The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by riyalailiyah, 2022-07-07 20:50:09

FLIPBOOK KEL 4 rev

FLIPBOOK KEL 4 rev

SEJARAH INDONESIA
1

SEJARAH INDONESIA

Sejarah Indonesia
Perlawanan terhadap
pendudukan Jepang

Penyusun :
Irma Erliana Putri
Ria Lailiyah
Galih Petrisia
Oktavia BR Simamora
Arjun Alung Kibar

Pada awalnya kedatangan Jepang disambut oleh rakyat Indonesia , namun
pada akhimya menimbulkan berbagai kesengsaraan bagi rakyat Indonesia .
Pendudukan Jepang yang semakin membuat rakyat sengsara menimbulkan
kebencian rakyat . Berawal dari penderitaan dan kebencian atas
kesewenang - wenangan Jepang , maka rakyat Indonesia melakukan
berbagai perlawanan .

2

SEJARAH INDONESIA

1. Perlawanan Rakyat di Aceh

Pada tanggal 10 November 1942 terjadi penyerangan oleh tentara Jepang di Cot Plienig .
Perlawanan pertama rakyat Aceh di Cot Plieng dipimpin oleh Teuku Abdul Jalil , seorang
guru agama yang menentang Jepang karena adanya aturan tentang kewajiban rakyat untuk
melakukan seikerer yang bertentangan dengan ajaran agama Islam . Pada perlawanan
tersebut , Aceh mendapat dua kali kemenangan dan mampu memukul mundur Jepang ke
Lhokseumawe Akan tetapi , pada serangan ketiga , Jepang berhasil merebut Cot Pliong
dan mengalankan Teuku Abdul Jalil dengan tembakan . Sebanyak dua kali Jepang
berusaha menaklukan wilayah Cot Plieng, dua-duanya pun berhasil digagalkan oleh rakyat
Aceh dengan serangannya, dan berhasil memukul mundur Jepang ke daerah
Lhokseumawe. Kemudian pada serangan ketiga, Jepang berhasil merebut Cot Plieng, dan
Tengku Abdul Jalil harus gugur di tempat saat sedang beribadah.

 Pahlawan perlawanan rakyat di Aceh
Teuku Abdul Jalil

3

SEJARAH INDONESIA

Tengku Abdul Jalil atau Tengku Cot Plieng adalah seorang ulama dan pemimpin pondok
pesantren di daerah Lhokseumawe, Aceh. Ia terkenal karena menjadi tokoh perlawanan
terhadap penjajahan Jepang di Aceh. Bersama para pengikut dan santrinya, Tengku Abdul Jalil
bersumpah untuk jihad melawan Jepang. Setelah terlibat peperangan sengit, Tengku Abdul Jalil
dan pengikutnya gugur dalam upaya mengusir Jepang dari Aceh.
Tengku Abdul Jalil lahir pada awal abad ke-20 di Desa Blang Ado Buloh, Kecamatan
Kuta Makmur, Aceh Utara. Ibunya bernama Nyak Cut Buleun, yang merupakan seorang
guru agama yang juga masih keturunan dari seorang ulama. Sejak remaja, Tengku Abdul
Jalil sangat aktif dalam belajar ilmu agama. Di samping menjalani pendidikan di Volk
School, sekolah kolonial bagi anak-anak pribumi yang tinggal di desa, ia juga belajar
agama kepada ulama.
Tengku Abdul Jalil bahkan mendalami ilmu agama di berbagai tempat, seperti di
Bireuenghang, Ie Rot Bungkaih (Muara Batu), Tanjong Samalanga, Mon Geudong, Cot
Plieng, dan Krueng Kale (Banda Aceh).

 Menjadi pemimpin pesantren

Pada 1937, Tengku Abdul Jalil diangkat menjadi pemimpin pesantren, menggantikan
gurunya, Tengku Ahmad, yang meninggal dunia. Di bawah pimpinannya, Pesantren
Dayah Cot Plieng mengalami banyak perubahan. Tengku Abdul Jalil juga mengadakan
hubungan dan kerjasama dengan ulama di seluruh Aceh.

4

SEJARAH INDONESIA

Sikapnya yang menentang penjajahan tumbuh ketika membaca Hikayat Prang Sabi. Oleh
karena itu, selama memimpin pesantren, ia juga memberikan pembelajaran tentang
patriotisme kepada para santrinya. Ketika Belanda menyerah pada 1942, Tengku Abdul
Jalil tidak mudah termakan oleh propaganda yang disebarkan oleh Jepang. Sebaliknya, ia
malah semakin anti dan benci terhadap penjajah Jepang yang bersikap semena-mena dan
sangat menyengsarakan rakyat.

 Tokoh perlawanan Aceh terhadap Jepang

Perlawanan rakyat Cot Plieng, Lhokseumawe, Aceh terhadap Jepang dipimpin oleh
Tengku Abdul Jalil. Pada Juli 1942, Tengku Abdul Jalil mengadakan pengajian bersama
400 pengikutnya, yang sekaligus menyuarakan kritik tajam terhadap penjajahan Jepang.
Keesokan harinya, ia langsung diundang menghadap polisi Jepang karena dengan sangat
terbuka menghimpun kekuatan untuk melakukan perlawanan.
Namun, undangan tersebut tidak dipenuhi, sehingga membuat hubungannya dengan
Jepang semakin meruncing. Puncaknya adalah saat polisi Jepang bernama Hayasi datang
untuk menjemput Tengku Abdul Jalil di Dayah Cot Plieng. Namun, Hayasi justru berakhir
terluka setelah memaksa Tengku Abdul Jalil untuk berhenti menyuarakan sikap
perlawanan terhadap Jepang. Menanggapi hal itu, pada 7 November 1942, pasukan Jepang
dikerahkan untuk menangkap Tengku Abdul Jalil. Peristiwa itulah yang menandai awal
mula Tengku Abdul Jalil melakukan perlawanan terhadap Jepang. Pada pertempuran itu,
Tengku Abdul Jalil berhasil lolos, meski pesantrennya dibakar.

 Wafat

Setelah lolos dari pertempuran pertama, Tengku Abdul Jalil dan pengikutnya mundur ke
Masjid Paya Kambok di Kecamatan Meurah Mulya. Setelah tiga hari, tentara Jepang
menemukannya dan kemudian terjadi pertempuran setelah salat Jumat. Pertempuran
itu berhasil dimenangkan oleh Jepang karena Tengku Abdul Jalil kalah dalam jumlah
pasukan ataupun persenjataan. Gugurnya Tengku Abdul Jalil dan pengikutnya terjadi
pada 10 November 1942. Setelah pertempuran selesai, jenazah Tengku Abdul Jalil di
bawa ke Dayah Cot Plieng dan dimakamkan di sana.

5

SEJARAH INDONESIA

2. Perlawanan Rakyat di Singaparna

Pada masa itu, rakyat Singaparna dipaksa untuk mengikuti upacara Seikerei. Upacara
Seikerei merupakan upacara penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara
membungkuk kearah matahari terbit. Dengan cara seperti ini, masyarakat Singaparna
merasa sangat dipermalukan dan dilecehkan. Selain itu, mereka juga merasa menderita
karena diperlakukan secara sewenang-wenang dan kasar oleh Jepang. Pada bulan Februari
1944 terjadi perlawanan rakyat Singapama ( Jawa Barat ) terhadap Jepang yang dipimpin
oleh Kiai Zainal -Mustofa . Perlawanan ini terkait dengan tidak bersedianya K. H. Zainal
Mustofa untuk melakukan seikeirol , yaitu memberikan penghormatan kepada Kaisar
Jepang . Dalam pandangan K. H. Zainal Mustofa , membungkuk kepada matahari sama
saja dengan memberikan penghormatan lebih kepada matahan , sementara dalam hukum
Islam hal tersebut terlarang karena dianggap menyekutukan Tuhan . Tanggal 25 Februari
1944 , Kial Zainal Mustofa ditangkap di Tasikmalaya , dan beliau dipindahkan ke penjara
Batavia ( Jakarta ) Tanggal 25 Oktober 1944 , K. H. Zainal Mustofa dihukum mati.
Perlawanan meletus pada bulan Februari, 1944. Perlawanan dipimpin oleh Kiai Zainal
Mustafa, seorang ajengan di Sukamanah, Singaparna. Ia adalah pendiri Pesantren
Sukamanah. Pendiri pesantren Sukamanah ini tidak mau kerja sama dengan Jepang. Ia
sangat menentang kebijakan-kebijakan Jepang yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Bahkan Zainal Mustafa secara diam-diam telah membentuk “Pasukan Tempur
Sukamanah” yang dipimpin oleh ajengan Najminudin. K. H. Zainal Mustafa memulai
pertempuran pada salah satu hari Jumat di bulan Februari 1944.

6

SEJARAH INDONESIA



Sebelum perang itu dimulai, ada beberapa utusan dari kepolisian Tasikmalaya
dan beberapa orang Indonesia yang ingin mengadakan perundingan dengan
Zainal Mustafa. Namun, polisi Jepang itu dilucuti senjatanya dan ditahan oleh
pengikut Zainal Mustafa.
Kemudian ada seorang polisi yang disuruh kembali ke Tasikmalaya untuk
melaporkan yang baru saja terjadi dan menyampaikan ultimatum dari Kiai Zainal
Mustafa kepada pihak Jepang agar besok segera memerdekakan Jawa dan jika
tidak, maka akan terjadi pertempuran yang akan mengancam keselamatan
orangorang Jepang. Hari berikutnya datang kembali rombongan utusan Jepang
ke Sukamanah untuk mengadakan kembali perundingan dengan Zainal Mustafa.
Akan tetapi, utusan Jepang itu bersikap congkak dan sombong untuk
menunjukkan bahwa Jepang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan lebih kuat.
Hal ini menyulut kemarahan pengikut Zainal Mustafa, sehingga utusan Jepang itu
pun dilucuti senjatanya dan ditangkap bahkan ada yang dibunuh, sementara ada
juga yang berhasil melarikan diri. Setelah kejadian ini, Jepang mengirimkan
pasukan ke Sukamanah, yang terdiri dari 30 orang kempetai dan 60 orang polisi
negara istimewa (tokubetsu keisatsu) dari Tasikmalaya dan Garut.
Pertempuran terjadi lebih kurang satu jam di kampung Sukamanah. Pihak rakyat
menyerang dengan mempergunakan pedang dan bambu runcing yang diikuti
dengan teriakan takbir. Zainal Mustafa dengan pengikutnya bertempur mati-
matian untuk menghadapi gempuran dari pihak Jepang. Karena jumlah pasukan
yang lebih besar dan peralatan senjata yang lebih lengkap, tentara Jepang
berhasil mengalahkan pasukan Zainal Mustafa. Dalam pertempuran ini banyak
berguguran para pejuang Indonesia. Kiai Zainal Mustafa ditangkap Jepang
bersama gurunya Kiai Emar. Selanjutnya Kiai Zainal Mustafa bersama 27 orang
pengikutnya diangkut ke Jakarta. Pada tanggal 25 Oktober 1944, mereka dihukum
mati. Sementara Kiai Emar disiksa oleh polisi Jepang dan akhirnya meninggal.

7

SEJARAH INDONESIA

 Peperangan Terus Berlanjut

Kecaman dari pihak pejuang tersebut sepertinya tidak diindahkan oleh
Jepang Malah sekitar pukul empat sore, mereka mengirimkan beberapa
truk pasukan untuk menyerbu kediaman Kiai Haji Zainal Mustofa.
Menariknya, yang datang bukanlah tentara Jepang, melainkan pasukan
pribumi yang pro Jepang. Sepertinya, Jepang mengadopsi taktik perang
adu domba yang dijalankan oleh Belanda. Karena menghadapi bangsa
sendiri, sang kiai menyuruh para santrinya untuk tidak melawan balik
sampai musuh mendekati zona aman. Mereka benar - benar tidak
melakukan perlawanan sebelum musuh sangat dekat.
Pria tersebut sepertinya salah perhitungan dan taktik yang diambilnya
malah menjadi boomerang. Jumlah pasukan musuh rupanya lebih besar
dan senjata yang dipakai lebih canggih. Akibatnya, musuh dengan
mudahnya masuk ke pesantren dan menghancurkan segalanya. Korban
pun akhirnya berjatuhan. Sebanyak kurang lebih 86 santri tewas dalam
pertempuran. Santri - santri yang lain ada yang dijadikan tawanan dan
disiksa hingga meninggal.

 Akhir Dari Perlawanan Singaparna

Lalu keesokan harinya, pemerintah Jepang menangkap ratusan orang
yang terlibat dalam perlawanan di Singaparna tersebut. Mereka
kemudian dimasukkan ke dalam penjara, termasuk sang pemimpin.
Sebelum penangkapan, terlebih dahulu Kiai Haji Zainal Mustofa mewanti
- wanti muridnya untuk tidak mengaku telah terlibat dalam
pemberontakan. Semua hal yang terjadi, termasuk pembunuhan opsir
Jepang, menjadi tanggung jawabnya sepenuhnya.

8

SEJARAH INDONESIA

Pada akhirnya, ada 23 orang yang dianggap bersalah oleh pihak Jepang.
Mereka kemudian dibawa ke pengadilan Jakarta. Sayang sekali, nasib orang
- orang yang dianggap bersalah itu banyak tidak diketahui . Pada zaman
pendudukan Jepang, memang banyak sekali orang - orang yang dianggap
membangkang tidak diketahui rimbanya . Mereka lenyap begitu saja . Entah
dibunuh atau dibuang ke suatu tempat , tidak ada yang tahu . Sementara itu,
Kiai Zainal Mustofa sendiri dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi pada
tanggal 25 Oktober 1944. Ia kemudian dimakamkan di Taman Pahlawan
Belanda yang berlokasi di Ancol. Pada tanggal 25 Agustus 1973, makamnya
kemudian dipindahkan ke Sukamanah .Pada zaman pendudukan Jepang ,
memang banyak sekali orang - orang yang dianggap membangkang tidak
diketahui rimbanya . Mereka lenyap begitu saja . Entah dibunuh atau dibuang
ke suatu tempat , tidak ada yang tahu . Sementara itu , Kiai Zainal Mustofa
sendiri dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi pada tanggal 25 Oktober 1944.
Ia kemudian dimakamkan di Taman Pahlawan Belanda yang berlokasi di
Ancol . Pada tanggal 25 Agustus 1973 , makamnya kemudian dipindahkan ke
Sukamanah .

9

SEJARAH INDONESIA

3. Perlawanan Rakyat Indramayu terhadap Jepang

Pada 1944, rakyat Indramayu melakukan perlawanan terhadap Jepang. Perlawanan
rakyat Indramayu disebabkan oleh adanya kewajiban untuk menyetorkan hasil penanaman
padi kepada Jepang.Di bawah pimpinan para tokoh, rakyat Indramayu melakukan perlawanan
terhadap Jepang secara besar-besaran, hingga ke pelosok-pelosok desa.Pada 1942, Jepang
mendarat di Indonesia dan ingin berkuasa karena mengincar kekayaan sumber-sumber bahan
mentah, terutama minyak bumi, yang dimanfaatkan untuk kepentingan perangnya.Jepang pun
berhasil merebut Indonesia dari tangan Belanda pada Maret 1942. Daerah Indramayu juga
tidak luput dari perhatian mereka.Pada 3 Maret 1942, Jepang mendarat di Eretan, Indramayu,
tepatnya di Kampung Sumur Sereh.Pada saat itu, para serdadu Jepang yang umumnya
berpangkat jenderal datang ke sebuah pendopo yang ada di Indramayu.Mereka pun menuntut
penduduk setempat memberi hormat. Siapa pun yang menolak, maka akan dipukul atau
diteriaki bagero yang berarti bodoh.Sejak saat itu, rakyat menjadi sangat murka terhadap
Jepang. Kemarahan mereka memuncak saat penduduk Indramayu yang mayoritas bekerja
sebagai buruh tani diwajibkan untuk menyerahkan hasil panen padi.Peristiwa inilah yang
melatarbelakangi pemberontakan petani di Indramayu terhadap Jepang.

10

SEJARAH INDONESIA
4. Perlawanan Rakyat di Blitar (PETA)

Peta (Pembela Tanah Air)

Shodancho Soeprijadi merasa prihatin pada nasib rakyat Indonesia, khususnya
di Blitar, Jawa Timur yang hidup sengsara dibawah kekuasaan Kekaisaran Jepang selama Perang
Dunia II. Penderitaan yang dialami oleh rakyat pribumi dikarenakan Kekaisaran
Jepang menerapkan kebijakan yang sangat brutal, seperti kerja paksa (romusha), perampasan hasil
pertanian, dan perlakuan rasial seperti halnya kekuasaan fasisme di Eropa,
perlakuan rasis tersebut juga dialami oleh tentara PETA yang notabene adalah bentukan Jepang.
Berdasarkan hal-hal itulah, Soeprijadi kemudian mengkonsolidasikan pasukannya untuk
melakukan pemberontakan melawan Tentara Kekaisaran Jepang.Pemberontakan PETA di Blitar
adalah sebuah peristiwa pemberontakan yang dilakuan sebuah batalion PETA di Blitar, Jawa
Timur pada tanggal 14 Februari 1945.

Tepat 14 Februari 1945 pukul 03.00 WIB, pasukan PETA menembakkan mortir ke

Hotel Sakura yang menjadi kediaman para perwira militer Jepang. Markas Kempetai juga

ditembaki senapan mesin. Dalam aksi yang lain, salah seorang Bhudancho PETA merobek
poster bertuliskan “Indonesia Akan Merdeka” dan menggantinya dengan tulisan “Indonesia

Sudah Merdeka!” Pemberontakan PETA tidak berjalan sesuai rencana. Supriyadi gagal

menggerakkan satuan lain untuk memberontak dan rencana ini pun terbukti telah diketahui

oleh pihak Jepang. Dalam waktu singkat, Jepang mengirimkan pasukan militer untuk

memadamkan pemberontakan PETA. Sebanyak 78 orang perwira dan prajurit PETA

ditangkap dan dijebloskan ke penjara untuk kemudian diadili di Jakarta. Sebanyak 6 orang

divonis hukuman mati di Ancol pada 16 Mei 1945, 6 orang dipenjara seumur hidup, dan

sisanya dihukum sesuai dengan tingkat kesalahan.

Akan tetapi, nasib Supriyadi tidak diketahui. Supriyadi menghilang secara misterius. Setelah

Indonesia merdeka, sebenarnya Supriyadi diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri

Pertahanan dan Keamanan. Namun, Supriyadi tidak pernah muncul lagi untuk selama-

lamanya.

11


Click to View FlipBook Version