The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Data Hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 Bappeda Kabupaten Sumenep

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by bappeda.sumenepkab, 2016-07-20 21:19:26

Data Hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015

Data Hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 Bappeda Kabupaten Sumenep

Keywords: Bappeda Sumenep

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 1

PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Karena atas karuniaNYA
Buku Saku Data Hasil-Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten Sumenep
Tahun 2015 ini berhasil disusun.
Potensi Kabupaten Sumenep memuat kondisi wilayah, penduduk serta potensi
yang dimiliki Kabupaten Sumenep, sehingga dapat menjadi referensi bagi siapa saja
agar lebih mengetahui dan mengenal Kabupaten Sumenep. Dengan lebih mengetahui
dan mengenal karakteristik wilayah, penduduk, budaya, pariwisata serta potensi daerah
lainnya, diharapkan dapat menarik wisatawan maupun investor untuk berkunjung ke
Kabupaten Sumenep, kabupaten paling timur di Pulau Madura.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak
yang telah berkontribusi dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan, antara
lain seluruh SKPD di Kabupaten Sumenep, BPS Sumenep, Kementrian Agama
Sumenep, dan instansi pemerintah lainnya.

Kami berharap Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Sumenep, Januari 2016
KEPALA BAPPEDA KABUPATEN SUMENEP

Drs. H. R. Akhmad Aminullah, M.Si.
NIP. 19590828 198003 1 007

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 2

SEJARAH KABUPATEN SUMENEP A. KONDISI UMUM WILAYAH
KABUPATEN SUMENEP
Nama Songènèb sendiri dalam arti
etimologinya merupakan Bahasa Kawi / Jawa 1. Luas dan Batas Wilayah
Kuno yang jika diterjemaahkan mempunyai Kabupaten Sumenep merupakan
makna sebagai berikut :
salah satu dari 4 (empat) Kabupaten
 Kata “Sung” mempunyai arti sebuah yang ada di Pulau Madura Provinsi
relung/cekungan/lembah, dan Jawa Timur yang terletak diantara 1130
 kata “ènèb” yang berarti endapan yang 32’ 54” – 1160 16’ 48” Bujur Timur dan
tenang, 40 55’ – 70 24’ Lintang Selatan dengan
luas wilayah 2.093,458 Km2, yang
maka jika diartikan lebih dalam lagi Songènèb terbagi dalam 27 Kecamatan, 330 Desa
/ Songennep (dalam bahasa Madura) dan 4 Kelurahan dengan jumlah pulau
mempunyai arti "lembah/cekungan yang sebanyak 126 pulau yaitu 48 pulau
tenang". berpenghuni dan 78 pulau tidak
Penyebutan Kata Songènèb sendiri berpenghuni.
sebenarnya sudah popular semenjak
Kerajaan Singhasari sudah berkuasa atas Batas wilayah administrasi
Jawa, Madura dan Sekitarnya, seperti yang Pemerintahan Kabupaten Sumenep
telah disebutkan dalam kitab Pararaton adalah sebagai berikut :
tentang penyebutan daerah "Sumenep" pada Sebelah Utara : berbatasan dengan
saat sang Prabu Kertanegara menyingkirkan Laut Jawa
Arya Wiraraja (penasehat kerajaan dalam Sebelah Selatan : berbatasan dengan
bidang politik dan pemerintahan) ke Wilayah Selat Madura
Sumenep, Madura Timur tahun 1926 M. Sebelah Timur : berbatasan dengan
'“Hanata Wongira, babatangira buyuting Laut Jawa/Laut Flores
Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Sebelah Barat : berbatasan dengan
Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan Kabupaten Pamekasan
kandel denira, dinohaksen, kinun adipati
ring Sungeneb, anger ing Madura wetan”.'
Yang artinya : “Adalah seorang hambanya,
keturunan orang ketua di Nangka, bernama
Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja,
rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan
disuruh menjadi adipati di Sumenep.
Bertempat tinggal di Madura timur.”

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 3

LOGO KABUPATEN Tabel: 1
SUMENEP
Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Dusun
Logo Kabupaten Sumenep Kab. Sumenep
berbentuk perisai dengan
lima sudut, desainnya sangat No Kecamatan Jumlah
simpel, sekilas yang terlihat
hanya gambar kuda terbang Desa/Kel. Dusun
warna emas dan pita putih
bertuliskan “SUMEKAR” di 1. Kota Sumenep 12 40
bagian bawahnya. Akan
tetapi logo Kabupaten 2. Batuan 7 23
Sumenep ini memiliki makna
yang sangat besar. Kuda 3. Kalianget 7 26
bersayap melambangkan
keberanian dan sikap 4. Manding 11 49
patriotisme yang tinggi.
Warna emas digunakan 5. Talango 8 62
untuk mengagungkan Tuhan
Yang Maha Esa. Tulisan 6. Bluto 20 60
“SUMEKAR” memiliki makna
semakin mekar dan 7. Saronggi 14 54
berkembang. Sangat sesuai
dengan cita – cita Pancasila 8. Lenteng 20 79
untuk mensejahterakan
seluruh lapisan masyarakat. 9. Giligenting 8 40

10. Guluk-guluk 12 70

11. Ganding 14 73

12. Pragaan 14 72

13. Pasongsongan 10 68

14. Ambunten 15 53

15. Dasuk 15 56

16. Rubaru 11 37

17. Batang-Batang 16 98

18. Batu Putih 14 78

19. Dungkek 15 66

20. Gapura 17 57

21. Gayam 10 58

22. Nonggunong 8 29

23. Ra’as 9 38

24. Masalembu 4 11

25. Arjasa 19 156

26. Kangayan 9 46

27. Sapeken 11 48

JUMLAH 334 1.547

Sumber data : Bagian Pemerintahan Desa, 2015

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 4

2. Letak dan Kondisi Geografis

Secara goegrafis Kabupaten Sumenep yang terletak diujung timur Pulau
Madura terbagi dalam 2 (dua) wilayah yaitu Wilayah Daratan dan
Kepulauan ;
 Wilayah Daratan dengan luas 1.146,927 Km2 (54,79%) terbagai atas 18

Kecamatan
 Wilayah kepulauan dengan luas 946,531 Km2 (45,21%) terbagi atas 9

Kecamatan
Berdasarkan gugusan pulau-pulau yang ada di Kabupaten Sumenep,

pulau terjauh/paling utara adalah pulau Karamian Kecamatan Masalembu,
dengan jarak tempuk lebih kurang 151 mil dari Pelabuhan Kalianget yang lebih
dekat dengan Pulau Kalimantan. Sedangkan pulau yang paling timur adalah
pulau Sakala Kecamatan Sapeken dengan jarak tempuh lebih kurang 165 mil
dari pelabuhan Kalianget yang lebih dekat dengan Pulau Sulawesi.

Kondisi topografi Kabupaten Sumenep secara umum berada pada
ketinggian antara 0-500 meter diatas permukaan laut. Sedangkan sebagian lagi
berada pada ketinggian antara 500-1000 meter diatas permukaan laut, sehingga
ketinggian lahan di Kabupaten Sumenep dapat dikatagorikan menjadi 2 bagian,
yaitu:
a. Wilayah dengan ketinggian 0-500 meter dpl seluas 208.697,40 Ha atau

mencapai luasan sekitar 99,72% dari seluruh luas wilayah Kabupaten
Sumenep
b. Wilayah yang memiliki ketinggian 500-1000 meter dpl mencapai luasan
578,42 Ha atau sekitar 0,28% dari seluruh luas wilayah Kabupaten
Sumenep.

Selain ketinggian, kondisi topografi juga dapat dilihat dari kemiringan
lahan luas wilayah Kabupaten Sumenep dengan luas sekitar 2.093,458 Km2,
memiliki tingkat kemiringan lahan yang bervariasi antara lain :
a. Wilayah yang memiliki kemiringan antara 0-30% luasnya sekitar 1.613,29 Ha

atau 77,51%
b. Wilayah yang memiliki kemiringan antara 30-60% luasnya sekitar 437,39 Ha

atau 21,02%, kawasan ini dapat dijumpai pada kawasan perbukitan

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 5

c. Sedangkan luas wilayah yang memiliki kemiringan > 60% berupa area
pegunungan dengan luasan sekitar 30,75 Ha atau 1,48%

3. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Sumenep berdasarkan data dari Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2015 sampai dengan bulan November
2015 sebanyak 1.104.383 jiwa dengan komposisi 530.255 laki-laki (48,01%) dan
574.128 perempuan (51,99%). Hal ini menunjukkan jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki dengan sex ratio 0,92
dalam arti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 92 penduduk laki-laki.
Angka ini menunjukkan bahwa penduduk perempuan berjumlah lebih besar
dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.

Penduduk Kabupaten Sumenep terdiri dari 5 suku bangsa yaitu: Madura,
Jawa, Bugis, Mandar dan Bajoe. Dari kelima suku bangsa tersebut 3 suku
bangsa, yaitu : Bugis, Mandar dan Bajoe berada di daerah kepulauan, yaitu:
Kangean, Masalembu dan Sapeken yang lebih dekat ke Pulau Kalimantan dan
Pulau Sulawesi. Sedangkan suku Madura merupakan suku mayoritas bertempat
di wilayah daratan dan sebagian kecil di kepulauan.

Apabila dilihat dari Tabel 2, tampak bahwa kepadatan penduduk
Kabupaten Sumenep dari tahun ke tahun semakin meningkat, walaupun pada
tahun 2015 menurun namun hal ini dikarenakan bahwa data pada tahun 2015
adalah data sangat sementara (sampai dengan bulan November 2015). Ini
berarti bahwa pertumbuhan penduduk tinggi, disebabkan oleh angka kelahiran
dan penduduk yang datang ke Sumenep (emigrasi) lebih banyak daripada angka
kematian dan jumlah imigrasi.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 6

Tabel 2. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk se Kabupaten Sumenep Tahun 2015

No Kecamatan Nama ibu Kota Jumlah Luas Kepadatan
Kecamatan Penduduk Wilayah Penduduk
(km2) (jiwa/km2)
(Jiwa)
1.153.80
1 Pragaan Pragaan Laok 66.736 57,84 952,53
2 Bluto Bunbungan 48.817 51,25 547,63
3 Saronggi Tanamerah 37.080 67,71 892,68
4 Giligenting Aenganyar 27.066 30,32 781,94
5 Talango Talango 39.308 50,27
6 Kalianget Kalianget Timur 41.351 30,19 1.369,69
7 Kota Sumenep Pamolokan 69.979 27,84 2.513,61
8 Batuan Batuan 12.539 27,10
9 Lenteng Ellak Laok 62.139 71,41 462,69
10 Ganding Ketawang 37.522 53,97 870,17
11 Guluk-guluk LGPaaurnlauankog-ngagunalunk 49.279 59,57 695,24
12 Pasongsongan Ambunten Timur 48.800 119,03 827,24
13 Ambunten Rubaru 40.097 50,54 409,98
14 Rubaru Kerta Timur 37.555 84,46 793.37
15 Dasuk Manding Laok 30.761 64,50 444,65
16 Manding Batuputih Laok 28.553 68,88 476,91
17 Batuputih Gapura Barat 43.973 112,31 414,53
18 Gapura Batang-batang 38.422 65,78 391,53
19 Batang-batang DSDouaknyaagrkaemke Paseser 54.308 80,36 584,09
20 Dungkek Pancor 36.206 63,35 675,81
21 Nonggunong Brakas 13.935 40,08 571,52
22 Gayam Sapeken 33.259 88,40 347,68
23 Raas Kalikatak 38.561 38,90 376,23
24 Sapeken Kangayan 47.712 201,89 991,28
25 Arjasa Sukajeruk 72.979 241,99 236,33
26 Kangayan 23.852 204,68 301,58
27 Masalembu 23.751 40,85 116,53
1.104.540 2.093,47 581,42
TAHUN 2015 1.102.774 2.093,47 527,61
TAHUN 2014 1.101.921 2.093,47 526,77
TAHUN 2013 1.097.541 2.093,47 526,36
TAHUN 2012 524,27

(Sumber data : Dinas Kependudukan dan catatatan Sipil, 2015)

4. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Sumenep berdasarkan hasil evaluasi

ternyata pemanfaatan lahan pertanian mengalami penurunan jika dibandingkan
dengan satu dekade sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari luas areal dan
produksi hasil pertanian serta sektor lainnya yang mengalami penurunan.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 7

Sedangkan areal tanah menurut penggunaan lahan di Kabupaten
Sumenep dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Di Kabupaten Sumenep

No. Penggunaan Luas
( Ha )
I Lahan Pertanian
a. Lahan Sawah 167.920
1 Irigasi teknis 25.059
2 Irigasi setengah teknis 4.162
3 sederhana 2.503
4 Non PU 1.403
5 Tadah hujan 569
6 Lainnya 16.543
b. Lahan pertanian bukan sawah 5
1 Tegal/kebun
2 Ladang 142.861
3 Tidak diusahakan 121.219
4 Lainnya
II Lahan Bukan Pertanian 71
1 Rumah, bangunan dan hal sekitarnya 5.195
2 Hutan Negara 16.376
3 Rawa-rawa 54.516
4 Lainnya 18.680
21.207
TOTAL
Sumber data : Sumenep in Figures 2015 48
14.581
209.347

5. Daftar Bupati Sumenep
Semenjak Wilayah Sumenep

berganti dari wilayah Ke-adiapatian ke
Kabupaten, tercatat ada 16 bupati yang
telah mememimpin Sumenep sampai
sekarang. Pada tahun 1957, Sumenep
pernah terjadi dualisme kepemimpinan
dikarenakannya berlakunya UU. No.
L/1957, namun semenjak tahun 1960,
dihapuslah UU tersebut dan akhirnya
sesuai dengan Keppres No. VI/1959 Sumenep kembali dipimpin oleh seorang

Gambar 1. Pasarean Raja-Raja Sumenep di Asta

bupati. Berikut Daftar Bupati Sumenep dari tahun 19T2in9gghi ingga sekarang :

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 8

a. R.T.A. Samadikun, periode masa pemerintahan 1929 – 1947
b. R.P. Amidjojo, periode masa pemerintahan 1947 - 1949
c. R.P.M. Ali Pratamingkusuma, periode masa pemerintahan 1949 – 1954
d. R.M. Ruslan Wongsokusuma, periode masa pemerintahan 1954 – 1956
e. R.A.M. Ruslan Cakraningrat, periode masa pemerintahan 1956 - 1958
f. R. Soerakhmad Prawirodjo, periode masa pemerintahan 1958 - 1960
g. R. Achyak Sosrosuganda, periode masa pemerintahan 1958 - 1960
h. R. Abdullah Mangunsiswo, periode masa pemerintahan 1960 - 1963
i. Drs. Abdurrachman, periode masa pemerintahan 1963 - 1974
j. R.P. Machmud S, periode masa pemerintahan 1974 - 1975
k. R. Soemaroem, periode masa pemerintahan 1975 - 1985
l. R. Soegondoe, periode masa pemerintahan 1985 - 1995
m. Kol. Art. H. Soekarno Marsaid, periode masa pemerintahan 1995 - 2000
n. KH. MOH. Ramdhan Siradj, SE,MM, periode masa pemerintahan 2000 - 2010
o. Drs. KH. A. Busro Karim, M.si, periode masa pemerintahan 2010 - 2020

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 9

Gambar 3. Peta Administrasi Kabupaten Sumenep

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 10

B. HASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN SUMENEP
1. Kondisi Ekonomi
a. Pertanian

Kabupaten Sumenep memiliki potensi pertanian tanaman pangan yang
cukup bervariasi meliputi padi, jagung, kacang kedelai, singkong dan umbi-
umbian. Pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi PDRB
terbesar dan banyak menyerap tenaga kerja. Jenis komoditas pertanian yang
produksinya paling banyak adalah jagung, padi, dan ubi kayu. Jumlah
produksi padi menunjukkan peningkatan dari 181.036 ton pada tahun 2011
menjadi 205.800 ton pada tahun 2015. Padahal luas areal tanam untuk
komoditi padi menurun secara drastis, yaitu seluas 41.168 ha pada tahun
2011 menjadi seluas 16.613 Ha tahun 2015 (angka sangat sementara). Pada
beberapa komoditi pertanian seperti jagung dan kacang tanah mengalami
penurunan baik produksinya maupun luas areal tanamnya. Hal ini dapat
dikarenakan petani beralih pada tanaman kacang hijau dan bawang merah.

Tabel 4. Jumlah Produksi Komoditi Pertanian di Kabupaten Sumenep

No. KOMODITI Jumlah Produksi (Ton)

2011 2012 2013 2014 2015*

A. Tanaman Pangan 181.036 178.711 192.716 243.298 205.800
1 Padi (gabah) 431.838 433.545 421.043 422.601 404.085
2 Jagung
3 Kacang Tanah 9.990 7.056 6.936 8.981 6.238
4 Kedelai 13.245 10.937 11.076 10.987 7.578
5 Kacang Hijau 19.476 13.154 11.747 13.885 16.900
104.245
6 Ubi Kayu 218.589 163.836 186.866 189.946
7 Ubi Jalar 686 500,86 776 906 371
699 n.a
8 Sorghum 420 504 285
2.228.90
B. Sayuran
1.205.60
1 Bawang Merah 902 1.662 2.537 2.275 474.70
237 131.90
2 Cabe Merah 904 502 276 255.1
4.285 133.5
3 Cabe Rawit 6.110 6.544 5.014
1.442
4 Ketimun 795 1.142 810 2.102

5 Tomat 334 397 307 975
1.470
6 Terong 554 443 714

7 Kc Panjang 551 573 487

Sumber Data : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Sumenep ,2015

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 11

Tabel 5. Luas Areal Komoditi Pertanian di Kabupaten Sumenep

No. KOMODITI Luas Areal (Ha)
A. Tanaman Pangan
2011 2012 2013 2014 2015*

1 Padi (gabah) 41.168 33.938 31.986 34.171 16.613
2 Jagung 152.826 144.175 135.558 139.949 42.180
3 Kacang Tanah
4 Kedelai 6.408 4.546 4.131 5.346 2.226
5 Kacang Hijau 8.802 7.702 6.504 6.579 4.664
13.282 8.894 7.269 8.678 10.503

6 Ubi Kayu 15.310 12.369 12.914 13.010 2.250
7 Ubi Jalar 118 93 123 145 9
8 Sorghum 395 384 551
B. Sayuran 459
1 Bawang Merah
2 Cabe Merah 902 1.662 2.537 2.275 710.00
3 Cabe Rawit 904 502 276 237
4 Ketimun 6.110 2.812.00
795 6.544 5.014 4.285 195
1.142 810 1.442

5 Tomat 334 397 307 2.102 91
975 153
6 Terong 554 443 714 263
1.470
7 Kc Panjang 551 573 487

Sumber Data : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Sumenep, 2015

b. Perkebunan

Tanaman perkebunan yang berkembang di Kabupaten Sumenep pada
umumnya merupakan tanaman perkebunan rakyat. Komoditi yang cukup

banyak dan memilki potensi untuk dipasarkan
diantaranya tembakau, cabe jamu, jambu mente,
kelapa, dan siwalan. Produksi tembakau pada
tahun 2014 mencapai 9.429.744,20 ton, produksi
jambu mente mencapai 4.430,48 ton dan cabe
jamu 4.610,70 ton, seperti pada tabel 6 berikut.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 12

Tabel 6. Potensi Unggulan Komoditi Perkebunan di Kabupaten Sumenep

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

NO KOMODITI Luas PROD. (ton) Luas PROD. (ton) Luas Lahan PROD. (ton)
Lahan Lahan (Ha)
(Ha) (Ha)

1. Tembakau 14.332,69 3.229,67 16.260,77 9.429.744,20 14.366,69 8.039.459,15

2. Jambu 10.097,63 3.469,76 10.897,63 4.430,48 10.912,63 4.919,09
Mente

3. Cabe 2.451,89 8.671,58 2.501,89 9.468,71 2.517,39 9.658,08
Jamu 51.171,97 41.422,92

4. Kelapa 51.021,87 36.184,05 51.129,37 40.610,70

Sumber :Dinas Kehutanan dan Perkebunan Tahun 2015

c. Peternakan

Perkembangan sektor peternakan di Kabupaten Sumenep cukup
bagus sehingga perlu dikembangkan agar populasi ternak terus meningkat,
disamping perlu juga adanya pengawasan terhadap lalu lintas ternak yang

masuk ke Sumenep. Populasi ternak
besar yang cukup dominan di Kabupaten
Sumenep beberapa tahun terakhir ini
adalah sapi yaitu sebanyak 349.081 ekor
pada tahun 2014 dan meningkat menjadi
351.817 ekor pada tahun 2015.
Sedangkan populasi kuda dan kerbau
tidak mengalami penambahan yang
signifikan, karena kedua jenis ternak ini
bukan merupakan komoditi andalan bagi
Gambar 5. Populasi ternak Sapi Madura para peternak di Kabupaten Sumenep.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 13

Untuk populasi ternak kecil meliputi kambing sebanyak 147.735 ekor
pada tahun 2014 meningkat menjadi 148.909 ekor pada November tahun
2015, domba 38.083 ekor (2014) bertambah menjadi 38.281 ekor (2015).
Sedangkan untuk unggas paling banyak diusahakan adalah ayam buras yaitu
sebanyak 773.734 ekor pada tahun 2014 dan mengalami peningkatan pada
tahun 2015 menjadi 775.215 ekor. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi
dan produksi ternak besar/kecil di Kabupaten Sumenep dapat dilihat pada
Tabel 7 dan 8 berikut.

Tabel 7. Populasi Ternak dan Produksi Ternak di Kabupaten Sumenep

Jumlah Populasi (ekor)
No Jenis Ternak

2011 2012 2013 2014 2015*

A. Ternak Besar

1 Sapi 357.038 360.862 345.095 349.081 351.817

2 Kuda 2.122 2.120 2.126 2.137 2149

3 Kerbau 5.189 5.187 5.027 5.039 5.033

B. Ternak Kecil

1 Kambing 145.164 145.947 146.835 147.735 148.909

2 Domba 37.411 37.628 37.838 38.083 38.281

3 Kelinci 2.422 2.593 2.824 2.954 3.327

C. Unggas

1 Ayam Buras 796.805 769.359 771.569 773.734 775.215

2 Ayam ras pedaging 331.475 171.630 273.467 112.965 114.300

3 Ayam Ras petelur 306.625 310.077 252.966 313.472 316.954

4 Itik 55.415 55.483 45.685 55.738 55.864

5 Itik manila 12.066 12.057 12.118 12.217 12.271

Sumber Data : Dinas Peternakan Kab. Sumenep, 2015 (sampai Triwulan III)

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 14

Tabel 8. Populasi Ternak dan Produksi Ternak (daging) di Kabupaten Sumenep

No Jenis Ternak 2011 Produksi Daging (kg) 2015*
2012 2013 2014

A. Ternak Besar

1 Sapi 2.661.363 2.689.865 2.572.338 2.602.050 2.662.444
2 Kuda - --
- -
3 Kerbau - -- - -

B. Ternak Kecil

1 Kambing 278.715 280.218 281.923 283.651 148.909
66.645 66.992
2 Domba 65.469 65.849 66.217
- -
3 Kelinci - --

C. Unggas

1 Ayam Buras 560.159 558.555 560.159 561.731 562.806
465.981 471.448
2 Ayam ras pedaging 276.284 273.467 460.474 258.614 261.487
55.738 46.088
3 Ayam Ras petelur 255.814 252.966 255.814 12.217 10.124

4 Itik 45.818 55.376 55.483

5 Itik manila 12.057 12.118

Sumber Data : Kantor Peternakan Kab. Sumenep, November 2015

d. Perikanan dan Kelautan
Sektor perikanan di Kabupaten Sumenep mempunyai potensi

perikanan yang cukup besar untuk dikembangkan baik perikanan laut
maupun perikanan darat. Hal ini sangat mendukung dengan adanya daerah
kepulauan untuk perikanan air laut yang memilki garis pantai yang cukup
panjang maupun untuk perikanan darat. Pembangunan perikanan dan
kelautan disamping dapat meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan
daerah juga dituntut untuk menjaga
kelestarian sumber daya laut.
Kegiatan sektor perikanan dapat
dibedakan atas perikanan laut dan
perikanan darat. Kegiatan perikanan
darat meliputi perikanan tambak,
kolam, keramba dan perikanan
perairan umum.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 15

Pertumbuhan sektor

perikanan laut ini sangat potensial

dan diharapkan kedepan makin

banyak pengusaha yang tertarik

berinvestasi dibidang industri

perikanan dan kelautan antara lain

industri pengalengan ikan,

pengasinan dan pengasapan ikan

serta budidaya ikan.

Tabel 9. Potensi Unggulan Komoditi Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Sumenep

No Komoditi Produksi Daging (ton) 2015
2011 2012 2013 2014 69.27

1 Ikan Kerapu 1.094,53 1.639,20 1.968,90 1.991,90 1.269.70
56.212.29
2 Udang 1.163,20 1.352,90 1.062,10 1.158,70 1.188.90

3 Rumput Laut 533.706,37 549.717,56 569.651,41 583.697,05 n.a
n.a
4 Lobster 969,50 150.70 75,00 70,00 66.99

5 Kakap Merah 2.032,10 2.301,30 2.398,10 2.321,70

6 Rajungan 2.534,30 1.014,60 700.30 816,80

7 Lele 88,00 91,08 124,72 131,71

Sumber Data : SIPD Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Sumenep, November 2015

e. Perindustrian dan Perdagangan
1) Perindustrian
Upaya strategis dalam memperkuat daya saing ekonomi
masyarakat perlu dilakukan secara terpadu dengan menstimulus iklim
berusaha yang kondusif dan peluang usaha yang seluas-luasnya, dengan
bantuan fasilitas dari berbagai pihak baik pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, maupun lembaga donor yang diberikan secara selektif
terutama dalam bentuk pembinaan, pendampingan, pendidikan dan
pelatihan, informasi bisnis, tekhnologi dan permodalan usaha. Dengan
melakukan berbagai upaya terpadu ini diharapkan dapat mempercepat

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 16

proses pengembangan masyarakat dalam pengentasan masyarakat dari
kemiskinan dan mengurangi pengangguran.

Untuk meningkatkan efektifitas, kebijakan pemberdayaan
masyarakat memang diperlukan adanya suatu konsepsi dasar yang
dibangun berdasarkan suatu pendekatan yang komprehensif. Isu sentral
dalam pemberdayaan masyarakat selama ini adalah tidak adanya
kesinambungan pelaksanaan program- program yang dilaksanakan atau
kebijakan program sebagian bersifat trial and eror. Untuk itu maka
diperlukan adanya suatu kebijakan yang berkesinambungan yang
berkaitan langsung dengan perbaikan keterampilan dan kesejahteraan
masyarakat dengan jalan memberdayakan industri rumah tangga menjadi
produktif dan berdaya saing.

Sektor industri sebagai sektor yang paling dominan dalam
menyerap lapangan pekerjaan di Kabupaten Sumenep, oleh karena itu
pembinaan lebih lanjut perlu dilakukan secara intensif agar dapat
mendorong eksistensi para pelaku industri kecil.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 17

Tabel 10. Perkembangan Jumlah Industri Kecil per Jenis Kerajinan di

Kabupaten Sumenep

No. Jenis Kerajinan Jumlah Industri Kecil (unit)
2013 2014 2015

1 Kulit 4 10 12

2 Kayu 4 7 10

3 Logam/Logam Mulia 546 572 585

4 Anyaman/Gerabah/Keramik 4 10 12

5 Dari kain tenun 000

6 Industri makanan/minuman 410 556 572

7 Tekstil 000

8 Pakaian Jadi 111

9 Penerbitan, percetakan dan 10 10 10
reproduksi media rekaman

10 Kertas 000

11 Kimia 666

12 Furniture dan industri pengolahan 397 401 401
lainnya

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumenep, 2015

2) Perdagangan
Pembangunan perdagangan merupakan salah satu kegiatan di

bidang ekonomi yang mempunyai peran strategis dalam rangka
pembangunan daerah. Pembangunan perdagangan sangat penting dalam
upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, dan
memberikan sumbangan yang sangat cukup berarti dalam menciptakan
lapangan usaha serta perluasan kesempatan kerja dan peningkatan
pendapatan. Terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
Kabupaten Sumenep, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor memiliki kontribusi sebesar 8,88 % (2014).

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 18

Tabel 11. Sarana Perdagangan di Kabupaten Sumenep

Sarana Perdagangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Pasar Tradisional (unit) 36 36 36

Pasar Lokal 36 36 36

Pasar regional 111

Pasar swalayan/toserba 27 27 27

Warung/kios 2.084 2.015 2.027

Sumber : SIPD Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2015

f. Investasi

Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di

Kabupaten Sumenep selama 2 tahun terakhir meningkat. Pada Tahun 2014

sebesar Rp. 237.611.120.290,- meningkat menjadi Rp. 396.069.566.864,-

pada tahun 2015, atau meningkat kira-kira sebsar 40,01 %. Beberapa upaya

yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam rangka

meningkatkan investasi tersebut antara lain dengan mengikuti/mengadakan

pameran baik pada skala regional maupun nasional.

g. Koperasi

Jumlah koperasi aktif di Kabupaten Sumenep mengalami

perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat pada tabel 12 berikut :

Tabel 12. Jumlah Koperasi di Kabupaten Sumenep

No Jenis Data 2013 2014 2015

1 Jumlah Koperasi 1.255 1.297 1.358

- Koperasi Aktif 1.086 859 918

- Koperasi Tidak Aktif 169 438 440

2 Koperasi Induk 222

3 Koperasi Primer 1.255 1.297 1.356

- KUD 24 24 24

- Non KUD 1.086 1.299 1.334

Sumber : SIPD Dinas Koperasi dan UKM, 2015

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 19

h. Pariwisata
Pengembangan pariwisata memiliki nilai strategis, mengingat

membutuhkan upaya yang terarah dan terpadu dalam pengembangan
pariwisata melalui kegiatan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi
dengan sektor-sektor pembangunan yang lain sehingga tercipta iklim
pengembangan yang lebih baik, selaras, seimbang dan serasi.

Kegiatan kepariwisataan merupakan suatu jasa yang memanfaatkan
sumber alam dan lingkungan yang memiliki kekhususan tertentu seperti
kebudayaan, peninggalan sejarah, keindahan alam dengan menjaga dan
memelihara kelestariaannya dalam usaha pengembangan wisata. Ditinjau
dari keragaman potensi budaya, permasalahan dan isu strategis
pengembangan produk wisata Kabupaten Sumenep, diperlukan kebijakan
Pemerintah Daerah dalam usaha meningkatkan kualitas produk wisata
sebagai peluang investasi agar dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terutama terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat disekitar area wisata.
Tabel 13. Kunjungan Wisatawan ke Tujuan Obyek Wisata Di Kabupaten Sumenep

N Obyek Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

o Wisata Wisman Wisnu Wisman Wisnu Wisman Wisnu
1. Pantai Slopeng 81 13.924 53 22.416 40 37.795

2. Pantai Lombang 0 37.360 95 31.536 131 62.494

3. Museum Kraton 0 40.433 90 32.406 165 43.603

4. Asta Tinggi 9 390.080 25 247.649 11 198.518

5. Asta Yusuf 1 167.771 0 70.648 6 84.048

6. Asta Panaongan 0 24.516 3 25.032 0 12.037

7. Situs Banteng 00 94 1.084 47 1.411

8. Situs Batogung 00 18 9.373 8 5.193

9. Waterpark 00 0 104.101 9 76.490

JUMLAH 91 674.084 378 544.245 417 626.926

Sumber data : Dinas Pariwisata, Pemuda dan OR dalam Sumenep In Figure 2015

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 20

POTENSI WISATA KABUPATEN SUMENEP

1. Wisata Alam

 Pantai lombang di Kec. Batang-

Batang

Pantai yang terletak di sebelah Utara

Kota Sumenep, tepatnya di

Kecamatan Batang-batang (+ 35km)

Desa Lombang ini memiliki pesona

tersendiri. Keunikan

pemandangannya dikarenakan pada

sepanjang pantai dihiasi oleh Pohon

Cemara Udang, yaitu endemi

tumbuhan khas dari pantai ini, dimana hanya tumbuh di Pantai Lombang dan

beberapa pantai di perairan laut Tiongkok.

 Pantai Slopeng di Kec. Dasuk
Pantai Slopeng sebuah lokasi wisata yang terletak di Desa Semaan ,
Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep. Untuk menuju Pantai yang satu ini
para wisatawan bisa melewati dua akses utama.
Pertama, anda dapat menggunakan akses jalan pantai utara Madura, yaitu
melewati Kota Bangkalan dan
langsung menuju Kecamatan
Arosbaya, yang dilanjutkan
dengan rute lurus kearah
timur dengan pemandangan
pesisir pantai utara madura
yang masih alami. Dari Akses
Jembatan Suramadu jarak
menuju Pantai Slopeng

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 21

mencapai 70 KM. Melalui jalur ini anda akan dipandu sejumlah papan
petunjuk yang tersedia di jalan, hingga sampai di Kecamatan Ambunten, dari
sana anda terus melaju kearah timur sekitar 7 KM.
Sedangkan untuk rute utama kedua anda akan melalui jalur utama Madura
hingga menuju Kota Sumenep, setelah dari Kota Sumenep jarak Pantai
Slopeng kurang lebih 15 KM sebelah barat daya kota sumenep. Seperti jalur
utara, sudah banyak petunjuk jalan menuju objek wisata pantai slopeng.
Pantai Slopeng memiliki hamparan pasir yang membentang sepanjang 6 km,
yang merupakan daya tarik bagi wisatawan. Berbeda dengan Pantai
Lombang, Pantai Slopeng ini di hiasi dengan pohon kelapa dan pohon
Siwalan yang melambai-lambai sepanjang hamparan pasir putih. Pesona
pantai ini sangat indah pada saat matahari terbenam, karena sunset nya
yang berwarna keemasan sangat kontras dengan kilau hamparan pasir putih.

 Pantai Badur di Kec. Batuputih
Pantai Badur, begitulah masyarakat setempat menamai lokasi wisata yang
satu ini. Nama Badur tersebut di ambil dari nama desa yang ada di sekitar
lokasi pantai tersebut, yaitu Desa Badur. Itulah kenapa masyarakat
menyebutnya Pantai Badur, atau Pantai Desa Badur. Desa Basur ini terletak
di kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur,
Indonesia. Lokasinya tidak terlalu jauh dari lokasi Pantai Slopeng dan Pantai
Lombang, bahkan berada di antara kedua pantai yang paling terkenal di
Sumenep tersebut. Jarak antara pusat kota Sumenep dan Pantai Badur ini
tidak terlalu jauh, meski juga tidak bisa dibilang dekat, kurang lebih sekitar 18
kilometer, jadi untuk sampai mungkin memakan waktu kurang lebih sekitar
30 hingga 35 menit dengan mobil.
Pantai Badur adalah pantai yang indah, meski tidak seluas Pantai Slopeng
dan Pantai Lombang. Pasirnya yang berwarna putih, dan masih sangat
bersih serta ombaknya yang tenang merupakan daya tarik tersendiri
terutama bagi para wisatawan yang menyukai suasana liburan yang tenang
bersama keluarga.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 22

Gambar 10. Pemandangan di Pantai Badur

 Pantai dan Taman Laut Gili Labak di Kec. Gili Genting
Pulau kecil di wilayah kabupaten Sumenep ini benar-benar memiliki pantai
yang indah dan masih alami. Gili Lawak merupakan salah satu destinasi
wisata di Madura khususnya bagi peminat keindahan alam bawah laut. Jadi,
kebanyakkan yang datang memang ingin melakukan aktivitas seperti
snorkeling ataupun diving. Walaupun keadaan biota laut sudah tampak
kurang baik, namun masih banyak pula titik yang memiliki tingkat kesehatan
karang yang baik dengan keragaman biota laut yang cukup banyak. Memang
diakui, pada pulau ini, fasilitas seperti air bersih, listrik, rumah makan, hotel,
dll. memang masih sangat terbatas, sehingga masih memerlukan campur
tangan pemerintah dan swasta dalam pengembangan daerah wisata ini.
Jika ingin berkunjung ke Pulau Gili Labak ini dengan menyewa perahu dari
Pelabuhan Kalianget-Gili Labak kira-kira seharga Rp 350.000,- untuk satu
kali Pulang-Pergi, degan kapasitas kurang lebih 15 orang.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 23

Gambar 11. Pantai Pulau Gili Lawak
 Wisata Kesehatan di Pulau Giliyang Kecamatan Dungkek

Gambar 12. Pulau Giliyang, an original island
Rencana pemerintah Kabupaten Sumenep menjadikan Pulau Giliyang,
Kecamatan Dungkek sebagai lokasi wisata kesehatan akan segera
diwujudkan. Berbagai penelitian tentang kadar oksigen di pulau ini
menunjukkan kandungan oksigen yang luar biasa alias di atas rata rata baku
normal, sehingga bagi wisatawan yang sudah jenuh dengan kondisi kota
metropolitan dengan tingkat polusi sangat tinggi, sangat dianjurkan untuk
mengunjungi Pulau Giliyang ini.
Sesuai rencana pengembangan potensi wisata kesehatan di Pulau Giliyang
itu akan diawali dengan pembangunan fisik yang telah dimulai tahun 2014

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 24

ini. Disamping itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah membangun
dermaga di Dungkek dan Giliyang melalui Perubahan APBD 2013 guna
memudahkan akses masuk ke objek wisata tersebut.
Sementara itu, Gubernur Jatim Sukarwo juga menyatakan dukungannya
terhadap pengembangan wisata kesehatan di Pulau Giliyang.

2. Wisata Minat Khusus (Religi)
 Museum Kraton Sumenep

Gambar 13. Taman Sari di Lingkungan Keraton Sumenep

Gambar 14. Pintu Utama Ruang Dalam Keraton Sumenep

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 25

Bangunan Keraton Sumenep sangat artistik bergaya China, Eropa dan
Sumenep, dirancang oleh Lauw Pia Ngo cucu dari Lauw Khun Thing, salah
satu dari 6 orang China yang mula-mula datang dan menetap di Sumenep.

 Asta Tinggi

Gambar 15. Komplek Asta Tinggi Sumenep

Asta Tinggi merupakan kawasan pemakaman para Raja/Kerabat Raja yang
terletak di kawasan dataran tinggi bukit Kebonagung Sumenep. Asta Tinggi
ini dibangun sekitar Tahun 1750M, yang perencanaannya oleh Panembahan
Somala dan pembangunannya dilanjutkan pada masa Sultan Abdurrahman
Pakunataningrat I dan Panembahan Natakusuma II.

 Masjid Jami’ / Masjid Agung
Masjid Jamik Sumenep merupakan salah satu bangunan 10 masjid tertua
dengan arsitektur yang khas di Nusantara. Dibangun saat pemerintahan
Panembahan Somala, penguasa Songennep XXXI, dibangun setelah
pembangunan Kompleks Keraton Sumenep, dengan arsitek yang sama
yakni Lauw Pia Ngo. Pembangunan Mesjid Jami’ Sumenep dimulai pada
tahun 1779 Masehi dan selesai 1787 Masehi.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 26

Gambar 16. Pintu Gerbang Masjid Jamik Sumenep
3. Wisata Kuliner

 Kaldu Kokot
Salah satu kuliner yang paling

terkenal dari Kabupaten Sumenep
adalah kaldu kokot. Jenis makanan
yang berbahan dasar kacang hijau ini
sekilas memang tampak tidak
semenarik rasanya. Namun jika sudah
mencoba, dijamin langsung ketagihan,
apalagi kuahnya yang kental disajikan Gambar 17. Kaldu Kokot Sapi Khas Sumenep
dengan lontong atau kroket pohong ditambah taburan bawang goreng
membuat sensasi rasa yang memanjakan lidah penggemar kuliner.
Beberapa alamat penjual kuliner ini antara lain : “Warung Soto Kikil Pak
Adnan” di Jl Dr Wahidin tepatnya di belakang Keraton Sumenep atau di
Kalianget yang terkenal dengan sebutan “Kalsot” (Kaldu soto).

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 27
 Soto dan Rujak Madura (Soto dan rujak Pohong Sumenep)

Gambar 18. Soto dan Rujak Pohong Khas Sumenep

Soto dan Rujak Pohong Sumenep ini berbeda dengan Soto Madura yang
kebanyakan dijual di kota-kota lain, karena jelas sungguh berbeda. Satu
yang paling berbeda adalah bumbu kacangnya. Komposisi lontong, singkong
rebus, irisan babat dan usus sapi serta taburan bawang daun semakin sedap
jika disantap panas-panas. Sedangkan yang paling khas dari rujak Sumenep
adalah ketimun dan kripik singkong khas Sumenep yang tidak akan
ditemukan di daerah lain. Jika ingin mencoba, silahkan datang ke “Warung
Soto Selingkuh”, di Jalan Dr. Wahidin Pajagalan Sumenep, atau ke warung-
warung soto yang banyak tersebar di daerah Sumenep kota.

 Sop Cake
Penampakannya mirip Chap chay atau sup merah. Namun dari komposisi
bahannya lebih banyak terdiri dari jeroan ayam, irisan wortel, chakuwe dan
kentang goreng. Yang menjadi kekhasan masakan ini hanya bisa dinikmati
sebagai makanan pembuka di acara-acara pernikahan/hajatan. Artinya,
makanan ini tidak dijual di depot atau di rumah makan sebagai makanan
pada umumnya. Namun pada saat-saat tertentu bias didapatkan di
RM.Kartini Jalan Diponegoro Sumenep.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 28

Gambar 19. Sop Cake khas Sumenep, tampak sekilas mirip Chap chay

 Sate Madura
Kekhasan bumbu kacang dan
dagingnya yang empuk membuat
sate Madura menjadi salah satu
kuliner yang paling dicari oleh para
wisatawan apabila berkunjung ke
Kabupaten Sumenep. Salah satu
depot sate Madura terkenal di
Sumenep adalah di Depot Sate 35 Jl
Raya Bluto Sumenep.

Gambar 20. Sate Bumbu Kacang lengkap dengan Kuah Gule

 Camilan Khas Sumenep
1) Krupuk Paru Goreng
Camilan ini dibuat dari paru sapi yang diiris tipis kemudian dikeringkan.
Setelah diberi bumbu, dibalut dengan tepung kemudian digoreng ke
dalam minyak panas hingga kecoklatan. Harga kerupuk paru ini sekitar
Rp 350.000/kg. Camilan ini bias diperoleh di toko-toko yang menjual
camilan Madura atau banyak dijumpai di rumah makan di Sumenep.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 29

Gambar 21. Kerupuk Paru Goreng Tepung

2) Kripik Singkong
Kripik singkong termasuk oleh-oleh khas Kabupaten Sumenep. Ada yang
kurang rasanya jika wisatawan dari luar kota tidak membawa camilan ini
sebagai buah tangan. Selain karena rasanya yang gurih, renyah, dan
harga yang relatif murah, yaitu sekitar Rp 10.000 – Rp 15.000/kemasan.
Camilan ini dijual di setiap toko tempat oleh-oleh yang banyak dijumpai di
perkotaan Sumenep.

Gambar 22. Macam-macam kripik singkong Sumenep

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 30

2. Kondisi Ekonomi
a. Pendidikan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan masalah pendidikan
memegang kunci utama, sejarah mencatat bahwa keunggulan dan kemajuan
suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh melimpahnya sumber daya alamnya
tetapi oleh keunggulan sumber daya manusianya. Semakin tinggi tingkat
pendidikan maka semakin baik kualitas sumber daya manusianya.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS) Pasal 5 Ayat (1) mengamanatkan bahwa setiap warga
negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan
dasar. Oleh karena itu Pemerintah berkewajiban mewujudkan pelayanan
pendidikan yang bermutu kepada seluruh masyarakat tanpa memandang status
sosial, ras, agama, dan gender.
Namun sejak diberlakukannya Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah terjadi perubahan yang cukup signifikan
mengenai kewenangan penyelenggaraan pendidikan menengah dalam hal ini
adalah SMA, MA dan SMK dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada
Pemerintah Provinsi. Kewenangan-kewenangan dimaksud antara lain
menyangkut alokasi dana dari APBN dan APBD, tenaga pengajar, infrastruktur
sekolah, pembangunan sekolah, dan siswa.
Sarana pendidikan untuk pendidikan dasar khususnya Sekolah Dasar
Negeri terjadi penurunan jumlah selama 3 tahun terakhir ini, dari 661 SD (tahun
2011) menjadi 615 SD (tahun 2014), baik swasta maupun negeri. Hal ini
disebabkan adanya beberapa penggabungan (regroupping) Sekolah Dasar
Negeri demi efisiensi dan efektifitas.
Untuk pendidikan menengah jumlah sarananya cukup walau harus terus
ditingkatkan daya tampungnya sehingga terjadi peningkatan anak usia sekolah.
Pada Tahun 2011 terdapat 119 sekolah yang meliputi 41 SLTP Negeri dan 78
SLTP swasta, kemudian meningkat pada tahun 2014 menjadi 138 SLTP.
Sedang untuk SLTA pada tahun 2011 terdapat 45 yang terdiri dari 12 sekolah
negeri dan 33 sekolah swasta, meningkat menjadi 56 SLTA (tahun 2014)
dikarenakan ada penambahan jumlah SLTA swasta.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 31

Sedangkan jumlah SMK pada tahun 2011 sebanyak 2 SMK negeri dan 23
SMK swasta. Hal ini terjadi peningkatan pada tahun 2014 dimana SMK negeri
sebanyak 2 sekolah dan SMK swasta sebanyak 33 sekolah. Namun yang perlu
mendapat perhatian dari dinas yang terkait adalah belum terpenuhinya sarana
dan prasarana penunjang pendidikan terutama untuk fasilitas laboratorium dan
alat praktek bagi sekolah swasta khususnya Sekolah Menegah Kejuruan (SMK).

Untuk lebih jelasnya perkembangan jumlah sekolah dapat dilihat
sebagaimana pada tabel 14.

Tabel 14. Jumlah Sekolah Pendidikan Umum di Kabupaten Sumenep

No. Jenis Data 2012 2013 2014 2015

Jumlah Sekolah 362
2
Taman Kanak-kanak (TK) 370 380 367 360
4
Negeri 2 22 1
3
Swasta 368 378 365 629
583
Sekolah Luar Biasa (SLB) 2 34 46

Negeri 2 11 143
41
Swasta - 23 102

Sekolah Dasar (SD) 637 629 615 56
12
Negeri 596 584 571 44

Swasta 41 45 44 41
2
SLTP/MTS 39

Sekolah Menengah Pertama

(SMP) 127 138 138

Negeri 41 41 41

Swasta 86 97 97

SLTA/MA

Sekolah menengah Atas

(SMA) 49 56 56

Negeri 12 12 12

Swasta 37 44 44

Sekolah menengah

Kejurusan (SMK) 31 31 33

Negeri 2 22

Swasta 29 29 31

Sumber data : Dinas Pendidikan dalam Sumenep in Figure 2015

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 32

Untuk nilai Rasio Murid per Guru pada tingkat Sekolah Dasar (SD) di
Kabupaten pada Tahun 2013 sebesar 7,72; artinya rata-rata 1 orang guru
mengajar 7 orang murid. Rasio Murid per Guru tingkat SLTP dan SLTA
berturut-turut pada tahun 2013 adalah 7,31 dan 7,96. Secara umum nilai ini
masih normal, artinya rata-rata 1 orang guru mengajar 7-8 orang murid.
Namun apabila dilihat nilai per kecamatan maka terlihat pada beberapa
kecamatan seperti Kecamatan Kota, Kalianget, Arjasa nilai rasio nya besar,
untuk tingkat SLTP pada setiap guru mengajar sekitar 9-12 orang murid,
sedangkan di tingkat SLTA setiap orang guru mengajar kurang lebih 15-22
orang murid.

Tabel 15. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni di
Kabupaten Sumenep

No TINGKAT 2012 2013 2014 2015
PENDIDIKAN APK APM APK APM APK APM APK APM

1 SD/MI 104,38 98,87 100,06 96,34 117,06 99,21 118,07 99,30

2 SLTP/MTs 93,82 80,75 96,16 80,88 101,50 95,20 102,35 96,35

3 SMA/SMK/MA 112,18 79,49 80,98 79,93 95,96 91,50 97,75 92,35

Sumber data : Dinas Pendidikan, 2015

Angka Partisipasi Kasar (APK), menunjukkkan partisipasi penduduk
yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan persentase jumlah penduduk yang
sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya)
terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan
tersebut. APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan
pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi
penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator yang paling
sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-
masing jenjang pendidikan.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 33

Nilai APK bisa lebih dari 100%. Hal ini disebabkan karena populasi
murid yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak berusia
di luar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Sebagai
contoh, banyak anak-anak usia diatas 12 tahun, tetapi masih sekolah di tingkat
SD atau juga banyak anak-anak yang belum berusia 7 tahun tetapi telah masuk
SD.

Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah
anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada
jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak
pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan Bila APK digunakan untuk
mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat
memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu tanpa
melihat berapa usianya, maka Angka Partisipasi Murni (APM) mengukur
proporsi anak yang bersekolah tepat waktu.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 34

Tabel 16. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni SLTP/MTSN di
Kabupaten Sumenep

No 2013 2014
Kecamatan
APK APK APK APM
SLTP/MTs SLTP/MTs SLTP/MTs SLTP/MTs

1 Pragaan 336,69 336,69 150,00 103,48
94,12
2 Bluto 101,52 101,52 124,35 46,34
62,65
3 Saronggi 65,98 65,98 55,84 47,44
47,28
4 Giligenting 272,11 272,11 88,03 126,27
29,95
5 Talango 94,90 94,90 70,00 59,40
103,10
6 Kalianget 128,98 128,98 69,90 131,60
40,40
7 Kota Sumenep 757,32 757,32 172,64 52,81
87,26
8 Batuan 217,11 217,11 34,87 45,55
43,89
9 Lenteng 178,05 178,05 82,74 37,71
72,65
10 Ganding 299,12 299,12 143,90 64,30
69,62
11 Guluk-guluk 167,17 167,17 175,35 55,67
49,42
12 Pasongsongan 141,72 141,72 56,34 22,23
61,21
13 Ambunten 96,15 96,15 75,15 77,75
81,90
14 Rubaru 61,43 61,43 118,81 58,62
70,23
15 Dasuk 107,19 107,19 67,23

16 Manding 34,39 34,39 64,09

17 Batuputih 79,38 79,38 51,93

18 Gapura 247,09 247,09 106,02

19 Batang-batang 133,74 133,74 88,29

20 Dungkek 127,84 127,84 97,32

21 Nonggunong 55,23 55,23 81,56

22 Gayam 34,24 34,24 68,00

23 Raas 149,01 149,01 30,31

24 Sapeken 317,62 317,62 82,11

25 Arjasa 58,52 58,52 91,59

26 Kangayan 26,65 26,65 115,47

27 Masalembu 151,73 151,73 90,34

Rata-rata 137,94 137,94 96,52

Sumber data : Dinas Pendidikan dalam Draft Sumenep in Figures 2015

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 35

Tabel 17. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni SMU/MA di
Kabupaten Sumenep

2013 2014

No Kecamatan APK APM APK APM
SMU/MA SMU/MA SMU/MA SMU/MA

1 Pragaan 283,55 151,93 123,71 88,54
91,20
2 Bluto 120,54 72,52 115,59 10,18
18,24
3 Saronggi 8,44 6,75 12,73 10,90
62,61
4 Giligenting 66,09 40,66 28,46 148,20
219,20
5 Talango 28,69 7,77 18,57 62,73
73,47
6 Kalianget 123,22 30,62 86,20 110,35
10,14
7 Kota Sumenep 855,23 370,12 205,91 64,04
43,50
8 Batuan 201,75 113,13 284,60 24,74
11,98
9 Lenteng 152,33 67,82 81,02 15,30
72,57
10 Ganding 286,19 140,86 125,13 26,28
23,67
11 Guluk-guluk 32,35 20,31 175,84 10,87
38,01
12 Pasongsongan 163,97 76,99 14,63 20,32
47,75
13 Ambunten 41,65 26,21 80,06 53,08
43,45
14 Rubaru 20,38 14,02 64,85 52,29
56,61
15 Dasuk 28,82 10,86 35,89

16 Manding 16,76 8,52 21,60

17 Batuputih 97,79 42,64 19,74

18 Gapura 100 50,18 114,33

19 Batang-batang 51,06 24,69 36,80

20 Dungkek 25,35 4,43 30,65

21 Nonggunong 50,87 18,98 16,90

22 Gayam 21,22 11,76 55,88

23 Raas 107,89 65,72 27,58

24 Sapeken 249,09 81,84 60,94

25 Arjasa 54,18 19,47 76,37

26 Kangayan 136,95 23,17 59,96

27 Masalembu 62,11 31,22 73,10

TOTAL 140,48 50,32 79,77

Sumber data : Dinas Pendidikan dalam Draft Sumenep in Figures 2015

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 36

b. Kesehatan
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemajuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, usia harapan hidup semakin panjang dan
tidak sakit. Kesehatan merupakan hak dasar yang harus dipenuhi oleh
Pemerintah sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan dan UUD 1945 pasal 28 huruf H ayat (1) yang berbunyi: Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan, dan. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Sumenep selalu
berusaha meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terutama
ditingkat yang paling dasar yaitu desa, hal ini tercermin dari meningkatnya
jumlah sarana kesehatan di desa terutama jumlah Poskesdes, jumlah dokter
umum, dan jumlah sarjana keperawatan dalam tabel 9 dan 10 berikut ini.

Tabel 18. Indikator Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Sumenep

No. Indikator Pelayanan 2011 2012 Tahun 2014 2015*
Kesehatan 2013 65,25 65,25
65,25 3,88 3,04
1 Angka Harapan Hidup 65,09 65,10
3,86 63,71 33,81
2 Angka Kematian Bayi 86,97 6,86
(IMR) 58,57

3 Angka Kematian Ibu 97,96 71,86
(MMR)

Sumber data : SIPD Dinas Kesehatan, November 2015

Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang
meliputi indikator angka harapan hidup (AHH), angka kematian bayi per 1.000
kelahiran hidup (IMR), dan angka kematian ibu melahirkan per 100.000
kelahiran hidup (MMR).

Di Kabupaten Sumenep Angka Harapan Hidup (AHH) meningkat dari
tahun 2011 yaitu 65,25 tahun. Hal ini dapat diartikan bahwa di Kabupaten
Sumenep rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 37

telah berhasil mencapai umur 65,25 tahun. Sedangkan untuk Angka Kematian
Bayi dan Angka Kematian Ibu nilainya menurun pada tahun 2015, namun angka
ini masih sangat sementara.

Untuk Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2014 sebesar 3,88 bayi
per 1.000 kelahiran hidup, namun masih dibawah target maksimal yaitu 24 bayi
per 1.000 kelahiran hidup. Begitu juga Angka Kematian Ibu ( AKI) pada tahun
2014 yaitu 63,71 per 100.000 kelahiran hidup, namun masih dibawah target
maksimal yaitu 102 ibu per 100.000 kelahiran hidup.

Tabel 19. Fasilitas Kesehatan Masyarakat di Kabupaten SumenepTahun 2014

No Kecamatan Jumlah RSU Puskesmas Pustu Posyandu Poskesdes

1 Pragaan - 12 75 14
20
2 Bluto - 13 65 14
8
3 Saronggi - 12 51 8
7
4 Giligenting - 11 31 16
7
5 Talango - 12 47 20
14
6 Kalianget 1 13 45 12
10
7 Kota Sumenep 2 22 83 15
11
8 Batuan - 11 29 15
11
9 Lenteng - 23 92 14
17
10 Ganding - 13 50 16
15
11 Guluk-guluk - 13 45 8
10
12 Pasongsongan - 13 63 9
9
13 Ambunten - 14 56 19
9
14 Rubaru - 12 56 4
332
15 Dasuk - 13 54

16 Manding - 12 56

17 Batuputih - 13 55

18 Gapura - 12 58

19 Batang-batang - 24 75

20 Dungkek - 12 57

21 Nonggunong - 11 59

22 Gayam - 12 57

23 Raas - 13 32

24 Sapeken - 17 54

25 Arjasa - 13 68

26 Kangayan - 14 35

27 Masalembu - 11 28

Jumlah 3 30 71 1.476

Sumber data : Dinas Kesehatan dalam Draft Sumenep in Figures 2015

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 38

Tabel 20. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Sumenep Tahun 2014

No Unit Kerja dokter dokter dokter bidan Sarjana tng. ahli
spesialis umum gigi kperawat farmasi gizi

1 Pragaan - 3 1 9 16 1 1
1 1
2 Bluto - 4 1 15 14 1 1
1 4
3 Saronggi - 2 1 13 10 1 1
1 1
4 Giligenting - 413 8 11 5
1 2
5 Talango - 2 1 9 10 1 2
2 1
6 Kalianget - 219 6 2 1
2 1
7 Kota /RSUD 9 27 2 14 180 1 1
1 1
Pandian - 125 5 0 1
1 1
Pamolokan 2 1 11 10 1 1
1 1
8 Batuan - 1 1 10 11 0 1
1 1
9 Lenteng - 108 6 1 1
1 1
Moncek 3 1 9 10 1 1
2 1
10 Ganding - 4 1 9 10 0 1
1 2
11 Guluk-guluk - 215 7 0 2
0 1
12 Pasongsongan - 413 5 0 1
1 1
13 Ambunten - 1 1 10 10 1 1
39 42
14 Rubaru - 1 0 11 5

15 Dasuk - 3 1 8 13

16 Manding - 1 0 12 7

17 Batuputih - 4 1 16 10

18 Gapura - 415 8

19 Batang-batang - 115 6

Legung Timur 2 1 8 10

20 Dungkek - 414 6

21 Nonggunong - 516 8

22 Gayam - 2 1 4 12

23 Raas - 3 0 3 22

24 Sapeken - 6 2 17 25

25 Arjasa - 4 1 3 16

26 Kangayan - 2 0 2 10

27 Masalembu - 119 7

9 106 29 255 483
Sumber data : Dinas Kesehatan dalam Draft Sumenep in Figures 2015

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 39

c. Ketenagakerjaan
Usaha pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Sumenep umumnya berorientasi pada bagaimana memperbaiki taraf hidup
masyarakat agar bisa lebih hidup layak dan memperoleh kesempatan kerja
seluas-luasnya melalui kebijakan program pembangunan yang berhasil guna
dan berdaya guna dengan didukung data tentang ketenagakerjaan sebagai
dasar dalam menentukan kebijakan perencanaan pembangunan.

Pada umumnya tingkat pengangguran disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja dengan jumlah lapangan
pekerjaan yang mampu menyerapnya. Tingkat pengangguran sangatlah
berpengaruh dengan tingkat perekonomian di suatu daerah. Dengan adanya
tingkat pengangguran yang cukup tinggi, maka produktivitas daerah akan
mengalami penurunan sehingga jumlah pendapatan domistik bruto pun akan
berkurang. Tingkat penganguran terbuka (TPT) di Kabupaten Sumenep pada
tahun 2011 berkisar 2,1 %, lalu pada tahun 2014 naik menjadi 3,18%

Tabel 21. Kondisi Ketenagakerjaan Di Kabupaten Sumenep Tahun 2011-2015

No. Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015*

1. Jumlah Angkatan kerja 455.151 443.854 624.294 622.460 626.640
(15-60 tahun) 411.158 400.976 457.741 486.248 606.520

2. Jumlah Penduduk bekerja

3. Jumlah penganguran 23.712 22.875 23.618 20.791 19.961
terbuka 2,1 2,5 3,61 3,18 3,17

4. Jumlah penganguran 43.993 42.877 38.894 40.762 19.871
terbuka (TPT) %

5. Jumlah pencari kerja

6. Pencari Kerja yang 2.518 1.648 1.677 1.246 1.105

Terdaftar

7. Rata-rata Upah Minimum 785.000 825.000 965.000 1.225.000 1.253.500

(Rp.)

Sumber data : SIPD Dinas Tenaga Kerja, November 2015

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 40

Tabel 22. Angkatan Kerja,Kesempatan Kerja & Pencari Kerja di Kab. Sumenep Th. 2014

No. Kecamatan Angkatan Kesempatan Pengangguran Pencari
Kerja Kerja Kerja
1 Pragaan 1.176
2 Bluto 39.206 38.046 820 1.176
3 Saronggi 27.356 26.536 666 834
4 Giligenting 489
5 Talango 22.215 21.557 710 666
6 Kalianget 16.307 15.824 740 489
7 Kota Sumenep 23.669 22.968 686
8 Batuan 1.274
9 Lenteng 24.700 23.968 222 741
10 Ganding 42.167 40.531 1.265
11 Guluk-guluk 7.417 7.197 1.058
12 Pasongsongan 671 222
13 Ambunten 35.305 34.246 884
14 Rubaru 22.391 21.729 875 1.059
15 Dasuk 29.502 28.629 722 672
16 Manding 673 885
17 Batuputih 29.200 28.336 554
18 Gapura 24.078 23.365 504 876
19 Batang-batang 22.451 21.787 790 722
20 Dungkek 693 651
21 Nonggunong 18.474 17.927 879
22 Gayam 16.809 16.312 652 536
23 Raas 26.336 25.557 251 513
24 Sapeken 587 790
25 Arjasa 23.129 22.445 696
26 Kangayan 29.309 28.441 792 694
27 Masalembu 21.731 21.088 850
1.304 652
TOTAL 8.383 8.135 423
19.594 19.014 427 251
23.211 22.524 588
19.532 696
26.416 25.634
43.495 42.208 779
1.305
14.111 13.694
14.258 13.836 430
651.220 631.534 428
19.456

Sumber data : Dinas Tenaga Kerja dalam Draft Sumenep in Figures 2015

d. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang,

keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan
atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak
dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara
memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa
kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan,

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 41

keterasingan dan perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang
mendukung, seperti terjadinya bencana.

Di Indonesia, secara umum terdapat 26 (dua puluh enam) Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang perlu mendapat perhatian khusus
dalam penanganannya. Di antaranya anak balita terlantar, anak yang
berhadapan dengan hukum, anak jalanan, anak yang menjadi korban tindak
kekerasan, lanjut usia terlantar, penyandang disabilitas, dan perempuan rawan
sosial ekonomi.

Menurut Data BPS, penyandang masalah kesejahteraan sosial di
Kabupaten Sumenep digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 23. Banyaknya Permasalahan Sosial di Kab. Sumenep Tahun 2012-2015

No Permasalahan Sosial Tahun/Year

2012 2013 2014 2015

1 Anak terlantar 1.744 4.326 1.684 1.684
259
2 Pengemis/Gelandangan 259 314 259 0
n.a
3 Wanita Tuna Susila 5 68 0 n.a
62
4 Korban Narkotika 13 n.a n.a
3.148
5 Anak Nakal 0 n.a n.a 118

6 Mantan Napi 88 146 62 4.890
67.917
7 Penyandang Cacat 3.444 4.272 3.148
74
8 Korban Bencana Alam 112 657 118
5.969
9 Wanita Rawan Sosial Ekonomi 2.831 11.796 4.890 53

10 Keluarga Fakir Miskin 53.083 110.048 67.917

11 Keluarga Bermasalah Sosial 10 149 74

Psikologis

12 Lanjut Usia Terlantar 7.007 15.625 5.969

13 Anak Balita Terlantar 239 373 53

Sumber data : Dinas Sosial dalam Draft Sumenep in Figures 2015

e. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 Tahun 2014 tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial
membuat semua Pemerintah Daerah termasuk Kabupaten Sumenep lebih
concern terhadap masalah pemberian perlindungan khusus dan pelayanan

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 42

kepada perempuan dan anak. Beberapa data dibawah ini menunjukkan profil
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kabupaten Sumenep.
Tabel 24. Indikator Data Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Indikator Data Pemberdayaan 2013 2014 2015
No. Perempuan dan Perlindungan
66.79 73.56
Anak 33.21 26.44
0.019 0.010
1 % Partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah 42 34

2 % Partisipasi perempuan di lembaga
swasta

3 Rasio KDRT

kasus Penyelesaian Pengaduan
4 perlindungan perempuan dan anak

dari tindakan kekerasan

Sumber data : BPMP dan KB, 2015

3. Kondisi Infrastruktur

Infrastruktur merupakan pendukung utama pergerakan perekonomian di
Kabupaten Sumenep, yang masih memerlukan perhatian yang cukup besar
dalam mengupayakan agar infrastruktur khususnya jalan, jembatan, saluran
irigasi, fasilitas permukiman dan prasarana perkotaan menjadi lebih baik dan
dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat Kabupaten Sumenep.
a. Jalan dan Jembatan

Panjang jalan di Kabupaten Sumenep terdiri atas 48,824 km jalan
Negara; 66,610 km jalan provinsi, 1.544,676 km jalan kabupaten dan 95,754
km jalan poros desa/lokal. Kondisi jalan Negara di kabupaten Sumenep
yaitu baik sepanjang 9,425 km, jalan sedang 19,339 km, rusak sedang
12,600 km dan rusak berat sepanjang 7,460 km (menurut data BPS dalam
Sumenep Dalam Angka tahun 2015).

Jalan-jalan poros desa juga perlu mendapat perhatian untuk
memperlancar jalur ekonomi dan membuka wilayah-wilayah terisolir. Kondisi
jalan poros desa di Kabupaten Sumenep adalah 529,451 km dalam keadaan
baik; 101,939 km keadaan sedang; 484,885 km keadaan rusak; dan
sepanjang 513,265 km keadaan rusak berat.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 43

Tabel 25. Panjang Jalan dan Kondisinya di Kabupaten Sumenep Tahun 2014

No. Jenis Jalan Baik Rusak Rusak Rusak Total
9,425 Ringan Sedang Berat (km)
1. Nasional 48,824
2. Provinsi 667,361 19,339 12,600 7,460 61,120
3. Kabupaten 1.544,676
376,165 - 501,150

Sumber Data : PU. Bina Marga Kab. Sumenep dalam Sumenep Dalam
Angka, 2015

b. Perhubungan
Sebagai daerah kepulauan, kapal laut merupakan salah satu

sarana transportasi yang sangat penting bagi masyarakat Sumenep,
khususnya yang berada di kepulauan. Sumenep memiliki 6 pelabuhan,
yaitu Pelabuhan Kalianget, pelabuhan di Kangayan, Pelabuhan Batuguluk
di Arjasa, Pelabuhan Masalembu, Pelabuhan di Giligenting, dan
Pelabuhan Talango.

Gambar 23. Pelabuhan Kalianget (atas) kapal rute Sumenep-Kangean (kanan)

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 44

Selain pelabuhan, di kabupaten Sumenep juga memiliki bandara
yaitu bandara Trunojoyo yang berdiri sejak era pemerintahan Bupati
Soemaroem yang memerintah di Sumenep pada tahun 1970an. Bandara
Trunojoyo mengalami era keemasan pada awal-awal pembangunannya
diawali dengan penerbangan secara langsung jemaah haji Sumenep ke
Surabaya tanpa melalui perjalanan darat yang menempuh waktu kurang
lebih empat jam.

Pada tahun 2011, untuk menjadikan bandara ini lebih nyaman dan
bisa didarati oleh pesawat berukuran lebih besar, pemerintah daerah
setempat membebaskan lahan untuk perpanjangan runway bandara yang
sebelumnya 905 meter menjadi 1.600 meter. Pada tahun 2012, sudah
tercatat ada dua Sekolah penerbangan yang memanfaatkan bandara ini,
yaitu Sekolah Penerbangan Merpati Nusantara Airlines dan Sekolah
Penerbangan PT Wing Umar Sadewa.

Dan sejak bulan Mei 2015 Bandar Udara Trunojoyo mulai melayani
penerbangan perintis yaitu rute Sumenep – Surabaya dan Sumenep –
Jember. Maskapai Susi Air sebagai operator penerbangan perintis
pertama di Sumenep akan melayani rute Sumenep - Surabaya setiap
Kamis dan Jumat, sedangkan untuk rute Sumenep - Jember akan dilayani
setiap hari Kamis, dengan menggunakan pesawat Cessna Grand Caravan
berkapasitas 12 penumpang.

Gambar 24. Bandara Trunojoyo (kiri) Pesawat Cessna Susi Air (kanan)

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 45

c. Pengairan
Ketersediaan air disamping untuk kepentingan pertanian, juga

sangat diperlukan dan menjadi kebutuhan pokok manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Keberadaan air di Kabupaten Sumenep sampai
saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun
pemerintah tetap terus berupaya untuk mencari alternatif lain dalam
pemenuhan kebutuhan akan air bersih di masa yang akan datang.

Seiring dengan perkembangan dan jumlah penduduk yang terus
bertambah dan berkembang, pemerintah Kabupaten Sumenep harus
mampu membuat terobosan dengan pengolahan air laut menjadi air
minum. Terobosan ini adalah untuk antisipasi jangka panjang dalam
menghadapi kemungkinan terjadinya krisis air di masa yang akan datang.
Berbagai sumber air minum yang saat ini telah diusahakan oleh
pemerintah dan masyarakat Sumenep antara lain dengan memanfaatkan
air permukaan, Sumur bor dan mata air.

Data dari pelanggan PDAM Kabupaten Sumenep Tahun 2014 ,
jumlah pelanggan pengguna PDAM rata-rata sebanyak 12.393 yaitu
rumah tangga 11.725 pelanggan; perniagaan 211 pelanggan; industri 5
dan sosial 205 pelanggan. Dengan jumlah rata-rata pemakaian air yang
terjual 223.319 m3/bulan. Hal ini terjadi penurunan dibanding tahun
sebelumnya, seperti yang terlihat pada table 18 berikut, karena terjadi
peralihan sumber air masyarakat Sumenep dari PDAM ke sumur bor.

Tabel 26. Jumlah Pelanggan dan Produksi Air Minum Di Kabupaten Sumenep

Tahun 2013 Tahun 2014

No. Jenis Pelanggan Rata2 Rata2 Rata2 Rata2 Ket.
1. Rumah Tangga Jumlah Produksi Jumlah Produksi
Pelanggan/ Air (M3 /bln) Pelanggan Air (M3 /bln)

bln 209.253 /bln 201.973

11.791 11.725

2. Niaga 213 3.539 211 3.666

3. Industri 5 1.592 5 718

4. Sosial 210 3.883 205 3.819

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 46

Tahun 2013 Tahun 2014

No. Jenis Pelanggan Rata2 Rata2 Rata2 Rata2 Ket.
5. Instansi Pemerintah Jumlah Produksi Jumlah Produksi
Pelanggan/ Air (M3 /bln) Pelanggan Air (M3 /bln)

bln 13.567 /bln 13.106

249 245

6. Perusahaan Umum - -- -

7. Pelabuhan 2 70 2 37

Sumber data : PDAM Sumenep dalam Draft Sumenep in Figures 2015

d. Sumber Daya Listrik

Listrik memegang peranan yang vital dalam kehidupan. Dapat

dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap

kegiatan baik di rumah tangga maupun industri. Mulai dari peralatan dapur

hingga mesin pabrik-pabrik besar bahkan pesawat terbang, semua

memerlukan listrik.

Umumnya listrik diperoleh dari mengubah energi kinetik melalui generator

menjadi listrik. Energi kinetik untuk menggerakkan generator bisa

diperoleh dari uap yang dihasilkan dari pembakaran sumber energi fosil,

seperti minyak, batubara dan gas atau bisa juga dari aliran air atau dari

aliran udara. Intinya adalah energi listrik dihasilkan dari pengubahan

sumber energi lain.

Secara umum pelayanan dan keterjangkauan listrik di Kabupaten

Sumenep sudah sampai masuk ke desa-desa terpencil. Penyebaran dan

pendistribusian aliran listrik sudah dapat dirasakan oleh semua golongan

masyarakat. Penyaluran listrik diupayakan ke depan akan terus

ditingkatkan melalui rancangan dan rencana pemerintah untuk membuat

dan menambah gardu listrik di setiap kecamatan.

Tenaga listrik yang terjual di Kabupaten Sumenep pada tahun
2014 mencapai 16.695.419 KWH dengan jumlah pelanggan 167.189, ini

meningkat dibanding tahun 2013 yang mencapai 10.030.264 KWH,

dengan jumlah pelanggan 90.027. Pemakaian tenaga listrik yang

terbesar adalah konsumen rumah tangga yaitu mencapai 12.219.312

KWH, usaha bisnis dan hotel sebesar 1.670.783 KWH.

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 47

Tabel 27. Jumlah Pelanggan, Daya Terpasang dan Listrik Terjual menurut Golongan
Tarif Tahun 2014 di Kabupaten Sumenep

Golongan tarif Pelanggan Daya Terpasang Tejual (KWH) Nilai Jual
(KVA) (000 Rp)
Sarana sosial S1 - - -
S2 4.246 5.215.000 733.345 -
478.451.421
S3 - - -
-

Rumah tangga R1 152.316 97.326.000 12.015.498 6.942.552.164

Bisnis dan Hotel R2 373 1.486.300 162.455 219.627.568
Industri
Gedung/Kantor R3 36 406.900 41.359 61.944.891

B1 7.811 5.318.600 621.002 464.175.337
B2 500 7.909.500 1.012.581 1.515.624.162
B3 2
930.000 37.200 41.994.336
I1 9
I2 47 78.500 8.549 9.506.363
I3 1 3.669.500 640.812 679.172.575
25.836 30.858.740
P1 427 240.000
P2 - 312.378 433.833.966
P3 1.412 2.544.950 - -
-
1.070.837 1.448.402.125
3.287.284

Jalan L 9 98.000 13.567 20.274.140
12.346.417.788
TOTAL 167.189 128.510.534 16.695.419

Sumber data : PDAM Sumenep dalam Draft Sumenep in Figures 2015

C. PRESTASI DAN PENGHARGAAN YANG DIRAIH
Pada tahun 2015 beberapa keberhasilan yang dicapai oleh Kabupaten

Sumenep sebagai salah satu wujud dari kemajuan di berbagai bidang antara lain :
1. Finalist United Nation Public Service Awards (UNPSA) Tingkat Internasional
2. Sebagai Best Practices dalam Penerapan Layanan Adminstrasi Terpadu

Kecamatan (PATEN) Tingkat Nasional
3. Penghargaan Penerimaan Adikarya Pangan Nusantara (APN) Tingkat Naional

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 48

4. Pemenang 1 Lomba Pemilihan Petugas Operasi dan Pemeliharaan Jaringan dan
Rawa Teladan Tingkat Nasional

5. Juara 1 Lomba Pemilihan Petugas Operasi dan Pemeliharaan (O&P) Jaringan
irigasi Teladan Tingkat Provinsi

6. Sebagai Wakil Jawa Timur pada Pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (OSN)
SMP Mata Pelajaran Matematika di Palu Sulawesi Tengah

7. Juara 1 Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Provinsi
8. Juara II Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional Lukis Siswa Naional (FLS2N)

Tingkat Provinsi
9. Juara II Olimpiade Olah raga Siswa Nasional (O2SN) Cabang Olahr aga Bulu

TangkisTunggal Putra Tingkat Provinsi
10. Harapan 1 Festival dan Lomba Seni Baca Puisi Siswa Naional (FLS2N) Tingkat

Provinsi
11. Juara 1 Kategori Makanan dan Minuman berbahan dasar berkhasiat Tingkat

Provinsi
12. Penghargaan Zero Accident 1.986.719 Jam kepada PDAM Sumenep, Tingkat

Provinsi
13. Juara II Lomba Koperasi berprestasi kelompok Koperasi Pemasaran kepada

KPRI “AL-IKHLAS”, Tingkat Provinsi
14. Juara 1 Kreativitas Gelar Budaya Kerja SMPN 1 Sumenep, Tingkat Provinsi.
15. Juara 1 Stand Terbaik Pasar Rakyat Tingkat Provinsi Jawa Timur

Buku Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan 2015 49

PENUTUP

Buku Saku Hasil-Hasil Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2015 merupakan
hasil kerjasama yang solid dan tidak akan terselesaikan tanpa kontribusi dari seluruh
pihak di lingkungan BAPPEDA Kabupaten Sumenep. Disamping itu, kami sampaikan
pula apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten Sumenep sebagai sumber Data dan Informasi yang kami sajikan
pada buku ini.

Harapan kami semoga Buku Saku Hasil-Hasil Pelaksanaan Pembangunan
Tahun 2015 ini dapat memberikan informasi dan gambaran menyeluruh bagi para
stakeholder mengenai profil umum Kabupaten Sumenep, sehingga dapat dijadikan
sebagai salah satu referensi yang informatif dan komprehensif dalam pengambilan
kebijakan.

Tim Penulis


Click to View FlipBook Version