The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

RESUME MATERI KELOMPOK 1 DAN 2-dikonversi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mutiaraaksara10, 2021-03-31 04:59:36

RESUME MATERI KELOMPOK 1 DAN 2-dikonversi

RESUME MATERI KELOMPOK 1 DAN 2-dikonversi

KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN
DOSEN PENGAMPU : SITI CHOIRUL DWI ASTUTI, M. Tr. Keb

“RESUME MATERI”

DISUSUN OLEH
NAMA : ROSITA HASAN
NIM : 751540120062
KELAS : 1B KEBIDANAN

PRODI D III KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
T.A 2020-2021

A. ASFIKSIA
1. Pengertian Asfiksia

Asfiksia adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir mengalami
gagal nafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia
merupakan penyebab kematian bayi baru lahir. Setiap tahunnya terdapat
120 juta bayi lahir didunia dan 1 juta bayi meninggal disebabkan asfiksia.
Asfiksia juga tejadi apabila terdapat kegagalan pertukaran gas diorgan.
2. Faktor Penyebab Asfiksia

Faktor yang menyebabkan asfiksia antara lain keadaan ibu, 2ntibi
keadaan bayi, 2actor plasenta dan persalinan. Seringkali bayi yang baru
lahir tidak dapat diantisipasi akan mengalami kesulitan dalam bernafas,
sehingga akibat lebih lanjut dari asfiksia ini dapat menyebabkan epilepsi
dan keterbelakangan mental.
3. Klasifikasi Asfiksia
a. Asfiksia Ringan

Pada kasus asfiksia ringan, bayi dapat terkejut atau sangat
waspada, dengan peningkatan tonus otot, makan dengan buruk, dan
frekuensi pernapasan normal atau cepat. Temuan ini biasanya
berlangsung selama 24 sampai 48 jam sebelum sembuh secara spontan.
b. Asfiksia Sedang

Pada kasus asfiksia sedang, bayi dapat letargi dan mengalami
kesulitan pemberian makan. Bayi dapat mengalami episode apnea
kadang-kadang dan/atau konvulsi selama beberapa hari. Masalah ini
biasanya sembuh dalam satu minggu, tetapi masalah perkembangan
saraf jangka panjang mungkin ada.
c. Asfiksia Berat

Pada kasus asfiksia berat, bayi dapat terkulai atau tidak sadar dan
tidak makan. Konvulsi dapat terjadi selama beberapa hari, dan episode
apnea yang berat dan sering umumnya terjadi. Bayi dapat membaik
selama beberapa minggu atau tidak membaik sama sekali. Jika bayi ini
bertahan hidup, mereka biasanya menderita kerusakan otak permanen.

4. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Umum
1) Berikan oksigen dengan kecepatan aliran sedang.
2) Jika frekuensi pernapasan bayi kurang dari 30 kali per
menit, amati bayi secara cermat. Jika frekuensi pernapasan
selalu kurang dari 20 kali per menit, resusitasi bayi dengan
menggunakan kantung dan masker.
3) Jika bayi mengalami apnea :
a) Stimulasi bayi untuk bernapas dengan menggosok
punggung bayi selama 10 detik.
b) Jika bayi tidak segera mulai bernapas, resusitasi bayi
dengan menggunakan kantung dan masker.
4) Ukur glukosa darah. Jika glukosa darah kurang dari
45mg/d1 (2,6 mmol1/1), atasi glukosa darah yang rendah.
5) Jika ada tanda-tanda selain kesulitan bernapas, lihat
Temuan Multipel (paling sering Sepsis atau Asfiksia).
Untuk menentukan apakah masalah bayi karena ukuran
yang kecil atau apakah bayi mengalami asfiksia, sepsis,
atau sifilis congenital, dan lanjutkan untuk mengatasi
kesulitan bernapas.
6) Jika frekuensi pernapasan bayi lebih dari 60 kali per menit
dan bayi mengalami sianosis sentral (walaupun
mendapatkan oksigen dengan kecepatan aliran tinggi) tetapi
tidak ada tarikan dinding dada ke dalam atau grunting saat
ekspirasi, curagi adanya abnormalitas jantung congenital.
7) Klasifikasi kesulitan bernapas sebagai berat, sedang, atau
ringan dan lakukan penatalaksaan sesuai dengannya.

TANYA JAWAB

1. Penanya: Meilia Septi Nur Rohmah

Penjawab : Avia Dwi Ananda

Pertanyaan : Bagaimana Cara Kita Sebagai Bidan Untuk Mencegah Bayi
Yang Baru Lahir Agar Tidak Menderita Asfiksia?

Jawaban : Penggunaan alat bantu pernapasan untuk mengalirkan udara
ke paru-paru bayi. Sebagian bayi mungkin akan membutuhkan tambahan
gas nitric oxide melalui tabung pernapasan. Pemberian obat-obatan
untuk mengendalikan tekanan darah dan meredakan kejang apabila
terjadi.

2. Penanya : Miftahunnisa D. Djafar
Penjawab : Nur Indah Wartabone
Pertanyaan : jika bayi mengalami Asfiksia penanganan/pengobatan
seperti apa yang di berikan dan berapa lama bayi tersebut harus
menjalani pengobatan tersebut?

Jawaban : Asfksia yang terjadi pada bayi harus segera di tangani dengan
melakukan teknik muscle pumping. Teknik muscle pumping merupakan
salah satu tindakan untuk meningkatkan aliran balik darah vena menuju
ke jantung, yaitu untuk mengalirkan darah yang berada di ekstremitas
inferior bayi menuju ke atrium kanan sehingga terjadi sirkulasi darah
yang teratur, maka berpengaruh terhadap antibi pernafasan. Teknik
muscle pumping dapat digambarkan dengan cara menggerakan kedua
kaki bayi, posisi kedua lutut dilipat menuju kearah dada bayi. Sloane
(2003) menjelaskan bahwa curah jantung adalah volume darah yang
dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit, dan hal ini dipengaruhi ntibi
sirkulasi yang merupakan penghubung antara lingkungan eksternal dan
lingkungan cairan internal tubuh. Sistem ini membawa nutrisi ke semua
sel, jaringan, organ, serta membawa produk akhir ntibioti keluar. Melalui

teknik muscle pumping mampu meningkatkan curah jantung dan aliran
balik vena ke jantung.

3. Penanya : Yeni Eka Musdalifah

Penjawab : Divya Sarapang

Pertanyaan : Mengapa keadaan ibu merupakan faktor penyebab asfiksia
dan bagaimana tindakan bidan jika terjadi asfiksia berat pada bayi?

Jawaban : Faktor yang menyebabkan asfiksia antara lain keadaan ibu,
ntibi keadaan bayi, actor plasenta dan persalinan. Berdaasarkan hasil
penelitian yang dilakukan, angka kejadian asfiksia yang disebabkan oleh
penyakit ibu di antaranya preeklamsia dan eklamsi sebesar (24%),
anemia (10%), infeksi berat (11%), sedangkan pada persalinan meliputi
partus lama atau macet sebesar (2,8-4,9%), persalinan dengan
penyulit(seperti letak sungsang, kembar, distosia bahu, vakum ekstraksi,
forsep) sebesar (3-4%). Berdasarkan data tersebut mengenai jenis
persalinan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis
persalinan spontan dan tidak spontan dengan kejadian asfiksia. Seringkali
bayi yang baru lahir tidak dapat diantisipasi akan mengalami kesulitan
dalam bernafas, sehingga akibat lebih lanjut dari asfiksia ini dapat
menyebabkan epilepsi dan keterbelakangan mental.

Penanganan bidan apabila terjadi asfksia berat/kesulitan bernafas berat:
1) Pasang slang lambung untuk mengosongkan lambung dari udara
dan sekresi.
2) Atasi sepsis
3) Pantau dan catat frekuensi pernapasan bayi, adanya starikan
dinding dada ke dalam atau grunting saat ekspirasi, dan episode
apnea setiap tiga jam sampai bayi tidak lagi memerlukan oksigen
dan selama 24 jam kemudian.
4) Pantau respons bayi terhadap oksigen.
5) Saat bayi mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan :

a. Berikan perasaan ASI melalui slang lambung.
b. Saat oksegen tidak lagi dibutuhkan, izinkan bayi mulai

menyusu. Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan
perasaan ASI dengan menggunakan metode pemberian
makan alternative dan segera rujuk bayi ke rumah sakit
tersier atau pusat spesialisasi yang mampu membantu
ventilasi, jika memunginkan.

B. APGAR SKOR
1. Pengertian Apgar Score
Apgar score adalah saran untuk menilai kondisi bayi Anda di menit
pertama setelah bayi lahir. Ada lima parameter mudah untuk menilai
kondisi bayi secara umum. Skor ini digunakan oleh dokter untuk
menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan begitu bayi Anda lahir.
Apgar score meliputi sebagai berikut :
a. Denyut Jantung Janin
Denyut jantung bayi dihitung dan dinilai iramanya. 100
kali per menit sekornya 2, kurang dari 100 kali permenit
skornya 1 dan jika tidak berdenyut skornya 0.
b. Napas
Napas bayi untuk menilai kematangan dan kesehatan orang
pernapasan bayi Anda. Napas yang teratur skornya 2, napas
ireguler (tidak teratur) skornya 1, dan tidak bernapas sekornya
0.
c. Gerakan.
Untuk menilai kekuatan oto bayi Anda. Gerak secara aktif
skornya 2, gerakan sedikit (pasif) skornya 1, lemas skornya 0.
d. Warna kulit.
Ini untuk menilai seberapa baik paru-paru bayi Anda dalam
memompa oksigen ke seluruh tubuhnya. Kulit tubuh semua
berwarna merah (pink) skornya 2, tangan dan kaki kebiruan
skornya 1, semua kulit tubuh berwarna kebiruan skornya 0.
e. Refleks.
Menangis dan merintih digunakan untuk menilai respons
bayi Anda terhadap rangsangan. Menangis kuat skornya 2,
merintih skornya 1, tidak menangis skornya 0.

Masing-masing skor di atas kemudian dijumlahkan.
Sebagian besar bayi sehat akan mempunyai skor antara 7

sampai 10. Apgar score ini akan dinilai kembali di lima menit
berikutnya.

2. Kriteria Skor
Kriteria nilai dari masing-masing kriteria Apgar Score adalah:
a. Activity (aktivitas otot)
- Jika bayi menggerakkan kedua kaki dan tangannya secara
spontan begitu lahir, maka skoryang diberikan adalah 2
- Jika bayi hanya melakukan sedikit gerakan begitu lahir,
maka skor yang diberikan adalah 1
- Jika bayi tidak bergerak sama sekali begitu ia lahir , maka
skor yang diberikan adalah 0
b. Pulse (denyut jantung)
- Jika jantung bayi berdenyut setidaknya 100 kali per menit,
maka skor yang diberikanadalah 2
- Jika jantung bayi berdenyut kurang dari 100 kali per menit,
maka skor yang diberikan adalah1
- Jika jantung bayi tidak berdenyut sama sekali, maka skor
yang diberikan adalah 0
c. Appearance (warna kulit)
- Jika seluruh kulit di tubuhnya berwarna kemerahan, maka
skor yang diberikan adalah 2
- Jika kulit tubuh bayi berwarna kemerahan, tetapi tangan
dan kakinya berwarna kebiruan,maka skor yang diberikan
adalah 1
- Jika seluruh kulit bayi berwarna kebiruan, keabu-abuan,
atau pucat pasi, maka skor yangdiberikan adalah 0
d. Grimace (reflek gerak)

- Jika bayi menangis, batuk atau bersin, serta menarik diri
ketika dokter memberikanrangsangan, maka skor yang
diberikan adalah 2

- Jika bayi meringis, menangis lemah ketika ketika dokter
memberikan rangsangan, makaskor yang diberikan adalah 1

- Jika bayi tidak menangis atau bahkan merespons sama
sekali ketika dokter memberikanrangsangan, maka skor
yang diberikan adalah 0

e. Respiration ( pernapasan)
- Jika bayi langsung menangis dengan kencang dan kuat,
maka skor yang diberikan adalah 2
- Jika bayi hanya merintih, maka skor yang diberikan adalah
1
- Jika bayi tidak menangis sama sekali alias diam membisu,
maka skor yang diberikan adalah 0

3. Interpretasi Skor
Tes apgar juga adalah tes untuk menunujukan dengan cepat apakah

bayi baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera dan
tidak desaian untuk memberikan prediksi jangka panjang akan
kesehatan bayi tersebut.

TANYA JAWAB

1. Penanya : Rahmayani Adjiji
Penjawab : Frita Fatika Laisa
Pertanyaan : apakah penilaian apgar skore termasuk dalam pemeriksaan
pada bayi ketika kondisi kritis setelah melahirkan?

Jawaban : Iyaa karena Pada kasus tertentu, seperti ketika kondisi bayi
kritis setelah dilahirkan, maka akan dilakukan penilaian Apgar score
kembali pada menit ke-10, menit ke-15, dan menit ke-20 untuk
memantau perkembangan kondisi bayi. Kondisi kritis bayi bisa dilihat
dari hasil total penilaian Apgar score yang rendah, yaitu 0-3. Rendahnya
nilai ini juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko kematian bayi, cacat
otak, dan epilepsi pada bayi di kemudian hari, terutama jika Apgar score
tidak mengalami perbaikan pada 20 menit pertama sejak dilahirkan.

2. Penanya : Susanti Bioto
Penjawab : Riyani Oka
Pertanyaan : Bagaimana bila bayi memiiiki apgar skor yang rendah?
Jawaban : Banyak bayi dengan Apgar skor rendah justru sangat sehat
dan baik-baik saja setelah menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar
rahim. Bila dokter khawatir dengan Apgar skor bayi, ia akan memberi
tahu Ibu dan menjelaskan bagaimana kondisi bayi, apa yang mungkin
menjadi penyebabnya, dan perawatan yang perlu diberikan. Apgar skor
tidak dirancang untuk memprediksi kondisi kesehatan jangka panjang
bayi, perilakunya, intelegensinya, maupun kepribadiannya. Apgar skor
digunakan untuk membantu dokter mengetahui kondisi fisik bayi secara
keseluruhan agar bisa dengan cepat memutuskan apakah bayi
membutuhkan perawatan medis darurat. Setelah beberapa lama
menyesuaikan dengan lingkungan yang baru dan menerima perawatan
medis yang dibutuhkan, kebanyakan bayi akan baik-baik saja.

3. Penanya : Ni Luh Sulistiani
Penjawab : Novita Agustin
Pertanyaan : bagaimana cara menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi
yang baru lahir?
Jawaban : Untuk menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru
lahir, digunakan Neonatal Resuscitation Algorithm. Persiapan dimulai
dari sebelum bayi lahir yakni dengan menilai risiko perinatal.
Komponen dari Neonatal Resuscitation Algorithm adalah: 1. kehamilan
aterm. 2. bayi memiliki tonus otot yang baik. 3. bayi bernapas atau
menangis. Tiga komponen ini dinilai dalam 30 detik pertama kelahiran
bayi. Jika bayi butuh resusitasi, skor APGAR kemudian digunakan
untuk menilai respons bayi terhadap resusitasi. Pedoman dari Neonatal
Resuscitation Program menyatakan bahwa jika skor APGAR berjumlah
di bawah 7 setelah menit ke-5, penilaian dengan skor APGAR perlu
diulang setiap 5 menit sampai menit ke-20. Skor APGAR yang menetap
di angka 0 setelah menit ke-10 dapat menjadi pertimbangan untuk
melanjutkan atau menghentikan resusitasi. Sangat sedikit bayi dengan
skor APGAR 0 setelah menit ke-10 dapat bertahan hidup tanpa kelainan
neurologis. Pedoman resusitasi neonatus dari American Heart
Association tahun 2015 menyatakan jika dapat dikonfirmasi bahwa tidak
ada denyut jantung setelah paling tidak 10 menit, resusitasi dapat
dihentikan.


Click to View FlipBook Version