan itu. Tekankan bahwa selalu ada
pilihan terbaik dari beragam alternative yang tersedia, tentu dengan
mempertimbangkan konteks situasi sekitarnya.

2. Tantangan

Ciptakan tantangan dengan membantu guru baru untuk belajar dari
pengalaman. Ajarilah mentee untuk berlatih berpikir dan melakukan refleksi.
Berkolaborasilah dalam mengembangkan metide dan praktik memperbaiki diri.
Buatlah buku khusu untuk mencatat hal-hal yang didiskusikan untuk memfokuskan
pembicaraan.

3. Memfasilitasi Terbentuknya Visi

Bantulah pembentukan visi professional dengan mengaitkan antara keadaan
sekarang dan harapan yang dituntut dari seorang guru baru, dalam tataran dalam
standar pencapaian yang mesti dicapai oleh guru baru dalam tahun pertama.
Ajaklah guru baru untuk mengidentifikasi sejumlah contoh yang menunjukkan
perkembangan sejauh ini dan informasikan hal-hal khusus, sekaligus konkret, yang

MENTORING GURU BARU 11

telah Anda observasi. Lanjutkan dengan menghubungkan antara guru baru dengan
staf yang lain. Dengan demikian, akan terbentuk suasana komunitas yang
mendukung.

d. Pemulihan

Bagi para guru yang sudah bekerja selama semester gasal, libur akhir semester
menandai transisi dalam langkah dan aliran tahun akademik. Liburan bersama keluarga
dan teman-teman mengingatkan kembali kehidupan sesungguhnya di luar kelas.
Istirahat dan relaksasi mengisi kembali semangat dan hati. Dengan pandangan yang
baru, datanglah secercah harapan akan mampu memaknai beragam pengalaman dalam
sekolah: bahwa semuanya bisa dipelajarai dan dikuasai!

Banyak guru baru kembali dari akhir semester dengan pemahaman yang lebih
jelas terhadap realitas sesungguhnya di dalam kelas mereka, system sekolah di mana
mereka bekerja, dan bagaimana medapatkan sumber-sumber daya yang bisa dipakai.
Mereka juga mulai mantap dan merasa mulai mencapai sesuatu yang bermakna.

Rasa percaya akan hal-hal rutin dan hubungan dengan orang lain meningkat
seiring dengan semakin terbiasanya guru baru tersebut dengan pola-pola perilaku, dan
pengelolaan waktu serta proses pembelajaran. Hail ini acap kali memberi peluang bagi
mereka untuk lebih memiliki waktu dan energy unyuk mengeksplorasi pengembangan
kurikulum, strategi pengajaran, dan perencanaan kerja untuk jangka yang lebih
panjang.

Fase ini cenderung nsampai awal semester genap, tentu masih juga diiringi
dengan berbagai hal yang mengejutkan di sana. Seiring dengan mendekatnya akhir
tahun ajaran, kepedulian guru baru lebih berfokus pada persoalan bagaimana
menyelesaikan semua materi yang ditargetkan. Kadang-kadang mereka memiliki
kekhawatiran terkait dengan sejauh manakompetensi mereka sendiri dan kinerja
akademis anak-anak didik mereka.

1. Dukungan

Rayakan, bagikan, dan tandai pencapaian-pencapaian yang telah dilalui.
Bersikaplah tetap proaktif dalam membantu guru baru, yang mulai mengatur untuk
persiapan menghadapi akhir tahun ajaran.

2. Tantangan

Tetaplah memberi tantangan dengan berfokus pada hasil-hasil
pembelajaran sebagai implikasi dari proses pengajaran di kelas. Tanyakan tentang
pembelajaran yang baru dan aplikasi-aplikasi yang lebih menantang. Bantulah guru
baru dalam menganalisi hasil-hasil belajar siswa. Upayakan peluang-peluang

MENTORING GURU BARU 12

kolaboratif untuk mengajar bersama (team-teaching). Rencanakanlah peluang-
peluang untuk pengembangan professional dan bersama-sama menyusun rencana
implementasi dan evaluasi untuk menguji coba gagasan-gagasan baru. Atur
pertemuan dan diskusikan hasil-hasil dari proses pembelajaran dan implementasi
tersebut. Libatkan guru baru dalam siklus rencana, observasi/pengumpulan data
dan refleksi.

3. Memfasilitasi Terbentuknya Visi

Berkolaborasilah dengan guru baru, rencanakan suatu RPP bersama-sama.
Berilah kesempatan guru baru untuk mengambil inisiatif dan memimpin dan dukung
dari belakang. Cobalah sesuatu yang baru yang disarankan oleh guru baru dan
ajaklah untuk mendiskusikan hasil yang muncul dalam implementasi macam ini.

e. Refleksi

Minggu-minggu terakhir dari tahun pertama merupakan waktu untuk
merefleksikan berbagai hal yang telah dialami. Para mentor mendukung guru baru
dengan membantu mereka mengingat semua yang telah dipelajari, apa yang berhasil
dengan baik, apa yang perlu dimodifikasi, apa yang mesti dikesampingkan, dan
mempertimbangkan apa yang barangkali akan berbeda bila dilakukan di tahun
berikutnya. Fase ini menuntut serangkaian tugas baru yang mesti dikerjakan pada
akhir tahun. Komunikasi dengan orang tua, menutup kelas dan begitu banyaknya
dokumentasi yang harus dibuat. Dan bagi banyak guru, ini menjadi pengalaman
emosiaonal yang berpengaruh bagi mereka.

1. Dukungan

Berilah dukungan selama fase reflektif ini dengan menyediakan informasi
dan nasihat terkait dengan tugas-tugas akhir tahun. Bagikan kebiasaan mentor
untuk mengorganisasikan tuntutan kerja. BIla perlu berilah spidol warna-warni,
atau stiker warna-warni untuk membuat table pada kotak-kotak. Awalilah
membuat daftar kebutuhan yang akan dibutuhkan pada tahun mendatang.

2. Tantangan

Ajaklah untuk membuat analisi dan interpretasi yang mendalam atas
informasi kinerja siswa. Bantulah proses refleksi dengan diskusi yang berfokus pada
tujuan pembelajarab; sambil menekankan gagasan-gagasan pokok, penerapannya,
dan tujuan untuk tahun depan.

3. Memfasilitasi Terbentuknya Visi

MENTORING GURU BARU 13

Ajaklah untuk membuat analisi kesenjangan. Buatlah kaitan antara apa
yang diharapkan, apa yang idealnya tercapai, dan apa yang sesungguhnya terjadi.
Eksplorasi keberhasilan siswa dan tandai puncak-puncak perubahan yang mereka
alami dan juga telah dilakukan oleh guru baru. Berkolaborasilah dalam membuat
rencana pengembangan professional untuk tahun depan.

Daftar Pustaka
ASJI (2017). Desain Pengembangan Profesionalisme Guru Sekolah Yesuit. Jakarta: Asosiasi

Sekolah Jesuit Indonesia
Boreen, J. & Mary, K.J. (2000). Mentoring Beginning Teachers, Guiding, Reflecting, and

Coaching, New York: Maine
Daresh, J.C. (2003), Teachers Mentoring Teachers: A Practicsl Approach to Helping New and

Experienced Staff. Thousand Oaks, California: Corvin Press, Inc.
Hurst, B. & Reding, G. (2002). Teachers Mentoring Teachers. Bloomington, Indiana: The Phi

Delta Kappa Educational Foundation
Lipton, L. & Welman, B. (2001). Mentoring Matters: A Practical Guide to Learning Focussed

Realitionships. USA: Mira Via, LLC

MENTORING GURU BARU 14

Lampiran I

BUKU CATATAN
PELAKSANAAN MENTORING

GURU BARU

Nama Guru : _______________________________________________ NIK. ____________
Sekolah : _______________________________________________________________

MENTORING GURU BARU 15

PETUNJUK PENGISISAN
1. PETUNJUK UMUM
1.1 Buku catatan Pelaksanaan Mentoring ini adalah milik guru.
1.2 Buku I ni memuat semua catatan pelaksanaan mentoring guru baru yang dilakukan
bersama antara mentor dan mentee.
1.3 Kepala sekolah, mentor dan mentee bersama-sama menyususn program mentoring
guru baru.

2. PETUNJUK KHUSUS
2.1 mentor (guru pendamping) dan mentee (guru baru) membuat kesepakatan waktu
pelaksanaan program mentoring.
2.2 Mentee dapat menyampaikan dan menentukan komponen yang menjadi fokus dalam
program mentoring dengan memberi tanda centang (V) pada lajur fokus dalam program
mentoring. Kepala Sekolah dan mentor dapat mengarahkan komponen yang menjadi
fokus dalam pelaksanaan program mentoring.
2.3 Nomor lajur komponen mentoring harus sama dengan nomor urut pelaksanaan
program mentoring.
2.4 Nomor komponen yang menjadi fokus mentoring yang diberi tanda (V) dituliskan
kembali pada kolom sub-komponen pada halaman pelaksanaan program mentoring.
2.5 Mentee dan mentor membahas dan mendiskusikan sub-komponen program mentoring.
2.6 Hasil mentoring dituliskan pada halaman “Catatan pelaksanaan Mentoring”.
2.7 Mentor dan mentee membubuhkan tanda tangan pada akhir catatan pelaksanaan
mentoring.
2.8 Kepala sekolah dapat memberi arahan berkaitan dengan hasil-hasil mentoring.
2.9 Kepala sekolah menandatangani lembar catatan pelaksanaan program mentoring.

MENTORING GURU BARU 16

PROGRAM MENTORING

NO KOMPONEN Rencana Pelaksanaan
1 Sekolah 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2 Kurikulum
3 Kegiatan Sekolah
4 Pengembangan

Profesionalitas Guru
5 Lain-lain
6

7

8

9

MENTORING GURU BARU 17

FOKUS MENTORING

KOMPONEN MENTORING 11 12 Fokus Mentoring ke : 19 20
13 14 15 16 17 18
1. Sekolah

1.1.1. Pelayanan kepada siswa
1.1.2. Kebiasaan
1.1.3. Organisasi dan Tata tertib
1.1.4. Guru, siswa, dan orang tua
1.1.5. …..
2. Kurikulum
2.1.1. Administrasi silabus, RPP,

dll.
2.1.2. Proses Pembelajaran
2.1.3. Penilaian program, rubrik
2.1.4. Remedial dan pengayaan
3. Kegiatan Sekolah
3.1.1. Kegiatan Intrakurikuler
3.1.2. Kegiatan Ekstrakurikuler
3.2. …
4. Pengembangan

Profesionalitas Guru
4.1.1. Supervisi
4.1.2. Kunjungan kelas
4.1.3. Belajar kelompok
4.1.4. Pelatihan
4.1.5. Refleksi
4.1.6. …
5. Lain-lain
5.1.1. Kegiatan

Lingkungan/masyarakat
5.1.2. …

MENTORING GURU BARU 18

PELAKSANAAN MENTORING

NO. Tanggal Sub Komponen Waktu Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

MENTORING GURU BARU 19

CATATAN PELAKSANAAN MENTORING

No:

Hari, tanggal : ____________________________________ Sub Komponen ___________

Waktu : ___________________

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kepala Sekolah, Mentor, _______________, __________20__
Mentee,

______________________ ________________________ ________________________
NIK. NIK. NIK.

MENTORING GURU BARU 20

CATATAN PELAKSANAAN MENTORING

No:

Hari, tanggal : ____________________________________ Sub Komponen ___________

Waktu : ___________________

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kepala Sekolah, Mentor, _______________, __________20__
Mentee,

______________________ ________________________ ________________________
NIK. NIK. NIK.

MENTORING GURU BARU 21

CATATAN PELAKSANAAN MENTORING

No:

Hari, tanggal : ____________________________________ Sub Komponen ___________

Waktu : ___________________

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kepala Sekolah, Mentor, _______________, __________20__
Mentee,

______________________ ________________________ ________________________
NIK. NIK. NIK

MENTORING GURU BARU 22

MENTORING GURU BARU 23


Click to View FlipBook Version