BAHAN AJAR
IPA SMP / MTs
KELAS VIII
SEMESTER GANJIL
i
Kata Pengantar
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul “Energi dalam Sistem Kehidupan”. Penulis
mengembangkan Modul IPA “Energi dalam Sistem Kehidupan” sesuai dengan KD 3.5 dan 4.5
pada kurikulum 2013 untuk peserta didik kelas VII Semester 1 untuk membantu peserta didik dalam
menemukan sendiri konsep IPA. Modul ini dapat memberikan referensi kepada peserta didik untuk
mendapatkan materi dengan mudah.
Modul ini disajikan agar peserta didik lebih memahami dan aktif dalam pembelajaran
sehingga peserta didik dapat dengan leluasa mengembangkan pengetahuannya dengan kegiatan-
kegiatan pada Modul. Materi yang disajikan relevan dengan kegiatan yang dilakukan oleh peserta
didik sehingga dapat menjadi referensi bagi peserta didik.
Modul yang baik tentunya diinginkan oleh semua pihak, oleh karena itu penulis
membutuhkan saran dan masukan dari semua pihak demi perbaikan Modul ini. Semoga
Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peserta didik dan proses pembelajaran IPA Terpadu
pada khususnya.
Tayu, September 2021
Penulis,
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Materi ajar Zat Aditif ini disusun untuk melengkapi tugas PPG dalam
jabatan Universitas Negeri Malang yang dirancang sesuai dengan Kurikulum
Pembelajaran IPA Tahun 2013. Materi ajar ini dirancang untuk mengembangkan
kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh dalam
pembelajaran IPA.
Pada materi ajar ini akan dikembangkan sub topik tentang Zat aditif. Tanpa
kita sadari, hampir setiap saat kita bersinggungan dengan aditif. Makanan dan
minuman yang berpenampilan menarik tentu akan menggoda setiap orang untuk
membelinya. Pada materi ajar ini para siswa akan dijelaskan tentang konsep zat
aditif, penggolongan, kegunaan dan efeknya bagi kesehatan.
2. Relevansi
Zat aditif sudah sangat familiar di masyarakat kita. Penggunaannya yang
luas perlu untuk dikaji dampaknya terhadap kesehatan tubuh kita. Pada kegiatan
belajar ini para siswa akan mempelajari mengenai zat aditif, penggolongan,
kegunaan dan efeknya bagi kesehatan.
Untuk membantu siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara
optimal, maka dalam kegiatan belajar ini diberikan uraian materi yang diperlukan
untuk pengembangan kemampuan berpikir yang dirangkai dengan pemberian tugas
terstruktur serta penilaian ketercapaian penguasaan materi melalui pemberian
evaluasi pada bagian akhir kegiatan belajar.
3. Panduan Belajar
Agar dapat mencapai penguasaaan yang optimal tentu diperlukan peran aktif
siswa dalam mempelajari materi ajar ini, diantaranya dengan membaca uraian dan
contoh, mengerjakan tugas-tugas dan latihan yang diberikan pada materi ajar,
membaca rangkuman, dan mengerjakan evaluasi yang diberikan pada materi ajar
ini. Jika kalian berhasil menjawab seluruh pertanyaan denganbenar, maka kalian
telah cukup menguasai materi ini. Jika masih ada beberapa jawaban yang salah,
maka pelajari kembali materi yang diberikan pada materi ajar ini. Ketekunan dalam
mempelajari dan mengerjakan semua tugas, latihan, dan evaluasi yang diberikan
akan sangat membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Secara
rinci kajian dalam materi ajar ini memuat:
a. Capaian dan sub capaian pembelajaran agar para siswa mengetahui target
yang harus dicapai setelah mempelajari materi ajar ini.
b. Uraian materi yang mendeskripsikan pokok-pokok materi minimal yang
harus dikuasai oleh siswa.
c. Mari kita lakukan berisi tugas atau permasalahan yang perlu untuk dicari
jawabannya atau untuk mencari pengetahuan tambahan terkait materi yang
dipelajari.
d. Forum Diskusi agar para siswa memahami seluruh konsep-konsep yang
disajikan dalam materi ajar ini melalui kegiatan diskusi di dalam kelas, maupun
di luar kelas.
e. Rangkuman yang disajikan agar siswa mampu memahami garis besar materi
yang dipelajari.
f. Evaluasi yang diberikan sebagai sarana latihan untuk mengukur penguasaan
konsep siswa setelah mempelajari materi pada setiap kegiatan yang diberikan.
g. Daftar Pustaka disajikan untuk memberi informasi sumber belajar yang dapat
digunakan oleh siswa sebagai bahan pendalaman materi.
Selamat belajar, semoga kalian memahami keseluruhan materi yang
disajikan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ditemui dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan dan minuman, zat adiktif, serta
dampaknya terhadap kesehatan.
2. Sub Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ajar tentang Zat Aditif ini, sub capaian pembelajaran yang
diharapkan adalah:
1. Melalui studi literasi, siswa mampu menjelaskan pengertian zat aditif dengan benar.
2. Melalui observasi, siswa mampu mengidentifikasi jenis zat aditif (alami dan buatan)
dalam makanan dan minuman dengan tepat.
3. Melalui studi literasi, siswa mampu menganalisis pengaruh zat aditif terhadap
kesehatan.
4. Siswa mampu menyajikan data hasil pengamatan kandungan zat aditif makanan dan
minuman dengan terampil dan percayadiri.
3. Uraian Materi
Dalam islam telah disebutkan bahwa kita dianjurkan untuk memakan makanan yang
halal dan bercita rasa sedap. Sebagaimana firman Allah SWT berikut:
Anak-anak, apakah kalian pernah berpikir bahwa segala makanan dan minuman
yang kita konsumsi akan berdampak bagi kesehatan tubuh kita? Coba kalian perhatikan gambar
berikut !
Sumber : Google.com
Apa yang kalian pikirkan ketika melihat gambar di atas? Warna dan tampilannya
menarik bukan? Bagaimana makanan dan minuman bisa memiliki rasa yang nikmat,
tampilan yang menarik, dan tahan lama? Mari kita pelajari bersama.
A. Pengertian dan Fungsi Zat Aditif
Perhatikanlah saat ibu kalian memasak di dapur. Apakah kalian mengetahui, mana
yang disebut bahan utama dan mana yang disebut bahan tambahan? Untuk lebih jelasnya,
mari kita isi tabel berikut.
Bahan Jenis Rasa Tampilan Bumbu
makanan makanan (manis, asin, warna
Tepung terigu Donat gurih)
Kroket
Bakwan
Molen
Berdasarkan isian tabel di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut?
1. Bahan apakah yang disebut sebagai bahan makanan pokok?
2. Bahan apakah yang berfungsi sebagai bahan tambahan?
3. Apa kesimpulan kalian?
Setelah mengisi tabel di atas, apakah kalian dapat menjelaskan pengertian zat aditif?.
Zat aditif merupakan bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan
atau minuman dalam jumlah kecil saat pembuatan makanan. Penambahan zat aditif
bertujuan untuk memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, aroma, dan untuk
memperpanjang daya simpan. Selain itu, penambahan zat aditif juga dapat meningkatkan
nilai gizi makanan dan minuman seperti penambahan protein, mineral, dan vitamin.
Zat aditif yang paling umum digunakan oleh masyarakat adalah garam, gula, cuka,
dan rempah-rempah, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan bumbu dapur. Dari
jenisnya, sebenarnya zat aditif itu terbagi menjadi 2 macam, zat aditif alami dan zat aditif
buatan(sintetis). Mengapa sampai ada zat aditif buatan? Perkembangan industri dan
permintaan manusia tidak dapat terpenuhi karena zat aditif alami membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk memprosesnya, selain itu zat alami belum tentu bisa didapatkan di
semua tempat. Yuk kita lihat zat aditif apa saja yang sering kita temui.
B. Penggolongan Zat Aditif
Coba kalian perhatikan daftar komposisi bahan makanan berikut:
Sumber: http://alchemistviolet.blogspot.com/
Berdasarkan identifikasi kalian pada gambar di atas, zat aditif apa saja yang terdapat
dalam produk makanan tersebut? Sekarang, coba kalian sebutkan satu-persatu.
Secara umum, zat aditif dapat digolongkan menjadi empat kelompok berdasarkan
fungsinya. Perhatikan peta konsep berikut !
1. Zat Pewarna
Saat membuat kue, bahan apakah yang akan kalian tambahkan untuk membuat
tampilan kue tersebut menarik? Apakah bahan yang kalian tambahkan dalam kue tersebut
aman untuk dikonsumsi?
Tahukah kalian, penambahan baha-bahan tertentu dalam makanan atau minuman
dapat membuat tampilan warnanya menjadi lebih menarik. Bila ditinjau dari asalnya, zat
pewarna dapat dibedakan menjadi zat pewarna alami dan zat pewarna sintetik.
a. Zat Pewarna alami
Zat pewarna alami biasanya diperoleh dari jenis tumbuhan tertentu. Sejak dulu zat warna
alami (pigmen) telah banyak digunakan sebagai bahan pewarna bahan makanan. Anak-anak,
dapatkah kalian menyebutkan beberapa contoh pewarna alami yang biasa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari? Untuk lebih jelasnya, mari kita lakukan kegiatan berikut.
Mari Kita Lakukan
Kegiatan 1: Mengidentifikasi beberapa macam pewarna alami
Apa yang kalian Perlukan?
1. Berbagai macam bahan alami yang biasa digunakan untuk pewarna makanan atau
minuman (5 macam bahan).
2. Air
3. Tepung terigu/ tepung beras
4. wadah
Apa yang harus kalian lakukan ?
1. Hancurkan atau tumbuklah bahan-bahan yang telah kalian sediakan secara terpisah.
2. Peras bahan yang telah hancur tersebut.
3. Campurkan satu sendok teh bahan dengan satu sendok makan tepung terigu atau
tepung beras dan berilah satu sendok makan air.
4. Ulangi kegiatan 1 sampai 3 untuk macam bahan pewarna yang lain hingga selesai.
5. Lihat dan catat hasil percobaan kalian dalam tabel berikut !
Tabel hasil percobaan pewarna dari bahan alami
No. Nama bahan Warna yang Foto penampakan warna
ditimbulkan
Apa kesimpulan kalian dari percobaan di atas?
Zat pewarna alami jumlahnya terbatas, oleh karena itu orang berusaha untuk
membuat zat pewarna makanan dari bahan-bahan kimia. Selain itu penggunaan pewarna
alami memiliki keterbatasan yaitu sering memberikan rasa yang tidak diinginkan,
konsentrasi pigmen rendah sehingga memerlukan bahan baku yang lebih banyak, pigmen
kurang stabil dan keseragaman warna kurang baik. Namun, penggunaan zar warna alami
lebih aman bagi kesehatan daripada pewarna sistetik (buatan).
Tabel. 1. Jenis-jenis pewarna alami
b. Zat Pewarna Sintetik
Zat pewarna sintetik dibuat dari bahan-bahan kimia.
Kelebihan dari zat pewarna sintetik adalah
tersedianya pilihan warna yang lebih banyak,
mudah disimpan, dan lebih tahan lama.
Namun, apakah semua zat pewarna yang
beredar di pasaran boleh digunakan sebagai
pewarna makanan atau minuman?
Keamanan pewarna makanan sudah diatur oleh Kementerian Kesehatan dan
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Regulasi mengenai pewarna yang
diizinkan untuk ditambahkan pada makanan dan minuman diatur di dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 33 tahun 2012 mengenai Bahan Tambahan Pangan (BTP).
Beberapa contoh pewarna yang dilarang penggunaannya oleh pemerintah di antaranya
adalah rhodamin B (merah) dan methanil yellow (kuning) yang merupakan pewarna
tekstil. Pewarna tekstil biasanya mengandung logam berat (As, Pb
dan Hg) yang bersifat racun dan dapat menyebabkan kanker karena
bersifat karsinogenik. Selain itu dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan,
mual, muntah, sakit perut, diare, dan demam.
Tabel. 2. Contoh pewarna buatan
2. Zat Pemanis
Sumber : Google.com
Pernahkah kalian membuat minuman, misalnya teh atau kopi? Zat apa yang kalian
tambahkan ke dalam minuman tersebut agar rasanya menjadi manis? Benar, jawabannya
adalah gula pasir. Gula merupakan salah satu contoh zat aditif kelompok zat pemanis
alami.
Zat pemanis adalah zat yang ditambahkan pada makanan atau minuman yang
berfungsi untuk memberikan rasa manis. Berdasarkan asalnya, zat pemanis dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu zat pemanis alami dan zat pemanis sintetik/ buatan.
a. Zat Pemanis Alami
Pemanis alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-
bahan nabati maupun hewani. Beberapa zat pemanis alami yang sering digunakan di
antaranya:
• Gula tebu atau gula pasir mengandung zat pemanis fruktosa yang merupakan salah
satu jenis glukosa. Gula tebu atau gula pasir yang diperoleh dari tanaman tebu
merupakan pemanis yang paling banyak digunakan. Selain memberi rasa manis, gula
tebu juga bersifat mengawetkan.
• Gula merah merupakan pemanis dengan warna coklat. Gula merah merupakan
pemanis kedua yang banyak digunakan setelah gula pasir. Kebanyakan gula jenis ini
digunakan untuk makanan tradisional, misalnya pada bubur, dodol, kue apem, dan
gulali.
• Madu merupakan pemanis alami yang dihasilkan oleh lebah madu. Selain sebagai
pemanis, madu juga banyak digunakan sebagai obat.
Jika terlalu banyak mengkonsumsi bahna pemanis alami dapat menyebabkan
penyakit kencing manis (diabetes melitus).
b. Zat Pemanis Sintetik
Pemanis sintetik/ buatan adalah senyawa hasil sintetis laboratorium yang
merupakan bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada
makanan. Pemanis buatan hampir tidak mempunyai nilai gizi. Rasa manis pemanis
buatan melebihi rasa manis gula pasir dan sering meninggalkan rasa pahit setelah rasa
manis hilang di mulut. Pemanis buatan memiliki sifat mudah larut dalam air, stabil
pada suhu tertentu, rendah kalori dan murah. Oleh karenanya banyak
digunakan para produsen makanan atau minuman.
Contoh pemanis buatan adalah:
1) Aspartam
Pada tahun 1965 aspartam tanpa sengaja ditemukan oleh James Schlater. Aspartam
memiliki tingkat kemanisan 200 kali kemanisan gula pasir. Selain itu nilai kalori
Aspartam hanya sepersepuluh kandungan kalori gula. Oleh karena itu, aspartam
banyak digunakan untuk pemanis pad minuman ringan, khususnya untuk program
diet. Aspartam aman bagi penderita kencing manis. Namun, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa aspartam berdampak negatif bagi
pemakainya. Pada tahun 1974 Dr. John Onley dari universitas
Washington menyatakan bahwa aspartam dapat menyebabkan lesu
otak. Komite pedriatikl akademi Amerika tentang zat-zat lingkungan
dan genetika berbahaya juga mempublikasikan adanya dampak buruk
akibat pemakaian aspartam.
2) Siklamat
Natrium atau kalium siklamat banyak digunakan sebagai pemanis.
Namun, pemakaian siklamat sebagai aditif makanana dilarang sejak
tahun 1969. Larangan itu disebabkan adanya dugaan bahwa siklamat
bersifat karsinogenik (penyebab kanker).
3) Sakarin
Sakarin yang dikenal sebagai pemanis buatan adalah garam natrium
atau kalium sakarin. Penambahan sakarin pada makanan bergantung
pada kemanisan yang dikehendaki. Hal itu disebabkan penambahan
sakarin yang berlebihan menyebabkan timbulnya rasa pahit. Untuk
menghindari rasa pahit, biasanya sakarin digunakan bersama-sama
dengan siklamat. Sakarin memiliki kemanisan 400 kali lebih besar
daripada larutan gula 10%. Penggunaan sakarin yang berlebihan
dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia, misalnya
menimbulkan kanker. Pemakaian pemanis buatan di Indonesia diatur
oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No 208/Menkes/Per/1V/85
tentang pemanis buatan. Peraturan Menteri Kesehatan RI No
722/Menkes/Per/1X/88 tentang bahan tambahan pangan. Peraturan
Menteri tersebut menyatakan bahwa pada makanan atau minuman
olahan khusus yang berkalori rendah dan untuk penderita penyakit
diabetes melitus kadar maksimum sakarin yang diperbolehkan adalah
300 mg/kg bahan makanan/minuman.
3. Zat Pengawet
Pengawetan bahan makanan sebenarnya dapat dilakukan secara fisik, kimia, dan
biologi. Pengawetan bahan makanan secara fisik dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu pemanasan, pendinginan, pembekuan, pengasapan, pengalengan, pengeringan, dan
penyinaran. Pengawetan secara biologis dapat dilakukan dengan fermentasi atau peragian,
dan penambahan enzim, misalnya enzim papain dan enzim bromelin. Pengawetan secara
kimia dapat dilakukan dengan penambahan bahan pengawet yang diijinkan.
Bahan pengawet adalah zat atau bahan kimia yang ditambahkan ke dalam produk
seperti makanan, minuman agar makanan atau minuman tersebut lebih awet atau tahan
lama. Berdasarkan asal usulnya zat pengawet dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Zat Pengawet alami
Sumber: https://bolastylo.bolasport.com
Kenalkah kalian dengan gambar di atas? Mengapa dalam pembuatan ikan asin
menggunakan garam? Untuk lebih jelasnya, mari kita lakukan kegiatan berikut.
Mari Kita Lakukan
Kegiatan 2 : Membuat manisan buah salak
Bahan-bahan:
- 2 kg salak
- 1/2 kg gula pasir
- 2,5 liter air
- 1/4 sdt garam
Cara membuat:
-Kupas buah salak terlebih dahulu, potong-potong berbentuk lingkaranatau bisa juga
sesuai dengan selera. Lalu sisihkan.
-Rebus air, gula pasir, dan garam sampai mendidih dan gula menjadi larut. Gunakan
api kecil dan jangan lupa sambil diaduk.
-Masukan salak yang sudah dipotong-potong, aduk rata dan masak sampai matang.
-Angkat dan biarkan sampai dingin, jika sudah dingin, masukan manisan salak ke
wadah dan simpan di dalam kulkas.
-Manisan salak pun siap untuk disajikan.
Sumber : https://www.briliofood.net dengan modifikasi takaran bahan dari penulis.
Setelah kalian melakukan kegiatan di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !
1. Mengapa dalam membuat manisan buah diperlukan gula dalam jumlah cukup
banyak?
2. Bandingkan manisan salak dengan buah salak segar, menurut kalian daya tahan
penyimpanannya lebih lama mana?
3. Apakah gula memiliki fungsi selain sebagai pemanis?
4. Kesimpulan apa yang dapat kalian peroleh dari kegiatan di atas?
b. Zat Pengawet Sintetik
Zat pengawet buatan biasanya dibuat dalam industri, contohnya asam cuka
digunakan untuk pembuatan acar, natrium dan kalsium propionat digunakan untuk
pengawet roti dan kue kering. Pengawet lain untuk makanan yang juga banyak
digunakan adalah garam benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat.
Pengawet buatan tidak akan mengubah rasa suatu bahan makanan. Meskipun
demikian, penggunaan pengawet buatan ini harus dikontrol penggunaannya karena
penggunaan pengawet yang berlebihan dapatmengakibatkan kanker, gangguan saraf,
dan alergi. Dalam penggunaan zat pengawet buatan, ternyata banyak oknum yang
melakukan penyelewengan dengan menggunakan zat pengawet buatan yang bukan
digunakan untuk makanan atau minuman contohnya formalin dan boraks. Tahukah
kalian mengapa penggunaan formalin dan boraks itu dilarang?
Cermati artikel berikut ini !
Formalin dan Boraks Makin Marak, Masyarakat Agar
Waspada
Sabtu, 26 Desember 2020 | 13:43 WIB
Oleh : Heriyanto / HS
Jakarta, Beritasatu.com – Masyarakat harus waspada dengan pemakaian formalin dan
boraks pada makanan. Pengawet kimia tersebut umumnya digunakan agar makanan (bahan
pangan) bisa bertahan lama, tapi berbahaya bagi kesehatan manusia.
“Masyarakat agar waspada karena pemakaian pengawet yang berlebihan atau menggunakan
zak kimia sangat berbahaya. Kami selalu menyarankan untuk membeli yang benar-benar
segar atau kenali ciri-ciri penggunaan pengawet kimia,” kata Daniel M, praktisi makanan
sehat dan organik kepada SP belum lama ini.
Dia menjelaskan kecenderungan pemakaian pengawet kimia, khususnya formalin atau boraks,
masih saja ada karena minim pengawasan. Di sisi lain, pedagang atau produsen selalu
berusaha agar makanan atau bahan pangan yang dijual terlihat segar dan bertahan lama.
“Apalagi jelang liburan panjang, stok yang dibeli diupayakan bisa bertahan lama dan cara
yang paling mudah adalah menggunakan pengawet kimia,” tegas sarjana teknologi pangan ini.
Kendati minim pengawasan, dia memberi apresiasi atas upaya beberapa wilayah yang mulai
mengawasi peredaran makanan tersebut. Meskipun, upaya tersebut belum dilakukan secara
berkelanjutan.
Pekan lalu, Pemerintah Kota Jakarta Pusat dan Pemkot Jakarta Selatan intens melakukan
inspeksi mendadak (sidak) untuk menjaga keamanan bahan-bahan pangan.
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Pusat,
Mujiati, mengatakan pihaknya menerjunkan 30 orang petugas dan tiga mobil laboratorium
untuk pengecekan bahan pangan. Petugas mengambil uji sampel dalam setiap bahan pangan
pada saat sidak tersebut.
Sementara itu, petugas gabungan dari Sudin KPKP Kota Jakarta Selatan menemukan mi dan
kerupuk yang mengandung boraks. Temuan ini berdasarkan hasil tes cepat (rapid test) boraks
dan formalin yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada
inspeksi mendadak di Galael Swalayan, Tebet, Jakarta Selatan, belum lama ini.
"Hasil tes cepat yang dilakukan oleh BPOM ditemukan ada kerupuk bawang yang
mengandung boraks, jumlahnya ada 24 bungkus," kata Kasudin KPKP Jakarta Selatan,
Hasudungan Sidabalok.
Selain kerupuk bawang, petugas juga menemukan mi kuning yang mengandung boraks dan
juga formalin. "Jadi mi itu sudah mengandung boraks, mengandung formalin lagi, dua zat
kimia yang berbahaya," kata Hasudungan.
Atas temuan tersebut, seperti ditulis Antara, seluruh produk kerupuk bawang dan mi kuning
yang tersedia di swalayan tersebut langsung ditarik.
Sumber: BeritaSatu.com
Setelah membaca artikel di atas, jawablah pertanyaan berikut!
1. Apa fungsi sebenarnya dari boraks dan formalin?
2. Menurut kalian, di antara boraks dan formalin mana yang lebih berbahaya ? Jelaskan
alasannya?
3. Apakah penggunaan boraks dan formalin berbahaya bagi kesehatan? Jelaskan!
4. Kesimpulan apa yang kalian peroleh dari kegiatan ini?
Akhir-akhir ini banyak terjadi penyalahgunaan bahan pengawet, misalnya boraks
dan frormalin. Boraks dapat berfungsi sebagai pengawet dan pengenyal.
Penyalahgunaan Boraks sering digunakan dalam mengolah bakso dan mie basah.
Boraks dapat menyebabkan keracunan. Gejala keracunan boraks antara lain
muntah-muntah dan diare. Jika cukup banyak, boraks dapat menyebabkan
kematian.
Formalin adalah larutan formaldehida dalam air dengan kadar 40%. Formalin
biasa digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi atau proses pengawetan manyat.
Formalin tidak boleh digunakan untuk pengawetan bahna makanan. Formalin yang
dicampurkan dalam bahan makanan sangat berbahaya bagi kesehatan. Jika dimakan
formalin akan bereaksi cepat dengan lapisan lendir di saluran pernafasan dan saluran
pencernaan. Pada dosis rendah, formalin dapat menyebabkan sakit perut parah
disertai muntah-muntah, menimbulkan depresi susunan saraf dan kegagalan
peredaran darah. Dalam dosis tinggi, formalin dapat menyebabkan kejang-kejang,
kencing darah, tidak bisa kencing dan muntah darah hingga kematian.
4. Zat Penyedap Rasa
Sumber : https://www.tribunnews.com
Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan serbuk putih di atas. Mengapa saat kita
memasak menambahkan zat ini? Bagi sebagian masyarakat kita, memasak tanpa
menambahkan bahan ini akan menyebabkan rasa masakan yang kurang sedap.
Zat penyedap rasa adalah zat yang dapat meningkatkan cita rasa makanan.
Penyedap berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan rasa yang tidak diinginkan
dari suatu bahan makanan. Zat penyedap rasa digolongakan menjadi dua kelompok
yaitu:
a. Zat penyedap rasa alami
Bahan-bahan yang termasuk dalam golongan ini ada yang diperoleh dari
alam berupa rempah-rempah (misalnya: bawang putih, bawang bombay, pala,
merica, ketumbar, serai, pandan, daun salam, dan daun pandan).
b. Zat penyedap rasa sintetik
Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin atau MSG
(mononatrium glutamat). Di pasaran, senyawa tersebut dikenal dengan beragam
merek dagang, misalnya Ajinomoto, Miwon, Sasa, Royco, Maggi, dan lain
sebagainya. MSG merupakan garam natrium dari asam glutamat yang secara alami
terdapat dalam protein nabati maupun hewani. Daging, susu, ikan, dan kacang-
kacangan mengandung sekitar 20% asam glutamat. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bila kita mengkonsumsi makanan yang mengandung asam glutamat
akan terasa lezat dan gurih meski tanpa bumbu-bumbu lain.
Keunikan dari MSG adalah bahwa meskipun tidak mempunyai cita rasa,
tetapi dapat membangkitkan cita rasa komponen-komponen lain yang terkandung
dalam bahan makanan. Meskipun MSG dikonsumsi oleh semua orang, MSG
mempunyai pengaruh atau efek buruk yaitu menimbulkan gangguan kesehatan.
Penggunaan MSG menurut Dr. Ho Man Kwok disebut dapat merugikan. Ia
mengungkapkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan di restoran Cina
mengalami gejala-gejala merasa kesemutan pada punggung, leher dan rahang
bawah. Leher bagian bawah terasa panas, wajah berkeringat, sesak dada bagian
bawah dan kepala pusing, berdasarka penyelidikan saat itu, gejala-gejala itu
disebabkan oleh penggunaan (MSG) yang terdapat dalam sup. John
Olney (1969) menemukan bahwa dalam dosis tinggi (0,5 g/kg berat badan/hari)
MSG menyebabkan kerusakan sel syaraf otak.
4. Forum Diskusi
Setelah kalian membaca uraian materi di atas, mari kita berdiskusi untuk
memantapkan pemahaman kalian tentang zat aditif.
1.) Identifikasilah macam zat aditif pada produk makanan berikut !
No. Makanan/ Pewarna Pemanis Pengawet Penyedap Rasa
Minuman
alami sintetik alami sintetik alami sintetik alami sintetik
1
2
3
4
5
Setelah kalian mengidentifikasi zat aditif yang terdapat dalam makanan dan
minuman pada tabel di atas, uraikanlah dampak negatif dari masing-masing zat aditif
tersebut. Kalian dapat mencari referensi dari buku, surat kabar atau media online.
2. Baca dengan seksama artikel berikut ini!
30 Persen Jajanan Sekolah Berbahaya Bagi Anak
Jakarta - Peringatan bagi orang tua agar lebih mewaspadai anak-anaknya saat membeli
jajanan di sekolah. 30 persen dari jajanan siswa sekolah masuk kategori tidak aman dan
berpotensi meracuni kesehatan mereka. Jika terus dikonsumsi dalam jangka waktu panjang
dapat menyebabkan penyakit kanker dan lainnya.
"Dari 150 sekolah yang menjadi sampling, 30 persen dari jajanannya meracuni anak-
anak, mulai dari makanan kemasan hingga sambel ulek yang dibuat sendiri oleh pedagang,"
kata Mantan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Sampurno dalam acara
ngopi sore bareng Sinar Harapan di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (28/7/2010).
Menurutnya, jajanan yang dijual dengan harga murah baik di kantin maupun di luar
sekolah, masih banyak yang mengandung bahan kimia. Lebih parahnya lagi, pihaknya pernah
menemukan minuman yang mengandung pewarna cat di jajanan anak.
Untuk mengurangi kebiasaan anak agar tidak jajan sembarangan, dia meminta agar sekolah
dapat lebih berperan aktif mengawasi setiap siswa-siswanya di sekolah. Pengawasan yang ketat
terhadap para pedagang juga harus dilakukan oleh pihak sekolah.
"Kedisiplinan adalah salah satu kunci untuk memerangi jajanan tidak sehat ini. Setiap
pedagang harus izin sekolah, proses membuat makanannya juga harus dipantau," imbuhnya.
Menanggapi masih banyaknya jajanan di sekolah yang berbahaya bagi kesehatan siswa,
Pelaksana Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM, Hayati
Amal mengakui bahwa pengawasan BPOM terhadap jajanan siswa di sekolah belum bisa
menjangkau ke semua sekolah.
BPOM lanjutnya, tetap melakukan sosialisasi kepada para siswa mengenai bahaya jajan
sembarang. Pihaknya, juga menghimbau agar para siswa lebih teliti disaat membeli jajanan
berupa snack.
"Makanan kemasan seperti snack, bisa dilihat dari bungkusnya, jika ada kode MD atau
ML, itu berarti sudah terdaftar di BPOM," katanya.
Setelah membaca artikel di atas, cobalah kalian kemukakan langkah-langkah yang
Hayati juga meminta peran aktif orang tua dan sekolah untuk menghimbau kepada para
dapanaatk-danilaakkaugkaar nlebiuhnbteurkhatim-heantic, teigdaakhjajsaenmseamkbinaranmgeanlu. "aOsnraynag tupaednagngsuenkoalaanh dzihaatrapakdaintif yang
berbpeorpternasni mpenmtibngahauynatukkan mbaengjiagkaeseahnaktand. aSriebajagjaaniasniswtiada, kapaseyhatngindia,"patuktuaplinayna.lakukan
terkait penggunaan zat aditif di masyarakat?
Sumber: https://news.detik.com/
C. Penutup
1. Rangkuman
Hal-hal penting yang telah kalian pelajari pada materi ajar “Zat Aditif” ini adalah
sebagai berikut:
a. Zat aditif merupakan bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan
atau minuman dalam jumlah kecil saat pembuatan makanan dengan tujuan untuk
memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, aroma, dan untuk memperpanjang daya
simpan.
b. Zat aditif berdasarkan fungsinya terbagi atas empat jenis, yaitu zat pewarna, zat
pemanis, zat pengawet, dan zat penyedap rasa.
c. Zat aditif berdasakan sumber asalnya terdiri atas zat aditif alami dan zat aditif sintetik
/ buatan.
d. Zat Pewarna alami contohnya kunyit, daun suji, caramel, dan cabe. Sedangkan zat
pewarna buatan contohnya carmoisine, Erithrosin, dan sunset yellow.
e. Zat pemanis alami contohnya gula pasir, gula merah, dan madu. Sedangkan zat
pemanis buatan contohnya aspartam, sakarin, kalium asesulfam.
f. Zat Pengawet alami diantaranya adala garam dan gula. Zat pengawet buatan
contohnya asam cuka, asam sitrat, dan garam benzoate.
g. Zat Penyedap rasa alami umumnya dapat diperoleh dari bumbu-bumbu dapur yang
sering kita kenal dengan rempah-rempah. Zat penyedap rasa sintetik contohnya
adalah MSG yang dikenal masyarakat dengan sebutan Vetsin.
h. Penggunaan zat aditif di Indonesia diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM).
e. Penggunaan zat aditif buatan yang tidak sesuai aturan dapat menimbulkan bahaya
bagi kesehatan.
2. Evaluasi
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !
1. Berikut ini yang merupakan tujuan dari penambahan zat aditif pada makanan, kecuali...
A. Meningkatkan nilai gizi makanan.
B. Menambah cita rasa makanan
C. Membuat makanan memiliki daya tahan yang lama.
D. Membuat tampilan dan warna makanan menjadi menarik
2. Untuk membuat nasi tumpeng yang berwarna kuning, ditambahkan kunyit sebagai zat
pewarna. Zat pewarna yang terdapat pada kunyit tersebut adalah...
A. Klorofil
B. Eritrosin
C. Kurkumin
D. Kapsantin
3. Diantara pernyataan berikut ini yang merupakan keunggulan dari zat pewarna alami
dibandingkan zat pewarna buatan adalah...
A. Tersedia dalam beragam macam warna.
B. Lebih sehat dikonsumsi dan berkhasiat untuk kesehatan.
C. Mudah diperoleh dan harganya murah.
D. Warnanya tidak terlalu pekat dan terbatas jumlahnya.
4. Perhatikan daftar zat pemanis di bawah ini:
(1) gula pasir (4) sakarin
(2) gula aren (5) madu
(3) aspartam (6) sukralosa
Diantara zat pemanis diatas, yang sebaiknya dikonsumsi oleh penderita diabetes
mellitus adalah...
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 4
C. 3, 4, 5
D. 3, 4, 6
5. Suatu senyawa kimia diketahui berbau menyengat dan tidak berwarna. Zat ini biasa
digunakan pada kayu yang dipakai untuk membuat perabotan rumah tangga, seperti
lemari pakaian, tempat tidur, atau dinding. Zat ini juga terkandung dalam produk
pembersih rumah tangga dan bahan pengawet sampel jaringan di laboratorium. Jika
zat ini terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Zat ini juga
diketahui sebagai salah satu zat pemicu kanker. Nama zat yang dimaksud adalah…
A. Natrium bikarbonat
B. Formalin
C. Rodhamin B
D. Boraks
6. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa zat ini dalam dosis tinggi dapat bertindak
sebagai racun yang menyebabkan kerusakan sel saraf. Bahkan, disebutkan pula dapat
menyebabkan gangguan fungsi otak dan kerusakan berbagai organ. Sejumlah penyakit
yang dikaitkan dengan kerusakan saraf akibat konsumsi zat ini secara berlebih
adalah penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan stroke. Konsumsi zat ini dalam
jangka panjang juga diyakini dapat menyebabkan hipertensi. Beberapa orang yang
sensitif terhadap zat ini juga akan mengalami efek berupa sakit kepala setelah
mengonsumsinya.
Berdasarkan penjelasan di atas, zat yang dimaksud adalah…
A. aspartam
B. formalin
C. sakarin
D. Monosodium glutamat
7. Perhatikan komposisi makanan ringan berikut !
Berdasarkan tabel di atas, berikut ini daftar zat aditif sintetis dengan fungsinya yang
benar adalah...
A. Bawang putih sebagai penyedap rasa
B. Garam sebagai pengawet
C. Mononatrium glutamat sebagai bahan pewarna
D. Aspartam sebagai pemanis
8. Berdasarkan tabel pada soal nomor 7, alasan yang tepat mengapa makanan ringan
tersebut tidak disarankan untuk penderita fenilketonuria adalah...
A. Makanan ringan tersebut mengandung banyak protein
B. Makanan ringan tersebut banyak mengandung garam
C. Makanan ringan tersebut mengandung gula sintetik
D. Makanan ringan tersebut mengandung ekstrak daging sapi
9. Dalam sebuah kasus di Indonesia disebutkan bahwa sebagian besar jajanan anak
sekolah menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, alasan yang paling tepat adalah...
A. Dibuat dengan bahan utama yang mudah diperoleh
B. Dibuat dengan mencampurkan zat aditif yang berlebihan
C. Dibuat secara tradisional
D. Bahan bakunya dari produk lokal yang murah
10.
Ketika kita mengkonsumsi minuman seperti di atas secara terus menerus, efek
jangka panjang yang mungkin timbul adalah...
A. Mengalami serangan jantung
B. Mengalami gangguan pencernaan
C. Mengalami obesitas
D. Mengalami gangguan ginjal
3. Daftar Pustaka
Eliyawati. 2019. Pendalaman Materi Ilmu Pengetahuan Alam Modul 6 Klasifikasi
Materi, Sifat, dan Kegunaannya. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Zubaidah, Siti dkk. 2017. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII Semester 1
Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementerian pendidikan dan kebudayaan republik
Indonesia.
http://alchemistviolet.blogspot.com/2012/12/identifikasi-zat-adiktif-pada-
makanan.html, diakses tanggal 23 September pukul 14.50
https://www.briliofood.net/resep/7-cara-membuat-manisan-salak-enak-segar-dan-bikin-
nagih-191022n.html, diakses tanggal 28 September pukul 13.16
https://dinifahrianah28.wordpress.com/kompetensi-dasar-dan-peta-konsep/. diakses
tanggal 23 September 2021 pukul 17.05
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_pengawet, diakses tanggal 23 September 2021
pukul 16.20
https://news.detik.com/berita/d-1408889/30-persen-jajanan-sekolah-berbahaya-bagi-
anak, diakses tanggal 23 September 2021 pukul 17.50
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/PEWARNA-PANGAN.pdf,
diakses tanggal 23 September 2021 pukul 15.30
https://www.alodokter.com/memahami-zat-aditif-pada-makanan-kegunaan-serta-efek-
sampingnya, diakses tanggal 23 September 2021 pukul 17.10
https://www.parenting.co.id/usia-sekolah/aturan-penggunaan-pewarna-makanan,
diakses tanggal 23 September 2021 pukul 15.37
https://www.ruangguru.com/blog/apa-sih-zat-aditif-itu, diakses tanggal 23 september
2021 pukul 14.40
https://www.tribunnews.com/lifestyle/2018/11/29/ganti-micin-dengan-gula-sebagai-
penyedap-rasa-agar-masakan-tetap-sehat, diakses tanggal 23 september 2021
pukul 16.41
https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/materi/ipa/BAB-
IX_ZAT-ADITIF-DAN-ADIKTIF.pdf, diakses tanggal 23 september 2021 pukul
15.36