40 | Dasar-Dasar Promosi Kesehatan
Dasar-Dasar Promosi Kesehatan | 41 BAB VII PERAN DAN UPAYA PENDIDIKAN KESEHATAN I. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah anda selesai mempelajari BAB ini, diharapkan anda Mampu menjelaskan peran pendidikan kesehatan untuk perubahan perilaku, Mampu menyebutkan berbagai upaya pendidikan kesehatan pada setting kelompok masyarakat yang berbeda. II. Tujuan Pembelajaran Khusus a. Menjelaskan Peran pendidikan kesehatan untuk perubahan perilaku b. Menjelaskan Berbagai upaya pendidikan kesehatan pada setting kelompok masyarakat yang berbeda A. Peran Pendidikan Kesehatan untuk Perubahan Perilaku Para profesional kini melihat begitu pentingnya membangun strategi yang efektif untuk mengembangkan perilaku kesehatan dan melihat peran mereka pada intervensi tertentu saat bekerja. Sekarang kita menyadari bahwa intervensi di berbagai tingkat seringkali diperlukan untuk memulai dan mempertahankan perubahan perilaku secara efektif. Seorang profesional menggunakan pendidikan dan untuk perubahan perilaku menggunakan intuisi, pengalaman dan pengetahuan mereka tentang literatur adanya pengharapan pada profesional bertindak atas dasar bukti.
42 | Dasar-Dasar Promosi Kesehatan Beberapa tujuan mengapa pendidikan kesehatan itu perlu diberikan. Antara lain: 1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat, dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yg optimal. 2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yg sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Berikut ini juga ada beberapa sumber dari kalangan ahli dan institusi mengenai tujuan pendidikan kesehatan, antara lain: 1. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Effendy, 1997). 2. Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009). 3. Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan
Dasar-Dasar Promosi Kesehatan | 43 kesehatan, maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009). Jadi tidak lain adalah tujuan pendidikan kesehatan itu sebenarnya supaya manusia memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan supaya tercapai perilaku kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial, dan yang lebih penting adalah menjadi manusia yang produktif secara ekonomi maupun sosial. Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatn berupaya agar masyarakat menyadarai atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan bilamana sakit dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari kesehatan bilamana sakit dan sebaginya. Kesadaran masyarakat diatas disebut tingkat kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang kesehatan atau disebut “melek kesehatan” (healthy literacy). Pendidikan kesehatan juga penting untuk mencapai perilaku kesehatan (healthy behavior). Jadi kesehatan bukan hanya disadari dan disikapi melainkan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Para pakar bidang pendidikan kesehatan selama empat puluh tahun terakhir ini berulang kali menekankan pentingnya faktor politik, ekonomi dan sosial sebagai penentu kesehatan. Salah seorang pakar pendidikan memberikan sebuah gagasan bahwa "Pendidikan kesehatan membutuhkan pertimbangan dan pengetahuan yang cermat dari pengetahuan, sikap,
44 | Dasar-Dasar Promosi Kesehatan sasaran, persepsi, status sosial, struktur kekuasaan, tradisi budaya, dan aspek-aspek publik lainnya yang harus ditangani" (Mayhew Derryberry, 1960). Kemudian gagasan tersebut ditegaskan oleh William Griffiths (1972) yang mengatakan bahwa "pendidikan kesehatan tidak hanya berkaitan dengna individu dan keluarga mereka, tetapi juga dengan institusi dan kondisi sosial yang menghalangi atau memfasilitasi individu untuk mencapat kesehatan optimal". Pandangan mengenai pendidikan kesehatan sebagai instrumen perubahan sosial telah diperbarui dengan adanya kebijakan, advokasi, dan perubahan organisasi yang telah diadopsi sebagai kegiatan utama pendidikan kesehatan masyarakat dan kesehatan. Menurut Smedley dan Syme (2000) menjelaskan bahwa para ahli secara eksplisit merekomendasikan bahwa intervensi terhadap faktor sosial dan perilaku yang terkait dengan kesehatan harus menghubungkan berbagai tingkat pengaruh, termasuk tingkat individu, interpersonal, kelembagaan, komunitas dan kebijakan. Sehingga dengan adanya konteks tersebut, definisi pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan dapat dikenali dan dibahas sebagai tumpang tindih dan saling terkait. Pendidikan kesehatan diinformasikan kepada masyarakat luas dengan harapan merubah perilaku kesehatan masyarakat yang lebih baik bagi kesehatan mereka sendiri. Dalam arti luas, perilaku kesehatan mengacu pada suatu tindakan individu, kelompok maupun organisasi, serta faktor penentu, berkorelasi serta konsekuensinya.
Dasar-Dasar Promosi Kesehatan | 45 B. Upaya Pendidikan Kesehatan Pada Setting Kelompok Masyarakat yang Berbeda Snelling (2014) menguraikan beberapa informasi terkait promosi kesehatan yang dilakukan pada berbagai situasi/tempat/setting. 1. Komunitas Komunitas berfungsi sebagai tempat yang sangat baik untuk mempromosikan kesehatan. Strategi dan program yang dapat dikembangkan adalah a. Pendidikan kesehatan melalui pameran dan seminar kesehatan masyarakat’ b. Kesempatan baru untuk melakukan aktivitas fisik melalui jalan sehat dan fun run, kawasan ruang hijau yang diperluas, jalur sepeda, dan trotoar untuk pejalan kaki yang lebih layak digunakan; dan c. Akses yang lebih mudah untuk mendapatkan makanan sehat yang ditanam di kebun masyarakat atau dijual di pasar oleh petani setempat. 2. Pusat Pendidikan Untuk Anak Usia Dini (PAUD) Pusat pendidikan untuk anak usia dini juga dapat menawarkan kesempatan bagus dalam hal memberikan model dan kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan yang menyehatkan sehingga menghasilkan kebiasaan hidup positif. Karakteristik program anak usia dini pada komponen promosi kesehatan meliputi: a. Validasi status kesehatan anak saat ini sebelum memasuki program termasuk riwayat kesehatan dan imunisasi yang tepat; b. Kepemimpinan dari anggota staf yang mengajar dan memberikan contoh perilaku kesehatan positif termasuk kebersihan dan keamanan yang tepat;
46 | Dasar-Dasar Promosi Kesehatan c. Kesempatan bermain dengan melakukan aktivitas fisik yang tertanam dalam pengalaman program anak usia dini; d. Menyajikan makanan sehat; dan e. kesempatan untuk pemeriksaan kesehatan termasuk penilaian terhadap Kesehatan penglihatan dan pendengaran. 3. Sekolah Penggunaan setting sekolah dasar, menengah dan tinggi secara positif memengaruhi kebiasaan kesehatan dan kesuksesan masa depan yang luar biasa bagi siswa, serta guru, anggota masyarakat sekolah. Perkembangan awal perilaku kesehatan yang positif akan mengarahkan pada kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik sehingga memberikan keuntungan bagi pelajar dalam banyak hal termasuk kemampuan mereka untuk belajar dan berprestasi secara akademis (Chomitz, Slining, McGowan, Mitchell, Dawson, & Hacker, 2009). Karakteristik program promosi kesehatan berbasis afektif meliputi: a. Dukungan dari kepala sekolah dan dewan pengurus yang berkomitmen terhadap kesehatan, pendidikan dan pembangunan masing-masing anak melalui pengembangan kebijakan kesehatan dan kesejahteraan, struktur kurikulum, dan dana program beasiswa; b. Bimbingan dan dukungan dari para guru saat mengajar dan memperkuat kebiasaan kesehatan positif sepanjang hari di sekolah; c. Menerapkan program pendidikan jasmani progresif yang mengajarkan keterampilan kebugaran dan istirahat yang cukup; d. Menyediakan makanan sehat di kafetaria sekolah;
Dasar-Dasar Promosi Kesehatan | 47 e. Keterlibatan aktif oleh perawat sekolah atau tim perawatan kesehatan untuk memastikan bahwa anak telah melakukan pemeriksaan yang sesuai dan telah diidentifikasi untuk ditindaklanjuti berdasarkan riwayat kesehatan atau hasil tes fisik mereka; dan f. Penggunaan bangunan sekolah dan waktu setelah jam sekolah selesai/ libur sekolah (malam hari dan akhir pekan) untuk mendukung program ekstrakurikuler, seperti, olahraga, rekreasi, dan sebagainya. 4. Perguruan Tinggi Siswa yang masuk perguruan tinggi atau universitas menghadapi banyak peluang baru termasuk keputusan tentang kesehatan pribadi mereka, dan pihak perguruan tinggi menyadari tanggung jawab mereka dan kesempatan untuk membimbing siswa menuju pilihan gaya hidup yang positif. Karakteristik promosi kesehatan komprehensif berbasis kualitas di lingkungan perguruan tinggi meliputi a. Komitmen dari pihak perguruan tinggi untuk mengembangkan, mendanai, melaksanakan dan mengevaluasi program dan layanan promosi kesehatan; b. Adanya kerja sama dari semua aspek kehidupan kampus termasuk pusat kesehatan siswa, ruang makan, klub dan kegiatan, dan olahraga serta rekreasi dalam mengembangkan pendekatan kolaboratif untuk memperbaiki dan mendukung kebiasaan sehat di lingkungan perguruan tinggi; dan c. Pengembangan kampus untuk mendorong aktivitas fisik melalui fasilitas rekreasi, olahraga, trotoar yang aman, jalur sepeda, dan sebagainya.
48 | Dasar-Dasar Promosi Kesehatan 5. Tempat Kerja Karakteristik promosi kesehatan di tempat kerja meliputi a. Dukungan terus menerus dari pimpinan organisasi, termasuk identifikasi kesehatan karyawan sebagai prioritas dan adanya alokasi dana, ruang, dan sumber daya lainnya untuk menjalankan program promosi kesehatan yang efektif; b. Penciptaan budaya kesehatan yang mempromosikan kesehatan yang dapat meminimalkan risiko kesehatan di tempat kerja (pencegahan kecelakaan industrial, perlindungan terhadap paparan lingkungan kerja dan materi yang tidak sehat, peluang untuk istirahat, dan sebagainya); c. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam program dan kegiatan yang efektif seperti olahraga, konseling gizi, penghentian merokok, manajemen stres, dan pencegahan cedera punggung bawah; d. Sistem penilaian kesehatan termasuk panduan kesehatan oleh pelatih kesehatan untuk memastikan program yang ditargetkan hasilnya dapat diukur untuk mengecek status kesehatan;
Dasar-Dasar Promosi Kesehatan | 49 DAFTAR PUSTAKA Hartono, Bambang. 2011. Promosi Kesehatan: Sejarah Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Rhineka Cipta. Tumurang, M. N.2018. Promosi Kesehatan. Edisi Pertama. Sidoarjo:: Indomedia Pustaka EvlesLinda and Smett Ina. 1994. Promosi Kesehatan Petunjuk Praktis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal.388. Notoadmodjo, Soekidjo.2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan I. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 22. ___________________. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan II. Jakarta: Rineka Cipta. ___________________. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ___________________. 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 43. Pusat Promosi Kesehatan dan Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu PerilakuFKM UI. 2009. Promosi Kesehatan Komitmen Global dari Ottawa- JakartaNairobi Menuju Rakyat Sehat. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Universitas Indonesia. Pusat Promosi Kesehatan. 2001. Strategi Promosi Kesehatan Pencegahan Penyalahgunaan Napza di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan. ___________________. 2002. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta: Departemen Kesehatan. __________________. 2004. Instrumen Penyusunan Profil Promosi Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan
50 | Dasar-Dasar Promosi Kesehatan TENTANG PENULIS Dr. Vione Deisi Oktavina Sumakul, S.Kep., Ns., M.Kep dilahirkan pada tanggal 26 Oktober 1984 di Tincep Provinsi Sulawesi Utara. Merupakan anak ke 2 dari pasangan Frans Sumakul dan Deitje Rawung. Penulis menyelesaikan Pendidikan S1 di Fakultas Keperawatan Universitas Sam Ratulangi Manado tahun 2010, kemudian melanjutkan ke jenjang Profesi Ners di Universitas Sam Ratulangi Manado juga dan selesai tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Pasca Sarjana STIK Sint Carolus Jakarta konsentrasi Medikal Bedah selesai tahun 2015. Juga telah menyelesaikan pendidikal Doktoral Universitas Airlangga Surabaya. Saat ini penulis bekerja sebagai Dosen yang memiliki Jabatan Akademik Asisten Ahli di Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Gunung Maria Tomohon. Penulis juga merupakan dosen muda yang aktif dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Di samping sebagai Dosen, penulis juga aktif dalam organisasi Profesi seperti PPNI dan organisasi profesi di bidang kesehatan lainnya. Sehari-harinya bekerja sebagai dosen pengampu mata kuliah keperawatan Dasar, keperawatan Medikal Bedah, Praktek Klinik Keperawatan Dasar, Praktek Klinik Keperawatan Medikal Bedah. Penulis juga aktif sebagai peneliti dan sebagai penulis jurnal maupun buku ajar serta buku ilmiah sesuai dengan bidang ilmu.
Dasar-Dasar Promosi Kesehatan | 51 Ake Royke Calvin Langingi, S.Kep., Ns., M.Kes. dilahirkan pada tanggal 10 April 1984 di Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara. Merupakan anak ke 3 dari pasangan Hein Langingi (Alm) dan Augustin Ratuliu (Alma). Penulis menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Pembangunan Indonesia Manado tahun 2013, kemudian melanjutkan ke jenjang Profesi Ners Universitas Pembangunan Indonesia Manado juga dan selesai tahun 2015. Pada tahun yang sama juga penulis menyelesaikan pendidikan di Program Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi Manado mengambil konsentrasi Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK). Sehari-hari penulis bekerja sebagai Dosen yang memiliki Jabatan Akademik sebagai Lektor di Program Studi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon. Penulis juga merupakan dosen muda tersertifikasi yang aktif dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Di samping sebagai Dosen, penulis juga aktif dalam organisasi Profesi seperti PPNI dan organisasi profesi di bidang kesehatan lainnya. Sehari-harinya bekerja sebagai dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian Keperawatan dan Dasar-Dasar Promosi Kesehatan, OSCE dan sebagainya. Penulis juga aktif sebagai peneliti dan sebagai penulis buku ajar serta buku ilmiah sesuai dengan bidang ilmu.
52 | Dasar-Dasar Promosi Kesehatan Cicilia Karlina Lariwu, S.Kep., Ns., M.Kes. dilahirkan di Kota Manado pada tanggal 01 Desember 1988. Setelah menyelesaikan Pendidikan S1 Keperawatan dan Profesi Ners di Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sam Ratulangi Manado dari tahun 2006 sampai tahun 2012, Penulis kemudian bekerja sebagai Branch Costumer Services (BCS) di Laboratorium Klinik Prodia Manado selama 2 tahun. Pada tahun 2015 Penulis kemudian memutuskan bekerja sebagai Dosen Keperawatan di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Manado. Sejak saat itu Penulis memutuskan untuk fokus di dunia pendidikan. Pada tahun 2018 Penulis menyelesaikan pendidikan Magister Kesehatan bidang minat Epidemiologi di Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado dengan predikat cum laude. Saat ini penulis bekerja sebagai Dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Gunung Maria Tomohon. Penulis juga merupakan Dosen tersertifikasi dan memiliki jabatan fungsional dan pangkat akademik. Penulis mengajar Keperawatan Keluarga dan Komunitas, aktif dalam penulisan artikel ilmiah dan publikasi serta kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Penulis juga merupakan pengelola dalam jurnal ilmiah di STIKes Gunung Maria Tomohon.
Dasar-Dasar Promosi Kesehatan | 53 Mareyke Y.L Sepang, S.Kep., Ns., M.Kes. dilahirkan pada tanggal 27 Mei 1983 di Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara. Merupakan anak pertama dari pasangan Pius Sepang dan Bernadeth F. Sumaraw. Penulis menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado tahun 2007 dan Profesi Ners pada tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi Manado mengambil konsentrasi Epidemiologi dan selesai pada tahun 2011. Saat ini penulis bekerja sebagai Dosen yang memiliki Jabatan Akademik sebagai Lektor di Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon. Penulis juga merupakan dosen yang aktif dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Di samping sebagai Dosen, penulis juga aktif dalam berbagai organisasi baik organisasi Profesi (PPNI) dan bidang kesehatan lainnya maupun organisasi kemasyarakatan (PKK, WKRI). Sehari-harinya bekerja sebagai dosen pengampuh mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan, Dokumentasi Keperawatan, Keperawatan Dasar, dan Keperawatan Anak. Penulis juga aktif sebagai peneliti, reviewer artikel dan sebagai penulis jurnal bidang keperawatan dan kesehatan.