The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

eBook ini berisi edukasi bagi ibu hamil terkait penanganan Emesis Gravidarum secara mandiri

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by bimo.gigih, 2022-07-05 02:56:48

eBook Edukasi Emesis Self Assesment dan Penanganan Emesis gravidarum Pada Ibu Hamil

eBook ini berisi edukasi bagi ibu hamil terkait penanganan Emesis Gravidarum secara mandiri

EDUKASI EMESIS SELF ASSESMENT dan
PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM
PADA IBU HAMIL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITENIK KESEHATAN JAKARTA I

Pendahuluan

Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik
maupun psikososial seorang wanita karena pertumbuhan dan
perkembangan alat reproduksi dan janinnya. Banyak faktor yang
mempengaruhi kehamilan dari dalam maupun dari luar yang dapat
menimbulkan masalah terutama bagi yang pertama kali hamil.
Perubahan sistem didalam tubuh ibu terjadi dalam proses kehamilan
yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun
psikologis.

Trimester pertama sering dianggap sebagai priode
penyesuaian, dari penyesuaian tersebut ibu akan mengalami
ketidaknyamanan yang umum biasanya terjadi yaitu akan
merasakan sakit kepala dan pusing, merasa cepat lelah,
sering buang air kecil, keputihan, kembung, sesak nafas,
kram perut, dan termasuk didalamnya yaitu emesis
gravidarum (Andria, 2017).

Emesis gravidarum dapat dialami mayoritas ibu hamil. Menurut
Anwar, dokter Rumah Sakit Bunda Jakarta sekitar 50-70% ibu
hamil mengalaminya dan dikatakan wajar jika dialami pada usia
kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap
hingga akhirnya berhenti di usia kehamilan 16 minggu. Namun
tidak sedikit ibu hamil yang masih mengalami mual-muntah sampai
trimester ketiga keluhan mual-muntah ini dikatakan berat jika selalu
muntah setiap minum atau makan (Andria, 2017).

Menurut Rufaidah (2019) bahwa mual dan muntah ringan
terjadi antara minggu ke-5 dan minggu ke-12 dialami oleh
50% sampai 80% wanita hamil, hiperemesis gravidarum
terjadi hanya pada rata-rata 1% sampai 2% kehamilan.
Gejala pertama pada wanita hamil yang mengalami mual
muntah ringan biasanya akan terjadi selama trimester
pertama.

Secara normal, pola ini akan tetap selama beberapa
minggu dan kemudian akan berkurang. Sejumlah kecil
wanita yang mengalami morning sickness akan mengalami
muntah menetap yang berlangsung selama 4 sampai 8
minggu lebih. Wanita yang mengalami mual dan muntah
terjadi beberapa kali sehari kemungkinan menyebabkan
dehidrasi.

Emesis gravidarum akan berubah menjadi hiperemesis gravidarum
apabila tidak ditanggani dengan baik dan menimbulkan gangguan
aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan hidup ibu
hamil (Sumay, 2017). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah
yang sangat sering selama kehamilan. Biasanya mual dan muntah
dimulai antara terlambat haid pertama dan kedua dan berlanjut
sampai sekitar 14 minggu. Mual dan muntah biasanya lebih parah
pada pagi hari, tetapi mungkin berlanjut sepanjang hari
(Cunningham, 2006).

Emesis gravidarum atau nama lainnya nausea gravidarum,
atau lebih dikenal dengan istilah morning sickness adalah
gejala mual – biasanya disertai muntah – yang umumnya
terjadi pada awal kehamilan, biasanya pada trimester pertama.
Gejala ini biasanya timbul di pagi hari dengan frekuensi yang
akan menurun setiap harinya sering dengan bertambahnya
usia kehamilan.
Mual muntah memang merupakan salah satu tanda
kehamilan. Sekitar 70% wanita hamil akan mengalaminya.
Mual dan muntah dalam kehamilan sangat umum.

Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering
terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya
terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat
dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
kurang lebih 10 minggu. Pada beberapa kasus dapat
berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga
(Wiknjosastro, 2007 hal 98).

Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada
wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat
badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi,
ketosis, dan kekurangan nutrisi.

Hal tersebut mulai terjadi pada
minggu keempat sampai kesepuluh
kehamilan dan selanjutnya akan
membaik pada usia kehamilan 20
minggu, namun pada beberapa kasus
dapat terus berlanjut sampai pada
kehamilan tahap berikutnya (Runiari,
2010)

Tingkatan Emesis Gravidarum

Runiari (2010 hal 58) menyatakan bahwa tidak ada batasan yang jelas antara mual
yang bersifat fisiologis dengan hyperemesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum
ibu hamil terpengaruh sebaiknya dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dapat dibagi ke dalam tiga
tingkatan sebagai berikut :

1. Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini
ibu hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit,
tekanan darah sistolik menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor
kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.

2. Tingkat II
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih
menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat,
tekanan darah turun, suhu kadang-kadang naik, mata cekung
dan sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi,
oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa
pernapasan karena mempunyai aroma yang khas, dan dapat
pula ditemukan dalam urine.

3. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun,
serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang
dikenal sebagai wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat timbul
seperti nistagmus, diplopia, dan perubahan mental, keadaan ini adalah
akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.
Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya payah hati. Pada tingkatan
ini juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung, dan retina.

Efek Emesis Gravidarum

Emesis/Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan
ibu, namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti
abortus, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan malformasi
pada bayi lahir (Gross dalam Runiari, 2010 hal 61).

Ada peningkatan angka kematian Intrauterin Growth Retardation
(IUGR) pada klien hyperemesis gravidarum yang mengalami
penurunan berat badan lebih dari 5%.Selain berdampak fisiologis,
hiperemesis gravidarum juga memberikan dampak secara psikologis,
sosial, spiritual dan pekerjaan.

Penyebab dan faktor yang berhubungan dengan emesis gravidarum

1. Teori Endokrin
Peningkatan kadar progesteron, estrogen, dan
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat
menjadi faktor pencetus mual muntah. Peningkatan
hormon progesteron menyebabkan otot polos pada
sistem gastrointestinal mengalami relaksasi, yang
mengakibatkan penurunan motilitas lambung
sehingga pengosongan lambung melambat. Hormon
ini juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan
kontraksi atau pengerutan otot-otot Rahim.

2. Teori Metabolik
Teori metabolik menyatakan bahwa
kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan
mual dan muntah pada kehamilan.

3. Teori Alergi
Adanya histamin sebagai pemicu dari mual
dan muntah mendukung ditegakkannya teori
alergi sebagai etiologi hyperemesis
gravidarum. Mual dan muntah berlebihan
juga dapat terjadi pada ibu hamil yang sangat
sensitif terhadap sekresi dari korpus luteum.

4. Teori Infeksi
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara infeksi Helicobacter
pykori dengan terjadinya hiperemesis gravidarum, sehingga dijadikan dasar
dikemukakannya teori infeksi sebagai penyebab hiperemesis gravidarum.

5. Teori Psikomatik
Menurut teori psikomatik, hiperemesis gravidarum merupakan keadaan
gangguan psikologis yang dirubah dalam bentuk gejala fisik. Kehamilan
yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan serta tekanan pekerjaan dan
pendapatan menyebabkan terjadinya perasaan berduka, ambivalen, serta
konflik dan hal tersebut dapat menjadi faktor psikologis penyebab
hiperemesis gravidarum.

Dampak Emesis Gravidarum

1. Kematian Ibu
2. Kematian Janin Dalam Kandungan

(Abortus)
3. Berat Badan Lahir Rendah
4. Kelahiran Kurang Bulan (Prematur) Dan
5. Posisi Janin Tidak Sesuai Pada Saat Lahir

Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi mual
muntah

1. Makan dalam porsi sedikit namum sering
2. Hindari Makanan Berminyak atau berbau

tajam
3. Memperbanyak minum air putih, untuk

mencegah dehidrasi
4. Mengkonsumsi minuman mengandung jahe

supaya badan menjadi hangat

Jenis makan yang dapat menghilangkan mual

1. Jahe :
teh jahe, biskuit jahe, atau permen jahe

2. Makanan tinggi karbohidrat :
biskuit, nasi, mi, kentang, pasta, dan roti

3. Makanan tinggi protein :
aneka daging, tahu, atau tempe, kacang atau
selai kacang

4. Berbagai jenis sup
5. Makanan dingin :

Es krim, buah potong dingin, atau yogurt

Cara membuat teh jahe:

1. Kupas jahe dan cuci sampai bersih.
2. Iris jahe menjadi irisan-irisan tipis.
3. Didihkan 1 ½ gelas air.
4. Tambahkan irisan jahe ke dalam air mendidih.
5. Tutup panci dan biarkan tetap mendidih sampai

10 menit.
6. Saring air rebusan jahe ke dalam gelas.
7. Peras sedikit lemon sesuai selera.

Penanganan Emesis Gravidarum

1. Jika setiap kali makan bahkan minum selalu disertai muntah,
frekuensi berkemih berkurang, dan jumlah urin sedikit, badan lemas,
pucat artinya ibu sudah mengalami dehidrasi maka dengan indikasi
seperti itu ibu hamil perlu dirawat.

1. Untuk memperoleh kepastian diagnosa, ibu harus melalui
pemeriksaan urin di laboratorium. Jika air seninya mengandung zat
keton berarti ibu hamil positif harus masuk rumah sakit.

3. Selama perawatan awal, biasanya semua intake makanan
dan minuman harus melalui cairan infus. Pasien umumnya
akan dipuasakan selama 6- 8 jam agar lambungnya dapat
beristirahat. Setelah itu pemberian makan akan dilakukan
secara bertahap. Mulai dari makanan cair, makanan
semipadat hingga makanan biasa.

4. Petumbuhan janin akan dipantau melalui USG. Namun ibu
tetap merupakan prioritas utama yang mendapat perhatian
dalam pengobatan. Dengan asumsi jika asupan kalori ibu
hamil tercukupi, maka janin pun akan memperoleh
makanan yang cukup melalui plasenta. Lama perawatan di
rumah sakit tergantung pada kondisi ibu, tapi rata-rata 2-3
hari. Jangan lupa, dukungan moril dari keluarga untuk
menenangkan jiwa ibu hamil sangat diperlukan.

5. Setelah keluar dari perawatan rumah sakit, bukan
berati masalah selesai begitu saja. Bagaimanpun, ibu
hamil yang mengalami mual-muntah berlebihan
harus tepat dalam pengaturan makan.

6. Penggunaan vitamin prenatal dapat menurunkan
mual dan muntah yang berhubungan dengan
kehamilan seperti Vit B6.



DAFTAR PUSTAKA

Andria, 2017, Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah
Rokan Hulu, Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 3 Page 173
Barozha,2016, Hiperemesis Gravidarum dan Abortus Iminens pada Kehamilan Trimester Pertama, J Med ula
Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|18
Cunningham F. Gary ( Eds). ( 2006 ). Obstetric Williams, Edisi 21, Vol. 1. Jakarta :EGC
Inthan Atika1, 2016 , Hubungan Hiperemesis Gravidarum Dengan Usia Ibu, Usia Gestasi, Paritas, Dan
Pekerjaan Pada Pasien Rawat Inap Di RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang, Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, Volume 3, No. 3, Oktober 2016: 166-171
Latifah,2019 , Efektifitas Self Management Module dalam Mengatasi Morning Sicknes, JKP - Volume 5
Nomor 1 April 2017

Suma, 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara, Volume 2 Nomor
1. Januari – Juni 2014
Rochkmana, 2018, The Effectiveness Of Ginger And Mint Leaves Decoction Toward The Frequency Of
Emesis Gravidarum, jurnal Kesehatan Ibu dan AnakVol.12, No.2, November 2018, pp. 119~123 ISSN: 2599-
3224 (Online) ISSN: 2302-6014 (Print)DOI : 10.29238/kia.v12i2.144
Oktavia, 2018, He Effect Of Lemon Tea Aromatheraphy On Emesis Gravidarum Reduction In Primigravida
Trimester I, Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak Vol. 12, No. 2, November 2018 :145–152
Rufaidah dkk, 2019, Pengaruh Seduhan Zingiber Offcinale (Jahe) Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum,
Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan Vol 4(1) Februari 2019 (204-2090
Susanti dkk,Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny “S” dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat II di RS TNI Angkatan Laut Jala Ammari pada Tanggal 27 Mei-18 Juli 2018, Jurnal Midwifery Vol 1
No 2 Tahun 2019

"Kehamilan adalah awal dari masa
depan anak-anak anda yang cerah.
Karenanya persiapkanlah dengan

sebaik mungkin."

Terimakasih kami sampaikan kepada drg. Ita Astit
Karmawati, MARS selaku Direktur Poltekkes Jakarta
I. Dari kami :
1.Sri Handayani, SPd,MKM, Isroni Astuti , SSiT,

M.Kes, Vini Yuliani, SST, M.Keb, dosen pada
jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes
Jakarta I
2. Mugiati SKM,M.Kes, dosen pada jurusan
kebidanan Poltekkes Kemenkes
Tanjungkarang


Click to View FlipBook Version