Kisah Hidupku
Namaku Yuanna Elsiha Pranoto. Aku lahir pada 18 Januari 2005 di kota Pasuruan. Aku terlahir sebagai
anak tunggal dari Ayahku yang bernama Yudhistira Pranoto dan Ibuku yang bernama Febri Andriani.
Aku memiliki keluarga kecil yang bahagia. Kedua orang tuaku mampu memenuhi semua kebutuhan yang
aku perlukan. Aku memulai masa sekolahku di umur 3 tahun lebih 4 bulan. Aku menempuh taman kanak-
kanak hanya dalam waktu 3 bulan. Setelah 3 bulan berada di taman kanak-kanak, aku naik ke TK A dan
menjalani masa sekolahku seperti anak pada umumnya.
Di masa awal sekolahku banyak hal yang sebenarnya menyedihkan, namun apabila diingat kembali hal
tersebut menjadi hal yang lucu. Salah satunya, ketika masih TK banyak orang tua di depan kelas sedang
menunggu anaknya mengikuti pelajaran termasuk ibuku. Karena aku selalu ditemani oleh ibuku aku tidak
pernah merasa takut hingga suatu hari, secara diam-diam ibuku meninggalkan aku disaat itu pula aku
langsung menangis dengan kencang.
Aku pernah mengikuti lomba menggambar bersama teman-teman ketika aku masih TK. Dengan ditemani
oleh para guru dan orang tua aku dan teman-teman mengikuti lomba menggambar tersebut dengan baik
dari awal hingga akhir. Masa taman kanak-kanak aku lalui dengan tawa dan tangis hingga akhirnya aku
menyelesaikan masa Taman Kanak-Kanakku dan melanjutkan ke Sekolah Dasar.
Ketika menginjak SD hal yang aku alami semakin beragam. Mulai dari hal yang menyenangkan,
menegangkan, hingga hal menyedihkan. Aku mempunyai banyak teman baru di masa SD. Ketika SD,
hampir setiap tahun aku merayakan ulang tahun di sekolah. Kue ulang tahun dengan hiasan-hiasan yang
lucu dan bingkisan makanan ringan setiap tahun disiapkan untuk merayakan ulang tahunku.
Hari demi hari aku lalui, tibalah aku di kelas 3 SD. Di kelas 3 aku mendapatkan seorang wali kelas yang
sangat disiplin. Suatu hari, sudah saatnya untuk aku dan teman-teman untuk pulang tetapi wali kelas kami
belum kembali ke kelas setelah melakukan rapat. Awalnya kami memutuskan untuk menunggu sebentar,
namun sudah 15 menit dan wali kelas kami tak kunjung datang akhirnya kami memilih untuk pulang.
Beberapa dari kami sudah pulang tapi ada beberapa juga yang masih di kelas untuk melakukan piket atau
menunggu temannya melakukan piket. Pada hari itu kebetulan aku harus melakukan piket sehingga aku
masih berada di kelas.
Kami melakukan piket kami seperti biasanya hingga selesai. Lalu kami bergegas untuk meninggalkan
kelas dan pulang. Tetapi, tiba-tiba wali kelasku datang dan bertanya kemana teman yang lain. Ketika
mengetahui bahwa sebagian besar muridnya sudah pulang, beliau marah dan meminta kami untuk
kembali ke kelas. Di kelas kami duduk di bangku kami masing-masing, dan beliau menasehati kami.
Beliau berkata bahwa seharusnya kami lapor terlebih dahulu kepada beliau di ruang guru sebelum
meninggalkan kelas.
Di tahun 2015 ketika aku berada di kelas 5 SD, nenek yang sangat aku cintai meninggal. Beliau telah
mengidap penyakit kanker hati selama belasan tahun. Segala pengobatan diusahakan sehingga ia dapat
bertahan hingga akhirnya 2015 ia meninggalkan keluarganya. Perjuangannya dalam melawan
penyakitnya sangat mengagumkan.
Di kelas 6 SD aku mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian nasional dan ujian sekolah. Akhirnya, aku
bisa melakukannya dengan baik dan mendapatkan nilai yang memuaskan. Beranjak ke SMP, aku
menjalani hari-hari ku seperti siswa pada umumnya. Aku pernah mengikuti lomba paduan suara mewakili
sekolah dan berhasil mendapatkan juara pertama. Sama seperti ketika kelas 6 SD, ketika kelas 9 SMP aku
juga mempersiapkan diriku dengan matang untuk mengikuti berbagai ujian kelulusan.
Menginjak SMA, awalnya aku menjalani masa SMA ku seperti anak SMA pada umunya. Namun, di
bulan Maret 2020 para pelajar diharuskan melakukan pembelajaran secara daring. Di surat edaran di
katakan bahwa para siswa melakukan PJJ selama 2 minggu, tetapi ternyata hingga saat ini kami masih
melakukan PJJ.
Dalam hidup ini tidak semua hal yang terjadi akan menyenangkan. Hidup kita terus berputar bagaikan
roda. Ketika kita berada diatas, kita merasa senang namun ketika dibawah kita merasa sedih, kecewa,
putus asa. Meskipun hidup kita sedang berada di masa yang tidak enak kita tidak boleh menyerah kita
tetap harus berjuang. Kita harus terus berusaha agar kita bisa memperoleh hasil yang maksimal. Usaha
kita akan menentukan hasil yang kita peroleh. Karena, apa yang kita tabur itu pula yang akan kita tuai.