The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Bahan ajar kelas XII semester 1

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by maimunah.sadewa, 2021-09-12 10:31:27

TEKS CERITA SEJARAH

Bahan ajar kelas XII semester 1

1

Kompetensi Dasar Indokator Pendapaian Kompetensi

3.4 Menganalisis kebahasaan cerita atau 3.4.1 Menentukan aspek kebahasaan teks

novel sejarah cerita sejarah

3.4.2 Menganalisis isi teks cerita sejarah

4.4 Menulis cerita sejarah pribadi dengan 4.4.1 Menyusun kerangka teks cerita sejarah

memerhatikan kebahasaan 4.4.2 Menulis cerita sejarah sesuai

pengalaman pribadi

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik-TPACK model Discovery
Learning mampu menentukan, menganalisis, menyusun, dan menulis teks cerita sejarah

2

PENGANTAR

A. Apa itu teks cerita sejarah?
Secara umum, cerita sejarah dapat dijelaskan sebagai karangan atau cerita yang
menyajikan suatu peristiwa atau kejadian serta bagaimana peristiwa itu berlangsung
berdasarkan urutan waktu. Peristiwa itu benar-benar terjadi (sejarah) atau berupa khayalan,
seperti novel, roman, dan sejenisnya. Untuk mengidentifikasi ceita sejarah, kriteria yang
digunakan adalah sebagai berikut!
1. Berdasarkan peristiwa (cerita sejarah uang benar-benar terjadi dan cerita sejarah yang
berupa khayalan, seperti cerpen, novel, dan sejenisnya)
2. Berdasarkan tujuannya
a. Cerita sejarah ekspositoris yaitu cerita sejarah yang bertujuan memperluas
pengetahuan pembaca. Tahapan-tahapan dalam suatu proses disampaiakan
menggunakan Bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata
denotatif..
b. Cerita sejarah sugestif yaitu cerita sejarah yang bertujuan merangsang daya khayal
pembaca. Tujuan utamanya memberi makna atau peristiwa atau kejadian sebagai
suatu pengalaman. Bahasa yang digunakan lebih condong ke Bahasa kiasan dengan
menggunakan kata-kata konotatif.
Cerita sejarah dapat berupa teks prosa yang berisi sejarah mengenai kejadian tertentu dan
bentuk teks narasi/fiktif yang menggambarkan kehidupan manusia pada masa tertentu.
Pada intinya teks sejarah tidak dapat lepas dari potret masyarakay tertentu yang
mengandung banyak informasi yang dapat digunakan sebagai baahan pembelajaran untuk
kehidupan sehari-hari.
Struktur teks cerita sejarah
1. Orientasi yaitu bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang
terjadinya peristiwa. Orientasi ini terletak pada paragraph pertama cerita yang berupa
penjelasan awal cerita, pembukaan cerita dengan perkenalan tokoh, situasi, dan
pengantar cerita selanjutnya. Biasanya penulis bercerita sangat detail pada bagian ini.

3

2. Komplikasi yaitu kondisi mulai timbul konflik anatar tokoh utama dan tokoh lain.
Konflik itu perlahan-lahan menanjak sampai klimkas.

3. Solusi yaitu kondisi konflik yang mulai menurun dan mengarah pada tuntutan terhadap
suatu hal, terutama dari pelaku utama. Pada bagian ini, pelan-pelan tiap pihak/pelaku
menyadari perannya hingga mengarah pada permusyawaratan.

4. Reorientasi biasanya berisi opini atau komentar penulis tentang peristiwa yang
diceritakan di dalam teks. Reorientasi terkadang memuaskan pembaca, terkadang
mengecewakan, atau bahkan menyisakan pertanyaan.

Perhatikan contoh teks cerita sejarah berikut!

Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Oleh Masnur Muslich

Penelusuran perkembangan bahasa Indonesia bisa dimulai dari pengamatan
beberapa inskripsi (batu bertulis) atau prasasti yang merupakan bukti sejarah keberadaan
bahasa Melayu di kepulauan Nusantara. Prasasti-prasasti itu mengungkapkan sesuatu
yang menggunakan bahasa Melayu, atau setidak-tidaknya nenek moyang bahasa
Melayu. Nama-nama prasasti adalah:Kedukan Bukit (683 Masehi), Talang Tuwo (684
Masehi), Kota Kapur (686 Masehi), Karang Brahi (686 Masehi), Gandasuli (832
Masehi), Bogor (942 Masehi), dan Pagaruyung (1356) (Abas, 1987: 24).
Prasasti-prasasti itu memuat tulisan Melayu Kuno yang bahasanya merupakan
campuran antara bahasa Melayu Kuno dan bahasa Sanskerta.

 Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di tepi Sungai Tatang di Sumatera
Sedlatan, yang bertahun 683 Masehi atau 605 Saka ini dianggap prasasti yang
paling tua, yang memuat nama Sriwijaya.

 Prasasti Talang Tuwo, bertahun 684 Masehi atau 606 Saka, menjelaskan tentang
konstruksi bangunan Taman Srikestra yang dibangun atas perintas Hyang Sri-
Jayanaca sebagai lambang keselamatan raja dan kemakmuran negeri. Prasasti ini
juga memuat berbagai mantra suci dan berbagai doa untuk keselamatn raja.

 Prasasti Kota Kapur di Pulau Bangsa dan prasasti Karang Brahi di Kambi,
keduanya bertahun 686 Masehi atau 608 Saka, isinya hampir sama, yaitu
permohonan kepada Yang Maha Kuasa untuk keselamatan kerajaan Sriwijaya,
agar menghukum para penghianat dan orang-orang yang memberontak

4

kedaulatan raja. Juga berisi permohonan keselamatan bagi mereka yang patuh,
taat, dan setia kepada raja Sriwijaya.

Jika berbagai prasasti tersebut bertahun pada zaman Sriwijaya, bisa disimpulka
bahwa bahasa Melayu Kuno pada zaman itu telah berperan sedbagai lingua
franca. Atau, ada kemungkinan sebagai bahasa resmi pada zaman Sriwijaya.
Kesimpulan ini diperkiat oleh keterangan I Tsing tentang bahasa itu bahwa bersama
dengan bahasa Sanskerta, bahasa Melayu (diistilahkan Kw’en Lun) memegang peranan
penting di dalam kehidupan politik dan keagamaan di negara itu (Sriwijaya).

Selain berbagai prasasti tersebut, terdapat pula beberapa catatan yang bisa
dijadikan sumber informasi tentang asal-usul bahasa Melayu. Sejarah kuno negeri Cina
turut membuktikan tentang keberadaan bahasa Melayu tersebut. Pada awal masa
penyebaran agama Kristen, pengembara-pengembara Cina yang berkunjung ke
Kepulauan Nusantara menjumpai adanya berbagai lingua franca yang mereka
namai Kw’en Lun di Asia Tenggara. Salah satu di antara Kw’en Lun itu oleh I Tsing
diidentifikasi di dalam Chronicle-nya sebagai bahasa Melayu.

Untuk keperluan perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia,
Traktat London (Perjanjian London) 1824 antara pemerintah Inggris dan Belanda
merupakan tonggak sejarah yang sangat penting. Sebab, pada traktat itu antara lain berisi
kesepakatan pembagian dua wilayah, yaitu: (1) Semenanjung Melayu dan Singapura
besera pulau-pulau kecilnya menjadi kekuasaan kolonial Inggris; dan (2) Kepulauan
Nusantara (Kepulauan Sunda besar: pulau-pulau Sumatera, Jawa, sebagian
Borneo/kalimantan, dan Sulawesi; Kepulauan Sunda kecil: pulau-pulau Bali, LOmbok,
Flores, Sumbawa, Sumba, sebagian Timor, dan lain-lain; Kepulauan Maluku dan
sebagian Irian) menjadi kekuasaan kolonial Belanda.

Oleh karena itu, perkembangan bahasa Melayu ini dapat dikelompokkan
menjadi dua periode, yaitu (1) periode sebelumm Traktat London, dan (2) periode
setelah Traktat London.

Perkembangan bahasa Melayu sebelum Traktat London

Perkembangan bahasa Melayu sebelum Traktat London ini dapat
disistematisasikan ke dlam beberapa era, sub-era, dan periode seperti berikut:
- Era Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 sampai dengan abad ke-11 Masehi);

5

- Era Kerajaan-keraan Melayu (abar ke-12 sampai dengan abad ke-19 Masehi):
- Sub-era Kerajaan Melayu Bintan-Tumasik (abad ke-12 s.d. abad ke-13 Masehi)
- Sub-era Kerajaan Meayu Riau (abad ke-14 sampai dengan abad ke-19 Masehi):
- Periode Kerajaan Malaka (abad ke-14 sampai dengan abad ke-15 Masehi)
- Periode Kerajaan Johor (abad ke-16 sampai dengan abad ke-17 Masehi)
- Periode Kerajaan Riau-Lingga (abad ke-18 sampai dengan abad-19 Masehi)
- Era Pemisahan Tahun 1824

Perkembangan bahasa Melayu sebagaimana disitematisasikan tersebut sangat
berkaitan dengan perkembangan bahasa Melayu pasca Traktat London 1824, karena
bahasa Melayu berkembanga menjadi tiga arah, yaitu:

- Indonesia menjadi Bahasa Indonesia;

- Malaysia menjadi BahasaMalaysia;

- Brunei menjadi Bahasa Melayu Baku;dan

- Singapura menjadi Bahasa Nasional.

Era Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 sampai dengan abad ke-11 Masehi)

Sebagai kerajaan maritim, Sriwijaya mengalami masa kejayaan relatif cepat oleh
lokasinya yang sangat strategis pada Selat Malaka, suatu pusat perdagangan yang
penting selama berabad-abad lamanya. Para saudagar dari timur dan barat serta dari
Kepulauan Nusantara bertemu dan mengadakan transaksi dagang. Tentu saja bahasa
Melayu, atau semacam bahasa Melayu kuno, menjadi bahasa para saudagar itu. Itulah
sebabnya maka bahasa Melayu menjadi bahasa resmi Kerajaan Sriwijaya. (Humaidy,
1973 dan Alisjahbana dalam Fishman, 1974).

Dengan demikian, Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat kegiatan hajat manusia
dan pusat administrasi kerajaan dan daerah-daerah taklukannya. Sriwijaya juga
merupakan pusat pendidikan, kebudayaan, dan keagamaan. Abas (1987) mengulangi
apa yang pernah ditulis oleh Gregoris F. Zaide, seorang ahli sejarah Filipina terkemuka,
mengenai kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada era itu:

The Empire of Sriwijaya (Sri-Vishaya) emerged from the ashes of the maritime
colonialism of Pallawa from 8th ventury to 1377 AD. Founded by Hindunized Malays, it
was basucally Malayan in might, Hindunistic in culture, and Buddhistic in religion. The

6

empire was so named after the capital, Sri-Vishaya, Sumatra. At the height of its power
under the Shailendra dynasty, it included Malaya, Ceylon, Borneo, Celebes,
the Philippines, and part of Formosa, and probaly exercised sovereignty
over Cambodia and Champa (Annam). (Zaide, 1950: 36)

Menurut Mees (1954) Sriwijaya mendirikan suatu perguruam tinggi Buddha yang
mahasiswanya datang dari semua penjuru kawasan yang dikuasainya. Beberapa dari
mahasiswa bahka datang dari kerajaan-kerajaan tetangga Champa dan Kamboja. Bahasa
pengantar pada perguruan tinggi itu dan pusat-pusat pendidikan lainnya adalah bahasa
melayu kuno atau lingua franca Kw’en Lun.

Era Kerajaan-keraan Melayu (abar ke-12 sampai dengan abad ke-19 Masehi):

Pemakaian bahasa Melayu yang dipengaruhi bahasa Sansekerta telah
mendominasi Kerajaan Sriwijaya. Hal ini jelas terlihat pada berbagai inskripsi batu
bertulis yang ditemukan pada berbagai tempat di Sumatra. Tetapi, dalam era berikutnya,
yaitu era Kerajaan-kerajaan Melayu yang muncul dari abad ke-12 sampai dengan abad
ke-19 Masehi, bahasa yang dipakai tidak lagi dipengaruhi oleh bahasa Sansekerta. Raja-
raja yang berkuasa pada saat itu berketurunan Melayu. Era ini dapat dibagi menjadi dua
sub-era, yaitu sub-era Kerajan Bintan dan Tumasik, dan sub-era Kerajaan Melayu Riau.
Selanjutnya, sub-era Kerajaan Melayu Riau ini dibagi lagi menjadi tiga periode, yaitu
periode Kerajaan Malaka, periode Kerajaan Johor, dan periode Kerajaan Riau dan
Lingga. Sekali lagi, pembagian menjadi periode-periode ini sangat penting karena
berkaitan dengan perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia.
Pada era Kerajaan-kerjaan Melayu ini, penyebaran bahasa Melayu mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Kedatangan orang-orang Eropa yang ikut
mempergunakana bahasa Melayu sebagai lingua franca tidak hanya menmbantu
penyebaran bahasa itu secara ekstensif melainkan juga menaikkan statusnya sebagai
bahasa yang memiliki “norma supraetnik”, melebihi norma etnik bahasa-bahasa daerah
lainnya yang ada di Kepulauan Nusantara. Pigafetta yang mendampingi Magelhaens di
dalam pelayarannya yang pertama mengelilingi dunia, misalnya, berhasil menyusun
glosari pertama bahasa Melayu ketika kapalnya berlabuh di Tidore tahun 1521 Masehi.
Glosari Pigafetta yang sederhana ini menunjukkan bahwa bahasa Melayu yang berasal
dari Indonesia bagian barat telah menyebar ke bagian timur Kepulauan Nusantara pada

7

waktu itu. Bahkan, pada tahun 1865 pemerintah kolonial Belanda mengangkat bahasa
Melayu sebagai bahasa resmi kedua mendampingi bahasa Belanda. Hal ini
mengisyaratkan bahwa peranan bahasa Melayu sebagai lingua franca tidak dapat
diabaikan begitu saja. Pada tahun 1581, Jan Huygen van Linschoten, seorang pelaut
Belanda yang berlayar ke Indonesia, menulisa di dalam bukunya Itinerarium Schipvaert
naar Oost ofte Portugaels Indiens bahwa bahasa Melayu adalah bahasa yang
dipergunakan oleh banyak orang timur, dan bahwa barang siapa yang tidak mengerti
bahasa itu akan berada dalam keadaan seperti orang Belanda (dari zaman yang sama)
yang tidak mengerti bahasa Perancis. (Alisjahbana dalam Fishman, 1974: 393).
Pada akhir abad ke-17, sewaktu Francois Valentyn di Malaka, ia telah menulis buku
berjudul Oud en Nievw Oostindien II Del V tentang bahasa Melayu. Dalam buku
tersebut dinyatakan bahwa bahasa Melayu telah terbukti menjalankan fungsinya sebagai
alat komunikasi dan lingua franca yang penting di Malaka. Valentyn seorang pendeta
dan ahli sejarah berbangsa Belanda dalam penulisan buku sebanyak enam jilid itu
menjelaskan sejarah dan skenario kota pelabuhan di Kepulauan Melayu. Sebagian
penjelasannya adalah:
“Bahasa mereka, yaitu bahasa Melayu … bukan saja digunakan di pantai-pantai Tanah
Melayu, melainkan juga di seluruh India dan di negeri-negeri sebelah timur. Di mana-
mana pun bahasa ini dipahami oleh setiap orang. Bahasa ini bagaikan bahasa Perancis
atau bahasa Latin di Eropa, atau senacan bahasa perantara di Itali atau di Levent. OLeh
karena banyaknya bahasa ini digunakan,maka seseorang yang mampu bertutur dalam
bahasaMelatu akan dapat dipahami orang baik dalam negeri Persia maupun Filipina.”

Sub-era Kerajaan Melayu Bintan-Tumasik (abad ke-12 sampai dengan abad ke-13
Masehi)

Segera setelah Kerajaan Bintan didirikan di Pulau Bintan keadaan memaksa raja
memindahkan ibu kota kerajaannya ke Pulau Tumasik, letak Singapura sekarang.
Beberapa tahun kemudian, Tumasik dikuasai oleh Kerajaan Majapahit dari Jawa.
Ibu kota, sekali lagi, harus dipindahkan lagi ke Malaka di Semenanjung Malaya.
Daerah-daerah tempat perpindahan ini masih termasuk daerah Riau. Bahasa Melayu
dipergunakan di daerah itu sebagai bahasa ibu. Diperkirakan bahwa perpindahan pusat
kekuasaan itu terjadi antara tahun 1100 Masehi sampai dengan tahun 1250 Masehi.

8

Sayang sekali tak ada catatan tertulis yang dapat dijadikan sumber acuan mengenai
peran bahasa Melaytu selama sub-era Bintan-Tumasik ini. Jadi, apakah bahasa Melayu
yang dipergunakan pada sub-era ini ada hubungannya dengan bahasa Melayu pada era
Kerajaan Sriwijaya tidak dapat diketahui dengan pasti. Banyak ahli bahasa dan
orinentalis menganggap bahwa bahasa Medlayu era Kerajaan Sriwijaya adalah
semacam bahasa Melayu kuno seperti yang ditunjukkan oleh berbagai inskripsi batu
bertulis abad ke-7 Masehi. Junus (1969) bersikap agak ragu tentang hubungan antara
bahasa Melayu kuno dengan bahasa Melayu Riau. Tetapi, dengan adanya bahasa
Melayu Bintan-Tumasik yang merupakan suatu bentuk bahasa peralihan antara kedua
bahasa itu, maka keraguan Junus hilang dengan sendirinya. Lebih-lebih apabila diingat
asumsi yang mengatakan bahwa suatu bahasa kini merupakan perkembangan bahasa
masa lampau. Dengan demikian, asumsi bahwa ada hubungan antara bahasa Melayu
kuno dan bahasa Melayu era Kerajaan Sriwijaya benar adanya.

Sub-era Kerajaan Meayu Riau (abad ke-14 sampai dengan abad ke-19 Masehi)

Untuk pembahasan ini kiranya perlu dibedakan dengan jelas antara bahasa
Melayu era Kerajaan Sriwijaya dan bahasa Melayu dari sub-era Keraan Riau. Seperti
disinggung sebelumnya bahwa bahasa Melayu era Kerajaan Sriwijaya sangat
dipengaruhi oleh bahasa Sansekerta. Karena sifat kekunoannya itu, banyak ahli bahasa
menyebut bahasa pada era Kerajaan Sriwijaya itu sebagai bahasa Melayu
Kuno. Sementara itu, bahasa Melatu pada sub-era Kerajaan Riau atau Kerajaan Melayu
Riau sama sekali tidak sipengaruhi oleh bahasa Sansekerta dan memiliki ciri khas
tersendiri, yaitu Riau. Oleh sebab itu, bahasa ini disebut “bahasa-bahasa Melayu Riau”.
Terdapat tiga periode dalam sub-era ini, seperti diuraikan berikut ini.

- Periode Kerajaan Malaka (abad ke-14 sampai dengan abad ke-15 Masehi)

Seperti telah dikatakan sebelumnya, tentara kerajaan Majapahit menyerang
Kerajaan Tumasik yang memaksa pusat kekuasaannya dipindahkan ke Malaka di
Semenanjung Malaya. Adat-istiadat dan bahasa yang dibawa dari Tmasik
dipertahankan, dan mulai saat itu dan seterusnya bahasa Melayu Riau berkembang dan
tersebar ke hampir seluruh penjuru Semenanjung Melaya.
Kerajaan Malaka berkibar selama hampir 100 tahun. Lokasinya yang berada di pintu

9

gerbang Selat Malaka, yaitu rute lalu lintas pelayaran yang ramai dan penting yang
menghubungkan antara Asia Timur dan Asia Barat, antara Asia Timur dan Eropa, antara
Samudra India dan Laut Cina Selatan, dan antara Samudra India dan Samudara Pasifik,
Malaka merupakan pelabuhan yang paling sibuk di kawasan Asia Yenggara pada waktu
itu.
Pada peralihan abad ke-15, Malaka juga menjadi pusat penyebaran agama Islam.
Menjelmanya kota itu menjadi pusat penyebaran agama Islam. Winstedt (1917: 92)
melukiskan sebagai berikut:

“Perlak and Pasai in North Sumatra were the first Malay Centers for the propagation
of the Muhammadan faith and culture. At Pasai, in 1407 was buried Abdul’llah ibn
Muhammad ibn Abdul’l-Kadir ibn Abdul’l-Azis ibn Al-Mansur Abu Ja’far al-Abbasi al-
Muntasir, a missionary from Delhi of the house of the Abbasides who furnished Caliphs
from the time of Prophet till it was destroyed by the Turks in 1258. Pasai converted
Malaka, a center greater than itself.”

Dengan demikian, Malaka menjadi pusat dua kegiatan, yaitu perkembangan dan
penyebaran bahasa Melayu, dan penyebaran ajaran agama Islam. Sebenarnya, kedua
kegiatan ini terlaksana secara bersamaan, sebab para guru dan penganjur agama Islam,
dalam melaksanakan misinya itu, mengikuti perjalanan para pelaut dan pedagang,
mempergunakan bahasa Melayu.

Pada tahun 1511, misionaris Portugis menyerang dan menaklukkan Malaka yang
memaksa dipindahkannya pusat kedua kegiatan tersebut. Pusat perkembangan dan
penyebaran bahasa Melayu, dan penyebaran ajaran agama Islam pindah ke Johor.
Meskipun Malaka dijadikan oleh Portugis sebagai pusat penyebaran agama Kristen,
namun peran sebagai pusat pengembangan dan penyebaran bahasa Melayu tetap
berlangsung. Berkat orang Portugis, penggunaan bahasa Melayu tidak terbatas hanya di
kawasan Asia Tenggara saja, melainkan meluas ke pusat-pusat perdagangan di India dan
Cina Selatan. Sebagai bukti, Ar-Raniri, seorang pengarang dan teolog Islam yang lahir
dan besar di India telah menguasai bahasa Melayu dengan baik ketika ia tiba di Aceh
tahun 1637. Hal ini hanya mungkin apabila bahasa Melayu telah banyak dipergunakan
di Gujarat pada masa itu (Alisjahbana dalam Fishman, 1974: 394).
Bahasa Melayu merambah jalannya juga ke benua Eropa dalam abad ke-16. Karena
bahasa Malayulah yang dipergunakan oleh para raja atau pangeran Malayu ketika

10

berkomunikasi dengan raja Portugis. Pada waktu yang sama, St. Francis Xavier
mempergunakan bahasa Melayu untuk mengajak penduduk Maluku memeluk agama
Kristen. Xavier sendiri mengatakan bahwa bahasa Melayu merupakan bahasa yang
dimengerti oleh hampir setiap orang.

- Periode Kerajaan Johor (abad ke-16 sampai dengan abad ke-17 Masehi)

Dengan ditaklukkannya Malaka oleh Portugis pada tahun 1511, kegiatan
kerajaan itu dipindahkan ke Johor, suatu daerah di sebelah selatan Malaka di
Semenanjung Malaya. Lokasinya tidak sebaik lokasi Malaka dalam hal pengembangan
dan penyebaran bahasa Melayu dan ajaran agama Islam.
Meskipun demikian, periode Kerajaan Johor telah menyumbangkan sesuatu yang amat
berharga, yaitu mempertahankan bentuk bahasa Melayu Malaka. Di Malaka, nama
bahasa Melayu Malaka masih tetap dipergunakan, tetapi unsur-unsur bahasa Portugis
banyak ditambahkan ke dalam bahasa tersebut sehingga pantas disebut “bahasa pidgin”.
Bahasa Melayu Malaka sebelum penaklukan Portugis sangat berbeda dengan bahasa
Melayu Malaka setelah Malaka dikuasai Portugis. Bahasa Malayu Johorlah yang
mempertahaknkan ciri-ciri khas bahasa Melayu Malaka sebelum penaklukan Portugis.
Bahasa Melayu Johor memegang peran penting di dalam penyebarluasan agama Islam
ke bagian timur Kepulauan Nusantara. Kesusastraan Melayu dari abad ke-16, dan
bahkan sampai abadke-17, sangat dipengaruhi oleh ajaran dan pemikiran Islam. Bahasa
Melayu Johor sangat berjasa di dalam penyebaran ajaran agama Islam di Kepulauan
Nusantara, bahkan di kawasan Asia Tenggara.

- Periode Kerajaan Riau-Lingga (abad ke-18 sampai dengan abad-19 Masehi)

Pada tahun 1719 Raja Kecil, dari Istana Kerajaan Johor, dipaksa memindahkan
pusat kekuasaannya ke Ulu Riau, di Pulau Bintan, salah satu pulau yang bergabung
dalam Kepulauan Riau. Pemindahan ini merupakan permulaan dari suatu periode dalam
pengembangan dan penyebaran bahasa Melayu, yaitu periode Kerjaan Riau dan Lingga.
Dalamperiode inilah bahasa Melayu memperoleh ciri ke-Riau-annya, dan bahasa
Melayu Riau inilah yang merupakan cikal bakal bahasa Nasional Indonesia yang
dicetuskan oleh Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Periode Kerajaan Riau dan
Lingga tercatat mulai tahun 1719, ketika didirikan oleh Raja Kecil, sampai dengan tahun

11

1913, ketika kerajaan itu dihapus oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Selama

keberadaan kerajaan ini hampir 200 tahun lamanya, ada tiga momentum yang penting

sekali bagi perkembangan dan persebaran bahasa Melayu Riau, yaitu tahun 1808, ketika

Raja Ali Haji lahir; tahun 1857, ketika Raja Ali Haji menyelesaikan bukunya yang

berjudul Bustanul Katibin, suatu tatabahasa normatif bahasa Melayu Riau; dan tahun

1894, ketika percetakan Mathba’atul Riauwiyah atau Mathba’atul

Ahmadiyah didirikan. Pengoperasian percetakan Mathba’atul Riauwiyah ini sangat

penting karena melalui buku-buku dan pamflet-pamflet yang diterbitkannya, bahasa

Melayu Riau tersebar ke daerah lain di Kepulauan Nusantara. Yang lebih penting adalah

usaha pembakuan bahasa Melayu Riau sudah dimulai. Selama perang antara Perancis

dan Inggris yang berlangsung di Eropa, yang berakibat Negeri Belanda sempat diduduki

Perancis beberapa tahun, selama itu terjadi pula perang antara kekuasaan Inggris di Asia

Tenggara dan kekuasaan Belanda yang tunduk kepada {emerintah Perancis di
Kepulauan Nusantara. Untuk beberapa tahun lamanya, 1819 – 1824, Pulau Jawa dan

Pulau Sumatra diduduki Inggris. Salah seorang administratur Inggris yang ulung, yang

pernah menjadi Gubernur Jenderal di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra, yaitu Stamford

Raffles, mendirikan Singapura pada bekas kerajaan Tumasik pada tahun 1819.

Orang-orang Blanda datanga pertama kali ke Indonesia bertujuan untuk berdagang. Pada

tanggal 20 Maret 1602 mereka mendirikan VOC (Verenigde Oost Indische

Compagnie) untuk melaksanakan perdagangan. VOC beroperasi di Indonesia selama

hampir 200 tahun sampai tahun 1799, menyusul perusahaan itu direorganisasikan

menjadi suatu pemerintahan kolonial. Belanda mulai menjajah Indonensia dengan

memperoleh nama baru Nederlandsche OOst-Indie (India Belanda).

Di sinilah, Selat Malaka, di daratan Semenanjung Malaya, kekuasaan kolonial Inggris

semakin mencekamkan kukunya. Setelah jatuh ke tangan Portugis, daerah Malaka ini

semakin penting perannya sebagai pusat perdagangan. Tertarik oleh kekayaan yang

melimpah yang dipersembahkan oleh daerah ini kepada raja Portugis,

perusahaan British Est India, yang pada saat itu masih beroperasi di anak benua India,

mulai meluaskan daerah perdagangannya ke Asia Tenggara. Segeralah muncul konflik

kepentingan di antara ketiga kekuasaab kolonial: Inggris, Beanda, dan Portugis.

Dari sudut pengembangan dan penyebaran bahasa Melayu, konflik antara Inggrs dan

Belanda sangat penting, karena konfrontasi antarakedua kekuasaan itu berakhir pada

pembagian kawasan Kepulauan Nusantara menjadi dua, berdasarkan variasi bahasa

12

Melayu yang dipergunakan di kawasan itu, yaitu bahasa Melayu Johor dan bahasa
Melayu Riau.

Pada 2 Februari 1819, kuran lebih tiga abad setelah orang-orang Eropa tiba di
Kepulauan Indonesia, Stamford Raffles, ketika dia menjadi Letnan Gubernur Jenderal
di Bengkulu, atas nama pemerintah kolonial Inggris mendirikan kota Singapura pada
salah satu pulau (Tumasik) yang bergabung dalamKepulauan FRiau. Setelah benteng
Singapura ini didirikan, Inggris dan Belanda berada dalam konflik bersenjata terus-
menerus karena berebut kepentingan. Segera setelah perang Napoleon di Eropa mereda,
pada tahun 1824 ditandatangani persetujuan untuk mengakhiri konflik bersenjata antara
Inggris dan Belanda di Asia Tenggara. Persetujuan itu terkenal dengan nama London
Treaty of 1824 (Traktat London 1824) yang membagi kawasan Kepulauan Nusantara
menjadi dua bagian: Kepulauan Indonesia berada di bawah pemerintahan Kolonial
Belanda dan Semenanjung Malaya dan Singapura berada di bawah kekuasaan Kolonial
Inggris. Dengan demikian, Kerajaan Riau dan Lingga menjadi bagian dai daerah
pemerintahan Kolonial Hindia Belanda, dan Kerajaan Johon dan sekitarnya menjadi
bagian dari daerah pemerintahan Kolonial Inggris. Mulai saat itu pula, perpisahan
bahasa Melatu Riau dan bahasa Melayu Johor secara legal terjadi.
Bahasa Melayu Riau yang merupakan bahasa ibu penduduk Kerajaan Riau dan Lingga
dan pulau-pulau di sekitarnya, berkembang dan menyebar dengan sangat pesat, sesuai
dengan keperluan masyarakat yang bersangkutan sebagai alat komunikasi lisan.
Bahkan, sejak berlakuknya Persetujuan London atau TRaktat London, bahasa Melayu
Riau mendapatkan status yang baik dalam kesusastraan dunia. Berbagai karya
kesusastraan yang cukup tinggi nilainya yang ditulis oleh penutur asli bahasa Melayu
Riau diterbitkan. Pada tahun 1857, misalnya, Raja Ali Haji menerbitkan bukunya yang
berjudul Bustanul Katibin, sebuah buku tatabahasa normatif bahasa Melayu Riau. Buku
tatabahasa ini selama berpuluh-puluh tahun dipergunakan oleh sekolah-sekolah di
wilayah Kerajaan Riau dan Lingga, dan di Singapura. Pengarang-pengarang lain yang
sezaman dengan Raja Ali Haji, misalnya, Raja Ali Tengku Kelana, Abu Muhammad
Adnan, dan lain-lain, juga menerbitkan karya mereka. Publikasi karya Raja Ali Haji dan
pengarang lain dapat dianggap sebagai upaya awal dalam proses pembakuan bahasa
Melayu Riau. Bahkan, pada permulaan abad ke-20 karya-karya ini dijadikan buku acuan
oleh ahli-ahli bahasa Belanda. Bahasa Melayu Riau yang sedang berkembang pesat dan

13

tumbuh dengan sehat ini oleh banyak ahli bahasa disebut sebagai bahasa Melayu
Tinggi.

Perkembangan Bahasa Melayu Sebelum Traktat London

Sesudah Traktat London ditandatangani antara pemerintah Inggris dan Belanda,
pemisahan antara Bahasa Melayu versi Riau dan Johor semakin nyata. Bahasa Melayu
versi Johor di Semenanjung Malaya dan Singapura berkembang, tetapi tidak sepesat
perkembangan versi bahasa Melayu Riau di Kepulauan Nusantara.
Bahasa Melayu Riau mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan
oleh masyarakat pribumi yang bersifat multi-etnik yang mempunyai bahasa daerah
sendiri-sendiri. Di samping itu, bahasa Melayu yang sejak dulu menjadi lingua
franca meningkat statusnya menjadi bahasa yang memiliki norma supra-etnik dikuasai
oleh hampir semua orang yang suka berlayar atau bepergian ke mana-mana.
Beberapa peristiwa penting menyangkut perkembangan bahasa Melayu Riau dapat
diungkapkan di bawah ini.

- Tahun 1865 bahasa Melayu Riau diangkat oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda
sebagai bahasa resmi kedua mendampingi bahasa Belanda. Pranan ke-lingua franca-an
bahasa Melayu semakin nyata dan penting.

- Tahun 1901 Charles van Ophuijsen menerbitkan bukunya yang berjudul Kitab logat
Melajoe: Wondenlijst voor de Spelling der Maleische Taal yang berisi sistem ejaan
bahasa Melayu mempergunakan huruf Latin yang bersifat fonemis. Sebelumnya bahasa
Melayu Riau mempergunakan huruf Arab (baiasa diistilahkan huruf Jawi) yang bersifat
silabik sebagai sistem ejaan. Sistem ejaan van Ophuijsen dengan huruf Latin dianggap
lebih sesuai dengan bahasa Melayu. Tahun 1918 bahasa Melayu mulai dipergunakan di
dalam sidang-sidang Volksraad (Dewan Rakyat). Dengan demikian status bahasa
Melayu meningkat menjadi bahasa supraetnik melebihi bahasa-bahasa daerah lainnya.

- Tahun 1920 bahasa Melayu menjadi bahasa Balai Pustaka. Semua buku hasil penerbitan
Balai Pusataka mempergunakan bahasa Melayu. Penyebaran bahasa Melayu ke pelosok
Nusantara semakin intensif. Semua sekolah dasar di desa-desa mempergunakan bahasa
Melayu sebagai bahasa pengantar. Di samping itu, bahasa Melayu juga menjadi bahasa
para pejuang kemerdekaan Indonesia.

14

o Pada tanggal 28 Oktober 1928 bahasa Melayu dijadikan oleh para peserta Kongres
Pemoeda sebagai bahasa persatuan yang tertuang pada butir ketiga Soempah
Pemoeda yang diikrarkannya.

o Pada tahun 1933 bahasa Melayu menjadi bahasa Poedjangga Baroe sekelompok
pegarang yang menerbitkan berbagai majalah dan buku.

o Pada tahun 1938 Kongres bahasa Melayu (Indonesia) di Solo. Kongres ini
meletakkan dasar-dasar tentang pemakaian istilah bahasa Indonesia dan bukan
bahasa Melayu lagi.

o Tahun 1942 – 1945 Kepulauan Nusantara diduduki oleh balatentara Jepang. Bahasa
Melayu menjadi satu-satunya bahasa pengantar pada semua jenjang pendidikan.

o Pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan ke
seluruh dunia dengan menggunakan bahasa Indonesia. Pasal … ayat … UUD 1945
memuat bahwa “Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan resmi negara.” Sejak
itu bahasa Indonesia menjadi bahasa Angkatan ‘45.

o Tahun 1954 Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini dihadiri pula oleh
utusan dari Semenanjung Malaya dan Singapura.

o Tahun 1972 antara Republik Indonesia dan Negara Malaysia tercapai persetujuan di
bidang kebudayaan. Masalah bahasa termasuk di dalamnya. Terbentuklah Majelis
Bahasa Indonesia dan Malaysia (MABIM).

o Pada tanggal 16 Agustus 1972 diumumkan pemberlakuan Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan (EYD) di Indonesia dan di Malaysia. Kenyataan ini
menjadikan bahasa Melayu sebagai norma supra-nasional.

o Pada tanggal 30 Agustus 1975 diumumkan pula pemberlakukan tatacara
pembentukan istilah di Indonesia dan Malaysia. Hal ini semakin memperkuat
MABIM sehingga Nagara Brunai Darussalam dan Republik Singapura tertarik untuk
bergabung di dalam majelis bahasa ini.

o Kongres Bahasa Indonesia III dan seterusnya diselenggarakan secara teratur setiap
lima tahun. Kongres Bahasa Indonesia VI tahun 1993 menghasilkan berbagai
keputusan yang memperkuat kedudukan bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa
persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, bahasa resmi, maupu sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek).

o Kerja sama kebahasaan antara Negara Kesatuan Republik Indonesia, Negara
Malaysia, Negara Brunei Darussalam, dan Republik Singapura semakin kokoh.

15

Keadaan ini akan mengantar bahasa Melayu menjadi bahasa komunikasi luas di
kawasan Asia Tenggara untuk selanjutnya diharapkan menjadi salah satu bahasa
dunia di dalam abad ke-21
o Perkembangan bahasa Melayu versi Johor di Semenanjung Melaya dan Singapura
tidak sepesat dengan perkembangan bahasa Melayu versi Riau di Kepulauan
Nusantara. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya politik bahasa yang
dianut oleh Inggris. Pemerintah Kolonial Inggris mengakui adanya empat bahasa
resmi, yaitu bahasa Melayu, bahasa Mandarin, bahasa Tamil, dan bahasa Inggris.
Keempat bahasa itu dipergunakan sebagai bahasa pengantar pada lembaga-lembaga
pendidikan. Umumnya, bahasa Inggris paling dominan dipergunakan sebagai bahasa
pengantar.
Keadaan kebahasaan seperti digambarkan di atas berlangsung sampai dengan
terbentuknya Negara Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1956. Peristiwa ini
kemudian disusul dengan terbentuknya Negara Malaysia, yang mencakup Serawak
dan Sabah (North Borneo), yang merdeka dan berdaulat, lepas dari kekuasaan
Inggris. Setelah kemerdekaan dicapai, bahasa Melayu di negara tersebut mulai
memerankan fungsinya sebagai bahasa resmi, bahasa negara, bahasa nasional, dan
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Fenomena ini menunjukkan bahwa
sampai saat ini bahasa Melayu, baik yang sekarang menjadi bahasa Indonesia di
Indonesia, bahasa Melayu di Malaysia, bahasa … di Brunai, dan bahasa … di
Singapura, tetap berkembang dan menjalankan fungsinya sebagai alat komunikasi
secara efektif. Bahkan, secara de facto telah berperan sebagai bahasa komunikasi
luas di Asia Tenggara. Yang diperlukan adalah pengakuan dari internasional (lewat
PBB) bahwa bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa yang layak dipakai sebagai
bahasa komunikasi internasional atau dunia. Apabila harapan ini tercapai, berarti
secara de jure bahasa Melayu semakin mantap.

(Sumber: http://muslich-m.blogspot.com/2007/04/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html)

16

PEMBELAJARAN 1

A. Menganalisis Kebahasaan Cerita Atau Novel Sejarah

Kamu tentu pernah membaca cerita sejarah di koran atau di media lainnya, bukan?
Namun, pernahkah kamu mencermati gaya Bahasa/kaidah Bahasa di dalamnya?
Hal tersebut dapat dijelaskan dengan cara menganalisis kebahasaan cerita sejarah.
Melalui materi berikut kamu diperkenalkan dengan cara menganalisis kebahasaan
cerita atau novel sejarah.

Menganalisis kebahasaan atau cerita novel sejarah dapat diartikan sebagai
penguraian cerita atu novel sejarah ke dalam bagian-bagian yang lebih detail.
Mengurai cerita atau novel sejarah bertujuan memahami Kembali makna dan informasi
yang terdapat di dalamnya baik yang sudah lama terjadi maupun baru saja terjadi.

Jika cerita atau novel sejarah tersebut berupa fakta, waktu menjadi penanda
penting. Sementara itu, jika cerita atau novel sejarah itu berisi cerita fiksi, symbol-
simbol atau metafora menjadian bagian yang patut dipertimbangkan. Oleh karena itu,
dalam menganalisi cerit atau novel sejarah, ada kriteria-kriteria tertentu yang perlu
diperhatikan.

Kriteria yang digunakan untuk menganalisis cerita atau novel sejarah berbentuk
fakta adalah sebagai berikut.
1. Struktuk teks
2. Bahasa yang digunakan
3. Teknik penulisan
4. Makna yang terdapat di dalamnya.

Kriteria yang digunakan untuk menganalisi cerita atau novel sejarah berbentuk
fiksi sebagai berikut.
1. Tema
2. Alur

17

3. Penokohan
4. Latar
5. Sudut pandang
6. Majas
7. Nilai didik

Ayo
memahami

Kegiatan 1

Menentukan Aspek Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Untuk melengkapi kriteria analisis tersebut, pagian penulisan cerita sejarah atau novel sejarah
dapat dengan mudah dipahami dengan mencermati kaidah-kaidahnya. Kaidah-kaidah tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Menggunakan kata benda atau kaya ganti tertentu
Kata benda atau kata ganti yang dimaksud, misalnya menyebutkan nama kota tertentu,
tempat tertentu, objek tertentu, atau merujuk pada kata ganti tertentu.
Contoh: Kepulauan Nusantara, Bahasa Melayu, pohon apel, anak lelaki, dll.

2. Menggunakan tokoh sentral
Menggunakan tokoh sentral di sini, yaitu menerangkan pelaku utama atau tokoh yang
menjadi sentral (pusat) dalam cerita.
Contoh: Dalam cerita Siti Nurbaya, tokoh sentralnya adalah Siti Nurbaya karena tokoh
tersebut diceritakan dari awal sampai akhir cerita dan menjadi pusat cerita.

3. Menggunakan kata sifat yang menjelaskan frasa nominal
Maksudnya adalah dalam kalimay tersebut terdapat kata sifat yang menjelaskan gabungan
kata (frasa) yang intinya di dalamnya berupa kaya ganti benda (nomina).
Contoh: raja adil, gadis cantik, rumah mewah.

4. Menggunakan kata hubung atau konjungsi

18

Konjungsi yang digunakan dapat berupa kata yang menyatakan keterangan waktu (pada,
Ketika, suatu hari, sementara, kemudian, setelah itu), keterangan tenpat 9di, ke, dari),
keterangan tujuan (untuk, kepada), dan sebagainya.
5. Menggunakan kata yang menggambarkan kejadian di masa lampau
Maksudnya adalah menggunakan kata-kata tertentu sebagai penunjuk waktu lampau.
Contoh: Pada zaman dahulu, dahulu kala, suatu hari.
6. Menggunakan frasa advebial
Frasa ini digunakan untuk emnunjukkan lokasi kejadian/peristiwa
Contoh: sekembalinya dari kerajaan, setelah melewati hari yang melelahkan, dan
sejenisnya.

Kegiatan 2

Menganalisis isi teks cerita sejarah

Menganalisis isi teks cerita sejarah bearti menganalisi isi dan struktur teks cerita sejarah.
Perhatikan contoh berikut berdasarkan teks sejarah berjudul “Sejaeah Perkembangan Bahasa
Indonesia”

Struktur teks cerita sejarah di atas sebagai berikut!

Struktur Penjelasan
Orientasi Perkembangan Bahasa Indonesia dari Bahasa Melayu
Komplikasi Penanda berkembangnya Bahasa melalui tulisan-tulisan prasasti,
tahun-tahun perkembangan Bahasa Indonesia, sebelum Traktat
Solusi London, dan sesudah Trkatat London
Berkembangnya Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia di
Reorientasi Indonesia, Bahasa Melayu di Malaysia, Bahasa Melayu Baku di
Brunei, dan bajasa nasional di Singapura.
Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Melayu berfungsi sebagai
Bahasa alat komunikasi yang efektif.

19

Kaidah-kaidah cerita sejarah di atas sebagai berikut!

Kaidah Penjelasan

Menggunakan kata benda atau Bahasa Indonesia

kata ganti tertentu

Menggunakan tokoh sentral Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Melayu

Menggunakan kata sifat yang Beberapa peristiwa penting

menjelaskan frasa nominal

Menggunakan kata hubung Perkembangan berikutnya, sesudah Traktat London
…..nyata dan penting.

Konggres Bahasa Indonesia III dan seterusnya

Menggunakan kejadian masa Era Kerajaan Sriwijaya

lampau Era Kerajaan Melayu
Menggunakan frasa adverbial Sesudah Traktat London ditandatangani….
pada awal masa penyebaran agama Kristen….

Latihan Soal

Kegiatan 3

Bacalah cerita berikut dan analisislah kebahasaan teks cerita sejarah tersebut!
Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit berada di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Kerajaan
ini merupakan kerajaan Hindu terbesar yang menyatukan nusantara. Banyaknya sisa-
sisa peninggalan kerajaan majapahit, kini dijadikan sebagai daya tarik wisata. Di
Kecamatan Trowulan, terdapat candi yang memiliki nilai sejarah, dan pendopo agung
yang diperkirakan menjadi pusat kerajaan. Tempat wisata yang menjadi daya tarik
yakni di sekitar wilayah kerajaan Majapahit seperti Candi Wringin Lawang, Museum

20

Trowulan Mojokerto, dan Maha Vihara Mojopahit. Semua tempat wisata tersebut wajib
dikunjungi untuk memperdalam mengenai sejarah Majapahit.

Berikut Sejarah, Kejayaan, dan Raja-raja Kerajaan Majapahit:
Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit

Kerajaan majapahit terlahir pada hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja. Raden
Wijaya bertahta pada 1293 hingga 1309 dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Awalnya, Majapahit berpusat di Mojokerto, Jawa Timur. Pada era Jayanegara (1309-
1328), ibu kota dipindahkan ke Trowulan sejak Girindrawardhana berkuasa dan pusat
Majapahit berpindah lagi ke Kediri.

Kejayaan Majapahit

Hayam Wuruk disebut Rajasanagara yang memerintah Majapahit pada 1350-1389.

Pada puncak kejayaan dibantu oleh mahapatihnya yakni di bawah perintah Gajah Mada

(1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.

Wilayah yang dikuasai mencakup seluruh nusantara yakni sampai seluruh nusantara,

Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Sulawesi. Adapun di Kepulauan Nusa

Tenggara, Maluku, dan papua, sekitar 98 kerajaan pada saat itu ada pada genggaman

Majapahit.

Raja-raja Majapahit
Para penguasa Majapahit merupakan penerus dari keluarga kerajaan Singhasari.
Berikut daftar penguasa Kerajaan Majapahit:

-Raden Wijaya (1293-1309)
-Kalagamet (1309-1328)
-Sri Gitaraja (1328-1350)
-Hayam Wuruk (1350-1389)
-Wikramawardhana (1389-1429)
-Suhita (1429-1447)
-Kertawijaya (1447-1451)
-Rajasawardhana (1451-1453)
-Purwawisesai atau Girishawardhana (1456-1466)

21

-Bhre Pandansalas atau Suraprabhawa (1466-1468)
-Bhre Kertabumi (1468-1478)
-Girindrawardhana (1478-1498)
-Patih Udara (1498-1518)
Kerajaan majapahit berada di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Kerajaan
ini merupakan kerajaan Hindu terbesar yang menyatukan nusantara.

Struktur teks cerita sejarah di atas sebagai berikut!

Struktur Penjelasan
Orientasi
Komplikasi
Solusi
Reorientasi

Kaidah-kaidah cerita sejarah di atas sebagai berikut! Penjelasan

Kaidah
Menggunakan kata benda atau
kata ganti tertentu
Menggunakan tokoh sentral
Menggunakan kata sifat yang
menjelaskan frasa nominal
Menggunakan kata hubung
Menggunakan kejadian masa
lampau
Menggunakan frasa adverbial

22

PEMBELAJARAN 2

B. Menulis Cerita Sejarah Pribadi dengan Memerhatikan Kebahasaan
Tentunya kamu ingin dapat menulis cerita sejarah yang nearin, bukan? Ide untuk
menulis cerita sejarah bisa didapatkan dari berbagai sumber, antara lai dari
pengalaman pribadi, melihat objek-onjek yang menarik, membaca buku, ataupun dari
cerita-cerita di sekitarmu. Teknik yang digunakan dalam menulis teks cerita sejarah
sangat beragam, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling detail.

Langkah-langkah menulis cerita sejarah sebagai berikut!
1. Menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan

Tema atau pokok persoalan dalam cerita yang akan disampaikan perlu ditentukan
terlebih dahulu. Dengan menentukan tema dapat diketahui pula amanat yang hendak
disampaikan penulisnya. Jika tema dan amanat sudah ditentukan, cerita sejarah mulai
dapat dibuat drafnya.
2. Menetapkan sasaran pembaca
Pembaca yang berbeda menjadikan Teknik penyampaiak teks berbeda pula. Kosakata
yang dipilih disesuaikan dengan tingkat pemahaman pembaca. Jika sasaran
pembacanya anak-anak, tentunya penyampaian yang tepat adalah dengan
menggunakan Bahasa bergambar. Untuk remaja, gunakan kalimat-kalimat yang
popular.
3. Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
Peristiwa-peristiwa yang dimaksud adalah jika cerita berbentuk narasi fiksi. Jika cerita
berbentuk sejarah fakta, tentunya peristiwa itu langsung dialysis menggunakan
tahapan-tahapan yang runtut.
4. Membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
Peristiwa utama/pokok yang dipaparkan dikelompokkan ke dalam bagian awal,
petkembangan, dan akhir cerita. Bagian awal lebih mengedepankan paparan. Di bagian
perkembangan biasanya sudah mulai terlihat adanya konflik, sedangkan akhir cerita
biasanya menampilkan hikmah cerita tertentu untuk diteladani.

23

5. Memerinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai
pendukung cerita
Peristiwa-peristiwa utama yang dijelaskan dengan bagian-bagian pendukung cerita.
Dengan penjelasan itu, bagian-bagian pokok menjadi lebih detail. Jika perlu, contoh
atau gambaran-gambaran penjelas juga dapat dicantumkan.

6. Menyusun pokok dan perwatakan, latar, dan sudut pandang
Tokoh perlu ditentukan, mulai dari pemberian nama tokoh, perwatakan, sampai
dukungan cerita yang hendak ditampilkan. Latar waktu dan tempat juga menjadi
pertimbangan. Sudut pandang dibuat untuk menyempurnakan cerita sejarah yang
sedang dibuat.

7. Memahami Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dan menerapakan
Ejaan memang harus dipahami oleh setiap penulis. Struktur kalimat dan penggunaan
tanda baca juga memengaruhii makna teks cerita. Kalimat yang berbelit-belit menjadi
teks susah untuk dipahami, yang pada akhirnya membuat pembaca bosan. Jika kalimay
yang disusun menarik, teks akan menarik pembaca dan memudahkan pembaca
memahaminya.

8. Menyusun kalimat-kalimat dalam bentuk paragraph
Kalimat-kalimat dari draf disusun menjadi sebuah paragraph. Tentunya paragraph
yang sesuai dengan format cerita. Format cerita itu dapat berupa kalimat langsung
dengan sudut pandang tertentu, atau dapat pula dengan kalimat yang tidak langsung.

Ayo
Memahami

Kegiatan 1

Menyusun Kerangka Teks Cerita Sejarah
Kedelapan Langkah yang dikemukakan di atas sebagai acuan bagi penulis pemula untuk
belajar menulis teks, termasuk cerita sejarah. Bentuk kerangka karangan tersebut adalah
sebagai berikut.

24

Kerangka Cerita Sejarah

Tema
:…………………………………………………………………………………….
Judul
:…………………………………………………………………………………….

Paragraf 1 :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………

Paragraf 2:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………

Paragraf 3:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………

Paragraf 4 :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………

Paragraf ke- :

25

………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………

Kegiatan 2

Menulis Cerita Sejarah Sesuai Pengalaman Pribadi

Menulis cerita pribadi menjadi hal yang penting untuk melatih diri menjadi penulis teks
sejarah. Langkah awal yang dapat dilakukan anatar lain dengan berlatih menulis catatan
harian/buku harian, biografi, atutobiografi, dan memoar.

1. Buku harian
Tulisan jenis ini merekam kegiatan sehari-hari seseorang. Sifatnya sangat personal.
Dengan kata lain, merupakan potret diri si penulis. Kata yang digunakan adalah aku/saya.
Tulisan ini bersumber dari pengalaman. Pengalaman seseorang tentu berbeda antara yang
satu dan yang lain. Melalui catatan harian, pengalaman itu dikonversi menjadi tulisan.

2. Biografi
Biografi merupakan tulisan yang berkisah mengenai kehidupan seseorang. Secara
sederhana, biografi mencatat perjalanan kehidupan seseorang. Biografi ditulis oleh orang
lain. Biografi dapat berupa beberapa kalimat/wacana/teks ataupun buku. Biografi yang
singkat menjelaskan fakta-fakta kehidupan seseorang serta peran pentingnya, sedangkan
biografi Panjang menjelaskan informasi-informasi penting, lebih detail serta ditulis dengan
gaya cerita yang baik. Membaca sebuah biografi akan memperkaya wawasan. Selain itu,
kehidupan tokoh yang dikisahkan dapat dijadikan teladan bagi pembacanya.

3. Autobiografi
Biografi yang ditulis oleh diri sendiri dinamakan autobigrafi. Berawal dari catatan harian,
tulisan dikembangkan menjadi autobiografi. Jika catatan harian penceritaannya
mengambil bentuk kronologis secara ketat dan di dalamnya tercantum tanggal, hari, bulan,
tahun, bahkan ja, buku autobigrafi lebih terbuka dan tidak seketat catatan harian. Biasanya
tokoh-yokoh terkenal yang menulis sendiri biografinya adalah tokoh yang menekuni dunia
tulis-menulis atau menjadi penulis.

4. Memoar
26

Memoar disebut juga sebagai semiautobigrafi. Memoar mencatat peristiwa masa lampau
mengenai diri sendiri. Memoar menekankan pendapat, kesan, dan tanggapan pencerita
terhadap peristiwa yang dialami dengan tokoh-tokoh lain. Memoar dibuat sebagai
pengingat peristiwa yang dialami. Kejujuran/keaslian cerita menjadi hal yang sangat
penting dalam karya ini.

Latihan Soal

Kegiatan 3

1. Susunlah kerangka teks cerita berdasarkan pengalaman pribadi!

Kerangka Cerita Sejarah

Tema :…………………………………………………………………………………….
Judul :…………………………………………………………………………………….

Paragraf 1 :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Paragraf 2 :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Paragraf 3 :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

27

Paragraf 4 :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Paragraf 5 :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. Tulislah teks cerita sejarah sesuai dengan kerangka yang sudah dibuat!

28

Rangkuman
 Struktur cerita sejarah: orientasi, komplikasi, solusi, dan reorientasi
 Kaidah kebahasaan teks cerita sejarah: menggunakan kata benda atau kata ganti,

menggunakan tokoh sentral, menggunakan kata sifat, menggunakan kata yang
menggambarkan kejadian masa lampau, dan menggunakan frasa advelbial.
 Langkah menulis cerita sejarah:

 Menentukan tema dan amanat yang akan disampaiakn
 Menetapkan sasaran pembaca
 Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentu skema

alur
 Membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
 Memerinci peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung

cerita
 Menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang
 Memahami EBI dan menerapkannya
 Menyusun kalimat dalam bentuk paragraf
 Menulis sejarah pribadi: catatan/buku harian, biografi, autibiografi, dan memoar

29

TES SUMATIF

1. Bacalah teks berikut! Sebelum terbentuknya ASEAN pada 1967, beberapa negara di
Asia Tenggara telah melakukan berbagai upaya untuk membentuk kerja sama regional
di kawasan ini.Yang merupakan frase verbal pada kalimat di atas adalah ...
A. beberapa negara di Asia Tenggara
B. telah melakukan
C. kerja sama regional
D. berbagai upaya
E. di kawasan ini

2. Bacalah teks berikut! ECAFE dibentuk pada 28 Mei 1947 yang kemudian diubah
menjadi ESCAP (Economic and Social Commission for Asia and the Pacific), yaitu
badan khusus PBB yang banyak memberikan inspirasi bagi pertumbuhan kerja sama
regional di Asia Tenggara. Kata yang mengalami nominalisasi dalam kalimat di atas
adalah kata ...
A. dibentuk
B. inspirasi
C. kemudian
D. pertumbuhan
E. regional

3. Bacalah teks berikut! Colombo Plan, yang terbentuk pada 1950 dimaksudkan untuk

meningkatkan kerja sama ekonomi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Akan tetapi,

keanggotaannya tidak berasal dari suatu kawasan tertentu dan operasinya bersifat

bilatelaral, sehingga tidak sepenuhnya mencerminkan kerja sama regional. Walaupun

demikian, keberadaannya bermanfaat untuk memberikan dorongan pentingnya kerja

sama regional Asia Tenggara dalam pertemuan konsultatif The Asia Union di Baguio,

Filipina. Pertemuan dimaksudkan agar suara Asia lebih didengar di PBB dan

mendorong kerja sama di bidang ekonomi dan sosial antarnegara di Asia. Namun,

gagasan tersebut tidak berlanjut. Ide pokok pada paragraf teks cerita sejarah di atas

adalah ….

A. terbentuknya Colombo Plan

30

B. Manfaat Colombo Plan
C. Maksud terbentuknya Colombo Plan
D. Kerja sana dalam Colombo Plan
E. Peningkatan kerjasama dengan Colombo Plan.

4. Bacalah kalimat-kalimat berikut.
1) Hampir 100 kepala negara menghadiri upacara penghormatan resmi yang
berlangsung di bawah guyuran hujan deras di Stadion FNB, Soweto, Afsel, 10
Desember 2013.
2) Dua pemimpin negara yang bermusuhan sejak era Perang Dingin itu
bersalaman kemudian bersapa sambil tersenyum.
3) Para pemimpin yang selama ini berbeda pendapat, berseberangan, atau bahkan
telah bermusuhan selama puluhan tahun berada di panggung yang sama untuk
memberikan penghormatan kepada Mandela.
4) Tidak terkecuali Presiden AS, Barack Obama, dan Presiden Kuba, Raul Castro.

Urutan kalimat yang tepat sehingga membentuk teks cerita sejarah yang runtut adalah....
A.1-2-3-4
B.2-3-4-1
C.2-4-3-1
D 1-3-4-2
E. 3-4-1-2

5. Cermati penggalan teks novel sejarah berikut! Kala itu tahun 1309, Segenap rakyat
berkumpul di alun-alun Kerajaan Majapahit. Semua berdoa, apapun warna agamanya,
apakah Siwa, Buddha, maupun Hindu. Semua arah perhatian ditujukan dalam satu
pandang, ke Purawaktra yang tidak dijaga terlampau ketat. Kutipan tersebut termasuk
bagian struktur …
A. orientasi
B. pengungkapan peristiwa
C. abstraksi
D. menuju konflik
E. resolusi

31

6. Penggalan teks novel sejarah di atas mengandung nilai ….
A. estetis
B. sosial
C. agama
D. budaya
E. moral

7. Perhatikanlah kutipan berikut!
Di antara para Ibu Ratu yang terpukul hatinya, hanya ibu ratu Rajapatni Biksuni
Gayatri yang bisa berpikir sangat tenang.
Makna kata kias yang digunakan penulis untuk membangkitkan imajinasi pembaca
dalam teks novel sejarah di atas adalah …
A. sangat kecewa
B. sangat muram
C. sangat berduka
D. sangat sedih
E. sangat menderita

8. Cermati kalimat berikut!
Prajurit-prajurit yang telah diperintahkan membersihkan gedung bekas asrama telah
menyelesaikan tugasnya. Kata yang menunjukkan bahwa kalimat di atas bermakna
lampau adalah …
A. telah
B. bekas
C. prajurit
D. Gedung
E. yang

9. Cermati teks berikut! Hari Buruh, yang dikenal juga dengan sebutan May Day,
diperingati setiap 1 Mei. Di beberapa negara, Hari Buruh dijadikan hari libur tahunan,
yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi
dan sosial para buruh. Hari Buruh ini lahir dari rentetan perjuangan kelas pekerja. Pada
1886, terjadi demonstrasi kaum buruh Amerika Serikat yang menuntut pemberlakuan
delapan jam kerja. Frederation of Organized Trades and Labor Unions akhirnya
32

menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh yang diperingati momen tuntutan delapan jam
kerja sehari dan juga memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang
mencapai titik masif di era tersebut. Kalimat bermasa lampau pada penggalan teks
cerita sejarah di atas adalah….
A. Hari Buruh, yang dikenal juga dengan sebutan May Day, diperingati setiap 1 Mei.
B. Di beberapa negara, Hari Buruh dijadikan hari libur tahunan, yang berawal dari

usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial
para buruh.
C. Pada 1886, terjadi demonstrasi kaum buruh Amerika Serikat yang menuntut
pemberlakuan delapan jam kerja.
D. Frederation of Organized Trades and Labor Unions akhirnya menetapkan 1 Mei
sebagai Hari Buruh yang diperingati momen tuntutan delapan jam kerja sehari dan
juga memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik
masif di era tersebut.
E. Hari Buruh ini lahir dari rentetan perjuangan kelas pekerja

10. Kalimat yang menggunakan konjungsi temporal adalah….
A. Hampir 100 kepala negara menghadiri upacara penghormatan resmi yang
berlangsung di bawah guyuran hujan deras di Stadion FNB, Soweto, Afsel.
B. Mandela dimakamkan dengan adat Xhosa di sebuah makam di Desa Qunu, tempat
Ia menghabiskan masa kecilnya.
C. Nelson Mandela wafat dalam usia 95 tahun.
D. Sebelumnya, jenazah disemayamkan selama tiga hari di Union Buildings di
Prectoria, tempat Dia dilantik menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan.
E. Pemakaman terletak di tanah luas keluarga yang dibangun Mandela tahun 1990.

Penggalan teks berikut!
11. Dan bila orang mendarat dari pelayanan entah dari jauh entahlah dekat, ia akan berhenti

di suatu tempat beberapa puluh langkah dari dermaga. Ia akan mengangkat sembah di
hadapannya berdiri Sela Baginda, sebuah tugu batu berpahat dengan prasasti
peninggalan Sri Airlangga. Bila ia meneruskan langkahnya, semua saja jalanan besar
yang dilaluinya, jalanan ekonomi sekaligus militer. Ia akan selalu berpapasan dengan
pribumi yang berjalan tenang tanpa gegas, sekalipun di bawah matari terik. (Pramudya
Ananta Toor, Mangir)

33

Nilai yang terkandung dalam penggalan teks novel sejarah tersebut adalah …
A. nilai sosial
B. nilai budaya
C. nilai estetis
D. nilai moral
E. nilai agama

12. Cermati teks sejarah berikut!
Ultimatum agar Tentara Republik Indonesia (TRI) meninggalkan kota dan rakyat,
melahirkan politik “bumihangus”. Rakyat tidak rela Kota Bandung dimanfaatkan oleh
musuh. Mereka mengungsi ke arah selatan bersama para pejuang. Kolonel Abdul Haris
Nasution selaku Komandan Divisi III, mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan
memerintahkan rakyat untuk meninggalkan Kota Bandung. Bandung sengaja dibakar
oleh TRI dan rakyat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakannya lagi.
Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Api masih
membubung membakar kota. Bandung pun berubah menjadi lautan api. Bukti kutipan
tersebut bagian dari rangkaian peristiwa adalah…
A. mendeskripsikan suasana Kota Bandung
B. memaparkan peristiwa Bandung Lautan Api
C. berisi pemaparan alur, tokoh, dan latar yang akan disampaikan dalam peristiwa
Bandung Lautan Api
D. menggambarkan peristiwa sebelum terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api
E. berisi penjelasan berupa tanda-tanda akan munculnya peristiwa Bandung Lautan Api

13. Bacalah teks berikut
Pak Dirman memerintahkan agar istrinya menjual perhiasan untuk modal perjuangan.
Pak Dirman dalam keadaan sakit parah digerogoti TBC dan paru-paru tinggal satu
memimpin perang gerilya dari atas tandu. Bersama para gerilyawan yang beliau pimpin,
berjuang keluar masuk hutan naik turun gunung demi memerdekakan kita anak cucu
mereka. Berjuang dengan persenjataan seadanya, melawan musuh yang memiliki
persenjataan modern didukung kekuatan laut dan udara. Gerilya berdasar pada taktik
hit and run, ini ampuh untuk merontokkan moral Belanda. Latar waktu yang tampak
pada penggalan teks cerita sejarah tersebut adalah …
A. zaman kemerdekaan

34

B. masa penjajahan
C. era gerilya
D. di Yogayakarta
E. pagi hari
14. Peristiwa pada penggalan teks di atas adalah …
A. Taktik hit and run, ini ampuh untuk merontokkan moral Belanda.
B. Soedirman pejuang yang patut diteladani
C. Soedirman memimpin pasukannya bergerilya berjuang keluar masuk hutan naik

turun gunung demi memerdekakan.
D. Istri Paak Dirman menjual perhiasan untuk modal perjuangan.
E.Sakit parah digerogoti TBC dan paru-paru tinggal satu.

15. Kalimat yang perlu disunting karena ejaannya salah adalah ...
A. Pasukan menyusuri wilayah selatan Yogyakarta mulai dari Bantul hingga
Parangtritis.
B. Soedirman memimpin perang gerilya dari atas tandu.
C. Berkat perjuangan yang tak kenal menyerah, Belanda kewalahan secara militer
D. Gerilya berdasar kepada taktik hit and run, ini ampuh untuk merontokkan moral
Belanda.
E.Akhirnya, Belanda angkat tangan dan terpaksa mengajak RI untuk berunding
kembali..

35

DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Masnur. 2027. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. http://muslich-

m.blogspot.com/2007/04/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html
Diunduh Pada tanggal 12 September 2021 pukul 15.00 WIB
Yustinah. 2018. Produktif Bebahasa Indonesia untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta:
Erlangga.

36


Click to View FlipBook Version