The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Taman Ilmu SMPN 1 KK, 2023-08-23 08:34:06

Desa Wisata Adat Ngadas Malang

Taman Ilmu-1 kk

Desa wisata Adat ngadas malang


BAB I 1.1 Pendahuluan Desa Ngadas merupakan salah satu dari 17 desa di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Desa ini termasuk dalam kawasan area teritorial Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di ketinggian 2.150 meter. Sebelumnya, Wilayah Ngadas mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Namun, seiring perkembang zaman, Desa Ngadas berkembang menjadi Desa Wisata. Setidaknya terdapat beberapa destinasi alam yang dijadikan daya tarik, seperti Coban Trisula, Gunung Bromo, Ranupane dan Edukasi Buah Apel. Selain itu, terdapat dikenal dengan wisata budaya. Banyak kegiatan masyarakat yang rutin dilakukan sepanjang tahun, misalnya, Entas-Entas, Wolo Goro (upacara pernikahan), Tugel Kuncung, Tugel Gombag, Penditanan untuk semua dukun, Sayut (upacara adat 7 bulanan wanita hamil), Kekerik (upacara lepas pusar bayi) dan Among-among (upacara bagi anak yang sudah mulai bisa bekerja menghasilkan uang). Tidak hanya itu, Desa Ngadas juga memiliki upacara yang disakralkan, yakni, Pujan, Hari Raya Kasada, Hari Raya Karo, Unan-Unan, Barikan, Mayu Dusun dan Galungan. Dengan modal budaya yang dimiliki serta peran serta seluruh masyarakat untuk terus melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal, September 2019 mendapat penghargaan Desa Wisata Adat oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia lewat Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA). Ajang ISTA sendiri diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata untuk ketiga kalinya pada tahun ini dan terbuka untuk seluruh pengelola destinasi Pariwisata baik pengelola kawasan, agen travel, Penyedia jasa, Yayasan, maupun masyarakat lokal.


BAB II 2.1 Sejarah Desa Adat Ngadas Malang Desa Ngadas secara administratif berada di wilayah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Ngadas terletak di ujung paling timur Kabupaten Malang dan berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Lumajang. Ngadas merupakan salah satu dari 36 desa Suku Tengger yang tersebat dalam empat kabupaten/kota. Selain itu, Desa Ngadas berada di dalam area teritorial Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) dengan ketinggian sekitar 2.150 mdpl sehingga merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa. Topografi Desa Ngadas sendiri berada di pegunungan dengan iklim montana dengan suhu berkisar 0-20°C. Ngadas adalah satu-satunya desa yang didiami Suku Tengger yang berada di Malang. Suku Tengger sudah menempati kawasan tersebut sejak ratusan tahun lalu dan turut menjaga keseimbangan alam di sana. Keberadaan mereka dikenal masih memegang adat istiadat dan budaya meskipun tidak tertulis. Awal mula keberadaan Desa Ngadas dimulai tahun 1774. Ketika itu, terdapat seorang seorang tokoh bernama Mbah Sedhek beserta 7 pengikutnya yang membuka Desa Ngadas. Orang-orang Tengger yang mendiami Ngadas sekarang pun merupakan keturunan Mbah Sedhek beserta 7 pengikutnya. Desa Ngadas sendiri sebenarnya terdiri dari Dusun Jarak Ijo yang berada di bawah dan Desa Ngadas itu sendiri. Desa Ngadas tidak hanya indah secara bentang alam, namun juga keunikan budaya dan keramahan masyarakatnya membuat setiap pengunjung ingin kembali mengunjungi Desa Ngadas.. Di perkampungan ini banyak kesenian atau atraksi rakyat yang masih terjaga yakni Kuda lumping, Bantengan, dan Kuda Kencak. Daerah ini tergolong subur dan mayoritas penduduknya hidup dari kegiatan berkebun. Komoditi sayur yang dihasilkan antara lain: kentang, kubis, wortel, daun bawang, bawang merah, sawi dan lain-lain. Selain berkebun, masyarakat Ngadas juga memiliki pekerjaan sampingan di bidang peternakan yakni beternak sapi. Desa Ngadas Malang juga menjadi contoh bagaimana perbedaan tetap bisa menghadirkan persatuan. Masyarakat desa ini menganut agama yang berbeda, ada yang Islam, Buddha hingga Hindu. Bahkan ada juga yang dalam satu keluarga yang memeluk tiga agama berbeda, namun tetap bisa hidup rukun. Masyarakat Ngadas juga masih mempraktikkan ritual dan upacara kuno yang diyakini membawa mereka pada keteraturan, nasib baik dan kemakmuran.


2.2 Aksesbilitas Dari gunung Bromo desa adat Ngadas ini hanya berjarak 7km dan untuk menuju Desa Ngadas dari Kota Malang yang berjarak sekitar 30 km dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dengan melewati jalanan yang sempit, menanjak dan berliku-liku. Anda bisa mengambil arah menuju Tumpang dan sekitar 1 jam kemudian akan sampai di desa ini. Sebaiknya pengunjung membawa kendaraan tipe double cabin karena banyak tanjakan dan belokan yang cukup sulit dilalui oleh kendaraan biasa. Anda bisa menikmati pemandangan kawasan hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jika beruntung bakal melihat lutung jawa (Trachypithecus auratus) dan elang jawa (Nisaetus bartelsi). Lutung biasa berkoloni atau berkelompok untuk mencari pakan. Berbagai dedaunan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Kadang lutung bergelayutan pepohonan yang berada di tepi jalan. jika beruntung Anda bisa melihat elang jawa biasa terbang melayang tanpa mengepakkan sayap atau soaring pagi mulai pukul 07.30 WIB sampai Rp 10.00 WIB.


2.3 Amenitas Balai Pertemuan Jungle Tracking Kamar Mandi Umum Kios Souvenir Tempat Ibadah ( Musholla, Vihara, Pura ) Selfie Area Spot Foto Tempat Makan Homestay Wifi Area


2.4 Atraksi 1. Gunung Bromo Potensi wisata alam dan pemandangan Gunung Bromo yang cantik menjadi andalan desa ini . Salah satu jalanan di desa ini memiliki panorama langsung yang menghadap ke Gunung Bromo. Saat pagi hari, kabut tipis yang menyelimuti desa membuat suasana makin damai dan sejuk. Desa ini juga merupakan pintu masuk untuk menuju ke Gunung Bromo melalui Poncokusumo, Kabupaten Malang. 2. Upacara Kasada Upacara tradisi di Ngadas diikuti seluruh masyarakat termasuk yang bukan pemeluk agama Hindu.[ Peristiwa pengorbanan Kusuma sebagai sesaji melatarbelakangi Upacara Kasada yang diikuti oleh seluruh warga Suku Tengger. Upacara Kasada merupakan upacara adat yang dilaksanakan setiap tanggal 14 atau 15 pada waktu bulan purnama. Upacara ini dipimpin oleh dukun pandhita dan labuh sebagai upacara puncak. Ngelabuh hasil bumi serta ongkek yang berisi tanaman ritual dilaksanakan di kawah gunung Bromo dan diikuti seluruh dukun bawahan dari setiap desa, serta masyarakat pendukungnya.


3. Tradisi Ujung-Ujung Permainan ujung-ujung adalah suatu tari tradisional khas suku Tengger Desa Ngadas Kabupaten Malang.Tarian ini dimainkan oleh dua orang pria yang saling bergantian memukul lawan dengan menggunakan rotan dan diiringi musik gamelan khas suku Tengger.Tarian ini biasanya diadakan dalam rangka merayakan penutupan upacara hari raya karo di Desa Ngadas Kabupaten Malang.Upacara Karo biasanya dilaksanakan pada dua bulan setelah upacara Yadnya Kasada atau bulan kedua menurut penanggalan suku Tengger. 4. Hari Raya Karo Hari Raya Karo dilaksanakan mulai tanggal 7 hingga 22 bulan Karo (Karo dimaknai sebagai bulan kedua dalam kalender Saka), dengan beragam prosesi adat. Hari Raya Karo bagi suku Tengger merupakan perwujudan syukur atas berkah yang diberikan Tuhan serta penghormatan kepada leluhur mereka. Dalam tadisi Karo, berbagai ritual dilakukan antara lain Doa Petren, Kauman, Tayuban, Tumpeng Gede, Sesanti, Sedekah panggonan (tamping), dan berakhir dengan ritual Sadranan serta Ojung.


5. Edukasi petik apel Pemandangan perkebunan yang terbentang luas dan hijau bak permadani. Dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk menanam apel dan dijadikan edukasi petik apel untuk menambah pendapatan masyarakat di desa adat wisata Ngadas Malang. Dari kebun apel sejauh mata memandang ke arah timur tampak pemandangan deretan puncak-puncak Semeru yang selalu mengeluarkan asap dari puncaknya. Lereng-lereng perbukitan dan lembah yang hijau dengan lengkap kebun sayur berbentuk terasering akan memanjakan mata Anda. Bila cuaca cerah puncak Semeru akan terlihat sangat indah dan gagah menjulang disertai awan putih menyelimuti tubuhnya. 6. Upacara Entas-Entas upacara yang paling menarik di Ngadas adalah Entas-Entas.Upacara Entas-Entas secara khusus dilaksanakan untuk menyucikan arwah (roh) orang yang telah meninggal dunia, yaitu pada hari yang keseribu atau minimal pada hari ke-44 setelah meninggal. Akan tetapi, pelaksanaannya sering diadakan sebelum hari keseribu untuk meringkas upacara-upacara kematian itu. Upacara Entas-Entas dimaksudkan untuk menyucikan arwah orang yang telah meninggal dunia agar dapat masuk surga.


2.5 Harga Tiket Masuk Untuk kamu yang ingin melihat keindahan desa adat wisata Ngadas Malang secara langsung tidak akan dikenai biaya tiket. Dan untuk kamu yang ingin berlama lama di desa ini kamu bisa menyewa penginapan. Tercatat ada 50 homestay local yang dikelola oleh warga asli desa Ngadas. Menariknya lagi disetiap homestay dilengkapi dengan air panas yang sengaja disediakan untuk memanjakan para pengunjung karena hawa disana sangat dingin sekali. Tarif harga homesatay per malam : - Standart Room : Rp.200.000 - Family Room : Rp.500.000 Check in dilakukan minimal pukul 13.00 WIB, sedangkan check out maksimal pukul 12.00 WIB.


BAB III 3.1 Harapan Harapan saya kedepan adalah agar pemerintah daerah memperhatikan dan memperbaiki sarana dan prasarana di desa adat Ngadas Malang. Karena desa adat ngadas malang ini sangat berpotensi untuk dijadikan desa wisata adat terfavorit karena letaknya yang stategis dengan ditambah pemandangan alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang begitu menakjubkan. Masyarakat harus tetap menjaga kebersihan desa dan juga tidak menambah bangunan yang tidak begitu penting karena akan mempersempit lahan pertanian uang hijau enak dipandang mata. Melalui program pemerintah agar desa adat wisata Ngadas Malang bisa mendorong masyarakat untuk sadar akan potensi ekonomi di desanya dan bisa menjadi penunjang pendapatan desa. 3.2 Saran Masyarakat harus memperhatikan pembuangan sampah dan menyediakan tempat sampah dibeberapa titik untuk memastikan para wisatawan membuang sampah pada tempatnya dan juga akan terciptanya desa adat wisata yang bersih dan lingkungannya tertata rapi. meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pariwisata di daerah. Peningkatan SDM bisa dilakukan baik dalam bentuk pendidikan vokasi wisata, pelatihan SDM pariwisata, maupun sertifikasi SDM pariwisata. Masih banyak keluhan wisatawan yang bersumber dari kualitas SDM yang belum profesional. Karenanya, sertifikasi pekerja di sektor pariwisata mutlak diperlukan 3.3 Kesan Desa adat wisata Ngadas Malang merupakan suatu desa adat wisata yang mempunyai keanekaragaman bentang alam dan tempat bermukimnya suku Tengger yang memegang teguh adat dan tradisi yang menjadikan daya tarik wisata Desa Ngadas.


Click to View FlipBook Version