sama dengan huruf yang langsung mengikuti artikel itu. Huruf pertama artikel al ditulis
dengan huruf kapital jika berada di permulaan kalimat, ditulis dengan huruf kecil jika
berada di tengah kalimat, dan ditulis kecil tetapi huruf pertama dari kata yang diikutinya
ditulis dengan huruf kapital jika kata itu termasuk kategori kata yang harus ditulis
dengan huruf kapital, kecuali untuk Al-Quran dan As-Sunnah. Semua artikel ini harus
memakai tanda hubung.
Keempat, penulisan huruf kapital. Dalam pengalihhurufan, keempat lembaga di
atas tetap mengindahkan pemakaian huruf kapital. Maksudnya, kelompok kata yang
harus ditulis dengan huruf kapital sebagaimana ditetapkan dalam ejaan, harus ditulis
dengan huruf kapital.
Sekaitan dengan data transliterasi yang dihasilkan oleh prosedur transfer, kata
atau istilah seperti muhkamaat, maqam Ibrahim, dan alif laam miim sebaiknya
ditransfer menjadi muhkamât, maqâm Ibrahim, dan alif lâm mîm. Adapun Al Masih dan
Al Furqan dapat dialihkan dengan dua alternatif, yaitu Al-Masih dan Al-Furqan atau
Almasih dan Alfurqan. Alternatif kedua mengandaikan kedua kata itu telah masuk ke BI
dan menjadi BI.
Satu hal yang perlu ditekankan di sini ialah bahwa jika kosa kata BA telah
masuk ke BI, bahkan telah didokumentasikan di dalam KBBI, maka kata itu harus
mengikuti kaidah BI. Penelitian Abu ‗Udah (1985) menyimpulkan bahwa di dalam
Alquran terdapat kosa kata yang terutama berasal dari bahasa Persia, Romawi, Habsyi,
dan Latin. Namun, Allah Ta‘ala menegaskan dalam surah Yusuf:2, Thaha:113, az-
Zumar:28, Fushshilat:3, asy-Syura:7, az-Zukhruf:3, dan al-Ahqaf:12 bahwa Alquran itu
berbahasa Arab. Artinya, Allah memandang kata serapan asing sebagai bahasa Arab.
3. Kategori Kosa Kata yang Ditransfer
(1) َْ َ٣ب َٓ ْشَٜ ُز٤ْ َّٔ َع٢ِِّٗاَٝ
Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam (36)
(2) َْ ٤ِٛ َِّ٘ب ٌد َٓ َوب ُّ ِا ْث َشا٤ََب ٌد ث٣ َءاِٚ ٤ِك
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim (97)
(3) ثِجَ ٌَّخ١ ِػ َغ َُِِّ٘ب ِط ََُِّ ِزُٝ ٍذ٤ْ ٍَ َثَّٝ َاِ َّٕ أ
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia,
ialah Baitullah yang di Bakkah (96)
(4) ٕأَ ْٗ َض ٍَ ا ُْلُ ْشهَبَٝ َُِِّ٘ب ِطًٟذُٛ َُ ِٓ ْٖ هَ ْج
Sebelum (Al Qur‘an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al
Furqan (4)
(5) َّٖ أُ ُّّ ا ُْ ٌِزَب ِةُٛ َب ٌد ُٓ ْؾ ٌَ َٔب ٌد٣ُ َءاْٚ٘ ِٓ
Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur‘an
(7)
Data yang digarisbawahi pada ayat-ayat di atas dapat dianalisis maknanya
seperti berikut ini.
Pada (1) kata Maryam merupakan kata asing sebagai nama ibunda Isa as. (al-
Asfhanai:487). Dia adalah putri ‗Imran (as-Suyuthi II:142). Maryam merupakan nama
orang sehingga kata ini ditransfer karena tidak ada padanannya dalam BP.
Pada (2) frase maqâm Ibrahîm merupakan tempat berdiri Nabi Ibrahim (al-
Ashfahani:432-433) tatkala meninggikan fondasi Baitullah (as-Shabuni I:218). Maqam
Ibrahim merupakan nama tempat yang ditransfer karena tidak ada padanannya dalam BP.
Demikian pula kata Bakkah pada nomor (3) merupakan nama klasik untuk Mekah.
Mekah dinamai Bakkah karena Mekah merupakan tempat manusia berdesak-desakkan
(tabâka) saat tawaf dan karena Mekah menundukkan kepala orang-orang yang angkuh
(al-Ashfahani:55). Jadi, Bakkah merupakan nama geografis yang ditransfer ke BP karena
tidak ada padanannya.
Pada (4) kata al-Furqân merupakan ciri kitab Allah, baik Alquran, Taurat,
maupun Injil. Ia dinamai demikian karena membedakan keyakinan yang hak dan yang
batil, perkataan yang jujur dan dusta, dan amal saleh dan buruk (al-Ashfahani:392).