YUSUP WIDYA SETO
YUNUS
DA F TA R I S I
MENGAPA YUNUS KABUR I 2
DORONGAN HATI I 6
KEMUDAHAN BELUM I 8
TENTU DARI TUHAN
TIDUR JASMANI & ROHANI I 12
MELAWAN HUKUM ALAM I 14
SAYA DIUSIR TUHAN I 16
TUHAN MENCUBIT I 20
KEBENARAN AGUNG I 22
JIKA TUHAN MENGHENDAKI I 26
TUHAN MENYIAPKAN POHON JARAK I 30
ULAT DAN ANGIN TIMUR I 34
MENJADI LEBIH BAIK I 36
MENGAPA
YUNUS KABUR?
Kisah Yunus ditelan IKAN BESAR selama TIGA hari
adalah salah satu kisah di sekolah minggu yang paling
saya ingat sampai saat ini.
Tuhan menyuruh Yunus berkotbah ke Niniwe, tetapi
Yunus tidak senang dan malahan KABUR melarikan diri
ke Tarsis.
Bacalah Yunus pasal 1:1-3!
Niniwe adalah ibukota kerajaan Asyur (sekarang IRAQ),
tempat di mana penindasan dan kekejaman muncul dari
kota itu.
Dari Israel, Yunus seharusnya berjalan ke arah TIMUR ke
Niniwe, tetapi Yunus justru mengarah ke BARAT ke
Tarsus, sebuah tempat yang sangat jauh dari hadapan
Tuhan (Yunus 1:3). Artinya, Yunus memang benar benar
tidak punya niat ke Niniwe.
Yang Yunus tidak sangka adalah Tuhan mengirim IKAN
BESAR untuk menelan dan membawanya kembali.
Sebenarnya melihat seorang Hamba Tuhan melarikan
diri dari tugas adalah sebuah pemandangan yang
menyedihkan, namun mari kita merenung mengapa
Yunus KABUR?
2
Saya yakin Yunus tahu bahwa Tuhan itu maha HADIR.
Siapakah kita ini sehingga kita bisa menjauh
bersembunyi dari kemaha-hadiran Tuhan?
Kalau Yunus sadar akan hal ini, mengapa dia tetap
memutuskan untuk kabur?
Apakah Yunus kabur karena merasa capek sendirian
melayani tanpa pendamping?
Apakah Yunus berpikir Musa punya Harun, sedangkan
dia harus sendirian pergi melayani Kota Niniwe yang
sangat luas, dikatakan besarnya Niniwe tiga hari
perjalanan dan berpenduduk lebih dari 120.000 orang.
Bukan itu alasan Yunus kabur.
Yunus kabur karena dia tidak rela Niniwe bertobat
dan mendapat pengampunan Tuhan (Yunus 4:2).
Yunus ingin Tuhan menghancurkan Niniwe yang kejam
itu.
Keadaan Yunus di atas bukankah juga sering terjadi
pada diri kita? Kita tidak rela kalau orang yang jahat
mendapat pengampunan Tuhan, kita merasa PUAS
kalau Tuhan mau menghukum berat orang yang jahat.
Pertanyaannya, “Apakah kita lupa bahwa kita sendiri
juga bukan orang benar?”
Jangan punya sikap seperti si Sulung yang marah marah
karena ayahnya memaafkan si Bungsu yang berfoya-
foya menghabiskan harta.
3
Si Sulung berharap bisa mendapat kepuasan melihat
sang Ayah menghukum berat si Bungsu, dia lupa bahwa
si Bungsu sebenarnya sudah terhukum lahir dan batin
ketika bangkrut, jatuh miskin.
Tuhan bukan HANYA cinta kita, Tuhan juga cinta semua
orang yang diperkenan-Nya. Dia yang maha kasih itu
selalu memberi kesempatan kepada setiap kita untuk
bertobat dan kembali. (Yohanes 3:16)
YUNUS 1:1-3
1:1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin
Amitai, demikian: 1:2 "Bangunlah, pergilah ke
Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap
mereka, karena kejahatannya telah sampai
kepada-Ku." 1:3 Tetapi Yunus bersiap untuk
melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan
TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana
sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia
membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal
itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka
ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
34
45
DORONGAN HAT I!
“Pergi ke Tarsis! Pergi ke Tarsis!”, kalimat itu seolah
mengiang ngiang di telinga Yunus, nuncep ke otak,
sampai Yunus merasa harus pergi ke Tarsis.
Pernahkah kita punya dorongan hati seperti itu?,
kita merasa harus melakukan ini dan itu.
Kita sering salah bertindak karena melakukan sesuatu
berdasarkan dorongan hati, kita lupa bahwa, “Yang Baik
belum tentu Benar.”
Sekarang dalam kasus Yunus, dorongan hati itu
memanggil Yunus ke Tarsis walaupun itu berarti jelas
jelas menentang perintah Tuhan.
Tuhan memberi setiap orang kebebasan, tetapi bukan
kebebasan BERBUAT DOSA, melainkan kebebasan untuk
TAAT, BERKARYA.
Jangan pernah mengartikan kebebasan yang Tuhan
berikan adalah bebas mengikuti dorongan hati
termasuk bebas berbuat salah, itu bukan kebebasan
tetapi KELIARAN alias hidup semau gue.
Yunus melanggar hati nuraninya sendiri, dia menentang
kehidupan batinnya yang seharusnya tunduk pada
perintah Tuhan.
16
Jagalah hati nurani kita supaya tidak tercemar,
karena hati nurani kita itu adalah alarm kehidupan.
Kalau hati nurani kita sudah mentolerir sebuah
tindakan dosa sebagai hal yang bukan dosa, itu
tanda kita sudah mengikuti arus dunia yang telah
mengubah kenajisan dihadapan Tuhan menjadi hal yang
biasa dan lumrah.
Jika kita adalah orang Kristen yang demikian, tak pantas
lagi kita menjadi panutan, kita sama seperti “garam
yang menjadi tawar, tidak ada lagi gunanya selain
dibuang dan diinjak injak orang” (Matius 5:13).
Peristiwa Yunus mengikuti dorongan hati lari ke Tarsis,
sama seperti peristiwa Daud ketika melihat Batsyeba
mandi, Daud waktu itu juga menekan hati nuraninya
dan mengikuti dorongan hati untuk membunuh Uria
demi memperistri Batsyeba.
Ujilah selalu setiap dorongan hati.
Jika ada yang mengatakan kepada kita, “Larilah ke
Tarsis!”, sedangkan Tuhan berkata, “Pergilah ke Niniwe,”
tutuplah telinga kita dari dorongan yang jahat dan
cepat lakukan apa yang Tuhan perintahkan.
27
KEMUDAHAN BELUM
TENTU DARI
TUHAN?
Kisah Yunus adalah kisah yang sangat menarik. Banyak
hal yang kita bisa pelajari dari jatuh bangunnya Yunus.
Saya menyarankan sebelum melanjutkan perenungan
ini, akan lebih baik jika kita membaca ulang tulisan hari
sebelumnya “Mengapa Yunus Kabur” bagian 1 dan 2.
Ada sebuah ARGUMEN KELIRU yang menganggap
bahwa kemudahan, kesembuhan, dibukakan jalan,
dan berkat, adalah TANDA RESTU dari Tuhan. Kita lupa
bahwa kemudahan dan kelancaran bisa datang dari
Tuhan dan juga bisa datang dari Setan.
Ketika Yunus berkata, “Aku akan pergi ke Tarsis”, dia
pergi ke pelabuhan YOPE dan ternyata pas sekali ada
kapal yang bersiap menuju Tarsis (Yunus 1:3).
Bacalah LAGI Yunus 1:1-4!
Apakah Tuhan MERESTUI Yunus ke Tarsis? Buktinya kog
bisa pas benar ada kapal yang siap berangkat.
Ingatlah, jalan kehancuran selalu mudah, “karena
lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada
kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya”
(Matius 7:13). Jalan menuju Neraka itu mudah dan
tampak alami, dan hampir pasti kita ingin memilih jalan
yang mudah.
8
Bila ada jalan hidup yang tidak ada kesulitan,
seharusnya kita CURIGA, karena kebenaran bukan hal
yang mudah, “sempitlah jalan yang menuju kepada
kehidupan dan sedikit orang yang menemukannya”
(Matius 7:14).
Ketika Setan menggoda Yunus untuk pergi ke Tarsis, si
Jahat itu tahu bahwa ada sebuah kapal di Yope sedang
menunggu angin yang baik untuk berlayar ke Tarsis,
karena itu Setan terus berbisik ke telinga Yunus,
“Pergilah ke Tarsis”.
Setan tidak maha tahu, tetapi Setan banyak mata-
mata, dia mengetahui sepenuhnya apa yang SEDANG
terjadi di dunia, dan karena itu Setan dapat
merencanakan seolah olah semua keadaan mendukung
jalan dosa yang dia siapkan.
Berhati-hatilah jika dalam hidup ini kita menemukan
sesuatu yang “Too Good To Be True”, belum tentu itu
adalah dari Tuhan.
Pencuri yang kebetulan menemukan pintu rumah tidak
terkunci apakah boleh pencuri itu kemudian berkata
bahwa Tuhanlah yang membukakan jalan untuk dia
mencuri?
Penuntun hidup kita bukanlah kemudahan dan
kelancaran, melainkan ajaran Tuhan.
Lakukan seperti yang diperintahkan Tuhan meski jalan
itu tidak mudah. Tuhan akan memimpin kita sampai
kekekalan.
9
YUNUS 1:1-4
1:1 Datanglah firman TUHAN kepada
Yunus bin Amitai, demikian: 1:2 "Bangunlah,
pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu,
berserulah terhadap mereka, karena
kejahatannya telah sampai kepada-
Ku." 1:3 Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan
diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia
pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah
kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia
membayar biaya perjalanannya, lalu naik
kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan
mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan
TUHAN. 1:4 Tetapi TUHAN menurunkan angin
ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar,
sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul
hancur
10
11
T IDUR JASMANI
& ROHANI
Apakah Anda adalah jenis orang yang mudah
terbangun dari tidur hanya karena sebuah bunyi yang
tidak keras?
Ataukah Anda adalah orang yang harus dipanggil
panggil dengan suara keras baru bisa bangun dari tidur?
Yunus adalah jenis yang KEDUA.
Meskipun badai SEDANG mengganas dan para awak
kapal ketakutan (Yunus 1:5), Yunus cuek tidak peduli.
Bacalah LAGI Yunus 1:1-6!
Yunus malah turun ke dalam ruang kapal yang paling
bawah, lalu TERTIDUR dengan nyenyak (Yunus 1:5).
Suara bising di kapal tempat Yunus tidur dan suara
keras diluar kapal, tidak membuat Yunus bangun dari
tidur, sehingga Nakhoda kapal sampai mendatangi dan
membangunkan Yunus.
Dalam tidur JASMANI, mata kita tertutup, tetapi dalam
tidur ROHANI, hati kita yang tertutup, kita tidak sadar
dengan keadaan spiritual di sekitar kita.
12
Kembali ke Yunus, pertama Yunus tertidur secara
ROHANI mengabaikan perintah Tuhan untuk ke Niniwe,
kemudian dia tertidur secara JASMANI di tengah badai.
Bila kita sedang hidup berlawanan dengan kehendak
Allah, kita tidak akan bisa tidur JASMANI dengan hati
yang tenang damai.
Rasul Paulus menasihati jemaat di Tesalonika, "Sebab
itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain,
tetapi berjaga-jaga dan sadar" (1 Tesalonika 5:6).
Artinya dalam segala keadaan kita harus dalam posisi
siap-sedia, sadar secara ROHANI dan menguasai diri
dalam segala hal.
Orang yang sedang tidur ROHANI tidak peduli apakah
jiwa-jiwa di sekitarnya butuh INJIL, butuh pertolongan
atau tidak.
Bila kita saat ini sedang CUEK, kurang peduli kepada
sesama yang butuh pertolongan, cobalah introspeksi,
jangan-jangan kita sedang tidur ROHANI seperti Yunus.
13
MELAWAN
HUKUM ALAM
Dalam hidup ini, seringkali kita bertemu orang NON
Kristen yang lebih mengenal kemanusiaan dibanding
orang Kristen yang KATANYA sudah diselamatkan.
Setelah kapal yang ditumpangi Yunus hampir
tenggelam dihantam angin ribut dan badai besar,
semua penumpang kapal sadar bahwa sumber
penyebab bencana ini adalah Yunus (Yunus 1:7).
Apa sikap para PELAUT itu setelah MENGUNDI ternyata
yang harus dibuang ke laut adalah Yunus?
Bacalah LAGI Yunus 1:1-15!
Sikap kemanusiaan yang luar biasa ditunjukkan oleh
para PELAUT yang justru adalah penyembah ilah-ilah
lain (Yunus 1:5). Mereka tidak langsung menuruti ketika
Yunus berkata, “Angkatlah aku, campakkanlah aku ke
dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak
menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena
akulah badai besar ini menyerang kamu” (Yunus 1:12).
Dikatakan di ayat selanjutnya, “Lalu berdayunglah
orang-orang itu dengan SEKUAT TENAGA untuk
membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka
TIDAK SANGGUP, sebab laut semakin bergelora
menyerang mereka” (Ayat 13).
14
Pelaut-Pelaut itu masih berusaha melawan HUKUM
ALAM, tetapi siapakah kita manusia mau melawan
Tuhan?
Tidak ada gunanya pelaut-pelaut itu mendayung keras
melawan alam, yang ada hanyalah kegagalan total. Ada
saat-saat tertentu, kita harus menyerah total pada
kemurahan Tuhan, kita tidak akan berdaya meskipun
sudah berusaha sekuat tenaga.
Saat itu, kita hanya bisa mengandalkan “dengkul” kita
berlutut BERDOA berharap hanya pada Tuhan.
Jika pelaut-pelaut itu bisa mendayung membawa
kembali kapal Yunus ke darat lepas dari badai, buat apa
akhirnya Yunus harus dilempar ke laut?
Pada saat kita mengalami seperti Yunus dimana kita
sudah “mentok”, tak berdaya lagi, berlutut dan
berdoalah.
Mungkin Tuhan akan mengirim orang Kristen untuk
menolong kita, tetapi mungkin juga tidak, karena
“Tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk
menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang
tajam untuk mendengar” (Yesaya 59:1), asalkan kita
minta ampun dan mohon dengan sungguh kepada DIA
yang empunya alam semesta ini, Tuhan pasti turun
tangan.
Tuhan bisa memakai cara apapun untuk menolong kita
seperti Tuhan memakai ikan besar untuk membawa
Yunus kembali.
15
SAYA DIUSIR TUHAN!
Ketika membaca doa Yunus di perut ikan, saya merasa
ada yang aneh. Yunus berkata, “… telah TERUSIR aku
dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang
lagi bait-Mu yang kudus?”
Bacalah Yunus 2:1-4!
Yunus merasa DIUSIR Tuhan, padahal kapankah Tuhan
pernah mengusir Yunus?
Yunuslah yang sengaja ke Pantai Yafo/Yope mencari
kapal, Yunus membayar ongkos tiket, Yunus naik ke
kapal tanpa beban, bahkan Yunus langsung tidur
dengan nyenyak.
Ini jelas membuktikan Yunus dengan sadar berniat
kabur.
Justru Tuhanlah yang mengejar dalam badai sampai
hampir menghancurkan kapal yang ditumpangi Yunus.
Jelas sekali Yunus tidak pantas berkata, “Tuhan telah
mengusir saya.”
Dalam hidup ini, bukankah kita sering mengeluarkan
keluhan bernada seperti Yunus?, sebuah keluhan yang
isinya MENGHAKIMI Tuhan?
16
“Tuhan meninggalkan saya”,
“Tuhan lupa sama saya”,
“Tuhan membuang saya,”
“Tuhan tidak sayang saya,” dst.
Kita lupa bahwa Tuhan sendiri berjanji tidak akan
meninggalkan kita, “Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan
meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5).
Pada saat kita terdesak, terpojok, atau terpuruk, jangan
menuduh Tuhan telah meninggalkan kita. Besar
kemungkinan, yang terjadi adalah kita yang sengaja
menjauhi Tuhan.
Sejak jaman dulu, manusia selalu menjadi pihak yang
DICARI dan Tuhan selalu menjadi pihak yang MENCARI.
Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, takutlah
mereka lalu Adam dan istrinya bersembunyi dari
pencarian Tuhan di antara pohon-pohonan dalam
taman. (Kejadian 3:8b).
“Dosa memang mendatangkan ketakutan, sedangkan
pengakuan dosa akan mendatangkan kemerdekaan”
Berhentilah menyalahkan Tuhan dan jangan sekali-kali
menuduh Tuhan jahat sebab “… Allah turut bekerja
dalam segala sesuatu untuk mendatangkan KEBAIKAN
bagi mereka yang mengasihi Dia” (Roma 8:28)
Menghakimi Tuhan sama dengan menuduh Tuhan
adalah PENIPU yang suka ingkar janji.
17
YUNUS 2:1-4
2:1 Berdoalah Yunus kepada TUHAN,
Allahnya, dari dalam perut ikan itu, 2:2
katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru a
kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari
tengah-tengah dunia orang mati aku
berteriak, dan Kaudengarkan suaraku. 2:3
Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang
dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum
oleh arus air; segala gelora dan gelombang-
Mu melingkupi aku. 2:4 Dan aku berkata:
telah terusir aku dari hadapan mata-Mu.
Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu
yang kudus?
18
19
TUHAN MENCUBIT
Tidak ada manusia sebelum dan sesudah Yunus yang
pernah mengalami mujizat masuk ke perut ikan dan
tetap HIDUP. Secara AKAL, Yunus pasti merasa dirinya
sudah “selesai.”
Yunus kehilangan AKAL tetapi dia tidak kehilangan
IMAN. Dalam doanya, Yunus masih berharap bisa
kembali lagi pada Tuhan (Yunus 2:4 dan 7)
“AKAL kita boleh selemah jaring laba laba,
tetapi IMAN kita harus sekuat jaring baja.”
Perhatikan doa Yunus di ayat ke 7, “Ketika jiwaku letih
lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan
sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang
kudus.”
Yunus TIDAK BERDOA waktu dia kabur dari Tuhan,
Yunus TIDAK BERDOA waktu gelombang samudra
memporak porandakan kapal yang ditumpanginya,
Yunus BARU BERDOA saat di dalam perut ikan, tempat
yang dekat dengan kematian.
Bukankah kita juga sering demikian? Kita baru berdoa
saat putus asa, dan tidak berdoa saat keadaan
berlimpah.
20
Itu adalah hal PERTAMA yang bisa kita renungkan.
Dan hal KEDUA yang perlu kita perhatikan adalah
bagaimana Yunus, ketika dia sedang dalam kesulitan
besar berkata, “*Aku mengingat Tuhan* (Ayat 7).
Apa yang Yunus ingat tentang Tuhan ditulis di Yunus
4:2b, “Sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang
pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan
berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena
malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.”
Yunus INGAT bahwa Tuhan punya SIFAT yang penuh
belas kasih, DIA ingat bahwa kita ini cuma DEBU,
sehingga Tuhan tidak mau menghukum anakNya
dengan terlalu keras.
Kadang kala Tuhan cuma MENCUBIT kita dengan keras,
dan itu dilakukanNYA karena DIA sayang pada kita.
Tuhan ingin kita cepat sadar dari kesalahan kita, DIA
tidak ingin kita KEBABLASAN menjadi domba yang
terhilang (Ibrani 12:6).
Yunus juga INGAT bahwa Tuhan punya KUASA yang
begitu besar, tidak ada kesulitan yang cukup besar
buat Tuhan sehingga Dia tidak sanggup menolong
kita.Biarlah apa yang diingat Yunus tentang Tuhan, juga
selalu kita ingat, sehingga ketika jiwa kita letih lesu
menghadapi gelombang hidup yang sangat berat,
IMAN kita tidak runtuh dan PENGHARAPAN kita tidak
pupus.
21
KEBENARAN AGUNG
Ada pepatah berkata, “Tidak ada tekanan, tidak ada
berlian,” tidak ada kebenaran agung yang lahir tanpa
tekanan dan penderitaan.
Tidak ada orang yang bisa menjadi HAKIM BIJAK
sampai dia DIADILI terlebih dahulu.
Tidak ada orang yang tahu apa itu MISKIN kalau
sepanjang hidupnya tidak pernah susah.
Justru saat terpuruk, kita menimba banyak pelajaran
hidup yang berharga.
Yunus mengucapkan kalimat yang agung,
“Keselamatan adalah dari Tuhan” (Yunus 1:9), bukan
saat Yunus mau naik kapal, tetapi saat dia berada dititik
nadir, didalam perut ikan, diambang kematian.
Bacalah Yunus 2:7-10!
Kalimat “Keselamatan adalah dari Tuhan”, sangat TEPAT,
karena memang tidak ada sedikitpun jasa manusia
sehingga kita beroleh keselamatan, semuanya hanya
anugerah Tuhan.
Tidak ada kecerdasan manusia yang membantu Tuhan
22
menyusun rencana keselamatan, Tuhan membuat jalan,
bahkan Tuhan sendiri yang menjadi jalan, kebenaran
dan hidup.
Tuhan tidak menciptakan malaikat untuk diajak
berkonsultasi, Tuhan tidak meminta nasihat siapapun.
Tuhan sendiri, dan sendirian melakukan rencana
keselamatan kepada kita manusia yang berdosa.
Di Taman Getsemani, Kristus sendirian, di Kayu salib
Kristus mati sendirian sebagai pendamaian dosa kita,
tidak ada darah pahlawan salib lain yang ikut tercurah.
Kristus sendirian!
Benarlah kalimat agung dari Yunus, ”Keselamatan
adalah dari Tuhan.”
Jika kita PERNAH membawa orang kembali ke jalan
Tuhan atau pernah mempertobatkan orang, janganlah
sombong dan memegahkan diri, karena kita ini
hanyalah sarana.
Kata Paulus, "Karena jika aku memberitakan Injil, aku
tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri” (1
Korintus 9:16a).
Kalau bukan kerja Roh Tuhan, tidak mungkin seseorang
bisa bertobat. Keselamatan adalah dari Tuhan.
23
Illustration from "Sacred Bible" of Martin Luther
JIKA TUHAN
MENGHENDAKI
Jika Tuhan mengirim KERETA KUDA BER-API, atau Tuhan
mengguncang kota Niniwe dengan PETIR dan GEMPA
BUMI, akan lebih masuk akal kalau itu menyebabkan
seisi kota ketakutan dan bertobat.
Tuhan tidak datang dengan KERETA KUDA BER-API, juga
tidak bersuara seperti GUNTUR, Tuhan cuma memberi
ultimatum kepada Niniwe melalui SATU ORANG
bernama Yunus.
Seharian Yunus berkeliling berteriak-teriak, “Empat
puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggang balikkan”
(Yunus 3:4). Saya merasa kata-kata Yunus agak KASAR,
sama sekali tidak ada BELAS KASIH dalam seruan
Yunus.
Berbeda dengan kalimat seruan Yesaya, “Marilah,
baiklah kita berperkara! firman TUHAN Sekalipun
dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih
seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain
kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika
kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan
memakan hasil baik dari negeri itu”. Ada belas kasih
dalam seruan Yesaya.
Tetapi, faktanya penduduk Niniwe tidak marah dan tidak
menganggap Yunus adalah orang gila.
26
Mereka justru berduyun duyun datang mendengar
seruan Yunus, sampai akhirnya Raja Niniwe juga
mendengar kabar itu dan mereka semua BERTOBAT.
Saya masih susah mengerti kog bisa ya seisi kota Niniwe
bertobat hanya oleh teriakan SATU ORANG.
Bacalah Yunus 3:1-10!
Niniwe adalah kota besar yang kejahatannya sama
besarnya dengan kekuatannya. Tetapi hanya oleh SATU
ORANG, jika Tuhan menghendaki, SATU bangsa bisa
bertobat.
Akal kita tidak akan mampu memahami rencana Tuhan
karena “penglihatan” kita sangat terbatas, sedangkan
Tuhan melihat jauh kedepan sampai kepada kekekalan.
“Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah
perbedaan jalan Tuhan dibanding jalan dan pemikiran
kita manusia” (Yesaya 55:9).
Kalau kita sedang gelisah, resah, sedih karena tidak
mengerti kemana Tuhan akan membawa hidup kita,
JANGAN PUTUS ASA, tetap semangat, percayakan saja
masa depan kita kepada Tuhan tanpa keraguan.
Dia akan mengatur hidup kita indah pada waktuNYA.
27
1 28
YUNUS 3:1-10
3:1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya,
demikian: 3:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu,
dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu."
3:3 Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman
Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga
hari perjalanan luasnya. 3:4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu
sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: Empat puluh hari lagi, maka
Niniwe akan ditunggangbalikkan." 3:5 Orang Niniwe percaya kepada
Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang
dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. 3:6 Setelah
sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari
singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain
kabung, lalu duduklah ia di abu. 3:7 Lalu atas perintah raja dan para
pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe
demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba
tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak
boleh minum air. 3:8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak,
berselubung kain kabung dan berseru y dengan keras kepada Allah
serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang
jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. 3:9 Siapa tahu, mungkin
Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya
yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." 3:10 Ketika
Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka
berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah
karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka,
dan Iapun tidak jadi melakukannya.
2 29
TUHAN MENYIAPKAN
POHON JARAK
Yunus NGAMBEK karena apa yang menjadi alasan awal
dia mau kabur ke Tarsis, ternyata benar terjadi.
Lebih dari 120.000 orang penduduk Niniwe yang jahat
dan kejam itu, SEMUANYA bertobat.
Yunus langsung bertingkah seperti anak kecil yang
sedang marah, dia berdoa minta mati kepada Tuhan.
Apakah kita pernah seperti Yunus berdoa minta mati
karena tidak tahan dengan beban hidup yang harus kita
pikul?
Bacalah Yunus 4:1-11!
Yunus lalu menyingkir ke luar kota, membuat PONDOK
sambil menonton nasib penduduk Niniwe selanjutnya
(Ayat 5).
Apa yang Tuhan lakukan melihat Yunus ngambek?
Tuhan memberi TIGA pelajaran melalui TIGA kejadian
kepada Yunus :
“Tuhan menyiapkan pohon JARAK,”
“Tuhan menyiapkan ULAT,”
30
“Tuhan menyiapkan ANGIN TIMUR yang panas terik.”
Apa yang Tuhan siapkan ini mengandung arti yang
sangat dalam dan sangat dekat terjadi pada kehidupan
kita.
PERTAMA : Tuhan mengirimkan penghiburan kepada
Yunus. Saat itu Yunus sedang marah kepada Tuhan dan
sekaligus sedang marah kepada dirinya sendiri.
Tuhan menumbuhkan pohon JARAK, tanaman berdaun
lebar yang tingginya bisa melampaui kepala Yunus
sehingga tempat itu menjadi teduh dan dikatakan
Yunus terhibur dan bersukacita.
Tuhan selalu tahu kapan harus memberi penghiburan
kepada kita di saat yang paling tepat.
Tuhan tidak pernah terlambat dan tidak pernah terlalu
cepat.
Ketika kita mendapatkan kenyamanan, berkat dari
Tuhan, pujilah Tuhan, dan ingatlah jangan sampai
kenyamanan yang Tuhan berikan itu menjadi BERHALA
bagi kita.
Apa tanda bahwa kenyamanan itu adalah BERHALA
kita?
Ketika kenyamanan itu hilang, kita tidak boleh marah-
marah sama Tuhan, karena Tuhan yang memberi dan
Tuhan juga berhak mengambil untuk kebaikan kita,
“Bukankah harta itu hanya titipan Tuhan?”
31
Saat kita mendapat berkat, janganlah kita bersyukur
atas berkat itu, tetapi bersyukurlah kepada Tuhan
sang pemberi berkat.
Pelajaran Tuhan kepada Yunus ini juga menjadi pelajaran
untuk kita, “Apakah kita akan marah, ngambek seperti
Yunus kalau “pohon JARAK” simbol BERKAT yang
memberikan kenyamanan kepada kita diambil Tuhan
kembali hanya dalam SATU MALAM?” (ayat 7).
Ketika Tuhan memberikan pohon JARAK, simbol rejeki
kesuksesan duniawi, jangan pernah merasa diri pintar,
merasa diri berhak apalagi sampai NARSIS dan suka
menyombongkan diri.
Ingatlah selalu bahwa semua itu hanya SEMENTARA
dan Tuhan membenci orang yang sombong.
1 32
YUNUS 4:1-11
4:1 Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah
ia. 4:2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN,
bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah
sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku
tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang
panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal
karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. 4:3 Jadi
sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih
baik aku mati dari pada hidup." 4:4 Tetapi firman TUHAN:
"Layakkah engkau marah?" 4:5 Yunus telah keluar meninggalkan
kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ
sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan
apa yang akan terjadi atas kota itu. 4:6 Lalu atas penentuan
TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala
Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan
hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. 4:7
Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan
Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu,
sehingga layu. 4:8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas
penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga
sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan
berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada
hidup." 4:9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah
engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya:
"Selayaknyalah aku marah sampai mati." 4:10 Lalu Allah
berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang
untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak
engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa
dalam satu malam pula. 4:11 Bagaimana tidak Aku akan sayang
kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari
seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu
membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya
yang banyak?"
33
ULAT & ANGIN T IMUR
Kadang kala, sebuah HAL KECIL yang tidak kita
perhatikan bisa merubah KEGEMBIRAAN menjadi
KESEDIHAN.
Pohon JARAK itu hancur dalam semalam, ketika Yunus
sedang tidur.
Daun-daun JARAK yang memberikan keteduhan, pada
pagi hari ketika dia bangun mendadak didapatinya
sudah layu dan tidak melindungi dari sinar matahari
yang terik.
Inilah pelajaran Tuhan yang KEDUA kepada Yunus.
Kenyamanan Yunus dihancurkan oleh seekor ULAT yang
menggerogogi akar pohon JARAK, melalui ULAT yang
kecil ini, pohon itu layu dan mati.
Terkadang bisikan gosip jahat, fitnah yang busuk bisa
menghancurkan nama baik dan kebahagiaan rumah
tangga seseorang.
Kendalikan diri dengan baik, sehingga saat
BERSUKACITA, kita tidak berlebihan, lupa diri, dan pada
saat BERDUKACITA, kita tidak terlalu sedih atau
ketakutan.
34
Sukacita dan dukacita dalam hidup kita, akan selalu
hadir silih berganti seijin Tuhan untuk mengajar anak-
anakNya lebih dekat kepada Tuhan.
Kembali ke Yunus, sekarang Tuhan memberi pelajaran
KETIGA.
Belum reda kekesalan Yunus karena pohon JARAK yang
menaungi dia layu dan mati, datang angin TIMUR yang
panas terik.
Masalah jarang datang sendirian, mereka sering
“terbang” berkelompok.
Kita kadang berkata pada diri sendiri, “Mengapa cobaan
ini datang sekarang ketika aku sedang dalam keadaan
paling tak berdaya.”
Masalah bisa datang bertubi-tubi memburu kita dengan
ganas seperti “Angin Timur yang Panas Terik”
Yunus kembali ngambek dan minta mati (ayat 8), Yunus
lupa bukankah dia punya PONDOK (ayat 4), mengapa
dia tidak berlindung dari panas terik masuk ke dalam
pondok?
Jangan marah pada Tuhan atas apa yang terjadi pada
diri kita. Ambil hikmatnya dan jadilah orang Kristen
yang DEWASA rohani.
Kadang kadang kita TERPAKU terlalu lama pada sebuah
pintu yang TERTUTUP tanpa menyadari masih ada pintu
lain yang TERBUKA.
35
MENJADI LEBIH BAIK
Ini adalah perenungan saya yang terakhir tentang
Yunus.
Dalam kitab Yunus, kita TERUS MENERUS bertemu
Tuhan. Tuhan menyuruh Yunus ke Niniwe. Tuhan
mengirim angin kencang ke laut. Tuhan menyiapkan
seekor ikan besar menelan Yunus.
Tuhan kemudian menyiapkan POHON JARAK, Tuhan
menyiapkan ULAT, dan Tuhan mengirim ANGIN TIMUR
sebagai pencobaan terberat, semuanya untuk mengajar
Yunus.
Tuhan melakukan itu semua karena Yunus adalah Nabi
yang GELISAH, EGOIS, KASAR dan suka NGAMBEK.
Tuhan menghajar Yunus dan kita tahu Yunus menjadi
orang yang LEBIH BAIK justru setelah DIPROSES
didalam perut ikan.
Terkadang Tuhan mengijinkan kita melalui pengalaman
yang tidak biasa supaya kita mengenal Tuhan dan
mengenal diri kita sendiri.
Di bagian akhir kitab Yunus (Bacalah Yunus 4: 10-11!)
Tuhan seperti “menempeleng” wajah Yunus yang tidak
36
mau kalau nanti di Sorga “BERTETANGGA” dengan
penduduk Niniwe.
Yunus tidak ingin Tuhan mengasihi Niniwe, Yunus ingin
penduduk Niniwe masuk Neraka.
Bagaimana mungkin Yunus ingin Tuhan mengingkari
jati diri Tuhan yang maha pengasih menjadi Tuhan yang
kejam? Bagaimana mungkin Tuhan menghukum
manusia tanpa memberi kesempatan untuk bertobat?
Kisah Yunus mengajar kita untuk berfikir dari sudut
pandang Tuhan.
Jika pikiran tentang Tuhan bisa MENDOMINASI pikiran
kita, seharusnya kehidupan ini akan kita jalani dengan
lebih baik.
Kita tidak mungkin menjadi orang yang egois, malas,
pendendam, kasar, dsb. karena Tuhan tidak pernah
mengajar demikian.
Kita tidak mungkin menjadi orang yang suka GELISAH,
EGOIS, KASAR dan suka NGAMBEK seperti Yunus kalau
pikiran dan hati kita SELALU mengarah pada Tuhan.
Ijinkan saya bertanya, “Apakah kita perlu mendengar
kisah yang mengobarkan semangat dari para motivator
ulung agar kita tidak MEMBLE?”
“Apakah kita perlu menonton youtube kisah ilustrasi
orang tua yang ditindas anak nya barulah hati kita
tergerak memperhatikan orang tua?”
37
Sebenarnya kita tidak butuh ilustrasi cerita fiktif dari
para motivator ulung, hanya agar kita ter-SUGESTI
menjadi manusia yang lebih unggul.
Cukup belajar Firman Tuhan, arahkan hati pikiran
kepada Tuhan dan PRAKTEKkan.
Saya percaya Firman Tuhan itu sendiri akan mengubah
kita menjadi manusia yang lebih baik (Baca : 2 Timotius
3:16-17)
38
39