Kalkulus
Peubah
Banyak
kata pengantar
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku ajar berjudul “Kalkulus Peubah
Banyak”. Tak lupa juga mengucapkan salawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW, karena berkat beliau, kita
mampu keluar dari kegelapan menuju jalan yang lebih
terang.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang sudah membantu sehingga
buku ini selesai dengan sangat baik.
Adapun, buku ajar penulis yang berjudul ‘Buku Ajar:
“Kalkulus Peubah Banyak” ini telah selesai penulis
buat secara semaksimal dan sebaik mungkin untuk
membantu pengajar atau dosen dan mahasiswa
yang membutuhkan berbagai materi dan juga
pengayaan tentang Kalkulus Peubah Banyak.
Penulis sadar, masih banyak luput dan kekeliruan
yang tentu saja jauh dari sempurna tentang buku
ini. Oleh sebab itu, penulis mohon agar pembaca
memberi kritik dan juga saran terhadap karya buku
ajar ini agar penulis dapat terus meningkatkan
kualitas buku.
Demikian buku ajar ini penulis buat, dengan
harapan agar pembaca dapat memahami mata
kuliah Kalkulus Peubah Banyak dan juga
mendapatkan wawasan mengenai bidang ini serta
dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam arti
luas. Terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB I TURUNAN 4
BAB II INTEGRAL 14
BAB III TURUNAN PARSIAL 24
DUA PEUBAH ATAU LEBIH
BAB IV TURUNAN PARSIAL 30
TINGKAT TINGGI
BAB V INTEGRAL LIPAT DUA &
39
TIGA
BAB VI INTEGRAL PERMUKAAN
46
PENUTUP
52
BAB I
TURUNAN
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu
memahami konsep dan
prinsip Turunan serta
menunjukkan sikap yg baik
dan aktif
A. Pendahuluan
Turunan merupakan salah satu cabang diferensial
kalkulus, maka sejarah perkembangannya juga
berhubungan erat dengan perkembangan
kalkulus. Turunan fungsi (diferensial) adalah fungsi
lain dari suatu fungsi sebelumnya, misalnya fungsi
menjadi yang mempunyai nilai tidak beraturan.
Konsep turunan sebagai bagian utama dari
kalkulus dipikirkan pada saat yang bersamaan
oleh Sir Isaac Newton ahli matematika dan fisika
bangsa ingris dan Gottifred Wilhelm Leibniz (1646
– 1716), ahli matematika bangsa Jerman. Sejarah
perkembangan kalkulus dibagi menjadi beberapa
zaman:
1.Pada zaman kuno, pemikiran integral kalkulus
sudah muncul, tetapi belum dikembangkan
dengan cara yang baik dan lebih teratur.
Fungsi utama dari integral kalkulus adalah
perhitungan volume dan luas yang ditemukan
kembali pada Papirus Moskwa Mesir.
2. Pada zaman pertengahan, matematikawan
yang berasal dari India, bernama Aryabhata,
menggunakan konsep kecil tak terhingga
pada tahun 499 dan menunjukkan masalah
astronomi dalam bentuk persamaan
diferensial dasar. Persamaan ini kemudian
membawa Bashkara II pada abad ke-12
melakukan pengembangan terhadap bentuk
awal turunan.
3. Pada abad ke-12, seorang Persia bernama
Sharaf al-Din al- Tusi menemukan turunan dari
fungsi kubik, sebuah hasil yang penting dalam
kalkulus diferensial. Leibniz dan Newton
mendorong pemikiran-pemikiran ini bersama
sebagai sebuah kesatuan dan kedua orang
tersebut dianggap sebagai penemu kalkulus
secara terpisah dalam waktu yang hamper
bersamaan.
B. Definisi Turunan
Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang
terbuka yang memuat . Turunan pertama
fungsi f di ditulis f’(a) didefinisikan
dengan:
f’ disebut fungsi turunan pertama dari
fungsi asal f, nilai dari f’ untuk sebarang x
dalam I adalah f’ (x) dengan
Domain dari fungsi f’ adalah semua nilai x
dimana limit diatas ada.
Contoh :
Tentukan turunan pertama dari fungsi
dengan menggunakan definisi limit.
D. Aturan Turunan Fungsi Aljabar
1. Turunan Fungsi Konstan:
2. Turunan Fungsi Linear
3. Turunan Fungsi Pangkat
4. Turunan Fungsi Kelipatan Konstanta
5. Turunan Fungsi Jumlah
6. Teorema Turunan Fungsi Hasil Kali
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang
terdiferensiasikan, maka:
ini harus dihafalkan dalam kata-kata sebagai
berikut:
"Turunan hasil kali dua fungsi adalah fungsi
pertama dikalikan turunan fungsi kedua ditambah
fungsi kedua dikalikan turunan fungsi pertama"
7. Teorema Turunan Fungsi Hasil Bagi
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang
terdiferensiasikan dengan g(x) ≠ 0, maka:
"Turunan suatu hasil bagi sama dengan
penyebut dikalikan turunan dari pembilang
dikurangi dengan pembilang yang dikalikan
dengan turunan dari penyebut dan seluruhnya
dibagi dengan penyebut yang dikuadratkan"
BAB II
INTEGRAL
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu
memahami konsep dan
prinsip Integral serta
menunjukkan sikap yg baik
dan aktif
A. Pendahuluan
Sejarah sistematis, istilah integral adalah
menentukan suatu fungsi yang turunannya
atau diferensial diberikan. Dengan kata
lain integral atau pengintegralan
merupakan operasi invers dari diferensial
atau pendiferensialan. Integral dapat
diaplikasikan dalam menentukan luas
wilayah yang dibatasi oleh kurva kurva
fungsi, volume benda padat, dan
beberapa aplikasi lainnya. lambang
integral menyatakan operasi integral,
diperkenalkan pertama kali oleh ilmuwan
bangsa Jerman bernama Gottfried
Wilhelm leibniz (1646-1716).
B. Definisi Integral
Integral merupakan kebalikan (invers) dari
turunan (differensial), sehingga integral
disebut juga anti turunan. Integral dibedakan
menjadi dua yaitu integral tak tentu dan
integral tentu.
Bentuk Umum Integral
Keterangan:
k: koefisien
x: variabel
n: pangkat/derajat dari variabel
c: konstanta
untuk menentukan luas daerah yang dibatasi oleh
grafik f(x) maka dapat ditentukan dengan a dan
b yang merupakan garis vertikal atau batas
luasan daerah yang dihitung dari sumbu x.
Misalkan integral dari f(x) disimbolkan dengan
F(x) atau dituliskan
Maka
Keterangan :
a, b: batas atas dan batas bawah integral
f (x): persamaan kurva
F (x): luasan dibawah kurva f(x)
C. Penerapan Integral
Integral dimanfaatkan dalam berbagai
bidang. Pada bidang matematika dan
teknik, integral digunakan untuk
menghitung volume benda putar dan
luasan pada kurva. Pada bidang fisika,
integral digunakan untuk menghitung dan
menganalisis rangkaian arus listrik, medan
magnet dan lainnya. Sedangkan bidang
ekonomi, integral digunakan untuk
menentukan persamaan dan fungsi yang
berkaitan dengan ekonomi, konsumsi,
marginal, dan sebagainya.
D. Sifat-Sifat Integral
1. Integral Tak Tentu
2. Integral Tentu
3. Integral Eksponensial
4. Integral Substitusi
Menentukan integral dengan cara
substitusi yaitu dengan mengubah bentuk
integral kebentuk lain yang lebih
sederhana. Cara ini digunakan jika suatu
bagian ada kaitan turunannya dari suatu
bagian yang lain.
Rumus Integral substitusi:
5. Integral Trigonometrii
Integral fungsi trigonometri yaitu kebalikan
dari turunan trigonometri. Dimana, integral
tersebut juga memuat fungsi trigonometri.
Rumus dasar pengintegralan trigonometri
adalah sebagai berikut.
Dari rumus integral dari fungsi trigonometri
diatas dapat diperluas lagi menjadi
rumus-rumus berikut.
Contoh soal:
BAB III
TURUNAN PARSIAL
DUA PEUBAH BANYAK
ATAU LEBIH
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu
menentukan turunan
parsial dua peubah atau
lebih dengan definisi
,Turunan Parsial Tingkat
Tinggi dan menunjukkan
sikap yg baik dan aktif
B. Turunan Parsial Fungsi Dua
Peubah atau Lebih
Misal z=F (x,y) adalah fungsi dengan
variable bebas x dan y. Karena x dan y
variable bebas maka terdapat beberapa
kemungkinan yaitu:
1. y dianggap tetap, sedangkan x
berubah-ubah.
2.x dianggap tetap, sedangkan y
berubah-ubah
3.x dan y berubah bersama-sama
sekaligus.
Pada kasus 1 dan 2 diatas mengakibatkan
fungsinya menjadi fungsi satu peubah,
sehingga fungsi tersebut dapat diturunkan
dengan menggunakan definisi turunan
pertama yang telah dipelajari pada
kalkulus diferensial.
Definisi
Misal z = F(x,y) adalah fungsi dua peubah
yang terdefinisi pada interval tertentu,
turunan parsial pertama z terhadap x dan
y dinotasikan dengan
didefinisikan oleh
dan
Contoh :
Tentukan turunan parsial pertama dari
Penyelesaian
Lanjutan Penyelesaian
Selanjutnya turunan parsial fungsi dua peubah
atau lebih dapat ditentukan turunan parsial ke n,
untuk n ≥ 2 turunan parsialnya dinamakan
turunan parsial tingkat tinggi.
Dengan menggunakan analogi fungsi satu
peubah dapat ditentukan turunan parsial tingkat
2, 3 dan seterusnya.
BAB IV
TURUNAN PARSIAL
TINGKAT TINGGI
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu
menentukan turunan
parsial dua peubah atau
lebih dengan definisi
,Turunan Parsial Tingkat
Tinggi dan menunjukkan
sikap yg baik dan aktif
A. PENDAHULUAN
Secara umum, jika turunan parsial suatu x
dan y adalah fungsi lain dari dua peubah
yang sama, turunan tersebut dapat
diturunkan secara parsial terhadap x
atau y untuk memperoleh empat buah
turunan parsial kedua fungsi f. Turunan
Parsial sebuah fungsi matematika
peubah banyak adalah turunannya
terhadap salah satu peubah (variabel)
dengan peubah lainnya dipertahankan
(konstan). Ini di bedakan dengan turunan
total, yang di peroleh semua variabelnya
untuk berubah. Misalkan f(x,y) adalah
fungsi dua peubah x dan y.
Turunan parsial dilambangkan dengan
dengan ∂ (dapat dilafalkan dengan "de",
"de parsial", atau "doh") adalah huruf
bundar, diturunkan namun berbeda
dengan huruf Yunani delta, dan dibedakan
dengan notasi turunan total d (dan dari
huruf ð).
Turunan parsial berguna dalam bidang
kalkulus vector dan geometri differensial.
Turunan parsial sebuah fungsi f terhadap
variabel x dituliskan oleh berbagai sumber
rujukan sebagai
B. Turunan Tingkat Tinggi
Turunan dari fungsi f adalah suatu fungsi yang
dinamakan turunan pertama dari f, yaitu f'
jika fungsi f' ini dihitung lagi turunannya
dengan aturan atau definisi turunan, maka
diperoleh fungsi baru yang dinamakan
turunan kedua dari fungsi f, dan ditulis dengan
lambang f'' (dibaca “f dua aksen”). Secara
umum turunan ke-n dari fungsi f, ditulis f^((n)),
adalah suatu fungsi yang diperoleh dengan
cara menghitung turunan dari fungsi f^((n-
1)),n=1,2,3,…., dengan f^((0)) (x)=f(x). Sebagai
contoh sebagai berikut :
maka
Kita telah memperkenalkan tiga cara
penulisan untuk turunan (sekarang disebut
turunan pertama) dari y = f(x). Notasinya
adalah
masing-masing disebut notasi aksen, notasi D,
dan notasi Leibniz. Terdapat suatu variasi dari
cara penulisan aksen yakni y’ yang kadang
kala akan kita gunakan juga. Semua cara
penulisan ini mempunyai perluasan untuk
turunan-turunan tingkat tinggi, seperti
diperlihatkan dalam tabel yang menyertai.
Khususnya perhatikan notasi Leibniz, yang
walaupun rumit kelihatannya paling cocok
untuk Leibniz. Yang, menurutnya lebih wajar
daripada menuliskan
Lambang turunan ke– n dari fungsi f dapat
ditulis dengan berbagai cara, yaitu
sebagai berikut:
Contoh soal:
BAB V
INTEGRAL
LIPAT DUA DAN
LIPAT TIGA
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu
menghitung integral lipat
dua dan integral lipat tida
dalam bangun ruang serta
menunjukkan sikap ilmiah
serta keaktifan belajar
A. PENDAHULUAN
Pada program studi Matematika, kalkulus
merupakan mata kuliah yang sering dijumpai
permasalahan integral, khususnya integral lipat
dua, integral lipat tiga dan integral garis.
Di dalam suatu perhitungan matematika yang
bisa digunakan salah satunya dengan
menggunakan suatu metode perhitungan apa
yang namanya integral, di mana suatu integral
ini dibagi menjadi beberapa bagian-bagian
yaitu integral tentu dan tak tentu yang di
dalam kehidupan kita sehari hari dengan
menggunakan metode integral tadi dengan
menghitung luas dan volumenya. Integral juga
adalah salah satu bagian dari suatu kalkulus
yang disebut sebagai anti differensial.
Hitung Integral merupakan metode
matematika yang memiliki latar belakang
sejarah penemuan dan pengembangan yang
agak unik. Metode ini banyak diminati oleh
ilmuwan matematika maupun ilmuwan lain di
luar bidang matematika.
B. INTEGRAL LIPAT DUA
Misalkan sebuah z merupakan fungsi dari
(x,y) atau dari dua peubah yang dapat
kita tuliskan z = f(x,y) yang artinya z dia
terdefinisi pada R yang merupakan suatu
persegi panjang tertutup, Jika kita
notasikan menggunakan notasi
matematika R itu adalah himpunan x dan y
dimana x nya lebih besar dari a dan
kurang dari b, dapat dilihat pada gambar
bahwa X itu dari a sampai b dan Y itu dari
c sampai d, jadi terdefinisikannya seperti
ini R = {(x,y) : a ≤ x ≤ b, c ≤ y ≤ d}
Integral lipat dua merupakan integral
biasa atau tunggal yang hasilnya
diintegralkan kembali (lakukan iterasi
integral sebanyak dua kali). Notasi dari
integral lipat dua adalah sebagi berikut
Contoh soal
C. INTEGRAL LIPAT TIGA
Integral lipat tiga (triple integrals)
merupakan integral biasa atau tunggal
yang hasilnya diintegralkan dan
kemudian diintegralkan kembali (lakukan
iterasi integral sebanyak 3x). Notasi dari
integral lipat tiga adalah sebagi berikut
Bentuk di atas adalah bentuk tak tentu
dari integral lipat tiga. Selanjutnya
terdapat bentuk tentu dari integral lipat
tiga dan dapat dinotasikan sebagai
berikut:
Contoh Soal:
Selesaikan Integral lipat tiga dari fungsi berikut:
Penyelesaian:
BAB VI
INTEGRAL
PERMUKAAN
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu
menentukan, menghitung
dan memahami integral
permukaan dan teorema
integral serta menunjukkan
sikap ilmiah serta
keaktifan belajar
A. PENDAHULUAN
Dalam matematika, permukaan integral
adalah generalisasi dari beberapa
integral untuk integrasi di atas permukaan.
Ini dapat dianggap sebagai analog
integral lipat dari integral garis. Dengan
adanya suatu permukaan, seseorang
dapat mengintegralkan bidang skalar
(yaitu, fungsi posisi yang mengembalikan
skalar sebagai nilai) di atas permukaan,
atau bidang vektor (yaitu, fungsi yang
mengembalikan vektor sebagai nilai). Jika
suatu daerah R tidak datar, maka itu
disebut permukaan seperti yang
diperlihatkan dalam ilustrasi.
B. INTEGRAL PERMUKAAN
Definisi permukaan integral bergantung
pada pemisahan permukaan menjadi
elemen permukaan kecil.
Ilustrasi elemen permukaan tunggal.
Elemen-elemen ini dibuat sangat kecil,
dengan proses pembatas, sehingga
mendekati permukaan.
Definisi: Perhatikan gambar dibawah ini!
Satuan n di sebarang titik dari S disebut
satuan normal positif jika arahnya ke atas
Berkaitan dengan permukaan kecil
dari permukaan S dapat dibayangkan
adanya vector yang besarnya sama
dengan dan arahnya sama dengan n.
Maka: =
C. Teorema yang melibatkan
Integral Permukaan
1. Teorema Divergensi Gauss
Misalkan = + + berupa medan vektor
sedemikian sehingga M,N, dan P mempunyai
turunan-turunan parsial pertama yang kontinu
pada benda pejal S dengan perbatasan . Jika
n menyatakan normal satuan sebelah luar
terhadap , maka :
Dalam perkataan lain, fluks F yang melewati
perbatasan suatu daerah tertutup di ruang- tiga
adakah integral lipat tiga dari divergensinya
atas daerah tersebut.