The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by fikaroxy, 2022-01-30 01:09:54

11. Hitung Jenis Leukosit

11. Hitung Jenis Leukosit

Hitung Jenis
Leukosit

Zulfikar Ali Hasan S.ST.,M.Kes

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mengetahui tujuan dari pemeriksaan hitung
jenis leukosit

2. Mahasiswa mampu membedakan jenis – jenis leukosit
3. Mahasiswa mengetahui cara membuat sediaan apusan

darah tepi
4. Mahasiswa mengetahui cara mewarnai sediaan apusan

darah tepi
5. Mahasiswa mengetahui prosedur pemeriksaan hitung jenis

leukosit
6. Mahasiswa mengetahui faktor yang mempengaruhi

pemeriksaan hitung jenis leukosit

Introductio
n

Hitung jenis leukosit merupakan pemeriksaan yang
dilakukan dengan menghitung leukosit berdasarkan ciri
morfologi tiap jenis leukosit di sediaan apus darah tepi
(SADT)

Ciri morfologi jenis leukosit didasarkan pada ukuran sel,
bentuk inti sel, kromatin, dan sitoplasma serta unsur
yang terdapat didalam sitoplasma.

Hitung jenis leukosit biasanya dilakukan dalam 100 sel
leukosit dan dilaporkan dalam bentuk persentase.
Selain itu, hitung jenis leukosit dapat juga dilaporkan
sebagai nilai absolut.

Penghitungan jenis leukosit dapat dilakukan secara mikroskopik,
yaitu dengan mengenali dan menghitung jenis sel leukosit
menggunakan mikroskop.

Selain itu penghitungan juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat
otomatisasi (Hematology Analyzer). Jenis sel leukosit yang dilakukan
hitung jenis adalah basophil, eosinophil, neutrophil batang, neutrophil
segmen, limfosit dan monosit

0
1Tujuan

Tujuan Pemeriksaan
Hitung Jenis Leukosit

01 Untuk dapat membedakan berbagai jenis
leukosit

02 Mengetahui jenis leukosit yang menyebabkan
kenaikan jumlah leukosit

03 Mendiagnosa masalah kesehatan dari jenis

leukosit yang meningkat

0
2Jenis

Leukosit

Morfologi Leukosit

Jenis Leukosit Gambar Hasil Pewarnaan

Basofil Sitoplasma berwarna ungu lavender, nukleus
Eosinofil biru muda sampai biru tua keunguan, granula
Neutrofil Batang
biru tua dan menutupi inti

Inti sel memiliki 2–3 lobus yang dihubungkan
dengan benang filamen, sitoplasma dipenuhi
dengan granula besar dan berwarna jingga

Sitoplasma merah muda, inti sel tidak
bersegmen melainkan hanya memiliki 1 lobus
dengan batang mempunyai lekukan melebihi

setengah diameter inti sel.

Morfologi Leukosit

Jenis Leukosit Gambar Hasil Pewarnaan

Neutrofil Segmen Memiliki inti satu dengan 2 – 5 lobus, didalam
Limfosit sitoplasmanya terdapat granula halus dalam
Monosit
jumlah banyak berwarna ungu muda

Nukleus bulat dengan kromatin padat
berwarna biru-ungu tua, mengisi sebagian
besar sel dan hanya sedikit bagian sitoplasma

Inti tidak beraturan, sitoplasma berwarna
keabu-abuan, terdapat vakuola dan
pesudopodi

0
3Cara Membuat

Sediaan ADT

Alat dan Bahan

Darah EDTA / Kaca Objek Spreader
Darah Kapiler
Bila tidak ada spreader
Darah vena dan kapiler Syarat mutlak kaca objek dapat menggunakan kaca
dapat digunakan, jika untuk membuat ADT
menggunakan darah vena, objek. Bagian tepi
maka pembuatan sediaan adalah bersih, kering dan spreader harus diusap
ADT harus dilakukan jernih. Perhatikan lemak secara hati-hati sebelum
sebelum 1 jam sejak dan detergen yang dapat atau setelah digunakan,
sampel ditampung dan menyebabkan apusan dan selama bagian tepi
disimpan di suhu 18-25ºC tidak rusak spreader dapat
berlubang – lubang.
digunakan

Cara Membuat Sediaan ADT

Letakkan satu tetes 01 02 Letakkan spreader dengan
kecil darah, ± 2-3 mm sudut 30-45 derajat kaca
dari ujung kaca objek objek didepan tetes darah

Tarik spreader ke 03 04 Segera dorong spreader ke
belakang sehingga depan dengan cepat dan
tekanan yang cukup.
menyentuh tetes Biarkan hapusan
darah, tunggu sampai mengering di udara.
Tuliskan identitas pasien
darah menyebar
pada sudut tersebut. pada bagian tebal hapusan
dengan pensil

Morfologi Apusan Darah Tepi

01 03

Kepala Ekor

Bagian tempat Bagian ujung
darah diteteskan preparat atau
akhir apusan
sebelum
dilakukan apusan 02 Bagian yang
berada diantara
Badan kepala dengan
ekor

Daerah Baca Apusan Darah Tepi

Apusan Darah Tepi

Yang Baik Secara

Visual

• Ketebalannya gradual, paling tebal di
daerah kepala, makin menipis ke arah
ekor.

• Apusan tidak melampaui atau
menyentuh pinggir kaca objek

• Tidak bergelombang atau terputus-putus
• Tidak berlubang-lubang
• Bagian ekornya tidak membentuk

“bendera robek”
• Panjang apusan kira-kira ⅔ Panjang

kaca objek

Sebab Akibat Apusan Darah Tepi Tidak Layak
Diperiksa

No Sebab Akibat

1 Pemeriksaan ditunda setelah Distorsi atau kerusakan sel – sel darah
sampel berhasil diambil

2 Lambat melakukan apusan Terjadi disproporsi sel-sel yang berukuran besar seperti
setelah darah diteteskan pada monosit dan neutrophil pada “feather edge”

kaca objek

3 Kaca Objek Kotor Bintik – bintik pada apusan

Sebab Akibat Apusan Darah Tepi Tidak Layak
Diperiksa

No Sebab Akibat

4 Tetesan terlalu banyak atau Apusan terlalu tebal dan Panjang , atau terlalu tipis dan

terlalu sedikit pendek

5 Sudut geseran terlalu besar Bila sudut terlalu besar, maka apusan terlalu tebal, dan
atau terlalu kecil bila sudut terlalu kecil, maka apusan menjadi terlalu
panjang

6 Geseran terlalu lambat Penyebaran sel tidak baik

Sebab Akibat Apusan Darah Tepi Tidak Layak
Diperiksa

No Sebab Akibat

7 Tekanan spreader pada kaca Tekanan yang terlalu kuat menyebabkan apusan terlalu

objek tidak akurat tipis

Kelembapan yang tinggi menyebabkan apusan lama

8 Kelembapan ruang menjadi kering. Pengeringan yang lama mengakibatkan

eritrosit rusak

0

4Cara

Mewarnai
Sediaan ADT

Pewarnaan SADT

(Sediaan Apusan Darah
Tepi)

Pewarnaan yang dipakai untuk evaluasi SADT yaitu
pewarnaan dengan prinsip Romanowsky seperti
Wright, Giemsa, May Grunwald-Giemsa, Jenner,
dan Leishman

Dasar dari pewarnaan Romanowsky adalah
penggunaan dua zat warna yang berbeda, yaitu
Azure B (Trimetiltionin) yang bersifat basa dan Eosin
Y (Tetrabromofluorescein) yang bersifat asam.

Azure B akan mewarnai komponen sel Ikatan Eosin Y pada Azure B yang
yang bersifat asam seperti kromatin, beragregasi dapat menimbulkan warna
DNA dan RNA, sedangkan Eosin Y ungu dan keadaan ini dikenal sebagai
akan mewarnai komponen sel yang
bersifat basa seperti granula eosinophil efek Romanowsky Giemsa

dan hemoglobin ICSH menganjurkan
penggunaan zat warna yang
Zat warna yang dibuat oleh perusahaan berisi Azure B dan Eosin Y,
yang berbeda sering mengandung zat sehingga akan memberikan
warna lain seperti Azure A, Azure C, hasil pewarnaan yang sama
Metil Violet dll yang menyebabkan hasil

pewarnaan berbeda beda.

Pewarnaan Wright

1. Letakkan preparat pada rak pewarnaan

2. Fiksasi preparat dengan Metanol dengan mencelupkan atau menggenangi
selama 5 menit

3. Genangi SADT dengan zat warna Wright, biarkan selama 10 menit.

4. Tambahkan Buffer pH 7 dalam jumlah yang sama dengan zat warna.
Usahakan agar buffer tercampur rata dengan zat warna. Biarkan selama 10
menit.

5. Bilas dengan air mengalir, mula – mula dengan aliran lambat kemudian lebih
kuat dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan
SADT dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering.

Pewarnaan Giemsa

1. Letakkan preparat pada rak pewarnaan

2. Fiksasi preparat dengan Metanol dengan mencelupkan atau menggenangi
selama 5 menit

3. Genangi zat warna giemsa yang sudah diencerkan dengan buffer 1:9 (1 ml
giemsa : 9 ml buffer) selama 30 menit atau 1:3 (1 ml giemsa : 3 ml buffer)
selama 15 menit

4. Bilas dengan air mengalir, mula – mula dengan aliran lambat kemudian lebih
kuat dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan
SADT dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering.

Pewarnaan May Grunwald - Giemsa

1. Letakkan preparat pada rak pewarnaan

2. Fiksasi preparat dengan Metanol dengan mencelupkan atau menggenangi
selama 5 menit

3. Genangi SADT dengan zat warna May Grunwald yang sudah diencerkan
dengan buffer pH 6,4 dengan perbandingan 1:1 selama 2 menit

4. Bilas dengan air mengalir

5. Genangi dengan larutan giemsa 5% (larutan giemsa 1 ml + buffer pH 6,4 19
ml) biarkan selama 30 menit

6. Bilas dengan air mengalir, mula – mula dengan aliran lambat kemudian lebih
kuat dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan
SADT dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering.

0

5Prosedur

Pemeriksaan
Hitung Jenis

Leukosit

Penilaian Jenis Leukosit

Bagian SADT Cara Membaca SADT

Morfologi sel darah

Perhitungan Jenis Leukosit

Hitung jenis leukosit dapat dilaporkan dalam bentuk persentase dari tiap jenis
leukosit dan dalam nilai absolut. Pelaporan hasil dalam bentuk persentase, dapat
dilakukan menggunakan differential counter atau dapat ditulis menggunakan tabel.

Sel / LP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
(%)

Basofil I1

Eosinofil I II 3

Neutrofil Batang III II 5

Neutrofil Segmen IIII IIII IIII I IIII IIII II IIII IIII IIII II IIII IIII I 54

Limfosit II IIII II IIII III III III II III IIII 31

Monosit II I II I 6

Total 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

Perhitungan Jenis Leukosit

Hasil dilaporkan sebagai berikut :

• Basofil : 1 % (0-1%)

• Eosinofil : 3 % (1-3%) Selain persentase, hitung jenis leukosit juga
dapat dilaporkan dalam bentuk nilai absolut.
• Neutrofil Batang : 5 % (2-6%)
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
• Neutrofil Segmen : 54 % (50-
Hitung Jenis Leukosit Absolut :
70%) : 31 % (20-
• Limfosit ℎ
100
40%) : 6 % (2-8%)
• Monosit

Perhitungan Jenis Leukosit

Contoh :

• Hasil hitung jenis sel neutrophil segmen : 54%
• Hitung jumlah leukosit : 6000 sel/mm3

Hitung Neutrofil Segmen Absolut : ℎ
100
Nilai normal jenis leukosit absolut :
54 6000
• Basofil : 0 – 50 sel/mm3 100

• Eosinofil : 40 – 300 sel/mm3 324.000

• Neutrofil Stab : 80 – 600 sel/mm3 100 = 3240 sel/mm3

• Neutrofil Segmen : 2000 – 7000 sel/mm3

• Limfosit : 800 – 4000 sel/mm3

• Monosit : 80 – 800 sel/mm3

0

6Faktor Yang

Mempengaru
hi

Faktor yang memengaruhi

pemeriksaan hitung jenis

leukosit

Faktor-faktor yang memengaruhi pemeriksaan hitung jenis leukosit dapat berasal dari
faktor mekanik, yaitu pengumpulan sampel darah, proses pembuatan dan proses
pewarnaan SADT

Pengumpula • Rasio antara darah dan antikoagulan harus sesuai
01 n Sampel • Jika menggunakan darah kapiler, pastikan kerusakan

Darah jaringan minimal karena akan memengaruhi distribusi

sel
• Stabilitas sampel darah tidak lebih dari 1 jam karena

dapat mengakibatkan perubahan pada morfologi sel

leukosit sehingga sulit teridentifikasi
• Homogenisasi dapat memengaruhi distribusi maupun

jumlah leukosit di SADT

Faktor yang memengaruhi
pemeriksaan hitung jenis

leukosit

02 Pembuatan • Sudut spreader saat mendorong dan kecepatan
SADT
menggeser menentukan hasil akhir apusan darah
• Viskositas darah dapat memengaruhi panjang SADT

dan area hitung
• Kelembaban udara yang tinggi menyebabkan proses

pengeringan SADT tdk terlalu baik akibatnya dapat

timbul zona pucat dibagian tengah sel sehingga akan

mempersulit pengamatan pada sel eritrosit hipokrom
• Slide yang terlalu tipis atau penggunaan spreader

dengan bagian tepi kasar dapat memengaruhi sebaran

leukosit yang terakumulasi dibagian ekor SADT

Faktor yang memengaruhi
pemeriksaan hitung jenis

leukosit

03 Fiksasi • Proses fiksasi yang tidak baik dapat membuat tampilan

sel darah tidak sesuai dan gambaran eritrosit menjadi

krenasi (burr cell)
• Fiksasi yang dilakukan sebelum SADT kering,

komponen didalam inti sel akan keluar ke sitoplasma
• Fiksasi dengan konsentrasi metanol yang tidak sesuai,

dengan kandungan air yang lebih banyak, akan

menghasilkan morfologi eritrosit yang terlihat seperti

hipokrom
• Penundaan proses fiksasi dalam jangka waktu lama

dapat menyebabkan perubahan karakteristik zat warna

yang terlihat pada SADT

Faktor yang memengaruhi

pemeriksaan hitung jenis

leukosit

04 Pewarnaan • Baik atau buruknya kualitas pewarnaan SADT sangat
SADT dipengaruhi oleh konsentrasi zat warna dan berapa lama zat
warna kontak dengan SADT

• Pewarnaan harus menggunakan pH larutan yang sesuai,
jika pH larutan terlalu rendah komponen sel basofil tidak

akan terwarnai dengan baik. Selain itu warna leukosit secara

keseluruhan menjadi pucat. Jika pH larutan terlalu tinggi, zat
warna dasar yaitu Azure B yang berwarna biru akan diserap

berlebih oleh sel akibatnya sitoplasma sel akan terlihat
kebiruan menyerupai sel leukosit abnormal seperti granulasi

toksik pada sel neutrofil
• Zat warna yang tidak disaring dapat menimbulkan endapan

pada SADT yang akan mengganggu proses penghitungan

Faktor yang memengaruhi
pemeriksaan hitung jenis

leukosit

• Area baca/lapang pandang dapat memengaruhi tampilan sel

leukosit
• Bagian kepala SADT harus dihindari sebagai area hitung

05 Penghitung jenis leukosit maupun pengamatan morfologi, karena warna
an SADT sel menjadi dua kali lipat lebih pekat dibandingkan bagian
ekor SADT

• Penyebaran sel leukosit dapat menjadi faktor inakurasi

hitung jenis leukosit
• Sel neutrophil umumnya berada dibagian ekor SDAT,

sedangkan sel limfosit lebih banyak berada dibagian badan

SADT

Faktor yang memengaruhi
pemeriksaan hitung jenis

leukosit

06 Keterampila Selain faktor mekanik, keterampilan petugas
n Petugas laboratorium dalam mengenali jenis sel leukosit
merupakan faktor penting pada hitung jenis leukosit
metode manual. Petugas laboratorium yang tidak

professional dan berpengalaman dapat salah
dalam mengidentifikasi jenis sel leukosit. Sebagai
contoh, sel monosit dapat sulit dibedakan dari sel

limfosit besar

THAN
KS


Click to View FlipBook Version