Hitung Jenis
Leukosit
Zulfikar Ali Hasan S.ST.,M.Kes
Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mengetahui tujuan dari pemeriksaan hitung
jenis leukosit
2. Mahasiswa mampu membedakan jenis – jenis leukosit
3. Mahasiswa mengetahui cara membuat sediaan apusan
darah tepi
4. Mahasiswa mengetahui cara mewarnai sediaan apusan
darah tepi
5. Mahasiswa mengetahui prosedur pemeriksaan hitung jenis
leukosit
6. Mahasiswa mengetahui faktor yang mempengaruhi
pemeriksaan hitung jenis leukosit
Introductio
n
Hitung jenis leukosit merupakan pemeriksaan yang
dilakukan dengan menghitung leukosit berdasarkan ciri
morfologi tiap jenis leukosit di sediaan apus darah tepi
(SADT)
Ciri morfologi jenis leukosit didasarkan pada ukuran sel,
bentuk inti sel, kromatin, dan sitoplasma serta unsur
yang terdapat didalam sitoplasma.
Hitung jenis leukosit biasanya dilakukan dalam 100 sel
leukosit dan dilaporkan dalam bentuk persentase.
Selain itu, hitung jenis leukosit dapat juga dilaporkan
sebagai nilai absolut.
Penghitungan jenis leukosit dapat dilakukan secara mikroskopik,
yaitu dengan mengenali dan menghitung jenis sel leukosit
menggunakan mikroskop.
Selain itu penghitungan juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat
otomatisasi (Hematology Analyzer). Jenis sel leukosit yang dilakukan
hitung jenis adalah basophil, eosinophil, neutrophil batang, neutrophil
segmen, limfosit dan monosit
0
1Tujuan
Tujuan Pemeriksaan
Hitung Jenis Leukosit
01 Untuk dapat membedakan berbagai jenis
leukosit
02 Mengetahui jenis leukosit yang menyebabkan
kenaikan jumlah leukosit
03 Mendiagnosa masalah kesehatan dari jenis
leukosit yang meningkat
0
2Jenis
Leukosit
Morfologi Leukosit
Jenis Leukosit Gambar Hasil Pewarnaan
Basofil Sitoplasma berwarna ungu lavender, nukleus
Eosinofil biru muda sampai biru tua keunguan, granula
Neutrofil Batang
biru tua dan menutupi inti
Inti sel memiliki 2–3 lobus yang dihubungkan
dengan benang filamen, sitoplasma dipenuhi
dengan granula besar dan berwarna jingga
Sitoplasma merah muda, inti sel tidak
bersegmen melainkan hanya memiliki 1 lobus
dengan batang mempunyai lekukan melebihi
setengah diameter inti sel.
Morfologi Leukosit
Jenis Leukosit Gambar Hasil Pewarnaan
Neutrofil Segmen Memiliki inti satu dengan 2 – 5 lobus, didalam
Limfosit sitoplasmanya terdapat granula halus dalam
Monosit
jumlah banyak berwarna ungu muda
Nukleus bulat dengan kromatin padat
berwarna biru-ungu tua, mengisi sebagian
besar sel dan hanya sedikit bagian sitoplasma
Inti tidak beraturan, sitoplasma berwarna
keabu-abuan, terdapat vakuola dan
pesudopodi
0
3Cara Membuat
Sediaan ADT
Alat dan Bahan
Darah EDTA / Kaca Objek Spreader
Darah Kapiler
Bila tidak ada spreader
Darah vena dan kapiler Syarat mutlak kaca objek dapat menggunakan kaca
dapat digunakan, jika untuk membuat ADT
menggunakan darah vena, objek. Bagian tepi
maka pembuatan sediaan adalah bersih, kering dan spreader harus diusap
ADT harus dilakukan jernih. Perhatikan lemak secara hati-hati sebelum
sebelum 1 jam sejak dan detergen yang dapat atau setelah digunakan,
sampel ditampung dan menyebabkan apusan dan selama bagian tepi
disimpan di suhu 18-25ºC tidak rusak spreader dapat
berlubang – lubang.
digunakan
Cara Membuat Sediaan ADT
Letakkan satu tetes 01 02 Letakkan spreader dengan
kecil darah, ± 2-3 mm sudut 30-45 derajat kaca
dari ujung kaca objek objek didepan tetes darah
Tarik spreader ke 03 04 Segera dorong spreader ke
belakang sehingga depan dengan cepat dan
tekanan yang cukup.
menyentuh tetes Biarkan hapusan
darah, tunggu sampai mengering di udara.
Tuliskan identitas pasien
darah menyebar
pada sudut tersebut. pada bagian tebal hapusan
dengan pensil
Morfologi Apusan Darah Tepi
01 03
Kepala Ekor
Bagian tempat Bagian ujung
darah diteteskan preparat atau
akhir apusan
sebelum
dilakukan apusan 02 Bagian yang
berada diantara
Badan kepala dengan
ekor
Daerah Baca Apusan Darah Tepi
Apusan Darah Tepi
Yang Baik Secara
Visual
• Ketebalannya gradual, paling tebal di
daerah kepala, makin menipis ke arah
ekor.
• Apusan tidak melampaui atau
menyentuh pinggir kaca objek
• Tidak bergelombang atau terputus-putus
• Tidak berlubang-lubang
• Bagian ekornya tidak membentuk
“bendera robek”
• Panjang apusan kira-kira ⅔ Panjang
kaca objek
Sebab Akibat Apusan Darah Tepi Tidak Layak
Diperiksa
No Sebab Akibat
1 Pemeriksaan ditunda setelah Distorsi atau kerusakan sel – sel darah
sampel berhasil diambil
2 Lambat melakukan apusan Terjadi disproporsi sel-sel yang berukuran besar seperti
setelah darah diteteskan pada monosit dan neutrophil pada “feather edge”
kaca objek
3 Kaca Objek Kotor Bintik – bintik pada apusan
Sebab Akibat Apusan Darah Tepi Tidak Layak
Diperiksa
No Sebab Akibat
4 Tetesan terlalu banyak atau Apusan terlalu tebal dan Panjang , atau terlalu tipis dan
terlalu sedikit pendek
5 Sudut geseran terlalu besar Bila sudut terlalu besar, maka apusan terlalu tebal, dan
atau terlalu kecil bila sudut terlalu kecil, maka apusan menjadi terlalu
panjang
6 Geseran terlalu lambat Penyebaran sel tidak baik
Sebab Akibat Apusan Darah Tepi Tidak Layak
Diperiksa
No Sebab Akibat
7 Tekanan spreader pada kaca Tekanan yang terlalu kuat menyebabkan apusan terlalu
objek tidak akurat tipis
Kelembapan yang tinggi menyebabkan apusan lama
8 Kelembapan ruang menjadi kering. Pengeringan yang lama mengakibatkan
eritrosit rusak
0
4Cara
Mewarnai
Sediaan ADT
Pewarnaan SADT
(Sediaan Apusan Darah
Tepi)
Pewarnaan yang dipakai untuk evaluasi SADT yaitu
pewarnaan dengan prinsip Romanowsky seperti
Wright, Giemsa, May Grunwald-Giemsa, Jenner,
dan Leishman
Dasar dari pewarnaan Romanowsky adalah
penggunaan dua zat warna yang berbeda, yaitu
Azure B (Trimetiltionin) yang bersifat basa dan Eosin
Y (Tetrabromofluorescein) yang bersifat asam.
Azure B akan mewarnai komponen sel Ikatan Eosin Y pada Azure B yang
yang bersifat asam seperti kromatin, beragregasi dapat menimbulkan warna
DNA dan RNA, sedangkan Eosin Y ungu dan keadaan ini dikenal sebagai
akan mewarnai komponen sel yang
bersifat basa seperti granula eosinophil efek Romanowsky Giemsa
dan hemoglobin ICSH menganjurkan
penggunaan zat warna yang
Zat warna yang dibuat oleh perusahaan berisi Azure B dan Eosin Y,
yang berbeda sering mengandung zat sehingga akan memberikan
warna lain seperti Azure A, Azure C, hasil pewarnaan yang sama
Metil Violet dll yang menyebabkan hasil
pewarnaan berbeda beda.
Pewarnaan Wright
1. Letakkan preparat pada rak pewarnaan
2. Fiksasi preparat dengan Metanol dengan mencelupkan atau menggenangi
selama 5 menit
3. Genangi SADT dengan zat warna Wright, biarkan selama 10 menit.
4. Tambahkan Buffer pH 7 dalam jumlah yang sama dengan zat warna.
Usahakan agar buffer tercampur rata dengan zat warna. Biarkan selama 10
menit.
5. Bilas dengan air mengalir, mula – mula dengan aliran lambat kemudian lebih
kuat dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan
SADT dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering.
Pewarnaan Giemsa
1. Letakkan preparat pada rak pewarnaan
2. Fiksasi preparat dengan Metanol dengan mencelupkan atau menggenangi
selama 5 menit
3. Genangi zat warna giemsa yang sudah diencerkan dengan buffer 1:9 (1 ml
giemsa : 9 ml buffer) selama 30 menit atau 1:3 (1 ml giemsa : 3 ml buffer)
selama 15 menit
4. Bilas dengan air mengalir, mula – mula dengan aliran lambat kemudian lebih
kuat dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan
SADT dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering.
Pewarnaan May Grunwald - Giemsa
1. Letakkan preparat pada rak pewarnaan
2. Fiksasi preparat dengan Metanol dengan mencelupkan atau menggenangi
selama 5 menit
3. Genangi SADT dengan zat warna May Grunwald yang sudah diencerkan
dengan buffer pH 6,4 dengan perbandingan 1:1 selama 2 menit
4. Bilas dengan air mengalir
5. Genangi dengan larutan giemsa 5% (larutan giemsa 1 ml + buffer pH 6,4 19
ml) biarkan selama 30 menit
6. Bilas dengan air mengalir, mula – mula dengan aliran lambat kemudian lebih
kuat dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan
SADT dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering.
0
5Prosedur
Pemeriksaan
Hitung Jenis
Leukosit
Penilaian Jenis Leukosit
Bagian SADT Cara Membaca SADT
Morfologi sel darah
Perhitungan Jenis Leukosit
Hitung jenis leukosit dapat dilaporkan dalam bentuk persentase dari tiap jenis
leukosit dan dalam nilai absolut. Pelaporan hasil dalam bentuk persentase, dapat
dilakukan menggunakan differential counter atau dapat ditulis menggunakan tabel.
Sel / LP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
(%)
Basofil I1
Eosinofil I II 3
Neutrofil Batang III II 5
Neutrofil Segmen IIII IIII IIII I IIII IIII II IIII IIII IIII II IIII IIII I 54
Limfosit II IIII II IIII III III III II III IIII 31
Monosit II I II I 6
Total 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
Perhitungan Jenis Leukosit
Hasil dilaporkan sebagai berikut :
• Basofil : 1 % (0-1%)
• Eosinofil : 3 % (1-3%) Selain persentase, hitung jenis leukosit juga
dapat dilaporkan dalam bentuk nilai absolut.
• Neutrofil Batang : 5 % (2-6%)
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
• Neutrofil Segmen : 54 % (50-
Hitung Jenis Leukosit Absolut :
70%) : 31 % (20-
• Limfosit ℎ
100
40%) : 6 % (2-8%)
• Monosit
Perhitungan Jenis Leukosit
Contoh :
• Hasil hitung jenis sel neutrophil segmen : 54%
• Hitung jumlah leukosit : 6000 sel/mm3
Hitung Neutrofil Segmen Absolut : ℎ
100
Nilai normal jenis leukosit absolut :
54 6000
• Basofil : 0 – 50 sel/mm3 100
• Eosinofil : 40 – 300 sel/mm3 324.000
• Neutrofil Stab : 80 – 600 sel/mm3 100 = 3240 sel/mm3
• Neutrofil Segmen : 2000 – 7000 sel/mm3
• Limfosit : 800 – 4000 sel/mm3
• Monosit : 80 – 800 sel/mm3
0
6Faktor Yang
Mempengaru
hi
Faktor yang memengaruhi
pemeriksaan hitung jenis
leukosit
Faktor-faktor yang memengaruhi pemeriksaan hitung jenis leukosit dapat berasal dari
faktor mekanik, yaitu pengumpulan sampel darah, proses pembuatan dan proses
pewarnaan SADT
Pengumpula • Rasio antara darah dan antikoagulan harus sesuai
01 n Sampel • Jika menggunakan darah kapiler, pastikan kerusakan
Darah jaringan minimal karena akan memengaruhi distribusi
sel
• Stabilitas sampel darah tidak lebih dari 1 jam karena
dapat mengakibatkan perubahan pada morfologi sel
leukosit sehingga sulit teridentifikasi
• Homogenisasi dapat memengaruhi distribusi maupun
jumlah leukosit di SADT
Faktor yang memengaruhi
pemeriksaan hitung jenis
leukosit
02 Pembuatan • Sudut spreader saat mendorong dan kecepatan
SADT
menggeser menentukan hasil akhir apusan darah
• Viskositas darah dapat memengaruhi panjang SADT
dan area hitung
• Kelembaban udara yang tinggi menyebabkan proses
pengeringan SADT tdk terlalu baik akibatnya dapat
timbul zona pucat dibagian tengah sel sehingga akan
mempersulit pengamatan pada sel eritrosit hipokrom
• Slide yang terlalu tipis atau penggunaan spreader
dengan bagian tepi kasar dapat memengaruhi sebaran
leukosit yang terakumulasi dibagian ekor SADT
Faktor yang memengaruhi
pemeriksaan hitung jenis
leukosit
03 Fiksasi • Proses fiksasi yang tidak baik dapat membuat tampilan
sel darah tidak sesuai dan gambaran eritrosit menjadi
krenasi (burr cell)
• Fiksasi yang dilakukan sebelum SADT kering,
komponen didalam inti sel akan keluar ke sitoplasma
• Fiksasi dengan konsentrasi metanol yang tidak sesuai,
dengan kandungan air yang lebih banyak, akan
menghasilkan morfologi eritrosit yang terlihat seperti
hipokrom
• Penundaan proses fiksasi dalam jangka waktu lama
dapat menyebabkan perubahan karakteristik zat warna
yang terlihat pada SADT
Faktor yang memengaruhi
pemeriksaan hitung jenis
leukosit
04 Pewarnaan • Baik atau buruknya kualitas pewarnaan SADT sangat
SADT dipengaruhi oleh konsentrasi zat warna dan berapa lama zat
warna kontak dengan SADT
• Pewarnaan harus menggunakan pH larutan yang sesuai,
jika pH larutan terlalu rendah komponen sel basofil tidak
akan terwarnai dengan baik. Selain itu warna leukosit secara
keseluruhan menjadi pucat. Jika pH larutan terlalu tinggi, zat
warna dasar yaitu Azure B yang berwarna biru akan diserap
berlebih oleh sel akibatnya sitoplasma sel akan terlihat
kebiruan menyerupai sel leukosit abnormal seperti granulasi
toksik pada sel neutrofil
• Zat warna yang tidak disaring dapat menimbulkan endapan
pada SADT yang akan mengganggu proses penghitungan
Faktor yang memengaruhi
pemeriksaan hitung jenis
leukosit
• Area baca/lapang pandang dapat memengaruhi tampilan sel
leukosit
• Bagian kepala SADT harus dihindari sebagai area hitung
05 Penghitung jenis leukosit maupun pengamatan morfologi, karena warna
an SADT sel menjadi dua kali lipat lebih pekat dibandingkan bagian
ekor SADT
• Penyebaran sel leukosit dapat menjadi faktor inakurasi
hitung jenis leukosit
• Sel neutrophil umumnya berada dibagian ekor SDAT,
sedangkan sel limfosit lebih banyak berada dibagian badan
SADT
Faktor yang memengaruhi
pemeriksaan hitung jenis
leukosit
06 Keterampila Selain faktor mekanik, keterampilan petugas
n Petugas laboratorium dalam mengenali jenis sel leukosit
merupakan faktor penting pada hitung jenis leukosit
metode manual. Petugas laboratorium yang tidak
professional dan berpengalaman dapat salah
dalam mengidentifikasi jenis sel leukosit. Sebagai
contoh, sel monosit dapat sulit dibedakan dari sel
limfosit besar
THAN
KS