KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Praktikum Fisika ini
tepat pada waktunya. Makalah ini dapat terselesaikan atas dukungan dan bimbingan yang telah
diberikan oleh Ibu Saras Pangestu Sri W., S.Pd. selaku guru Mata Pelajaran Fisika di kelas X7.
Kami berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis serta pembaca makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah
ini. Kami berharap agar makalah praktikum fisika yang telah kami buat dapat memberikan
informasi serta ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Cikarang, 6 November 2022
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
PRAKTIKUM FISIKA : KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN BERULANG
A. TUJUAN…………………………………………………………………………
B. LANDASAN TEORI…………………………………………………………….
C. ALAT DAN BAHAN…………………………………………………………….
D. PROSEDUR PRAKTIKUM………………………………………………………
E. DATA PERCOBAAN…………………………………………………………….
F. ANALISIS DATA…………………………………………………………………
G. KESIMPULAN……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
PRAKTIKUM FISIKA
KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN BERULANG
A. TUJUAN
Pembuatan laporan praktikum ditujukan agar siswa dapat belajar untuk
mengemukakan pendapat atau berkomunikasi. Laporan praktikum melatih siswa agar
mampu menganalisis hasil praktikum, membuat perhitungan untuk menentukan
besaran fisis, mengetahui berapa besaran dari percobaan, menganalisis kesalahan dan
akhirnya mampu membuat kesimpulan secara keseluruhan.
B. LANDASAN TEORI
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya
terhadap suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai
pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh
seseorang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas dan
disepakati. Pengukuran dapat dilakukan pada apapun yang dibayangkan, tetapi dengan
tingkat kompleksitas yang berbeda. Pengukuran bertujuan untuk memandingkan
sesuatu dengan satu ukuran yang serupa. Tujuan pengukuran ini adalah untuk
menentukan serta membandingkan hasil pengukuran benda padat dengan beberapa alat
ukur dan menentukan massa jenisnya. Kegiatan pengukuran yang kita lakukan itu
berfungsi sebagai alat komunikasi. Komunikasi disini bisa juga diartikan secara luas,
contohnya komunikasi antara penjual dengan pembeli. Pengukuran sangatlah penting,
karena segala sesuatu yang menjadi parameter dari suatu produk yang kita hasilkan
tidak lepas dari angka angka yang hanya bisa di dapatkan melalui proses pengukuran.
❖ KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian pengukuran
yang disebabkan oleh adanya kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan
adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai sebenarnya. Ada dua
jenis ketidakpastian pengukuran, yaitu pengukuran tunggal dan
pengukuran berulang.
1. Pengukuran Tunggal
Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya
dilakukan satu kali. Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan
pengganti nilai benar adalah hasil pengukuran itu sendiri dan
ketidakpastiannya diperoleh dari setengah nilai skala terkecil (nst)
instrumen yang digunakan.
Nilai ketidakpastian (Δx) pada pengukuran tunggal diperhitungkan
dari skala terkecil alat ukur yang dipakai. Nilai dari ketidakpastian
pada pengukuran tunggal adalah setengah dari skala terkecil pada
alat ukur.
2. Pengukuran Berulang
Pengukuran berulang merupakan pengukuran yang pengambilan
datanya dilakukan beberapa kali. Pada pengukuran berulang dikenal
istilah ketidak pastian relatif, yaitu perbandingan ketidakpastian
pengukuran berulang dengan nilai rata-rata pengukuran.
Nilai ketidakpastian relatif menentukan banyaknya angka yang
boleh disertakan pada laporan hasil pengukuran.
Dalam pengukuran berulang, pengganti nilai benar adalah nilai
rata-rata dari hasil pengukuran. Jika suatu besaran fisis diukur
sebanyak N kali, maka nilai rata-rata dari pengukuran dan
ketidakpastiannya dicari dengan rumus sebagai berikut.
Cara menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada
pengukuran berulang adalah dengan mencari ketidakpastian
relatif pengukuran berulang tersebut. Ketidakpastian relatif dapat
ditentukan dengan membagi ketidakpastian pengukuran dengan nilai
rata-rata pengukuran. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Cara Penulisan Hasil Pengukuran :
Pada praktikum yang kami lakukan, kami menggunakan 2 buah alat ukur yaitu
mistar (penggaris) dan jangka sorong. Mistar atau penggaris adalah sebuah alat ukur
dan alat bantu gambar saat akan menggambar garis lurus. Sebagai alat ukur, mistar
memiliki dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius. Pada mistar, skala ini
ditunjukkan dengan beberapa garis-garis pendek yang dilengkapi dengan angka.
• Fungsi Mistar :
1. Sebagai Alat Ukur
Salah satu fungsi mistar yang paling utama adalah sebagai alat ukur saat
melakukan pengukuran panjang. Pengukuran dengan mistar haruslah
dilakukan dengan baik agar didapatkan hasil pengukuran yang benar. Skala
nol mistar harus ditempatkan pada ujung benda yang diukur. Kemudian,
ujung yang lain harus sejajar dengan skala pembacaan. Mata kita harus tegak
lurus dengan tanda garis skala saat membaca skala mistar.
2. Alat Bantu Membuat Garis
Fungsi selanjutnya dari mistar adalah sebagai alat bantu saat kita akan
membuat garis. Dengan bantuan mistar, garis yang kita buat lebih lurus dan
rapi. Begitu juga saat kita membuat tabel, mistar menjadikan tabel yang kita
buat tampak lebih bagus.
3. Alat Bantu Membuat Sudut
Fungsi terakhir ini bisa kita dapatkan saat menggunakan mistar yang
berbentuk segitiga, biasanya segitiga siku-siku dan segitiga sama kaki.
Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengetahui panjang, diameter luar, dan diameter dalam sebuah bentuk benda tertentu.
Jangka sorong juga bisa digunakan untuk mengukur kedalaman lubang atau bangun
ruang tertentu, seperti tabung.
• Fungsi Jangka Sorong :
1. Berfungsi untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
2. Berfungsi mengukur sisi dalam bentuk benda yang biasanaya berupa lubang
seperti pada pipa dengan cara mengulurnya
3. Berfungsi mengukur kedalaman celah atau lubang suatu bentuk benda dengan
cara menancapkan atau menusukan bagian alat ukur
4. Berfungsi mengukur ketebalan suatu bentuk benda
5. Berfungsi mengukur diameter dalam bentuk benda menggunakan rahang
tetap dan rahang geser atas
6. Berfungsi mengukur kedalaman suatu bentuk benda menggunakan tangkai
ukur bagian bawah, misalnya kedalaman tabung, lubang kecil, atau
perbedaan tinggi yang relatif kecil
C. ALAT DAN BAHAN
1. Mistar : 1 buah
2. Jangka sorong : 1 buah
3. Pensil : 1 buah
4. Kelereng : 1 buah
D. PROSEDUR PRAKTIKUM
Langkah-langkah percobaan
1. 6 orang siswa mengukur panjang pensil dan kelereng dengan mistar dan jangka
sorong secara bergantian.
2. Ulangi percobaan pengukuran masing-masing siswa dan mencatat hasil pengukuran
pada tabel data pengamatan.
3. Lengkapilah tabel data pengamatan yang telah tersedia.
E. DATA PERCOBAAN
PRAKTIKUM : PENGUKURAN
TANGGAL : RABU, 26 OKTOBER 2022 DAN SENIN 1 NOVEMBER 2022
Pensil (Mistar)
Percobaan Nama Siswa yang Mengukur Nilai Pengukuran
Ke- 16,6 cm
16,8 cm
1 Melva Dwi Radita M. 16,6 cm
16,9 cm
2 Ridhwan Anugrah 16,7 cm
16,8 cm
3 Ahmad Rifqi Arsalan
4 Laila Fauziyah
5 Hamida Khairani
6 Farah Tyas Hapsari
Kelereng (Jangka Sorong)
Percobaan Nama Siswa yang Mengukur Nilai Pengukuran
Ke- 2,56 cm
2,535 cm
1 Melva Dwi Radita M. 2,53 cm
2,56 cm
2 Ridhwan Anugrah 2,54 cm
2,535 cm
3 Ahmad Rifqi Arsalan
4 Laila Fauziyah
5 Hamida Khairani
6 Farah Tyas Hapsari
GRAFIK HASIL PENGUKURAN 16,6 16,8
18 16,7 16,6 16,9 2,535
16 16,8 Ridhwan
UKURAN (CM)14
12
10 2,54 2,56 2,56 2,53
Arsal
8 Hamida Melva Laila
6
4
2 2,535
0
Farah
NAMA PENGUKUR
Pensil Kelereng
G. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis pengukuran yang telah kami lakukan dengan menggunakan
mistar dan jangka sorong, diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Mistar (Pensil)
- Nilai Ketidakpastian : 0,05 cm
- Nilai Ketidakpastian Relatif : 0,3%
- Ketelitian : 99,7 %
- Hasil Pengukuran :
X = (16,73 ± 0,05) cm
2. Jangka Sorong (Kelereng)
- Nilai Ketidakpastian : 0,05 cm
- Nilai Ketidakpastian Relatif : 2%
- Ketelitian : 98%
- Hasil Pengukuran :
X = (2,54 ± 0,05) cm
DAFTAR PUSTAKA
https://www.fisikabc.com/2017/04/kesalahan-dan-ketidakpastian-pengukuran.html
(Minggu 06/11/22 pukul 15.13)
https://www.ilmusiana.com/2019/07/fungsi-mistar-
penggaris.html?m=1#:~:text=Mistar%20atau%20penggaris%20adalah%20sebuah,pe
ndek%20yang%20dilengkapi%20dengan%20angka (Rabu 02/11/22 pukul 07.56)
https://www.ilmiahku.com/2019/12/laporan-praktikum-
pengukuran.html?m=1#:~:text=Tujuan%20pengukuran%20ini%20adalah%20untuk,
ukur%20dan%20menentukan%20massa%20jenisnya (Rabu 02/11/22 pukul 07.54)
https://duniapendidikan.co.id/pengertian-pengukuran/ (Rabu 02/11/22 pukul 07.53)
https://www-gramedia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literasi/alat-
ukur-jangka-
sorong/amp/?amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%
3D%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16673496722586&referrer=https%3A
%2F%2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Fwww.gramedia.com%2F
literasi%2Falat-ukur-jangka-sorong%2F (Rabu 02/11/22 pukul 07.43)
DOKUMENTASI