The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by dini.trihardini, 2021-12-01 01:44:23

Eksplorasi 1.2 _ B Pelajar_Pancasila

Eksplorasi 1.2 _ B Pelajar_Pancasila

B. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, pada modul sebelumnya kita sudah

mempelajari mengenai filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Pemikiran
filosofis Ki Hadjar Dewantara dinilai masih relevan untuk diterapkan pada
dunia pendidikan saat ini. Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa tujuan
dari pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Ki
Hadjar Dewantara juga mengemukakan bahwa dalam proses menuntun,
anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh
para pendidik agar anak tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya.
Semangat agar anak bisa bebas belajar, berpikir, agar dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan berdasarkan kesusilaan manusia ini yang
akhirnya menjadi tema besar kebijakan pendidikan Indonesia saat ini,
Merdeka Belajar.

Semangat Merdeka Belajar yang sedang dicanangkan ini juga
memperkuat tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana Pendidikan diselenggarakan agar setiap
individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kedua
semangat ini yang kemudian memunculkan sebuah pedoman, sebuah
penunjuk arah yang konsisten, dalam pendidikan di Indonesia. Pedoman
tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2020)

Profil Pelajar Pancasila ini dicetuskan sebagai pedoman untuk
pendidikan Indonesia. Tidak hanya untuk kebijakan pendidikan di tingkat
nasional saja, akan tetapi diharapkan juga menjadi pegangan untuk para
pendidik, dalam membangun karakter anak di ruang belajar yang lebih kecil.
Pelajar Pancasila disini berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan

memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar yang memiliki profil ini
adalah pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya.
Dimensi ini adalah: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan
berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5)
Bernalar kritis; 6) Kreatif. Keenam dimensi ini perlu dilihat sebagai satu buah
kesatuan yang tidak terpisahkan. Apabila satu dimensi ditiadakan, maka profil
ini akan menjadi tidak bermakna. Sebagai contoh: ketika seorang pelajar
perlu mengeluarkan ide yang baru dan orisinil untuk memecahkan masalah,
diperlukan juga kemampuan bernalar kritis untuk melihat permasalahan yang
ada. Solusi yang dihasilkan juga perlu mempertimbangkan akhlak kepada
makhluk hidup lain yang dapat dimunculkan dari dimensi beriman, bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Dalam mewujudkan
solusinya, ia pun perlu melibatkan orang lain dengan tetap menghargai
keragaman latar belakang yang dimiliki (dimensi Gotong Royong dan
Berkebinekaan Global). Untuk lebih jelasnya, berikut adalah sekilas penjelasan
mengenai Profil Pelajar Pancasila ini.

1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.
Murid dengan dimensi profil ini berarti murid tersebut mengamalkan
nilai-nilai agama dan kepercayaannya sebagai bentuk religiusitasnya,
percaya dan menghayati keberadaan Tuhan serta memperdalam
ajaran agamanya yang tercermin dalam perilakunya sehari-hari
sebagai bentuk penerapan pemahaman terhadap ajaran agamanya.
Dalam usahanya memperkuat iman dan ketakwaannya kepada Tuhan
Yang Maha Esa, murid dengan profil ini juga menghargai segala bentuk
ciptaan Nya, baik itu alam tempat ia tinggal, manusia lain, dan yang
juga tidak boleh dilupakan, dirinya sendiri. Dengan menghargai
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dirinya sendiri, orang lain,
serta alam, maka seorang murid dapat memenuhi dimensi ini.
Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
● Akhlak Beragama.
Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu ataupun
memiliki:
- Mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa
- Pemahaman agama/kepercayaan
- Pelaksanaan ajaran agama/kepercayaan
● Akhlak Pribadi.
Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan
ataupun memiliki:
- Integritas (sebagai bentuk penghormatan terhadap diri
sendiri dalam relasi dengan orang lain)
- Merawat diri secara fisik, mental, dan spiritual
● Akhlak kepada manusia
Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan:
- Mengutamakan persamaan dengan orang lain dan
menghargai perbedaan
- Berempati kepada orang lain

● Akhlak kepada Alam

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan:

- Menjaga lingkungan

- Memahami keterhubungan ekosistem bumi

● Akhlak bernegara

Dalam elemen ini seorang murid mampu menunjukkan:

- melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara

2) Berkebinekaan Global

Murid dengan dimensi profil ini merupakan seorang murid yang

berbudaya, memiliki identitas diri yang matang, mampu menunjukkan

dirinya sebagai representasi budaya luhur bangsanya, serta terbuka

terhadap keberagaman budaya daerah, nasional, global. Hal ini dapat

diwujudkan dengan kemampuan berinteraksi secara positif antar

sesama, memiliki kemampuan komunikasi interkultural, serta mampu

memaknai pengalamannya di lingkungan majemuk sebagai

kesempatan pegembangan dirinya.

Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Berkebinekaan Global:

● Mengenal dan menghargai budaya

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu:

- Mendalami budaya dan identitas budaya

- Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan

budaya, kepercayaan, serta praktiknya

- Menumbuhkan rasa menghormati terhadap

keanekaragaman budaya

● Komunikasi dan interaksi antar budaya

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan:

- Berkomunikasi antar budaya

- Mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai

perspektif

● Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman

kebinekaan.

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan:
- Melakukan refleksi terhadap pengalaman kebinekaan
- Menghilangkan stereotip dan prasangka
- Menyelaraskan perbedaan budaya

● Berkeadilan Sosial.
Dalam elemen ini seorang murid mampu:
- Turut serta aktif, membangun masyarakat yang adil, inklusif
dan berkelanjutan
- Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
bersama
- Memahami peran individu dalam demokrasi

3) Gotong Royong
Seorang murid yang memiliki dimensi Gotong Royong berarti murid
tersebut mampu berkolaborasi dengan orang lain dan secara proaktif
mengupayakan pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan orang-
orang yang ada dalam masyarakatnya. Murid tersebut juga sadar
bahwa Ia tidak hidup sendiri, memiliki kesadaran diri sebagai bagian
dari kelompok, sehingga perlu ada usaha dari dirinya untuk membantu
pencapaian kebahagiaan kelompoknya.
Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Gotong Royong:
● Kolaborasi
Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan:
- Kerjasama
- Berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama
- Menumbuhkan rasa saling ketergantungan positif
(menyadari peran dirinya dan peran orang lain dalam
kontribusinya dalam pencapaian tujuan kelompok)
- Koordinasi Sosial (melakukan koordinasi demi pencapaian
tujuan bersama)
● Kepedulian

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan
atau memiliki:

- Tanggap terhadap lingkungan
- Persepsi sosial (memahami dan menghargai lingkungan

sosialnya, untuk memunculkan situasi yang sejalan
dengan kesejahteraan lingkungan sosialnya)
● Berbagi (memberi dan menerima segala hal yang penting bagi
kehidupan pribadi dan bersama)
4) Mandiri
Seorang murid yang memiliki dimensi mandiri berarti murid tersebut
mempunyai prakarsa atas pengembangan diri dan prestasinya dan
didasari pada pengenalan kekuatan serta keterbatasan dirinya serta
situasi yang dihadapi, dan bertanggung jawab atas proses dan
hasilnya. Murid yang memiliki dimensi ini juga mampu mengelola dirinya
sendiri (pikiran, perasaan, tindakan) untuk mencapai tujuan pribadinya
ataupun tujuan bersama.
Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Mandiri:
● Pemahaman diri dan situasi
Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu:
- Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang
dihadapi
- Mengembangkan refleksi diri
● Regulasi Diri
Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu:
- Regulasi Emosi
- Menetapkan tujuan dan rencana strategis
pengembangan diri dan prestasi
- Memiliki inisiatif bekerja secara mandiri
- Mengembangkan kendali dan disiplin diri
- Percaya diri, resilien dan adaptif

5) Bernalar Kritis
Seorang murid yang memiliki dimensi Bernalar Kritis berarti murid tersebut
mampu menggunakan kemampuan nalar dirinya untuk memproses
informasi, mengevaluasinya, hingga menghasilkan keputusan yang
tepat untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapinya. Murid
tersebut mampu menyaring informasi, mengolahnya, mencari
keterkaitan berbagai informasi, menganalisa serta membuat
kesimpulan berdasarkan informasi tersebut. Dimensi ini juga berarti
keterbukaan terhadap berbagai macam perspektif ataupun
pembuktian baru (termasuk pada pendapatnya semula yang
digugurkan oleh pembuktian baru ini). Keterbukaan ini pun mampu
bermanfaat dalam kehidupan murid di masa mendatang karena
menumbuhkan murid yang terbuka, mau mengubah pendapatnya,
serta menghargai pendapat orang lain.
Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Bernalar Kritis:
● Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu:
- Mengajukan pertanyaan (untuk mengumpulkan data yang
akurat)
- Mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengolah informasi
dan gagasan
● Menganalisa dan mengevaluasi penalaran
● Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri

6) Kreatif
Seorang murid yang memiliki dimensi kreatif berarti mampu
memodifikasi, menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna,
bermanfaat, dan berdampak untuk mengatasi berbagai persoalan
baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk lingkungan di sekitarnya.
Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Kreatif:
● Menghasilkan gagasan yang orisinal
● Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

● Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan

Dalam usaha mewujudkan Profil Pelajar Pancasila ini, tentunya perlu
peran pendidik untuk menuntun anak serta menumbuhkan berbagai
karakter/nilai yang dijabarkan. Peran pendidik yang pertama dalam terkait
dengan Profil Pelajar Pancasila ini adalah mengenali dan menjalankan profil
ini terlebih dahulu. Ketika seorang pendidik mencoba menjalankan profil ini,
maka akan lebih mudah bagi murid untuk mengikutinya. Keteladanan
seorang guru dalam menjalankan ini pastinya akan dilihat dan kemudian
dipelajari oleh para murid.

Profil Pelajar Pancasila ini juga tidak hanya diajarkan dalam mata
pelajaran tertentu, namun terintegrasi dalam muatan pembelajaran. Ini
berarti cakupan materi dan program yang akan diberikan kepada murid
untuk dipelajari dalam proses pembelajaran mampu memunculkan aspek-
aspek Profil Pelajar Pancasila dalam tiap mata pelajaran. Demi mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila ini dibutuhkan pendidik yang mumpuni dalam menjadi
teladan dan menciptakan perubahan. Oleh karena itu, Program Guru
Penggerak ini ada untuk melengkapi Bapak/Ibu sekalian agar menjadi Guru
Penggerak yang berfokus pada pembentukan Profil Pelajar Pancasila.

Jika dikaitkan dengan materi pada bagian A mengenai pembentukan
nilai diri, Profil Pelajar Pancasila adalah karakter yang diharapkan muncul
pada segenap murid di Indonesia. Keenam karakter tersebut tercerminkan
melalui perilaku sehari-hari yang akhirnya menjadi kebiasaan. Untuk
mendukung tercapainya karakter ini, setiap guru perlu menanamkan nilai-
nilai dan pola pikir sebagai penuntun atau pamong. Nilai-nilai ini bisa
berkembang jika seorang guru penggerak mengaktifkan otak luhurnya agar
bisa berpikir strategis dan kreatif dalam menjalankan peran sebagai guru
penggerak. Peran-peran ini akan dijabarkan dalam bagian berikutnya.


Click to View FlipBook Version