The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Materi Menyimak Teks Sastra Cerita Wayang Mahabharata "Bima Bungkus"

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Setyani, 2023-11-28 20:19:36

Modul Ajar Bahasa Jawa

Materi Menyimak Teks Sastra Cerita Wayang Mahabharata "Bima Bungkus"

Keywords: Modul Ajar

MODUL AJAR BAHASA JAWA MENYIMAK TEKS CERITA WAYANG MAHABHARATA “BIMA BUNGKUS” FASE E Oleh SETYANI


Nama Guru SETYANI Nama Sekolah SMAN 2 Kudus Tahun Ajaran 2023/2024 Fase / Kelas E / X Alokasi Waktu 90 menit Kompetensi Awal/Prasyarat Peserta didik sudah memiliki keterampilan menyimak teks sastra berbahasa Jawa. Profil Pelajar Pancasila Berkebinekaan Global Gotong Royong Mandiri Bernalar Kritis Kreatif Sarana dan Prasarana a. Sarana b. Prasarana LKPD Bahan ajar Animasi wayang Target Peserta Didik Peserta didik reguler Pendekatan Scientific Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) Moda Pembelajaran Tatap Muka Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi dan presentasi Elemen Membaca Capaian Pembelajaran Menyimak Peserta didik mampu mengapresiasi dan memahami informasi berupa arahan atau pesan yang akurat dari menyimak teks sastra dalam bentuk cerita wayang (mahabharata). INFORMASIUMUM FASE


A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan mampu: 1. Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun cerita wayang Mahabharata “Bima Bungkus”. 2. Menemukan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam cerita wayang Mahabharata “Bima Bungkus”. 3. Membuat Sinopsis dari cerita wayang Mahabharata “Bima Bungkus”. B. Pemahaman Bermakna Peserta didik akan menerima manfaat setelah mengikuti proses pembelajaran ini sebagai berikut: 1. Mengenali nama-nama tokoh wayang khususnya padhawa lima. 2. Bisa meneladani sifat dari tokoh wayang. C. Pertanyaan Pemantik 1.Para siswa wis tau mirsani pagelaran ringgit? 2.Paraga wayang sapa kang kok senengi? D. KEGIATAN PEMBELAJARAN a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1. Guru mengucapkan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran. 2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin. 3. Guru mengaitkan kembali materi prasyarat yang telah dipelajari sebelumnya. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi. 5. Guru memberikan pertanyaan sebagai pemantik terkait cerita wayang Mahabharata “Bima Bugkus”. b. Kegiatan Inti ( 70 menit) KOMPONEN INTI KOMPONEN INTI


Orientasi siswa pada masalah 1. Guru menjelaskan sebagian gambaran tentang cerita wayang dan melakukan tanya jawab pembuka agar siswa mempunyai motivasi dan ketertarikan terhadap materi yang akan dilpelajari. Mengorganisasi siswa untuk belajar 2. Guru mempersilahkan siswa untuk menyimak teks cerita wayang Mahabharata “Bima Bungkus” pada video animasi yang dishare lewat layar Proyektor. Membimbing penyelidikan secara kelompok 3. Guru menjelaskan materi terkait unsur pembangun dalam cerita wayang kepada siswa untuk mencapai target pembelajaran menyimak cerita wayang. 4. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok masing-masing kelompok berjumlah 6 siswa. Mengembangkan dan menyajikan hasil 5. Peserta didik mendiskusikan kata-kata yang belum dipahami didalam teks cerita wayang Mahabharata “Bima Bungkus”. 6. Guru mengarahkan siswa untuk menemukan unsur-unsur pembangun yang terkandung didalam cerita wayang Mahabharata “Bima Bungkus”. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 7. Siswa mengerjakan lembar kerja yang disiapkan guru, selanjutnya menyajikan hasil pekerjaan secara lisan terkait unsur-unsur intrinsik cerita wayang Mahabarata”Bima Bungkus” yang sudah didiskusikan dengan kelompoknya secara bergantian dengan kelompok lain. 8. Guru memberikan penilaian dan refleksi terhadap hasil pekerjaan siswa. 9. Peserta didik bersama guru melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan pada tiap kelompok. c. Kegiatan Penutup (10 menit) 1. Guru bersama Peserta didik bersama-sama menyimpulkan terkait dengan materi yang dipelajari pada hari ini dengan penuh antusias, cermat dan tepat 2. Guru bersama Peserta didik menerima penilaian/refleksi hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan 3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya 4. Guru bersama peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan “Doa”dan salam penutup


Refleksi Guru 1. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran? 2. Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran? 3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran? 4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat teratasidengan baik? 5. Apa level pencapaian rata-rata siswa dalam kegiatan pembelajaran ini? 6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran? 7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan kompetensi? Refleksi Peserta Didik 1. Apa saja hal baru yang didapatkan dalam mempelajari materi ini? 2. Apakah yang harus diperbaiki dalam proses pembelajaran ini? 3. Kesulitan-kesulitan apa saja yang ditemukan dalam proses pembelajaran ini? E. ASESMEN Jenis Bentuk Profil Pelajar Pancasila Tertulis Performa Diagnostik Membaca Formatif Laporan diskusi Presentasi Sumatif Membaca F. REMEDIALDAN PENGAYAAN REMEDIAL Remedial diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk memahami materi atau pembelajaran mengulang. Oleh sebab itu untuk kelompok peserta didik yang perlu diadakan kegiatan remedial akan diberi pemahaman mengenai materi yang mereka belum paham. PENGAYAAN Pengayaan adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan pada peserta didik dengan capaian tinggi agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Peserta didik yang sudah tuntas diberikan kesempatan mempelajari materi selanjutnya dan menjadi tutor teman sebaya.


G. GLOSARIUM • Wayang : bayangan • Diksi : pemilihan kata • Wigati : penting • Paraga : penokohan • Ragam Bahasa: jenis bahasa • Punjering crita: sudut pandang • Irah-irahan : judul • Pitutur: pesen H. DAFTAR PUSTAKA Modul Pengayaan Bahan Ajar Bahasa Jawa Kelas X Poerwadarminta, W.J.S. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia: J.B Wolters Uitcevers Maatschappij N.V Groningen. Widaryatmo, Gandung, dkk. 2014. Prigel Basa Jawa kanggo SMA/SMK/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga. Nugroho, Rianto Pujo, Heri Purnomo, M. Arif Mahmudi. 2022. Lantip Basa lan Sastra Jawa. Semarang: Penerbit Erlangga Sumber Literasi dari Internet Kudus, November 2023 Mengetahui, Kepala SMAN 2 Kudus Guru Mata Pelajaran Nur Afifuddin, S.Pd., M.Pd. Setyani, S.Pd.


LAMPIRAN 1: LKPD 1 (Lembar Kerja Peserta Didik) Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Materi : Menyimak Teks Cerita Wayang Mahabharata Kelas : X A. Petunjuk Mengerjakan LKPD : 1. Sebelum mengerjakan LKPD peserta didik dan guru berdoa bersama. 2. Peserta didik dibagi menjadi 6kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 6 siswa. 3. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa. 4. Peserta didik mendiskusikan kata-kata yang belum dipahami didalam teks cerita wayang Mahabharata “Bima Bungkus” dan mencari artinya. 5. Peserta didik secara acak diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil analisisnya secara bergantian dengan kelompok lain. 6. Guru memberikan konfirmasi pada setiap jawaban peserta didik. 7. Peserta didik bersama guru melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan pada tiap kelompok. B. Capaian Pembelajaran: Peserta didik mampu mengapresiasi dan memahami informasi berupa arahan atau pesan yang akurat dari menyimak teks sastra dalam bentuk cerita wayang (mahabharata).


Lembar Kerja Peserta Didik 1 Gladhen Kelompok Kelas : Nama Anggota Kelompok: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Saka teks cerita wayang Mahabharata “Bima Bungkus” kang dipaparake, Golekana tembung-tembung kang durung kok ngerteni artine banjur golekana tegese ana ing kamus! No. Tembung Tegese


ASESMEN FORMATIF Lembar Kerja Peserta Didik 2 Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Materi : Menyimak Teks Cerita Wayang Mahabharata Kelas : X C. Petunjuk Mengerjakan LKPD : 1. Sebelum mengerjakan LKPD peserta didik dan guru berdoa bersama. 2. Peserta didik dibagi menjadi 6kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 6 siswa. 3. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa. 4. Peserta didik menyimak video animasi cerita wayang Mahabharata “Bima Bungkus” yang diputarkan oleh guru di layar proyektor. 5. Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing untuk menganalisis unsur intrinsik cerita wayang. 6. Peserta didik secara acak diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil jawabannya secara bergantian dengan kelompok lain. 7. Guru memberikan konfirmasi pada setiap jawaban peserta didik. 8. Peserta didik bersama guru melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan pada tiap kelompok. D. Capaian Pembelajaran: Peserta didik mampu mengapresiasi dan memahami informasi berupa arahan atau pesan yang akurat dari menyimak teks sastra dalam bentuk cerita wayang (mahabharata). Bima Bungkus Jejer Ngastina. Duhkitaning Prabu Pandu lan Dewi Kunti jalaran lahire ponang jabang bayi kang awujud bungkus. Tan ana sanjata kang tumawa kanggo mbedah bungkus. Kurawa uga melu cawe-cawe arsa mecah bungkus, sanadyan amung lelamisan, bakune arsa nyirnakaken si bungkus. Wisiking dewa sang bungkus den bucal ing alas Krendawahana.. Ing pertapan Wukir Retawu Bagawan Abiyasa kasowanan Raden Permadi kang kaderekaken repat punakawan. “Kanjeng Eyang, kadi pundi nasibipun Kakang Bungkus, sampun sawetawis warsa mboten wonten suraos ingkang sae, bab menika Eyaang, andadosaken duhkitaning Kanjeng Ibu Kunti”. Tartamtu Sang Winasis kang pancen luber ing pambudi sampun pirsa apa kang dadi lakon. “Putuku nggeeer, Permadi, mangertiya jer kakangmu nembe nglakoni karmane, ing tembe kakangmu Si Bungkus bakal dadi satriya utama, lan bakal oleh apa kang sinebut wahyu jati” Anane Si Bungkus ndadekake gegering suralaya. Bumi gonjang ganjing kadya binelah, samodra asat. Ing Suralaya, Batara Guru nimbali Gajahsena, putra sang batara kang awujud gajah, kinen mecah si bungkus saengga dadi sejatining manungsa. Sang Guru ugi angutus Dewi Umayi kinen nggladhi kawruh babagan kautaman marang si bungkus. Purna anggennya peparing ajaran marang si bungkus, Dewi Umayi aparing busana arupa cawat bang bintulu abrit, ireng, kuning, putih, pupuk, sumping, gelang, porong, lan kuku Pancanaka.


Salajengipun, Gajahsena mbuka bungkus. Pecahing bungkus dados sapatemon kekalihipun, kagyat dados lan perangipun. Binanting sang Gajahsena. Sirna jasad sang gajah. Roh lan daya kekiatanipun manjing jroning angga sang bungkus. Praptene Betara Narada. Si Bungkus tumakon marang Sang Kabayandewa, “Heemmm, aku iki sapa?” “Perkencong, perkencong waru doyong, ngger, sira kuwi sejatine putra nomor loro ratu ing Amarta Prabu Pandudewanata. Sira lahir awujud bungkus, lan kersaning dewa sira kudu dadi satriya utama…, lan sira tak paringi tetenger Bratasena ya ngger…” Rawuhipun Ratu saking Tasikmadu kang nyuwun senjata pitulungan marang Bratasena kinen nyirnakaken raja raseksa aran Kala Dahana, Patih Kala Bantala, Kala Maruta lan Kala Ranu. Para raseksa sirna. Sekakawan kekiatan saking raseksi wau nyawiji marang Raden Bratasena, inggih punika kekiatan Geni, Lemah, Angin lan Banyu. Wangsulana pitakonan iki kanthi premati! 1. Miturut teks cerita wayang Bima Bungkus, sapa wae paragane! 2. Apa alur kang digunakake ing cerita wayang Bima Bungkus? 3. Pitutur luhur apa kang bisa dijupuk saka cerita wayang Bima Bungkus? 4. Miturut teks cerita wayang ing dhuwur, nilai moral sing bisa dijupuk? 5. Gaweya sinopsis saka cerita “Bima Bungkus” kanthi basamu dhewe!


LAMPIRAN 2: 1. Instrumen Asesmen Formatif Rubrik asesmen formatif Menyimak Teks Cerita Wayang Mahabharata “Bima Bungkus” No. Aspek Skor Kriteria 1. Pemahaman isi 4 Siswa mampu memahami semua isi cerita yang diperdengarkan 3 Siswa mampu memahami sebagian besar isi cerita yang diperdengarkan 2 Siswa mampu memahami sebagian kecil isi cerita yang diperdengarkan 1 Siswa mampu memahami beberapa isi cerita yang diperdengarkan 0 Siswa belum mampu memahami wacana yang diperdengarkan 2. Kelogisan penafsiran 4 Siswa mampu menafsirkan semua isi cerita secara logis 3 Siswa mampu menafsirkan sebagian besar isi cerita secara logis 2 Siswa mampu menafsirkan sebagian kecil isi cerita secara logis 1 Siswa mampu menafsirkan beberapa isi cerita secara logis 0 Siswa belum mampu menafsirkan isi cerita secara logis 3. Ketepatan penangkapan isi 4 Siswa mampu menjawab semua pertanyaan dengan benar. 3 Siswa mampu menjawab sebagian besar pertanyaan dengan benar. 2 Siswa mampu menjawab sebagian kecil pertanyaan dengan benar. 1 Siswa mampu menjawab beberapa pertanyaan dengan benar. 0 Siswa belum mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Nilai praktik = × 100 Predikat : Kurang (D) : <= 70 Cukup (C) : 71 - 80 Baik (B) : 81 – 90 Sangat Baik (A) : 91 – 100


PROGRAM REMIDIAL Penilaian Formatif ke- : 1 Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Capaian Pembelajaran : Menyimak Teks Cerita Wayang Mahabharata Fase/Semester : E-2/ Ganjil Jenis Program Tanggal Capaian Pembelajaran Materi Keterangan nilai Pengayaan Peserta didik mampu mengapresiasi dan memahami informasi berupa arahan atau pesan yang akurat dari menyimak teks sastra dalam bentuk cerita wayang (mahabharata). Menyimak kembali teks sastra cerita wayang Mahabharata PROGRAM PENGAYAAN Penilaian Formatif ke- : 1 Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Capaian Pembelajaran : Menyimak Teks Cerita Wayang Mahabharata Fase/Semester : E-2/ Ganjil Jenis Program Tanggal Capaian Pembelajaran Materi Keterangan nilai Pengayaan Peserta didik mampu mengapresiasi dan memahami informasi berupa arahan atau pesan yang akurat dari menyimak teks sastra dalam bentuk cerita wayang (mahabharata). Menjadi tutor sebaya


LAMPIRAN 3: MATERI PEMBELAJARAN A. Pangertene Wayang Apa iku Wayang? Wayang yaiku sawijining wujud seni pertunjukan drama sing khas. Seni swara, seni sastra, seni musik, seni tutur, seni lukis, lan sapanunggalane kamot ana ing kesenian iki. Ana panganggep yen pertunjukan wayang ora mung kesenian, nanging ngemot pralambang. Saora-orane wiwit abad 19 nganti saiki, wayang wis dikaji lan diteliti para ahli. Minangka kesenian rakyat utawa keraton, wayang akeh banget jenise. Ana wayang golek sing kagawe saka kayu, ana wayang kulit kagawe saka kulit sapi utawa lembu, wayang klithik kagawe saka kayu, wayang beber digambar ana ing kertas utawa kulit lan sapiturute. Cerita wayang Sumbere cerita saka Ramayana lan Mahabarata, cerita-cerita Menak, cerita-cerita Panji, utawa syair-syair kepahlawanan utawa kreasi anyar sing nyritakake bab prastawa anyar. Saliyane kuwi werna-wernaning wayang iku uga ana wayang wong, sing dipragakake dening uwong. Wayang wong iki wis ana wiwit abad kaping 18. Wayang iki entuk sambutan sing apik saka masyarakat, mula ing jaman sateruse ketok akeh perkumpulan wayang wong Cerita wayang iku duwe struktur formal. Struktur kuwi kedadeyan saka unsur-unsur sing ana hubungane antara siji lan sijine. Unsur-unsure yaiku tokoh, watak,alur, tema, latar, lakon, pesen sing kamot, pitutur (pesan moral) sing kakandhut sajroning cerita wayang. B. Unsur Intrinsik Cerita Wayang Kaya karya sastra liyane, cerita wayang uga nduweni unsur-unsur pambangun. Unsur-unsur kasebut yaiku tema, latar/setting, paraga lan watak, alur, amanat, lan punjering cerita/sudut pandang. 1. Tema / underaning cerita Tema yaiku gagasan ide utawa underan pokok sing dibahas sajerone cerita wayang. Tema minangka dhasar lumakune cerita wayang. 2. Setting / latar Setting yaiku latar sing nyengkuyung lumakune cerita wayang. Setting ana 3, yaiku setting wayah, setting papan lan setting swasana. 3. Sudut pandang / punjering cerita / cara pamawas. Unsur iki nuduhake papane panulis ing jerone cerita. Ing unsur iki, panulis bisa mapan ing 2 sudut pandang, yaiku: sudut pandang wong kapisan (pertama). Ciri saka sudut pandang iki yaiku nggunakake tembung sesulih wong kapisan: aku/ dak / tak, nyritakake apa sing dilakoni lan ngandharake rasa pengrasa pribadi kanthi tembung aku. sudut pandang wong katelu. Ciri utamane yaiku nggunakake tembung sesulih wong katelu yaiku dheweke / wonge lan sapanunggalane. 4. Alur / plot .lumakuning cerita Alur yaiku rerangken kedadean sing dumadi sajerone cerita wayang. Alur diperang dadi 3 yaiku alur maju, alur mundur lan alur campuran. Alur maju yaiku alur sing nuduhake laku progresif (maju). Alur mundur nyritakake peristiwa


flashback, dene alur campuran nyuguhke persitiwa acak, kadang maju lan kadang mundur. 5. Tokoh penokohan / paraga lan watak Paraga lan watak iku unsur sing ora bisa dipisahke. Paraga yaiku tokoh pelaku sajeroning cerita wayang, dene watak yaiku sifat sing diduweni paraga. Paraga ana 3, yaiku protagonis (tokoh apikan) tokoh antagonis (tokoh penentang protagonis) lan tokoh netral (tritagonis). 6. Gaya Bahasa / Lelewaning Basa Lelewaning Basa yaiku gaya cerita panulis. Lelewaning basa iki bisa arupa majas lan purwakanthi. Majas sing umum digunakake ing cerita wayang yaiku majas sarkasme (basa kasar) lan eufisme (basa alus) ing basa krama alus. Saliane majas kasebut, ana uga majas majas hiperbola, metafora lan sapanunggalane. 7. Amanat/ Piwulang/ Pitutur Amanat yaiku piwulang utawa pitutur sing ana sajeroning cerita wayang. Amanat iki ora kudu padha saben pawongan sing maca cerita. Bisa wae amanat sing ditampa pamaca siji lan liyane beda. C. Nilai-nilai Sajeroning Cerita wayang Sajeroning karya sastra cerita wayang, mesthine ana nilai-nilai sing bisa ditrapake dening pamaca. Nilai-nilai kasebut antarane yaiku: 1. Nilai budaya ana gayute karo gagasan pamikiran, asil cipta rasa karsane manungsa. 2. Nilai sosial minangka nilai sing ana gandheng cenenge karo brayane manungsa ing alam donya. 3. Nilai pendidikan minangka dalan perubahan manungsa dadi luwih apik. 4. Nilai moral sing jumbuh karo norma masyarakat bebrayan. 5. Nilai religius jumbuh karo tuntunan agama lan kepercayaan 6. Nilai Etika, Nilai Politis, Nilai estetis lan nilai-nilai liyane sing ana hubungane karo panguripane manungsa


Click to View FlipBook Version