The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Al Radie Al Mahdi, 2020-10-09 00:04:46

SEJARAH DAN KEBUDAYAAN KOREA

Tugas Siskomdig membuat Ebook

ABSTRACT

TUGAS SISKOMDIG MEMBUAT Ebook

AL RADIE AL MAHDI

X-B

SEJARAH DAN
KEBUDAYAAN KOREA

Sejarah Korea

Sejarah Korea bermula dari zaman Paleolitik
Awal sampai dengan sekarang. Kebudayaan
tembikar di Korea dimulai sekitar tahun 8000 SM,
dan zaman neolitikum dimulai sebelum 6000 SM
yang diikuti oleh zaman perunggu sekitar tahun
2500 SM. Kemudian Kerajaan Gojoseon berdiri
tahun 2333 SM. Baru pada abad ke-3 SM Korea
mulai terbagi-bagi menjadi banyak wilayah
kerajaan.

Pada tahun satu Masehi, Tiga Kerajaan
Korea seperti Goguryeo, Silla dan Baekje mulai
mendominasi Semenanjung Korea dan Manchuria.
Tiga kerajaan ini saling bersaing secara ekonomi dan militer. Koguryo dan Baekje
adalah dua kerajaan yang terkuat, terutama Goguryeo, yang selalu dapat menangkis
serangan-serangan dari Dinasti-dinasti Cina. Kerajaan Silla perlahan-lahan menjadi
kuat dan akhirnya dapat menundukkan Goguryeo. Untuk pertama
kalinya Semenanjung Korea berhasil disatukan oleh Silla pada
tahun 676 menjadi Silla Bersatu. Para pelarian Goguryeo yang selamat mendirikan
sebuah kerajaan lain di sisi timur laut semenanjung Korea, yakni Balhae.

Silla Bersatu akhirnya runtuh di akhir abad ke-9, yang juga mengakhiri masa
kekuasaan Tiga Kerajaan. Kerajaan yang baru, Dinasti Goryeo, mulai mendominasi
Semenanjung Korea. Kerajaan Balhae runtuh tahun 926 karena serangan
bangsa Khitan dan sebagian besar penduduk serta pemimpinnya, Dae Gwang hyun,
mengungsi ke Dinasti Goryeo. Selama masa pemerintahan Goryeo, hukum yang
baru dibuat, pelayanan masyarakat dibentuk, serta penyebaran agama
Buddha berkembang pesat. Tahun 993 sampai 1019 suku Khitan dari Dinasti
Liao meyerbu Goryeo, tetapi berhasil dipukul mundur. Kemudian pada tahun 1238,
Goryeo kembali diserbu pasukan Mongol dan setelah mengalami perang hampir 30
tahun, dua pihak akhirnya melakukan perjanjian damai.

Pada tahun 1392, Taejo dari Joseon mendirikan Dinasti Joseon setelah
menumbangkan Goryeo. Raja Sejong (1418-1450) mengumumkan penciptaan
abjad Hangeul. Antara 1592-1598, dalam Perang
Imjin, Jepang menginvasi Semenanjung Korea, tetapi dapat dipatahkan oleh prajurit
pimpinan Admiral Yi Sun-shin. Lalu pada tahun 1620-an sampai 1630-an Dinasti
Joseon kembali menderita serangan dari (Dinasti Qing).

Pada awal tahun 1870-an, Jepang kembali berusaha merebut Korea yang berada
dalam pengaruh Cina. Pada tahun 1895 Maharani Myeongseong dibunuh oleh mata-
mata Jepang. Pada tahun 1905, Jepang memakasa Korea untuk
menandatangani Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea
sebagai protektorat Jepang, lalu pada 1910 Jepang mulai menjajah Korea.
Perjuangan rakyat Korea terhadap penjajahan Jepang dimanifestasikan
dalam Pergerakan 1 Maret dengan tanpa kekerasan. Pergerakan kemerdekaan
Korea yang dilakukan Pemerintahan Provisional Republik Korea lebih banyak aktif di
luar Korea seperti di Manchuria, Cina dan Siberia.

Dengan menyerahnya Jepang pada tahun 1945, PBB membuat rencana
administrasi bersama Uni Soviet dan Amerika Serikat, namun rencana tersebut tidak
terlaksana. Pada tahun 1948, pemerintahan baru terbentuk, yang demokratik (Korea
Selatan) dan komunis (Korea Utara) yang dibagi oleh garis lintang 38 derajat.
Ketegangan antara kedua belah pihak mencuat ketika Perang Korea meletus
tahun 1950 ketika pihak Korea Utara menyerang Korea Selatan.

Masa prasejarah

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa manusia pertama menghuni Semenanjung
Korea 700.000 tahun lalu, walaupun sejumlah arkeolog dari Korea Utara mengklaim
bahwa Korea sudah berpenghuni 1 juta tahun yang lalu.

Sejumlah artefak dari periode Palaeolitik (700 ribu SM-40 ribu SM) telah ditemukan
di provinsi Hamgyong Utara, Pyongan Selatan, Gyeonggi, Chungcheong
Utara dan Chungcheong Selatan. Dari penemuan tersebut diketahui pada
masa prasejarah mereka tinggal di gua dan juga membangun tempat tinggal,
menggunakan api, berburu dan memakai peralatan yang dibuat dari batu.

Zaman Tembikar Jeulmun

Zaman kebudayaan tembikar di Korea dimulai sekitar 8000 SM, disebut Kebudayaan
Tembikar Yungimun. Bukti-bukti arkeologinya ditemukan di seluruh Korea, seperti di
situs Gosann-ni di Pulau Jeju.

Kebudayaan Tembikar Jeulmun (tembikar berpola sisir) dimulai tahun 7000 SM, dan
kebudayaan tembikar dengan pola sisir di keseluruhan sisi artefak dimulai antara
tahun 3500-2000 SM. Tembikar Jeulmun sama dengan tembikar yang ditemukan
di Primorsky, Rusia, Mongolia, lembah sungai Amur dan Sungari di Manchuria.

Zaman Tembikar Mumun

Pada masa ini (sekitar 1500 SM-300 SM) mulai terbentuk masyarakat
yang bercocok tanam dan berkehidupan sosial-politik. Masyarakat di Korea bagian
selatan mengembangkan pertanian padi ladang di Zaman Mumun Tua (1500 SM-
850 SM). Di Zaman Mumun Madya (850 SM-550 SM) mulai dikenal sistem
masyarakat yang dipimpin oleh kepala suku. Pada Zaman Mumun Muda (sekitar 550
SM-300 SM) bukti arkeologi menunjukkan telah dilakukan upacara
kematian (penguburan) bagi orang yang memiliki status tinggi.
Produksi perunggu dimulai di Zaman Mumun Madya dan berperan penting dalam
kegiatan upacara atau politik setelah tahun 700 SM. Pada periode ini pula pertama
kalinya berkembang pemukiman yang berkembang kian besar dan akhirnya hancur:
beberapa contohnya seperti Songguk-ri, Daepyeong dan Igeum-dong. Zaman
Mumun berakhir sekitar tahun 300 SM.

Gojoseon

Gojoseon adalah kerajaan Korea yang pertama. Berdasarkan Samguk Yusa dan
teks-teks kuno Korea abad pertengahan, Gojoseon didirikan tahun 2333 SM
oleh Dangun, putra tokoh mitologi Korea, Hwanin, yang dipercaya diturunkan
dari surga.

Masyarakat Gojoseon adalah keturunan dari suku bangsa Altai yang bermigrasi
ke Manchuria, daerah sebelah utara Sungai Yangtze (Cina) dan semenanjung
Korea. Mereka adalah nenek moyang orang Korea yang pertama yang disebut
dalam catatan sejarah.

Gojoseon sebenarnya terletak di Liaoning, tetapi sekitar tahun 400 SM
memindahkan ibu kotanya ke Pyongyang yang sekarang adalah ibu kota dari Korea
Utara

.

Kebudayaan perunggu

Kebudayaan perunggu menyingsing di Korea sekitar tahun 1500-1000 SM, dan
melalui bukti-bukti arkeologi menyebutkan mungkin lebih jauh lagi yaitu tahun 2500
SM.

Pada masa ini telah dikenal peralatan seperti pisau belati perunggu (bronze
daggers), kaca, persenjataan serta pembuatan kota yang berdinding

Masyarakatnya juga telah membudidayakan padi, kacang merah, kacang
kedelai dan gandum. Mereka dapat membuat rumah-rumah yang berbentuk persegi
panjang dan membangun dolmen untuk tempat penguburan jenazah. Semenanjung
Korea memiliki situs dolmen yang terbanyak di dunia. Gojoseon berubah dari
pemukiman bertembok (walled cities) yang bersifat feodal menjadi sebuah kerajaan
sebelum abad ke 4 SM.

Kebudayaan besi

Sejak abad ke 3 SM, kebudayaan besi telah berkembang dan peperangan dengan
bangsa Cina menyebabkan pengungsian ke timur dan selatan semenanjung. Baru-
baru ini sebuah cermin besi ditemukan di Songseok-ri, Kangdong-gun,
kota Pyongyang di Korea Utara yang mungkin berasal dari tahun 1200 SM.

Pada masa ini, sebuah kerajaan bernama Jin, berkembang di bagian selatan
semenanjung Korea. Sangat sedikit bukti mengenai keberadaan Kerajaan Jin,
namun kerajaan ini sudah mengadakan hubungan dengan Dinasti Han Cina dan
mentransfer kebudayaan ke Yayoi (Jepang). Raja dari Gija Joseon mungkin telah
lari ke Jin setelah terjadi pemberontakan oleh Wiman. Jin kemudian berkembang
jadi Konfederasi Samhan. Dinasti Han lalu menumbangkan Wiman dan
mendirikan Empat Komander Han.

Kehancuran

Masih kabur kapankah waktu kejatuhan dan kehancuran Gojoseon, tergantung
kepada bagaimana sejarawan memandang Gija Joseon. Sebuah teori dari Joseon
Sangosa menyebutkan bahwa Gojoseon mengalami perpecahan tahun 300 SM dan
secara perlahan kehilangan kendali atas wilayah teritorinya. Banyak negara
(kerajaan) kecil yang menjadi pecahannya seperti Buyeo, Okjeo, Dongye, Guda-
guk, Galsa-guk, Gaema-guk, dan Hangin-guk. Sedangkan kerajaan
besar Goguryeo dan Baekje berasal dari Buyeo. Masa Tiga Kerajaan Korea dikuasai
oleh Goguryeo, Baekje dan Silla walaupun sampai abad ke 5 dan 6 terdapat
Kerajaan Buyeo dan Gaya.

Proto Tiga Kerajaan

Periode Proto Tiga Kerajaan (Masa Sebelum Tiga Kerajaan) kadang-kadang disebut
Periode Banyak Negara (열국시대), atau masa sebelum munculnya tiga kerajaan
seperti Goguryeo, Baekje dan Silla. Pada masa ini terdapat banyak negara pecahan
kerajaan Gojoseon. Yang terbesar adalah Dongbuyeo (Buyeo Timur)
dan Bukbuyeo (Buyeo Utara).

Buyeo dan Kerajaan dari Utara

Setelah kehancuran Gojoseon, Buyo berkembang di Korea Utara saat ini dan
sebelah selatan Manchuria, dari abad ke 2 SM sampai tahun 494 M. Sisa-sisa
wilayah Gojoseon diserap oleh Goguryeo tahun 494, dan keduanya (Kerajaan
Goguryeo dan Baekje) menganggap masing-masing sebagai penerus dari
Gojoseon.

Walaupun banyak dari catatan sejarah tidak akurat dan bertentangan, disebutkan
pada tahun 86 SM, Buyeo terpecah jadi Buyeo Utara (Bukbuyeo) dan Buyeo Timur
(Dongbuyeo). Pada tahun 538 Baekje menamakan diri mereka Nambuyeo (Buyeo
Selatan).

Okjeo adalah kerajaan yang terletak di sebelah utara semenanjung Korea dan
berdiri setelah jatuhnya Gojoseon. Okjo sendiri sudah menjadi bagian dari Gojoseon
sebelum Gojoseon hancur. Okjeo tidak pernah menjadi sepenuhnya kerajaan yang
bebas karena selalu menghadapi intervensi dari kerajaan-kerajaan tetangganya.
Okjeo kemudian menjadi taklukan Goguryeo di bawah Raja Gwanggaeto yang
Agung pada abad ke 5 M.

Dongye adalah kerajaan kecil lain yang terletak di sebelah utara Semenanjung
Korea. Dongye berbatasan dengan Okjeo dan dua kerajaan lain yang juga menjadi
negeri taklukkn Goguryeo. Dongye juga adalah pecahan dari Gojoseon.

Samhan
Samhan (三韓) adalah tiga negara konfederasi yaitu Mahan, Jinhan dan Byeonhan.
Samhan terletak di bagian selatan Semenanjung Korea. Tiga konfederasi ini menjadi
tonggak pendirian kerajaan Baekje, Silla dan Gaya. Mahan adalah yang terbesar
dengan 54 negara bagian, Byeonhan dan Jinhan masing-masing memiliki 12 negara
bagian. Kata samhan kemudian digunakan untuk menunjuk Tiga Kerajaan Korea.
Hanja "han" (韓) dari Samhan saat ini digunakan untuk menunjuk Korea (Dae Han
Min Guk).

Periode Tiga Kerajaan
Goguryeo
Goguryeo adalah kerajaan paling besar di antara Tiga Kerajaan. Goguryeo didirikan
tahun 37 SM oleh Jumong (Dongmyeongseong) pertama memeluk Buddhisme pada
tahun 372 pada masa pemerintahan Raja Raja Sosurim.
Goguryeo mencapai masa keemasan pada abad ke 5, ketika Raja Gwanggaeto
yang Agung dan anaknya Raja Raja Jangsu memperluas wilayah kekuasaan
sampai Manchuria dan Mongolia, serta merebut Seoul dari tangan kerajaan Baekje.
Gwanggaeto dan Jangsu akhirnya memaksa Baekje dan Silla untuk tunduk dan
untuk pertama kalinya menyatukan semenanjung Korea.
Goguryeo menangkis berkali-kali serangan tentara Cina dalam Perang Goguryeo-
Sui tahun 598 sampai 614 yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Sui. Namun
dengan banyaknya perang dengan Cina, telah perlahan-lahan melemahkan
Goguryeo. Goguryeo ditundukkan dalam serangan gabungan Silla dan Dinasti
Tang tahun 668.

Baekje
Baekje didirikan tahun 18 SM oleh Onjo seperti yang disebutkan di Samguk Sagi.
Teks Cina kuno Sanguo Zhi menyebutkan bahwa Baekje adalah bagian
dari Konfederasi Mahan yang berlokasi di lembah Sungai Han (dekat Seoul saat ini).
Baekje memperluas wilayah kekuasaannya ke provinsi Chungcheong dan Jeolla dan
menjadi saingan bagi Goguryeo dan dinasti-dinasti di Cina.
Pada puncak kegemilangannya pada abad ke 4, Baekje menguasai semua negara
bagian Konfederasi Mahan dan menguasai bagian barat semenanjung Korea.
Baekje memainkan peran yang penting dalam mentransfer perkembangan budaya
ke Jepang seperti pengenalan karakter Tionghoa, agama Buddha, pembuatan
barang dari besi, keramik dan upacara pemakaman Baekje ditundukkan oleh aliansi
Silla dan Dinasti Tang pada tahun 660 dan anggota kerajaannya melarikan diri ke
Jepang.

Silla

Menurut catatan sejarah, Kerajaan Silla terbentuk pada saat unifikasi negara bagian
milik Konfederasi Jinhan oleh Bak Hyeokgeose tahun 57 SM di bagian selatan
semenanjung Korea.
Artefak Silla seperti kerajinan emas menunjukkan adanya pengaruh nomadik, dan
tidak dipengaruhi budaya Tionghoa seperti halnya milik Goguryeo dan Baekje. Silla
berkembang cepat dan menguasai wilayah lembah sungai Han dan menyatukan
berbagai wilayah kecil.
Pada abad ke 2, Silla mulai tumbuh menjadi kerajaan yang kuat dan sering terlibat
perang dengan Baekje, Goguryeo dan Jepang. Pada tahun 660 Raja Silla, Muyeol,
menundukkan Baekje bersama Jenderal Kim Yushin yang dibantu pasukan
dari Dinasti Tang. Pada tahun 661 Silla dan Tang menyerbu Goguryeo, namun
dapat ditangkis. Raja Muyeol melakukan serangan lagi tahun 667 dan Goguryeo
ditaklukkan pada tahun berikutnya.

Gaya

Konfederasi Gaya adalah sebuah konfederasi yang terletak di lembah sungai
Nakdong di Korea bagian selatan. Gaya berkembang dari Konfederasi
Byeonhan dan pada tahun 562 ditaklukkan oleh Silla.

Negara Utara dan Selatan

Sebutan Negara Utara dan Selatan merujuk pada kerajaan Silla
Bersatu dan Balhae, yaitu saat Silla menguasai semenanjung Korea dan Balhae
memperluas kekuasaannya di Manchuria.

Silla Bersatu

Setelah perang unifikasi, Dinasti Tang mendirikan teritori dan komunitasnya di bekas
wilayah Goguryeo dan juga di Baekje. Silla menyerang orang-orang Tang di Baekje
dan Korea Utara tahun 671.

Cina menginvasi Silla tahun 674 namun gagal di bawah tentara Jenderal Kim
Yushin yang kuat. Silla akhirnya mengeluarkan semua kekuatan Tang tahun 676
dan membawa penyatuan bagi sebagian besar semenanjung Korea.
Periode Silla bersatu adalah masa ketika kebudayaan Korea berkembang dengan
pesat serta Buddhisme menjadi agama negara. Kuil-kuil seperti Bulguksa adalah
contoh betapa pesatnya kebudayaan Korea dalam pengaruh agama Buddha.
Beberapa kuil yang indah dibangun seperti Kuil Hwangnyeong, Bunhwangsa,
dan Sokkuram yang menjadi Situs Warisan Dunia (UNESCO). Masa ini juga menjadi
masa damai ketika Korea menjalin hubungan baik dengan Dinasti Song Cina.
Silla mulai mengalami masa kericuhan politik tahun 789 yang membuat Silla jadi
lemah. Sementara itu sisa-sisa Baekje mulai bangkit dan mendirikan
Kerajaan Hubaekje ("Baekje Akhir").

Silla Bersatu hanya bertahan 267 tahun ketika rajanya yang terakhir,
Raja Gyeongsun disingkirkan oleh Wanggeon yang mendirikan Dinasti
Goryeo tahun 935.

Balhae

Balhae didirikan di bagian utara di bekas wilayah Goguryeo oleh Dae Jo-yeong,
mantan jenderal Goguryeo. Balhae menguasai wilayah paling utara dari
semenanjung Korea, sebagian besar Manchuria dan wilayah Propinisi Maritim
Rusia saat ini. Balhae menyebut kerajaan mereka sebagai penerus dari Goguryeo.

Dalam masa damai, Balhae mengembangkan kebudayaannya, terutama pada masa
pemerintahan Raja Mun (sekitar 737-793). Kebudayaan Balhae dipengaruhi
oleh Buddhisme sama seperti Silla dan Baekje. Kerajaan Balhae runtuh pada tahun
926 karena diserang oleh bangsa Khitan dari Dinasti Liao.

Tidak ada catatan sejarah dari Balhae yang tersisa. Goryeo menyerap sebagian
teritori Balhae dan menerima pengungsinya, termasuk anggota kerajaannya. Dalam
teks Samguk Sagi terdapat ringkasan mengenai Balhae, tetapi tidak menuliskan
sejarah berdirinya. Sejarawan dari Dinasti Joseon abad 18, Yu
Deukgong memasukkan Balhae ke dalam bagian sejarah Korea dan mulai
menggunakan penyebutan Periode Negara Utara dan Selatan untuk masa berdirinya
Balhae.

Tiga Kerajaan Akhir Korea

Tiga Kerajaan Akhir (892-936) terbagi atas Silla, Hubaekje (Baekje Akhir)
dan Taebong (juga dikenal dengan sebutan Hukoguryo atau Goguryeo Akhir). Wang
Geon menumbangkan Hubaekje tahun 936 dan mengesahkan pemerintahan baru,
yaitu Dinasti Goryeo.

Goryeo

Dinasti Goryeo didirikan tahun 918 dan sejak tahun 936 menggantikan Silla sebagai
kerajaan yang memerintah Semenanjung Korea. Kata Goryeo adalah kependekan
dari Goguryeo dan merupakan sebutan bagi orang asing yang merujuk ke Korea.
Dinasti ini bertahan sampai tahun 1392.

Pada tahun 1231 bangsa Mongol memulai penyerangan terhadap Goryeo. Setelah
peperangan yang melelahkan selama 25 tahun akhirnya Goryeo menandatangani
perjanjian damai dengan Kerajaan Mongol. Maka dalam waktu 80 tahun Goryeo
berada dalam bayang-bayang kekuasaan bangsa utara itu.

Pada tahun 1340-an Raja Gongmin memberontak terhadap kekuasaan Mongol dan
secara cepat menyingkirkan mereka dari semenanjung Korea. Namun Koryo kini
sedang menghadapi serangan dari bajak laut Jepang (Wokou) yang mulai mencapai
Korea. Tahun 1392 seorang jenderal bernama Yi Seong-gye, memberontak dan
mengakhiri kekuasaan dinasti ini.

Joseon
Tahun 1392 setelah Goryeo tumbang, Dinasti yang baru mulai didirikan oleh
Jenderal Yi Seong-gye, yaitu Dinasti Joseon. Ia menamakan kerajaan ini sebagai
Joseon untuk memberikan penghormatan terhadap Gojoseon, yang merupakan
kerajaan pertama bangsa Korea. Yi seong gye memindahkan ibu kota
ke Hanseong dan membangun Gyeongbokgung serta
mengesahkan Konfusianisme sebagai agama negara, yang akhirnya membuat para
pendeta Buddha kehilangan kekayaan dan kemakmuran. Dinasti Joseon menikmati
perkembangan yang sangat pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Contohnya adalah penemuan abjad Hangeul tahun 1443 oleh Raja Sejong. Dinasti
Joseon adalah dinasti yang memiliki usia pemerintahan terpanjang di Asia
Timur dalam milenium terakhir.

Ekonomi

Joseon memiliki keadaan ekonomi yang stabil dalam masa-masa damainya,
terutama pada masa pemerintahan Raja Sejong yang Agung. Walau demikian,
ekonomi Joseon juga pernah menderita banyak kelesuan selain karena serangan-
serangan Jepang tahun 1592-1598, juga karena terbongkarnya skandal korupsi
internal, suap dan juga pengenaan pajak yang tinggi.

Keadaan sosial masyarakat

Dinasti Joseon menerapkan sistem kemasyarakatan yang ketat bagi rakyat yang
sangat memengaruhi keadaan ekonomi. Raja adalah puncak dari pemerintahan,
sementara Yangban (bangsawan) dan pejabat kantor kerajaan berada di bawahnya.
Di bawah Yangban dan pejabat merupakan golongan tengah yang terdiri dari
kaum pedagang dan pengrajin. Bagian terbesar dari sistem ini tentunya adalah
rakyat jelata yang terdiri dari kaum petani dan budak. Kaum budak menempati posisi
terbawah dan tidak membayar pajak pada pemerintah. Jumlah kaum ini pernah
mencapai 30% dari populasi.

Invasi-invasi asing

Joseon menderita luka-luka berat pada saat masa Invasi Jepang ke Korea tahun
1592-1598, Invasi Dinasti Qing tahun 1627 dan 1636. Banyak fasilitas yang hancur
dan rusak yang membuat perekonomian melemah.

Abad ke 19
Dalam abad ke 19, Korea mencoba mengontrol pengaruh asing dengan menutup
semua perbatasannya untuk semua negara kecuali dengan Cina.
Tahun 1853 sebuah kapal perang Amerika Serikat, USS South America, berlabuh
di Busan selama 10 hari dan mengadakan kontak dengan pejabat-pejabat Korea.

Beberapa orang Amerika pernah terdampar di Korea karena kapal mereka
tenggelam pada tahun 1855 dan 1865, namun mendapat perlakuan yang baik dari
orang Korea dan mereka dipulangkan ke negara asal lewat Cina. Walau demikian
Choson tetap waspada terhadap pihak-pihak asing dan juga tetangga
mereka, Dinasti Qing.

Invasi Prancis (1866)
Invasi Prancis ini terjadi karena pihak Kerajaan yang melakukan pembantaian
terhadap misionaris Katolik dari Prancis serta warga Korea yang masuk Kristen.
Kejadian ini membuat pasukan Prancis melancarkan serangan pada musim gugur
tahun 1866. Peperangan terjadi di Pulau Ganghwa di lepas pantai Incheon dan
tentara Korea berhasil dikalahkan oleh pasukan Prancis yang memakai persenjataan
modern.

Peristiwa tahun 1866-1895

Pada tahun 1866, Jenderal Sherman (Amerika Serikat) melakukan penculikan,
pembunuhan dan perampokan terhadap warga pesisir pantai Korea.

 Pada tahun 1871, militer Amerika Serikat kembali melancarkan serangan
terhadap Korea dan menewaskan 350 orang. Peristiwa ini
disebut Sinmiyangyo

 Tahun 1894-1895 Jepang memenangkan perang dengan Dinasti
Qing pada Perang Sino Jepang yang membuat Jepang memaksa Korea
membuka pelabuhannya pada tahun 1876.

 Pada tahun 1895 Maharani Myeongseong dibunuh oleh mata-mata
Jepang

Kekaisaran Han Raya

Pada tahun 1897, Dinasti Joseon beralih menjadi Kekaisaran Han
Raya dengan Kaisar Gojong sebagai pemimpinnya. Pada tanggal 25 Juli 1905
secara efektif Korea sudah berada dalam wilayah prektorat Jepang dengan paksaan
tanpa adanya perjanjian dan persetujuan dari Raja Gojong.

Penjajahan Jepang

Pada tahun 1910 Jepang secara efektif menduduki Korea dalam Perjanjian Aneksasi
Jepang-Korea. Perjanjian ini dipakai oleh Jepang tanpa menghiraukan kemarahan
rakyat Korea yang tidak menyetujui perjanjian yang tidak disahkan oleh Raja Gojong
tersebut.
Korea diduduki Jepang dengan bentuk kepemimpinan Gubernur Jenderal
Korea sampai tahun 1945 ketika Jepang menyerah kepada tentara sekutu.
Jaringan transportasi dan komunikasi dibangun di seluruh wilayah negeri oleh
pemerintahan kolonial Jepang dan mengarah pada eksploitasi rakyat Korea. Hanya

sedikit manfaat yang didapat rakyat Korea dari modernisasi ini, karena semua
fasilitas hanya dibuat untuk melancarkan kepentingan dan perdagangan Jepang.
Beberapa kejahatan penjajahan Jepang atas Korea:

 Meruntuhkan Gyeongbokgung
 Mengenakan pajak tinggi terhadap hasil pertanian serta mengekspornya

ke Jepang yang menyebabkan bencana kelaparan bagi rakyat Korea.
 Menyiksa dan membunuh warga yang menolak membayar pajak
 Kerja paksa membangun jalan dan pertambangan
 Perbudakan seks terhadap wanita Korea
 Mengirimkan pekerja ke teritori Jepang lain untuk kerja paksa

Spekulasi wafatnya Raja Gojong bulan Januari 1919 karena diracuni oleh mata-
mata Jepang membuat rakyat melakukan aksi protes secara damai di seluruh negeri
pada tanggal 1 Maret 1919, peristiwa ini disebut Pergerakan 1 Maret. Dalam
peristiwa ini tentara dan polisi Jepang membunuh hampir 7000 orang Korea.

Setidaknya 2 juta orang ikut ambil bagian dalam pergerakan ini (Jepang mengklaim
kurang dari 500 ribu orang). Banyak warga Kristen Korea juga terbunuh oleh tentara
Jepang, termasuk sebuah desa bernama Jeamri yang seluruh penduduknya
dibinasakan oleh Jepang karena mendukung perjuangan kemerdekaan. Pergerakan
1 Maret ini telah menginspirasi pidato Presiden Amerika Serikat, Woodrow
Wilson yang mendeklarasikan kebebasan hak asasi manusia.

Pemerintahan Provisional Republik Korea diresmikan di Shanghai, Cina setelah
terjadinya Pergerakan 1 Maret untuk memperjuangkan kemerdekaan Korea.
Pemerintahan provisional dianggap sebagai pemerintahan de jure dari rakyat Korea
dari tahun 1919 sampai 1948.

Sentimen anti Jepang di Korea terus mencuat, seperti pada peristiwa protes
mahasiswa di seluruh Korea pada bulan November 1929 yang membuat pengetatan
peraturan militer tahun 1931. Kurikulum sekolah dimodifikasi untuk menghilangkan
pengajaran dalam bahasa Korea. Sekolah juga dilarang untuk mengajarkan murid-
muridnya mengenai sejarah Korea. Orang Korea dipaksa untuk mengadopsi nama
orang Jepang. Dalam perang dunia ke II, banyak pula warga Korea yang dipaksa
untuk menyokong usaha perang tentara Jepang.

Pemecahan Korea

Pembagian Korea menjadi Korea Utara dan Korea Selatan bermula sejak
kemenangan Blok Sekutu di dalam Perang Dunia II, mengakhiri 35 tahun Penjajahan
Jepang atas Korea. Di dalam sebuah proposal yang ditolak oleh hampir seluruh
bangsa Korea, Amerika Serikat dan Uni Soviet setuju untuk sementara menduduki
negara Korea sebagai wilayah perwalian dengan zona pengawasan yang
didemarkasi pada sepanjang 38 derajat lintang utara. Tujuan perwalian ini adalah
untuk mendirikan pemerintah sementara Korea yang akan menjadi "bebas dan
merdeka pada waktunya."Meskipun pemilihan umum dijadwalkan, dua adidaya
mendukung dari belakang para pemimpin yang berseberangan dan dua negara itu
secara efektif telah didirikan, masing-masing mengakui kedaulatan atas
seluruh Semenanjung Korea.

KEBUDAYAAN KOREA

Kehidupan

Hanok, rumah tradisional Korea

Hanok tipe chogajip (rumah beratap jerami) di Desa
Rakyat Korea, Seoul

Rumah Masyarakat tradisional Korea memilih
tempat tinggal berdasarkan geomansi. Orang Korea
meyakini bahwa beberapa bentuk topografi atau
suatu tempat memiliki energi baik dan buruk (dalam
konsep eum dan yang) yang harus diseimbangkan.
Geomansi memengaruhi bentuk bangunan, arah,
serta bahan-bahan yang digunakan untuk
membangunnya.

Rumah menurut kepercayaan mereka harus
dibangun berlawanan dengan gunung dan
menghadap selatan untuk menerima sebanyak mungkin cahaya matahari. Cara ini
masih sering dijumpai dalam kehidupan modern saat ini.

Rumah tradisional Korea (biasanya rumah bangsawan atau orang kaya) menjadi
bagian dalam (anchae), bagian untuk pria (sarangchae), ruang belajar (sarangbang)
dan ruang pelayan (haengrangbang). Besar rumah dipengaruhi oleh kekayaan suatu
keluarga.

Rumah-rumah ini memiliki penghangat bawah tanah yang disebut ondol yang
berfungsi saat musim dingin.

Taman

Hyangwonjeong, sebuah taman
di Gyeongbokgung, Seoul

Taman korea adalah bentuk atau rancangan taman
tradisional khas Korea. Walau taman Korea amat
dipengaruhi konsep taman Tiongkok, rancang
bangunnya memiliki keunikan tersendiri.

Karakterisitik taman Korea adalah kesederhanaan,
alami dan tidak dipaksakan untuk mengikuti suatu aturan khusus. Dibanding taman
Tiongkok dan taman Jepang yang memiliki banyak elemen pelengkap karena
konsep mengimitasikan pemandangan asli, taman Korea mungkin lebih tampak
kurang akan unsur pelengkap.

Taman Korea sangat mencolok dan sederhana karena selalu terdapat
kolam teratai dengan bangunan paviliun di dekatnya. Kolam dihubungkan dengan
aliran alami yang bagi orang Korea sangat indah untuk dipandang.

Taman-taman yang terkenal:

 Poseokjeong dan Anapji, taman dari Silla, terletak di Gyeongju
 Huwon, yang berada di dalam kompleks istana Changdeok di Seoul.

Pakaian

Hanbok

Hwarot, pakaian pengantin

Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (Korea
Utara menyebut Choson-ot). Hanbok terbagi atas
baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk
laki-laki (baji) dan rok wanita (Chima).

Orang Korea berpakaian sesuai dengan status
sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal
penting. Orang-orang dengan status tinggi serta
keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah
dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa
dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin.

Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan
sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai
dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama
(doljanchi), pernikahan atau upacara kematian.

Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat
tertentu masih digunakan.

Kuliner

Bibimbap

Bentuk kuliner Korea dipengaruhi oleh
kebudayaan pertanian mereka. Makanan pokoknya
adalah beras. Hasil utama pertanian rakyat Korea
adalah beras, gandum dan kacang-kacangan. Hasil
laut pun melimpah seperti ikan, cumi-
cumi dan udang, sebab Korea dikelilingi 3 lautan.

Kuliner Korea sebagian besar dibentuk dari
hasil fermentasi yang sudah berkembang sejak lama. Contohnya
adalah kimchi dan doenjang. Makanan fermentasi sangat berguna dalam
menyediakan protein dan vitamin ketika musim dingin.

Beberapa menu makanan dikembangkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa
khusus seperti festival atau upacara seperti ulang tahun anak yang ke-100 hari,
ulang tahun pertama, perkawinan, ulangtahun ke-60, upacara pemakaman dan

sebagainya. Pada peristiwa-peristiwa ini selalu dijumpai kue-kue beras yang
berwarna-warni.
Makanan kuil berbeda dari makanan biasanya karena melarang penggunaan 5 jenis
bumbu yang biasa dipakai seperti bawang putih, bawang merah, daun
bawang, rocambole (sejenis bawang), bawang perai, jahe serta daging.
Makanan kerajaan (surasang) saat ini sangat terkenal karena sudah dapat dinikmati
seluruh lapisan rakyat.

Teh

Darye, upacara teh Korea

Teh diperkenalkan di Korea dari Tiongkok sejak
lebih dari 2000 tahun lalu ketika agama
Buddha disebarkan. Teh digunakan dalam
upacara-upacara persembahan. Bentuk
kebudayaan teh bangsa Korea terukir
dalam upacara teh Korea (Dado).

Festival

Daeboreum

Kalender Korea didasarkan pada kalender lunisolar.

Kalender Korea dibagi dalam 24 titik putaran (jeolgi)
yang masing-masing terdiri dari 15 hari dan
digunakan untuk menentukan masa
tanam atau panen pada masyarakat agraris pada zaman dahulu, namun pada saat
ini tidak digunakan lagi. Kalender Gregorian diperkenalkan di Korea tahun 1895,
tetapi hari-hari tertentu seperti festival, upacara, kelahiran dan ulang tahun masih
didasarkan pada sistem kalender lunisolar.

Festival terbesar di Korea antara lain:

 Seollal, imleknya Korea yang jatuh tepat bersamaan dengan tahun baru
Imlek.

 Daeboreum, festival bulan purnama pertama
 Dano, festival musim semi
 Chuseok, festival panen raya atau festival kue bulan

Permainan

Permainan Yut

Banyak sekali permainan khas Korea seperti:

 Baduk, igo versi Korea. Baduk sangat populer di
kalangan orang tua.
 Janggi, versi lama dari catur Tiongkok, Xiangqi
 Yut, permainan keluarga yang sering dimainkan
saat festival
 Ssangnyuk, backgammon versi Korea
 Chajeon nori, permainan tradisional perang-
perangan antara dua kelompok orang
 Ssireum, bergulat
 Tuho, permainan melemparkan anak panah ke dalam pot
 Geunetagi, permainan ayunan besar
 Seokjeon, permainan melempar batu
 Gakjeo, gulat asal zaman Tiongkok kuno

Situs Warisan Dunia

Ada beberapa situs-situs bersejarah Korea yang dijadikan Situs Warisan
Dunia oleh UNESCO.

Kuil Jongmyo

Kuil Jongmyo yang terletak di jantung kota Seoul dijadikan UNESCO sebagai Situs
Warisan Dunia pada tahun 1995. Kuil ini dibangun untuk menyimpan tablet-tablet
memorial anggota mendiang penguasa (Dinasti Joseon) yang didasarkan pada
tradisi Konfusianisme. Setiap tahun pada bulan Mei diadakan upacara
Jongmyo (Jongmyo Daeje) yang menampilkan upacara persembahan dan tarian.
Pertama dibangun tahun 1394 dan terbakar tahun 1592 ketika Jepang menyerang
Korea, lalu pada tahun 1608 dibangun kembali. Kuil ini berisi 19 buah tablet
memorial para raja dan 30 tablet ratu yang ditempatkan di dalam 19 buah kamar.

Istana Changdeok
Changdeokgung atau “Istana Kebajikan Mulia” dibangun tahun 1405 dan musnah
dilalap api pada tahun 1592 akibat invasi Jepang, dan direkonstruksi kembali pada
tahun 1609. Lebih dari 300 tahun Istana Changdeok adalah pusat kedudukan
kerajaan. Istana Changdeok dimasukkan dalam daftar Situs Warisan
Dunia oleh UNESCO pada tahun 1997.

Bulguksa

Seokguram

Bulguksa atau “Kuil Negeri Buddha” adalah
kompleks kuil Buddha yang dibangun pada masa Silla
Bersatu pada tahun 751 di kota Gyeongju.
Beberapa Harta Nasional Korea Selatan yang
berharga tersimpan di dalam kuil ini, seperti:

 Seokguram, kuil dalam gua dengan patung
Buddha dan ukiran-ukiran dari granit yang sangat
indah
 Pagoda Tabo dan Pagoda Seokga yang
berarsitektur khas Silla, serta ruangan-ruangan kuil
yang menjadi tempat peribadatan.

Bulguksa dan Seokguram merupakan Situs Warisan Dunia yang didaftarkan oleh
UNESCO pada tahun 1995.

Tripitaka Koreana dan Haeinsa

Haeinsa

Haeinsa adalah kuil Buddha tempat penyimpanan
kitab suci Tripitaka Koreana. Dibangun pada
tahun 802 M di puncak Gunung Gaya di
provinsi Gyeongsang Selatan.

Tripitaka Koreana adalah kitab suci Buddha yang
tersusun dari ukiran tulisan di blok-blok kayu,
berjumlah 81.258 buah blok kayu yang tersusun
rapi. Semua tulisannya diukir dalam aksara Tionghoa (hanja).

Haeinsa menjadi daftar Warisan Dunia di UNESCO pada tahun 1995.

Hwaseong

Benteng Hwaseong.

Benteng Hwaseong adalah sebuah benteng yang
dibangun pada masa Dinasti Joseon yang terletak
di kota Suwon, provinsi Gyeonggi. Rekonstruksinya
diselesaikan pada tahun 1796 dan melingkupi pada
tanah yang datar dan bukit-bukit sepanjang 5,52
km. Benteng ini memiliki 4 gerbang utama, sebuah

gerbang air, 4 gerbang rahasia, dan sebuah menara suar.
Benteng Hwaseong dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO
pada tahun 1997.

Situs dolmen Gochang, Hwasun dan Ganghwa

Situs Gochang, Hwasun dan Ganghwa adalah situs purbakala dan ratusan kuburan-
kuburan kuno (dolmen) dari zaman megalitikum (dari sekitar tahun 1000
SM). Semenanjung Korea adalah salah satu tempat terbanyak di dunia yang
memiliki situs dolmen. Situs-situs ini didaftarkan dalam daftar Situs Warisan Dunia
UNESCO pada tahun 2000.

Wilayah Gyeongju

Wilayah historis kota Gyeongju dimasukkan dalam daftar UNESCO pada tahun
2000. Kota Gyeongju adalah ibukota kerajaan Silla dimana masih terdapat kompleks
makam penguasa Silla yang berbentuk bukit-bukit besar. Wilayah Namsan terkenal
akan artefak-artefak Silla yang berharga seperti mahkota emas, perhiasan, kuil-kuil
Buddha, pagoda dan arca-arca yang umumnya berasal dari abad 7 sampai abad ke
10 Masehi.

Kompleks Makam Goguryeo

Komplek Makam Goguryeo berada di wilayah negara Korea Utara, seperti
di Pyongyang, provinsi Pyongan Selatan, dan kota Nampo (Hwanghae Selatan).
Kompleks Makam Goguryeo ini terdiri dari 63 buah makam dan menjadi Situs
Warisan Dunia pertama milik Korea Utara pada bulan Juli 2004


Click to View FlipBook Version