i
“Bersyukur”
Kelompok 1 Putra
i
ANTOLOGI CERITA PENDEK
KELOMPOK 1 PUTRA
SMP IT Raudhatul Jannah Cilegon
ii
Kata pengantar
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas Cerpen yang
diberikan oleh Pak Heri. Kemudian dilanjutkan dengan
penyusunan Cerpen dengan judul “Bersyukur”.
Kami sebagai tim penulis menyadari bahwa dalam
penulisan Cerpen ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari penyusunan kata maupun penulisannya. Kami dengan
rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun.
iii
Daftar Isi
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Bersyukur| Asta Bintang Rama yudha 1
Kenapa|Dika Hanif Raditya 3
Mematuhi protokol kesehatan| Aganitiando Bakas 12
Teman yang setia| Adlii Farras Hibban 14
Perlombaan semangat kebangsaan| Faris Raisul Muttaqin 22
Berbagi sembako bersama Farhan| Haafizd Faiz Saputra 24
iv
v
Bersyukur
Adzan subuh sudah berkumandang, Matahari pun sudah mulai
mengintip ke permukaan. Anak laki-laki itu, Davan namanya.
ia bangun untuk mengerjakan sholat subuh, Sesudah sholat ia
pun tak lupa bersholawat dan mengaji. Sudah tak terasa kini
sudah jam 6:30 saatnya Davan untuk berolahraga, dia
mengajak papa-nya untuk ikut berolahraga
”Pa, mau ikut olahraga ga?”
“emang sekarang jam berapa, kamu pagi pagi udah semangat
aja”
“iya dong, aku kan selalu bersemangat dan bersyukur karena
bisa bangun pagi dan melaksanakan kewajibanku” ucapnya
“yaudah, bentar papa mau siap siap dulu” balas Papa-nya
davan
Tak lama kemudian, mereka berdua pun berolahraga.
Sudah tak terasa 30 menit lebih, mereka berdua pun pulang
kerumah untuk sarapan
“ma, ada lauk apa?” tanya Davan
“ini mama buatkan telur balado kesukaanmu” balas Mama-
nya
“wih makan enak nih, makasih ya mah udah buatkan aku
telur balado” ucap Davan sambil melihat lauknya
“iya, sama-sama nak”
1
Setelah Davan makan ia pun tertidur pulas, adzan dzuhur
berkumandang dan Davan terbangun dan dilanjut sholat
dzuhur. Jam 04:25, Davan pun main kerumah temannya.
“KEVIIIIIIN, MAIN YOKKK” teriak Davan untuk memanggil
temannya
“aduhhhh, apasih dav. ganggu orang tidur aja” ucap Kevin
sambil kesal
“hehe, maap ya kev. Lagian sore sore gini masih tidur”
“yaa, semalem kan saya tidur jam 4 makanya sampe sekarang
masih ngantuk. Emang kenapa kamu manggil saya?”
“eh kev, main yuk. Bosen nih dirumah terus”
“hari ini saya ga main dulu deh, udah ya saya mau tidur
lagi” ucap kevin sambil cepat cepat menutup pintu
Saat Davan berjalan pulang, ia pun mengingat bahwa ada
tugas sekolah yang belum diselesaikan. Davan pun berlari
kencang dan langsung mengerjakan tugas yang ia ingat
sebelumnya.
“hadehhh, akhirnya selesai juga ini tugas” ucap Davan dalam
hati sambil bersyukur karena tidak lupa tugasnya
Adzan maghrib berkumandang dan Davan bersiap-siap untuk
sholat maghrib.
Sudah tak terasa, kini pun sudah jam 21:45 dan selanjutnya
Davan tidur malam
2
KENAPA
Hai.. namaku Bejo umurku 14 tahun, aku lahir dari
keluarga yang kurang berada. Aku tinggal bersama ayah dan
adik adikku, ibuku sudah lama meninggalkan rumah ini
setelah terjadi konflik dengan ayahku karena ibuku ketahuan
selingkuh. Oh ya ini ayahku nama Bambang umurnya 43
tahun dan ini adik adikku namanya Abi umur 10 tahun dan si
kembar namanya Irwan dan Erwin mereka masih balita.
Kami berlima tinggal di sebuah daerah terpencil yang sangat
jauh dari sekolah dan lingkungan masyarakat.
Aku dan adikku Abi harus bersekolah dengan metode
daring karena saat ini keadaan pandemi yang tak kunjung
selesai. Ya walaupun ayah kami mampu untuk membelikan
handphone untuk kami berdua, tapi ia tidak mampu untuk
membelikan handphone untuk dirinya sendiri, di tambah lagi
ia harus membeli kuota internet untuk kami berdua setiap
bulannya. Ayahku hanya seorang pedagang kaki lima yang
pendapatannya bisa di bilang kurang untuk menghidupi 4
orang anaknya.
Setiap ayahku pulang entah kenapa setiap aku melihat
dagangannya selalu habis, tetapi uang yang didapatnya tak
pernah sebanding dengan habisnya dagangan ayahku
“Dek itu dagangan ayah kenapa habis ya? Tapi kenapa
uangnya ga sebanding sama habisnya dagangan ayah?”
tanyaku pada Abi
“Mana Abi tau..” jawab Abi
3
“Mungkin ayah menyimpan sisa uangnya kali biar kita ga
boros kalo dikasih banyak uang” lanjut Abi
Tanpa curiga aku pun mengiyakan pernyataan Abi tersebut.
Hari demi hari pun berlalu, semakin aku memikirkan
kenapa jika ayahku menyimpan uang tersebut tapi keuangan
kami tetap saja kurang, setiap hari hanya memakan nasi dan
tempe saja, tapi aku tidak memikir ke sana, yang aku pikirkan
adalah untuk mencari kerja sambilan Untuk mencukupkan
keuangan dan tanpa diketahui oleh ayahku.
“Duh kayaknya keuangan kita kurang, bagaimana
kalau aku bekerja sambilan?” pikirku
Besoknya, saat itu setelah aku selesai sekolah aku langsung
bergegas untuk pergi mencari kerja sambilan.
“Kak.. mau pergi ke mana siang-siang begini? “tanya Abi
“Anu.. eh Kaka mau main dulu ”jawabku sambil terkejut
“Oh yaudah.. jangan lupa pakai masker, cuci tangan dan jaga
jarak, soalnya masih pandemi kayak gini” nasihat Abi
“Iya tenang aja, tolong jagain Irwan sama Erwin ya...”pintaku
“Gampang itu mah..” jawab Abi
“Hati-hati di jalan ya!” Lanjutnya
Aku pun pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Aku
berkeliling kota tetapi sangat sulit untuk aku mendapatkan
pekerjaan, katanya aku masih terlalu muda untuk melakukan
pekerjaan tersebut. Setalah sekitar 2 jam aku berkeliling kota,
aku pun bertemu dengan sebuah tempat steam motor.
“Assalamu’alaikum...”aku memberi salam
4
“Di sini bisa menerima anak 14 tahun untuk mencuci motor
tidak?” tanyaku
“Wa’alaikumussalam, bisa sih.. tapi kamu harus dicoba
dulu...” jawab pemilik tempat itu
“Kalau kerjamu benar, kamu boleh datang lagi ke tempat ini”
lanjutnya
“Alhamdulillah... Terima kasih pak, saya akan berusaha
semaksimal mungkin” aku berseru
Alhamdulillah aku di terima di tempat cuci motor tersebut,
aku sangat bersyukur karena bisa membuat ayah tidak terlalu
terbebani dengan kondisi saat ini.
Waktu pun menunjukkan pukul 6 sore yang artinya
aku sudah saatnya untuk pulang
“Bejo, kerjamu bagus besok kamu datang lagi saat jam 1
siang...” kata pemilik steam motor
“Ini upahmu hari ini, kamu hari ini mencuci banyak Motor”
lanjutnya sambil memberi uang 50rb
“Alhamdulillah... Makasih pak Slamet!” kataku
Aku pun pulang ke rumah dan setelah sampai di rumah, aku
bergegas pergi kamar dan menaruh setengah uang hasil
kerjaku di tabungan ayahku.
Keesokan harinya aku pun beraktivitas seperti
biasanya dari pagi hingga siang, aku belajar daring, setelah
aku Shalat Dzuhur, aku pun bergegas ke tempat steam motor.
Hingga hari ke-5 aku bekerja di tempat cuci motor,
Abi curiga dengan kebiasaan ku yang berubah, yang biasanya
aku sempat untuk bermain dengan Irwan dan Erwin, jadi
malah sibuk main dengan teman temannya.
5
“Ka, kok seminggu kebelakangan ini Kaka jadi sering main
sih? “tanya Abi
“eee.. anu, eee itu...”aku menjawab dengan gugup
“anu anu apa sih kak? Jawab yang bener dong!”Abi berseru
“Tapi janji ya... Jangan bilang bilang ayah..” pintaku
“Sebenernya Kaka kerja di tempat cuci motor” kataku
“Ya.. sekalian buat nambah nambahin keuangan kita, apalagi
belakangan ini dagangan bapak sering habis dan tidak
sebanding dengan pendapatannya” lanjutku
“Oh gitu... Iya deh aku janji gk ngasih tau ayah, tapi satu
syarat...” jawab Abi
“Apa itu?” aku penasaran
“Beliin aku es krim rasa pisang!” Pintanya
“Ah.. dasar kamu pasti ada maunya.” Kataku
Hari hari pun berlalu.. sebulan kemudian uangku
semakin bertambah, dan pendapatan ayah semakin tidak
sebanding dengan habisnya dagangan ayah. Hari itu aku izin
untuk pulang telat pada Abi aku berada di tempat steam lebih
lama karena banyak sekali motor yang harus di cuci. Waktu
sudah menunjukkan pukul 19.30, akhirnya motor motor sudah
selesai di cuci. Aku pun bergegas pulang ke rumah, tetapi...
Saat aku sedang berjalan, aku melihat ayahku yang sedang
menjual dagangannya tapi masih banyak sekali stok
dagangannya. Di situ aku tidak merasa curiga sama sekali,
dan aku tidak menyapanya karena pasti akan di tanya “habis
dari mana”.
Aku pun sampai di rumah, mereka menyambutku
dengan senyuman dan tawa riang. Seperti biasa aku bergegas
6
menaruh setengah dari penghasilanku hari ini ke dalam
tabungan ayahku. Selang beberapa waktu ayahku pulang ,
seperti biasa dagangan habis tapi pendapatan kurang. Disini
aku mulai curiga.
“Assalamu’alaikum” sahutnya
“Wa’alaikumussalam” jawabku
“Eh ayah sudah pulang!” sambutku sambil mencium
tangannya
Aku tidak memberi tahunya kalo aku melihatnya sedang
berjualan dan masih banyak dagangan yg belum terjual.
Keesokan harinya, setalah aku belajar daring,
aku pamit ke Abi untuk pulang telat, tapi aku tidak memberi
tahu alasannya.
“Dek, Kaka mau pulang telat lagi ya.. kamu jaga adik-adikmu
di rumah!” ujarku
“Emang kenapa sih dari kemaren pulang telat terus?” tanya
Abi
“Gapapa, aku lagi sibuk aja” jawabku
Aku pun pergi ke tempat steam dan aku dan pulang seperti
biasa jam 6 sore, karena tujuanku adalah melihat apa yang
ayah lakukan dengan sisa dagangannya.
Setelah aku selesai bekerja, aku langsung
menuju ke tempat ayahku berjualan. Betapa terkejutnya aku,
di sana tidak ada siapa siapa, padahal saat berjualan, ayahku
tidak pernah berkeliling untuk mencari pembeli, melainkan ia
hanya diam di satu tempat dan menunggu pembeli datang.
Aku pun panik dan mengira ayahku sudah pulang ke rumah.
7
Aku langsung bergegas pulang, dan saat aku sampai ke
rumah, aku heran tidak melihat gerobak ayah di halaman
rumah.
“Assalamu’alaikum” sahutku
“Waalaikumussalam” jawab Abi
“Dek, ayah belum sampai di rumah?” tanyaku pada Abi
“Belum tuh... Kenapa emangnya?” ujarnya
“Aneh banget ya, kemarin Kaka melihat ayah di jalan sedang
berjualan, tapi tadi Kaka ke tempat yang sama tidak ada ayah
di sana...” Kataku
“Padahal ayah tidak pernah berkeliling untuk mencari
pembeli” lanjutku
“Hmmmm” Abi menggumam
Tidak lama kemudian ayah kami pulang, tapi
aneh juga. Ayahku pulang lebih awal, dan dagangannya tidak
habis seperti biasanya, dan pendapatannya juga sebanding.
Aku semakin bingung di buatnya, tanpa berpikir panjang aku
pun langsung bertanya pada ayahku.
“Ayah tadi jualan di mana?” tanyaku
“eee anu... Biasa, di alun-alun kota!” jawabnya
dengan gugup
Aku pun hanya mengiyakan Perkataan ayahku agar ia tidak
curiga padaku.
Keesokan harinya, kebetulan hari itu adalah
hari Minggu aku tidak sekolah hari itu. Aku pamit pada Abi
untuk bekerja seperti biasa.
8
“Dek, Kaka pergi dulu ya!” pamitku
“Kan masih pagi kak... Ayah juga baru berangkat. “kata Abi
“Justru itu, Kaka mau ngikutin ayah...” ujarku
“HAH?” Abi kebingungan
“...Ah udah ga usah dipikirin, pokoknya Kaka mau kerja!”
Lanjutku
Aku pun pergi dan membuntuti ayahku. Setelah lama berjalan,
ayahku berhenti di alun-alun kota.
“Oh, di sini ayah berjualan... Tapi kenapa kemarin
ada di depan kantor satpol PP?” ujarku dalam hati.
Setelah itu aku pergi ke Steam motor Pagi-pagi, sekalian dari
Pada aku bosan melihat ayah berjualan. Aku bekerja dari jam
10 pagi, hingga setengah 7 malam. Aku pun bergegas pergi ke
alun-alun kota. Sesampainya aku di sana, aku masih melihat
ayahku berjualan. Tidak lama kemudian, saat jam 8 malam,
betapa terkejutnya aku melihat orang-orang yang berjualan
berlari kesana kesini saat melihat mobil petugas menghampiri
alun-alun kota. Ayahku tidak tahu harus berbuat apa, dia tidak
bisa lari dengan cepat, jadi dia di tangkap oleh petugas
Sepertinya ini bukan pertama kali ayahku
ditangkap oleh petugas, tetapi entah kenapa mereka seperti
baru pertama kali menangkap ayahku. Aku pun langsung
bergegas pulang ke rumah. Akhirnya aku tahu kenapa
dagangannya selalu habis. Sesampainya aku di rumah, aku
langsung memberi tahu Abi apa yang aku lihat barusan. Tidak
lama kemudian ayahku Sampai ke rumah.
“Assalamualaikum” ayahku memberi salam
“Waalaikumussalam” jawab kami
9
Aku pun memberanikan diri untuk bicara dengan ayahku soal
yang aku lihat tadi. Ayahku pun terkejut dan memberi tahu
kami semuanya.
“Mau gimana lagi, ayah ga bisa liat kalian sengsara, di tambah
dengan biaya kuota internet perbulan, jadi ayah terpaksa
untuk pulang malam tiap harinya, berganti tempat untuk
berjualan tiap hari, dengan begitu, sisa dagangan ayah di sita
oleh petugas petugas ..” ujarnya
“....Lagi pula kamu kenapa bisa tau ayah di tangkap petugas”
lanjutnya
“Bejo sengaja cari kerja buat bantuin ayah, Alhamdulillah
uang aku cukup untuk beli kuota aku dan Abi, cukup untuk
nambahin keuangan ayah.” Jelasku
Setlah masalah ayahku selesai, kami pun makan malam
bersama, dan melupakan kejadian tadi, toh mau di sita atau
tidak, dagangan ayahku tatap harus di ganti dengan yang baru.
Setelah berbulan bulan, tiba-tiba ayahku jatuh
sakit, entah apa penyakit yang menyerangnya, yang pasti dia
demam, batuk dan pilek. Karena aku takut ayah terkena
penyakit yang sedang marak, aku pun mengisolasi ayahku di
kamarnya sendirian, dan Abi selalu memberi ayahku makan
setiap harinya, dan aku pun harus berhenti di tempat cuci
motor, dan menggantikan ayah berjualan. Setiap hari aku
berkerja keras untuk membiayai ketiga adikku dan ayahku
yang sedang sakit.
3 bulan berlalu, aku terus berjualan. Dengan bersusah
payah berkeliling kota untuk mencari pelanggan. Memeng
berbeda dengan ayahku yang selalu berdiam diri dan
menunggu pelanggan dating untuk membeli dagangannya.
10
Hari ini aku beranghkat bekerja seperti biasa. Aku sekolah,
setelah selesai sekolah baru aku mulai berjualan hingga
malam. Betapa terkejutnya aku saat pulang ke rumah.
Perasaanku campur aduk, marah, kesal, keecewa, sedih.
Marah kenapa ayahku pergi, kesal untuk apa aku bekerja
susah payah, kecewa kenapa ia pergi dengan mninggalkan ke-
4 anaknya dalam kemiskinan. Sedih kenapa aku tidak ada di
sampingnya saat ia menghembuskan nafas terakhirnya.
11
Mematuhi protokol kesehatan di
masa pandemic covid
Suatu hari ada anak bernama rendy ,dia selalu bermain
bersama dengan temannya.Suatu saat Rendy dinasehati
ibunya "Rendy,jangan lupa pake masker nak" ujar ibu,"iya Bu
, Rendy akan memakai masker saat keluar nanti",singkat
cerita Rendy pergi ketempat bermainnya disana dia ngobrol
pulas ketawa terbahak-bahak sampai lupa nasihat ibunya
untuk selalu menggunakan masker,selang beberapa hari
setelah kejadian Rendy demam tinggi,awalnya ibu dan Rendy
mengira ini hanya penyakit biasa, ternyata Rendy juga
mengalami gejala sesak napas.
Ke esokannya Rendy dan Ibu pergi kerumah sakit untuk swab
tas Covid, hasilnya Rendy positif Covid-19, Rendy merasa
cemas muka dengan penuh ketakutan,terpaksa ia harus
menjalankan isolasi mandiri dirumah selama 14 hari,hari
pertama Rendy merasa bosan tidak bisa bermain dengan
kawannya,hari kedua dia resah memikirkan gimana cara
terlepas dari virus ini,hari ke tiga dan hari seterusnya berjalan
seperti biasa.
setelah isolasi mandiri selama 2 Minggu Rendy dan ibu pergi
ke Rumah sakit kembali untuk Swab Ke dua kali hasilnya ia
12
negatif,muka gembira dan bahagia terpancar dari muka Ibu
dan Rendy.
Besoknya Rendy tetap main dengan kawannya tetapi dia
selalu memakai masker,dan membawa hand sanitizer sebagai
pelajaran kesalahan ia dihari kemarin
13
Teman yang setia
“Kriiinngg, Kriinngg,” Hendi bangun dari tidurnya yang
nyenyak, ia terkejut karena alarm miliknya menunjukkan
pukul 06:55 pagi. Ia bergegas untuk mandi lalu memakai
pakaiannya, pukul 07:00 ia langsung berangkat menuju
sekolah.
“Haah, andaikan masih ada ayah dan ibu yang
membangunkanku tiap pagi.” Ucap Hendi dalam hati
Sesampainya disekolah, Hendi langsung menuju ke kelas
dan duduk dibangkunya. Bel sekolah tanda akan
pelajaran pertama akan dimulai telah berbunyi.
“Ayo anak-anak duduk rapih dibangku masing masing
ada hal penting yang mau bapak sampaikan!” Ucap pak
Deno sembari masuk ke Kelas.
Hendi melihat ke bangku sampingnya dan bertanya-
tanya, mengapa teman sebangkunya Gilang belum
datang.
“Pak deno!” teriak Hendi.
“Iya hen, ada apa?’ saut pak Deno.
“Kok Gilang belum datang pak?” Tanya Hendi.
“Itu sebenarnya hal penting yang mau bapak sampaikan,
semalam bapak dapat kabar bahwa Kedua Orang tua nak
Gilang terpapar Virus Covid-19 dan harus dirawat
dirumah sakit. Jadi nak Gilang hari ini melakukan Tes
14
Swab agar tahu apakah dia juga terpapar Virus atau
tidak.” Ucap pak Deno.
Satu kelas terdiam sedih mendengar ucapan Pak deno,
mungkin sepulang sekolah aku harus menelpon Gilang
agar tahu kondisinya sekarang, Setelah itu pembelajaran
dimulai tanpa ada kendala.
Pukul 11:45 Bel berbunyi menandakan bahwa sekolah
telah usai. Aku pergi keluar kelas untuk kembali
Kerumah, saat berjalan didepan Sekolah aku melihat
poster Olimpiade Matematika yang ditempel didepan
Gerbang Sekolah.
“Olimpiade Matematika, diselenggarakan tanggal 14
agustus 2021 juara pertama mendapatkan 10 juta. Hadiah
juara utama nya besar juga, apa aku ikut saja ya?” kataku
didalam hati, tiba-tiba salah satu anak kelas 9H Banyu
datang menghampiriku lalu berkata,
“hey Hendi, emang benar kalau Orang tuanya Gilang
dirawat Dirumah sakit?”
“Iya benar, tadi pagi Pak Deno memberitahuku bahwa
Orang tuanya Gilang terpapar Virus Covid-19” ucapku
dengan nada sedih
“Kasihan Gilang, lalu bagaimana kabarnya sekarang?”
“Katanya dia Tes Swab hari ini, sampai dirumah nanti
aku mau menelponnya dan menanyakan kabarnya.”
Jawabku sembari berjalan menuju rumah.
Sesampainya aku dirumah, aku langsung melepaskan
masker dan pergi mandi. Selesai mandi aku langsung
15
memakai baju ku dan menelpon Gilang, dia tidak
mengangkat Telponku aku sedikit khawatir padanya.
Aku tidak ingin Gilang bernasib sama sepertiku,
kehilangan Orang tua itu adalah hal yang sangat berat.
aku mencoba untuk menelponnya lagi, kali ini diangkat
olehnya.
“Halo Gilang, Bagaimana kabar mu?” Teriak ku ditelpon
“Santai aja kali, tidak perlu teriak juga”
“Hehe, maaf aku sangat khawatir dengan keadaanmu.
Jadi bagaimana tes nya?”
“Hasil tes nya aku Negatif Hen, tapi biaya perawatan
kedua Orang tua ku kurang, jadi aku harus mencari cara
agar dapat membayar biaya perawatan itu.”
“Memangnya kurang berapa biaya perawatan orang tua
mu Lang?”
“Kurang sekitar 8 juta Hen, aku bingung bagaimana cara
ku mendapatkan uang sebanyak itu” Ucapnya dengan
nada sedih.
Seketika sunyi karena kami berdua sedang berpikir
bagaimana caranya mendapatkan uang 10 juta itu
“Ah, aku baru ingat kalau ada Olimpiade Matematika
yang diselenggarakan 2 Minggu lagi. Hadiah utamanya
adalah Uang sebesar 10 juta Rupiah” ucap ku dengan
semangat
“tapikan aku tidak pandai Matematika Hen, mana
mungkin aku dapat menang di Olimpiade itu”
16
“Jangan khawatir Gilang, aku ini Jago dalam hal
Matematika, Serahkan saja Olimpiade itu padaku.”
“hah, sejak kapan kau Jago dalam Matematika?
Setahuku kau hanya anak yang sering telat masuk
sekolah dan jarang mengerjakan tugas.” Kata Gilang
dengan nada menyindir.
“hehe, asal kau tahu dulu aku ini Juara satu Olimpiade
Matematika tingkat Provinsi. Tapi semenjak orang tuaku
Meninggal aku jadi kehilangan semangat untuk belajar
Matematika lagi, tapi demi kawan ku aku akan berusaha
yang terbaik untuk Olimpiade Matematika itu.” Ucapku
“Wah, meskipun kurang meyakinkan tapi terimakasih ya
Hendi, semoga kamu dapat melakukan yang terbaik
untuk Olimpiade nanti.” Kata Gilang dengan gembira.
“Kalau begitu aku tutup telpon nya dulu ya, aku akan
belajar untuk Olimpiade tersebut, dah Gilang!”
“Dah Hendi!”
Esok harinya aku bangun pagi-pagi dan bersiap menuju
ke Sekolah. Sesampainya aku di Sekolah aku menemui
Pak Deno untuk bertanya bagaimana cara aku dapat
mendaftar untuk Olimpiade Matematika.
“Assalamualaikum Pak saya mau tanya, kalau ingin
mendaftar untuk Olimpiade Matematika dimana ya
pak?” Ucapku
17
“Waalaikumsalam Hendi, untuk pendaftaran Olimpiade
Matematika kamu dapat mengisi Formulir dan tinggal
diserahkan ke bapak nanti, tapi kamu yakin ingin
mengikuti Olimpiade itu? Lawannya susah susah loh”
Kata Pak Deno dengan tatapan keheranan.
“Hehe iya pak jangan khawatir, saya akan belajar dengan
giat untuk Olimpiade itu.” Ucapku dengan Percaya diri.
“yasudah ini Formulirnya, kalau sudah diisi tinggal
serahkan ke bapak nanti”
Aku pun langsung pergi ke Kelas dan mengisi Formulir
yang diberikan Pak Deno, hari ini Gilang belum masuk
untuk mencegah apabila dia ternyata Positif Covid-19.
Katanya dia akan tidak masuk selama 10 hari,
pembelajaran pun dimulai.
Bel tanda Pulang sekolah sudah berbunyi, aku pergi ke
Kantor Guru untuk mencari Pak Deno.
lalu aku berpapasan dengan Banyu yang kemarin
menemuiku.
“hai Hendi, mau kemana?” Tanya Banyu.
“aku mau ke Kantor Guru untuk menyerahkan Formulir
pendaftaran Olimpiade Matematika”
“ooh kamu ternyata mau ikut Olimpiade itu, semangat ya
kamu pasti bisa!” Ucap Banyu sambil
menepuk punggung ku.
“Terimakasih Banyu.”
18
Aku pun melanjutkan perjalananku menuju Kantor Guru,
Sesampainya disana aku meletakkan Formulirku di Meja
Pak Deno, setelah itu aku langsung pulang ke Rumah.
Sesampainya di Rumah aku langsung mandi dan setelah
itu aku menelpon Gilang kembali.
“Halo Hendi, kamu sudah daftar Olimpiadenya?” Ucap
Gilang
“Sudah kok, Formulirnya sudah aku isi dan kutaruh di
Meja Pak Deno” Jawabku. Setelah itu kami berbincang
sampai sore.
“Sudah dulu ya Gilang, aku mau belajar untuk
Olimpiade nanti, dah!”
“Ok Hen, dadah!”
Setelah itu aku belajar sampai tengah malam. Keesokan
harinya hariku berjalan seperti biasanya, aku mandi lalu
Berangkat ke Sekolah lalu Pulang jam 12 siang setelah
itu aku lanjut belajar sampai tengah malam. Lalu
keesokan harinya ada Acara persiapan Olimpiade, di
acara tersebut kita diberitahu dimana lokasi dan tata cara
Olimpiade.
Hari yang dinanti nanti telah tiba. Sekarang sudah
tanggal 14 Agustus, menurut Arahan yang diberitahu
saat acara persiapan tempat Olimpiade berada digedung
belakang sekolah. Aku berangkat kesana pagi pagi
karena sudah tidak sabar untuk Olimpiade.
sesampainya aku disana, suhu tubuh ku diperiksa lalu
19
diberikan Hand Sanitizer setelah itu bertemu Pak Deno
dan Beliau mengarahkan ku keruangan Olimpiade. Lalu
pukul 9:00 Olimpiade pun dimulai, Aku berhasil
menjawab semua pertanyaan yang diberikan.
aku pun sampai di final. Lawanku cukup pintar dia
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dengan
benar dan cepat namun aku berhasil mengalahkannya
dengan skor kami yang beda tipis, pada pukul 8 malam
tepat setelah Olimpiade selesai pemberian mendali dan
hadiah pun diberikan. Setelah itu aku langsung bergegas
menelpon Gilang.
“Gilang, aku berhasil, aku menang!” Teriak ku dengan
gembira
“Hah, Seriusan Hendi, kamu menang?” Tanya gilang
dengan kaget sekaligus gembira.
“Ya, dengan begini biaya pengobatan Orang Tua mu bisa
ditangani!”
“Terima Kasih ya Hendi, aku benar benar bersyukur
punya teman sebaik kamu!” ucap Gilang sambal
menangis.
“Tidak perlu dipikirkan, namanya teman harus saling
membantu.”
Setelah menelpon Gilang aku berfoto dengan Pak Deno
sambal memamerkan Mendali milik ku, lalu Pak Deno
mengantarku pulang lalu aku membersihkan badan dan
tidur.
keesokan harinya aku dan Pak Deno bersama Gilang
20
pergi ke Rumah Sakit tempat Orang tua Gilang dirawat,
Pak Deno memberikan uang 8 juta untuk melunasi biaya
perawatan Orang tua gilang dan 2 juta sisanya diberikan
kepada ku, setelah itu Orang tua Gilang melakukan
Video Call untuk berterima Kasih kami karena telah
membantu mereka melunasi Biaya perawatan, aku
melihat wajah gilang yang berada disamping ku dan dia
sedang tersenyum bahagia.
21
PERLOMBAAN SEMANGAT KEBANGSAAN
Pada suatu pagi hari yang cerah, pada hari Sabtu tanggal 17
Agustus 2018. Doni bersama kawan-kawan yaitu Rehan,
Daffa, Farrel , bersiap-siap untuk mengikuti kegiatan lomba
perayaan hari kemerdekaan yang diadakan di Komplek
Halmahera Karimata.
Diantara banyak lomba-lomba yang Kami ikuti, lomba yang
masuk final dan paling berkesan adalah lomba balap sepeda,
memang sulit lawanya karena ada yang menggunakan sepeda
kencang yaitu (Saiful) , Aku dan teman-temanku berusaha
untuk menyainginya, setidaknya kita bisa juara 1 ataupun 2
bismillahhh..…hirahmanirrraaahiimmmmmm!!!
Semua peserta lomba balap sepeda telah siap untuk
mendengarkan aba-aba yang dilontarkan
“Siap… mulai!!!” teriak pak Ruslan selaku pemberi aba-aba.
4 menit berlalu hampir mencapai setengah dari jalan yang
sudah dilalui,, tiba-tiba salah satu temanku yaitu Farrel
menabrak pohon karena melihat kebelakang
”Farrel!!!!”teriakan kencang Rehan, Sehingga ia terjatuh dan
rantainya putus, beberapa kali Rehan berusaha untuk
memperbaikinya , namun tetap tidak bisa. Doni sudah mulai
menjauh dari tempat temanku terjatuh , Doni dan Saiful
berada didepan dan teman-teman Doni masih jauh dibelakang.
Garis finish sudah lumayan dekat di depan, Dengan semangat
45 Doni berusaha melewati Saiful dengan Menggowes sepeda
dengan kencang, tiba-tiba ada batu didepan Saiful,
Gubrakkk!!! “suara jatuh sepeda Saiful” Saiful pun
tergelincir hingga jatuh. Doni menoleh kesamping Doni pun
berusaha membantu Saiful, Akhirnya bisa merekapun
melajutkan perlombaan.
Garis finish sudah didepan, Tanpa disadari Doni bisa juara 1
lomba sepeda balap, Saiful juara 2 disusul Daffa juara 3.
22
Walaupun Saiful tak keluar sebagai juara 1, tetapi Saiful
senang karena Doni berusaha membantunya,”ujar Saiful”.
Lalu Doni menghampiri Saiful yang sejak usai lomba terlihat
kesedihan.
“Jangan menangis Saiful ini Cuma perlombaan” ucapku
“Iya aku tidak
menangis” balasnya
“Selamat ya Doni kamu memang hebat!!!” ujar Saiful
“Makasih yaa!, Kamu juga hebat!” balasnya
“Sama-sama, makasih!” balas Doni
Meskipun lomba balap sepeda ini tak begitu membanggakan
bagi sebagian orang tetapi bagiku, kenangan indah
kegembiraan-kegembiraan yang terselip di dalamnya begitu
seru, sedih dan berkesan. Lomba pun usai semua peserta dan
penonton lomba pulang kembali ke rumahnya masing-
masing.” Bantulah orang selagi
23
Berbagi sembako bersama Farhan
Sekarang pemerintah menerapkan PPKM,kasus Covid di
Indonesia semakin meningkat,saya Faiz dan teman saya
Farhan,ingin Membagikan Sedikit Rezeki saya untuk
Pejuang PPKM Di luar sana,Saya pergi Ke Toko pinggir
jalan untuk membeli beras,telor,masker dan sebagainya
untuk di bagikan kepada orang yang sedang berjuang di
masa PPKM ini.
Setelah membeli Sembako, saya dan teman saya mulai
membagikan sembako kepada orang yang ada di sekitar
saya,pada saat membagikan makanan,saya melihat satu
Pedagang Kaki Lima Yang lagi Jualan,di situ saya
langsung bergegas memberi sembako,masker dan
sebagainya,
Setelah selesai membagikan Sembako,saya dan teman
saya memutuskan untuk melanjutkan nya besok,dan
sekarang saya bergegas pergi ke masjid sekitar untuk
melaksanakan shalat ashar,karna adzan sudah
berkumandang,shalat di masjid wajib memakai masker
dan menjaga jarak,setelah shalat ashar saya dan teman
saya membeli makanan untuk di santap,karena sejak siang
saya dan teman saya belum makan siang,setelah beres
makan,saya dan teman saya pulang, dikarenakan PPKM
ini melarang Orang keluar di malam hari,untuk bertujuan
menghindari kerumunan
Setelah sampai di rumah,saya beres-beres dan
tidur,karena saya perlu beristirahat yang cukup untuk
melakukan kegiatan di esok hari,setelah bangun pagi,saya
bergegas Menelfon Teman saya Farhan Untuk lanjut
24
membagikan Sembako itu,saya ingin membagikannya di
dekat taman di perumahan saya,di situ banyak satpam,dan
pedagang lainnya.
Setelah sampai di taman,saya mulai membagikan
sembako itu ke satpam,pedagang siomay,dan
sebagainya,setelah sembako itu dibagikan kepada orang
yang ada di taman,saya dan Farhan ingin pergi ke tempat
lain untuk membagikan sisa sembako yang kita
punya,Pada saat lampu merah,saya membagikan sembako
itu kepada ojol yang sedang mengambil orderan
pembeli,setelah itu saya dijalan menemui banyak orang
yang membutuhkan,lalu di situ saya bergegas
membagikan sisa sembako yang saya punya,Setelah
Sembako itu Dibagi rata,Farhan Berkata: bagaimana kalo
sisa sembako itu kita bagikan ke panti asuhan Dekat lokasi
Kita Faiz. Faiz Menjawab:Itu ide yang Bagus Lagi Pula
Di dekat Sini kita Sudah membagikan rata sembako
itu.saya dan Farhan Lalu Mencari Panti Asuhan untuk
memberi sembako itu,saya mencari panti asuhan di dekat
lokasi saya saat ini.
Setelah menemukannya saya langsung bertemu kepada
pemilik panti asuhan itu untuk meminta izin,untuk
memberi sedikit sembako kepada anak-anak yang ada di
dalam,pemilik panti asuhan itu meng izinkan saya untuk
masuk kedalam dan membagikan sedikit sembako
itu,setelah selesai,saya izin pamit untuk pulang,saat di
jalan,teman saya ingin membeli makanan untuk orang
tuanya yang sedang sakit,setelah membeli makanan,saya
mengantar teman saya ke rumah orang tuanya untuk
memberi makanannya,setelah memberi makanan saya
25
izin ke teman saya untuk pulang,karena langit mulai
gelap,dan saat ini sedang PPKM.
Setelah sampai di rumah saya beres-beres,mengganti
baju dan sebagainya untuk bersiap shalat isya,setelah
shalat isya saya memutuskan untuk istirahat dan
tidur,begitulah kegiatan kita selama 2 hari,saya sangat
bersyukur punya rezeki lebih untuk di bagikan kepada
orang yang membutuhkan.
26
27
1