No Penulis, Tempat/ Judul artikel Tujuan Penelitian
Tahun
36
Metode Penelitian Hasil Penelitian Rekomendasi
karena konsep ini baru diterapkan
belum lama, baru sebatas
diperkenalkan pada tahun 2016
dan baru diujicobakan pada tahun
2017. Karena ini merupakan
konsep dan prosedur baru, maka
perawat masih merasa asing atau
belum cukup dikenal, sehingga
pelaksanaannya pun belum
optimal
6
No Penulis, Tempat/ Judul artikel Tujuan Penelitian
Tahun
4 I Gusti Bagus Hubungan Penelitian ini bertujuan
Artha Pradnyana, I Tingkat untuk mengetahui
Made Dwie Pengetahuan hubungan tingkat
Pradnya Susila, Dengan pengetahuan dengan
Nina Rismawati Kepatuhan kepatuhan perawat dalam
Hakim, Di Rumah Perawat Dalam menjalankan Early
Sakit Bimc Menjalankan Warning Score
Kuta/2021 Early Warning
Score Di Rumah
Sakit BIMC Kuta
37
Metode Penelitian Hasil Penelitian Rekomendasi
Design penlitian 1.Pengetahuan Pengetahuan perawat yang
menggunakan metode Tingkat pengetahuan perawat baik sangat diperlukan
penelitian kuantitatif tentang ews di Rumah Sakit untuk melakukan
dengan desain BIMC Kuta. Sebanyak 50 orang pengkajian dan
m penelitian korelasional (86,2%) berpengetahuan baik, 8 mengobsevasi tanda vital
dan dengan jenis orang (17,8%) berpengetahuan agar dapat menilai dan
penelitian cross kurang mengetahui resiko
sectional. 2 Penerapan terjadinya perburukan
tingkat kepatuhan perawat dalam pasien
menjalankan early warning score
di Rumah Sakit BIMC Kuta
diperoleh perawat patuh dalam
menjalankan early warning score
sebanyak 50 orang (86,2% ).
Tingkat kepatuhan perawat tidak
patuh sebanyak 8 orang (17,8%).
3. Faktor yang mempengaruhi
penerapan
apabila tingkat pengetahuan
perawat yang tinggi maka tingkat
kepatuhan perawat dalam
menjalankan early warning score
semakin patuh, sebaliknya jika
tingkat pengetahuan perawat
kurang maka tingkat kepatuhan
perawat dalam menjalankan early
warning score tidak patuh.
7
No Penulis, Tempat/ Judul artikel Tujuan Penelitian
Tahun
5 Okta Fiana Setia S Hubungan Penelitian ini bertujuan
, Galih Setia Adi , Pengetahuan untuk untuk mengetahui
Dian Nur Perawat Tentang hubungan Pengetahuan
Wulanningrum , Early Warning Perawat Tentang Early
IGD RSUD Dr. Score (EWS) Warning Score (EWS)
Moewardi Dengan Respon dengan Respon Time
Surakarta / Tahun Time Perawat Perawat dalam
2020 Dalam Penanganan Pasien
Penanganan Kegawatdaruratan di
Pasien Ruang IGD
Kegawatdaruratan
Di Ruang IGD
38
Metode Penelitian Hasil Penelitian Rekomendasi
Metode yang 1.Pengetahuan : 1.Diharapkan perawat
i digunakan adalah Tingkat pengetahuan perawat dengan pengetahuan Early
observasional analitik tentang Early Warning Score Warning Score (EWS)
dengan desain cross (EWS) di IGD RSUD Dr. kurang dapat
sectional. Moewardi Surakarta meningkatkannya
menunjukkan bahwa sebagian pengetahuan menjadi
besar responden memiliki lebih baik serta
pengetahuan baik yaitu sebanyak diharapkan perawat dapat
23 responden (76.7 %). mempertahankan dan
Sedangkan tingkat pengetahuan meningkatkan terkait
kurang 7 responden (23.3%) respon time perawat
dalam penanganan pasien
dengan kegawatdaruratan
di Instalasi Gawat
Darurat.
2.Bagi rumah sakit
pengadaan terkait
pelatihan tambahan bagi
tenaga perawat dalam
melakukan tindakan
keperawatan
kegawatdaruratan sangat
diperlukan untuk
memperkaya ilmu
pengetahuan dan
keterampilan perawat
8
Berdasarkan tabel di atas, 5 artikel yang membahas Pengetahuan dan
Penerapan EWS di Rumah Sakit 4 artikel membahas EWS tidak spesifik
untuk anak atau Ibu hamil dan 1 artikel EWS spesifik membahas NEWSS.
Dari 5 artikel, didapatkan besar sampel paling sedikit adalah 30 responden
dan paling banyak adalah 66 responden. Dari 5 artikel yang ada setelah
dilakukan penelitian terdapat perbedadaan hasil. Terdapat 3 artikel yang
responden terbanyak pengetahuan EWS di rumah sakit baik dan 2 artikel
responden terbanyak pengetahuan EWS di rumah sakit cukup. Pada 3 artikel
terdapat perbedaan hasil responden terbanyak dalam penerapan EWS di
rumah sakit. Terdapat 2 artikel hasil responden dalam penerapan EWS di
rumah sakit baik sedangkan 1 artikel hasil responden cukup.
Faktor yang mempengaruhi penerapan perawat tentang EWS di
rumah sakit beberapa responden yang dalam penerapannya masih dalam
kategori cukup dan kurang dikarenakan yang pertama tingginya beban kerja
yang dialami oleh responden. Kedua keterbatasan pengalaman karena lama
kerja mayoritas kurang dari 5 tahun. Ketiga karena konsep ini baru
diterapkan belum lama, karena ini merupakan konsep dan prosedur baru,
maka perawat masih merasa asing atau belum cukup dikenal, sehingga
pelaksanaannya belum optimal. Keempat tingkat pengetahuan perawat
berbanding lurus dengan penerapan EWS, apabila tingkat pengetahuan
perawat tinggi maka tingkat kepatuhan perawat dalam menjalankan early
warning score semakin patuh, sebaliknya jika tingkat pengetahuan perawat
kurang maka tingkat kepatuhan perawat dalam menjalankan early warning
score tidak patuh. Kelima aktivitas perawat yang terlalu banyak. Keenam
pasien yang banyak. Ketujuh banyaknya pendokumentasian. Kedelapan
perawat mengira bahwa pasien masih dalam kondisi yang stabil.
39
4.2 Pembahasan
4.2.1. Pengetahuan Perawat tentang Early Warning Score (EWS)
Pada artikel 1 Pengetahuan didapatkan 63 (95,5%) responden
memiliki pengetahuan yang baik, dan 3 (4,5%) responden berpengetahuan
kurang. Pada artikel 2 penelitian ini menunjukkan bahwa responden
menurut tingkat pengetahuan sebanyak 36 (92,3%) responden dengan
pengetahuan cukup. Responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 3
(7,7%) responden dan pengetahuan tinggi sebanyak 0 (0%)(Prihati &
Wirawati, 2019). Pada artikel 3 Sebagian besar perawat dengan
pengetahuan tentang Early Warning Score System (EWSS) kategori cukup
sebanyak 18 responden (46,2%), kategori baik sebanyak 14 responden
(35,9%) dan kurang sebanyak 7 responden (17,9%)(Suwaryo et al., 2019).
Pada artikel 4 tingkat pengetahuan perawat tentang ews di Rumah Sakit
BIMC Kuta. Sebanyak 50 orang (86,2%) berpengetahuan baik, 8 orang
(17,8%) berpengetahuan kurang (Pradnyana et al., 2021). Pada artikel 5 Tingkat
pengetahuan perawat tentang Early Warning Score (EWS) di IGD RSUD Dr.
Moewardi Surakarta menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan baik yaitu sebanyak 23 responden (76.7 %). Sedangkan tingkat
pengetahuan kurang 7 responden (23.3%)(Setia et al., 2021). Hasil penelitian
menunjukkan 5 artikel mayoritas pengetahuan EWS perawat di rumah sakit
cukup dan baik. Dengan rata-rata hasil responden 5 artikel pengetahuan
perawat di rumah sakit yang cukup dan baik sebanyak 86,56 % responden
dan sebanyak 13,44% responden pengetahuan kurang.
Menurut (Boimau et al., 2020) seorang perawat mempunyai
pengetahuan yang baik tentang EWS maka dalam pelaksanaan EWS akan
mudah dilakukan. Penerapan EWS berkaitan erat dengan peran perawat saat
melakukan pengkajian harian yang mendasar seperti tanda-tanda vital.
Dengan adanya dasar yang kuat, dalam hal ini pengetahuan yang baik, maka
perawat dapat mendeteksi kegawatan sebelum hal yang tidak diharapkan
terjadi. Sehingga diharapkan dengan tatalaksana yang lebih dini, kondisi
yang dapat mengencam jiwa tertangani lebih cepat atau dapat dihindari, dan
pelayanan yang diberikan pun lebih maksimal.
40
Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa pengetahuan EWS
perawat baik. Sehingga perlu untuk dipertahankan dan bagi perawat yang
berpengetahuan cukup diharapkan menambah pengetahuan dengan
mengikuti seminar tentang EWS.
4.2.2. Penerapan Perawat tentang Early Warning Score (EWS)
Pada artikel 1 berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti di Rumah Sakit Swasta Makassar, didapatkan 42 (63.6%) responden
memiliki penerapan yang baik, 23 (34.8%) responden memiliki penerapan
yang cukup, dan ada 1 (1.5%) responden yang kurang menerapkan NEWSS
sesuai SOP. (Ekawati et al., 2020). Pada artikel 3 diketahui bahwa sebagian
besar perawat dengan penerapan Early Warning Score System (EWSS)
kategori cukup sebanyak 20 responden (51,3%). Perawat dengan penerapan
kategori kurang sebanyak 10 responden (25,6%) dan perawat dengan
penerapan kategori baik dengan 9 responden (23,1%) (Suwaryo et al.,
2019). Pada artikel 4 penelitian diketahui bahwa perawat mempunyai
penerapan yang baik. Tingkat kepatuhan perawat dalam menjalankan early
warning score di Rumah Sakit BIMC Kuta sebanyak 50 orang (86,2% ).
Tingkat perawat tidak patuh sebanyak 8 orang (17,8% ) (Pradnyana et al.,
2021). Hasil penelitian menunjukkan 3 artikel mayoritas penerapan EWS
perawat di rumah sakit cukup dan baik. Dengan rata-rata hasil responden 3
artikel penerapan perawat di rumah sakit yang cukup dan baik sebanyak
86,3 % responden dan sebanyak 13,7% responden penerapan kurang.
Evaluasi penggunaan EWSS di ruang rawat terdiri dari 10 poin. Poin
pertama adalah membiasakan pasien atau keluarganya dengan gejala
pertama keadaan darurat. Poin kedua memberitahu pasien atau keluarga
bagaimana meminta bantuan jika kondisi pasien memburuk. Poin ketiga
adalah mengukur tanda-tanda vital ketika ada laporan bahwa kondisi pasien
memburuk. Poin keempat adalah mencetak gol. Poin kelima adalah
verifikasi oleh pasangan menyusui atau penanggung jawab di shift. Poin
keenam menentukan rencana tindakan sesuai dengan hasil skor. Poin
ketujuh adalah memeriksa kembali tanda-tanda vital setelah tindakan
dilakukan. Poin kedelapan adalah menghubungi dokter yang bertugas atau
41
dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien. Poin kesembilan adalah
ketepatan waktu menghubungi dokter jaga atau dokter penanggung jawab
pasien. Poin kesepuluh melengkapi lembar catatan pemantauan EWSS
(Suwaryo et al., 2019).
Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa penerapan EWS baik
sehingga untuk meningkatkan penerapan EWS dibutuhkan supervisi dan
evaluasi oleh rumah sakit.
4.2.3. Faktor Mempengaruhi Penerapan Perawat tentang Early Warning
Score (EWS)
Faktor yang mempengaruhi penerapan perawat tentang EWS di
rumah sakit beberapa responden yang dalam penerapannya masih dalam
kategori cukup dan kurang dikarenakan yang pertama tingginya beban kerja
yang dialami oleh responden. Kedua keterbatasan pengalaman karena lama
kerja mayoritas kurang dari 5 tahun. Ketiga karena konsep ini baru
diterapkan belum lama, karena ini merupakan konsep dan prosedur baru,
maka perawat masih merasa asing atau belum cukup dikenal, sehingga
pelaksanaannya belum optimal. Keempat tingkat pengetahuan perawat
berbanding lurus dengan penerapan EWS, apabila tingkat pengetahuan
perawat tinggi maka tingkat kepatuhan perawat dalam menjalankan early
warning score semakin patuh, sebaliknya jika tingkat pengetahuan perawat
kurang maka tingkat kepatuhan perawat dalam menjalankan early warning
score tidak patuh. Kelima aktivitas perawat yang terlalu banyak. Keenam
pasien yang banyak. Ketujuh banyaknya pendokumentasian. Kedelapan
perawat mengira bahwa pasien masih dalam kondisi yang stabil.
Menurut (Setia et al., 2021) untuk menilai kecepatan seseorang
melakukan respon time terhadap pasien, tidak dapat dilihat dari baik atau
tidaknya pengetahuan perawat tentang early warning score, namun terdapat
banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi respon time perawat terhadap penanganan pasien yaitu lama
kerja atau pengalaman kerja. Pengalaman dapat dialami sendiri oleh
seseorang secara langsung, dari pengalaman itu seseorang dapat mengetahui
hal-hal baru saat bekerja sehingga dapat menambah pengetahuan dalam
42
mengerjakan pekerjaan tersebut, oleh karena itu selain pengetahuan yang
tetap harus dimiliki oleh perawat, ketepatan response time perawat juga
sangat berpengaruh pada jalannya pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
yang langsung berhubungan dengan keselamatan pasien.
Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa faktor yang
mempengaruhi penerapan EWS disebabkan perawat merasa kondisi pasien
stabil sehingga tidak dilakukan penerapan EWS. Diharapkan EWS
diterapkan pada semua pasien yang berada di rumah sakit.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari 5 artikel yang telah di ulas, jumlah sampel 30 sampai 66 responden.
Dengan rata-rata hasil responden pengetahuan perawat di rumah sakit yang cukup
dan baik sebanyak 86,56% dan penerapan perawat sebanyak 86,3%. Beberapa
faktor yang mempengaruhi penerapan EWS diantaranya tingginya beban kerja,
keterbatasan pengalaman karja, terlalu banyak aktivitas, banyaknya pasien,
banyaknya dokumentasi dan mengira pasien masih dalam kondisi yang stabil.
5.2. Saran
Saran dalam penelitian ini antara lain :
a. Bagi petugas Kesehatan
Diharapkan perawat mampu menerapkan EWS sehingga perburukan
perubahan kondisi fisiologis pasien dapat dicegah sebelum menjadi kondisi
kegawatdaruratan sehingga menurunkan angka kejadian pengaktifan code
blue. Menetapkan kebijakan bagi profesional pemberi asuhan keperawatan
tentang pentingnya supervisi dan evaluasi penerapan pengkajian EWS.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai
tambahan referenssi melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengetahuan
dan penerapan Early Warning Score (EWS) di rumah sakit.
44
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, A. D., & Pangestika, D. D. (2020). PERSEPSI PERAWAT
TERHADAP PENERAPAN EARLY WARNING SCORE (EWS) DIRSUD
BANYUMAS. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 11(1), 120.
https://doi.org/10.26751/jikk.v11i1.762
Boimau, M., Berkanis, A. T., & Lea, A. I. (2020). Hubungan Pengetahuan
Perawat Dengan Pelaksanaan Early Warning Score (EWSS) Pada Pasien Di
Ruangan Emergency Dan Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Siloam
Kupang. Chmk Nursing Scientific, 4(1), 1–5.
Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. 272.
Dyah Restuning Prihati*, M. K. W. (2019). View of Pengetahuan Perawat tentang
Early Warning Score dalam Penilaian Dini Kegawatan Pasien Kritis.
http://www.journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/5
31/372
Ekawati, F. A., Saleh, M. J., & Astuti, A. S. (2020). Hubungan Pengetahuan
Perawat Tentang NEWSS dengan Penerapannya. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Sandi Husada, 11(1), 413–422. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.317
Goleman, daniel; Boyatzis, Richard; Mckee, A., & Perdana. (2018). Konsep
Character, Capacity, Capital, Condition of Economy dan Colleteral. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Idris. (2019). PANDUAN PELAYANAN EARLY WARNING SYSTEM(EWS) BAB.
1–15.
Jiang, X., Jiang, P., & Mao, Y. (2019). Performance of Modified Early Warning
Score (MEWS) and Circulation, Respiration, Abdomen, Motor, and Speech
(CRAMS) score in trauma severity and in-hospital mortality prediction in
multiple trauma patients: A comparison study. PeerJ, 2019(6).
https://doi.org/10.7717/peerj.7227
KARS. (2017). SNARS edisi 1. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit, 1, 421.
Masturoh, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. In Pusat pendidikan
sumber daya manusia kesehatan badan pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia kesehatan edisi tahun 2018.
Pradnyana, I. G. B. A., Susila, I. M. D. P., & Hakim, N. R. (2021). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Menjalankan Early
Warning Score Di Rumah Sakit Bimc Kuta. Online Keperawatan Indonesia,
4(1), 1–11.
Prihati, D. R., & Wirawati, M. K. (2019). Pengetahuan Perawat tentang Early
Warning Score dalam Penilaian Dini Kegawatan Pasien Kritis. Jurnal
Keperawatan, 11(4), 237–242.
https://doi.org/10.32583/keperawatan.v11i4.531
45
Pujiastuti, D., Purwaty, E., Janah, Ngadhi, P. Y., Surianto, P., Dewi, R. C., &
Talu, Y. (2021). Penerapan Early Warning System (EWS) Sebagai Deteksi
Dini Kematian di Critical Care Area. Jurnal Penelitian Keperawatan, 7(1),
1–9.
Qolbi, N. Q. ., Nursalam, & Ahsan. (2020). Knowledge and Skill in Relation to
the Speed and Accuracy of the Nurses When Assessing Using an Early
Warning System (EWS). Jurnal Ners, 15(2), 531–537.
Rachman, T. (2018). Panduan Early Warning System. Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 10–27.
RI No. 38. (2014). Undang-undang RI No. 38. Tentang Keperawatan, 10, 2–4.
Setia, O. F., Adi, G. S., & Wulanningrum, D. N. (2021). Hubungan Pengetahuan
Perawat Tentang Early Warning Score (Ews) Dengan Respon Time Perawat
Dalam Penanganan Pasien Kegawatdaruratan Di Ruang IGD. 96, 1–14.
Suwaryo, P. A. W., Sutopo, R., & Utoyo, B. (2019). Pengetahuan Perawat Dalam
Menerapkan Early Warning Score System (Ewss) Di Ruang Perawatan.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 15(2), 64.
https://doi.org/10.26753/jikk.v15i2.376
Veronika Hutabarat1, Enie Novieastari2, S. (2020). Modifikasi Asesmen Early
Warning System Upaya Peningkatan Penerapan Keselamatan Pasien.
Yulika. (n.d.). PANDUAN PELAKSANAAN EARLY WARNING SYSTEM ( EWS )
RUMAH SAKIT UMUM NATALIA RSU NATALIA Jl . Teratai No . 15
Pulisen Boyolali. 15.
46
47
48
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae
A. DATA PRIBADI
1. Nama : Muhammad Irfan Pratama
2. Tempat & Tanggal Lahir : Trenggalek, 6 Juni 2000
3. Jenis Kelamin : Laki - laki
4. Agama : Islam
5. Alamat Asal : RT 06/RW 3, Desa
Sumbergayam, Kecamatan
Durenan, Kabupaten Trenggalek
6. No. Telepon : 08973462435
7. Email : [email protected]
B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
1. SD : SDN SUMBERGAYAM (2007 - 2013)
(2013 - 2016)
2. SLTP : SMPN 1 DURENAN (2016 - 2019)
3. SLTA : MAN 1 TRENGGALEK
49