SeRkesmuaaljiatas
Pengarah: Dr. Sanjoyo, M.Ec
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan
Pengembangan
Penanggung Jawab: Dra. Sri Murtiningsih, MS
Kepala Pusdiklat Kependudukan dan KB
Ketua: Drs. Suminto, MM
Kepala Bidang Program dan Kerjasama
Tim Penulis :
1. dr. Aida Lufti Huswatun, Sp OnkRad, MARS
2. Dra. Hj. Eni Prima Kuswanti, MMSI
3. Sugiharti Soehardjono, S.Pd
Editor :
1. I Made Yudhistira D, M.Psi.,Psi
2. Farida Ekasari, SIP, MKM
Administrator:
1. Budi Santoso, SE
2. Hermansyah
3. Weni Kurmiawati, S.Ad
Ilustrasi dan lay out buku: Sasono Handito
Daftar Isi
Kata Sambutan - 6
Kata Pengantar - 8
Seksualitas Wanita - 11
1. Virginitas - 11
2. Hubungan seks - 17
3. Aborsi - 22
4. IMS. - 30
5. Hubungan seks dan potensi IMS - 34
Seksualitas Pria - 37
1. Virginitas - 37
2. Hubungan seks - 40
3. IMS, tahukah kalian? - 48
Kata Sambutan
P eran Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dalam pencapaian
tujuan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga sangat strategis. Tujuan dari setiap
pelaksanaan diklat adalah meningkatkan kompetensi dari
setiap peserta yang dilatih. Peningkatan kompetensi tersebut
dituangkan pada setiap tujuan pembelajaran dari mata diklat.
Maka dari materi, metode dan media pembelajaran merupakan
kunci dalam mencapai keberhasilan pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran pada diklat tidak terlepas dari
peranan seorang fasilitator Diklat. Ketrampilan fasiliatator
dalam memfasilitasi pembelajaran akan mewarnai dinamika
pembelajaran dan komunikasi didalam kelas. Dalam usaha untuk
mensosialisasikan materi kesehatan reproduksi pada remaja,
sangat diperlukan buku referensi yang menarik dan ramah
bagi remaja. Dengan menampilkan ilustrasi yang menarik dan
penggunaan bahasa popular, maka, remaja akan memiliki rasa
ketertarikan pada buku bahan ajar diklat pengenalan kesehatan
reproduksi remaja ini.
6 Seksualitas Remaja
Kami menyambut baik disusunnya Buku Seri Kesehatan
Reproduksi Remaja ini . Melalui Buku ini diharapkan fasilitator
Diklat dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan namun tetap memiliki nilai untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini.
Semoga upaya kita untuk meningkatkan kualitas Diklat selalu
mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Jakarta, Desember 2015
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian
dan Pengembangan
Dr. Sanjoyo, M.Ec
Seksualitas Remaja 7
Kata Pengantar
P uji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya Buku Seri Kesehatan
Reproduksi Remaja dapat tersusun dengan tepat waktu. Buku ini
sangat penting untuk meningkatkan kualitas Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat).
Berbagai upaya perlu dilakukan Diklat untuk meningkatkan
kualitasnya baik dari sisi penyelenggaraan, tenaga pengelola dan
pelaksana, serta strategi pembelajarannya. Diklat memiliki peran
yang sangat strategis dalam penyiapan SDM yang kompeten dan
profesional dalam mengelola program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga.
Harapan kami dengan diterbitkan buku Seri Kesehatan Reproduksi
Remaja Tema: Seksualitas Remaja ini dapat menjadikan sumber
atau referensi dan memperkaya metode pembelajaran bagi
8 Seksualitas Remaja
fasilitator Diklat saat memberikan pembelajaran mata Diklat,
sehingga tercipta pembelajaran Diklat yang efektif di kelas
maupun di luar kelas.
Kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam penyusunan
buku ini diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya.
Jakarta, Desember 2015
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan KB
Dra. Sri Murtiningsih, MS
Seksualitas Remaja 9
Seksualitas
Wanita
1. Virginitas Kepeyraawnganpaanlinagdabelarhhamrgaahkota
Virginitas atau
keperawanan pada wanita
sering didefinisikan
sebagai keadaan ketika
seorang wanita belum
pernah melakkan
hubungan seks yang
biasanya ditandai dengan
adanya selaput dara
yang masih utuh. Selaput
dara vagina yang sudah
robek kerap diidentikkan
sebagai wanita yang
sudah tidak perawan.
Seksualitas Remaja 11
a. Bentuk selaput dara
Bentuk selaput dara pada wanita usia pra-remaja dapat berbeda-
beda, tergantung kepada kadar dan aktivitas hormon. Namun
bulan sabit adalah bentuk yang paling umum terlihat. Setelah
masa pubertas, perubahan kadar estrogen dan aktivitas tertentu
membuat selaput dara dapat menjadi lebih tebal.
Bermacam macam bentuk selaput dara
12 Seksualitas Remaja
b.Selaput dara
Selaput dara adalah lapisan kulit yang sangat tipis, merentang di
vagina wanita. Lapisan ini dapat menutupi seluruh atau sebagian
mulut vagina. Selaput dara merupakan bagian dari vulva atau
organ genital bagian luar yang memiliki struktur serupa dengan
vagina. Selaput dara memiliki bagian yang berlubang yang
memungkinkan darah haid bisa keluar.
Mons pubis clitoris
Labia majora hymen
Urethral opening
Vaginal entrance
Labia minora
Perinium
Anus
Gambar vulva dan hymen wanita
Seksualitas Remaja 13
Selaput dara vagina yang sudah robek kerap diidentikkan sebagai
wanita yang sudah tidak perawan. Padahal robeknya selaput dara
ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, selain penetrasi penis ke
dalam vagina. Selain itu, ada sebagian wanita yang lahir tanpa
selaput dara. Hal ini juga yang menyebabkan tidak semua wanita
akan mengalami pendarahan saat berhubungan seksual untuk
pertama kalinya.
Selaput dara dapat robek karena berbagai aktivitas, seperti
berolahraga, cedera, pemeriksaan vagina, masturbasi, atau
penetrasi seksual. Pada anak-anak dan remaja, selaput dara yang
robek dapat pulih dengan cepat.
c. Memeriksa selaput dara
Untuk mengetahui seseorang masih perawan atau tidak, secara
objektif dapat dilakukan pemeriksaan selaput dara oleh pihak
yang kompeten. Khususnya dokter kebidanan dan kandungan.
Karena pentingnya pemeriksaan ini seringkali dihadirkan lebih
dari satu dokter dalam ruangan untuk dimintai pendapat
keduanya (second opinion).
d. Apakah selaput dara dapat diperbaiki?
Selaput dara yang sudah robek tentu saja bisa diperbaiki. Sebelum
memutuskan operasi banyak hal yang harus dipertimbangkan,
pertama biaya sekitar 1500 – 5000 dolar, lalu harus mencari
dokter bedah plastik yang mahir dan berpengalaman dan
14 Seksualitas Remaja
diperlukan kesiapan mental dan fisik, karena semua bentuk
operasi akan menimbulkan efek samping dan hasil operasi bisa
jadi tidak sesuai dengan harapan. Tergantung tujuannya, apakah
untuk menyenangkan atau untuk membohongi pasangan.
Operasi ngga ya?
tapi biayanya mahal
sekali...
tapi kalau operasi,
aku membohongi
pasanganku..
Seksualitas Remaja 15
Sekarang ada operasi yang bernama hymenoplasti. Ini adalah
prosedur operasi untuk memperbaiki dan merekronstruksi
selaput dara. Operasi ini dilakukan dengan laser atau pisau
bedah. Prosedurnya cepat dan dapat dilakukan tanpa rawat inap,
dilakukan dengan bius umum. Sesudah operasi pasien dapat
langsung melakukan aktifitas biasa, tapi tidak boleh melakukan
hubungan seks selama 3 minggu.
Pr�es Hymenoplasti
P�isi lythotomi saat oparasi Hymenoplasti
16 Seksualitas Remaja
2. Hubungan seks
a. Hubungan seks?
Kebanyakan orang Indonesia tumbuh dewasa kemudian dengan
sendirinya mengerti hubungan seks. Sebagian mengetahui
dari teman, dari bacaan dan dari internet. Hanya sedikit yang
mengetahui dari orang tua atau ahli.
where did I come
from ???
Seksualitas Remaja 17
Hubungan seks dari tuntunan agama adalah menjalankan
hubungan suami istri dalam sebuah ikatan pernikahan yang
resmi. Hal ini termasuk salah satu ibadah yang sangat dianjurkan
agama dan mengandung nilai pahala yang sangat besar.
18 Seksualitas Remaja
Kamu tentu belum boleh melakukan hubungan seksual jika
kamu belum menikah, karena pandangan masyarakat tentang
keperawanan masih sangat kaku. Perselisihan akibat ketidak
perawanan masih sering kita temui.
apekruatwidaank...
Seksualitas Remaja 19
Akibat dari hubungan seks adalah kehamilan. Kehamilan terjadi
saat ovum bertemu dengan sperma. Sperma akan ada setiap
saat, dan sungguh salah jika dikatakan bahwa kamu tidak akan
hamil jika hanya melakukan hubungan seks sekali.
Sebuah ovum sedang dikerumuni sperma
Ovum hanya dihasilkan 1 kali per masa subur
28 hari (siklus haid wanita pada
umumnya). Untuk mengetahui
bahwa sedang subur atau tidak
kamu bisa mempelajarinya.
Namun, pengetahuan tetap
tidak akan melampaui kekuatan
alam. Selalu ada celah untuk
hamil.
20 Seksualitas Remaja
Pertanyaan yang muncul,
apakah kamu siap hamil
setelahmelakukan hubungan
seksual? Siapkah kamu
menimang anak pada usia
muda? Bisa jadi kamu harus
meninggalkan sekolah dan
meninggalkan semua yang
sangat kamu sukai. Siapa pria
yang menghamilimu, ternyata
tidak bisa menikahimu?.
Sungguh, saat itu kamu akan
merasa bahwa kamu adalah
orang yang paling rugi.
Seksualitas Remaja 21
3. Aborsi
a. Pengertian Aborsi (perspektif individu, keluarga,
masyarakat dan agama)
Aborsi adalah berhentinya kehamilan dengan pengeluaran
janin dari dalam rahim sebelum ia mampu bertahan hidup.
Penghentian janin ini dapat terjadi secara spontan maupun
disengaja.
Aborsi yang dilakukan dengan menggunakan obat-obatan bisa
saja menyebakan keluarnya janin dari rahim tapi masih ada ari-
ari yang tersisa dalam rahim, yang akan menimbulkan kanker
dimasa akan datang.
22 Seksualitas Remaja
Pemijatan juga sering digunakan untuk aborsi meskipun tidak
selalu berhasil menggugurkan kandungan, bahkan justru
merusak rahim wanita hingga ia tak mampu lagi memiliki
keturunan selamanya.
Seksualitas Remaja 23
b. Aspek hukum aborsi
KUHP Bab XIX pasal 229, 346-349
Pasal 229: Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang
perempuan atau menyuruhnya supaya diobati, dengan
diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena
pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling
banyak tiga ribu rupiah.
Pasal 346: Seorang perempuan yang dengan sengaja
menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh
orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.
Pasal 347:
1. Barangsiapadengansengajamenggugurkanataumematikan
kandungan seorang perempuan tanpa persetujuannya,
diancam dengan pidana penjara paling lama duabelas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan
tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama
limabelas tahun.
Pasal 348:
1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang perempuan dengan
24 Seksualitas Remaja
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan
tersebut, diancam dengan pidana penjara tujuh tahun.
Pasal 349: Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu
melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun membantu
melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 & 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga & dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian
dalam mana kejahatan dilakukan.
Dari rumusan pasal-pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Seorang perempuan hamil yang dengan sengaja melakukan
aborsi atau ia menyuruh orang lain, diancam hukuman
empat tahun penjara.
2. Seseorang yang dengan sengaja melakukan aborsi terhadap
ibu hamil dengan tanpa persetujuan ibu hamil tersebut,
diancam hukuman penjara 12 tahun, & jika ibu hamil tersebut
mati, diancam penjara 15 tahun penjara.
3. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman
5,5 tahun penjara & bila ibu hamil tersebut mati diancam
hukuman 7 tahun penjara.
Seksualitas Remaja 25
4. Jika yang melakukan & atau membantu melakukan aborsi
tersebut seorang dokter, bidan atau juru obat ancaman
hukumannya ditambah sepertiganya & hak untuk berpraktik
dapat dicabut.
5. Setiap janin yang dikandung sampai akhirnya nanti dilahirkan
berhak untuk hidup serta mempertahankan hidupnya.
UU HAM
Pasal 53 ayat 1(1): Setiap anak sejak dalam kandungan berhak
untuk hidup, mempertahankan hidup & meningkatkan taraf
kehidupannya.
UU Kesehatan:
Pasal 75
1. Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
2. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dikecualikan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau
26 Seksualitas Remaja
janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat
bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan
trauma psikologis bagi korban perkosaan.
3. Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat
dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan
pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan
yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan
berwenang.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis
dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat
dilakukan:
1. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari
hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan
medis;
2. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan
kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh
menteri;
Seksualitas Remaja 27
3. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
4. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
5. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari
aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat
(3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung
jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pada penjelasan UU Kesehatan pasal 77 dinyatakan sebagai
berikut:
Yang dimaksud dengan praktik aborsi yang tidak bermutu,
tidak aman, dan tidak bertanggung jawab adalah aborsi yang
dilakukan dengan paksaan dan tanpa persetujuan perempuan
yang bersangkutan, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
tidak profesional, tanpa mengikuti standar profesi dan pelayanan
yang berlaku, diskriminatif, atau lebih mengutamakan imbalan
materi dari pada indikasi medis.
28 Seksualitas Remaja
Sesuai dengan KUHP bab XIX pasal 229, 346
hingga 349, Hukuman 4 tahun penjara
Seksualitas Remaja 29
Aborsi memungkinkan dilakukan pada kasus perkosaan yang
dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.
Akan terapi aborsi hanya dapat dilakukan setelah melalui
konseling dan atau penasihatan pratindakan dan diakhiri dengan
konseling pasca tindakan oleh konselor yang kompeten dan
berwenang.
4. IMS.
IMS adalah penyakit
infeksi yang cara
penularannya terutama
melalui hubungan seks
dengan pasangan yang sudah
tertular. Hubungan seks
ini termasuk hubungan
seks lewat vagina, anus
maupun mulut (oral).
IMS dikenal juga dengan
penyakit kotor atau
penyakit kelamin.
30 Seksualitas Remaja
World Health Organization (WHO) menyatakan 333 juta kasus
baru IMS terjadi di seluruh dunia setiap tahun dan setidaknya
111 juta kasus ini terjadi pada mereka yang berusia di bawah 25
tahun.
dan di banyak negara berkembang, menunjukkan data bahwa
sampai 60 % dari semua infeksi HIV baru terjadi pada kelompok
usia antara 15 sampai 24 tahun (Sarwono, 2005).
Seksualitas Remaja 31
Tidak semua IMS menimbulkan gejala, ada yang timbul gejala
setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan
bertahun-tahun setelah kita terinfeksi.
Akibat yang ditimbulkan IMS
Jika tidak segera diobati hingga sembuh, IMS dapat membuat
kita sakit-sakitan. Infeksi tidak hanya terjadi di alat kelamin, tetapi
juga menjalar ke seluruh tubuh.
32 Seksualitas Remaja
Beberapa jenis IMS bersifat kambuhan dan menimbulkan rasa
sakit yang luar biasa atau rasa sakit terus-menerus, dan sering
menyebabkan infertilitas pada wanita.
Pada wanita hamil IMS dapat mengakibatkan bayi lahir terlalu
dini, memiliki cacat bawaan, lahir terlalu kecil, dan terinfeksi IMS.
IMS juga banyak mengakibatkan kanker rahim atau terjadinya
kehamilan di luar kandungan.
Gambaran bayi premature yang
dilahirkan dari ibu yang terinfeksi IMS
Seksualitas Remaja 33
5. Hubungan seks dan potensi IMS
Tidak semua hubungan seks berpotensi menyebarkan IMS, kecuali
jika kita berhubungan seks dengan orang yang sebelumnya telah
berganti-ganti pasangan ataupun kesehatannya tidak terjamin,
kita akan berisiko terkena IMS. Oleh sebab itu, jangan melakukan
seks bebas dan berganti-ganti pasangan.
gonore ulkus mole
kutil genital herpes
34 Seksualitas Remaja
HIV/AIDS
hepatitis
Melalui pelaksanaan prinsip ABCD, diharapakan penyebaran IMS,
terutama HIV/AIDS bisa ditekan.Prinsip ABCD itu adalah sebagai
berikut.
Seksualitas Remaja 35
Kesimpulannya, hubungan seks sebelum menikah memiliki
banyak sekali risiko.Untuk itu sebaiknya kita berhubungan seks
setelah menikah
36 Seksualitas Remaja
Seksualitas
Pria
1. Virginitas
Virginitas atau keperjakaan dari
segi istilah sebenarnya merujuk
pada keadaan ketika seorang
pria belum pernah melakukan
hubungan seks. Berbeda
dengan perempuan, tidak ada
suatu penanda apapun untuk
mengetahui apakah seorang
pria masih perjaka atau tidak.
Seksualitas Remaja 37
where did I come
from ???
Selain hati nurani dan akal sehat, sebenarnya tidak ada yang
menghalangimu untuk melepaskan keperjakaan seketika kita
menginginkannya. Akan tetapi, yang perlu kita ingat adalah
bahwa meskipun secara fisik tidak ada yang “robek” pada
tubuhmu, tindakan melepaskan keperjakaan sebelum waktunya
bisa menimbulkan konsekuensi lain.
38 Seksualitas Remaja
Seksualitas Remaja 39
4. Hubungan s�s
a. Hubungan seks?
Kebanyakan orang Indonesia tumbuh dewasa kemuadian
dengan sendirinya mengerti hubungan seks. Sebagian
mengetahui dari teman, dari bacaan dan dari internet. Hanya
sedikit yang mengetahui dari orang tua atau ahli.
Hubungan seks secara tradisional dilakukan dengan memasukkan
penis ke dalam vagina (kopulasi). Ini adalah kegiatan reproduksi
yang penis akan menyemprotkan sperma ke dalam liang vagina
kemudian terjadilah proses pembuahan
gambaran sperma mendatangi ovum
40 Seksualitas Remaja
Tidak diketahui sejak kapan tetapi hubungan seks kemudian
berkembang menjadi variasi lain semisal seks anal (penis
dimasukkan ke dalam anus), seks oral (alat kelamin dimasukkan ke
dalam mulut) atau penggunaan jari/alat bantu yang dimasukkan
ke dalam vagina/anus.
SALAH SALAH
SALAH
Seksualitas Remaja 41
Tiap-tiap jenis hubungan seks itu memiliki risiko, terutama akibat
penularan penyakit kelamin. Saat ini tidak sulit ditemukan herpes
genital atau gonorea yang harusnya ada pada daerah kemaluan
tetapi ada di mulut seseorang. Ketidakwajaran lokasi penyakit ini
membuat dokter terkadang salah melakukan diagnosis sehingga
penderita tidak memperoleh pengobatan yang adekuat (cukup).
Terlebih, penderita cenderung menutupi perilaku seksualnya
sehingga semakin sulit menggali asal-usul penyakit.
42 Seksualitas Remaja
Tuntunan agama mengenai perilaku seksual sudah jelas, tetapi
norma masyarakat dapat berubah sesuai dengan tren yang
ada. Tugasmu adalah menentukan perilaku seksual seperti
apa yang akan kita pilih, dengan mempertimbangkan segala
konsekuensinya bagi kesehatanmu
s� bebas = d�a…plus cepat mati
karena tertular penyakit???
Kesenangan sesaat…..
Seksualitas Remaja 43
Perilaku seks anal sudah dikenal semenjak zaman Yunani atau
Romawi bahkan jauh sebelumnya. Kaum Gay, juga pasangan
heteroseksual tertentu biasanya suka melakukan sex anal.
Sebelum kita memutuskan apakah akan menerima atau menolak
praktik ini, marilah kita lihat potensi risiko yang timbul akibat
perilaku seks anal ini.
Anus hanya memiliki lebih sedikit pelumas daripada vagina.
Penetrasi bisa mengakibatkan sobeknya jaringan di dalam
anus, memungkinkan bakteri dan virus memasuki aliran darah,
sehingga memungkinkan penyebaran penyakit menular seksual
termasuk HIV.
44 Seksualitas Remaja
Studi menunjukkan bahwa risiko terkena HIV pada orang yang
menerima seks anal adalah 30 kali lebih besar daripada dengan
yang menerima seks vaginal.
Tentu kita boleh Perjaka
melakukan hubungan Seksualitas Remaja 45
seks jika kita sudah
menikah karena,
pandangan masyarakat
kita tentang keperjakaan
masih sangat kaku. Kita
dituntut untuk masih
tetap perjaka sewaktu
akan menikah.
Sekarang memang terdapat banyak alat kontrasepsi dan alat
itu bisa membuat kita menikmati hubungan seks tanpa harus
khawatir terjadinya kehamilan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa
setiap kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan
46 Seksualitas Remaja
Konsekuensi yang biasa terjadi pada remaja yang memilih
melakukan hubungan seks sebelum menikah bisa terjadi
kehamilan, aborsi dan infeksi menular seksual (IMS)
Seksualitas Remaja 47
b. IMS, tahukah kalian?
Adalah penyakit infeksi yang cara penularannya terutama
melalui hubungan seks dengan pasangan yang sudah tertular.
Hubungan seks ini termasuk hubungan seks lewat vagina,
anus maupun mulut (oral). IMS dikenal juga dengan penyakit
kotor atau penyakit kelamin.Kelamin si penderita pun seringkali
tampak “bersih” tanpa luka ataupun nanah sehingga tidak bisa
kita mendeteksi keberadaannya dengan mata telanjang saja.
48 Seksualitas Remaja
World Health Organization (WHO) menyatakan 333 juta kasus
baru IMS terjadi di seluruh dunia setiap tahun dan setidaknya
111 juta kasus ini terjadi pada mereka yang berusia di bawah 25
tahun.
Dibanyak Negara berkembang, data menunjukkan bahwa
sampai 60 % dari semua infeksi HIV baru terjadi pada kelompok
usia antara 15 sampai 24 tahun (Sarwono, 2005).
Tidak semua IMS menimbulkan gejala, ada yang timbul gejala
setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan
bertahun-tahun setelah kita terinfeksi.
Jenis IMS tertentu bahkan bisa jadi tidak akan pernah
menunjukkan gejalanya, sehingga si penderita sama sekali
tidak sadar bahwa ia telah sakit dan terus saja menyebarkan
penyakitnya pada orang lain.
Penularan IMS ini terutama melalui hubungan seksual; ia juga
dapat disebarkan melalui darah, misalnya lewat transfusi darah
dari orang yang menderita IMS,
Atau penularan juga melalui jarum atau benda lain yang
dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya berbagi jarum suntik,
jarum tindik, alat tato atau pisau cukur yang digunakan secara
bersama dengan orang yang menderita IMS.
Seksualitas Remaja 49
Penularan IMS melalui
Hubungan seksual
Transfusi darah yang Tato yang tidak steril
mengandung virus HIV
Tindik yang tidak steril Alat cukur yang di
pakai bersama
50 Seksualitas Remaja