PETA JALAN SEORANG PRAJURIT
Suatu ketika saya tiba di sebuah ibadah raya agak terlalu awal dari jam
ibadah. Seorang pengerja muda sedang mengatur kursi-kursi yang akan
dipakai untuk ibadah. Dari pintu ruangan saya menyapa dia sambil
mengacungkan jempol, sambil mengekspresikan apresiasi saya kepadanya.
Wajahnya menampakkan ketidakmengertiannya; mengapa saya begitu
mengapresiasi dia. Saya dekati dia, dan mengatakan: “Kamu bisa buat
pekerjaan ‘sederhana’ ini menjadi sebuah pelayanan yang luar biasa.
Caranya, urapilah setiap kursi yang kamu pegang agar siapapun yang duduk
di kursi itu nantinya akan mengalami jamahan/lawatan Tuhan.”
Di dalam Tuhan, kita baru bisa excited dan bersemangat ketika menemukan
nilai rohani dari pelayanan yang sedang kita kerjakan. Pada titik itu
muncullah keinginan kita untuk bisa melakukannya sebaik mungkin.
Hal itu berlaku pula dalam pelayanan sebagai prajurit doa, yang dalam hal
ini mengambil tipologi dari pasukan Daud.
TIGA LEVEL KEPRAJURITAN
Secara strategis, sehubungan dengan 3 level peperangan rohani yang
terjadi, yaitu :
• Tingkat Dasar
• Tingkat Taktis
• Tingkat Strategis
maka pasukan doa juga terbagi atas 3 level kualifikasi, yang masing-masing
memiliki kapasitas yang cukup untuk melakukan peperangan pada
tingkatan yang tersedia bagi mereka. Hal itu nampak di dalam hirarki
pasukan tempurnya Daud; yang terdiri atas:
1. Prajurit
Ketika Daud melarikan diri ke gua Adulam, dia mendapati 400 orang
yang keadaannya menyedihkan. Mayoritas mereka adalah suku-suku
minoritas yang hidupnya tertindas, dan sebagian yang lain adalah
pelarian dari kejaran penegak hukum.
Daud berbekal pengalaman hidupnya menghayati seperti apa rasanya
49
hidup tertindas dan dikejar-kejar musuh. Namun di sisi lain dia juga
adalah orang dengan iman perkasa tidak membiarkan hal-hal itu
menjajah hatinya.
Itulah yang yang dia lakukan di dalam gua itu; membuat ke 400 orang pria
yang sebelumnya adalah pecundang, bangkit menjadi pasukan yang
gagah berani.
Ini berbicara tentang orang percaya yang memenangkan peperangan
rohani tingkat dasarnya, mengalami transformasi pribadi:
• pulihnya citra diri,
• pulihnya citra Bapa dalam dirinya,
• menang dari kebiasaan buruk dan
• sembuh dari luka batin/kepahitan hati
• bebas dari pengaruh/kuasa dan kutuk okultisme
Itulah kualifikasi 400 orang tersebut, terobosan dari pecundang menjadi
prajurit yang pemberani.
2. Perwira
Ini berbicara tentang level keterampilan dan produktifitas dalam
melakukan peperangan yang berbeda-beda diantara ke 400 prajurit
Daud. Dalam kenyataannya, disetiap peperangan ada prajurit-prajurit
yang kelihatannya maju ke medan perang, namun disisi lain ada yang
mengambil posisi di barisan paling belakang, atau bahkan berlindung di
balik pohon atau batu besar. Mereka tidak punya mental yang berani
menghadang atau menyongsong musuh, sehingga diakhir petempuran
tidak ada satu prajurit musuhpun yang ditaklukkannya. Dia tidak sadar
bahwa pilihan itu cukup berbahaya. Manakala musuh dalam tipu
muslihatnya menyerang dari arah belakang, merekalah yang lebih dahulu
akan menjadi korban.
Ini berbicara tentang orang-orang yang mendaftar menjadi prajurit doa,
tetapi tidak punya spirit yang perkasa untuk berjuang bagi Kerajaan
Allah. Di satu sisi pelayanannya tidak menghasilkan apa-apa bagi
Kerajaan Allah, bahkan akhirnya membahayakan diri mereka sendiri.
Kisah-kisah dalam 2 Samuel 10,11 memperlihatkan integritas, loyalitas
dan kapasitas seorang prajurit yang berkualifikasi perwira.
50
Daud mendapati bahwa diantara mereka ada 30 orang yang melakukan
peperangan mereka dengan keterampilan dan keperkasaan yang di atas
rata-rata; berdiri di garis depan dan gigih dalam pertempurannya. Daud
menetapkan mereka sebagai perwira-perwira dalam pasukan.
Seorang perwira di medan pertempuran :
• Mengambil keputusan lapangan
• Mengalahkan lebih banyak musuh
Dalam konteks prajurit doa masa kini, itu adalah kualifikasi seseorang yang
memiliki talenta dan karunia Roh dan mendayagunakannya dalam
melakukan peperangan rohani untuk memperluas Kerajaan Allah.
3. Pahlawan
Suatu masa, penghuni gua Adulam sedang sibuk mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan menyongsong panen. Ada 3 (tiga) orang prajurit
yang tidak larut dalam suasana itu. Dalam kepekaan; mereka:
• Menyadari bahwa Daud sedang tidak ada diantara mereka
• Menangkap kegalauan Daud merindukan air dari sumur didekat
Betlehem yang sedang dikuasai oleh Filistin
• Memutuskan untuk mempertaruhkan nyawa mereka untuk
memenuhi kerinduan Daud tersebut
Event tersebut memperlihatkan level kepekaan dan kerelaan berkorban,
yang tidak dipunyai oleh prajurit-prajurit lain.
Dalam konteks prajurit doa masa kini, itu adalah kualifikasi seseorang yang
memiliki kepekaan yang tinggi untuk menangkap dengan akurat tuntunan
dan kehendak Tuhan, dan totalitas dalam melaksanakannya; apapun
harga yang harus di bayar.
Posisi pendoa-pendoa inti dalam sebuah Menara Doa seyogyanya diisi
oleh orang-orang dengan kualifikasi seperti ini.
Mereka dikaruniai kepekaan untuk dengan cermat
menangkap/memetakan situasi yang sedang berkembang di wilayah
Menara Doa mereka, meresponi dengan tepat dan penuh kuasa, dan
menggerakkan pendoa-pendoa yang mereka pimpin untuk melakukan
peperangan rohani didalam cara yang diwahyukan oleh Tuhan.
51
Sesungguhnya, ketika sedang di dalam Menara Doa, jika kita jeli dan peka,
kita akan melihat level-level keprajuritan para pendoa:
• ada yang hanya sekedar ikut berdoa,
• ada yang memperlihatkan kegigihan dalam berdoa, dan
• ada yang memperlihatkan ketajaman kepekaan rohani dalam berdoa.
Tentunya semua mereka berharga dan patut dihargai kehadirannya. Tidak
ada satu pasukan pun di dunia ini di mana semua anggotanya berpangkat
jenderal. Setiap level punya fungsinya masing-masing dan saling
melengkapi.
___________________
If you want to enjoy rainbow,
be prepared to endure the storm
- Warren Wiersbe -
Life is not about comfort.
It’s about saying: “God, give me another
mountain!”
- John Ortberg -
52
KARUNIA-KARUNIA ROH
PROSES MENERIMA KARUNIA ROH
Orang percaya yang kerohaniannya bertumbuh menjadi dewasa rohani,
maka Roh Kudus akan mendorong dia untuk menghasilkan buah roh seperti
yang tertulis dalam Galatia 5:22,23. Lalu dalam satu titik perjalanan
rohaninya, ia akan mengalami baptisan Roh Kudus, yaitu ketika Roh Kudus
memenuhi dia dengan kuasa-Nya (Kisah Para Rasul 1:8).
Inti sari dari buah roh adalah Kasih; kepada Tuhan dan kepada sesama.
Orang yang dikuasai Roh Kudus sedemikian rupa sampai menghasilkan
buah roh dalam hidupnya, jika melihat orang susah, terjerat hutang, konflik
keluarga, masalah pekerjaan dan sebagainya; hatinya akan selalu terbeban
untuk melakukan sesuatu. Ketika di dalam beban hati yang penuh kasih dia
bertindak – berdoa – Roh Kudus yang sangat berkenan akan hal itu akan
menopang dan memberdayakan dia dengan kuasa supra natural-Nya. Itulah
dimana Karunia Roh ber-manisfestasi.
Di dalam Menara Doa kita akan menjumpai orang-orang jenis ini, sepertinya
doanya penuh kuasa. Sebenarnya adalah dia dan kuasa supranatural dari
Roh Kudus sedang bekerja sama di dalam doa tersebut.
Kebenarannya adalah pemberdayaan supranatural hanya bekerja ketika
Kasih menguasai hati seseorang dan mendorong dia untuk menolong
sesama, dan secara korporat terminologi Alkitab tentang hal ini adalah
‘membangun Tubuh Kristus.’
“Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara?
Bilamana kamu berkumpul,
hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu:
yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah,
atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh,
tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.”
1 Korintus 14:26
JENIS-JENIS KARUNIA ROH
“Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk
kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan
53
karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain
Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan
pengetahuan.
Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada
yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang
seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan
kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada
yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan
bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia
untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. 1 Korintus 12:7
1. Perkataan Hikmat
Yaitu kemampuan istimewa untuk mengetahui pikiran Roh Kudus,
sehingga memiliki wawasan dan mengetahui cara pemecahan terbaik
sehubungan dengan sebuah situasi atau masalah.
(1 Raja-Raja 3:16-18; 2 Tawarikh 9:1-3; Matius 22:21)
2. Perkataan Pengetahuan/Marifat
Yaitu kemampuan istimewa untuk menyerap pengetahuan Allah,
sehingga dapat mengetahui dan mengungkapkan hal-hal yang
terselubung.
(2 Raja-Raja 5:26; Daniel 1:17; Kisah Para Rasul 5:3)
3. Karunia Iman
Yaitu kemampuan istimewa untuk mengerti kehendak Tuhan pada suatu
saat dan dengan kepercayaan luar biasa memperkatakannya sehingga
menjadi kenyataan.
(2 Raja-Raja 2:19-22; Kisah Para Rasul 3:6)
4. Karunia Kesembuhan
Yaitu kemampuan istimewa untuk dalam tuntunan Tuhan melakukan
tindakan iman yang menyebabkan kuasa Tuhan bekerja dan mukjizat
kesembuhan terjadi atas diri seseorang diluar cara-cara yang
54
biasa/alamiah.
(2 Raja-Raja 5; Kisah Para Rasul 14:8-10)
5. Karunia Mukjizat
Yaitu kemampuan istimewa untuk bertindak sebagai pengantara bagi
Allah untuk melakukan perbuatan-perbuatan supranatural secara nyata.
(1 Raja-Raja 18:38; Kisah Para Rasul 20:9-12)
6. Karunia Nubuat
Yaitu kemampuan istimewa untuk menerima dan menyampaikan pesan
Tuhan dalam ucapan yang diurapi Tuhan dan dalam bahasa yang dapat
dimengerti orang lain.
(1 Raja-Raja 21:19; Yesaya 9:5; Kisah Para Rasul 11:28)
7. Membedakan Bermacam-macam Roh
Yaitu kemampuan yang memungkinkan kita mengenali jenis-jenis roh,
dan membedakan antara yang berasal dari Tuhan, manusia atau setan.
(1 Raja-Raja 22:23; Kisah Para Rasul 16:17-18)
8. Berkata-kata dalam Bahasa Roh
Yaitu kemampuan berbicara kepada Allah dan menerima serta
menyampaikan pesan langsung dari Allah untuk jemaat-Nya melalui
pernyataan ilahi yang diurapi, dalam bahasa yang tidak pernah kita
pelajari sebelumnya.
(1 Korintus 14:2, 27; Kisah Para Rasul 2:7-11)
9. Menafsirkan Bahasa Roh
Yaitu kemampuan istimewa untuk menangkap makna bahasa Roh.
(1 Korintus 14:27)
Allah memberikan karunia Roh menurut kehendak-Nya sendiri. Ia
menempatkan kita secara khusus seperti yang dikehendaki-Nya. Dengan
demikian kita akan menerima karunia tertentu yang sesuai dengan peranan
kita dalam pelayanan. Karunia Roh Kudus dapat juga diperoleh melalui
55
penumpangan tangan/impartasi .
(1 Korintus 12:18; Kisah Para Rasul 9:17; 2 Timotius 1:6)
PROTOKOL PROFETIK
Pertemuan-pertemuan profetik seperti sesi-sesi doa di dalam Menara Doa
tidak akan lepas dari manisfestasi karunia-karunia Roh. Dalam hal ini kita
perlu mempertimbangkan pesan-pesan rasul Paulus:
• “Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan
berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak
lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.” 1 Korintus 13: 8,9
• “Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah
nubuat-nubuat.
Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.” 1 Tesalonika 5:19-21
Sekilas, kedua ayat tersebut terkesan kontradiktif, namun sebenarnya Paulus
sedang mengajarkan cara kita menangani manifestasi-manifestasi karunia
Roh. Di satu sisi kita perlu menaruh perhatian namun di lain sisi kita perlu
menguji. Kita tidak perlu alergi dengan nubuatan/penglihatan/pesan
profetik. Orang-orang yang super biblical akan segera menyergap hal-hal
itu dengan kata-kata: “Dimana ayatnya?.” Padahal tentang Roh Kudus,
Tuhan Yesus sendiri berkata:
“Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang
kamu belum dapat menanggungnya.
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu
ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari
diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang
akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang
akan datang.” Yohanes 16:12-13
Berdasarkan kata-kata Tuhan Yesus tersebut, didalam perjalanan kita
bersama Roh Kudus akan ada hal-hal yang Tuhan Yesus belum sampaikan
kepada kita, artinya tidak ada di dalam Alkitab.
Oleh sebab itu, pemimpin pertemuan doa perlu bisa mempraktikkan kedua
hal ini di dalam tegangan yang sama. Ingatlah bahwa salah satu esensi yang
signifikan di dalam Menara Doa adalah Kesatuan Tubuh Kristus.
56
TATA LAKSANA
PENDIRIAN MENARA DOA
Supaya setiap pembukaan dan penyelenggaraan Menara Doa itu lebih bisa
'endureth', sebaiknya di awali dengan memenuhi kebutuhan minimum bagi
sebuah Menara Doa:
1. Fasilitator
Dalam hal ini perlu adanya satu orang yang sungguh-sungguh memiliki
kerinduan untuk melayani dalam bidang pelayanan doa, dan punya
beban hati untuk menjadi juru syafaat bagi daerahnya.
2. Properti
Dalam hal ini diperlukan adanya sebuah ruangan yang didedikasikan
sepenuhnya untuk Menara Doa, bukan sebuah ruangan yang hari/jam ini
digunakan untuk berdoa, lalu pada hari/jam lain digunakan untuk Sekolah
Minggu/PAUD dan sebagainya.
3. Pasukan Doa
Dalam hal ini diperlukan setidaknya 35 pendoa syafaat yang berasal dari
minimum 5 gereja yang berlainan; yang berkomitmen kepada pelayanan
ini. Dasar perhitungannya adalah karena Menara Doa ini berjaga-jaga 7
hari (@ minimum 2 jam) dalam seminggu maka dalam setiap sesi doa di
isi oleh satu regu terdiri atas 5 pendoa.
PENYELENGGARAAN MENARA DOA
Setiap Fasilitator Menara Doa diharapkan memiliki sarana administrasi dan
pola pikir yang berorientasi kepada pengembangan Menara Doa nya
sehingga tidak statis, namun terus meningkat, secara kualitas dan kuantitas.
Dalam hal ini meliputi:
1. Peta Teritorial
Setiap Menara Doa perlu di lengkapi dengan peta, setidaknya peta
daerah yang di cover oleh Menara tersebut, namun yang paling praktis
adalah bola dunia, karena mencakup seluruh dunia.
Manfaatnya adalah membentuk perspektif para pendoa ketika sedang
mendoakan satu wilayah tertentu.
57
2. Jurnal Profetik
Di dalam pertemuan-pertemuan doa dimana karunia Roh ber manifestasi,
dimungkinkan adanya pesan dan tuntunan Tuhan melalui penglihatan,
perkataan nubuatan dan sebagainya.
Dengan mengingat kaidah-kaidah pengujian dan perhatian terhadap
nubuatan-nubatan, fasilitator menyediakan sebuah file (soft file atau hard
file) untuk mendokumentasikan hal itu, untuk dapat dibaca oleh setiap
orang yang datang berdoa di Menara Doa.
Manfaat daripada Jurnal Profetik adalah kita dapat mengantisipasi hal-hal
yang akan terjadi dan sudah lebih dahulu Tuhan beritahukan kepada
gereja-Nya.
3. Pertemuan Doa
Para pendoa yang datang berdoa di dalam Menara Doa sudah tentu
disambut dengan pintu terbuka. Namun didalam pelaksanaannya,
fasilitator perlu 'memiliki' satu pasukan doa, yang terdiri dari
pendoa-pendoa inti yang terdaftar; untuk dijadwal sebagai penjaga
menara, menurut jadwal operasional menara.
Manfaat daripada pengaturan ini adalah:
• Kepastian adanya penjaga menara yang memimpin setiap sesi
menara doa
• Kepastian adanya standar kualifikasi pendoa yang memimpin sesi
doa untuk menghindari terjadinya sesi doa yang kering, suam
bahkan mati suri.
Dengan demikian dalam setiap sesi menara doa, yang hadir terdiri dari 2
kriteria, penjaga menara dan pengunjung menara
4. Database Prajurit Doa
Fasilitator diharapkan untuk pertama kali dan selanjutnya terus menerus
me-rekrut prajurit doa demi:
a. Memperkuat tim pelayanan dalam sesi doa
b. Memungkinkan penambahan jadwal sesi doa
c. Sebagai cadangan jika ada prajurit doa yang sudah dijadwal kemudian
berhalangan.
58
Fasilitator juga diharapkan mengadakan fellowship sekali sebulan
dengan seluruh prajurit doa nya untuk mempererat tali persaudaraan dan
juga sebagai apresiasi terhadap mereka.
5. Penjadwalan
Fasilitator membagi keseluruhan pasukan doanya dalam regu-regu jaga,
yang masing-masing dipimpin oleh seorang pendoa yang dipandang
paling dewasa diantara regu itu, atau mungkin juga yang dipilih oleh
anggota regu tersebut.
Disarankan agar dalam setiap regu terdapat satu - dua orang yang bisa
memainkan alat musik.
Dalam pelaksanaannya, fasilitator hanya menjadwal regu demi regu,
sebab anggota regu tidak berpindah-pindah dari satu regu ke regu yang
lain.
Dalam keadaan kesehariannya, keberadaan regu jaga tersebut mirip
sebuah kelompok sel.
Fasilitator juga melakukan pertemuan berkala dengan para kepala regu
dan bentuk pertemuannya seperti pertemuan kelompok sel, artinya ada
interaksi dua arah.
6. Kehadiran
Fasilitator menyediakan 2 (dua) buku untuk merekam kehadiran dalam
sesi-sesi doa, yaitu:
a. Buku Tamu
Untuk setiap pengunjung non prajurit terdaftar menuliskan nama,
alamat, gereja, nomor HP, dan jam kehadiran.Tujuannya agar fasilitator
dapat membuat data dan statistik tentang:
• jumlah kehadiran tamu, dan
• gereja-gereja mana yang jemaat nya mengunjungi Menara Doa.
Data tersebut berguna sebagai bahan evaluasi dan mendesain
rencana pengembangan Menara Doa di masa mendatang.
b. Buku Absensi
Dalam setiap sesi doa para prajurit doa mencatatkan kehadirannya.
59
Manfaatnya adalah untuk:
• mengevaluasi komitmen dan kesetiaan setiap prajurit
• mengamati untuk menemukan calon kepala regu jaga baru
7. Keuangan
Fasilitator dapat menyediakan kotak persembahan di luar ruangan doa,
namun sama sekali tidak mengumumkan atau menganjurkan
pengunjung untuk memberi persembahan.
Penggunaan persembahan sepenuhnya untuk kepentingan operasional
Menara Doa tersebut, misalnya membayar tagihan listrik, penyediaan air
mineral dan sebagainya.
8. Sosialisasi
Jika kondisi mengijinkan, fasiltator dapat mendesain dan menyediakan
brosure tentang Menara Doa yang sekaligus memuat formulir
pendaftaran untuk menjadi prajurit doa. Konten brosure tersebut
meliputi:
a. Visi
b. Jadwal Sesi Doa
c. Info bahwa setiap orang bisa join
d. Nomor Seluler Contact Person
Tujuannya:
• Pengunjung Menara Doa tertarik untuk membaca, dan mungkin
juga kemudian bergabung sebagai prajurit doa di lingkungan
Menara Doa tersebut, atau membagikannya kepada
kenalan-kenalannya.
• Brosure tersebut dapat di bagikan kepada gereja-gereja se-kota
sebagai sosialisasi.
Sektor ini sangat penting untuk dilakukan, sesuai dengan semangat
unity, dan fungsi sebagai penjaga bersama atas kota, propinsi, bahkan
negara.
Jika sektor ini digarap dengan baik, dalam praktiknya Menara Doa ini
akan dikenali keberadaannya oleh gereja-gereja se-kota dan mereka
akan datang berdoa secara berkelompok.
60
9. Berjejaring
Di Indonesia, bahkan di seluruh dunia tersebar Menara-Menara Doa yang
fungsi dan visinya sama dengan Menara Doa kita, sehingga sangat baik
jika membangun jejaring hubungan dengan mereka.
Manfaat hubungan berjejaring adalah tukar menukar informasi, berbagi
beban doa, dan melakukan doa bersama.
Daftar Pustaka
61
PONDOK DAUD
KEHIDUPAN ORIENTASI MELAYANI
Adalah kurikulum pemuridan untuk melengkapi dan menberdayakan jemaat; dengan tujuan
agar jemaat menjadi dewasa rohani dan berkomitmen untuk hidup membawa dampak.
Teaching Material tersebut terstruktur dalam 4 buku:
// KOM 100: THE SEEKER // KOM 300: THE SOLDIER
1KO00M K3O0M0
MENGENAL ALLAH DAN MENEGAKKAN
TINGGAL DI DALAM KRISTUS KERAJAAN ALLAH
THE SEEKER THE SOLDIER
// KOM 200: THE SERVANT // KOM 400: THE STEWARD
K2O0M0 K4O0M0
MENGUBAH HIDUP DAN MEMELIHARA
MENJANGKAU SESAMA KEHIDUPAN BATINIAH
THE SERVANT THE STEWARD
E-mail: [email protected]
Online Book Store: https://areopagus.hmministry.net