The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by halimatussadiyah.2022, 2022-12-29 21:40:42

Halimatus sa'diyah_UAS_BI

Halimatus sa'diyah_UAS_BI

Kata pengantar

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya
kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ujian akhir semester yang tanpa
terkendala suatu apapun dan dapat terlaksana sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tidak lupa
shalawat dan salam saya kepada nabi Muhammad saw. Serta saya ucapkan terima kasih kepada
bapak Setiawan Edi Wibowo selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan pengarahan kepada saya dalam penugasan kali ini.

Tugas ini saya susun guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Bahasa Indonesia.
Cerpen yang saya buat ini karena terinspirasi dengan kisah teman saya. Tugas ini saya susun
berdasarkan hasil arahan yang telah diberikan yang saya kerjakan pada tanggal 28 Desember
2022 di tempat.

Apabila dalam penugasan saya kali ini terdapat banyak sekali kesalahan saya mohon maaf
sebesar-besarnya. Dan oleh karena itu saya sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran
untuk penugasan saya. Akhir kata saya berharap penugasan saya kali ini dapat menjadi bacaan
yang bermanfaat.

Rabu,28 Desember 2022

Halimatus sa’diyah

Dengan kegigihan masalah dapat terselesaikan

Disebuah desa di dekat bukit barisan tinggallah seorang kakek tua yang ditemani oleh
kedua cucunya yang merupakan anak yatim piatu. Mereka hidup dengan sangat sederhana di
rumah yang kecil dan sangat sempit. Meskipun mereka hidup dengan sangat pas-pasan tetapi
mereka mempunyai keharmonisan dan kehangatan serta kasih sayang antar anggota keluarga.
Untuk menyelesaikan pekerjaan mereka membagi tugas dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Setiap pagi-pagi buta kakek pergi kehutan dekat bukit barisan untuk menjaring ikan di sungai
serta kayu bakar didekat bukit barisan yang akan di jual kepasar. Ketika kakek pergi kepasar
kedua kakak beradik ini menyelesaikan pekerjaan rumah. Si kakak bertugas memasak
sedangkan si adik membereskan rumah serta menyapu halaman. Setelah mereka selesai
mengerjakan pekerjaan rumah tangga mereka bergegas mandi dan bersiap-siap untuk
berangkat ke sekolah. Sang kakak membonceng adiknya menggunakan sepeda usang
peninggalan kedua orang tua mereka.

Seperti layaknya saudara kandung lainnya kakak beradik tersebut berbincang ringan
sambari sepeda di gayuh. Pagi yang cerah membuat mereka bersemangat untuk memulai hari.

Kakak: “Pagi ini sangat cerah ya dik,rasanya kakak bersemangat sekali beraktivitas hari ini”.

Adik : “ Iya kak,hari ini sangat cerah. Aku tidak sabar ingin cepat sampai di sekolah dan
bertemu dengan teman-teman dan bapak,ibu guru”.

Kakak : “ Baiklah, sekarang pegangan yang erat kita akan kebut”.

Adik : “Siap kak, WUUUS ASIIK lebih kencang lagi kak”. Pinta sang adik yang kesenangan
di bonceng kakaknya.

Tidak lama setelah kakak beradik tersebut pergi ke sekolah kakek sampai dirumah setelah
mencari kayu bakar dan menjaring ikan. Tanpa sadar si kakek bergumam “bagaimana caraku
membiayai sekolah kedua cucuku dan biaya kehidupan kami sedangkan pendapatanku semakin
lama semakin sedikit. Jumlah ikan tangkapan selalu menyusut karena sungai sudah tercemar
sehinngga banyak ikan yang mati dan orang-orang sudah banyak yang menggunakan kompor
sehingga kayu bakarpun sudah tidak terlalu laku”. Gumam sang kakek sambil memikirkan
solusi apa yang dapat dilakukan untuk permasalahan tersebut.

Sesampainya kakak beradik di sekolah

Kringg kringg kringg suara lonceng berdenting menandakan kegiatan belajar mengajar akan
segera di mulai.

Bu guru : “ Selamat pagi anak-anak. Bagaimana kabar kalian hari ini?” Sapa bu guru dengan
sangat semangat

Siswa-siswi: “Selamat pagi bu. Kabar kami baik bu”

Bu guru : “ Apakah tugas yang kemarin ibu berikan sudah selesai?”

Siswa-siswi: “Sudah bu.”

Bu guru : “ Baik,tolinhg salah satu dari kalian mengumpulkannya kedepan”

Adik :” Ini tugasnya bu sudah saya kumpulkan semuanya.”

Bu guru : “Nah kebetulan yang mengumpulkan tugasnya kamu, ibu ingin mengobrol sebentar
denganmu. Bisa ikut ibu kedepan sebentar?”.

Adik : “ Bisa bu” Jawab adik sembari mengikuti langkah gurunya.

Sesampainya di depan ruang kelas

Bu guru : “ Maksud ibu memanggil kamu kemari untuk mengingatkan Kembali untuk
pembayaran daftar ulang sekolah kamu dan kakak kamu yang belum di bayar sama sekali.
Sebentar lagi akan di adakan ujian akhir kalua kamu dan kakak kamu belum dapat melunasi
pembayaran tersebut maka dengan sangat berat hati kalian tidak di perkenankan mengikuti
ujian akhir ini”.

Adik : “ Mohon maaf atas keterlambatan pembayarannya bu, tapi memang kami belum bisa
membayarnya,tapi akan saya informasikan kepada kakak dan kakek saya. Terima kasih sudah
mengingatkan bu”.

Bu guru : “ Ya sudah kita Kembali ke ruangan untuk melanjutkan pembelajaran.”

Adik : “ Baik bu”

Beberapa jam kemudian kegiatan di sekoalh sudah berakhir dan suara bel pun berbunyi
nyaring KRIINGG KRIINGG KRIINGG. Semua siswa segera bersiap-siap untuk pulang. Adik
segera menghampiri sang kakak yang terlebih dahulu sudah sampai di parkiran sekolah dan
siap untuk membonceng adiknya pulang. Ditengah perjalanan pulang kedua kakak beradik
tersebut membicarakan tentang pembayaran sekolah yang belum dibayar beberapa bulan.

Adik :” kak, tadi waktu di sekolah bu guru mengingatkan kita untuk segera membayar uang
daftar ulang kak. Kalau kita tidak bisa membayarnya sesuai dengan waktu yang sudah di
tentukan kita tidak bisa mengikuti ujian akhir kak”.

Kakak : “ Gapapa dek nanti kita bicarain sama kakek terus kita cari solusinya bersama”. Jawab
sang kakak mencoba untuk menenangkan adiknya meskipun dia juga bingung akan
membayarnya bagaimana.

Sesampainya di rumah sang adik langsung berlari ke arah sang kakek dan memimta di
pangku serta bercerita tenmtang kegiatan di sekolah.

Adik : “Kakek tadi bu guru mengingatkan kita agar segera melunasi pembayaran daftar ulang
kek. Kalau kita tidak bisa mellunasinya sesuai dengan waktu yang sudsh di tentukan kami tidak
bisa mengikuti ujian akhir kek”

Kakek : “Kamu jawab apa pertanyaan bu guru?”. Jawab sang kakek sambil mengelus kepala
cucunya itu.

Adik :” Aku jawab mau tanya kakek dulu. Adik sudah bayar daftar ulang atau belum ya kek?”

Kakek : “Kakek belum membayarkan uang daftar ulangmu dan juga kakakmu. Tapi kakek
berjanji begitu ada uangnya kakek pasti akan langsung melunasinya.”

Adik : “ Terima kasih,kakek”. Jawab sang adik sembari memeluk kakeknya.

Setelah percakapan tersebut sang kakek berpikir bagaimana dia bisa melunasi biaya kedua
cucunya tersebut yang jumlahnya tidak sedikit. Sang kakek terus berpikir sampai mendapatkan
salah satu solusi yakni meminjam uang kepada juragan kaya raya di desa sebelah. Besok pagi
aku harus menemui juragan itu ujar sang kakek.

Keesokan pagi

Matahari yang cerah menyinari bukit barisan dan daerah sekitarnya seperti biasanya namun
ada yang berbeda di pagi itu . Di pagi itu tidak seperti biasanya sang kakek sudah berpakaian
rapih. Hal tersebut mengundang rasa penasaran sang kakak yang merasa aneh dengan gerak
gerik kakeknya itu. Rasa penasarannya sudah tidak bisa terbendung sehingga Ia pun langsung
menanyakannya.

Kakak :”Kakek mau pergi kemana? tidak seperti biasanya pagi-pagi sudah rapih begitu”. Tanya
sang kakak sambil melihat penampilan sang kakek dari atas sampai bawah dengan tatapan
curiga.

Kakek :”Kakek mau pergi sebentar mencari pinjaman kepada juragan desa tetangga”. Jawab
sang kakek dengan sedikit ragu.

Kakak ;” Kakek mau pergi ke juragan itu?! Juragan yang juga rentenir itu?! Jangan kesana kek
kalau kakek meminjam uang disana bunganyapasti akan besar sekali kek. Bagaimana kita akan
melunasinya nanti? Bisa jadi rumah kita akan disita jika kita lama menunggak mencicil
hutang”.

Kakek:”Tapi kita harus segera melunasi pembayaran daftar ulangmu dan adikmu jika tidak
segera kalian tidak diperbolehkan mengikuti ujian kenaikan kelas dan kita sudah tidak
memiliki tabungan apa-apa lagi” jawab sang kakek kepada cucunya

Kakak:”Pasti ada acara lain kek. Itu bisa kita pikirkan bersama. Tolong ya kek jangan kesana
jangan meminjam uang kepada rentenir itu” Pinta sang kakak kepada kakeknya.

Kakek:” Baiklah apakah kamu punya ide bagaimana cara membayar uang sekolahmu dan
adikmu tanpa harus meminjam uang kepada rentenir?”

Kakak:”Kita bisa berjualan kek, dari uang penjualan ikan dan kayu bakar kita bisa membuat
usaha kecil-kecilan.”

Kakek:” Apakah kamuyakinkita dapat mengumpulkan uang itu tepat waktu dengan cara
berjualan seperti itu?”. Jawab sang kakek yang meregukan ide cucunya itu.

Kakak :” Kita tidak akan tahu kalua belum mencobanya kek. Tapi setidaknya kita sudah
berusaha semampu kita.”. Jawab sang kakak.

Kakek :” Emm baiklah kita akan mencobanya,nah kakek juga punya ide dulu kakek pernah
belajar membuat kerajinan kayu kitab isa menjualnya juga,dan ubtuk peralatannya kitab isa
meminjam kepada tetangga kita”. Jawab sang kakek yang mulai semangat untuk menjalankan
rencana cucunya itu.

Setelah menemukan ide tersebut keesokan harinya sang kakak menemui bu guru untuk
meminta keringanan kepada pihak sekolah agar mengumpulkan uang pembayaran tersebut.
Permohonan sang kakak akhirnya di setujui dengan syarat tertentu yang sudah disepakati.
Penjualan dari olahan ikan tersebut tidak seperti yang di harapkan. Jumlah ikan asap masih

banyak yang belum terjual sehingga untung yang di harapkan belum menghasilkan. Hingga
suatu malam kakek mengajak berbincang dengan cucu-cucunya.

Kakek : “ Sebentar lagi sedah habis waktu yang telah diberikan oleh pihak sekolah kepada kita
untuk melunasi pembayaran daftar ulang kalian. Dan penghasilan kita masih belum
melunasinya”. Ujar kakek dengan lesu karena merasa gagal mencukupi kebutuhan kudua
cucunya itu”.

Kakak :” Iya kek, apa sudah tidak ada cara lain selain meminjam uang kepada renternir kek?”

Kakek : “ Sepertinya sudah tidak ada”. Jawab kakek dengan wajah lesu.

Mendengar perkataan kakeknya dan melihat kakaknya sudai mulai putus asa, sang adik
berusaha menyemangati keduanya. Dan secara tidak sengaja ia menemukan ide.

Adik :” Adik punya masukan,kan selama ini kita hanya menjual ikan dan kerajinan kita di
pasar dekat sini. Bagaimana kalua kita menjualnya di pasar yang lain? Mungkin selama ini
yang membuat ikan kita kurang laris adalah tempat kita menjualnya”.

Kakak: “ Ide bagus. Pintar sekali kamu dik. Mungkin saja apa yang dikatakan adik benar, kita
menjual ikan di pasar yang dekat dengan sungai mungking saja orang-orang lebih memilih
untuk mencari ikan sendiri”.

Kakek:”Nah kalua begitu mulai besok kita menjual ikan dan kerajinan kita di pasar desa
sebelah saja bagaimana?”. Usul sang kakek yang mulai semangat Kembali

“SETUJUU” Jawab sang kakak dan adik dengan kompak dan semangat

Setelah mengganti tempat pemasaran, jumlah ikan yang terjual meningkat drastis. Jumlah
ikan yang terjual selalu habis dan sampai ada yang memesan dalam jumlah banyak. Ternyata
benar apa yang mereka pikirkan selama ini bahwa orang-orang yang ada didekat sungai lebih
memilih untuk mencari ikan sendiri di sungai. Berbeda dengan warga desa sebelah yang jauh
dari sungai sehingga mereka lebih memilih untuk membeli ikan dari pada harus mencarinya
sendiri. Karena jumlah pembeli yang terus meningkat sehingga penghasilan keluarga ini pun
meningkat. Jumlah uang yang di perlukan untuk membayar daftar ulang sekolah sudah
terpenuhi sehingga kakak beradik ini mampu melunasinya dan dapat mengikuti ujian akhir.

Dari kisah tersebut banyak yang dapat kita pelajari tentang kerja keras,kegigihan,bagaimana
cara memecahkan masalah dengan kepala dingin serta tidak gegabah dalam membuat
keputusan,tidak mudah menyerah, pentingnya dukungan keluarga dalam suatu proses dalam

kehidupan, serta setelah membaca cerita tersebut sudah seyogyanya kita merasa bersyukur
karena telah di berikan kehidupan yang berkecukupan.


Click to View FlipBook Version