The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Nurul Shabrina Chaerunnisa, 2022-09-28 23:56:41

RESUME MORFOLOGI DAN PERAN LEUKOSIT

Resume Hematologi I

MORFOLOGI
DAN PERANAN

LEUKOSIT

DOSEN PENGAMPU:
ZULFIKAR ALI HASAN, S.ST., M.Kes

NURUL SHABRINA CHAERUNNISA

MORFOLOGI DAN PERAN LEUKOSIT

Definisi Leukosit

"Leukosit merupakan salah satu jenis sel darah yang berperan
dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mendorong
respon imun tubuh."
Jenis sel leukosit yang secara normal ada di darah tepi terbagi
atas jenis sel myeloid (neutrophil, eosinophil, basophil,
monosit) dan jenis sel limfoid (limfosit).

Tiap jenis leukosit tersebut mempunyai peran dan fungsi
terhadap spesifitas respons imun tubuh masing-masing.

LEUKOSIT

Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, memiliki ukuran
yang lebih besar dari eritrosit, memiliki ciri khas sel yang
berbeda-beda, bergerak secara ameboid dan dapat menembus
dinding kapiler (diapedesis).

Memiliki masa hidup 13-20 hari dan jumlah sel leukosit di dalam
tubuh 4.000-10.000/mm^3.
Dibentuk di sumsum tulang, limpa, nodus limfa dan jaringan
retikulo endothelium. Memiliki nukleus dan mitokondria.

JENIS LEUKOSIT

Berdasarkan penampakannya di mikroskop, sel darah putih
dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu granulosit (bergranula)

dan agranulosit (tidak bergranula).

GRANULOSIT AGRANULOSIT

Disebut juga polimorfonuklear Merupakan bagian dari sel
adalah sel darah putih yang darah putih yang mempunyai 1
memiliki granula di sel lobus dan tidak memiliki
sitoplasmanya. Terdiri dari granula pada sitoplasmanya.
Meliputi monosit dan limfosit.
basofil, eosinofil dan neutrofil.

GAMBAR JENIS LEUKOSIT

BASOFIL

MORFOLOGI

Basofil memiliki diameter 10-
14µm, berinti satu, besar dan
irreguler.
Sitoplasma basaofil terisi granula
yang besar, kasar dan berwarna
biru.
Granula basofil bentuknya irreguler
dan seringkali menutupi inti.
Jumlah basofil 0-1% dari leukosit
darah.

FUNGSI

Basofil mampu bermigrasi ke daerah luka dengan menembus
kapiler endothelium untuk berkumpul dijaringan yang
rusak.
Setelah bermigrasi ke lokasi jejas, akan melepaskan isi
granula berupa histamin dan heparin ke cairan interstinal.
- Histamin merupakan zat yang mampu melebarkan atau

menyebabakan vasodilatasi pembuluh darah sehingga
akan meningkatkan permeabilitas kapiler.
- Heparin adalah suatu zat yang mampu mencegah
terjadinya aglutinasi.

Basofil yang terstimulasi akan melepaskan zat-zat kimiawi
ke cairan interstitial untuk meningkatkan inflamasi lokal
yang sudah dimuat oleh sel mast. Sel mast mampu
mengeluarkan zat-zat yang sama dengan basofil namun
demikian sel mast dan basofil adalah populasi sel yang
berbeda dengan asal yang berbeda.
Basofil yang sudah terstimulasi juga akan mengeluarkan
zat kimiawi lainnya, yang akan menarik basofil lain dan
eosinofil ke area jejas/inflamasi.

KELAINAN JUMLAH BASOFIL

Basofilia merupakan istilah yang digunakan jika ditemukan
jumlah basofil lebih dari nilai normal. Basofilia dapat ditemukan

pada penyakit chronic myeloid leukimia (CML), reaksi
hipersensitivitas, infeksi virus cacar, anemia hemolitik kronik,

dan lain-lain.

EOSINOFIL

MORFOLOGI

Eosinofil memiliki inti, biasanya
berlobus 2.
Sitoplasmanya dipenuhi oleh
granula yang besar, bulat dan
berwarna merah-jingga.
Granula sitoplasmanya bersifat
eosinofilik sehingga dengan
pengecatan giemsa akan berwarna
merah karena mengikat zat eosin.
Jumlah eosinofil 1-3% dari leukosit
darah.

FUNGSI

Menyerang objek yang sudah dilapisi antibody misalnya
bakteri, protozoa atau debris seluler.
Menyerang dengan cara eksositosis/melepaskan zat-zat
toksik terutama nitrit oksida dan enzim-enzim sitotoksik
lainnya. Efektif untuk melawan parasit multiseluler yang
agak susah ditelan/difagosit misalnya cacing.
Eosinofil akan meningkat pada infeksi parasitik dan reaksi
alergi, karena eosinofil ini termasuk sel yang sensitif
terhadap alergen.

Eosinofil juga berfungsi mengurangi perluasan inflamasi
yang disebabkan sel mast dan neutrofi, Jadi eosinofil akan
tertarik datang ke lokasi jejas dan kemudian akan
melepaskan enzim yang bersifat mengurangi inflamasi yang
dihasilkan oleh kedua sel ini.

KELAINAN JUMLAH EOSINOFIL
Eosinofilia merupakan istilah yang digunakan jika ditemukan
jumlah eosinophil yang meningkat. Kondisi yang menyebabkan

eosinofilia adalah alergi, infeksi parasit, infeksi jamur,
dermatitis, CML (Cronic Myeloid Leukimia).
CONTOH KELAINAN

Dermatitis

NEUTROFIL

MORFOLOGI

Neutrofil memiliki diameter 10-15
µm, berinti satu, dan biasanya 2-5
lobus.
Di dalam sitoplasmanya terdapat
granula halus dalam jumlah banyak
dengan pewarnaan giemsa akan
tampak keunguan.
Granula bersifat azurofilik.
Jumlah neutrofil 50-70% dari
leukosit darah.

FUNGSI

Memiliki granula yang mengandung enzim lisosomal yang
bersifat bakterisidal.
Sel yang sangat aktif bergerak (mobile). Neutrofil akan tiba
pertama kali dilokasi jejas/luka/lokasi infeksi.
Sel ini aktif dalam menyerang bakteri. Ketika berjumpa
dengan bakteri, neutrofil akan dengan cepat
menelan/memfagositnya dan kemudian akan meningkatkan
kecepatan metaboliknya sehigga terjadi produksi agen-
agen kimiawi yang akan sangat mudah bereaksi dengan

bakteri dan sifatnya destruktif antara lain hidrogen
peroksida dan anionsupraoksida, keduanya mampu
membunuh bakteri.
Dapat membunuh bakteri, jamur dan virus.
Dapat memproduksi prostaglandin dan leukotrien.
Neutrofil berumur sekitar 10 jam dalam aliran darah. Ketika
keluar dari aliran darah dan teraktivasi untuk memfagosit,
maka usianya bisa kurang lebih 30 menit.
Setelah mencerna 1-2 lusin bakteri, biasanya neutrofil akan
mati namun pelepasan materi yang dicerna neutrofil
nantinya akan menarik neutrofil-neutrofil lain untuk
datang ke lokasi jejas. Campuran antara sel neutrofil yang
mati, debris sel dan produksi sisa lainnya, termasuk bakteri
yang sudah dicerna itu membentuk suatu matriks atau massa
yang disbeut pus/nanah, yang diasosiasikan dengan luka
yang terinfeksi.

KELAINAN JUMLAH NEUTROFIL

Neutrofilia
Adalah peningkatan jumlah neutrofil di dalam darah. Meningkat pada
infeksi bakteri maupun jamur, adanya proses inflamasi akut, nekrosis
jaringan dan lain-lain.

Neutropenia
Didefinisikan sebagai berkurangnya jumlah neutrofil didalam darah
disebabkan oleh produksi neutrofil yang menurun atau peningkatan
dekstruksi neutrofil. Misalnya pada keganasan sel, anemia aplostik,
kelainan sumsum tulang dan lain-lain.

MONOSIT

MORFOLOGI

Monosit adalah sel leukosit yang
berukuran paling besar, memiliki
diameter 12-20 µm.
Inti monosit biasanya tidak
beraturan, terdapat kromatin yang
halus.
Sitoplasma berwarna keabu-abuan,
biasanya terdapat vakuola.
Jumlah monosit 2-8% dari leukosit
darah.

FUNGSI

Berada dalam aliran darah 24 jam, kemudian memasuki
jaringan perifer, menjadi makrofag jaringan. Makrofag ini
adalah fagosit yang sangat agresif dan mampu menelan
objek lebih besar dari dirinya sendiri bahkan sampai 2 kali
dari dirinya.
Monosit yang aktif akan melepaskan zat kimiawi yang mampu
menarik dan menstimulasi neutrofil, monosit dan sel
fagositik lainnya.

Makrofag yang aktif juga mampu menarik fibroblast ke area
inflamasi. Dimana fibroblast ini akan mulai memproduksi
kolagen yang akan menjadi jaringan parut yang fungsinya
membatasi area yang mengalami jejas.

KELAINAN JUMLAH MONOSIT
Monositosis merupakan istilah yang digunakan jika ditemukan

jumlah monosit lebih dari nilai normal. Monositosis dapat
ditemukan pada infeksi bakteri, infeksi malaria, sifilis, reaksi
inflamasi pada penyakit autoimun (SLE, rheumatoid arthritis),

leukimia mielomonositik akut dan lain-lain.
CONTOH KELAINAN

Sifilis

LIMFOSIT

MORFOLOGI

Dikenal dengan limfosit kecil (8-10
µm) dan limfosit besar (2-16 µm).
Nukleus biasanya berbentuk bulat
dan letaknya eksentrik berwarna
ungu tua kebiruan.
Kromatin inti padat berwarna biru-
ungu tua dan sitoplasmanya tidak
mengandung granula.
Jumlah limfosit 20-40% dari
leukosit darah.

FUNGSI

Limfosit secara terus menerus bermigrasi dari aliran darah
ke jaringan perifer kemudian kembali lagi ke aliran darah,
sehingga pada setiap saat hampir seluruh limfosit dalam
tubuh kita berada dijaringan konektif dan di organ sistem
limfatik.
Ada 3 kelas fungsional yaitu limfosit T, limfosit B dan Sel
NK.

Limfosit T berperan dalam sistem imunitas seluler yaitu suatu
mekanisme pertahanan tubuh yang sifatnya spesifik dan
mampu melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh kita.
Selain itu limfosit T juga berperan dalam koordinasi respon
imun. Sel limfosit T yang memasuki jaringan perifer akan
langsung menyerang sel asing atau mengontrol aktivitas
dari sel limfosit lainnya.
Limfosit B berperan dalam sistem imunitas humoral,
merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh yang sifatnya
spesifik dan melibatkan produksi antibodi (Ab). Sel B yang
teraktivasi oleh antigen spesifik akan berdiferensiasi
menjadi sel plasma kemudian sel plasma akan memproduksi
dan mensekresikan antibodi spesfik ke dalam darah. Ab ini
akan diedarkan tidak hanya di dalam darah tapi juga cairan
limfatik dan cairan interstitial. Nantinya Ab ini jika bertemu
dengan antigen (Ab) asing yang spesifik untuk Ab tersebut
akan mampu menyerang Ag tersebut. Jika sel T harus
bermigrasi menuju sel targetnya, maka sel B/sel plasma
cukup berada di satu tempat namun Ab yang dihasilkannya
dapat menghancurkan Ag asing yang spesifik yang berada
dimana saja.
Sel NK (Natural Killer) berperan untuk mendeteksi dan
menghancurkan sel-sel yang sifatnya abnormal, dia juga
disebut sebagai sel limfosit granula besar.

KELAINAN JUMLAH LIMFOSIT
Limfositosis

Adalah peningkatan jumlah limfosit di dalam darah. Dapat
terjadi pada infeksi virus akut (campak, cacar, hepatitis),
infeksi toksoplasmosis, sitomegalovirus, infeksi kronis
(tuberculosis, sifilis dan lain-lain), Acute Lymfoblastik
Leukimia (ALL) dan Chronic Lymfoblastik Leukimia (CLL).
Limfositopenia
Didefinisikan sebagai berkurangnya jumlah limfosit di dalam
darah disebabkan oleh adanya peningkatan destruksi
limfosit karena penggunaan kortikosteroid, obat
sitotoksik dan radiasi. Bisa juga disebabkan karena anemia
aplastic, AIDS, dan TB.

CONTOH KELAINAN

AIDS

FUNGSI LEUKOSIT

Menjaga dan mempertahankan tubuh dari : invasi pathogen,
toksin dan juga membersihkan debris sel / sel abnormal dan

sampah.

JENIS DAN STRUKTUR LEUKOSIT

Fagosit Pembentukan Ab

Leukosit dalam Sirkulasi Memiliki 4 Karakteristik:
1.Dapat Bermigrasi Keluar Dari Aliran Darah
2.Dapat Bergerak Secara Amoeboid
3.Kemotaksis Positif
4.Memiliki Kemampuan Fagositosis

1.Dapat Bermigrasi Keluar Dari Aliran Darah
Ketika leukosit dalam darah teraktivasi, leukosit akan bergerak
menuju tepi kemudian berkontak dengan pembuluh darah lalu
menempel pada dinding pembuluh darah, proses ini disebut
marginasi atau bergerak ke tepi.

Melalui interaksinya dengan pembuluh darah yang diperantarai
oleh molekul kimiawi tertentu, leukosit akhirnya mampu menyelip
diantara sel – sel endotel pembuluh darah kemudian keluar dari
pembuluh darah menuju ke jaringan disekitar pembuluh, proses
ini disebut diapedesis.
2. Dapat Bergerak Secara amoeboid
Leukosit mampu melakukan Gerakan amoeboid. Dengan Gerakan
amoeboid sel fagosit bebas keluar-masuk pembuluh darah dan
menjangkau seluruh jaringan tubuh.
3. Kemotaksis Positif
Semua leukosit dapat merespon mendekati stimulasi kimiawi
spesifik. Stimulasi kimiawi inilah yang akan memandu leukosit
untuk mendekat kepada pathogen yang masuk ke dalam tubuh
atau kejaringan yang rusak atau ke leukosit lain yang aktif.
4. Memiliki Kemampuan Fagositosis
Granulosit dan monosit memiliki kemampuan fagositosi atau
menelan baik itu pathogen, debris sel atau material
lainnya.Neutrofil dan eosinofil kadang disebut makrofag, yang
lebih besar dan berada dijaringan penyambung.

TAHAP PAGOSITOSIS

Sel fagosit mengepung daerah yang terinfeksi/cedera lalu
menangkap organisme penyusup.
Sel fagosit mengeluarkan enzim yang dapat memecah
protein yang memungkinkannya merusak jaringan hidup
dan menghancurkannya.
Sel fagosit lalu menyingkirkan bahan lain seperti kotoran,
serpihan dan bagian pathogen lainnya.
Jika sel fagosit bekerja secara sempurna maka infeksi dan
peradangan dapat dihentikan sama sekali. Jika fagositik
tidak berhasil secara sempurna maka akan terbentuk nanah.
Nanah berisi bangkai patogen dan sel fagosit yang mati
saat melawan patogen tersebut ditambah juga dengan
sejumlah besar jaringan yang rusak dan mencair.

THANK YOU

SCAN QR CODE
HERE


Click to View FlipBook Version