KUMPULAN PUISI DAN SENANDIKA BULAN JUNI
MERAKI RASA
KARYA ULYA ROSYEDA
1
MENCIPTA JARAK
Oleh Ulya Rosyeda
Terkadang jarak perlu dicipta untuk menghadirkan ruang hampa dalam ketiadaan raga.
Menumbuhkan ikatan batin menyatukan bukti saling ada rasa. Menghadirkan rindu yang hanya
bisa terobati dengan menyuguhkan variabel pengganti sosok yang didamba. Terseok saat
jumpa terhalang dan tak terwujud bayang. Resah yang singgah dengan degup pasrah
melantunkan doa yang semakin indah.
Tunggu, benarkah rindu ini saling berpadu? Atau hanya aku saja yang menunggu.
Sejenak berdiri memutar waktu. Tak tertahan mengingat semua yang telah berlalu.
Kemarin ruang ini riuh dengan gelak candamu. Berlarian menebar mainan diselingi nyanyian
tangisan. Berebut perhatian dan kasih sayang. Bergelayut manja, meminta dimasakkan
makanan yang kau suka. Terkadang rewelmu membuat jengah dan menggelitik amarah.
Setiap detik mengantarkan usia menuju dewasa. Kau datang mengutarakan sebuah pinta.
Menyuarakan buah pikiran bahwa kau ingin mencari pengalaman dan mendidik kemandirian.
“Ibu, izinkan aku menimba ilmu, di pondok pesantren itu,” ungkapmu. Membingkai wajahmu,
kukecup keningmu. Kereta yang kau tumpangi membawamu melaju cepat menggapai rida.
Kurestui semoga menjadi jalanmu untuk melahirkan takwa.
Rindu ini menjadi candu yang akan kujaga selalu melalui bait-bait doa merdu. Aku masih
di sini ingin menunaikan kasihku hingga tuntas tak terbatas tanpa mengharap balas. Walau
rasanya, ingin sekali mendekap ragamu erat setiap saat.
Acapkali linu, mengkhawatirkan masa depanmu. Segera kutepis ragu. “Ibu aku baik-baik
saja, tetap doakan aku ya,” ucapmu setiap kali suara kita bersua. Ku yakin, kau bukan
meragukan mantra-mantra yang selalu kurapalkan. Namun kau ingin menghadirkan semangat
dalam doa yang kulangitkan. Aku meminta bahagia dalam waktu yang lama untukmu dan untuk
kita. Semoga senantiasa menemukan kebaikan yang hakiki di dunia dan akhirat surga.
Cintaku tak akan usai. Selalu menantimu menunaikan bakti. Pun saat nantinya aku harus
kembali. Salam rindu teruntukmu di sana yang selalu di hati.
Purworejo, 1 Juni 2022.
2
APA YANG KAU BENCI?
Dahan yang bergoyang paham apa yang ada dalam pikiran
Angin dapat membaca hembusan napas dalam desah
Rintik hujan seperti tak sanggup menyapa tanah
Sinar kesejukan dunia sirna sudah
Suka duka menguji setia
Masalah dan fitnah mengajak dewasa
Loyalitas yang terkhianati, pengorbanan yang terabai
Akankah luruhkan derasnya hujan badai
Awal pertunjukan penuh keharmonisan tiba-tiba padam
Iringan petir dan kilat hadir menjadi nyanyian pekat
Para pelaku mendadak diam dalam curiga yang mendalam
Masing-masing beralasan diri yang paling benar
Usah menaruh hati berlebihan
Jika akhirnya rasa yang hadir adalah kebalikan yang tak berkesudahan
Lihat ekspresi saat berhadapan
Lenyap sudah indahnya kebersamaan
Andai jabat tangan meredam dendam
Melepas pasung dosa yang berkelanjutan
Dunia ikut tersenyum menyapa
Ikatan hati terjaga tanpa jelaga angkara
Silakan jabarkan alasan
Semesta bisa menilai
Kalian dalam lawan atau kawan
Sesungguhnya apa yang kau benci?
(Sudut Armada, 2 Juni 2022)
3
DREAM ABOUT YOU
Oleh Ulya Rosyeda
Di ujung senja menggelar kisah yang pernah terwujud
Ruang pertemuan fatamorgana tentang ikatan yang tak pernah ingkar
Entah berapa lama aku akan bertahan dalam derit ritme
Ada akar menghujam menyisakan hangat dekap mesra
Melukismu dalam mimpi yang hadir menemani malam
Angan tak ingin membuka pejaman mata
Belajar melepaskan menjadi kesungguhan juang di setiap bab
Obor menjaga sukmamu obsesikan irama alegro
Ufuk menyuguhkan wangimu yang bisa ku ambu namun itu dulu
Tujuanku merelakanmu ada karena cintamu sungguh kuat
Yakin rentangan tanganku menghantarkan doa yang tak akan delay
Opera romansa menepis ego
Ujung kehidupan tuk menjaga kenangan indah bersamamu
Ladang Juang, 3 Juni 2022
4
NIKMATI KARUNIA
Oleh Ulya Rosyeda
Sejauh sempat tersuguh di belantara kebisingan ingin yang membuncah. Menikmati
cerah dunia dalam rengkuhan sayang dari takdir yang singgah. Usah serakah, walau
jaminan rizki tak boleh memuat pasrah.
Membangun setiap harapan dan mimpi yang ingin terwujud. Aku tak menyesal atas
setiap pertemuan dan jalan cerita. Tuhan telah mengatur karunia. Kita sedang diuji
apakah sabar dengan setiap nikmat-Nya.
Seandainya tak pernah tersapa sakit, sehat tak akan terasa nikmat. Seandainya tak
pernah merasa sulit, akan sulit untuk merasa tak terlilit. Seandainya kita tak pernah
berkawan duka, bisa jadi bahagia adalah suatu yang biasa. Menikmati manis dari
pengalaman pahit yang pernah diicip.
Termasuk kamu, adalah karunia terindah dalam hidupku. Menyulam senyum dengan
segala keterbatasan. Aku bersamamu bukan pura-pura bahagia. Tulus tawa candu
kudapat dari persembahan cintamu untukku. Senyummu ada di antara mentari yang
bersinar teduh tanpa malu.
Derai air mata tertimpa bahagia. Terima kasih untuk peralanan bersama. Tak lagi
bersanding sepi, walau akhirnya terbentur batas usia. Kau tetap menyisakan banyak
karunia.
Purworejo, 3 Juni 2022
5
SESAL SEBELUM AJAL
Oleh Ulya Rosyeda
Langkah kaki
menuntun laku hingga mati
Lalu bangkit lagi
Kilaskan balik perjalanan dari pagi hingga pagi
Tatapan matahari menyilau gaya
Lirikan rembulan enggan menatap pesona
Liukan angin menutup tirai sembunyikan dosa
Bisikkan sesat mengajak tergelincir menuju bahaya
Menghapus gundah akan perhitungan di kehidupan kedua
Serpihan kaca mengoyak hati yang meronta
Mencoba bangun dari mimpi buruk yang memperdaya
Dosa yang tidak terasa seolah tak apa
Lambat laun menyiksa menyusun prahara
Sesak menggapai hidayah yang tak sampai
Terlena akan alunan mesra bisikkan laku cendawa
Gerogoti sedikit demi sedikit takwa di dada
Menghimpit sukma menuju pengabdian yang hampir usai
Benih rahmat menuntun tuan
Menuju relung secercah cahaya hadir lantunkan surat cinta Sang Penyayang
Beribu sesal sebelum ajal ungkap pengakuan
Harap ampunan berjanji keji tak terulang
6
Ranting yang patah setengah
Membentuk luka yang menganga
Telah kembali utuh menopang kokoh iman tuannya
Hidayah tlah hadir dari Tuhannya
Purworejo,5 Juni 2022
7
TULUS
Oleh Ulya Rosyeda
Detik waktu terus berlalu tanpa mau tahu apa yang telah kutuju. Melaju
meninggalkan jejak warna warni kehidupan manusia yang penuh liku. Sedangkan aku
tanpa malu memainkan laku. Bisikan goda dunia menari melambaikan janji-janji indah
tak terperi. Entah berapa lama hampa menyapa dalam kejenuhan irama langkah kaki.
Mengaku tulus mengiringi setiap detak gerak jiwa dan raga. Yakinkah ibadahku hanya
tertuju pada-Mu semata?
Kubuka jendela pada lembaran baru yang terhampar di depan mata. Sebuah sempat
yang Kau suguh untukku bersujud dan meminta. Indah gambaran kuasa-Mu menanda
betapa diri tak ada apa-apanya. Namun senyum dalam seberkas cahaya membersamai
rinai penyesalan tundukkan keangkuhan.
Aku paham, khilaf berkepanjangan yang aku torehkan sulit akan harapkan
ampunan. Lagi-lagi Kau begitu teduh melihatku tertatih mengaduh. Kau tak pernah
berpaling pada seonggok makhluk yang mengingat-Mu hanya pada saat bahagia jauh di
mata. Kau tetap datang memberikan seluas samudera karunia walau aku telah lena.
Sadarku, aku mencintai-Mu dengan segala keburukanku. Semoga aku bisa bertemu
dengan-Mu dalam keadaan lebih baik dan bermutu.
Ruang hening, 6 Juni 2022
8
MERAPAH SEARAH
Oleh Ulya Rosyeda
Bait-bait senandika lantunkan irama. Sampai kapan menjalani kisah penuh misteri.
Aku tak tahu pasti. Mampukah aku tangguh mendampingimu hingga raga berangsur
rapuh. Hatimu selalu kujaga dalam ikhtiarku penuh.
Dawai biola yang kau petik bersama senja. Menghadirkan nuansa indah bianglala
menggugah cita dengan penuh bara. Aku tak lelah mendampingimu. Mencoba mengerti
sepak terjang yang kau hadapi. Merapah menuju satu arah. Bersama menggenggam asa
menjelajah belantara lahan yang fana.
Suatu ketika, kau datang menyuguhkan tawa. Bercerita tentang kekalutan yang
melanda. Namun tiada kekhawatiran meraja tergambar dari raut muka. Riangmu
mengalahkan suramnya dunia. Kau bilang akan selalu tegar selama aku ada di dalam
dekap. Kubilang, bukan aku yang akan menjaga tetapi ada Sang Pemilikmu yang selalu
memberikan karunia yang selalu dekat.
Purworejo, 7 Juni 2022
9
PLANES
Oleh Ulya Rosyeda
Mari lihat luasnya dunia, kawan
Akan datang luka dari setiap juang
Bagi yang tak hanya berpangku tangan
Abaikan cela dan cerca menghadang
Kilau mentari penuhi ambisi
visualisasikan masa depan apakah aku ada dalam sorak sorai
Atau berada dalam kebalikan
Dengan segala kesulitan
Bingkai hidup banyak rupa
Jangan sangka hanya berisi bahagia
Terkadang dari apa yang kita perjuangkan
Tak jarang banyak yang ingin manjatuhkan
Aku dengan segala kekuranganku
Akan terus berjibaku
Mereka mengejek penuh semangat
Pemicu agar diri bisa menjadi pesaing hebat
Bukan mustahil mengubah sebuah peran
Hasil akan nyata dengan latihan demi latihan
Tak apa walau kemampuan terbang rendah
Namun tekad tak pernah menyerah
10
Apalah arti sebuah kemenangan
Jika terjabar lawan mengalami kesakitan
berputar dengan liar
empati menyeret naluri sepenuh sadar
Pun tak usah pongah dengan ketenaran yang menikam
Angin yang berdetak mengubah takdir
Atas hasil bukan kerja satu malam
Mengabarkan kejayaan terlahir
Hanggar imajiner, 8 Juni 2022
11
SELAMI MAKNA MERAKI
Oleh Ulya Rosyeda
Genggaman taut pada sujud
Gelak tak berwujud
Dinding sepi
Ilusi
Cahaya
Menuntun gulita
Pendarkan indah cita
Masa hantarkan sukses bersama
Melaju iringi bara asa
Riuh kembara sua
Bahana atma
Cinta
Jiwa
Lagukan suka
Estafetkan ilmu dunia
Akhirat juang tetap akhirnya
Waktu
Beranjak bergulir
Silih berganti mengalir
Tetap berdiri mengasah pikir
Akal
Karunia istimewa
mengakar dalam indera
Padukan usaha doa tawakal
12
Takwa
Kokohkan adab
Hiasi laku dunia
Segala persoalan mudah terjawab
Terlahir dari potensi diri
Motivasi setiap sesi
Layangkan apresiasi
Puji
Juang
Perkuat kisi
Menggema dalam ruang
Diskusi perindah substansi literasi
Ilmu
Mengejar tahu
Paham titah tindakan
Agama jadi acuan pijakan
Arah
Bangunkan gairah
Prestasi dunia membuncah
Asmara kinerja enggan punah
Aku
Tak ragu
Menunaikan peran guru
Kibarkan semangat tanpa sendu
13
Buai satir penuh canda
Jelita warna warni
Selami makna
Meraki
Ruang Bisu, 9 Juni 2022
14
UNTUK DIRIKU, BERTAHANLAH
Oleh Ulya Rosyeda
Rasa ini tak punah pada sosok yang pernah muncul menyapa dunia. Keluar dari
gulita gua yang nyaman. Ruhnya memberikan warna dan tawa. Bubuhkan aroma merona
dalam dekap yang dekat. Hadirnya adalah sebuah kesyukuran tak sepertinya kawannya
yang terbuang.
Mentari pagi menyapa bunga-bunga. Ilalang cemburu dengan mekarnya. Ada yang
berdenyut dalam nadiku. Tumbuh dalam keangkuhan yang berebut ingin direngkuh.
Kendali empati tertempa ujian mengasah nurani. Bekal iman terdidik dari sepasang yang
peduli generasi.
Gelut dalam hiruk pikuk kerakusan dan ambisi yang merajalela. Aku mungkin
dianggap tak ada. Namun mata dan nurani tak akan bisa menepisnya. Bahwa aku tak bisa
dibilang hanya. Tafsiran kemampuan menunjukkan berat kualitas bukan hanya
kuantitas.
Setiap insan akan menunjukkan siapa dirinya. Aku dengan kerendahan hati
mungkin dianggap tak bisa apa-apa. Namun aku tahu tentang diriku akan mau kubawa
ke mana. Sosok itu adalah aku yang kudekap erat dalam derasnya arus dunia yang pekat.
Terima kasih untuk diriku yang kuat. Aku adalah warna untuk dunia. Sama dengan
sepertimu dan kita berpadu membangun gradasi keindahan alam semesta.
Semawungdaleman, 10 Juni 2022
15
UTANG TAK BERBUNGA
Oleh Ulya Rosyeda
Datangmu mengiba penuh sendu. Drama terkisah atas duka yang membuatmu
resah. Anak butuh bayaran sekolah, istri harus melunasi kontrakan dekat sawah. Dan kau
harus membekali bisnis tanah. Hidupmu di dalam ilusi yang payah.
Selang hari, sosmedmu penuh dengan foto jalan-jalan juga kulineran di restoran
mewah bersama pasangan. Mengaku hanya perjalanan bisnis agar tak kaku. Namun
ternyata kau habiskan pinjaman tak berbunga. Semakin lama tumbuh menjadi gulma.
Membeli gaya dari utang tak akan menjadi kaya. Semakin menenggelamkan kemiskinan
dan menyiksa. Neraca telah berat sebelah pada pengeluaran.
Kau bilang, akan kembalikan di purnama yang akan datang. Kau bilang, tak akan
lupa dengan semua yang aku pinjamkan. Kau bilang, aku adalah malaikat pengangkat
beban. Kala itu, manis kata tak surut kau ucap. Hingga kau lenyap membawa berlembar-
lembar hasil keringat yang telah kupersiapkan membayar akad.
Bagiku, pertemanan adalah harta terpenting dari kehidupan. Termasuk kamu yang
sudah kuanggap sahabat yang menawan. Bukan balas budi yang kuharap, tetapi
percayaku terhadapmu kupegang erat.
Kalender telah berganti dan membuka lembaran baru lagi dan lagi. Aku memburu
hakku atas kewajibanmu yang kau abai. Sayang, kabar darimu tak pernah sampai. Nomor
yang dulu sering mengejarku hingga luluh iba, tak pernah menjawab. Blokir menjadi
sebab. Aku hanya berharap, semoga kau baik-baik di sana tanpa sembab. Suatu saat kita
akan tetap bertemu, tak apa walau harus selesai di akhirat.
Karang Pending, 11 Juni 2022
16
HIRAETH
Oleh Ulya Rosyeda
Tautan jemari melemah
Lunglai walau pendirian tak goyah
Tak beranjak untuk mengalah
Tersemat janji di tengah gelisah
Senja berlalu aku hanya terpaku
kau berbalik
Menyajikan punggung yang tak mampu kupeluk
Langkahmu tak henti
Jauh semakin jauh menuju Pemilikmu
Melaju berlomba melawan waktu
Mengejarmu aku tak mampu
Tersambut rinai di tengah panas udara
Memaksa berteduh dalam rimbun buana
Air mata menganak melewati alurnya
Angan terbuai padamu yang kurindu
Melukiskan kisah mesra yang pernah ada
Sudut jiwa, hanyutkan duka sendu
Riak buih tersapu alunan ombak
Menyatu dalam derai tangis tak beranjak
Perjumpaan dalam mimpi semalam
Hiraeth memenjara perasaan
17
Gulita, aku hanya bisa mendengar suara
Tersesat dalam hampa, tak lagi sua
Aku yang tak lagi memilikimu
Tunggu aku di suatu masa
Dunia, 12 Juni 2022
18
PEKERJAAN
Oleh Ulya Rosyeda
Pekerjaan bukan melulu sebuah pertandingan tentang menang atau kalah, karena
setiap juangnya bernilai ibadah. Bagian dari sebuah pengabdian yang jika dinikmati
menjadi indah. Saat kau ingin bermain, bermainlah. Tiba saat pekerjaan di depan mata
fokuslah minimalkan masalah.
Aku, tak perlu merasa keliru dengan pilihanku. Memasuki pintu demi pintu, tiba
pada satu gerbang yang kiranya akan singgah lebih lama. Terkesan pada perjumpaan
dengan para pewaris generasi yang penuh berani, tangguh dan bernyali. Yakinkah aku
bisa mengimbangi?
Menuju arena kubuka lembarannya. Adalah memahami makna yang tersirat pada
pokok bahasan utama. Nak, lakukan peranmu dengan penuh laku luhurmu. Berikan
usaha terbaik untuk melawan musuhmu, rasa malas dan tak percaya diri. Musnahkan
segala alasan yang menghambat lari.
Kau memang perlu berjuang mencetak angka. Namun jangan semata angka tak
bernyawa. Buktikan bahwa kau layak punya nama dengan segenap potensi yang kau
punya. Angkamu bernilai di mata masyarakat pada umumnya, dan membawamu berguna
untuk semesta.
Selamat atas kemenangan wujud proses yang tak berkesudahan. Pertandinganmu
adalah upaya kerja kerasmu yang jitu. Semoga kau selalu beruntung karena esok engkau
selalu dapatkan yang lebih baik.
Skanida Luar Biasa, 13 Juni 2022
19
HASRAT TEMU
Oleh Ulya Rosyeda
Dendang irama terngiang di gendang telinga
Syair kupuja menjelang malam menyapa
Mengapa dan bagaimana sesuatu bisa?
Aku puas mendapatkan jelas dari semua tanya
Rengkuh hangat di kala isak penyesalan yang memuncak
Logika menuntun kerja otak
Kau menanggung dosaku atas laku yang tak terarah
Nasihat mampu membumikan ego dan amarah
Rinai tangis terlontar tak tertahan
Di tengah deras yang menggelegar
Pergimu kemarin ternyata tak sebentar
Nyatanya aku tak sanggup lagi menangkap jawab
Dari semua yang ingin kuungkap
Kenangan masa kecil itu memacu langkah maju
Tengok mundur sebagai penguat tutur
Aku yang harus mengiklaskan cinta pertama
Seorang pujaan yang selalu kujaga
Tumbuh berusaha salih
Hati-hati dalam memilih
Hubungan abadi ini, aku punya doa
hadir sebagai penjaga amal tak terjeda
20
Tekad kuat wujudkan persembahan cinta
Sebuah ikatan abadi urung pupuskan asa
Aku iringkan doa
Di setiap detik yang kusapa
Ayah, kukirimkan bait penjaga
Kuikuti jejak kebaikan meneruskan perjuangan
Menyapa handai taulan
sebagai suluh bakti yang tak sirna
Hasrat temu yang membuncah
Kupeluk pasangan setiamu
Sebagai pengganti peluk hangat yang kurindu
Ruang Kenangan, 13 Juni 2022
21
PULANG DALAM PELUKAN
Oleh Ulya Rosyeda
Terkadang kaki ini berat melangkah
Terkadang rindu begitu membuncah
Aku di sini dan kau di sana
Netra tak jangkau kelopak mata
Kulepas pandang di kamar lantai dua
Hamparan hijau di bawah kaki gunug di sana
Kueja lagi tugasku apa
Tekad yang muncul di hari pertama
Rapuh meraba sandar
Harap rengkuh dalam alam sadar
Tanganmu tak pernah melepas
Doamu tak lelah urungkan pias
Ujung lembayung lembut membelai
Tanah kelahiran menyambut ramai
Roda kereta meninggalkan raga
Lariku pada sosok penuh cinta
Pulang menghambur dalam pelukan
Kutemukan sandaran mengadu letih
Membenam diri dalam hangat
tautan jemari semakin menguat
22
Ibu,
Terimalah serangkai bunga ini
Harum surga ingin kutuju
Aku telah menunaikan bakti
Menjadi sosok seperti citamu
Senja
Dialog hati meraba suka
Senyummu merekahkan makna asa
Ruang Hangat, 15 Juni 2022
23