desain kita. Penggunaan warna kuning dapat menimbulkan rasa
senang, dan bahagia. Seseorang dapat menggunakan warna kuning
untuk mempromosikan produk anak-anak. Namun jika
menggunakan warna kuning yang berlebihan dapat menimbulkan
efek ‘mengganggu’. Warna kuning juga melambangkan
ketidakstabilan dan spontanitas, jadi hindari penggunaan warna ini
bila anda ingin melambangkan stabilitas dan keamanan (Basuki,
2015).
3. Biru
Biru merupakan warna yang menggambarkan langit dan
lautan. Warna ini biasas dihubungkan dengan kedalaman dan
stabilitas. Biru melambangkan kepercayaan, kesetiaan,
kebijaksanaan, kepercayaan diri, kecerdasan, kebenaran, dan surga.
Warna biru diketahui dapat bermanfaat untuk pikiran dan tubuh
manusia. Warna ini dapat memperlambat metabolisme manusia dan
menimbulkan efek ketenangan. Biru biasanya dihubungkan dengan
kedamaian dan ketenangan. Dalam ilmu kelambangan, warna biru
dipakai untuk melambangkan kesalehan dan ketulusan hati. Biru
muda memiliki makna kesehatan, penyembuhan, kedamaian,
pengetahuan, dan kelembutan. Sedangkan biru tua memiliki makna
pengetahuan, kekuatan, integritas, dan keseriusan (Basuki, 2015).
Warna biru merupakan warna yang sangat banyak digunakan
untuk logo perusahaan. Warna ini megisyaratkan profesionalisme,
pemikiran yang serius, integritas, ketulusan dan ketenangan. Biru
juga diasosiasikan dengan otoritas dan kesuksesan. Karena itulah
warna ini sering digunakan oleh institusi financial dan badan
pemerintah (Artisty, 2013). Namun Hindari penggunaan warna biru
47
saat mempromosikan makanan dan masakan, karena warna biru
diketahui dapat mengurangi rasa nafsu makan (Basuki, 2015).
4. Jingga
Warna jingga merupakan warna kombinasi energi dari warna
merah dan kegembiraan dari warna kuning. Warna jingga
mengartikan rasa antusias, daya tarik, kegembiraan, kreatifitas,
kebulatan tekad, perhatian, sukses, dorongan, dan perangsang.
Warna jingga merupakan warna yang bersemangat, sehingga warna
ini menciptakan efek sensasi yang ‘hangat’. Warna ini juga dapat
meningkatkan suplai oxigen dalam otak, dan memproduksi efek
kesegaran, dan menstimulasi aktifitas mental. Warna jingga juga
dapat menarik perhatian, sehingga kita dapat menggunakannya
untuk menarik perhatian dari elemen-elemen penting dalam desain
kita. Warna jingga sangat efektif untuk mempromosikan produk
makanan dan mainan. Jingga tua memiliki arti ketidakpercayaan dan
kebohongan. Sedangkan jingga kemerahan melambangkan hasrat,
seksualitas, kenyamanan, dominasi, dan penyerangan (Basuki, 2015).
5. Hijau
Hijau merupakan warna alam. Secara emosional, hijau dapat
berarti keamanan. Dalam ilmu kelambangan, hijau melambangkan
pertumbuhan dan harapan. Hijau sering digunakan untuk
mengindikasikan keamanan ketika mempromosikan obat-obatan
serta produk medis lainnya. Hijau tua sering dihubungkan dengan
uang, finansial, bank, ambisi, ketamakan, dan kecemburuan, hijau
kekuningan melambangkan penyakit, kecut hati, perselisihan, dan
kecemburuan, hijau Olive melambangkan kedamaian dan hijau
Aqua melambangkan emosi penyembuhan, dan perlindungan.
(Basuki, 2015). Warna hijau biasanya digunakan untuk menonjolkan
sifat natural dan beradab dari suatu perusahaan. Warna ini juga
48
memiliki arti lain seperti pertumbuhan dan kesegaran, karenanya
warna ini popular digunakan oleh produk-produk organik, makanan
vegetarian dan produk finansial (Artisty, 2013).
6. Pink
Warna pink atau merah muda menggambarkan pada suatu
kegirangan, seksualitas, hasrat, sensitifitas, dan cinta. Warna ini
biasa dihubungkan dengan hal-hal yang berbau feminism (Basuki,
2015). Namun, kesanwarna pink yang feminim dari warna ini
membuatnya sering dihindari produk-produk yang tidak ditargetkan
khusus untuk wanita. (Aristy).
7. Ungu
Warna ungu biasa dihubungkan dengan keturunan raja,
royalty. Warna ini dapat melambangkan kekuatan, bangsawan,
kemewahan, dan ambisi. Warna ini dapat memiliki arti kekayaan dan
keroyalan. Ungu muda melambangkan rasa romantis, dan nostalgia.
Ungu muda merupakan salah satu pilihan yang bagus untuk desain
yang menggambarkan feminim. Seseorang dapat menggunakan
warna ini untuk mempromosikan produk-produk remaja muda dan
anak-anak (Basuki, 2015).
8. Coklat
Warna coklat memiliki makna stabilitas dan biasa
dihubungkan dengan hal-hal yang berbau kejantanan atau maskulin.
Warna coklat kemerah-merahan sering dihubungkan dengan musim
panen dan gugur (Basuki, 2015). Selain itu, warna ini seringkali
digunakan dalam produk-produk yang berhubungan dengan alam
terbuka dan aktivitas outdoors (Artisty, 2013).
49
9. Hitam
Warna hitam dapat menggambarkan kekuatan, elegan,
formalitas/acara resmi, kejahatan, dan misteri. Hitam biasanya
punya makna konotasi negatif. Namun, warna hitam merupakan
warna kekuatan dan kekuasaan. Warna ini juga sering dipakai dalam
menyampaikan kesan formal, elegan, dan bergensi (sepatu kulit
hitam, dasi hitam, Mercedes hitam, kacamata hitam). Pakaian yang
menggunakan warna hitam dapat membuat seseorang terlihat lebih
ramping. Ketika kita mendesain sebuah gallery karya fotografi, kita
dapat menggunakan hitam ataupun abu-abu sebagai warna latar
untuk membuat warna lainnya (dari foto) terlihat jelas (Basuki, 2015).
10. Putih
Warna putih biasa dihubungkan dengan terang, kebaikan,
kemurnian, kesucian, dan keperawanan. Warna ini dapat diartikan
sebagai warna ‘kesempurnaan’. Selain itu, warna putih berarti aman,
murni, dan bersih. Sebagai lawan dari warna hitam, putih biasanya
mempunyai makna konotasi yang positif. Dalam ilmu kelambangan,
putih melambangkan kepercayaan dan kemurnian. Dalam dunia
periklanan, puith sering dihubungkan dengan kesejukan dan
kebersihan karena putih merupakan warna salju. Seseorang dapat
menggunakan putih untuk melambangkan sifat simple dalam
sebuah produk yang canggih. Warna putih cocok dengan organisasi
kemanusiaan. Warna putih juga sring dihubungkan dengan rumah
sakit, dokter, dan steril. Jadi kita dapat menggunakan warna putih
untuk melambangkan keamanan ketika mempromosikan produk-
produk medis. Warna putih sering juga dihubungkan dengan beban
yang ringan, makanan rendah lemak, dan makanan berbahan susu
(Basuki, 2015).
50
C. Warna Yang Menimbulkan Gairah
Warna yang menimbulkan gairah biasa disebut dengan
“energizing color”. Dalam pemakaian warna –warna energi seringkali
terhihat provokatif dan dapat membangun ekspresi yang dikenhendaki
dengan detail dari bentuk yang membuat sesuatu terlihat jelas dengan
adanya penggunaan cahaya sehingga memberikan efek “eye catching”
atau dapat menarik perhatian atau mencolok. Biasanya, warna – warna
yang menimbulkan energy, digunakan dalam bentuk pakaian remaja dan
anak –anak. Warna energy merupakan yang yang memiliki sifat aktif,
dinamis dan ceria. Warna yang menimbulkan gairah atau
membangkitkan energy ini bisanya menggunakan warna dengan hues
yang kuat dengan punggunaan intensitas warna yang tinggi (cerah).
Contoh penggunaan warna ini biasanya pad baju olahraga seperti kostum
cheer leader dan warna pada periode pop art (Dr. Cholilawati & Sri Listiani,
S.Pd., 2021).
Gambar 4.2 penerapan energizing color
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 25/05/2021 pukul 09. 15
D. Warna Yang Mengungkapkan Ciri Pribadi
Menurut Dr. Cholilawati & Sri Listiani, S.Pd., (2021), warna yang
mengungkapkan ciri pribadi biasa juga di sebut dengan found color.
Warna ini merupakan wana yang dihasilkan dari temuan (tade mark)
51
seorang perancang atau artis yang digunakan oleh merka sebagai
penunjang dan karakter desain. Penggunaan warna warna ini umumnya
didukung dengan penggunaan aksen material lainnya sehingga dapat
memunculkan perasaan tertentu yang tidak dapat dijumpai pada desain
yang lain. Ciri – ciri warna yang digolongkan sebagai warna yang
mengungkapkan ciri pribadi biasanya seperti berikut ini:
Warna yang seolah-olah ditemukan oleh Fashion desainer tertentu &
menjadi ciri khasnya.
Warna yang menggambarkan perasaan yang diungkapkan dari diri
perancangnya (desainer).
Umumnya menjadi jati diri melalui pengungkapan bentuk, skala,
memecahkan masalah disain &
Ilusi warna sebagai efek bidang (tekstil).
Warna-warna yang memiliki tujuan.
Salah satu desainer yang memiliki warna sebagai ciri khas pada
rancangannya yaitu Ria Asmiranda yang menggunakan warna – warna
lembut (soft) dengan dukung motif disetiap rancangannya sehingga
seseorang akan mengenal bahwa rancangan tersebut merupakan buat
beliau.
Gambar 4.3 Warna Ciri Pribadi
Sumber: www.instagram.com/inforiamiranda/ diakses 25/05/2021 Pukul 09:28
52
E. Warna Produk
Tidak hanya suatu warna yang dapat mempengaruhi psikologis
manusia, namun adanya warna dalam suatu produk bisa pula memberi
kesan dan makna sifat bahkan fungsi dari suatu produk. Secanggih
apaapun suatu produk namun apabila pewarnaannya tidak sesuai dengan
image produk tersebut maka suatu produk tersebut dapat dianggap gagal
dalam keselarasan estetikanya. Warna mempunyai peranan yang cukup
penting dalam suatu produk. Pemilihan warna untuk suatu produk dapat
mberpengaru pada minat para konsumen walaupun pada umumnya
konsumen melihat suatu produk berdasarkan kegunaannya. Berikut
adalah pengaruh warna yang telah diterapkan pada produk berdasarkan
kesan yang diberikan (Patrycia Zharandont, 2015):
1. Warna Primer
Warna primer yang merupakan warna dasar yaitu merah,
kuning dan biru telah diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.
Warna primer banyak di temukan pada fasilitas umum seperti jalan
raya, taman, dan lain – lain. Warna primer dipilih untuk digunakan
dalam fasilitas umum karena warna primer merupakan warna tegas,
warna yang stabil dan memiliki spektrum warna yang cocok untuk
menarik fokus mata di tempat umum dibandingkan dengan warna –
warna yang lain.
2. Warna Sekunder
Warna sekunder merupakan warna – warna yang dihasilkan
dari percampuran 2 jenis warna dasar (warna primer) seperti oranye,
hijau, ungu, merah muda, dan lain – lain. Warna – warna yang
mayoritas berwarna cerah ini biasanya diterapkan pada produk
mainan, aksesoris maupun pakaian untuk anak – anak hingga
dewasa. Warna – warna yang cenderung soft ini biasanya dapat
digunakan sebagai karakter mainan atau pakaian dengan tema
tertentu yang menarik perhatian konsumen.
53
3. Warna Tersier
Warna tersier merupakan warna hasil dari penggabungan
warna sekunder dengan 1 jenis warna primer, seperti merah oranye,
kuning emas, silver, merah bata, dan lain – lain. Warna – warna
tersier memiliki sifat atau memberi kesan yang kuat dan mayoritas
sifat tersebut adalah sifat elegan, mahal, eksklusif, dan lain - lain.
Beberapa produk yang menggunakan warna tersier, bertujuan untuk
menarik minat konsumen untuk membeli barang tersebut meskipun
dengan harga yang mahal seperti cincin, jam tangan, kalung, alat
elektronik, dan lain – lain.
Fungsi Warna Pada Branding
Dalam penelitian sebuah warna dapat mendatangkan suatu aktifitas
yang kuat dalam otak saat manusia bertindak. Warna dapat
dijadikan sebagai elemen penting ketika menciptakan kepribadian
atau identitas suatu merek atau brand. Beikut merupakan kegunaan
warna dalan suatu branding (Priharto, 2020):
1. Warna dapat meningkatkan pengenalan merek atau brand
Penelitian mengatakan sebuah warna mampu memberikan
pengenalan merek hingga 80%. Warna digunakan untuk
membedakan satu produk dengan produk lainnya.
2. Warna dapat digunakan sebagai bentuk visual sebuah produk
Sebuah perusahaan dapat menggunakan warna dalam berbagai
cara sepserti melalui identitas merek, pemasaran konten dan
digital, pengemasan, media sosial, bahkan halaman arahan dan
iklan. Warna dalam pemasaran merupakan salah satu faktor
penting dalam tampilan visual pengemasan produk, logo, desain
situs web.
54
3. Warna dapat menarik perhatian pada budaya atau citra merek,
produk, atau layanan
Penggunaan warna yang tepat dapat mengomunikasikan
konsep-konsep abstrak seperti kepercayaan, kegembiraan, atau
kejelasan lebih cepat daripada yang sebenarnya.
4. Warna sebagai bentuk perbedaan dengan pesaing
Penggunaan psikologi warna untuk sebuah merk atau branding,
tentu akan menjadi pembeda dengan pesaing yang ada. Saat
menentukan warna, analisis pesaing utama dan produk lain yang
mungkin bisa sama, yang perlu diingat bahwa beberapa
penelitian menyarankan penting bagi merek baru untuk
memilih warna yang memastikan diferensiasi dari pesaing yang
sudah ada.
5. Warna dapat Membuat Visibilitas Untuk Berbagai Produk
Jika sebuah bisnis memiliki pengembangan bisnis yang
signifikan dan mencetuskan sebuah produk yang berinovasi,
maka membutuhkan perbedaan warna. Pastikan jenis produk
yang berbeda dari penawaran yang lain, memilih warna yang
berbeda dapat memisahkan lini produk yang berbeda pula.
Pemilihan Warna Pada Branding
Pemilihan warna dalam memilih warna untuk branding yang ada,
reaksi konsumen terhadap kesesuaian warna jauh lebih penting
daripada warna individu itu sendiri. Berikut beberapa hal yang perlu
menjadi pertimbangan untuk memilih warna untuk sebuah
marketing yang tepat (Priharto, 2020):
1. Menampilkan kepribadian merek atau brand
55
Warna memengaruhi cara pelanggan memandang suatu
kepribadian merek yang dimaksud. Warna juga dapat
mempengaruhi niat pembelian karena pengaruhnya terhadap
bagaimana suatu merek dirasakan. Ketika mempertimbangkan
warna untuk pemasaran dan branding, tanyakan pada diri
sendiri atau dapat mengumpulkan umpan balik dari pelanggan.
2. Menarik bagi konsumen
Salah satu evaluasi psikologi warna yang lebih menarik dalam
kaitannya dengan gender memainkan peran yang kuat pada saat
menentukan kesesuaian warna. Perbedaan gender tersebut
dapat mempengaruhi preferensi warna individu. Persepsi warna
dan preferensi warna menunjukkan bahwa saat datang ke
nuansa, warna, dan rona, pria umumnya lebih menyukai warna
tebal sedangkan wanita lebih menyukai warna yang lebih
lembut. Adanya beberapa hal tersebut membuat sesuatu yang
penting saat hendak melakukan pengembangan bisnis terlebih
dalam teknik marketing. Semakin paham akan psikologi warna,
maka dapat memberikan sebuah peluang untuk mendapatkan
konsumen yang lebih banyak.
3. Menggunakan roda warna atau color wheel
Roda warna dapat dugunakan dalam pengaplikasian warna
berbeda pada suatu desain. Terdapat dua aspek utama dalam
roda warna yang harus diketahui oleh setiap pemula yaitu cara
memilih warna yang berbeda dan cara mengidentifikasi warna.
56
4. Mengetahui hubungan warna
Gambar 4.4 Hubungan Warna
Sumber: https://accurate.id/marketing-manajemen/pentingnya-psikologi-
warna-pada-bisnis/ diakses pada tanggal 25/05/2021 pukul 11. 15
Warna yang saling berbenturan bisa terlihat menarik.
Hubungan warna ditentukan oleh posisinya di roda warna.
Berikut adalah beberapa hubungan warna yang bisa menjadi
dasar yang bagus untuk skema warna asli:
Warna monokromatik: warna monokromatik mencakup versi
warna tunggal, gelap, sedang, dan terang.
Warna analog: Warna analog terletak bersebelahan di roda
warna, yang memberi mereka harmoni kontras rendah dan
mulus.
Warna komplementer: Warna komplementer terletak di sisi
berlawanan dari roda warna, memungkinkan untuk kontras
yang paling dramatis dari semua hubungan warna
Warna triadic: warna triadic yaitu kombinasi 3 warna yang
terbentuk segitiga pada roda warna.
57
5. Bangkitkan emosi dengan warna
Gambar 4.5 Pengelompokan Warna
Sumber: www.pinterest.co.kr diakses tanggal 25/05/2021 pukul 11. 22
Ada dua jenis warna dalam roda warna yaitu warna hangat
dan warna dingin. Warna-warna hangat sangat baik untuk
menciptakan energi dan emosi dalam suatu. Warna-warna sejuk
atau dingin dianggap lebih tenang dan menenangkan di alam.
6. Buat palet warna yang efektif
Saaat memilih palet warna, diharapkan untuk tidak memilih
warna terlalu banyak. Batasi pemilihan warna dua sampai empat
warna saja. Pilihlah satu warna cerah yang akan menonjol dalam
suatu desain. Contohnya,memilih warna hijau gelap adalah yang
paling menonjol kemudian gunakan putih dan warna hijau
terang sebagai warna tambahan, sehingga menciptakan palet
harmonis kontras rendah. Pastikan warna yang dipilih relevan
dengan subjek desain brand anda.
7. Cocokkan warna dengan gambar
Dalam membuat harmoni visual, sesuaikan warna tulisan
dengan warna yang menonjol dari gambar latar belakang. Anda
dapat menemukan warna yang tepat menggunakan alat pemilih
warna.
58
8. Mencari tahu berbagai skema warna
Pada saat ingin memilih palet warna, ide bagus untuk
menncari tahu berbagai skema warna. Misalnya, jika dengan
membuat grafik media sosial untuk butik wanita, skema warna
pastel dapat memberikan sentuhan feminin.
9. Gunakan warna secara konsisten untuk branding
Penggunaan warna yang sama secara berulang merupakan
keterampilan penting untuk branding, karena membantu
menciptakan pengakuan. Gunakan warna yang konsisten
misalnya menggunakan warna yang sama atau senada pada
setaip ikon produk.
10. Menerapkan palet warna ke semua yang ada dalam desain
Saat memulai untuk mendesain, tak jarang beberapa orang
berpikir palet warna hanya untuk latar belakang dan teks
mereka. Palet warna juga harus digunakan ke semua yang ada di
desain Anda, termasuk teks, tempat teks, gambar, bentuk, ikon,
dan banyak lagi.
11. Membuat board mood untuk inspirasi
Cobalah menemukan warna yang tepat untuk apa pun mulai
dari merek baru hingga grafik media social. Membuat
moodboead merupakan salah satu cara yang bagus untuk
menemukan inspirasi. Saat membuat mood boad
pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan ini ketika menyusun
papan suasana hati:
Gambar seperti apa yang muncul di benak Anda ketika
memikirkan merek atau subjek desain Anda
Perasaan apa yang ingin Anda bangkitkan?
59
Jika ada merek lain yang serupa di luar sana, warna apa yang
mereka gunakan dalam branding dan pemasaran mereka?
Pemilihan warna pada suatu produk tidak dapat ditentukan serta
merta hanya dengan keinginan desainernya saja, tetapi juga harus
mempertimbangkan tentang beberapa hal. berikut hal lain yang
harus diperhatikan saat ingin memilih warna untuk membangun
suatu desain produk (Patrycia Zharandont, 2015) :
1. Fungsi / kegunaan
Fungsi dari sebuah produk bisa dimunculkan melalui
karakter warna pada produk tersebut. Jika suatu produk berupa
permainan, maka gunakan warna – warna sekunder, karena
dapat memberi kesan menyenangkan dan menghibur.
Sedangkan jika produk berupa alat bangunan, peralatan dapur
dan lain – lain lebih baik gunakan warna yang tidak mencolok
supaya tidak menarik perhatian anak – anak dan orang dewasa
tetap nyaman untuk memakainya.
2. Sifat material
Sifat material dapat diciptakan melalui pemilihan warna
yang tepat. Seperti warna metallic yang dipakai untuk peralatan
rumah tangga agar memberikan kesan kuat, awet, anti karat, dan
sebagainya. Warna – warna pastel diterapkan pada mainan anak
yang berbahan plastik.
F. Warna Kebudayaan
Warna kebudayaan atau cultural color merupakan warna – warna
yang biasa dihubungkan dengan suatu budaya tertentu. Warna kultural
atau tradisional atau warrna kebudayaan biasanya diambil dari warna
menjadi suatu ciri khas kebudaayan pada daerah atau negara tertentu.
60
Warna kebudaayan memiliki sifat yang hangat, dapat saling mengisi
serta tanpa adanya desain terlebih dahulu agar memberikan ciri pola
hidup suatu bangsa (way of life) dari bangsa tersebut. waktu serta tempat
tidak dapat dikatakan sebagai suau hal yang khas atau spesifik, namun
telah menujukan suatu karakter dari gaya kebudayaan tersebut.
Contohnya, Warna-warna tekstil negara China (merah dan emas) dan
arna-warna tekstil negara India mengarah kewarna-warna alam (Dr.
Cholilawati & Sri Listiani, S.Pd., 2021).
Gambar 4.6 Penerapan Warna Kebudayaan
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 25/05/2021 pukul 12.03
G. Warna Teater
Warna teater (theatrical color) merupakan warna warna
“panggung” yang memiliki sifat glamours dan dramatic. Warna teater
biasanya menggunakan intensitas warnayang tinggi, berani dan kontras
sehingga mendukung entertaimen atau petunjukan yang ditujang dari
daerah tertentu (seni tari, teater dan opera) yang dapat ditambah
dengan hiasan atau material. Unsur psikologi warna teater menimbulkan
gerak, kedinamisan dalam cahaya. Contoh warna teater yaitu pada warna
budaya Bali dan Betawi, yang menggunakan efek kebudayaannya dengan
61
warna biru, merah, ungu dan kuning serta emas. Unsur warna dan cahaya
harus memberikan kesan dramatic, efek dramatik ini harus
menimbulkan kemegahan. Pada tekstil harus didukung dari bahan kain
& jenisnya. Pencahayaan menimbulkan pengulangan yang tidak terbatas
& menyilaukan (Dr. Cholilawati & Sri Listiani, S.Pd., 2021).
Gambar 4.7 Penerapan Warna Teater
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 25/05/2021 pukul 12.10
H. Warna Yang Menunjukan Suatu Tempat
Warna yang menunjukan suatu tempat, dapat disebut juga
dengan ambient color. Biasanya, jenis warna ini menggunakan warna
netral yang memanfaatkan cahaya alam yang dapat berfungsi
menegaskan elemen - elemen struktur dari desain juga menonjolkan
elemen desain yang kuat. Contohnya, pancaran sinar cahaya akan
memperlihatkan kedalaman ruang serta berefleksi pada warna-warna
dari material yang menggunakan warna netral yang hangat seperti:
warna Broken white, Beige, Off white. (Dr. Cholilawati & Sri Listiani, S.Pd.,
2021).
62
Gambar 4.8 Penerapan Ambient Color
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 25/05/2021 pukul 12.33
I. Warna Natural
Warna natural merupakan warna – warna yang dikaitkan dengan
alam semesta ataupun warna yang berada di sekitar seperti, alam
lingkungan, taman bunga, hingga warna pergantian musim. Contohnya,
warna kontras yang timbul dari alam seperti warna jingga (cahaya
matahari), rose merah diantara padang rumput, yang dapat memberikan
ide alam hijau dan merah kontras, warna musim gugur akan
menampilkan warna gradasi dari kecoklatan hingga kejinggaan, warna
alam seperti pantai menunjukan kesan warna gabungan dari warna biru,
abu-abu maupun putih. Selain itu warna dari negara yang memiliki 4
musim seperti, spring yaitu warna pastel-light (muda-ringan), soft
(lembut), soft & sweet (lembut cerah) hangat / candy colours. Summer:
soft & sweet, medium (antara 2 warna muda & tua ), kontras (perpaduan
2 warna berbeda ). Fall : sunset,earthy (warna tanah & kayu), dark
(gelap/tua mendekati hitam). Winter : dark,heavy (tua & kusam) berat,
deep (gelap agak mengkilap) dan warna alam lainnya seperti warna gurun
pasir, pengunungan dan pantai serta warna warna negara mediterania
(teracota) (Dr. Cholilawati & Sri Listiani, S.Pd., 2021).
63
Gambar 4.9 Penerapan Warna Natural
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 25/05/2021 pukul 12.10
64
65
BAB V
WARNA DAN USIA
A. Perkebangan Manusia
Manusia merupakan makhluk hidup yang paling istimewa di dunia.
Manusia akan terus mengalami perubahan (change over time). Rentang
kehidupan manusia (Life Span Development) dapat mulai dari usia
kandungan, infancy, bayi, remaja, dewasa dan lansia sampai alam barzah
atau meninggal. Pada setiap rentang kehidupan manusia memiliki tugas
perkembangan masing-masing yang harus dilewati oleh setiap manusia
yang lahir kedunia. Pada setiap tugas perkembangan (task development)
harus berkembang sesuai dengan waktu dan usianya tidak boleh
terlewati, jika terlewati akan terjadi miss development yang sulit untuk
dirubah dan sulit dididik kembali. Perubahan dalam diri manusia terdiri
dari dua jenis perubahan. Perubahan kualitatif, yauitu perubahan yang
diakibatkan dari perubahan psikis, dan perubahan kuantitatif, yaitu
perbahan manusia akibat dari perubahan fisik. Perubahan kualitatif
tersebut sering disebut dengan perkembangan, sedangkan perubahan
kuantitatif sering disebut dengan pertumbuhan (Jannah, Yacob, and
Julianto 2017).
Perkembangan memiliki arti sebagai perubahan yang progresif dan
kontinyu (berkesinambungan) dalam diri manusia dari mulai lahir
sampai mati. Definisi lain dari perkembangan adalah perubahan-
perubahan yang alami setiap individu atau organisme menuju ke tingkat
kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung secara
sistematis, progresif dan berkesinambungan baik menyangkut fisik
(jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) (Jannah, Yacob, and Julianto
2017).
Warna memiliki karakter dan kepribadian yang membuat tiap warna
berbeda satu sama yang lain. Warna dapat menciptakan kesan tertentu
66
bahkan mampu mempengaruhi perasaan manusia. Masa anak- anak
sangat panjang dalam rentang kehidupannya, karena pada masa itu,
seseorang telah mengenal benda dan warna yang belum pernah
diketahui. Pada masa itu, seseorang juga akan belajar mengenai
kehidupan. Warna merupakan salah satu media untuk mengembangkan
imajinasi khususnya anak-anak yang masih pada masa perkembangan
(Bambang and Kp 2010).
B. Kesesuaian Warna Berdasarkan Usia
1. USIA 0-2 TAHUN
Periode/Tahapan Infancy (dari lahir – 2 bulan)
Periode infancy merupakan periode yang paling pendek
dibandingka periode-periode perkembangan lainnya. Periode ini
merupakan periode penyesuaian diri terhadap kehidupan baru
di luar rahim ibunya. (Jannah, Yacob, and Julianto 2017).
Periode/Tahapan Bayi (2 minggu – 2 tahun)
Pada periode ini, bayi mengalami pertumbuhan dan
pengalaman fisik dan psikologik yang cepat. Seorang bayi
berkembang dari makhluk yang tidak berdaya/sangat
tergantung pada orang lain menjadi makhluk yang mampu
melakukan aktifitas duduk sendiri, berjalan sendiri bahkan
berbicara. Pada periode ini, dasar-dasar pola tingkah laku dalam
menghadapi diri sendiri maupun lingkungan luar serta pola-pola
reaksi-reaksi emosional mulai terbentuk. Periode bayi
merupakan usia menarik/lucu. Begitu pula penampilannya
selalu menarik hati lingkungan (Jannah, Yacob, and Julianto
2017).
Perkembangan pada bayi dapat melalui reflek atau rangsangan
untuk mengenal dunia dan mencapai kemampuan dalam mengenal
objek, memiliki sifat individual yang kuat dan respon yang cepat
67
serta melakukan pengulangan perilaku dan suara, Teori karakteristik
emosi pengenduran: menggunakan warna dan cahaya yang lembut
(Bambang and Kp 2010). Karena indra penglihatan bayi belum
sempurna maka penggunaan warna netral, pastel dengan nuansa
lembut cocok untuk digunakan (Omahalit 2018).
Gambar 5.1 Warna untuk Usia 0-2 Tahun
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 20/06/2021 pukul 14.27
2. USIA 3-6 TAHUN
Pada usia ini, para psikolog menyebutnya periode golden age dan
pra sekolah sebagai periode eksplorasi. Hal ini disebabkan karena
perkembangan yang utama pada periode ini ialah menguasai dan
mengontrol lingkungannya. Selain itu, pada periode ini orang tua
sering dihadapkan pada problem tingkah laku, misalnya keras
kepala, tidak menurut, negativistis, tempertantrums, mimpi buruk,
iri hati, ketakutan yang irationil (tidak masuk akal) pada siang hari
dan sebagainya. Mereka selalu ingin mengetahui apa dan bagaimana
lingkungannya itu, bagaimana mereka dapat merupakan bagian dari
lingkungan tersebut. Lingkungan yang dijelajahi tersebut, baik yang
merupakan manusia maupun benda-benda. Cara umum yang
dilakukan anak-anak usia 3-6 tahun yaitu dengan bertanya sebab itu
sering pula dikenal sebagai usia bertanya (Questioning age). (Jannah,
Yacob, and Julianto 2017).
68
Perkembangan anak di usia ini, dapat menggunakan simbol-
simbol dalam bermain. Di usia ini, anak memiliki karakter yang
mulai senang bergerak dan tidak ingin diatur serta senang dengan
hal kecil, spontan dalam gerak, tingkah laku, dan bahasa juga selalu
ingin mencoba segala hal(Bambang and Kp 2010). Dengan karakter
yang selalu riang dan gembira, pengunnaan warna yang cocok atau
sesuai untuk usia ini adalah warna warna cerah sperti merah, kuning,
biru dan hijau. Warna – warna tersebut sangat cocok untuk anak usia
3-6 tahun karena warna – warna tersebut memiliki nuansa ceria dan
dapat melatih daya tangkap serta perkembangan syaraf motorik anak
(Omahalit 2018).
Gambar 5.2 Warna untuk Usia 3-6 Tahun
Sumber: : https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 20/06/2021 pukul 14.40
3. USIA 7-12 TAHUN
Periode ini dimulai saat anak memasuki Sekolah Dasar dan
berakhir saat mereka mengalami kematangan seksual. Periode ini
dikatakan oleh guru atau pendidik sebagai periode anak usia Sekolah
Dasar, karena pada saat ini mereka mulai memasuki sekolah dimana
mereka akan mendapatkan pengetahuan penting yang berguna bagi
kehidupan kelak. Mereka mulai mempelajari ketrampilan tertentu
baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler. Sedangkan
69
para psikolog menyebutkan dengan istilah usia berkelompok (Gang
Age). Di usia ini, anak-anak mulai berusaha untuk menjadi anggota
keompok, biasanya dengan jenis kelamin yang sama (Jannah, Yacob,
and Julianto 2017).
Pada periode ini, biasanya anak mengalami perkembangan
seperti, berkembangnya keterampilan motorik, baik yang
menggunakan otot halus (misal: menulis, menggambar,
ketrampilan-ketrampilan khusus) dan otot besar (olahraga,
permainan-permainan), berkembangnya tingkah laku moral dan
menerima nilai lingkungan, mulai belajar berkerjasama antar teman
sebayanya, belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelamin,
belajar mengendalikan reaksi emosional dan belajar menjadi
individu yang mandiri (tidak bergantungan dengan orang lain)
(Jannah, Yacob, and Julianto 2017). Selain itu, anak pada periode ini
sudah mulai memiliki ingatan yang kuta, semangat belajar yang
tinggi, mampu berpikir sistematis, serta memiliki sikap aktif,
dinamis dan santai. Pada periode ini, warna kuning, biru, biru tua,
merah, merah maroon, hijau rumput, natural dan pastel cocok
untuknya (Bambang and Kp 2010).
Gambar 5.3 Warna untuk Usia 7-12 Tahun
Sumber: Shape by Ms. Word
Gambar 5.4 Warna untuk Usia 7-12 Tahun
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses
pada tanggal 20/06/2021 pukul 14.42
70
4. USIA 13-17 TAHUN
Pada periode ini bisa juga disebut periode remaja. Pada periode
ini, ditandai dengan adanya perubahan dalam penampilan fisik dan
fungsi fisiologik. Hal ini memungkinkan setiap remaja memiliki
bentuk dan fungsi tubuh sesuai dengan jenis kelaminnya. Perubahan
dalam bentuk fisik biasanya meliputi propesi muka dan badan serta
penampilan sesuai jenis kelamin yang dikenal dengan istilah
karateristik seks skunder. Biasanya, pada remaja putri ditandai
dengan pembesaran buah dada, pinggul, perubahan bentuk tangan
dan kaki (lebih menampakakn penimbunan lemak), sedangkan pada
masa remaja putra mengalami pembesran suara, tumbuh bulu
dikaki, dada dan kumis. Sedangkan pertumbuhan bulu di sekitar
kemaluan, ketiak, perubahan warna kulit, otot, dialami oleh
keduanya. Selain itu, terjadi perubahan fungsi fisiologik lebih
berhubungan dengan kematangan seks primer. Dikatakan seks
primer karena berhubungan langsung dengan reproduksi (Jannah,
Yacob, and Julianto 2017).
Pada periode ini biasanya remaja memiliki niat yang besar akan
suatu hal. Pada masa ini, seseorang mulai memiliki daya piker lebih
jernih, dan dapat ditingkatkan melalui olah raga. Selain itu, pada
periode ini seseorang akan lebih dewasa. Biasanya warna yang cocok
atau sesuai dengan usia ini yaitu warna natural, kuning, biru malam,
hitam dan hijau rumput dengan pola bergaris (Bambang and Kp
2010). Selain itu, biasanya pada periode ini, seseorang menggunakan
warna sesuai dengan hal yang mereka sukai. Misalnya seseorang
menyukai Michel Jordan (basket), maka warna yang disukai tidak
jauh dari orange, hitam dan sebagaianya (Omahalit 2018).
71
Gambar 5.5 Warna untuk Usia 13-17 Tahun
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 20/06/2021 pukul 15.00
5. USIA 18-25 TAHUN
Menurut Willis, S (2011) usia 18 tahun sampai 24 tahun merupakan
usia dewasa awal (young adulthood). Turner dan Helms didalam
Dariyo (2008) mengatakan pada tahap dewasa muda ada beberapa
tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh setiap individu yang
berada pada tahap ini. Pada periode ini, terjadi transisi dari masa
remaja ke dewasa (beranjak dewasa/ emerging adulhood) yang
ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. Terdapat dua kriteria yang
untuk merujuk pada status dewasa, yaitu, kemandirian ekonomi dan
bertanggung jawab atas konsekuensi dari tindakannya sendiri (Dr.
Rita Eka Izzaty and Yulia Ayriza n.d.).
Ciri yang dimiliki oleh manusia pada usia ini yaitu, tidak
menganggap remaja atau sepenuhnya dewasa (Felling in-between),
kurang terlibat dlm kewajiban sosial, melakukan tugas dan
berkomitmen thd orang lain, memiliki otonomi besar dlm mengatur
kehidupannya sendiri (Self-focused), relasi romantis dan pekerjaan
(Eksplorasi identitas), ketidakstabilan (tempat tinggal, relasi
romantis, pekerjaan, dan pendidikan) dan menjadi seorang individu
yang ingin memiliki peluang untuk mengubah kehidupan mereka
72
(Usia dengan berbagai kemungkinan) (Jeffrey Arnett, 2006). Pada
masa ini, bebas merupakan kata yang cocok dalam menggambarkan
periode masa ini. Warna yang cocok dan digemari pada periode ini
yaitu warna dengan nuansa earthy tone seperti, warna nude, choco
brown, mustard, hingga merah bata serta warna netral dan kalem
lainnya (Milhania 2020).
Gambar 5.6 Warna untuk Usia 18-25 Tahun
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 20/06/2021 pukul 15.20
6. USIA 25-50 TAHUN
Pada periode ini, pencarian kemantapan dan masa reproduktif
yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan
emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa
ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian
diri pada suatu hidup yang baru. Dalam masa kedewasaaan dengan
berakhirnya masa adolesensi orang muda pada masa kedewasaan.
Ciri utama dari adolesensi ialah sikap mampu mengaitkan realitas
dunialuar yang obyektif dengan AKU-nya (kehidupan jiwanya)
sendiri dan mampu mengendalikan dorongan-dorongan dari dalam,
untuk diarahkan pada tujuan yang berarti (Hidayat 2016).
Pada masa ini, seseorang berfokus untuk membesarkan anak,
bekerja, dan ikut berkontribusi dalam masyarakat. Namun, kondisi
73
kesehehan fisik tidak seprima sebelumnya. Pada wanita diperiode ini
juga cenderung mengalami menopause (Rahmawati 2021). Pada
periode ini, tenang dan bijaksana merupakan sifat yang terlihat di
usia ini. Dari segi pemakaian warna juga mengalami perubahan dari
usia sebelumnya. Yang dulunya sedikit ceria, warna yang lebih sesuai
untuk periode ini adalah warna kearah tenang seperti warna pastel
dan netral. Misal pemilihan warna abu-abu yang sifatnya lebih
kalem, tenang dan berkarakter serta tidak banyak ornamen yang
mendominasi (Omahalit 2018).
Gambar 5.7 Warna untuk Usia 25- 50 Tahun
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 20/06/2021 pukul 15.37
7. USIA 50 TAHUN KEATAS
Periode ini disebut juga masa tua. Reaksi orang terhadap masa tua
berbeda-beda, ada yang menganggap “pensiun” merupakan masa
yang menyenangkan karena sekarang yang bersangkutan dapat
hidup dengan lebih santai, namun ada pula yang menganggap
“pensiun” sebagai hukuman. Pada usia ini, sesorang akan melakukan
penyesuaian diri terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan,
penyesuaian terhadap masa pensiun dan penurunan penghasilan,
Menyesuaikan diri terhadap kematian pasangan hidupnya. Selain
itu, seseorang pada periode ini Mengadakan hubungan yang ekspesit
74
dengan anggota kelompok usianya, Mengatur dan membuat
lingkungan fisik agar hidup menjadi memuaskan dan Menyesuaikan
diri terhadap peran-peran sosial secara fleksibel (Jannah, Yacob, and
Julianto 2017).
Pada periode ini, seseorang akan mengalami proses penuaan, yang
ditandai dengan kulit menjadi keriput, massa tubuh berkurang,
sampai menurunnya daya tahan fisik. Selain itu seseorang pada usia
ini juga mungkin tidak mudah memahami perkataan seseorang,
aktivitas menjadi terbatas, dan kurang cekatan (Rahmawati 2021).
Warna yang digunakan untuk periode ini cenderung memakai
warna-warna nuansa tenang, hangat, dan santai. Pemilihan warna
lebih ke arah warna-warna alam seperti coklat, hijau, dan biru dapat
dipertimbangkan mengingat kesan yang ditimbulkan nuansa damai
dan nyaman, selain itu Aksen putih bisa dikombinasikan supaya
menyeimbangkan warna alam yang diterapkan (Omahalit 2018).
Gambar 5.8 Warna untuk Usia 50 Tahun keatas
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 20/06/2021 pukul 15.58
75
76
BAB IV
WARNA DAN STYLE
A. Pengertian Style (Gaya)
Secara psikologis, fashion dipandang sebagai sarana untuk
menemukan diri dan menunjukkan gengsi (Pandini 2015). Menurut
Fashion System Theory dari Barthes (1990), cara seseorang berpakaian
adalah sebuah tanda untuk menunjukan siapa dirinya dan nilai budaya
apa yang dianutnya. Pakaian juga merupakan salah satu mesin atau
sarana komunikasi dalam masyarakat, sehingga baik secara disadari atau
tidak, kepribadian seseorang dapat dilihat dari apa yang dipakainya Eco
(1976). Fashion berasal dari bahasa Inggris, yang memiliki arti cara,
kebiasaan, atau mode. Fashion adalah busana yang menentukan
penampilan seseorang dalam suatu acara tertentu, sehingga terlihat
berbeda dari sebelumnya. Perkembangan fashion tidak lepas dari
pengaruh informasi karena informasi merupakan sarana seseorang untuk
bisa mengetahui lebih jelas tentang fashion (Barnard 1996). Secara umum
busana dapat diartikan sebagai bahan tekstil atau bahan lainnya yang
sudah dijahit atau tidak dijahit, yang dipakai atau disampirkan sebagai
penutup tubuh seseorang yang memberi kenyamanan, serta
menampilkan keindahan bagi si pemakai. Busana atau pakaian
mencakup segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai
ujung kaki, termasuk seluruh aspek pelengkap pakaian seperti pakaian
dalam, milineris atau pelengkap busana seperti tas, sepatu, topi
maupun aksesoris seperti kalung, jamtangan, bros, dan lain sebagainya
(Riyanto, A.2009).
Istilah gaya (style) dapat dijelaskan sebagai suatu karakteristik
maupun ekspresi artistik yang unik, dimana terdapat pada bangunan
arsitektur, musik, pakaian, karya seni, lukisan, dan lain sebagainya (DR.
Paul H. Nystrom dalam Stone, 2006). Gaya dalam pakaian tercipta dari
77
kombinasi unsur detail yang membuat suatu jenis pakaian menjadi unik
serta berbeda dengan pakaian lainnya. Sebuah gaya juga sering
diasosiasikan dengan cara berpakaian seseorang (artis ternama)
maupun merujuk pada periode waktu tertentu, seperti gaya Yunani,
Romawi, Renaissance, dan lain sebagainya (Adrianti 2018). Menurut
Alim Zaman (2002), karakteristik gaya (style) busana dapat dikelompokan
menjadi enam katergori yaitu, classic elegant, sporty casual, feminine
romantic, exotic dramatic, sexy alluring dan arty of beat. Keenam style
dasar ini dapat diubah menjadi pencampuran yang lain, seperti classic
sporty, exotic romantic, sexy of beat, dan lainnya (Amalia 2019). Berikut
untuk lebih jelasnya mengenai 6 style dasar fashion.
B. Hubungan Warna Dan Style
1. Classic Elegant
Gaya classic elegant merupakan karakter gaya klasik-konservatif
yang bersifat abadi (memiliki periode waktu pakai yang cukup
panjang). Gaya ini bersifat chic dengan penampilan yang anggun,
tenang, sederhana namun berkualitas baik (mahal). Warna yang
digemari warna netral, hitam, putih, krem, dan warna-warna ke arah
tint (Alim Zaman, 2002). Gaya classic elegant merupakan gaya yang
tidak mencolok dan memberikan kesan terhormat pada pemakainya
(Pandini 2015).
Seseorang yang menyukai gaya ini, biasanya memiliki kepribadian
rapi, tegas, tidak berlebihan, tidak suka bereksperimen, dan sangat
memperhatikan kualitas yang sempurna. Cara berpaiakan gaya ini,
menyukai gaya tailor yang rapi dan elegant (two pieces, three piece).
Gaya ini biasanya menggunakan motif geometris sederhana, bergaris
atau kotak – kotak teratur. Bahan yang digunakan pada gaya ini
biasanya menggunakan bahan yang tidak terlalu kaku dan tipis,
dengan kualitas utama seperti wol, sutera, dan berbagai olahan bahan
78
dari serat alam (Melly Prabawati 2021). Busana dengan gaya classic
elegant ini biasanya dijahit dengan rapi dengan teknik tailoring,
seperti blazer atau atasan dengan rok/celana dengan warna dan bahan
yang sama. ntuk penggunaan aksesoris dalam gaya ini pun tidak
menyukai yang terlalu mencolok, biasanya memilih
aksesoris simple seperti kalung mutiara dan classic watch yang
berukuran kecil, atau bahkan tidak memakai aksesoris sama sekali
(Amalia 2019).
Gambar 6.1 Busana Classic Elegant
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 23/06/2021 pukul 06.34
2. Sporty Casual
Gaya sporty-cassual yaitu gaya dengan karakter kepribadian
yang modern, sportif, dengan penampilan yang segar (fresh), trendi,
dan enerjik. Jenis busana digunakan yang nyaman, mudah dalam
perawatannya, serta menggunakan aksesoris maupun motif yang kecil
dan sederhana (Alim Zaman, 2002). Seseorang dengan gaya ini
merupakan seseorang tengan tipe santai sportif menghadirkan pribadi
modern. Gayanya yang dinamis, cuek dan sportif mengutamakan raya
nyaman. Seseorang yang menyukain gaya ini bisanya memiliki pribadi
yang rileks, santai dan sederhana serta tegas dan dapat diandalkan.
Ciri dalam berpaiikan gaya ini yaitu menggunakan busana yang
79
praktis dan nyaman dipakai dan memberi kebebasan bergerak seperti
menggunakan busana bentuk kemeja, blus sportif, rok A-line dan
berbagai celana. Warna yang dikenakan untuk gaya ini bisanya warna
– warna netral dengan motif geometris sederhana, kotak-kotak atau
garis- garis kecil (Melly Prabawati 2021).
Jaket, sweater dan t-shirt menjadi item yang sering digunakan
pada gaya ini. Untuk pemilihan aksesoris, gaya ini menggunakan
aksesoris sederhana seperti tas, mereka cenderung memilih tas yang
lebih besar, karena tas yang lebih besar dapat menampung seperti
barang-barang yang banyak. Gaya sporty casual ini juga digemari oleh
berbagai usia. Hal ini dikarenakan pilihan pakaiannya yang lentur dan
memudahkan untuk bergerak (Amalia 2019).
Gambar 6.2 Busana Sporty Casual
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 23/06/2021 pukul 06.49
3. Feminine Romantic
Gaya feminine-romantic atau gaya dengan karakter penampilan
yang lembut, halus, manis, dan cantik, serta penuh dengan warna
pastel dan motif bunga (Alim Zaman, 2002). Tipe faminime romantic
adalah tipe lembut, ramah dan sederhana. Seseorang yang menyukai
gaya feminine romantic ini, biasnya memiliki kepribadian yang sangat
80
lembut, ramah dan penuh kasih sayang serta sedikit manja dan agak
pemalu. Ciri dalam berpakaian yang ditampilkan oleh gaya feminine
romantic yaitu busana dengan garis – garis desain lembut seperti blus
dengan garis leher tinggi yang dihiasi renda – renda dan simpul simpul
lembut, serta rok lebar atau gaun dengan detail kerut, pita bunga dan
renda (Melly Prabawati 2021).
Busana dengan gaya feminine romantic lebih menyukai detail yang
manis, seperti floral, lace, renda, dan kerut. Untuk bahan yang
digunakan, gaya ini lebih memilih bahan yang ringan seperti chiffon,
sutera, crepe, brukat, dan bahan ringan yang lainnya. Warna yang
digunakanpun merupakan warna-warna soft dan pastel, seperti baby
pink, baby blue, turquoise, dan peach (Amalia 2019).
Gambar 6.3 Busana Faminine Romantic
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 23/06/2021 pukul 06.55
4. Exotic Dramatic
Gaya exotic-dramatic adalah gaya yang unik, khas, dan original.
Penampilannya sangat mengikuti trend dan sangat ekspresif. Gaya ini
juga bersifat sangat individual (Alim Zaman, 2002). Gaya exotic
81
dramatic merupakan style fashion yang artistik serta memiliki nilai
emosional yang tinggi(Pandini 2015). Seseorang yang menyukai gaya
ini memiliki kepribadian yang tidak umum. Disatu sisi ia memiliki
pribadi yang lembut, namun disisi lain ia memiliki sifat tegas dan kuat
saat disituasi tertentu (Amalia 2019).
Karakter cara berbusana dengan gaya exotic dramatic biasanya
suka menggunakan bahan kombinasi canggih, misalnya kombinasi
antara organza dan bahan wool. Gaya ini menggunakan warna – warna
yang menampilkan kesan exotic dan dramatic seperti warna hitam,
kuning oker, magenta, hijau lumut, warna tanah dan autum serta
warna gelap dengan paduan kombinasi aksen warna yang cerah. Gaya
ini menggunakan motif yang memberi kesan dramatis, berukuran
besar, artistic dan etnik. Penggunaan aksesoris pada gaya ini biasanya
menggunakan aksesoris yang unik, antik, dan tidak umum dengan
perpaduan emas, tembaga, perak bakar, perunggu dan batu permata
(Melly Prabawati 2021).
Gambar 6.4 Busana Exotic Dramatic
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 23/06/2021 pukul 07.03
82
5. Sexy Alluring
Gaya sexy alluring merupakan gaya dengan tipe penampilan
yang menggoda, berani, dan percaya diri. Warna yang digemari adalah
merah dan shocking (Alim Zaman, 2002). Kepribadian seseorang yang
menyukai gaya ini cenderung berani, agresif dan selalu ingin menjadi
pusat perhatian (Amalia 2019).
Selain itu, seorang yang menyukai gaya sexy alluring, biasanya
merupakan tipe perempuan yang lebih suka bergaul dengan laki-laki,
bangga dengan keindahan tubuhnya dan selalu di eksploitasi pada
seitan kesempatan (penampilan sensasional). Selain memiliki pribadi
yang suka menjadi pusat perhatian, seseorang yang menyukai gaya ini
juga memiliki pribadi yang mengutakamakan keindahan tubuhnya
namun kurang memperhatikan kerapihan.
Ciri berpakaian gaya sexy aluring yaitu menggunakan busana yang
membentuk tubuh atau ketat dengan garis leher rendah dan
menonjolkan keindahan bentuk tubuhnya. Menggunakan busana
dengan bahan strect, jersey, lycra, silky satin, rajut dan sebagainya
(semua bahan yang dapat membaluti tubuh dengan pas), berbagai
stocking memeriahkan penambpilan dengan warna–warna cemerlang
dihiasi permata dan sangat menerawang.
Gaya ini menggunakan warna panas seperti merah, kuning emas
dan warna mencolok lainnya dengan motif bentuk floral agak
dramatis, dan bentuk geometris yang kuat. Gaya ini biasanya
dilengkapi aksesoris yang besar dan berani (Melly Prabawati 2021).
83
Gambar 6.5 Busana Sexy Alluring
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 23/06/2021 pukul 07.12
6. Arty Of Beat
Gaya arty of beat adalah gaya yang bersifat eksentrik, kreatif, dan
juga bersifat individual. Gaya ini tidak mengacu pada tren serta tidak
berpenampilan seperti kebanyakan orang (Alim Zaman, 2002). Arty of
beat merupakan style fashion yang unik, dan menarik perhatian
(Pandini 2015).
Gaya busana arty of beat berbeda dengan gaya (style) lainnya.
Gaya ini lebih quirky (aneh) dan unik. Seseorang yang menyukai gaya
ini memiliki sifat pribadi yang unik, sulit ditebak dan cenderung
kreatif. Selain itu, seseorang yang menyukai gaya ini lebih suka
memakai pakaian yang sesuai dengan keinginannya dan tidak
mengikuti trend, mereka memiliki pilihannya sendiri dan berani
menggunakan motif yang unik dipadukan dengan warna terang
lainnya. Sangat tidak menyukai busana basic items, namun lebih
memilih menggunakan statement item untuk menunjang gayanya
(Amalia 2019).
84
Selain eksentrik artistik, tipe seseorang yang menyukai gaya arty
of beat, merupakan tipe seseorang dengan individu yang mandiri, tata
pakaiannya tunduk pada dua syarat (individual dan tidak mahal) serta
tidak suka kemewahan dan senang dengan barang loak yang unik. Ciri
berpakaian gaya ini yaitu tampil dengan sesuatu yang tidak lazim.
Menggunakan bahan dan tekstur seperti wool kasar, katun seersucker,
beludru embos, renda kuno, dan berbagai tekstur campuran. Gaya ini
menggunakan warna gelap dengan sedikit aksen cerah, paduan warna
yang digunakan bersifat eksentrik dan tidak terlalu umum dengan
motif seperti garis kapur, busa bunga besar dan abstrak (Melly
Prabawati 2021).
Gambar 6.6 Busana Arty of Beat
Sumber: https://id.pinterest.com/ diakses pada tanggal 23/06/2021 pukul 07.20
85
DAFTAR PUSTAKA
“Arti Kata Warna - Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kbbi)
Online.” Kbbi.Web.Id, 2012, Www.Kbbi.Web.Id/Warna. Diakses 17
Mar. 2021.Pukul 08:13
“Definisi Warna.” Site Title, Site Title, 3 Sept. 2016,
Indahayupratiwixiimm.Wordpress.Com/2016/09/03/Definisi-
Warna/. Diakses Pada Tanggal 17 Mar. 2021. Pukul 07:44
Adrianti, Pingki. 2018. “Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah, Studi
Kasus: Pekerjaan Sektor Formal Di Kota Jakarta.” Jurnal Rupa 2(1):
41. Diakses Pada Tanggal 22/06/2021 Pukul 20.00
Alexander, J., Pangestu, Dr, Nicolas, F., & Hakim, L."Penerapan Genetic
Neural Network Dalam Pemilihan Color Palette Untuk Desain
Skema Warna." Cogito Smart Journal 6.2 (2020): 289-290. Diakses
Pada 16/04/2021 Pukul 05:04.
Alim Zaman, Moh. 2002. 100 Tahun Mode Di Indonesia 1901-2000.
Meutia Cipta Sarana : Dewan Pimpinan Pusat (Dpp) Ikatan
Penata Busana Indonesia Kartini. Diakses Pada Tanggal
22/06/2021 Pukul 20.00
Amalia, Atina. 2019. “6 Dasar Style Fashion Ini Menggambarkan
Kepribadianmu, Kamu Yang Mana?” Www.Facetofeet.Com.
Https://Www.Facetofeet.Com/Fashion/8262/6-Dasar-Style-
Fashion-Ini-Menggambarkan-Kepribadianmu-Kamu-Yang-Mana.
Diakses Pada Tanggal 22/06/2021 Pukul 20.05
Artisty, T. (2013). Kenali Arti Makna Di Balik Warna. Idseducation.Com.
Https://Idseducation.Com/Kenali-Makna-Di-Balik-Warna.
Diakses Pada Tanggal 11 May 2021 Pukul 11.35
Bambang, R M, And Setyohadi Kp. 2010. “Pengaruh Warna Terhadap
Kamar Tidur Anak.” Jurnal Teknik Sipil Dan Perencanaan 12(1):
79–90. Diakses Pada Tanggal 20/06/2021 Pukul 10.22
Barnard, Malcom. 1996. Fashion As Communication. Diakses Pada
Tanggal 22/06/2021 Pukul 20.10
86
Basuki, A. (2015). Makna Warna Dalam Desain. Retrieved April, 30, 2017.
Diakses Pada Tanggal 11 May 2021 Pukul 11.36
Bintang, Pramudya, “Nirmana” Academia.Edu, 2021,
Www.Academia.Edu/20058571/Microsoft_Powerpoint_Nirmana.
2021. Diakses Pada 17/04/2021 Pukul 09.48.
Chijiwa, Hideaki. 1987. Color Harmony. Diakses Pada Rabu, 24 Maret
2021 Pukul 16.00
Dr. Cholilawati, M. P., & Sri Listiani, S.Pd., M. D. (2021). Identity Color.
Diakses Pada Tanggal 11 May 2021 Pukul 12.14
Dr. Handayani, V. V. (2019). “Ini Arti Kepribadian Berdasarkan Warna
Favorit’. Www.Halodoc.Com.
Https://Www.Halodoc.Com/Artikel/Ini-Arti-Kepribadian-
Berdasarkan-Warna-Favorit . Diakses Pada Rabu, 24 Maret 2021
Pukul 09:34
Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si, And Ph.D Yulia Ayriza. “Perkembangan Fisik
Dan Kognitif Masa Dewasa Awal.” Diakses Pada Tanggal
20/06/2021 Pukul 10.24
Fay, Daniel Lenox. 1967. “Psikologi Lingkungan.” Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952.: 48–70. Diakses Pada Rabu,
24 Maret 2021 Pukul 16.34
Gufron, Moh. Rosyadi H., Winarno “Komposisi Warna Pada Lukisan
Makhfoed Yang Berjudul Perjalanan Periode 2001-2016” Jurnal
Seni Rupa, Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017 (Hal. 577). Diakses
Pada 15/04/2021 Pukul 07:03.
Hidayat, Faizal Alif. 2016. “Periodesasi Perkembangan
Dewasa.”(152071000004). Diakses Pada Tanggal 20/06/2021
Pukul 10.33
Hidayat, R., Kurniawan, S. D., & Anas, S. (2017, November). “Analisis Nilai
E-Learning Berdasarkan Faktor Psikologi Warna Studi Kasus: E-
Learning Stmik Amikom Yogyakarta”. In Seminar Nasional
87
Informatika (Snif) (Vol. 1, No. 1, Pp. 190-191). Selasa, 23 Maret
2021, Pukul 05.52
Jabal Tarik Ibrahim, Sosiologi Pedesaan (Malang: Umm Press, 2003:64)
Diakses Pada Tanggal 11 May 2021 Pukul 09.36
Jannah, Miftahul, Fakhri Yacob, And Julianto. 2017. “Rentang Kehidupan
Manusia (Life Span Development) Dalam Islam.” International
Journal Of Child And Gender Studies 3(1): 97–114. Diakses Pada
Tanggal 20/06/2021 Pukul 10.05
Krisnawati, C., 2005. Terapi Warna Dalam Kesehatan : Energy Colour
Theraphy, Curiosita, Jogjakarta. Diakses Pada Rabu, 24 Maret 2021
Pukul 14:43
Meilani, Meilani. "Teori Warna: Penerapan Lingkaran Warna Dalam
Berbusana." Humaniora 4.1 (2013): 333-336. Diakses Pada
16/05/2021 Pukul 05:00.
Melly Prabawati, M.Pd. 2021. “Gaya Busana Wanita.” Diakses Pada
Tanggal 22/06/2021 Pukul 20.00
Milhania, Rumaysha. 2020. “Home Fashion Detail Fashion Fashionable
Dan Tetap Kelihatan Muda, Cobain 5 Tren Fashion Buat Cewek
Umur 20an.” Www.Beautynesia.Id.
Https://Www.Beautynesia.Id/Berita-Fashion/Fashionable-Dan-
Tetap-Kelihatan-Muda-Cobain-5-Tren-Fashion-Buat-Cewek-
Umur-20an/B-107767. Diakses Pada Tanggal 20/06/2021 Pukul
10.45
Monica, Monica, And Laura Christina Luzar. "Efek Warna Dalam Dunia
Desain Dan Periklanan." Humaniora 2.2 (2011): 1084-1096..
Diakses Pada Selasa, 23 Maret 2021, Pukul 05:48
Noken Studio, “Kombinasi Warna: Beragam Cara Dan Tehniknya”,.
Https://Nokenstudio.Com/Kombinasi-Warna/ 18 July 2018.
Diakses Pada Tanggal 23/04/ 2021 Pukul 16:42.
Nugroho, Sarwo. “Manajemen Warna Dan Desain” 2015. Diakses Pada
15/04/2021 Pukul 07:00.
88
Nurdian, “Pertemuan 1-Sejarah-Definisi Dan Poses Terjadi Warna”
Diakses Tanggal 17 Mar. 2021. Pukul 09:28
Omahalit. 2018. “Memilih Warna Berdasarkan Usia.” Omahalit.Com.
Https://Omahalit.Com/Memilih-Warna-Berdasarkan-Usia/.
Diakses Pada Tanggal 20/06/2021 Pukul 10.56
Pandini, Saraswati Ratna. 2015. “Hubungan Antara Vals (Value And
Lifestyle) Dengan Style Fashion Muslim Kontemporer Tipe Classic
Elegant Pada Konsumen Merek X.” Diakses Pada Tanggal
22/06/2021 Pukul 20.10
Prabawati, Melly. 2020. “Unsur Warna Desain.” Diakses Tanggal 17 Mar.
2021. Pukul 10.00
Priharto, S. (2020). Pentingnya Psikologi Warna Pada Marketing Dan
Pengembangan Bisnis. Accurate.Id.
Https://Accurate.Id/Marketing-Manajemen/Pentingnya-
Psikologi-Warna-Pada-Bisnis/ Diakses Pada Tanggal 11 May 2021
Pukul 12.55
Rahmawati, Dina. 2021. “8 Tahapan Pertumbuhan Manusia, Mulai Dari
Kandungan Hingga Lansia.” Www.Sehatq.Com.
Https://Www.Sehatq.Com/Artikel/8-Tahapan-Pertumbuhan-
Manusia-Mulai-Dari-Kandungan-Hingga-Lansia. Diakses Pada
Tanggal 20/06/2021 Pukul 11.00
Said, Abdul Azis. 2012. 53 Universitas Negri Makassar Dasar Desain
Dwimatra. Diakses Tanggal 17 Mar. 2021. Pukul 10.40
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Dasar-Dasar Tata Rupa & Desain.
Yogyakarta: Arti Bumi Intaran. Diakses 17 Mar. 2021. Pukul 08:47
Setyanto, Daniar Wikan, And Bernardus Andang Prasetya Adiwibawa.
"Membaca Warna Pada Karakter Superhero Marvel." Desain
Komunikasi Visual, Manajemen Desain Dan Periklanan
(Demandia) 3.02 (2018): 113-135. Diakses Pada Selasa, 23 Maret
2021 Pukul 12:08
89
Wahidayat, Mita “Warna Dan Permainannya (Satu)”
Https://Dkv.Binus.Ac.Id/Category/Humaniora/ 13 Jun 2016.
Diakses Pada 17/04/2021 Pukul 08:04.
Witabora, Adidharma, Meilani, Respati, “Studi Skema Warna
Berdasarkan Lokal Konten Budaya Kota” [Jsrw (Jurnal Senirupa
Warna), Volume 5, Jilid 1, Januari 2017] Hal. 87. Diakses Pada
15/04/2021 Pukul 6:24.
Zharandont, Patrycia. "Pengaruh Warna Bagi Suatu Produk Dan
Psikologis Manusia." Bandung. Universitas Telkom (2015). Diakses
Pada Tanggal 11 May 2021 Pukul 11.28
90
RIWAYAT HIDUP
Laura Azzahra, lahir di Jakarta, 12 Juni 2002. Berjenis
kelamin perempuan. Anak ke-dua dari lima bersaudara
dari pasangan Bapak Jonaidi dan Ibu Evi Sutrayani.
Memiliki seorang kakak perempuan dan tiga adik laki-
laki. Beralamat tinggal Jalan Salman, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat.
Riwayat pendidikan, menamatkan sekolah dasar di SDIT A BA TA, kemudian
melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di MTsN 12 Jakarta,
setelah itu melanjutkan pendidikan sekolah menengah kejuruan di SMK
Telkom Jakarta dengan jurusan Teknik Komputer Jaringan. Setelah itu,
penulis sedang menjalani pendidikan perguruan tinggi di Universitas Negeri
Jakarta, dengan program studi Perdagangan Mode.
91
92