PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT
SECARA TERPADU PADA
BUDIDAYA PADI SAWAH
KOOB-E
Daftar
isi
01 Latar Belakang
02 Prinsip Pengendalian Terpadu
03 Jenis-jenis OPT
04 Daftar Pustaka
05 Catatan
Latar belakang
pengendalian hama dan
penyakit terpadu (PHT)
Apa itu 40
PHT ? 30
20
10 Item 2 Item 3
0
Item 1
TIM DEPT.PTN-IPB 28/04/2012 4 • FAO Mengapa Harus
1974 : Sistem Pengendalian Hama dan PHT ???
Penyakit yang mengkombinasikan satu Kegagalan pengendalian hama
dengan pestisida sintetik
atau lebih cara yang kompatibel untuk karena:
menekan populasi atau tingkat Terjadinya resistensi hama
terhadap pestisida
kerusakan OPT di bawah tingkat yang Terjadinya resusrjensi
hama
merugikan secara ekonomis dengan Timbulnya hama sekunder
mempertimbangkan kelestarian
lingkungan
AKTUALISASI
CPNS ANGKATAN XXXIX
KABUPATEN KUTAI TIMUR
TAHUN 2021
SETRATEGI
PHT
Strategi prefentif : tindakan
pengendalian yang didasarkan pada
informasi keadaan serangan hama
musim sebelumnya, literatur dan
informasi lain berdasarkan
pemahaman
Strategi responsif : tindakan
pengendalian yang didasarkan pada
informasi status hama pada musim
yang sedang berlangsung, serta
didasarkan pada evaluasi terhadap
manfaat yang dapat diperoleh dari
tindakan pengendalian
INFORMASI YANG DIPERLUKAN KONDISI TERKINI HAMA DAN PENYAKIT
DALAM PENGENDALIAN PADI
HAMA/PENYAKIT
· Gejala · Penggerek batang
· Penyebab · Wereng batang coklat
· Sumber inokulum/biologi hama · Busuk Leher/Blas
· Pemencaran/Penularan · Hawar daun bakteri
· Faktor yang berpengaruh · Pucuk putih
· Busuk Bulir Bakteri
· Keong Mas
· Tikus Sawa
AKTUALISASI
CPNS ANGKATAN XXXIX
KABUPATEN KUTAI TIMUR
TAHUN 2021
PRINSIP DASAR PHT
1 pengertian pengendalian hama terpadu (pht)
pengendalian hama terpadu (pht) adalah suatu dengan kata lain, pengendalian hama terpadu
konsep atau cara berpikir dalam upaya adalah pengendalian hama dan penyakit
pengendalian populasi atau tingkat serangan tanaman dengan pendekatan ekologi yang
hama dengan menerapkan berbagai teknik bersifat multi-disiplin untuk mengelola populasi
pengendalian yang dipadukan dalam satu hama dan penyakit dengan menerapkan
kesatuan untuk mencegah kerusakan tanaman berbagai teknik pengendalian yang kompatibel
dan timbulnya kerugian secara ekonomis serta
mencegah kerusakan lingkungan dan ekosistem.
2 Prinsip dasar pengendalian hama terpadu (pht)
tanaman yang dapat menimbulkan kerusakan sementara penyakit sering diartikan sebagai
fisik yang dianggap merugikan dan tidak bentuk kerusakan fisik tanaman yang disebabkan
diinginkan kehadirannya dalam kegiatan oleh organisme tidak kasat mata, yaitu bakteri
bercocok tanam. dalam dunia pertanian istilah dan jamur. untuk mencegah kerugian atau
hama sering dikonotasikan sebagai organisme melindungi tanaman dari kerusakan yang
pengganggu tanaman yang kasat mata, yaitu disebabkan oleh hama dan penyakit diperlukan
hewan. misalnya adalah hama kutu, belalang, tindakan pencegahan dan pengendalian secara
burung dan lain sebagainya tepat dan benar.
3 Prinsip dasar dan ciri-ciri sistem pengendalian hama terpadu (pht)
4 Prinsip Dasar: ciri-ciri sistem pengendalian hama
budidaya tanaman sehat terpadu (pht)
memanfaatkan musuh alami
pengamatan dan pemantauan rutin Penerapan sistem pengendalian hama terpadu (pht) dilakukan
petani sebagai ahli pht secara bersistem, terpadu dan terkoordinasi dengan baik,
Sasarannya adalah produksi dan ekonomi tercapai tanpa merusak
lingkungan hidup dan aman bagi kesehatan manusia,
Mempertahankan produksi dan mengedepankan kualitas produk
pertanian,
Mempertahankan populasi hama atau tingkat serangan hama
dibaah ae/ak/at,
Mengurangi dan membatasi penggunaan pestisida kimia,
Penggunaan pestisida kimia merupakan alternatif terakhir apabila
teknik pengendalian yang ramah lingkungan tidak mampu
mengatasi.
AKTUALISASI
CPNS ANGKATAN XXXIX
KABUPATEN KUTAI
TIMUR TAHUN 2021
PENGGEREK
BATANG
GEJALA
Sundep (fase vegetatif), beluk (fase generatif)
Penyebab: Dua jenis yang paling penting Padi yang terserang penggerek
batang
pada tanaman padi: penggerek batang padi
kuning dan penggerek batang padi putih.
Bio-ekologi/siklus hidup: meletakkan telur di Penggerek batang padi merupakan salah satu
pelepah, menetas kemudian menuju batang hama utama pada pertanaman padi di Indonesia.
dan menggerek di dalam batang Kehilangan hasil akibat serangan penggerek
Pemencaran: infestasi hama terjadi sejak fase batang padi pada stadium vegetatif dapat
bibit di pesemaian dikompensasi dengan pembentukan anakan
Faktor-faktor yang mempengaruhi: baru. Berdasarkan simulasi pada stadium
Pengendalian: Pengumpulan kelompok telur vegetatif, tanaman masih sanggup
di pesemaian menjadi sangat penting, mengkompensasi akibat kerusakan oleh
pengaturan waktu tanam (dimundurkan), penggerek batang padi sampai 30%. Serangan
bumbung parasitoid, predator (laba-laba, pada stadium generatif menyebabkan malai
kumbang carabidae), cendawan tampak putih dan hampa yang disebut beluk
entomopatogen, dll (whiteheads)
AKTUALISASI
CPNS ANGKATAN XXXIX
KABUPATEN KUTAI
TIMUR TAHUN 2021
WERENG BATANG
COKLAT
AKTUALISASI Wereng batang coklat (WBC) merupakan
CPNS ANGKATAN XXXIX
hama utama yang menyerang padi sangat
KABUPATEN KUTAI TIMUR
TAHUN 2021 membahayakan dan sulit dikendalikan
karena :
1. Hama perusak tanaman padi karena
mengisap cairan padi secara langsung
2. Merupakan Vektor penular penyakit
kerdil rumput atau kerdil hampa
3. Hama yang mampu beradaptasi dengan
cepat pada berbagai lingkungan
sehingga sifat ini menimbulkan ledakan
populasi yang sangat dahsyat dan
mengakibatkan menurunnya produksi
secara drastis.
Ledakan besar 1974, 1986, 1999, 2010, 2016 (yogya dan
jateng)
· Gejala: hopperburn
· Penyebab: Nilaparvata lugens Stal.
· Bioekologi/siklus hidup: Telur diletakkan satu persatu
dalam kelompok di dalam pelepah daun, nympha
berkembang di sekitar tempat peletakan telur, imago
ada bersayap (pemencaran) dan tidak bersayap
(perkembangbiakan)
· Faktor yang berpengaruh:
1. Sawah ditanami padi terus-menerus
2. Musim basah
3. Penggunaan pestisida sangat tinggi
4. Pemupukan Kalium rendah.
· Pengendalian
· Tindakan jaga-jaga • (Lihat bagian PHT biointensif)
· Bila sudah terserang
· kurangi pupuk N (ganti urea dengan NPK dan pupuk
organik)
· keringkan sawah
· Kurangi kelembaban sawah
· Konservasi musuh alami (parasitoid dan patogen )
PENYAKIT BUSUK
LEHER PYRICULARIA
(BLAST)
01 PENYEBAB 02 P E N Y E B A R A N
· Penyebab : Cendawan Pyricularia oryzae Penyebaran penyakit bisa melalui
· Sumber inokulum : sisa tanaman, rumput, benih, angin sisa tanaman padi
dilapangan dan inang lainnya
benih • terutaman tanaman dari
golongan graminae/
· Penularan : angin rerumputan.
· Faktor berpengaruh : varietas, kekurangan
air, kekurangan K dan Si , penggunaan
herbisida, dl
03 PENGENDALIAN
Pemupukan yang seimbang dan
penggunaan urea yang tidak
berlebihan
arak tanam jangan terlalu rapat
sehingga tanaman tidak tinggi
kelembaban rendah.
Gunakan sistem tanam jajar
legowo.
Kebersihan lahan harus dijaga
terutama dari sisa tanaman dan
inang yang sakit
KTUALISASI
CPNS ANGKATAN XXXIX
KABUPATEN KUTAI TIMUR
TAHUN 2021
HAMA PUTIH
PALSU
HAMA PUTIH PALSU YANG MEMILIKI NAMA LATIN CNAPHALOCROCIS MEDINALIS
BUKANLAH MENJADI HAMA UTAMA PADA TANAMAN PADI. SERANGANNYA MENJADI
BERARTI BILA KERUSAKAN PADA DAUN PADA FASE ANAKAN MAKSIMUM DAN FASE
PEMATANGAN MENCAPAI > 50 %.
Tanaman yang terserang hama putih palsu Untuk mengendalikan hama putih palsu dilakukan
biasanya tanaman yang masih muda , yaitu
tanaman yang baru dipindah ke sawah sampai dengan langkah – langkah sebagai berikut :
pada umur 75 hari setelah tanam. Serangan
hama putih palsu terdapat sepanjang tahun Mengelola dengan baik air dan pupuk untuk
dan umumnya populasi meningkat pada musim
hujan. Selain itu banyaknya rumput – rumput tanaman padi sehingga tanaman padi yang
liar dan pemberian pupuk N yang berlebihan
pada tanaman padi mengakibatkan makin terserang hama putih palsu dapat pulih kembali
meningkatnya serangan hama putih palsu.
Upayakan pemeliharaan tanaman sebaik mungkin
agar pertanaman tumbuh secara baik, sehat dan
normal
Melakukan pengeringan untuk mengurangi
kelembaban udara disekitar tanaman padi
Disarankan tidak menggunakan insektisida sampai
tanaman berumur 30 hari setelah tanam pindah atau
40 hari sesudah sebar benih.
TUALISASI
CPNS ANGKATAN XXXIX
KABUPATEN KUTAI TIMUR
TAHUN 2021
BLB/KRESEK
PENYAKIT KRESEK TERMASUK DALAM KATEGORI PENYAKIT YANG TERBAWA BENIH. ARTINYA,
BENIH TANAMAN PADI BERASAL DARI TANAMAN YANG TERINFEKSI, MAKA PENYAKIT AKAN
BERKEMBANG PADA TANAMAN SELANJUTNYA, SELAIN BENIH PENYAKIT KRESEK JUGA DAPAT DI
TULARKAN MELALUI AIR, ANGNIN, DAN ALAT-ALAT PERTANIAN.
Perkembangan penyakit hawar daun
bakteri/Kresek sangat di pengaruhi
oleh kelembaban tinggi dan suhu
rendah (20-22 oC) itu sebabnya pada
musim hujan yang sehari-harinya
tertutup awan, penyait ini berkembang
sangat baik, disisi lain taingkat
keparahan penyakit kresek di
pengaruhi oleh beberapa faktor
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI :
Pemupukan nitrogen yang
tinggi tanpa dibarengi
pemupukan kalium
Kondisi cuaca (Angin kencang,
hujan)
·Perkembangan meningkat
seiring pertambahan umur
tanaman
Fase pembungaan merupakan
periode kritis peningkatan
keparahan
pn
KEONG EMAS (POMACEA CANALICULATA)
· BERASAL DARI AMERIKA SELATAN (BRAZIL, ARGENTINA)
DATANG KE ASIA MELALUI TAIWAN
AWALNYA DIDATANGKAN SEBAGAI SUMBER PROTEIN BAGI MANUSIA DAN
TERNAK SERTA UNTUK HIASAN AKUARIU
Pengendalian Hama Keong Emas Moluskisida Botanis Hasil pengujian di BB Padi
Pemasangan perangkap telur Sukamandi, bahan nabati yang dapat
Pengambilan keong emas secara menyebabkan mortalitas 100% pada keong
berkala mas uji: 1. Serbuk biji teh, 0,2 g/l 2. Limbah
Pemberian umpan perangkap (batang pabrik teh, 25 g/l 3. Umbi gadung segar, 25 g/l
pepaya) 4. Umbi gadung kering 15 g/l 5. Ekstrak daun
Pemasangan kawat kasa di saluran mindi 15 g/l 6. Ekstrak biji mimba, 0,5 g/l
antar petakan Moluskisida Sintetis 1. Niklosamida
Menurunkan tinggi air di dalam etanolamina (merek dagang: Romero 50WP,
kotakan Fatal 250 EC, Snaildaown 250 SC) 2. Metal
Membuat parit-parit di dalam kotakan dehyde (merek dagang Molisto 80 WP,
yang dikeringkan Siputox 5 G
Pelepasan itik di areal sawah
Penggunaan moluskisida (botanis pn
dan sintetis
TIKUS PENGENDALIAN
SAWAH
RATTUS Cara-cara Pengendalian Tikus Sawah
ARGENTIVEN 1. Tanam dan panen serempak
TER 2. Sanitasi habitat
3. Penanaman tanaman perangkap
Teknologi pengendalian tikus sudah 4. Linier Trap Barrier System (LTBS)
lengkap 5. Pengemposan (fumigasi)
Faktor sosial ekonomi berperan 6. Pengumpanan
dalam keberhasilan pengendalian 7. Gropyokan (umpan + rodentisida)
tikus 8. Konservasi dan pemanfaatan musuh
Kekompakan satu hamparan luas alami.
adalah kunci keberhasilan (300
hektar) Wide area management.
ULAT GRAYAK
Serangan hama ulat grayak biasanya
bersifat lokal karena adanya musuh alami
yang dapat menekan populasi ulat grayak.
Peningkatan populasi hama ini biasanya
terjadi pada musim hujan karena adanya
inang alternatif yaitu rumput-rumputan.
Gejala serangan ditandai dengan adanya
bekas gigitan yang dimulai dari ujung daun
sampai tepi daun oleh larva muda. Sedangkan
serangan yang disebabkan oleh larva tua
selain memakan daun juga memakan tulang
daun.
Pengendalian ulat grayak adalah sebagai
berikut:
Kultur teknis dilakukan dengan membuat
persemaian jauh dari areal gulma serta
membersihkan areal persemaian dari
gulma.
Pengendalian secara hayati dilakukan
dengan menggunakan musuh-musuh alami
yang dapat menekan populasi ulat grayak.
Penggunaan insektisida efektif yang
berbahan aktif karbofuran 3G, contohnya
adalah Dharmafur 3G.
AKTUALISASI
CPNS KUTIM
2021
WALANG
SANGIT
Serangan walang sangit pada
waktu tertentu dapat menurunkan
produksi hingga 50%. Berdasarkan
hasil penelitian BB Padi, populasi
walang sangit 5 ekor / 9 rumpun
padi akan menurunkan hasil 15%.
Sedangkan serangan serangan 1
ekor walang sangit per malai dalam
satu minggu dapat menurunkan
hasil 27%. Siklus hidup walang
sangit ± 46 hari.
Nimfa yang 17 t menetas lebih menyukai Pengendalian walang sangit:
menyerang bulir padi pada stadia susu secara kultur teknis dilakukan dengan
dibandingkan bulir yang sudah mengeras. Nimfa
beristirahat pada siang dan aktif malam hari dan melakukan tanam serempak;
melakukan penerbangan lebih jauh pada sore secara biologis dengan memanfaatkan
hari. Selain tanaman padi, tanaman lain juga bisa parasitoid dan jamur;
menjadi inang dari serangga walang sangit. dengan menggunakan perilaku serangga.
Bebauan yang terkandung pada tanaman
Walang sangit menghisap cairan yang terdapat Lycopodium sp dan Ceratophylum sp serta
pada bulir maupun pada batang padi. Bulir yang bangkai kepiting disukai oleh walang sangit
diserang biasanya pada fase masak susu. sehingga dapat digunakan untuk menarik
Penghisapan cairan pada bulir padi akan 18 walang sangit dan
menyebabkan bulir menjadi kecil dan hampa. secara kimiawi dilakukan pada stadia
Sedangkan serangan pada bulir yang sudah keras berbunga sampai masak susu dengan
akan menyebabkan biji berubah warna dan rapuh ambang kendali 6 ekor/m2 . Insektisida yang
sehingga bulir hancur pada pada saat digunakan berbahan aktif BPMC dan MIPC.
penggilingan. Contoh pestisida yang berbahan aktif BPMC
dan MIPC adalah Basa 50 EC dan
Dharmachin 50 WP.
pn
TUNGRO
Penyakit tungro tanaman padi sawah Pengendalian
adalah virus batang tungro padi (rice
tungro bacilliform virus, RTBV) dan virus Virus tugro dapat dikendalikan
bulat tungro padi (rice tungro spherical dengan cara mengendalikan serangga
virus, RTSV). Tungro merupakan penyakit vektor penular virus, terutama
padi yang kompleks, kedua virus pengendalian wereng hijau. Aplikasi
ditularkan secara semipersisten oleh insektisida untuk mematikan secara
beberapa spesies wereng hijau dan cepat wereng hijau agar efisien
wereng daun lainnya. Infeksi virus tungro dengan memperhatikan dampak
menyebabkan tanaman kerdil, daun pestisida terhadap lingkungan,
muda berwarna kuning dari ujung daun, sebaiknya dilakukan berdasarkan
daun kuning nampak sedikit melintir dan hasil pengamatan tentang kondisi
jumlah anakan lebih sedikit dari tanaman ancaman tungro.
sehat. Secara umum hamparan tanaman
padi terlihat berwarna kuning dan tinggi
tanaman tidak merata, terlihat spot-spot
tanaman kerdil.
pn
DAFTAR
PUSTAKA
0 1 PENGENDALIAN HAMA TERPADU
(pertanian.go.id)
cybex.pertanian.go.id/artikel/59228/pengendalian-
0 2 hama-terpadu-pht
0 3 https://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.
0 4 http://cybex.pertanian.go.id/artikel/87628/penge
ndalian-hama-dan-penyakit-padi-sawah
pn
Catatan :
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
GIYANTI, SP PENDIDIKAN
Penyuluh Pertanian SD Negri 054 Sangakulirang Tahun 1999
Lapangan. UPT.PPPP SMP Yayasan Karya Bhakti Kaliorang tahun 2002
Kecamatan Kaliorang. SMA Negeri 1 Sangkulirang Tahun 2005
Universitas Mulawarman Fakultas Pertanian Tahun 2010
Riwayat Pekerjaan
AKTUALISASI
2012-2013
Badan Ketahanan Pangan dan DIKLAT DASAR CPNS
Penyuluhan ANGKATAN XXXIX
Kabupaten Kutai Timur
KABUPATEN KUTAI TIMUR
2014-2016 TAHUN 2021
Badan Penyuluhan
Kabupaten Kutai Timur
2017-2021
Dinas Pertanian
Kabupaten Kutai Timur