101 Lintas Kominfo Jakarta Pusat, Kominfo - Beredar cuplikan video dengan narasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyusupkan 52 juta data pemilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Konon, video unggahan tersebut menyertakan keterangan “52 juta dari DPT Pemilu 2024, 205.853.518=25,26%, Ketua KPU yang melanggar kode etik harusnya dipecat. Data pemilu sumber manipulasi untuk kecurangan”. Hasil penelusuran TIM AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta dari cekfakta. tempo.com, hingga saat ini belum ada bukti adanya temuan penyusupan 52 juta data pemilih pada Pemilu 2024. Meskipun demikian, ada laporan dari Perkumpulan Warga Negara Untuk Pemilu Jujur dan Adil (Jurdil) pada Juni 2023 tentang kecurigaan adanya 52 juta data pemilih yang tidak sesuai persyaratan. Awas Hoaks! KPU Susupkan 52 Juta Pemilih dalam DPS Pemilu 2024 Gelar Simposium Pengembangan AI, Ditjen SDPPI Tawarkan Konsep Unik dengan AI Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) saat ini sangat pesat, Direktorat Jenderal SDPPI melalui Direktorat Operasi Sumber Daya dalam kegiatan Simposium Pengembangan Kecerdasan Buatan/Artificial Intelligence (AI) bidang spektrum frekuensi radio telah membawakan konsep yang berbeda. Kegiatan Simposium yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Surabaya dikemas memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam bentuk pembawa acara (Master of Ceremony). Pembawa acara tersebut bernama SAIDAH (SDPPI’s Artificial Intelligence DigitAl Host). Tak hanya pembawa acaranya saja, pengiring lagu Indonesia Raya juga menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI). Aspek digitalisasi juga diterapkan termasuk penggunaan QR Code untuk mengisi daftar hadir peserta serta pelaksanaan Quiz yang diadakan melalui online.
102 Lintas Kominfo Feasibility Study Open RAN di Indonesia Mulai di Awal Tahun 2024 Jakarta (SDPPI) – Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI) Kementerian Kominfo bersama USTDA, Telecom Infra Project (TIP), Telkom University, IBM, dan KCCTech melaksanakan kick off meeting pelaksanaan Feasibility Study Open RAN, Selasa (09/01/2024). Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pelaksanaan perjanjian hibah antara United States Trade and Development Agency (USTDA) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang telah ditandatangani pada November 2023. Teknologi RAN saat ini hadir sebagai platform perangkat keras dan perangkat lunak yang dibuat khusus berdasarkan standar global terbuka yang ditentukan oleh 3GPP. Open RAN dengan karakteristiknya yang bersifat “terbuka” memungkinkan peningkatan keragaman vendor dalam menyediakan solusi dan perangkat serta menghindari terjadinya vendor locked-in. Keberadaan Open RAN ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi CAPEX dan OPEX pada penggelaran jaringan serta menjadi salah satu opsi dalam mengupayakan percepatan konektivitas digital di Indonesia.
103
104