The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini dibuat sebagai tugas salah satu syarat penilaian dari Mata Kuliah Ikhtiologi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by 4443210120, 2022-05-25 20:29:01

Sistem Rangka Ikan

Buku ini dibuat sebagai tugas salah satu syarat penilaian dari Mata Kuliah Ikhtiologi

Keywords: Rangka,sistem rangka ikan

KKSOEIIR“RSKHETUAULESABNMASUKDINREAGAANNNNAGPGTNAAAKNDRAAA”

MATA KULIAH

IKHTIOLOGI

KEWILWITOROSIMTA (44P432O1005K8) 1
STANLEY(S4E4R4A3F2I1M0J0U8V7I)C MUNTHE
M.IKBMAULHAALMMAUDNIAQWBAALRM(4U4T4T3A2Q1I0N104)
ROB(A4N4I4(34241403122100)011)
AFIFAH PEBRIANTI (4443210027)
BASGITAISNAUJRIASSAINYTAOHS(O44(44434231201001150) 7)

RANGKA IKAN ?

Rangka adalah susunan tulang-tulang yang saling
berhubungan satu sama lain sehingga membentuk tubuh.
Tulang sebagai penyusun rangka banyak mengandung
garam kalsium, selai. a berfungsi untuk menegakkan
tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh
serta berfiungsi pula dalam proses pembentukan butir
darah merah. Pada beberapa ikan modifikasi tulang
penyokong sirip menjadi penyalur sperma ke dalam
saluran reproduksi ikan betina. Secara tidak langsung
rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka
ragamn itu juga mengandung fosfor, magnesium.

Rangka yang menjadi penegak tubuh ikan
terdiri dari tulang rawan dan tulang sejati.

Tulang rawan pada banyak vertebrata,
kecuali cyclostomata dan elasmobranchii

merupakan jaringan embrional

TULANG RANGKA PADA IKAN

Tulang rangka (skeleton) pada ikan terdiri dari skeleton
axial terbagi atas tulang tengkorak (ossa cranium), tulang
belakang (ossa vertebrae), tulang rusuk (ossa costae) dan
sirip medial (pinna medial). Skeleton appendicularis
terdiri dari sirip dada (pinna pectoralis), sirip perut (pinna
pelvic) dan jari-jari sirip (pinnae). Tulang tengkorak
terbagi atas beberapa bagian yaitu bagian neurocranium
yang terdiri atas tulang- tulang ethmoid, orbital, occipital,
bagian rahang yang terdiri atas tulang-tuang rahang atas
dan bawah, bagian suspensorium bagian operkular,
bagian branchial dan bagian arcus hyoid

RANGKA AKSIAL (KEPALA )
rapPCwerpmohaesonbneneyusdnalraatnowungckgartaalaeanntnrbepie(uruiwtbasmheaabmnhruanto-)wupai(dakiBhslndnaoiytayhnaaandmkr,mbea)1ma,ne9ssgru7eaukdli9parip)iaank.lnkageatmpednaseeltnan(uwggliakaaanalnragnnm.a i

CyfKdr(eoPahaansnrrpoeitigsnsrsktuudltioelromrtanoopaegclyhkfrkaatoaieancnrnmptugioi.,suppBrd)myaaaimltddgeblaeaineianangwcnsgkuoaadaacttnleipnuacypiytmamadaginemeespnryroeeggualrrfaapruakjanapciefktam-foaoskbrynrayaaanbmrntaeakgigrfona.ditanaaandkpaant
yRlbRdeaaeeannhbnhggaegaknrnaeuagngknp-sgbbartaaarvsihgwimpsaiaeacnhsnegireabatsteelalrpmuadekeirrraamtinawdbgmaaeprnasia,aMmylra.eaotcnodkgqifeuipklaabaddserairaatretikulasi
(Ukhemycouusmatlyni lpyicaadsmuaesbpmeebinlieksriiaolpinma).aspleensgieksunbgisain6saantagu,
lRytMrLtEeeeaaiapbmenrhnhiicdgbahgaakikrnrnempaoigglnadr.eyascaaKnaahktreeann.iidams5Rggul,adpedbaChielianesraelraaamnr(iwmstatgeuitdavanokbinaks,abakacynbrw)neaaeoamrnirrtalhtcaueeelhwhd:n(miPivaaalniuhinnlgsa,accapmHpraemayayaprdnlpeakaapgonlataoobbs.ndubqarraadrruaasnuaw)ncdtahcyrnhaiaaintale,gl,
dan Basibranchial

Pada mayoritas ikan, tulang rawan tersebut
digantikan oleh tulang benar (dinamakan
tulang rawan perichondral dan
endochondral). Tulang yang sejak awal
merupakan tulang benar dinamakan
membran atau tulang dermal.

RANGKA APENDIKULAR (SIRIP-
SIRIP DAN PENYOKONGNYA)

Sirip-sirip median pada Elasmobranchii ditunjang oleh
rawan- rawan basal yang biasanya berbuku-buku
menjadi elemen proximal, middle dan distal.
Sirip-sirip median pada Teleostei didukung oleh dua
tulang yang terosifikasi dan satu rawan pterygiophore.
Rangka apendikular yang utamanya merupakan tempat
penempelan sirip-sirip lebih sederhana daripada rangka
kepala.
Pada Chondrichthyes, sirip-sirip pectoral ditunjang oleh
serangkaian rawan choracoid dan scapular; penyokong
sirip perut terdiri dari barisan penghubung sederhana
dinamakan rawan ishiopubic
Pada Osteichthyes, sirip pektoral dan penyokong sirip
perut lebih kompleks. Sirip-sirip pektoral berartikulasi
dengan lima tulang- tulang radial dan pelvic girdle
biasanya terdiri dari dua tulang yang bersatu yang
mungkin bersatu dengan pectoral girdle pada ikan-ikan
yang perkembangan evolusinya lebih maju

Pada mayoritas ikan, tulang rawan tersebut
digantikan oleh tulang benar (dinamakan tulang
rawan perichondral dan endochondral). Tulang

yang sejak awal merupakan tulang benar
dinamakan membran atau tulang dermal.

RANGKA APENDIKULAR (SIRIP-
SIRIP DAN PENYOKONGNYA)

Sirip-sirip median pada Elasmobranchii ditunjang oleh rawan-
rawan basal yang biasanya berbuku-buku menjadi elemen
proximal, middle dan distal.
Sirip-sirip median pada Teleostei didukung oleh dua tulang yang
terosifikasi dan satu rawan pterygiophore.
Rangka apendikular yang utamanya merupakan tempat
penempelan sirip-sirip lebih sederhana daripada rangka kepala.
Pada Chondrichthyes, sirip-sirip pectoral ditunjang oleh
serangkaian rawan choracoid dan scapular; penyokong sirip
perut terdiri dari barisan penghubung sederhana dinamakan
rawan ishiopubic
Pada Osteichthyes, sirip pektoral dan penyokong sirip perut
lebih kompleks. Sirip-sirip pektoral berartikulasi dengan lima
tulang- tulang radial dan pelvic girdle biasanya terdiri dari dua
tulang yang bersatu yang mungkin bersatu dengan pectoral
girdle pada ikan-ikan yang perkembangan evolusinya lebih maju

RANGKA APENDIKULAR (SIRIP
EKOR)

Sirip ekor ikan merupakan
vertebrata yang kompleks,
aksesoris tulang belakang, dan jari-
jari sirip telah termodifikasi sebagai
alat untuk mendorong ikan bergerak
maju selama perjalanan evolusinya.
Pada Teleostei primitif tulang-
tulang hypural (perluasan dari duri
haemal) merupakan pendukung
utama sirip ekor. Epural (perluasan
dari duri neural) dan duri haemal
terahir menyokong procurrent pada
jari-jari sirip ekor.
Pada Teleostei yang lebih modern
jumlah hypural berkurang tinggal 5.

HUBUNGAN ANTARA SISTEM RANGKA
DENGAN KERUSAKAN PADA SUATU IKAN

Perkembangan dan pertumbuhan tulang rangka terutama tulang
belakang (ossa vertebrae) merupakan faktor penting pendukung
kesehatan ikan. Tulang belakang berperan sebagai biomekanik
penahan otot, fleksibilitas, dan elastisitas selama ikan bergerak.
Keabnormalan tulang rangka ikan merupakan dampak dari
kelainan genetik, patologis, dan fisiologis yang berhubungan
dengan faktor lingkungan. Kekurangan mineral (terutama fosfor)
di perairan merupakan salah satu penyebab terjadinya
keabnormalan tulang rangka. Keabnormalan tulang rangka
umumnya muncul pada tahap perkembangan awal ikan (Cahu et
al. 2003; Lall & LewisMcCrea 2007), dan semakin memburuk
pada tahap pertumbuhan menuju dewasa.

Salah satu contoh yang sering terjadi pada ikan adalah kerusakan
pada insang. Insang ikan merupakan organ utama yang berperan
dalam pertukaran ion bekerja dengan mekanisme difusi
permukaan dari gas-gas respirasi (oksigen dan karbondioksida)
antara darah dan air, dengan demikian perubahan-perubahan
lingkungan perairan akan secara langsung berdampak kepada
struktur (Saputra 2013). Insang ikan sensitif terhadap parasit,
bakteri dan penyakit jamur serta sangat sensitif terhadap
perubahan fisik dan kimiawi yang ada dalam media air. Hiperplasia
gill lamela adalah pertambahan volume (hiperplasia) lamela
insang akibat bertambahnya jumlah sel. .Hierplasia ini dapat
terjadi akibat stimuli kimia dari polutan-polutan, infeksi parasit,
bakteri, defisiensi asam pantotenat dan bentuk pencemaran
lingkungan yang lain, misalnya pH yang rendah (Feist, et al,.2003)

Menurut Kusriani (2012) bahwa pengaruh zat toksik
terhadap ikan menyebabkan morfologi insang berubah
dan menyebabkan kematian dalam periode panjang.
Selain itu, zat toksik dapat merusak fungsi respirasi
dari insang sehingga
proses metabolisme dalam tubuh terganggu. Suatu
limbah beracun yang bereaksi dengan air akan
menimbulkan busa pada bagian permukaan air
sehingga secara langsung menghambat proses difusi
udara bebas ke dalam media air dalam akuarium. Hal
ini berdampak pada menipisnya persediaan oksigen
terlarut dalam air sehingga ikan mas kesulitan
bernapas dan berdampak terhadap peningkatan
frekuensi bukan operkulum pada tengkorak ikan
dengan kerusakan inti sel dan mengecilnya jaringan
sel hati.

KERUPSEANKYAENBAYBANDGANDIDAALMAMPAI KPADDAARIIKAN
TERHADAP KERUSAKAN

Toksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat jika
terkena terhadap organisme. Meningkat nya kadar zat-
zat pencemar yang berbahaya dapat menimbulkan toksik
atau racun sehingga mengganggu proses kehidupan dan
setelah mencapai kadar tertentu dapat mematikan hewan
peliharaan Ikan salah satu organisme sangat rentan
terhadap toksikan logam jika terus menerus terpapar di
media hidupnya dan dapat zat toksikan tersebut dapat
masuk melalui insang dan pakan yang terkontaminasi.
Faktor lingkungan seperti toksik perairan dari dan
kelainan genetik dapat mempengaruhi keabnormalan
tulang rangka ikan. Efek dari bahan pencemar ini, dapat
mengakibatkan kerusakan organ-organ tubuh ikan.
Merkuri (Hg) merupakan salah satu logam berat yang
sangat banyak ditemukan dalam perairan dan sedimen.
Meskipun terjadi secara alami, aktivitas manusia telah
memobilisasi meningkatnya jumlah merkuri dan menjadi
sumber masalah kesehatan bagi masyarakat. Logam
berat ini sangat signifikan dalam hal daya racunnya.
Selain itu, merkuri tidak dapat terurai oleh bakteri
sehingga tetap berada dalam perairan dan sedimen
secara permanen

Merkuri sangat berdampak terhadap mortalitas
ikan menurut Zulfahmi (2017) semakin tinggi
konsentrasi merkuri yang terkena pada media
uji maka mortalitas ikan semakin meningkat.
dalam uji toksisitas akut kematian ikan secara
cepat terjadi karena rusaknya organ-organ ikan.

STUDI KASUS (TULANG IKAN TUNA
MEMILIKI POTGERNASFITS)EBAGAI BONE

Di Indonesia sendiri kasus kerusakan tulang pada orang dewasa ini
banyak terjadi. Salah satu penanganan yang cukup umum akibat
kerusakan tulang biasanya dilakukan dengan memberikan material
sintetis untuk mempercepat pembentukan tulang atau yang dikenal
dengan bone graft. Secara umum bone graft merupakan materi
pengganti tulang yang telah banyak digunakan dalam pencangkokan
tulang yang rusak. Akan tetapi, kasus bone graft ini pemenuhan
akan material masih dengan mengimpor dari negara lain sehingga
harganya bisa dibilang relatif mahal.

lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi ini menemukan bahan alternatif,
yang dimana bahan alternatif ini banyak ditemukan di Indonesia dan memiliki
harga yang tidak relatif mahal bahkan bisa dibilang gratis untuk mendapatkan
bahan alternatif ini. Bahan tersebut adalah Tulang atau rangka dari Ikan Tuna.
Tercatat data Kementrian Kelautan dan Perikanan 2014 memperlihatkan jumlah
produksi ikan tuna Indonesia rata-rata mencapai 613.575 ton/tahun dengan
nilai sebesar Rp 6,3 triliun. Yang dimana konsumsi masyarakat akan ikan tuna
yang tinggi menghasilkan limbah tulang dalam jumlah besar, dengan adanya
limbah dari ikan tuna dalam jumlah besar ini dapat dimanfaatkan Kandungan
kalsium yang melipah pada tulang ikan tuna ini, membentuk kompleks dengan
fosfor dalam bentuk apatit atau trikalsiumfosfat yang mudah diserap tubuh
hingga 60-70 persen. Sehingga tulang ikan tuna berpotensi menjadi sumber
alami hidroksiapatit yang murah dan memiliki potensi yang besar di masa
depan, yaitu kasus dalam ini ialah bone graft. Dari percobaan yang telah di
lakukan secara in vivo dengan menggunakan hewan coba tikus wistar
menunjukkan adanya perubahan signifikan dari jumlah yang berperan dalam
pembentukan tulang. Terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok
perlakuan dengan material bonegraft tulang ikan tuna dibandingkan dengan
kelompok kontrol positif yang menggunakan material sintesis dari bahan lain
dan kelompok kontrol negatif yang tidak diberi perlakuan.
Akan tetapi walaupun tulang ikan tuna ini memiliki potensi yang bagus dan
telah teruji untuk permasalahan kasus bone graft, namun kedepan masih perlu
dilakukan uji klinis lanjutan untuk mengetahui reaksi pada tubuh manusia.
Seperti depannya masih diperlukan uji klinis lebih lanjut untuk mengetahui
reaksi terhadap tubuh manusia.

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah dijelaskan di atas dapat
disimpulkan bahwa rangka pada ikan seperti halnya pada
golongan vertebrata lainnya berfungsi untuk
menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-
organ tubuh serta berfiungsi pula dalam proses
pembentukan butir darah merah. Dan juga sistem rangka
bisa mengalami kerusakan yang berdampak pada organ
organ ikan dan membuat fisik dan salah satu tengkorak
ikan tersebut mengalami sebuah kecacatan bahkan bisa
menyebabkan kematian, hal ini biasanya disebabkan oleh
sebuah zat zat yang sudah tercemar yang dapat
merugikan ikan, zat zat ini disebabkan oleh perilaku
manusia yang berdampak pada perairan yang terdapat
ikan

SARAN

Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari masih
banyak kekurangan, oleh karena itu saya sebagai penulis
berharap bagi pembaca untuk saran dan kritiknya guna
untuk menyempurnakan makalah ini dan dapat mengkaji
lebih dalam lagi tentang Sistem Rangka Ikan

DAFTAR PUSTAKA

AYO,. KALAY, M,. TAMER, L,. CANLI, M. (1999). COPPER AND LEAD
ACCUMULATION IN TISSUES OF A FRESHWATER FISH TILAPIA ZILLII AND
ITS EFFECTS ON THE BRANCHIAL NA+/K+- ATPASE ACTIVITY. BULLETIN
ENVIRONMENTAL CONTAMINATION AND TOXICOLOGY, 62(2):160-168.

CAHU CL, ZAMBONITO IJL, TAKEUCHI T. 2003. NUTRITIONAL COMPONENTS
AFFECTING SKELETAL DEVELOPMENT IN FISH LARVAE. AQUACULTURE, 227
(1 – 4): 254 – 258.

DESCHAMPS MH, SIRE JY. 2010. HISTOMORPHOMETRICAL STUDIES OF
VERTEBRAL BONE CONDITION IN FARMED RAINBOW TROUT, ONCORHYNCHUS
MYKISS. JOURNAL OF APPLIED ICHTHYOLOGY, 26(2): 377–380.

LARSON, T.A,. (2005). GASTROINTESTINAL INFESTIOUS, 2045-2046,
DALAM DIPIRO, J.T., WELLS, B.G., SCHWINGHAMMER, T.L., HAMILITION,
C.W., PHARMACOTERAPY HANDBOOK, EDISIN 5, GRAW HILL COMPANIES,
USA

MAFAKHERI P, EAGDERI S, FARAHMAND H, MOUSAVISABET H. 2015.
OSTEOLOGICAL STRUCTURE OF KIABI LOACH, OXYNOEMACHEILUS KIABII
(ACTINOPTERYGII: NEMACHEILIDAE). IRANIAN JOURNAL OF ICHTHYOLOGY,
1(3): 197-205.

ROBERTS, R, J. (1978). FISH PATHOLOGY. BAILLIERE TINDAL. LONDON. 571
P.

LOOMIS, TA. (1978). TOKAILOGI DASAR. PENERJEMAH DONATUS.
SEMARANG : IKIP

ZULFAHMI, I., MULIARI, M., & AKMAL, Y. (2017, NOVEMBER). INDEKS
HEPATOSOMATIK DAN HISTOPATOLOGI HATI IKAN NILA (OREOCHROMIS
NILOTICUS LINNAEUS 1758) YANG DIPAPAR LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT.
IN PROSIDING SEMDIUNAYA (SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU
UNAYA) (VOL. 1, NO. 1, PP. 301-314)

AKMAL, Y., ZULFAHMI, I., & SAIFUDDIN, F. (2018). KARAKTERISTIK
MORFOMETRIK DAN SKELETON IKAN KEURELING (TOR TAMBROIDES BLEEKER
1854). JURNAL ILMIAH SAMUDRA AKUATIKA, 2(1), 35-44.


Click to View FlipBook Version