Nama : Aisya Fitriana
Nim : 19022144
Apa Itu Motorik?
Metode Pembelajaran Motorik Anak Pengertian pembelajaran menurut Roestiyah (1982:
8) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah merupakan suatu proses dimana guru terutama
melihat apa-apa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai
suatu tujuan yang kita perhatikan adalah pola perubahan pada pengetahuan selama mengalami
edukatif, untuk mencapai suatu yang kita perhatikann adalah pola perubahan pada pengetahuan
selama mengalami belajar itu berlangsung.
Menurut Sudjana (2005:76) metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Sedangkan Sutikna
(2009:88) menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi
pelajaran yang dilakukan oleh pendidikan agr terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam
upaya untuk mencapai tujuan metode pembelajaran daat mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium,
pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium, dan sebagainya.
Adapun Strategi Pembelajaran Motorik Halus Anak:
Anak bekerja dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 – 5 anak. Setiap kelompok
memiliki sebuah tugas khusus yang harus di hasilkan pada sentra tertentu. Pada 3 – 5
menit terakhir, anak berputar ke sentra yang lain.Guru memiliki kesempatan untuk
memberikan penguatan dan arahan kepada anak dalam mengerjakan tugas tersebut, atau
dapat membantu jika ada kesalahan yang dilakukan anak. Hal ini dilakukan kepada
semua kelompok. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa kegiatan finger play atau
pengembangan keterampilan visual motor (koordinasi mata dan tangan).
ditujukan untuk anak-anak yang berada dalam kelompok-kelompok yang cukup banyak.
Untuk strategi 2, di setiap sentra memiliki 2 macam aktivitas yaitu A dan B, dimana
masing-masing menggunakan konsep yang serupa.
Misalnya sebuah tugas bi-manual (2 cara pengerjaan). Di setiap sentra kedua aktivitas
telah digandakan sesuai dengan jumlah anak dalam kelompok. Sebagian anggot
kelompok menyelesaikan tugas aktivitas sentra A (2 – 3 menit), ketika yang lainnya
menyelesaikan aktivitas sentraa B Kelompok – kelompok tersebut kemudian berputar
kegiatan pada sentra tersebut dan setelah menyelesaikan tugas/aktivitas kedua, berputar
ke sentra lainnya. Keuntungan dari strategi ini adalah anak tidak perlu menetap pada
suatu aktivitas dalam waktu yang lama. Untuk anak yang masih kecil – terutama anak
yang berkesulitan konsentrasi- hal ini akan sangat bermanfaat. Sebagaimana strategi I,
anak-anak harus menyelesaikan tugas yang yang telah ditentukan
Strategi ini dapat dilakukan anak yang dibagi menjadi 4 – 5 perkelompok , dimana setiap
kelompok bekerja pada sebuah sentra untuk semua sesion pembelajaran. Setiap sentra
menyediakan berbagai aktivitas untuk area pengembangan/pengendalian motorik halus.
Karena banyaknya aktivitas yang dilakukan maka strategi ini bersifat lebih produktif,
sehingga dapat kita rekomendasikan bahwa orangtua atau anak yang lebih besar dapat
menjadi tutor pada sentra-sentra tersebut. Sebagai contoh,
Kelompok 1 bekerja dengan pensil dan kertas;
Kelompok 2 bekerja membuat model/ benda tiruan; Kelompok 3 bekerja dengan arena
fine-motor manipulation (kegiatan motorik halus dengan mengubah-ubah); Kelompok 4
kegiatan permainan dan jual beli; dan Kelompok 5 kegiatan bermain bebas terstruktur..
Kelompok yang melakukan perputaran hanya satu yaitu Kelompok 3. Pada sesi
berikutnya, kelompok akan tinggal di tempat yang sama dan bekerja di sentra yang
berbeda. Oleh karena itu, anak diperbolehkan selama 2 – 4 minggu menyelesaikan
perputaran (kegiatan pada sentra) tergantung pada berapa sesi dalam tiap minggu yang
dapat dicapai
Tempatkan anak ke dalam beberapa kelompok sehingga anak anak menghabiskan waktu
3 – 5 menit pada setiap aktivitas. Satu atau dua sentra memiliki ciri „teacher directed‟ dan
yang lainnya memiliki ciri melibatkan kegiatan bermain bebas terstruktur. Anak menjadi
lebih bertanggung jawab untuk merancang kegiatan. (Jika orangtua bertindak sebagai
asisten, dapat menggunakan 2 buah sentra yang berciri “teacher directed”) Berbagai
Strategi untuk Pengayaan Gerakan Motorik Secara Kelompok atau Individual: Kegiatan
latihan otot jari tangan dan keterampilan visual motor dilaksanakan dengan pemanasan
dan penutupan kegiatan.
Cara Stimulasi Motorik Anak Usia Dini?
kendati Si Kecil secara bertahap akan melalui fase demi fase perkembangan motorik,
orang tua yang ikut mendampingi pasti akan menambah rasa percaya diri dan kasih
sayang dalam diri Si Kecil. Ada beberapa cara yang Ibu bisa lakukan untuk menstimulasi
motorik Si Kecil sebagai berikut:
Melatih Tengkurap: Perkembangan Motorik pada Anak
Salah satu cara untuk menstimulasi perkembangan motorik bayi adalah dengan melatih Si
Kecil untuk tengkurap.Pada usia 6 minggu hingga 1 bulan, Ibu harus menahan bagian
kepala dan leher ketika menggendong Si Kecil. Sekitar usia 1-3 bulan, sesekali
membalikkan badan Si Kecil atau membuatnya tengkurap, Si Kecil untuk melatih
kekuatan otot leher. Si Kecil akan belajar mengangkat kepala dan dada bertumpu pada
kedua tangannya. Dengan sendirinya, ia akan belajar tengkurap. Gerakan ini diperlukan
untuk melatih otot-otot Si Kecil pada bagian lehernya.
Melatih Merangkak
Salah satu cara untuk menstimulasi perkembangan motorik Si Kecil adalah dengan
melatih Si Kecil untuk merangkak. Setelah Si Kecil mulai belajar tengkurap, di usia
sekitar 6 bulan, Si Kecil akan mulai mencoba berguling-guling dan merangkak agar bisa
berpindah tempat. Ibu bisa mendorong atau menstimulasi dengan memperlihatkan
mainan agar ia tertarik menghampiri sambil merangkak. Tempatkan pula bantal sebagai
penghalang untuk melatih ketangkasan dan rasa percaya diri Si Kecil ketika merangkak.
Melatih Duduk
Cara untuk menstimulasi perkembangan motorik bayi selanjutnya adalah dengan melatih
Si Kecil untuk duduk. Tahapan melatih duduk pada Si Kecil di sekitar usia 4-7 bulan,
tepatnya saat Si Kecil sudah bisa berguling-guling dan menahan kepala dengan kuat. Di
usia 8 bulan, bahkan Si Kecil sudah mampu duduk sendiri tanpa bantuan orang tua.
Untuk melatih posisi duduk, ibu bisa mencoba trik ini:
Cobalah mengajak Si Kecil bermain sehingga kepalanya bergerak ke bawah dan ke atas
untuk melatih kekuatan otot leher. Misalnya, meletakkan mainan di lantai, lalu mainan
diangkat sehingga Si Kecil mendongakkan kepala mengikuti gerakan tangan ibu.
Cara kedua untuk menyeimbangkan posisi duduk Si Kecil. Dudukkan Si Kecil, kemudian
tempatkan mainannya di sekitar Si Kecil tetapi di luar jangkauan Si Kecil sehingga Si
Kecil akan mencoba meraih mainan tersebut.
Melatih berjalan: Perkembangan motorik anak
Salah satu cara untuk menstimulasi perkembangan motorik anak yang terakhir adalah
dengan melatih Si Kecil untuk mulaiberjalan.Si Kecil usia 9-12 bulan akan belajar
melangkah untuk pertama kali. Sebelum berjalan, pada usia 8 bulan Si Kecil akan
mencoba fase berdiri dengan berpegangan pada benda-benda yang berada di sekitarnya.
Ibu dapat melatih dengan cara memegang kedua tangan Si Kecil atau memberi alat bantu
berjalan seperti mainan yang bisa didorong dan sejenisnya. Ajari pula Si Kecil untuk
menekuk lutut agar ia bisa mencoba duduk kembali usai berdiri atau berjalan. Si Kecil
akan mulai berdiri ketika kakinya sudah kuat menopang tubuhnya saat berjalan.
Pengertian Motorik – Gerak Motorik Anak Usia Dini (PAUD). Kata motorik merupakan
terjemahan dari kata motor yang artinya “dasar mekanika yang menyebabkan terjadinya
suatu gerak”.
Gerak (movement) adalah suatu aktivitas yang didasari oleh proses motorik. Proses
motorik ini melibatkan sebuah sistem pola gerakan yang terkoordinasi (otak, saraf, otot,
dan rangka) dengan proses mental yang sangat kompleks, yang disebut sebagai proses
cipta gerak.
Keempat unsur tersebut diatas tidak bisa bekerja secara sendiri-sendiri, tetapi selalu
terkoordinasi. Apabila salah satu unsur mengalami gangguan, gerak yang dilakukan dapat
mengalami gangguan pula.
Dengan kata lain, gerakan yang dilakukan oleh anak secara sadar dipengaruhi oleh
stimulus dari lingkungannya (informasi verbal atau lisan, gambar, dan alat lainnya) yang
dapat direspons oleh anak.
Kemampuan gerak dasar sudah dimulai sejak anak dalam kandungan sampai lahir. Pada
saat lahir bayi mulai menggerakkan kedua tangannya, kemudian menarik dan
menjulurkan kedua kakinya, memutar badan ke samping, tengkurap, merangkak,
merambat untuk berdiri, dan berjalan hingga berlari.
Pengertian Motorik - Gerak Motorik Anak Usia Dini (PAUD)
Macam-Macam Gerak Dasar
Gerak dasar meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan gerak manipulatif.
1. Gerak Lokomotor
Gerak lokomotor adalah gerakan yang memindahkan tubuh atau berat badan dari satu
tempat ke tempat lainnya dan biasanya membutuhkan ruang yang cukup lebar dan luas,
seperti jalan, jinjit, lari, loncat, dan lompat serta gerak kombinasi; meluncur, menggeser
ke kanan dan ke kiri.
2. Gerak Non Lokomotor
Gerak nonlokomotor adalah gerak yang dilakukan di tempat, tanpa menggunakan ruang
yang lebar dan luas seperti membungkuk, menekuk, mengayun, bergoyang, berputar, dan
meliuk.
3. Gerak Manipulatif
Gerak manipulatif adalah gerak yang dilakukan apabila anak menghadapi berbagai
macam objek dan cenderung mengarah pada koordinasi antara mata dan kaki, mata dan
tangan, seperti mendorong, memukul, memantul, melempar, menendang, berguling,
menerima, menangkap, menghentikan, menari, dan melakukan gerak pantomim.
Kemampuan gerak dasar inilah yang akan berperan sebagai landasan perkembangan
keterampilan motorik halus anak.