Cara menilainya adalah jumlah skor yang dipeoleh dibagi skor
maksimal (32) dikalikan 100.
= %
Predikat NILAI
Sangat Baik ( A) 89 < A ≤ 100
Baik (B) 79 < B ≤ 90
Cukup (C) 69 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 69
Dari hasil telaah diketahui bahwa ada beberapa peserta yang
bahan ajarnya dapat nilai rendah. Berikut rekapitulasi hasil
telaah bahan ajar pembelajaran berdiferensiasi SMA Negeri 2
Lumajang
Tabel 3.8. Rekapitulasi Telaah Bahan Ajar
Dari tabel rekapitulasi di atas juga bisa diketahui ada 3 orang
yang bernilai C. Ketiga peserta ini perlu mendapatkan
pembimbingan dan pendampingan perbaikan bahan ajarnya
agar bahan ajarnya menjadi lebih baik.
Berikut daftar nama peserta yang memperoleh C
Tabel 3.9.Daftar Peserta Pembuat Bahan ajar yang perlu perbaikan1 Nilai
No Mata Pelajaran Nama guru
1 Matematika Wajib Galuh Maulidiyah C
2 Matematika Novi Agustiningrum C
Peminatan
3 Sosiologi Elvyn Bahterawati, S.Sos. M.Pd C
6) Simulasi pembelajaran berdiferensiasi
Waktu Pelaksanaan
Sosialisasi program RPK dilaksanakan pada:
35
Hari : Jumat
Tanggal : 17 September 2021
Waktu : Pukul 07.00 – 15.3 0
Mode Acara Pelaksanaan
Kegiatan simulasi pembelajaran berdiferensiasi dilaksanakan
secara LURING Tatap Muka dengan model praktik dan diskusi.
Tempat : Ruang Pertemuan SMA Negeri 2 Lumajang
Fasilitator
Fasilitator sekaligus pendamping pada RPK ini adalah CKS itu
sendiri yaitu Sutrisno, S.Pd
Peserta Kegiatan
Target Peserta pada kegiatan ini adalah guru-guru SMA Negeri 2
Lumajang. Pada kegiatan simulasi dihadiri 40 orang guru.
Terdapat 6 orang guru yang bersimulasi mewakili golongan mapel
Rumpun mapel wajib A (2 orang) yaitu Bahasa dan Matematika,
PKWU mewakili rumpun mapel wajib B (1 orang), Biologi
mewakil mapel C IPA 1 orang, serta rumpun IPS diwakili mapel
Ekonomi 1 orang.
Tabel 3.10. Data Simulasi Pembelajaran 1 Jumlah
1
No Kelompok Mapel Mapel 1
1
1 Wajib A Bahasa 1
1
2 Wajib A Matematika
3 Wajib B PKWU
4 Peminatan MIPA Biologi
5 Peminatan IPS Ekonomi
Diskripsi kegiatan
Kegiatan diawali pada pukul 07:00 dengan penjelasan umum
tentang simulasi, penggunaan RPP dan Bahan ajar serta membahas
kekhasan pembelajaran berdiferensiasi. Pada putaran pertama
sampai dengan pukul 09:00 1 peserta mensimulasikan
pembelajaran dilanjutkan dengan diskusi untuk memberikan
beraneka ragam masukan. Break 15 menit kemudian dilanjutkan 2
36
peserta untuk mensimulasikan sampai dengan pkl 11:00. Break
sholat jumat hingga pukul 13:00. Dilajutkan lagi 2 orang
berikutnya sampai dengan pkl 15:00.Pada pelaksanaan simulasi
ditemukan beberapa hal yang tampaknya sulit pada saat
menghadapi kelas yang sesungguhnya karena harus melayani
minimal 3 kelompok yang berbeda. Ke 5 mapel memanfaatkan
gaya belajar sebagai keaneka ragaman karakteristik peserta
didiknya untuk pelayanan berdiferensiasinya.
7) Pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi
Waktu Pelaksanaan
Sosialisasi program RPK dilaksanakan pada:
Hari : Kamis-Jumat
Tanggal : 28-29 September 2021
Waktu : Pukul 07.00 – 15:20
Mode Acara Pelaksanaan
Kegiatan pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
secara LURING tatap muka dengan praktik mengajar di kelas.
Fasilitator
Fasilitator sekaligus pendamping pada RPK ini adalah CKS itu
sendiri yaitu Sutrisno, S.Pd
Peserta Kegiatan
Untuk kegiatan pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi terdapat
3 guru yang diamati. Yaitu mata pelajaran Matematika, PKWU
dan Bahasa Indonesia
Tabel 3.11. Daftar guru terobservasi pada Pembelajaran berdiferensiasi
No Nama guru Mata Pelajaran
1 Matematika Denny Rachmawati Nur
2 PKWU Imani, S.Pd
Ifa Mawadah, M.Pd
3 Bahasa Indonesia Nidiah Ulfah Agustin,
S.Pd.
37
Diskripsi kegiatan
Calon Kepala sekolah mengikuti Guuru pengajar masuk ke
dalam kelasuntuk mengamati prose PBM pembelajaran
berdiferensiasi. Pada hari kamis jam ke 1-2 ibu Denny Rachmawati
Nur Imani, S.Pd mengajar kelas XI MIPA 6 mengampu mapel
Matematika. Diawali dengan pembacaan Al-Quran yang dipandu
dari sound sistem sentral selama 15 menit. Setelah selesai
membaca Al-quran guru membuka kelas dengan salam, berdoa
secara khusus, menghimabau untuk senantiasa menjaga PROKES
covid-19, menanyakan keadaan para siswanyaserta kegiatan
pendahuluan lainnya untuk menghidupkan suasana kelas. Tanpa
basa-basi Ibu Denny menyampaikan target yang akan dicapai hari
itu yaiatu perkalian matrik yan dikaitkan dengan konteks
kehidupan sehari-hari. Setelah kelas semarak ibu Denny membagi
kelas menjadi 3 kelompok besar berdasarkan gaya belajar yang
berbeda. Untuk kelomp[ok auditori dan visual diberi media
pembelajaran berupa video. Yang berbeda adalah cara menanggapi
video tersebut. Siswa auditori menodengarkan penjelasan tentang
proses perkalian matrik, sementara siswa dengan gaya belajar
visual memperhatikan bagaimana langkah-langkah penyelesaian
perkalian matrik. Sedangkan kelompok kinestetik melakukan
observasi di SMADA Mart tentang penjualan pada bulan
itu.setelah beberapa lama guru membderikan soal perhitungan
matrik dan masing-masing kelompok berdiskusi dalam
kelompoknya. Setelah selesai guru meminta perwakilan dari setiap
kelompok untuk mengerjakan soal ke papan tulis.Setela itu guru
mengklarifikasi jawab-jawab yang sudah dikerjakan di papan tulis
bersama-sama kelas secara keseluruhan. Setelah selesai diskusi
dan klarifikasi guru meminta kelas untuk membuat kesimpulan
hasil materi hari itu. Diakhiri dengan penguatan dan tugas guru
menutrup pembelajaran hari itu.
Keesokan harinya CKS masuk di 2 kelas yang berbeda yaitu
jam ke 3-4 sesi pagi MAPEL PKWU dan jam ke 1-2 sesi siang
mapel Bahasa Indonesia. Tidak jauh berbeda dengan pembelajaran
38
sebelumnya mereka memanfaatkan keragaman gaya belajar siswa
sebagai pelayanan karakteristik siswa untuk pembelajaran
berdiferensiasi.
Untuk mengetahui kualitas pembelajaran berdiferensiasi
maka perlu dinilai dengan menggunakan lembar pengamatan
(terlampir).
Berdasarkan hasil lembar pengamatan ini maka nilai dari ke
3 peserta tersebut adalah:
Tabel 3.12. Daftar Peserta Praktik Pembelajaran Diferensiasi yang Perlu Pendamp-
ingan
No Mata Pelajaran Nama guru Nilai
1 Matematika Denny Rachmawati Nur Imani, B
2 PKWU
S.Pd
Ifa Mawadah, M.Pd C
3 Bahasa Indonesia Nidiah Ulfah Agustin, S.Pd. C
Dari tabel di atas bahwa kemampuan mengajar ketiga peserta
tersebut perlu ditingkatkan pada siklus ke 2.
Setelah selesai pembelajaran kemudian disebar 2 angket
untuk mengukur dampak keberhasilan program RPK terhadap pen-
ingkatan prestasi peserta didik dan students wellbeing ternyata
angka pencapaiannya belum di atas 80 tapi masih 77 dari kedua
angket tersebut. Sehingga siklus 2 perlu dilaksanakan dengan
perbaikan diberbagai hal.
Ternyata hasil pengmatan dengan 2 angket di atas
berbanding lurus yang artinya kualitas pembelajaran perlu
ditingkatkan.
c) Monitoring dan Evaluasi
Calon kepala seklah dalam kegiatan monitoring dan evaluasi
akan melakukan monitoring kegiatan RPK meliputi persiapan,
pelaksanaan, monev dan refleksi. Dan menyusun laporan tentang
penjelasan hasil monitoring (kualitatif dan kuantitatif) berdasarkan
instrumen yang telah diedarkan. Selanjutnya Melakukan evaluasi untuk
kompetensi calon kepala sekolah, mendeskripsikan hasil pelaksanaan
39
evaluasi secara kualitatif dan kuantitatif dari kegiatan evaluasi
berdasarkan instrumen yang telah diedarkan sesuai dengan indikator
pada kompetensi kepribadian, kompetensi kewirausahaan dan
kompetensi sosial yang telah disiapkan oleh calon kepala sekolah.
Evaluasi untuk sasaran yang berkaitan dengan kinerja sekolah
hubungannya dengan ketercapaian kegiatan RPK. Mendeskripsikan hasil
evaluasi untuk peserta secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan
instrumen yang telah diedarkan. Penjelasan hasil evaluasi memunculkan
ketercapaian kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi
pedagogik dan profesional guru tercermin pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.13. Rekapituasi Monev Siklus 1
Ketercapaian
No Jenis Monev Deskripsi Hasil Kuatita Kuali- Rekomendasi
Keterlaksanaan tif tatif Tindak
(huruf) Lanjut
(angka)
%
1 Monitoring Berdasarkan hasil 94.6 Sangat Sudah Baik
keterlaksanaan monev keterlaksanaan Baik meskipun per-
kegiatan RPK keg. RPK ditemukan siapannya san-
pelaksanaan kegiatan gat singkat,
berjalan sesuai dengan perlu waktu
jadwal yang cukup
persiapan un-
tuk kegiatan
berikutnya
2 Evaluasi pen- Berdasarkan pening- 92.02 Sangat Perlu pening-
ingkatan kom- katan kompetensi CKS Baik katan kompe-
petensi CKS berdasarkan hasil tensi CKS ber-
berdasarkan AKPK terdapat pening- dasarkan hasil
hasil AKPK katan kemampuan AKPK pada
kompetensi so-
sial,
kepribadian,
dan pengem-
bangan
kewirausahaan
3 Evaluasi hasil Hasil Monev terhadap 85 Sangat Pedampingan
kegiatan RPK hasil kegiatan RPK su- baik lebih lanjut
Peningkatan dah sangat baik tentang
Kegiatan pembelajaran
Pembelajaran berdiferensiasi
melalui IHT perlu
Pembelajaran ditingkatkan
berdiferensiasi baik
40
persiapannya
maupun
pelaksanaannya.
Khususnya cara
menentukan
diferensiasi
konten maupun
produk
4 Evaluasi Adanya peningkatan 77 Baik Pembelajaran
dampak prestasi peserta didik masih terkesan
keberhasilan dari hasil kegiatan kaku
program RPK walaupun belum terlalu khususnya
terhadap pen- signifikan. ketika
ingkatan pres- memberi
tasi peserta perlakuan pada
didik kelompok
yang berbeda.
Siswa lebih
antusias dalam
mengikuti
pembelajaran
dengan lebih
berani
berpartisipasi.
5 Pencapaian Pencapaian student's 77 Baik Perlu pening-
students well- wellbeing sangat bagus katan kompe-
being dan siswa merasa se- tensi guru da-
nang ikut pembelajaran lam pembela-
jaran
berdiferensiasi
sehingga
pemebelajaran
akan lebih
menyenangkan
6 Telaah RPP Berdasarkan hasil 85.8 Baik Sudah Baik
telaah didapatkan meskipun per-
bahwa RPP para guru siapannya san-
tergolong baik dan gat singkat,
layak untuk menjadi perlu waktu
acuan pembelajaran. yang cukup
persiapan un-
tuk kegiatan
berikutnya dan
lebih jeli lagi
khususnya
dalam
penentuan
diferensiasi
konten dan
produk
41
7 Telaah Bahan Berdasarkan hasil 85.2 Baik IHT khusus
perumusan
Ajar telaah didapatkan Cuku bahan ajar
p perlu
bahwa Bahan para guru dilaksanakan
Baik dengan
tergolong baik dan mendatangkan
nara sumber
layak untuk menjadi yang sudah
pernah
acuan pembelajaran. melakukan dan
mengalami
8 Observasi Masih adanya 78 sendiri dalam
menyusun
Pembelajaran kecanggungan dalam bahan ajar
Perlu
di kelas menangani kebergaman pendampingan
lebih lanjut
karakteristik di dalam untuk
meningkatkan
kelas khususnya kemapuan
guru dalam
diferensiasi kontent dan pembelaran
berdiferensiasi
produk
SECARA KESELURUHAN 84.4
d) Refleksi
Mencermati hasil monev secara kualitatif dan kuantitatif terhadap
pencapaian Indikator program kegiatan RPK. Dan memetakan
komponen atau indikator yang lemah dan yang kuat berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi. Selanjutnya membuat rencana tindak lanjut
terhadap komponen atau indikator yang masih lemah untuk dilaksanakan
pada kegiatan RPK pada siklus kedua. Dari siklus 1 komponen paling
lemah adalah dampak program terhadap peningkatan prestasi peserta
didik dan pemerolehan student well being dengan hasil 77 dengan
kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ini perlu
untuk dievaluasi tentang teknik dan strateginya sehingga harus ada
peningkatan hasil pada siklus 2. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dari 2 kompenen di atas maka hal yang perlu dilakukan adalah
perbaikan proses pembelajaran yang didahului dengan perencanan yang
bagus (RPP) serta ketersediaan bahan ajar yang mendukung.
Adapun komponen perolehan paling tinggi adalah kegiatan
42
monitoring kegiatan RPK dengan hasil sangat baik dengan angka 94.6.
Hal ini menunjukkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan RPK sudah
bagus dengan kerja panitia sudah terkoordinasi secara baik.
e) Tindak Lanjut
Berdasar hasil analisa data dan refleksi dari siklus 1 komponen
paling lemah adalah dampak program terhadap peningkatan prestasi
peserta didik dan pemerolehan student well being dengan hasil 77
dengan kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ini
perlu untuk dievaluasi tentang teknik dan strateginya sehingga harus ada
peningkatan hasil pada siklus 2. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dari 2 kompenen di atas maka hal yang perlu dilakukan adalah
perbaikan proses pembelajaran yang didahului dengan perencanan yang
bagus (RPP) serta ketersediaan bahan ajar yang mendukung.
Siklus II
a) Persiapan
P{ersiapan RPK siklus 2 tidak harus mengulang semua tahapan di
siklus 1. Program yang harus dijalankan pada siklus 2 ini antara lain: (1)
Perbaikan RPP, (2) Perbaikan bahan ajar, (3) Perbaikan pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Hal ini menentukan instrumen monev yang
dibutuhkan yaitu (1) Isntrumen dampak program terhadap peningkatan
prestasi belajar siswa, (2) Student well being, (3) Telaah RPP, (4) Telaah
bahan ajar, dan (5) panduan observasi pembelajaran.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus 2 dengan meningkatkan indikator pada
kompetensi yang lemah berdasarkan hasil monev siklus, melaksanakan
kegiatan hasil evaluasi siklus pertama yang skornya lemah pada tujuan
kegiatan. Selanjutnya melaksanakan kegiatan hasil evaluasi siklus
pertama yang skornya lemah pada dampak peserta didik dan penyampaian
materi dengan memberikan penekanan pada indikator yang masih lemah
sebagaimana refleksi pada siklus 1. Tahap-tahap pelaksanaan
pendampingan kegiatan peningkatan pembelajaran melalui IHT
43
Pembelajaran berdiferensiasi pada Siklus 2 adalah sebagai berikut:
1) Pendampingan Perbaikan RPP
Waktu
Pelaksanaan Pendampingan dilaksanakan pada 5-12 Oktober
2021.
Bentuk Kegiatan
Fasilitator memberikan bantuan pendampingan secara Luring
maupun DARING
Peserta
Peserta pendampingan ini diikuti oleh 3 peserta yang nilainya
terendah pada saat siklus pertama
Diskripsi Kegiatan
Peserta melakukan perbaikan RPP berdasarkan masukan yang
diberikan oleh fasilitator. Untuk mengukur seberpa kemajuan
perbaikan yang telah dilakukan oleh peserta maka RPP yang sudah
diperbaiki ditelaah berdasarkan format telaah seperti yang ada
pada siklus 1
Berikut perbandingan nilai antara perolehan pada siklus 1 dan 2
Tabel 3.14. Daftar Pembuat RPP yang mengalami Perbaikan
No Mata Pelajaran Nama guru Nilai
Siklus 1 Siklus 2
1 Sejarah Indonesia Drs. Akhmad Sodiq C B
2 Pkwn Drs. Masduki DB
3 Fisika Salim Nakhas CB
Dari data di atas dapat diketahui bahwa ketiga peserta mengalami
perbaikan nilai artinya RPP yang disusun juga mengalami
perbaikan.
2) Pendampingan Perbaikan Bahan Ajar
Waktu
Pelaksanaan Pendampingan dilaksanakan pada 5-12 Oktober
2021.
Bentuk Kegiatan
44
Fasilitator memberikan bantuan pendampingan secara Luring
maupun DARING
Peserta
Peserta pendampingan ini diikuti oleh 3 peserta yang nilainya
terendah pada saat siklus pertama
Diskripsi Kegiatan
Peserta melakukan perbaikan bahan ajar berdasarkan masukan
yang diberikan oleh fasilitator. Untuk mengukur seberpa kemajuan
perbaikan yang telah dilakukan oleh peserta maka bahan ajar yang
sudah diperbaiki ditelaah menggunakan format telaah seperti yang
ada pada siklus 1
Berikut perbandingan nilai antara perolehan pada siklus 1 dan 2
Tabel 3.15. perbandingan nilai antara perolehan nilai bahan ajar siklus 1 dan 2
No Mata Pelajaran Nama guru Nilai
Siklus 1 Siklus 2
1 Matematika Wajib Galuh Maulidiyah C B
C B
2 Matematika Novi Agustiningrum
C B
Peminatan
3 Sosiologi Elvyn Bahterawati,
S.Sos. M.Pd
Dari data di atas dapat diketahui bahwa ketiga peserta mengalami
perbaikan nilai artinya bahan ajar yang disusun juga mengalami
perbaikan.
3) Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi
Waktu
Pelaksanaan Pendampingan dilaksanakan pada 13-15 Oktober
2021.
Bentuk Kegiatan
Fasilitator memberikan bantuan pendampingan secara Luring
maupun DARING berdasarkan instrumen pencapaian pada siklus
1.
Peserta
Peserta pendampingan ini diikuti oleh 3 peserta yang juga
45
melaksanakannya pada siklus 1
Diskripsi Kegiatan
Berdasarkan masukan-masukan dari hasil observasi siklus 1
maka fokus perbaikannya adalah pada pelayanan peserta didik
yamg memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam hal ini
kebergaman tersebut diwakili oleh gaya belajar yang berbeda yaitu
item no. 7.
Untuk mendapatkan gambaran tentang kemajuan yang
diperoleh oleh peserta maka diadakan penilaian dengan
menggunakan pedoman pengmatan seperti pada siklus 1. Setelah
pembelajaran maka juga disebar 2 angket tentang dampak program
terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran bagi Peserta Didik
dan students well being. Hasilnya adalah sbb:
Tabel 3.16. Perbandingan Kemajuan Kualitas Pembelajaran dan Students Well Being
No Mata Pelajaran Nama guru Nilai
Siklus 1 Siklus 2
1 Matematika Denny Rachmawati B A
2 PKWU Nur Imani, S.Pd C B
Ifa Mawadah, M.Pd
3 Bahasa Nidiah Ulfah Agustin, C B
Indonesia S.Pd.
Adapun pemeroleh dari angket Dampak Keberhasilan
Program/Kegiatan RPK terhadap Peningkatan Kualitas
Pembelajaran bagi Peserta Didik adalah 90 pada siklus 2 dari 77
pada siklus 1. Sementara pemcapaian stydents well being pada
siklus 2 ini adalah 87 dari 77 pada siklus 2.
Dari data ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan kualitas
layanan pembelajaran berbanding lurus dengan tingkat kepuasan
penggan dalam hal ini peserta didik.
c) Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan monitoring kegiatan
RPK, mengevaluasi pada kompetensi calon kepala sekolah serta
melakukan evaluasi Sasaran (Guru) pada kompetensi pedagogik atau
profesional peserta calon kepala sekolah sesuai judul yang sudah
46
ditentukan. Kemudian melaksanakan analisis hasil monitoring dan
evaluasi untuk dideskripsikan dalam laporan yang akan dibuat.
Analisis Hasil Monitoring dan Evaluasi
Tabel 3.17. Rakapitulasi Hasil Monev Siklus 2
Ketercapaian
Deskripsi Hasil Kuatita Kuali- Rekomendasi
Keterlaksanaan tatif Tindak
No Jenis Monev tif Lanjut
(angka)
(huruf)
%
1 Monitoring Berdasarkan hasil 94.6 Sangat Sudah Baik
keterlaksanaan monev keterlaksanaan Baik meskipun per-
kegiatan RPK keg. RPK ditemukan siapannya san-
pelaksanaan kegiatan gat singkat,
berjalan sesuai dengan perlu waktu
jadwal yang cukup
persiapan un-
tuk kegiatan
berikutnya
2 Evaluasi pen- Berdasarkan pening- 92.02 Sangat Perlu pening-
ingkatan kom- katan kompetensi CKS Baik katan kompe-
petensi CKS berdasarkan hasil tensi CKS ber-
berdasarkan AKPK terdapat pening- dasarkan hasil
hasil AKPK katan kemampuan AKPK pada
kompetensi so-
sial,
kepribadian,
dan pengem-
bangan
kewirausahaan
3 Evaluasi hasil Hasil Monev terhadap 86.9 Sangat Pedampingan
kegiatan RPK hasil kegiatan RPK su- baik lebih lanjut
Peningkatan dah sangat baik tentang
Kegiatan pembelajaran
Pembelajaran berdiferensiasi
melalui IHT perlu
Pembelajaran ditingkatkan
berdiferensiasi baik
persiapannya
maupun
pelaksanaanny
47
a. Khususnya
cara
menentukan
diferensiasi
konten
maupun
produk
4 Evaluasi Adanya peningkatan 90 Sangat Pembelajaran
baik masih terkesan
dampak prestasi peserta didik kaku
khususnya
keberhasilan dari hasil kegiatan ketika
memberi
program RPK walaupun belum terlalu perlakuan pada
kelompok
terhadap pen- signifikan. yang berbeda.
Siswa lebih
ingkatan pres- antusias dalam
mengikuti
tasi peserta pembelajaran
dengan lebih
didik berani
berpartisipasi.
5 Pencapaian Pencapaian student's 87 Sangat Perlu pening-
baik katan kompe-
students well- wellbeing sangat bagus tensi guru da-
lam pembela-
being dan siswa merasa se- jaran
berdiferensiasi
nang ikut pembelajaran sehingga
pemebelajaran
akan lebih
menyenangkan
6 Telaah RPP Berdasarkan hasil 86.9 Sangat Sudah Baik
telaah didapatkan baik meskipun per-
bahwa RPP para guru siapannya san-
tergolong baik dan gat singkat,
layak untuk menjadi perlu waktu
acuan pembelajaran. yang cukup
persiapan un-
tuk kegiatan
48
berikutnya dan
lebih jeli lagi
khususnya
dalam
penentuan
diferensiasi
konten dan
produk
7 Telaah Bahan Berdasarkan hasil 85.5 Sangat IHT khusus
Ajar telaah didapatkan baik perumusan
bahwa Bahan para guru bahan ajar
tergolong baik dan perlu
layak untuk menjadi dilaksanakan
acuan pembelajaran. dengan
mendatangkan
nara sumber
yang sudah
pernah
melakukan dan
mengalami
sendiri dalam
menyusun
bahan ajar
8 Observasi Masih adanya 88 Sangat Perlu
Baik pendampingan
Pembelajaran kecanggungan dalam lebih lanjut
untuk
di kelas menangani kebergaman meningkatkan
kemapuan
karakteristik di dalam guru dalam
pembelaran
kelas khususnya berdiferensiasi
diferensiasi kontent dan
produk
SECARA KESELURUHAN 88.83 Sangat
Baik
Untuk menyederhanakan maka tabel di atas bisa diringkas
sbb:
49
Tabel 3.18. Perbandingan Hasil Monev siklus 1 dan 2
Monitoring keterlaksanaan kegiatan RPK adalah aspek yang
nilainya paling tinggi dengan angka 94.6 dengan katagori sangat
baik, ini berarti bahawa pelaksanaan siklus 2 RPK sudah baik
sesuai rencana dengan kelengkapan administrasi yang baik.
Sementara untuk komponen Evaluasi peningkatan prestasi peserta
didik mengalami peningkatan dari 77 menjadi 90. Begitu juga
Pencapaian students wellbeing juga memperoleh peningkatan nilai
dari 77 ke 87 dengan katagori sangat baik. Peningkatan 2 hal
tersebut tenyata dipengaruhi oleh peningkatan layanan
pembelajaran berdifernsiasi dari 78 ke 88. Adapun peningkatan
Layanan pembelajaran juga dipengaruhi oleh perbaikan RPP dan
bahan ajar. Secara keseluruha RPK mengalami kenaikan pada
siklus 2 dari 84. 6 menjadi 86. 8.
d) Refleksi
Setelah mencermati hasil (kualitatif dan kuantitatif) monitoring dan
evaluasi terhadap pencapaian indikator program dengan memperhatikan
hasil pada setiap komponen-komponen yang skornya lemah, dan
dilaksankan program tindak lanjut untuk dilaksanakan dalam pelaksanaan
tugas di sekolah, maka harus ada upaya-upaya untuk peningkatan kualitas
perencanaan, pelaksanaan, dan hasil dari RPK. Uapaya-upaya tersebut
antara lain adalah lebih meningkatkan koordinasi agar tercapai soliditas
tim kerja/panitia untuk merencakan, melaksanakan, dan menindaklnjuti
pelaksanaan RPK. Pembagian tugas tim harus jelas, dan kerja harus sesuai
time schedule yang sudah dibuat. Untuk pemeblajaran bediferensiansi
50
saling berpengaruh antara peningkatan layanan pembelajaran pada
peningkatan prestasi siswa sekaligus berdampak pada students well being.
6. Sumber daya
Dukungan para pihak yang berkaitan dengan keterlaksaan kegiatan
RPK calon kepala sekolah sangat penting. Dan sokongan kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, guru senior, tenaga administrasi sekolah adalah sumber
daya yang mendukung keterlaksanaan kegiatan yg telah direncanakan.
Koordinasi antara calon kepala sekolah dengan tim kerja dibawah
pendampingan oleh kepala sekolah sebagai Mentor akan menentukan
keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan RPK. Kegiatan RPK peningkatan
kualitas pembelajaran melalui IHT pembelajaran berdiferensiasi bisa
dilaksanakan dengan adanya Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari pengajuan
proposal yang sudah disusun. Hal ini berkat persetujuan proposal kegiatan
RPK oleh kepala sekolah, sehingga rencana kegiatan yang sudah disusun bisa
dilaksanakan sesuai rencana. Dukungan orang tua siswa, dan komite sekolah
yang tinggi terhadap terlaksananya kegiatan RPK akan membuat kegiatan ini
bisa berjalan sukses dan lancar.
Sebagai narasumber pada kegiatan sosialisasi RPK ini ada 3 yaitu
pengawas sekolah, calon kepala sekolah, dan kepala sekolah. Dan beberapa
fasilitas sekolah dimanfaatkan oleh tim kerja untuk menunjang
keterlaksanaan kegiatan RPK ini, misalnya ruang pertemuan, sound sistem,
guru, tenaga pendidik, fasilitas untuk presentasi kegiatan, dan dokumentasi
berupa camera foto dan alat perekam suara.
7. Metode Pengumpulan Data
Metode atau cara mendapatkan data dilakukan dengan berbagai cara,
sehingga diperoleh data yang sesuai dengan kegiatan yang telah
dilaksanakan. Metode (Instrumen) pengumpulan data meliputi: wawancara,
studi dokumen, dan observasi (terlampir). Dan respondennya adalah siswa,
guru, tenaga kependidikan, kepala sekolah, dan semua pihak yang terlibat
dalam manajemen sekolah pada sekolah magang 1 dan 2.
51
8. Student Wellbeing
Dampak dari program yang telah dilaksanakan dirasakan oleh peserta
didik secara langsung adalah adanya perubahan atau adanya peningkatan
students wellbeing. Dari analisa hasil monev yang telah dilakukan oleh calon
kepala sekolah diperoleh data 87 dengan katagori sangat baik.hal ini
menunjukkan program RPK calon kepala sekolah sangat positif dan berhasil
untuk meningkatkan angka students wellbeing.
B. Pelaksanaan Kajian Managerial
Kajian Managerial (KM) adalah kegiatan calon kepala dalam melakukan
pemetaan capaian SNP yang didasarkan pada kondisi nyata dan raport mutu
sekolah untuk menemukan potensi dan tantangan yang dipertimbangkan dalam
menyusun rancangan peningkatan layanan pembelajaran berorientasi pada
peserta didik selanjutnya. KM dilaksanakan baik di sekolah sendiri maupun
sekolah magang untuk meningkatkan kompetensi manajerial Calon Kepala
Sekolah. Pelaksanaan KM baik disekolah sendiri maupun sekolah magang agar
dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Laporan pelaksanaan KM, merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan peserta diklat baik di sekolah sendiri
maupun magang, dan diakhiri dengan menyampaikan kesimpulan dari hasil
kajian managerial sebagaimana pada matrik kajian. Ada tiga hal yang dilaporkan
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
Persiapan dari pelaksanaan kajian manajerial di sekolah magang
adalah melaksanakan rapat koordinasi Tim kerja/panitia yang sudah
dibentuk dengan merencanakan kegiatan ini sebaik mungkin. Setelah itu tim
kerja membantu calon kepala sekolah untuk berdiskusi dengan TPMPS
untuk persiapan pelaksanaan rencana kegiatan managerial yang akan
dilakukan oleh tim kerja. Dan kemudian tim kerja mempersiapkan
keperluan dokumen yang diperlukan yang dari TPMPS di dua sekolah
magang. Untuk Rencana Tindak Lanjut, persiapan dapat berupa sosialisasi
program, penyiapan pengumpulan bukti nyata yang ada di sekolah
menentukan partisipan dan menyusun panduan wawancara, sasaran dan
lembar observasi, dan penentuan sasaran dokumen yang dikaji terkait
52
dengan aspek atau komponen yang telah ditentukan pada masing-masing
SNP. Peserta diklat juga menyiapkan matrik kajian dan telah ditentukan
lebih dahulu aspek atau komponen masing-masing SNP yang akan dikaji,
kondisi ideal masing-masing aspek atau komponen menurut regulasi.
2. Pelaksanaan
Setelah melakukan sosialisasi program dan telah diperkenankan
baik oleh Kepala Sekolah sendiri maupun magang, peserta diklat segera
mengumpulkan bukti nyata kondisi sekolah dan raport mutu dengan
wawancara, pengamatan maupun studi dokumen. Selanjutnya dengan
mempertimbangkan kondisi nyata dan rapor mutu tersebut, peserta diklat
mengkaji dari sisi aspek atau komponen SNP yang telah ditentukan
sebelumnya untuk menentukan potensi (kekuatan dan peluang) yang
dimiliki dan tantangan yang dihadapi oleh sekolah pada masing-masing
SNP. Kajian Managerial (KM) adalah kegiatan calon kepala dalam
melakukan pemetaan capaian SNP yang didasarkan pada kondisi nyata dan
raport mutu sekolah untuk menemukan potensi dan tantangan yang
dipertimbangkan dalam menyusun rancangan kegiatan.
KM dilaksanakan baik di sekolah sendiri maupun sekolah magang
untuk meningkatkan kompetensi manajerial Calon Kepala Sekolah.
Pelaksanaan KM baik disekolah sendiri maupun sekolah magang agar dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan perlu memperhatikan rambu-rambu
berikut: peserta diklat menyusun aspek-aspek atau komponen kajian untuk
masing-masing stadar nasional pendidikan. Dan memasukkan aspek-aspek
atau komponen kajian untuk masing-masing standar nasional pendidikan ke
dalam matrik kajian (matrik terlampir). Peserta diklat menyusun kondisi
ideal dari semua aspek-aspek atau komponen masing-masing standar
nasional pendidikan berdasarkan regulasi yang berlaku, dan dimasukan ke
dalam matrik kajian. Peserta diklat menentukan kondisi semua aspek atau
komponen SNP yang telah ditetapkan berdasarkan rapor mutu sekolah
terakhir yang dimiliki, dan dituliskan dalam matrik kajian. Peserta diklat
menentukan kondisi nyata semua aspek atau komponen yang telah
ditetapkan berdasarkan bukti nyata yang ada di sekolah, sewaktu peserta
53
diklat melakukan pengamatan, wawancara, dan juga studi dokumentasi, dan
dimasukan dalam matrik kajian.Peserta diklat menentukan potensi yaitu
kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh sekolah masing-masing standar
nasional pendidikan, dengan mempertimbangkan kondisi nyata dan raport
mutu yang sudah melampaui kondisi ideal, selanjutnya dituliskan dalam
matrik kajian. Peserta diklat menentukan kelemahan dan tantangan yang
ada pada masing- masing standar nasional pendidikan dengan
memperhatikan kondisi nyata dan raport mutu yang masih dibawah kondisi
ideal, selanjutnya dimasukan ke dalam matrik kajian. Dengan
mempertimbangkan potensi yang dimiliki dan tantangan yang dihadapi
sekolah, peserta diklat memberikan rekomendasi strategi dalam upaya
peningkatan capaian masing-masing SNP untuk mencapai profil pelajar
Pancasila yang wellbeing.
3. Hasil
Hasil dari KM adalah gambaran singkat tentang kondisi ideal SNP,
kondisi nyata sekolah, capaian SNP versi rapor mutu, potensi, dan tantangan
serta rekomendasi yang peserta diklat sampaikan kepada sekolah untuk
melakukan peningkatan capaian SNP selanjutnya. Ada 2 hasil dari KM
yaitu matrik hasil kajian manajerial di sekolah magang 1 dan 2.
Gambar 3.2. Radar PMP SMA Negeri 2 Lumajang
a. Hasil Kajian Manajerial dari sekolah magang 1 SMA Negeri 2
Lumajang sebagai berikut:
1) Standar Kelulusan
Kondisi Nyata
Kondisi nyata di SMA Negeri 2 Lumajang terkait dengan Standar
Kelulusan bahwa siswa memiliki perilaku religius yang baik terbukti
dengan pembacaan ayat-ayat Alquran sebelum pembelajaran,
berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, banyaknya siswa yang
54
sholat dhuha tanpa diminta namun demikian masih ditemukan siswa
yang pulang sore tanpa sholat ashar terlebih dahulu. Disamping itu
lebih dari 97% siswa datang sebelum waktunya tapi masih ada
sedikit siswa yang terlambat. Sementara kepedulian siswa terhadap
kebersihan kelas masih belum optimal terbukti kadang-kadang kelas
belum disapu saat awal pembelajaran. Hal yang menarik adalah
tugas-tugas dikumpulkan tepat waktunya walau masih ada sedikit
siswa yang perlu perhatian khusus. Hal lain yang luar biasa adalah
tidak ada siswa yang tidak masuk sekolah tanpa sepengetahuan
sekolah (alpa) melainkan sudah berkirim surat ke sekolah. Selama
masa pandemi ini sudah terdapat sarana PROKES yang memadai
namun membutuhkan pengawasaan dalam pelaksanaannya.
Potensi Sekolah
Stake holder SMA Negeri 2 Lumajang mempunyai kepedulian yang
tinggi terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah sehingga
sekolah ini memiliki sarana ibadah yang memadai. Untuk menjaga
kedisipilnan para siswanya sekolah memiliki tim tata tertib beserta
aturannya yang senantiasa ditegakkan. Setiap tahun tata tertib
senantiasa disosialisasikan ke semua pemangku kepentingan mulai
dari siswa, orang tua murid, komite sekolah dan semua warga
sekolah mulai dari tenaga pendidik sampai dengan tenaga
kependidikan. Sekolah ini juga memiliki pembiasaan-pembiasaan
baik seperti berdoa sebelum pembelajaran, membaca Alquran 15
sebelum pembelajaran, istigotsah pada hari Jumat diselang seling
dengan pembacaan sholawat nabi, memnyanyikan lagu Indonesia
Raya, serta pembacaan Pancasila untuk menanankan nasionalisme
para siswa disamping selalu melakukan Upacara Bendera setiap 2
hari Senin. Bukan hanya rasa nasionalisme saja yang dikembangkan
tapi juga jiwa sosial dengan adanya kegiatan kerjabakti setiap 2 hari
Senin bergantian dengan upacara bendera. Juga ada kegiatan bakti
sosial di hari-hari tertentu seperti HUT sekolah atau hari besar
keagamaan maupun hari besar Nasional tertentu.
55
Tantangan
Disamping memiliki potensi sekolah ini juga memiliki tantangan-
tantangan tersendiri yang harus ditempuh. Antara lain rendahnya
kepedulian orang tua dalam mengawasi karakter anak-anaknya.
Disamping itu masifnya penggunaan medsos yang bisa mengganggu
belajar siswa. Medsos ini bagaikan pisau bermata dua bisa
menghebatkan para sisw bila bisa dikelola dengan baik oleh sekolah
untuk kepentingan pembelajaran. Disamping itu masifnya aplikasi
game online yang ada di dunia maya.
Rekomendasi Strategi Peningkatan
Berdasarkan kondisi nyata, potensi dan tantangan yang didiskusikan
di atas maka khususnya tentang kepedulian orang tua yang belum
optimal dan renggangnya komunikasi antara siswa dan orang tuanya
karena maraknya penggunaan medsos dan game online maka perlu
sebuah terobosan untuk mendekatkan hubungan antara anak dan
orang tua yaitu program MENANAK BUAYA. Yaitu kepanjangan
dari MENdekatkan ANAK pada Bunda dan AYAhnya. Kegiatan ini
berupa penugasa non akademik seperti memijat ayah atau bundanya
atau kegiatan lainnya untuk tujuan tersebut.
2) Standar Isi
Guru SMA Negeri 2 Lumajang sudah menyusun perangkat pembela-
jaran yang memuat tiga kompetensi yaitu kompetensi sikap, penge-
tahuan, dan ketrampilan. Tetapi perangkat pembelajaran belum
sesuai dengan tingkat kompetensi siswa dan ruang lingkup materi
pembelajaran.
Sekolah menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dengan baik. Kurikulum sekolah disusun setiap 1 tahun sekali dan
sekolah telah mensosialisasikan kurikulum kepada orang tua siswa
setiap tahun ajaran baru. Kurikulum sekolah sudah disahkan kepala
dinas pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai dengan alokasi waktu yang
terdapat dalam struktur kurikulum dan mengadakan kegiatan
56
ekstrakurikuler untuk kegiatan pengembangan diri siswa sebanyak
15 macam kegiatan ekstra kulikuler, antara lain Pramuka, PMR, KIR
dan Seni Baca Al-qur’an, , Basket, Volly Ball, Sepak Bola, Futsal,
Dance / Fashion / Tari, Seni, Paskibra dan Paduan Suara. Kelima
belas kegiatan tersebut sudah memenuhi kebutuhan pengembangan
pribadi siswa. Penilaian dan peloporan kegiatan ekstrakurikuler telah
dilaksanakan secara teratur
3) Standar Proses
Guru merencanakan proses pembelajaran dengan menyusun silabus
yang telah dikembangkan dan mengarah pada pencapaian
kompetensi serta menyusun RPP dengan lengkap. Silabus sudah
dikembangkan oleh sekolah dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi sekolah, dan selalu mempertimbangkan kesesuaian antara
mata pelajaran dan komponennya dalam penyusunan silabus.
Silabus memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,
Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), materi
pembelajaran, Kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus di
review setiap tahun. Silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Silabus telah
dikembangkan oleh guru secara mandiri dan berkelompok melalui
MGMP.
RPP telah disusun berdasarkan prinsip-prinsip penyusunan RPP.
Guru-guru disekolah kami membuat RPP berdasarkan program
tahunan (prota), program semester (prosem) dan silabus yang
disesuaikan dengan kondisi sekolah. Guru-guru membuat RPP satu
lembar sesuai dengan edaran Mendikbud No. 14 tahun 2019. RPP
memperhatikan kemampuan awal, tahap intelektual, minat, bakat,
motivasi belajar, potensi, kemampuan sosial , norma, nilai-nilai.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti dan kegiatan penutup. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan
proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara
57
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Dalam Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat
meliputi 5 M.
Di SMA Negeri 2 Lumajang terdapat 29 rombel dengan jumlah
siswa yang sesuai, dengan kegiatan pembelajaran mulai pembukaan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup yang menggunakan media
pembelajaran dan aneka sumber belajar yang beraneka. Selain buku
teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku
pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya. Guru
membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber
belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah. Guru membiasakan
peserta didik menggunakan pembelajaran berbasis internet (daring/
online). Namun demikian proses pembelajaran belum berdasarkan
atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa.
SMA Negeri 2 Lumajang dalam melakukan kegiatan supervisi
akademik untuk memantau proses pembelajaran dengan tiga
tahapan yaitu perencanaan supervisi, pelaksanaan supervisi dan
tindak lanjut dari hasil supervisi. Tetapi hasil dari supervisi
akademik didapatkan bahwa tidak semua guru memanfaatkan hasil
penilaian otentik.
4) Standar Penilaian
Kegiatan penilaian sesuai ranah kompetensi (sikap, pengetahuan dan
ketrampilan) dan hasil penilaian disampaikan pada orang tua peserta
didik dalam bentuk laporan tengan semester dan laporan semester.
Sekolah kami melaksanakan penilaian peserta didik secara periodik,
mayoritas melalui tes dan ujian. Guru-guru kami membuat
instrumen yang tepat dan dapat diandalkan untuk menerapkan
kemajuan peserta didik.
Proses penilaian menggunakan instrument penilaian yang lengkap
58
dengan teknik penilaian yang objectif dan akuntabel. Guru-guru
kami membuat perencanaan penilaian terhadap pencapaian peserta
didik. Guru menggunakan berbagai jenis metode untuk menilai
kemajuan peserta didik secara berkelanjutan baik formal maupun
nonformal termasuk diskusi, observasi, dan penugasan.
Guru menggunakan istrumen penilaian yang sesuai dengan aspek
penilaian. Guru–guru kami melaksanakan penilaian sesuai dengan
rencana. Guru melaksanakan penilaian secara teratur berdasarkan
rencana yang telah dibuat, dalam melaksanakan penilaian hasil
belajar peserta didik sesuai dengan tagihan yang direncanakan
meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
SMA Negeri 2 Lumajang memiliki kriteria kelulusan yang
dituangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SMA Negeri 2 Lumajang dan dijadikan sebagai acuan dalam
menentukan kelulusan peserta didik.
5) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
SMA Negeri 2 Lumajang mempunyai guru sebanyak 58 orang
dengan kualifikasi minimal S1, dan 17 orang diantaranya dengan
kualifikasi S2. Guru sebanyak 58 orang dengan yang terdiri dari 39
orang ASN dan 19 GTT dan mengampu pelajaran yang sesuai. 45
guru bersertifikat pendidik.
Kepala sekolah berkualifikasi S2 dan berusia sesuai kriteria pada
saat pengangkatan, mempunyai sertifikat pendidik, berpangkat IV/c.
SMA Negeri 2 Lumajang tidak memiliki kepala tenaga administrasi
bersertifikat, memiliki tenaga pelaksana urusan administrasi yang
berpendidikan sesuai ketentuan dan berkualifikasi minimal
SMK/sederajat dengan kompetensi minimal baik. SMA Negeri 2
Lumajang memiliki kepala tenaga laboratorium dan mempunyai
tenaga teknisi laboran. Sehingga perlu kiranya untuk memotivasi
dan mendorong tenaga kependidikan untuk mengikuti pelatihan
sehingga kompetensi yang dimiliki semakin meningkat.
SMA Negeri 2 Lumajang memiliki kepala tenaga pustakawan
dengan kulaifikasi yang sesuai dan tersedia tenaga pustakawan
59
dengan pendidikan sesuai dengan ketentuan.
6) Standar Sarana dan Prasarana
SMA Negeri 2 Lumajang memiliki 29 rombongan belajar dengan
ketersediaan ruang kelas sebanyak 29 kelas. Luas minimum lahan
36.668 m2. Dengan kondisi bangunan yang memenuhi persyaratan.
Belum tersedia ragam prasarana yang sesuai ketentuan. Memiliki 28
ruang kelas yang sesuai standar, layak pakai. Memiliki 1 ruang
perpustakaan yang layak pakai dan memiliki tempat
bermain/lapangan yang sesuai standar serta layak pakai. tidak
memiliki laboratorium yang sesuai standar.
Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lengkap
dan layak, misalnya: ruang pimpinan, ruang guru, ruang UKS,
jamban, ruang tata usaha, ruang OSIS, ruang kantin, tempat parkir.
Tetapi masih ada sarana yang belum memenuhi standar yaitu: ruang
sirkulasi, ruang gudang dan ruang ibadah.
7) Standar Pengelolaan
SMA Negeri 2 Lumajang memiliki visi, misi dan tujuan sekolah
yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan dijadikan panduan dalam pelaksanaan program sekolah. Semua
program sekolah terangkum dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS)
yang disusun oleh Tim Pengembang Sekolah dan atas persetujuan
komite sekolah.
Sekolah menyusun program pada setiap awal tahun ajaran dan
disusun berdasarkan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) atau Raport Mutu
Sekolah. Kepala sekolah selalu melibatkan warga sekolah dan
mempertimbangkan masukan/ide dan saran yang disampaikan oleh
warga sekolah. SMA Negeri 2 Lumajang memiliki sistem informasi
manajemen.
8) Standar Pembiayaan
SMA Negeri 2 Lumajang memberikan layanan subsidi silang,
dengan memberikan bantuan bagi siswa kurang mampu dan
60
melakukan pengajuan bantuan berupa beasiswa, misalnya PIP,
walaupun tidak semua peserta didik dalam kategori kurang mampu
mendapatkan beasiswa pendidikan.
Sumber dana bantuan pemerintah untuk operasional sekolah ada dua
sumber yaitu Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan BPOPP.
SMA Negeri 2 Lumajang mengelola keuangan dengan baik, laporan
keuangan terekap dengan baik dalam buku laporan keuangan yang
bisa diakses oleh pemangku kepentingan.
Sekolah kami kreatif menggali berbagai sumber untuk mendapatkan
pendapatan tambahan.
Sekolah kami mendapatkan pembiayaan tambahan melalui
pemanfataan sarana dan prasarana sekolah. Kegiatan amal siswa
setiap hari jumat digunakan untuk tambahan dana kegiatan siswa
(sumber dana dari, oleh, dan untuk siswa). Untuk menambah
kesejahteraan guru dan karyawan, sekolah memanfaatkan kantin dan
koperasi sekolah.
b. Hasil dari kajian manajerial di sekolah magang 2 SMA Negeri 1
Lumajang yaitu sebagai berikut:
Gambar 3.3. Radar PMP SMA Negeri 1 Lumajang
1) Standar Kompetensi Lulusan
Lulusan SMAN 1 Lumajang memiliki kompetensi pada
dimensi sikap, yamg mencerminkan sikap beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, hal ini tercermin pada kegiatan
berdo’a setiap akan memulai dan mengakhiri kegiatan. Santun
dalam berbicara dan berperilaku, berpakaian sopan sesuai dengan
ketentuan seragam sekolah, mengucapkan salam saat memasuki
kelas, dan melaksanakan kegiatan ibadah sesuai dengan agama yang
dianutnya. Peluang dan kekuatan pada dimensi sikap yang sudah
terlaksana perlu untuk dipertahankan dan ditingkatkan. Namun
61
demikian pengelolaan sekolah terkait dengan pengembangan
perilaku dan sikap belum terfokus dan terencana dengan optimal
sehingga perlu kiranya dibentuk tim yang akan mengorganisasikan
pengembangan dimensi sikap yang akan dilaksanakan secara
konsisten.
Pada Dimensi pengetahuan, di SMAN 1 Lumajang lulusan
belum sepenuhnya mengambarkan kemampuan pengetahuan
faktual, prosedural, konseptual, metakognitif. Hal ini bisa
disebabkan karena tenaga pendidik telah membuat materi ajar,
namun belum mampu menganalisa materi ajar yang diberikan
sehingga kemampuan pada dimensi pengetahuan belum
menyeluruh. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
pembuatan materi ajar atau bahan ajar, maka dilakukan pelatihan
dan pendampingan.
Lulusan SMAN 1 Lumajang memiliki kemampuan untuk
menghasilkan karya karena guru mampu memotivasi peserta didik
untuk menghasilkan karya secara mandiri, namun demikian karya
yang dihasilkan sebatas pemenuhan kebuthan penilaian, sehingga
untuk mengatasi hal ini maka direncanakan kegiatan gelar seni atau
pameran.
2) Standar Isi
Perangkat pembelajaran yang dihasilkan oleh guru SMAN 1
Lumajangsudah memuat karateristik sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan. Dimana pada perangkat pembelajaran sudah terdapat
instrument penilaian sikap untuk kegiatan intrakulikuler, instrument
penilaian pengetahuan dan ketrampilan. Namun demikian pada
perangkat pembelajaran belum tercantum analisis KI dan KD yang
sesuai dengan kompetensi siswa (belum memperhatikan
perkembangan psikologis dan lingkungan siswa). Untuk mengatasi
tantangan tersebut maka perlu kiranya dilaksanakan pelatihan
berupa IHT tentang penyusunan perangkat pembelajaran yang
sesuai dengan peranturan menteri (permen) tentang standar isi.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMAN 1
62
Lumajangdisusun oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) dan
dilakukan review KTSP yang sesuai dengan kerangka dasar
penyusunan dan melalui tahapan operasioanal pengembangan.
Namun masih ada anggota TPK yang belum mengetahui dan
memahami pedoman pengembangan kurikulum sehingga belum
terlibat secara mendalam penyusunan KTSP, sehingga perlu kiranya
dibuat pedoman pengembangan KTSP. Hal lain yang juga
merupakan tantangan adalah sekolah kurang mendapatkan
informasi yang terbaru tentang pengembangan KTSP, sehingga
perlu dilakukan perbaikan pada sistem informasi manajemen.
Didalam KTSP SMAN 1 Lumajang menyediakan alokasi
waktu yang sesuai dengan beban belajar yaitu 36 – 40 minggu dalam
bentuk kegiatan intrakurikuler, dan dilaksanakan pendalaman materi
dengan pemberian tugas secara terstruktur dan tugas mandiri tidak
terstruktur. Penyelenggaraan kurikulum dengan muatan lokal
dengan menyelenggarakan minimal dua aspek yang disediakan
untuk mata pelajaran seni budaya, prakarya dan kewirausahaan.
Namun guru tidak membuat RPP secara mandiri dan biasanya
menggunakan RPP yang disusun oleh orang lain sehingga perlu
dilaksanakan pelatihan penyusunan RPP.
SMAN 1 Lumajang menyelenggarakan kegiatan
ekstrakulikuler untuk menyalurkan minat dan bakat peserta didik,
yang terdiri dari ekstrakulikuler wajib berupa kegiatan kepramukaan
dan ekstrakulikuler pilihan, misanya PMR, Paskibra, futsal, LH dan
bela diri. Walaupun tidak semua ektrakulikuler yang ada di SMAN
1 Lumajangmemenuhi penyaluran bakat dan minat siswa sehingga
perlu membuat variasi program ekstrakulikuler yang lebih sesuai
dengan minat dan bakat siswa serta perkembangan zaman.
3) Standar Proses
SMAN 1 Lumajang merencanakan proses pembelajaran
dengan menyusun silabus dan RPP dan memiliki dokumen telaah
RPP. Silabus yang disusun belum memenuhi tujuh komponen,
namun hanya terdiri dari tiga komponen yang merupakan salinan
63
silabus dari kemetrian pendidikan dan kebudayaan tanpa melakukan
kajian dan analisa untuk melengkapinya. RPP yang disusun belum
mengacu pada pencapaian kompetensi peserta didik, dan belum
sesuai dengan Permen nomor 22 tahun 2006 sehingga perlu
pendampingan dalam penyusunan silabus dan RPP. Untuk
melakukan evaluasi atau telaah terhadap RPP perlu dilakukan
supervise akademik yang terprogram dan terencana secara rutin.
80% tenaga pendidik SMAN 1 Lumajang melakukan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan berbasis kompetensi
yang sesuai dengan karakteristik siswa dengan memanfaakan media
pembelajaran dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pembelajaran serta menggunakan aneka sumber belajar. Pengadaan
aneka sumber belajar yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan
teknologi sangat diperlukan sehingga lebih memotivasi siswa untuk
belajar, misalnya pengadaan sumber belajar elektronik yang mudah
diakses oleh peserta didik dimana saja dan kapan saja.
Guru melakukan penilaian dengan menggunakan instrument
penilaian yang lengkap meliputi tiga aspek penilaian (sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan) dan dilakukan penilaian otentik
secara komprehensif. Hasil penilaian otentik dimanfaatkan untuk
merencanakan program remedial dan pengayaan. Namun belum
semua guru melakukan penilian yang otentik sehingga diperlukan
pelatihan untu pembuatan perangkat penilaian otentik.
4) Standar Penilaian
Penilaian yang dilakukan di SMAN 1 Lumajang sudah
mencakup tiga aspek penilaian yaitu sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan serta disampaikan berupa angka dan deskripsi
pencapaian oleh peserta didik. Penilaian dilakukan menggunakan
teknik penilaiann yang objektif dan akuntabel serta sesuai prinsip-
prinsip penilaian (sahih, objektif, terpadu, terbuka, menyeluruh,
sistematis, berkesinambungan, beracuan kriteria, akuntabel). Dalam
pembuatan instrument penilaian dilengkapi dengan kisi-kisi soal,
kartu soal / rubric soal, dan analisa soal. Belum semua guru yang
64
mempunyai instrument penilaian yang lengkap sehinnga perlu
dilaksanakan workshop pembuatan instrument penilaian.
Tindak lanjut yang dilakukan setelah penilaian berupa
kegiatan remedial dan pengayaan, 20% guru SMAN 1 Lumajang
masih belum melakukan program pengayaan yang peserta didik
yang mempunyai nilai diatas KKM. Untuk mengatasi hal ini, maka
perlu jika guru melakukan pendampingan untuk menyusun soal-soal
yang dengan tipe soal HOTS sehingga peserta didik dilatih untuk
mampu mengerjakan soal-soal yang berorientasi pada studi kasus.
Dokumen penilaian aspek sikap berupa jurnal, dan aspek
pengetahuan dan ketrampilan berupa aplikasi penilaian. Penilaian
dilakukan sesuai dengan prosedur. Setiap mata pelajaran
menentukan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan
dijadikan salah satu acuan dalam kriteria kenaikan kelas dan
kelulusan peserta didik.
5) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
100% tenaga pendidik SMAN 1 Lumajang berkualifikasi
akademik S1 dan tersedia guru untuk setiap mata pelajaran, tetapi
belum ada pemerataan guru yang berstatus ASN pada beberapa
pelajaran sehingga sekolah mengajukan kebutuhan guru ASN yang
sesuai dengan mata pelajaran yang kurang pada dinas pendidikan.
99% telah bersertifikat pendidik dan bagi guru yang belum
mempunyai sertifikasi guru disarankan untuk mengikuti kegiatan
PLPG atau PPG. Untuk peningkatan kompetensi guru maka setiap
guru disarankan untuk selalu aktif dalam kegiatan MGMP atau
KKG.
Seluruh guru telah menguasai kompetensi mata pelajaran yang
sesuai dengan bidangnya serta melaksanakan Peningkatan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan mempunyai kemampuan TIK
yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Bagi guru
yang belum mahir melakukan pembelajaran dengan TIK, akan
dilakukan pendampingan yang di pandu oleh operator sekolah.
Kepala sekolah memiliki kulaifikasi pendidikan S2 dan pada
65
saat pengangkatan berusia 48 tahun. Mempunyai pengalaman
mengajar selama 20 tahun dengan pangkat golongan terakhir adalah
Pembina TK I / IV c. Kepala sekolah telah memiliki sertifikat kepala
sekolah dan memiliki kompetensi berinovasi, bekerja keras dan
pantang menyerah untuk mengembangkan sekolah yang
dipimpinnya.
Kepala Tenaga Administrasi Sekolah (KaTAS) berkualifikasi
S1, dan SMAN 1 Lumajangtelah mempunyai tenaga pelaksana
urusan administrasi semua bidang keadministrasian yang sesuai
dengan kualifikasi standart kualifikasi yang ditetapkan. Namun
demikian sampai saat ini hanya ada satu ASN untuk tenaga
administrasi sehingga perlu pengajuan tenaga administrasi yang
ASN.
SMAN 1 Lumajang sudah memiliki kepala Laboratorium
yang bersertifikat, tetapi belum mempunyai laboran, sehingga perlu
mengajukan tenaga laboran. Untuk saat ini posisi laboran diisi
dengan petugas laboratorium yang mapu membantu penggunaan
laboratorium dan membantu guru mata pelajaran ketika akan
melakukan praktikum di laboratorium.
Kepala perpustaakan di SMAN 1 Lumajang telah memiliki
kualifikasi yang sesuai dengan pendidikan S1 dan telah menalankan
tugasnya selama empat tahun, namun kepala pustakawan yang
masih merangkap jabatan karena berasal dari guru sehingga perlu
dilakukan pengajuan kepala perpustakaan yang sesuai pada dinas
pendidikan. Tugas kepala perpustakaan selama ini masih dibantu
dengan tenaga pepustakaan.
6) Standar Sarana dan Prasarana
Kapasitas dan daya tampung sekolah memadai dengan
rombongan belajar sebanyak 24 kelas, dengan jumlah siswa
sebanyak 36 x 24 = 864 siswa, ruang kelas sudah tercukupi, namun
jika akan menambah ruang maka dapat dilakukan secara vertical.
Kondisi bangunan sekolah memnuhi persyaratan dan terletak pada
lokasi yang aman dari potensi bahaya.
66
Ruang kelas sudah sesuai dengan ukuran standar yaitu 8 x 9 m
= 72 m2, memiliki ruang laboratorium IPA yang terdiri dari tiga
laboratorium yaiti laboratorium Biologi, Fisika, dan Kimia yang
sesuai dengan ketentuan sehingga dapat menampung kegiatan siswa
untuk melakukan praktikum. Sarana yang lain berupa ruang
perpustakaan dengan ukuran dan standart yang layak untuk
mendukung peserta didik.
Sarana yang kurang memadai yang terdapat di SMAN 1 Lumajang
antara lain adalah ruangan gudang, hal ini terjadi karena kurang
luasnya lahan yang ada di sekolah dan terbatasnya lahan hijau di
sekolah.
7) Standar Pengelolaan
SMAN 1 Lumajang sudah memiliki visi, misi, dan tujuan
sekolah yang dijadikan acuan dari program-program sekolah yang
akan dilakukan oleh seluruh warga sekolah, namun pengelolaan
sekolah belum mengarah pada pembentukan lulusan yang selaras
dengan visi sekolah sehingga perlu kiranya dilakukan review
terhadap visi, misi, dan tujuan sekolah yang kemudian akan di
tetapkan dalam perubahan visi, misi, dan tujuan sekolah.
Program-program sekolah tercantum dalam Rencana Kerja
Sekolah (RKS) dan Rancangan Kerja Anggaran Sekolah (RKAS)
dan melibatkan berbagai pihak dalam penyusunannya. Namun
belum ada kegiatan sosialisasi dari RKS dan RKAS kepada warga
sekolah sehingga, sehingga ada warga sekolah yang tidak paham
dengan rencana kerja yang akan dilakukan oleh satuan pendidikan,
oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi sehingga program sekolah
mendapat dukungan dari semua warga sekolah dan menjadi kerja
dari seluruh warga sekolah.
SMAN 1 Lumajang memiliki pedoman pengelolaan sekolah
dan setiap tahun melakukan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang
berdasarkan pada raport mutu sehingga dapat mengetahui standar
nasional pendidikan yang perlu ditingkatkan dan bagian yang
memerlukan perbaikan. Penyusunan EDS melibatkan stake holder
67
sekolah dan mitra sekolah yaitu komite sekolah.
Pengelolaan sekolah dipimpin oleh kepala sekolah yang
mempunyai kepribadian yang baik dan mampu menjadi tauladan
bagi warga sekolah, serta mampu mengembangkan sumber daya
untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif.
SMAN 1 Lumajang memiliki sistem informasi manajemen
dengan tenaga operator yang bertugas untuk selalu memberikan
informasi tentang kegiatan yang dilakukan oleh sekolah sehingga
masyarakat dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh sekolah, walaupun belum maksimal karena ada informasi
tentang sekolah yang belum terdokumentasi. Oleh karena perlu
dibentuk tim yang mengelola informasi manajemen secara
kompeten.
8) Standar Pembiayaan
Sumber dana sekolah di SMAN 1 Lumajang berasal dari
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan BPOPP dengan
pengelolaan keuangan berdasarkan pada juknis dan sesuai dengan
ketentuan. Pengaturan alokasi dana sudah berjalan dengan baik dan
tercantum laporan yang bisa diakses oleh stake holder (pemangku
kepentingan).
Peserta didik SMAN 1 Lumajang berasal dari latar belakang
ekonomi yang beragam sehingga dilakukan biaya subsidi silang bagi
siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu dengan cara
pengajuan beasiswa. Salah satu bentuk pengajuan beasiswa adalah
Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM),
C. Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi (PK)
Peningkatan Kompetensi (PK) adalah kegiatan calon kepala sekolah untuk
meningkatkan kompetensinya berdasarkan kebutuhan individu dengan belajar
dari kepala sekolah mentor 2.
Kegiatan Peningkatan Kompetensi dilaksanakan dengan peserta diklat
68
memilih salah satu dimensi kompetensi yang paling rendah dari hasil AKPK,
kemudian berupaya meningkatkan dimensi kompetensi tersebut dengan belajar
dari kepala sekolah mentor 2 di sekolah magang.
Gambar 3.4. AKPK CKS Sutrisno, S.Pd 1
Berdasarkan grafik yang dikeluarkan oleh LPPKSPS dapat diketahui
bahwa CKS memiliki kompetensi paling lemah pada Kompetensi Sosial. Untuk
itu Calon Kepala Sekolah harus belajar untuk meningkatkan kompetensi
tersebut dari sekolah magang 2. Sekolah yang dipilih adalah SMA Negeri 1
Lumajang.
Peserta diklat dapat belajar untuk peningkatan dimensi kompetensi
tersebut melalui wawancara, studi dokumentasi, observasi kegiatan yang
dilakukan kepala sekolah mentor 2. Apabila menemui kendala untuk
meningkatkan dimensi kompetensi yang paling rendah, misalnya karena kepala
sekolah mentor 2 tidak mahir di bidang tersebut, Peserta diklat dapat memilih
kompetensi lainnya yang juga rendah. Jika masih menemui kendala juga, peserta
diklat dapat mempelajari keunggulan sekolah tersebut di bidang apapun sebagai
alternatif terakhir. Rencana
Peningkatan Dimensi Kompetensi disusun dalam bentuk matriks.
Tabel 3.13 Rencana Peningkatan Dimensi Kompetensi
69
Tabel 3.19. AKPK Terendah CKS Sutrisno, S.Pd
Peningkatan kompetensi berdasarkan instrumen yang kurang di AKPK,
maka calon kepala sekolah melakukan peningkatan kompetensi pada sekolah
magang 2 yaitu SMA Negeri 1 Lumajang dengan beberapa langkah :
1. Persiapan
Dalam kegiatan perencanaan, calon kepala sekolah mempersiapkan
instrumen wawancara untuk kepala sekolah dan guru. Selain itu calon
kepala sekolah juga berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk
memaparkan tujuan dari kegiatan peningkatan kompetensi (PK) yang akan
dicapai oleh calon kepala sekolah. Tujuan dari kegiatan peningkatan
kompetensi (PK) ini adalah untuk meningkatkan kompetensi CKS pada
aspek Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi, Kepemimpinan, Penguatan
Pendidikan Karakter dan pengembangan sekolah berdasarkan 8 SNP, serta
peningkatan kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap calon kepala
sekolah.
Kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah magang 2 ini adalah
peningkatan AKPK pada kompetensi sosial. Penulis juga menyampaikan
teknik, cara pengambilan data, dan tujuan, dan informasi berkaitan dengan
kegiatan tersebut. Penulis juga meminta kesiapan beberapa orang guru
untuk diwawancara serta menentukan pelaksanaan wawancara tersebut.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pengkajian manajerial ini dilakukan mulai tanggal 11-22
Oktober 2021. Dalam pelaksanaan peningkatan kompetensi (PK), calon
kepala sekolah berusaha mempelajari kompetensi sosial yang dimiliki oleh
70
kepala sekolah dengan cara melakukan :
a) Wawancara
Wawancara kepada kepala sekolah dan beberapa orang guru,
(daftar pertanyaan dan jawaban terlampir). Berdasarkan instrumen
wawancara tersebut CKS mendapat informasi penting mengenai
kegiatan SMA Negeri 1 Lumajang dengan pihak lain. Kemudian untuk
lebih memahami metode pengelolaan kegiatan maka penulis
melakukan observasi terhadap dokumen-dokumen yang sudah
dijelaskan oleh kepala sekolah. Observasi dokumen diantaranya : (1)
Proposal Kerjasama, (2) foto-foto kegiatan.
b) Studi Dokumen
Meminta dokumen pendukung dari sekolah magang, profil,
visi dan –misi mengambil foto dan video untuk dokumentasi.
3. Hasil
Dari hasil wawancara dan studi dokumentasi dapat disimpulkan
bahwa kerjasama bisa dilakukan baik secara formal maupun informal. Bisa
kerja sama dengan lembaga pemerintah, swasta bahkan perorangan. Inisiatif
kerjasama bisa dari dalam maupun dari luar. Waktu pelaksanaan bisa
incidental maupun berkelanjutan. Kerjasama bisa dilakukan dengan
menyodorkan proposal atau bisa juga tanpa proposal. Hal terpenting dalam
melakukan kerjasama adalah menjaga integritas lembaga jangan sampai
ternodai. Kerjasama yang paling berarti dalam waktu terakhir adalah
dengan Dinas kesehatan yaitu tentang vaksinasi massal. Sehingga para
siswa dan orang tua tidak perlu repot untuk memvaksinkan anaknya di
tempat yang tidak terjangkau.
a. SMA Negeri 1 selama ini sudah bekerja sama dengan berbagai instansi
pemerintah maupun lembaga masyarakat lain dan juga perorangan
seperti :
1) Institusi
Polres Kabupaten Lumajang
Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang
71
Puskesmas Kecamatan Lumajang
Kantor Kecamatan Lumajang
Dinas Pemuda dan Olah raga Kabupaten Lumajang
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lumajang
Dinas Pertanian Kab. Lumajang
PMI
Lembaga Bimbel Primagama
Agen Tour dan Travel
2) Perorangan
Alumni
Nara Sumber
b. Tujuan Kerjasama
1) Penggaliam Dana
2) Nara sumber
3) Akademik
4) Non-akademik
5) Sosial
6) Kemitraan
7) Sosial
c. Inisiatif Kerjasama
1) Dari Pribadi Kepala sekolah
2) Guru
3) Murid
Hal penting yang bisa dipelajari tentang kerjasama dengan pihak lain dari
SMA Negeri 1 Lumajang adalah pro aktif , tahu momen untuk mengambil
keputusan, pandai menyaring sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
kemajuan sekolah serta cermat dalam memilih mitra kerjasama.
72
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang bisa dibuat dari hasil Rencana Tindak Lanjut ini adalah sebagai
berikut :
1. Adanya peningkatan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada
dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, super-
visi, dan sosial bagi calon kepala sekolah. Hal ini berkaitan dengan 5
kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yang dikembangkan
dengan melakukan kajian manajerial dan peningkatan kompetensi disekolah
magang..
2. Meningkatnya kemampuan calon kepala sekolah dalam menyusun hasil
pelaksaaan rencana proyek kepemimpinan. Ini bisa dilihat adanya hasil
analisa keterlaksanaan kegiatan RPK, yaitu 94 dengan katagori sangat baik.
3. Meningkatnya kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran
berdiferensiasi. Analisa hasil monev terhadap evaluasi hasil kegiatan RPK
adalah 88 dengan katagori sangat baik.
4. Adanya peningkatan kompetensi sosial calon kepala sekolah yang merupa-
kan aspek yang lemah pada hasil AKPK. Hasil monev terhadap evaluasi
peningkatan kompetensi calon kepala sekolah berdasarkan hasil AKPK
dihasilkan angka 92 dengan katagori ketercapaian sangat baik.
5. Adanya dampak terhadap peningkatan prestasi peserta didik serta
kenyamanan dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil analisa students
wellbeing yang keterlaksanaannya mencapai 87 dengan katagori sangat baik.
B. Saran
1. Perlu adanya koordinasi yang baik antara LPPKSPS, Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah di Kabupaten, dan
Kepala Sekolah agar pelaksanaan Diklat Calon Kepala Sekolah bisa berjalan
lebih baik.
2. Lebih mengefektifkan sistem komunikasi anatara LPPKS, Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur, dan peserta Diklat melalui Group WA (WAG), Google
Class Room (GCR), dan fasilitas komunikasi yang lain.
3. Mempertahankan hal-hal yang sudah baik dan meningkatkan hal-hal yang
kurang demi perbaikan pelaksanaan Diklat Calon Kepala Sekolah di
LPPKSPS di masa yang akan datang.
73
DAFTAR PUSTAKA
Fety Marhayuni, S.Pd., M.Pd., dkk., Bahan Pembelajaran Pendidikan dan Pelatihan
Calon Kepala Sekolah Moda Luring, Direktorat Pendidikan Profesi dan
Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI, 2021.
Lela Foni Sulistiyowati, M.Si., Herlina, S.E., M.Pd. Dr., Coaching dalam Supervisi
Guru dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Pendidikan Profesi dan
Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI, 2021.
Praptono, M.Ed. Dr., Manajerial Sekolah, Direktorat Pendidikan Profesi dan
Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI, 2021.
Sutar, M.Pd.Si., Drs., dkk., Pembentukan Karakter Kepala Sekolah, Direktorat
Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Kemdikbud RI, 2021.
Utomo, M.Pd., Dr., Samsuri, M.Pd., Rencana Tindak Lanjut, Direktorat Pendidikan
Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI,
2021.
Yetty F.D., S.Pd., M.Pd., Mulida H.H., S.Pd., M.Pd. Dr.,Pengembangan
Kewirausahaan, Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan
Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI, 2021.
Nama, Tahun, judul, Edition, kota: Penerbit
74
Lampiran-lampiran
1) Lampiran RPK (Rencana Proyek Kepemimpinan)
a) Matrik RPK
b) Surat undangan untuk Narasumber dan Peserta Kegiatan
c) Daftar hadir Narasumber dan peserta (setiap siklus)
d) Buku Panduan Kegiatan
e) SK Panitia kegiatan (jika diperlukan)
f) Program monev (monitoring dan evaluasi)
g) Instrumen monitoring pelaksanaan kegiatan yang telah
di isi pada siklus 1dan siklus 2
h) Instrumen evaluasi tujuan CKS yang telah di isi pada siklus 1 dan siklus 2
i) Instrumen evaluasi tujuan sasaran (guru) yang telah diisi
pada siklus 1 dansiklus 2
j) Instrumen dampak pada peningkatan kualitas pembela-
jaran pada pesertadidik yang telah dilakukan pada si-
klus 1 dan siklus 2
k) Rekap hasil monitoring dan evaluasi pada siklus 1 dan siklus 2
I) Materi/handout dari narasumber
o) Produk/hasil/output dari kegiatan RPK
p) Foto-foto kegiatan RPK
2) Lampiran Kajian Managerial (KM)
a) Dokumen persiapan kegiatan KM (Sosialisasi, penyiapan
format matrik KMbeserta aspek/komponen yang akan
dikaji disertai kondisi idealnya, penyiapan instrumen
monev, penyiapan lembar pengamatan, list item/skrip
wawancara beserta sasarannya, sasarn dokumen yang
akan dipelajari)
b) Hasil wawancara, observasi dan studi dokumen
c) Hasil Matrik Kajian Manajerial lengkap di sekolah sendiri maupun magang
d) Dokumen kegiatan baik di sekolah sendiri maupun magang
3) Lampiran Peningkatan Kompetensi Hasil AKPK yang Lemah di SekolahMagang
a) Dokumen hasil magang
b) Hasil wawancara dan observasi
c) Fotokopi hasil AKPK CKS
d) Foto-foto kegiatan saat magang di sekolah kedua
75
76