The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by yenicaniapuspita, 2022-02-10 02:11:11

Pertemuan ke-5

Pertemuan ke-5

1. Pengertian
2. Syarat-syarat
3. Pola kalimat dasar
4. Jenis kalimat

ï‚— Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam
wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan
pikiran yang utuh dan diakhiri dengan intonasi
akhir.

ï‚— Dalam wujud lisan, kalimat disertai dengan jeda
dan intonasi, sedangkan dalam tulisan, kalimat
diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik, tanda seru, dan tanda tanya.

Kalimat efektif adalah kalimat yang
sesuai dan mengikuti kaidah
kebahasaan secara baik dan
benar. Kalimat efektif harus
mudah dimengerti,
mengungkapkan maksud penulis,
dan tidak mengandung maksud
yang lain atau rumpang.

Ciri-ciri kalimat efektif :

1. Kesepadanan struktur
2. Keparalelan
3. Ketegasan
4. Kehematan
5. Kecermatan
6. Kepaduan
7. Kelogisan

1. Kesepadanan struktur adalah adanya keseimbangan
antara struktur bahasa yang dipakai dengan gagasan.
Kesepadanan struktur dicirikan dengan:

a. Kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas.

Contoh: Semua karyawan harus menjaga ketertiban dan
keamanan.

b. Subjek tunggal

Contoh: Dalam penulisan novel itu, saya memerlukan
waktu empat bulan.

c. Kata penghubung intrakalimat dipakai pada kalimat
tunggal.

Contoh: Kami berpikir lebih baik kehujanan daripada
terlambat ke kampus.

2. Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat.
Contoh: Bapak Andi telah memeriksa dan menganalisis
hasil laporan kami.

3. Ketegasan dalam kalimat adalah adanya penekanan
ide pokok pada sebuah kalimat.
Contoh: Pelaksanaan pembangunan berjalan lambat.
Asep bukannya acuh tak acuh, tetapi memang tidak
tahu.

4. Kehematan adalah bertindak hemat dalam
penggunaan kata, frasa, atau ebntuk lain. Tidak
menggunakan kata atau frasa yang tidak diperlukan
dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, ia tidak ikut tamasya. (SALAH)
Karena tidak diajak, ia tidak ikut tamasya. (BENAR)

5. Kecermatan adalah cermat dalam memilih kata
sehingga tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Contoh:
Para karyawan perusahaan terkenal itu liburan ke luar
negeri. (SALAH)
Para karyawan dari perusahaan terkenal itu liburan ke
luar negeri. (BENAR)

6. Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam
kalimat sehingga informasi yang disampaikan mudah
dipahami.
Contoh:
Persoalan yang menimpa kami akan hadapi. (SALAH)
Persoalan yang menimpa akan kami hadapi. (BENAR)

7. Kelogisan adalah ide kalimat dapat diterima akal dan
diungkapkan ke dalam kaidah tata bahasa yang berlaku.
Contoh:
Perjalanan ke Banten memakan waktu tiga jam.
(SALAH)
Perjalanan ke Banten memerlukan waktu tiga jam.
(BENAR)

1. Subjek
Subjek adalah bagian dari kalimat yang menandai apa
yang dikatakan oleh pembicara. Bagian dari kalimat
yang dikenai perbuatan. Pada umumnya, subjek adalah
nomina dan pronomina, tetapi ada juga yang
menggunakan frasa verbal, numeral atau adjektiva
Contoh :
1. Merokok merupakan perbuatan mubazir. (S= kata
kerja)
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum
sholat. (S=verba)
3. Tiga adalah sebuah angka. (S=numeralia)
4. Sakit bisa dialami semua orang. (S= adjektiva)

2. Predikat

Predikat adalah bagian kalimat yang menandai
apa yang dikatakan pembicara tentang subjek.
Bagian dari kalimat yang memberi perbuatan
pada subjek.

a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.

(P= verbal)

b. Letusan Gunung Merapi keras sekali.

(P= adjektiva)

3. Objek

Objek bukan hal yang wajib dalam sebuah
kalimat. Objek hanya ada pada kalimat verbal
transitif sebagai tujuan dari subjek dan predikat.
Contoh :
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Kami telah membicarakan hal itu
c. Pembantu membersihkan ruangan saya

4. Pelengkap

Pelengkap sama fungsinya dengan objek yang untuk
melengkapai apa yang digagaskan oleh subjek dan
predikat. Bedanya dengan objek, jika objek dapat
dipasifkan dengan cara dipindahkan ke awal kalimat,
pelengkap tidak dapat dipasifkan dan tidak bisa
diganti dengan klitik –ku, -mu, -nya.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.

5. Keterangan

Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling
beragam dan paling mudah berpindah letaknya.
Keterangan berfungsi sebagai pemberi keterangan
terhadap apa yang dilakukan subjek dan predikat.
Contoh :
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami ,di perpustakaan, membaca buku itu.
d. Tono mencabut paku dengan tang.
e. Dengan tang Tono mencabut paku.
f. Tono ,dengan tang, mencabut paku

1. S-P

Pola ini terhitung pola kalimat yang paling dasar dan
sederhana. Sebab, pola ini hanya berupa subjek (S) dan
predikat (P) saja. Adapun beberapa contoh kalimat yang
menggunakan pola ini adalah sebagai berikut.

Contoh:

Ayah Bekerja. (S= Ayah, P= bekerja)

2. S-P-O
Pola yang terdiri dari subjek (S), predikat (P), dan objek (O)
ini biasanya dipakai pada contoh kalimat deklaratif aktif
transitif.
Contoh:
Ibu menanak nasi. (S= Ibu, P= menanak, O= nasi)

3. S-P-Pel
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan pelengkap
(Pel). Biasanya, pola ini digunakan dalam contoh kalimat
deklaratif aktif transitif, kalimat aktif intransitive, dan
contoh kalimat aktif semitransitif.
Contoh:
Tubuhnya berlumuran keringat. (S= tubuhnya, P=
berlumuran, Pel= keringat)

4. S-P-K
Merupakan pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan
Keterangan (K). Pola ini biasanya dapat dijumpai pada kalimat
deklaratif aktif intransitif dan kalimat aktif intransitif.
Contoh:
Anak-anak bermain di lapangan. (S= anak-anak, P= bermain, K= di
lapangan)

5. S-P-O-K
Pola ini merupakan pola yang paling umum dan paling dikenal di
masyarakat. Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa pola ini
terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K).
Contoh :
Ibu membeli sayur-sayuran di pasar tradisional. (S= Ibu, P=
membeli, O= sayur-sayuran, K= di pasar tradisional)

6. S-P-O-Pel
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan
pelengkap (Pel).
Contoh:
Ibu membelikan adik pakaian baru. (S= Ibu, P= membelikan,
O= adik, Pel= pakaian baru)

7. S-P-Pel-K
Adalah pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P),
pelengkap (Pel), dan keterangan (K).
Contoh:
Tubuhnya berlumuran keringat karena bekerja keras
seharian. (S= tubuhnya, P= berlumuran, Pel= keringat, K=
karena bekerja keras seharian)

8. S-P-O-Pel-K

Merupakan pola kalimat yang paling kompleks dan
lengkap karena semua unsur kalimat terkandung di
dalamnya.

Contoh:

Ibu membelikan adik sepatu baru pada hari Minggu
kemarin. (S= Ibu, P= membelikan, O= adik, Pel= sepatu
baru, K= pada hari Minggu kemarin)

1. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu
subjek dan satu predikat. Kalimat ini tidak bergantung
pada pajang pendeknya kalimat, tetapi bergantung pada
banyaknya subjek dan predikat

Contoh :

Pertemuan APEC sudah berlangsung

SP

Teori itu sudah dikembangkan

SP

2. Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara terjadi jika dua kalimat tunggal
atau lebih dengan sturuktur atau pola yang sama
disatukan.

Contoh :

1. Kami membaca dan mereka menulis. (kalimat awal :
Kami membaca dan Mereka menulis)

2. Direktur tenang, karyawan duduk teratur, dan para
nasabah antre. (kalimat awal : Direktur tenang ,
Karyawan duduk teratur dan Para nasabah antre.)

3. Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia
tergolong negara berkembang.

(kalimat awal Jepang tergolong negara maju dan
Indonesia tergolong negara berkembang)

1. Kalimat Argumentasi
Kalimat argumentasi adalah sebuah kalimat yang sangat mudah di
pahami di mengerti oleh si pembaca.
Contohnya:
Saya tidak masuk kerja hari Selasa besok, karena akan pergi ke
Surabaya.

2. Kalimat Ide dan Gagasan
Kalimat ide dan gagasan adalah sebuah kalimat yang sangat mudah
di pahami, dimana si penulis menggunakan ide dan juga gagasan
dalam kalimat.
Contohnya:
Menurut saya, akan lebih baik jika kita melakukan breafing terlebih
dahulu sebelum tugas kantor di mulai.

3. Kalimat Formal

Kalimat formal adalah kalimat yang isinya tidak
menggunakan kata-kata alay atau kata-kata yang tidak
baku. Tentunya, suatu kalimat formal menjadi kalimat
paling efektif.

Contohnya:

Diharapkan kepada calon siswa/siswi baru untuk
mengikuti PROSPEK yang akan dilaksanakan tanggal 4
Maret 2020 pukul 07.30 wib di AULA sekolah.

Pustaka Utama

Tim Penyusun. (2016). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Pustaka Pendukung

1. Arifin, E. Zaenal. (1987). Petunjuk Praktis penyusunan Karya Ilmiah. Jakarta: Media Sarana Press.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik untuk

Perguruan Tinggi. Jakarta: Kemendikbud.
3. Keraf. Gorys. (2004). Komposisi. Ende: Nusa Indah.
4. Keraf, Gorys. (.2001). Tata Bahasa Indonesia. Ende: Nusa Indah.
5. Keraf, Gorys. (2001). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
6. Keraf, Gorys. (2001). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
7. Kosasih, E. (2001). Kompetensi Ketatabahasaan, Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
8. Ramlan, M. (1993). Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi

Offset.
9. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik untuk

Perguruan Tinggi. Jakarta: Kemendikbud.
10. Sugihastuti . (2000). Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Click to View FlipBook Version