The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Ringkasan cara merawat di kompartemen engine kendaraan ringan

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by danihidayatuloh1, 2025-03-07 17:41:17

Perawatan Berkala Engine

Ringkasan cara merawat di kompartemen engine kendaraan ringan

Keywords: Berkala,Engine

50 LATIHAN MATERI PELATIHAN 3 Memelihara Sistem Pendinginan (Lanjut) 1. Apa yang harus dilakukan jika Anda menemukan kebocoran pada selang sistem pendinginan kendaraan? a. Biarkan kebocoran terus terjadi, karena tidak memengaruhi kinerja mesin b. Segera mengganti selang yang bocor atau melakukan perbaikan pada bagian yang rusak c. Mengisi ulang cairan pendingin untuk mengurangi kebocoran d. Menambahkan bahan pengental pada cairan pendingin 2. Apa indikasi yang dapat ditemukan pada cairan pendingin yang sudah tidak layak digunakan? a. Cairan pendingin berwarna hijau terang dan bening b. Cairan pendingin berwarna merah muda dan tidak berbau c. Cairan pendingin berwarna coklat, kotor, atau berbau terbakar d. Cairan pendingin berwarna biru dan berbau manis 3. Apa yang dapat terjadi jika level cairan pendingin pada kendaraan terlalu rendah? a. Mesin kendaraan akan berjalan lebih dingin dan efisien b. Mesin kendaraan bisa mengalami overheating dan kerusakan akibat kekurangan pelumasan c. Sistem pendinginan akan bekerja dengan lebih baik d. Tidak ada dampak karena cairan pendingin tidak berperan penting 4. Apa langkah pertama yang perlu dilakukan sebelum mengganti cairan pendingin yang kotor pada kendaraan? a. Melepas penutup radiator dalam kondisi mesin sedang menyala b. Memastikan bahwa mesin dalam keadaan dingin untuk menghindari kecelakaan c. Menambahkan cairan pendingin baru langsung tanpa menguras yang lama d. Menunggu satu jam setelah mesin dimatikan dan memeriksa level oli


51 5. Apa tujuan dari penggunaan radiator pressure tester saat memeriksa sistem pendinginan kendaraan? a. Untuk memeriksa kualitas cairan pendingin b. Untuk memeriksa level cairan pendingin yang sesuai c. Untuk mengukur tekanan dalam sistem pendinginan dan mendeteksi kebocoran d. Untuk mengganti cairan pendingin secara otomatis


52 KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 MEMELIHARA SISTEM KONTROL EMISI (LANJUT) 4.1. Tujuan Tujuan Memelihara Sistem Kontrol Emisi (lanjut) pada Perawatan Berkala Mesin Kendaraan Ringan: 1. Mampu Mengidentifikasi Komponen Sistem Kontrol Emisi Peserta pelatihan dapat mengenal dan mengidentifikasi berbagai komponen yang ada dalam sistem kontrol emisi kendaraan, seperti catalytic converter, oxygen sensor, EGR valve, dan charcoal canister. 2. Mampu Melakukan Pemeriksaan Berkala pada Sistem Kontrol Emisi Peserta pelatihan dapat memeriksa komponen-komponen sistem kontrol emisi untuk memastikan bahwa semua komponen berfungsi dengan baik, seperti memeriksa sensor oksigen, EGR valve, dan mengidentifikasi potensi masalah yang dapat mempengaruhi performa kendaraan. 3. Mengetahui Tanda-Tanda Kerusakan pada Sistem Kontrol Emisi Peserta pelatihan dapat mengenali gejala-gejala atau tanda-tanda kerusakan pada sistem kontrol emisi, seperti lampu check engine menyala, penurunan performa mesin, atau peningkatan konsumsi bahan bakar yang tidak wajar. 4. Memahami Prosedur Perawatan dan Penggantian Komponen Sistem Kontrol Emisi Peserta pelatihan dapat melakukan perawatan rutin dan mengganti komponen yang rusak, seperti mengganti filter udara atau sensor oksigen, sesuai dengan pedoman yang ditentukan oleh pabrikan kendaraan. 5. Menjaga Kendaraan agar Memenuhi Standar Emisi Lingkungan Peserta pelatihan dapat menjaga kendaraan dalam kondisi optimal agar memenuhi standar emisi yang berlaku, dengan cara melakukan perawatan berkala pada sistem kontrol emisi dan memastikan tidak ada kebocoran atau kerusakan pada komponen yang dapat meningkatkan polusi.


53 6. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan Peserta pelatihan dapat mengerti pentingnya sistem kontrol emisi dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi emisi gas buang yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Dengan tujuan pembelajaran ini, diharapkan peserta pelatihan dapat memahami dan mengaplikasikan cara memelihara sistem kontrol emisi secara tepat, sehingga dapat mendukung kinerja mesin yang optimal sekaligus berkontribusi pada pengurangan polusi udara. 4.2. Materi 4.2.1. Pemeriksaan Cut-Off Rpm Bahan Bakar - Tingkatkan kecepatan mesin sekitar 3.500 rpm. - Gunakan sound scope, periksa bunyi kerja injektor. - Bebaskan tuas throttle. Periksa bahwa suara pengoperasian terkadang berhenti dan kemudian simpulkan. Gambar 4.2- 1. Pemeriksaan Cut Off RPM Bahan bakar Sumber : Manual Book Toyota – PT. Toyota Astra Motor Secara Visual Periksa Selang, Sambungan Dan Gasket Periksa bahwa tidak terdapat retak, bocor atau tergores pada selang, sambungan dan gasket.


54 Gambar 4.2- 2. Pemeriksaan Kebocoran Sumber : Manual Book Toyota – PT. Toyota Astra Motor PETUNJUK: - Jika oil level gauge, oil filler cap atau selang PCV dilepaskan, mesin malfungsi atau menjadi penyebab mesin mati. - Jika part antara sistem intake dan cylinder head dilepaskan, kendor atau retak, udara sekunder mungkin akan terhisap. Ini dapat menyebabkan mesin malfungsi atau mesin mati. 4.2.2. Pemeriksaan Canister • Periksa penampilananya. Gambar 4.2- 3. Pemeriksaan Visual Canister Sumber : Manual Book Toyota – PT. Toyota Astra Motor


55 - Secara visual apakah bagian-bagian yang ditunjukkan dengan panah retak atau rusak. - Bila perlu, ganti canister. • Periksa aliran udaranya. Gambar 4.2- 4. Pemeriksaan Aliran Udara Sumber : Manual Book Toyota – PT. Toyota Astra Motor 1. Tiupkan udara (5,9 kPa (0,06 kgf/cm2, 0,86 psi)) ke dalam lubang A, kemudian periksa bahwa udara mengalir dari lubang B sambil memegang lubang C ditutup. Jika aliran udaranya tidak seperti yang ditentukan, ganti canister. 2. Tiupkan udara (5,9 kPa (0,06 kgf/cm2, 0,86 psi)) pada lubang A, kemudian periksa bahwa udara mengalir dari lubang B dan C. Jika aliran udaranya tidak seperti yang ditentukan, ganti canister. 3. Berikan vakum (2,9 kPa (21,8 mmHg, 0,86 in.Hg)) pada lubang A, kemudian periksa bahwa vakumnya tidak berkurang ketika lubang-lubang B dan C ditutup, dan periksa bahwa vakumnya berkurang ketika lubang B dilepaskan. Jika aliran udaranya tidak seperti yang ditentukan, ganti canister.


56 Gambar 4.2- 5. Pemakuman Canister Sumber : Manual Book Toyota – PT. Toyota Astra Motor • Bersihkan filter dalam canister Bersihkan filter dengan meniupkan (19,6 kPa (0,2 kgf/cm2, 2,8 psi)) udara bertekanan ke dalam lubang B sambil memegang lubang A ditutup. Gambar 4.2- 6. Pembersihan Canister Sumber : Manual Book Toyota – PT. Toyota Astra Motor PERHATIAN: Jangan mencoba untuk mencuci canister. Carbon yang tidak diaktifkan akan keluar.


57 4.2.3. Pemeriksaan Vacuum Switching Valve (Katup Switching Vakum) Periksa tahanan. Gunakan ohmmeter, ukur tahanan antara terminal-terminalnya. Tabel 4 1. Tahanan Standar Vacuum Switching Valve Bila hambatan tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti vacuum switching valve. Gambar 4.2- 7. Pengukuran Tahanan Vacuum Sumber : Manual Book Toyota – PT. Toyota Astra Motor Periksa cara kerja - Periksa bahwa tidak ada udara mengalir dari port E ke port F. Gambar 4.2- 8. Pemeriksaan Cara Kerja Sumber : Manual Book Toyota – PT. Toyota Astra Motor - Alirkan voltase baterai melintas terminal.


58 - Periksa bahwa udara mengalir dari port E ke port F. Bila tidak bekerja sesuai dengan spesifikasi, ganti vacuum switching valve. Gambar 4.2- 9. Pemeriksaan Aliran Voltase Sumber : Manual Book Toyota – PT. Toyota Astra Motor 4.2.4. Pemeriksaan Sensor Heated Oxygen Periksa tahanan. Gunakan ohmmeter, ukur tahanan antara terminal-terminalnya. Tabel 4 2. Tahanan Sensor Heated Oxygen Gambar 4.2- 10. Pemeriksaan Tahanan Sumber : Manual Book Toyota – PT. Toyota Astra Motor


59 4.2.5. Pemeriksaan Tutup Tangki Bahan Bakar Periksa secara visual tutup bahan bakar dan gasket dari perubahan bentuk dan rusak. Bila perlu, ganti tutup tangki bahan bakar. Gambar 4.2- 11. Pemeriksaan Tutup Tangki Sumber : Manual Book Toyota – PT. Toyota Astra Motor 4.3. Kesimpulan/Rangkuman Memelihara sistem kontrol emisi pada kendaraan merupakan bagian penting dari perawatan berkala mesin yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Sistem kontrol emisi bekerja dengan cara mengelola gas buang yang dihasilkan mesin, sehingga dapat mengurangi polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Penting untuk memeriksa dan merawat komponen-komponen sistem kontrol emisi, seperti catalytic converter, oxygen sensor, dan EGR valve, guna memastikan kendaraan tetap beroperasi dengan efisien dan memenuhi standar emisi yang ditetapkan. Perawatan yang tepat juga dapat meningkatkan performa mesin, mengurangi konsumsi bahan bakar, dan menghindari kerusakan pada sistem yang dapat berdampak pada kinerja kendaraan secara keseluruhan. Dengan melakukan perawatan rutin dan memeriksa komponen-komponen sistem kontrol emisi, kita dapat memastikan kendaraan tetap ramah lingkungan, efisien, dan memenuhi regulasi yang berlaku. Memelihara sistem ini juga berkontribusi pada pengurangan dampak negatif polusi udara serta menjaga kualitas udara yang lebih baik untuk kesehatan masyarakat.


60 4.4. Lembar Kerja Praktik 4 Lembar Kerja : 4- Memelihara Sistem Kontrol Emisi (Lanjut)1 Program Keahlian : Otomotif (TKR) Materi : Memelihara Sistem Kontrol Emisi (Lanjut) Nama Peserta Pelatihan : ___________________ Kelas/Batch : ___________________ Tanggal : ___________________ Jenis Kendaraan : ___________________ Model Kendaraan : ___________________ _________________________________________________________________________________________ Tujuan Praktik: 1. Memahami fungsi dan komponen-komponen sistem kontrol emisi. 2. Melakukan pemeriksaan dan perawatan pada sistem kontrol emisi kendaraan. 3. Mengidentifikasi tanda-tanda kerusakan pada sistem kontrol emisi. 4. Memastikan kendaraan memenuhi standar emisi yang berlaku. Alat dan Bahan: 1. Kunci pas dan obeng 2. Multimeter atau alat pemeriksa sensor 3. Buku manual kendaraan (untuk referensi komponen dan standar pabrik) 4. Cairan pembersih dan kain lap bersih 5. Filter udara cadangan (jika perlu diganti) 6. Scanner OBD-II (jika diperlukan untuk memeriksa kode kesalahan) Langkah-Langkah Praktik: 1. Persiapan Alat dan Bahan • Pastikan semua alat dan bahan yang diperlukan sudah siap. • Pastikan kendaraan dalam kondisi mati dan mesin sudah cukup dingin untuk melakukan pemeriksaan.


61 2. Pemeriksaan Sensor Oksigen (O2 Sensor) • Langkah 1: Cek koneksi kabel pada sensor oksigen dan pastikan tidak ada kabel yang longgar atau rusak. • Langkah 2: Gunakan multimeter untuk memeriksa resistansi dan tegangan pada sensor oksigen (sesuaikan dengan standar dari buku manual). • Langkah 3: Periksa apakah ada kode kesalahan pada kendaraan yang menunjukkan masalah pada sensor oksigen, menggunakan scanner OBD-II. 3. Pemeriksaan Catalytic Converter • Langkah 1: Periksa catalytic converter untuk memastikan tidak ada kerusakan fisik seperti penyok atau bocor. • Langkah 2: Lakukan pemeriksaan suara. Ketuk ringan catalytic converter dan dengarkan apakah ada bunyi logam berderak, yang menandakan kerusakan internal. • Langkah 3: Cek apakah ada bau gas buang yang tidak normal atau asap yang lebih banyak dari biasanya, yang bisa mengindikasikan kerusakan pada catalytic converter. 4. Pemeriksaan EGR Valve • Langkah 1: Periksa EGR valve untuk memastikan tidak ada kotoran atau kerak yang menyumbat saluran EGR. • Langkah 2: Cek apakah EGR valve dapat bergerak dengan lancar menggunakan tangan atau alat khusus, dan pastikan valve tidak terjebak di posisi terbuka atau tertutup. • Langkah 3: Bersihkan EGR valve jika diperlukan dengan cairan pembersih dan kain lap, kemudian pasang kembali. 5. Pemeriksaan Filter Udara • Langkah 1: Periksa filter udara untuk memastikan tidak ada kotoran yang berlebihan. Filter udara yang kotor dapat mengganggu proses pembakaran dan meningkatkan emisi. • Langkah 2: Jika filter udara terlihat sangat kotor atau rusak, ganti dengan filter udara baru yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan. 6. Pemeriksaan Sistem Ventilasi Uap Bahan Bakar (EVAP) • Langkah 1: Periksa charcoal canister untuk melihat apakah ada kebocoran atau kerusakan.


62 • Langkah 2: Gunakan alat uji tekanan untuk memeriksa apakah ada kebocoran pada sistem EVAP. 7. Uji Fungsi Sistem Kontrol Emisi • Langkah 1: Nyalakan mesin kendaraan dan biarkan beroperasi pada suhu normal. • Langkah 2: Gunakan scanner OBD-II untuk memeriksa apakah ada kode kesalahan terkait sistem kontrol emisi. • Langkah 3: Jika sistem bekerja dengan baik, lampu check engine tidak menyala dan kendaraan beroperasi dengan stabil. Pertanyaan Refleksi: 1. Apa fungsi utama dari sensor oksigen dalam sistem kontrol emisi? o o 2. Mengapa catalytic converter penting dalam mengurangi emisi kendaraan? o o 3. Apa yang dapat terjadi jika EGR valve tidak berfungsi dengan baik? o o 4. Bagaimana cara memeriksa apakah ada kebocoran pada sistem EVAP? o o 5. Apa dampak dari filter udara yang kotor terhadap sistem kontrol emisi? o o Evaluasi Praktik: • Apakah sensor oksigen berfungsi dengan baik? Ya [ ] Tidak [ ]


63 • Apakah catalytic converter dalam kondisi baik? Ya [ ] Tidak [ ] • Apakah EGR valve berfungsi dengan lancar? Ya [ ] Tidak [ ] • Apakah filter udara dalam kondisi baik? Ya [ ] Tidak [ ] • Apakah tidak ada kode kesalahan yang terdeteksi pada sistem kontrol emisi? Ya [ ] Tidak [ ] • Catatan atau masalah yang ditemukan: Catatan Widyaiswara/Instruktur: Tanda Tangan Peserta: _________________________ Tanda Tangan Wisyaiswara/Instruktur: __________________________________________ *


64 LATIHAN MATERI PELATIHAN 4 Memelihara Sistem Kontrol Emisi (Lanjut) 1. Apa tujuan utama dari sistem kontrol emisi pada kendaraan? a. Mengurangi konsumsi bahan bakar kendaraan b. Meningkatkan kecepatan kendaraan c. Mengurangi polusi udara dengan mengelola gas buang d. Meningkatkan performa mesin 2. Komponen mana yang berfungsi untuk mengurangi emisi gas berbahaya seperti CO, HC, dan NOx pada kendaraan? a. Catalytic Converter b. Fuel Injector c. Alternator d. Air Filter 3. Apa yang akan terjadi jika sensor oksigen (O2 Sensor) pada kendaraan mengalami kerusakan? a. Mesin akan berjalan lebih efisien b. Emisi gas buang akan meningkat c. Konsumsi bahan bakar akan berkurang d. Kendaraan akan berjalan lebih cepat 4. Apa tanda-tanda bahwa catalytic converter pada kendaraan mengalami kerusakan? a. Lampu check engine menyala b. Kendaraan berfungsi lebih cepat c. Mesin kendaraan tidak bisa menyala d. Mesin kendaraan mengeluarkan suara lebih keras 5. Bagaimana cara memeriksa apakah EGR (Exhaust Gas Recirculation) valve berfungsi dengan baik? a. Mengganti EGR valve setiap 10.000 km b. Menggunakan alat untuk memeriksa aliran gas buang melalui EGR valve c. Memeriksa suhu mesin


65 d. Memastikan EGR valve selalu dalam posisi tertutup 6. Apa yang harus dilakukan jika filter udara kendaraan sangat kotor dalam konteks sistem kontrol emisi? a. Mengganti filter udara dengan yang baru b. Membersihkan filter udara dengan air c. Meninggalkan filter udara dalam keadaan kotor d. Menambahkan bahan kimia pada filter udara 7. Sistem EVAP pada kendaraan digunakan untuk mencegah pembebasan gas yang tidak terkendali dari mana? a. Dari mesin kendaraan b. Dari tangki bahan bakar c. Dari ruang bakar d. Dari sistem pendinginan 8. Jika terjadi kerusakan pada catalytic converter, apa yang mungkin terjadi pada kendaraan? a. Performa mesin meningkat b. Meningkatnya emisi gas berbahaya c. Penghematan bahan bakar d. Suara kendaraan menjadi lebih halus 9. Apa yang harus dilakukan ketika lampu "check engine" menyala terkait sistem kontrol emisi? a. Membiarkan mesin berjalan seperti biasa b. Mengabaikan lampu tersebut c. Menggunakan scanner OBD-II untuk membaca kode kesalahan d. Mengganti mesin kendaraan 10. Mengapa penting untuk menjaga dan merawat sistem kontrol emisi pada kendaraan? a. Untuk meningkatkan akselerasi kendaraan b. Untuk memastikan kendaraan tetap ramah lingkungan dan efisien c. Untuk meningkatkan kecepatan kendaraan d. Untuk memperpanjang umur ban kendaraan


66 DAFTAR PUSTAKA ASTM International. (2021). ASTM D6751 - Standard Specification for Biodiesel Fuel (B100) Blend Stock for Distillate Fuels. West Conshohocken, PA: ASTM. Badan Standardisasi Nasional (BSN). (2017). Standar Perawatan Berkala Mesin Kendaraan Ringan SNI 13-2345-2017. Jakarta: BSN. Honda Indonesia. (2020). Panduan Perawatan Berkala Mesin Kendaraan Honda. Retrieved from https://www.honda-indonesia.com/maintenance-schedule Nurhadi, A., & Putra, B. (2021). "Efektivitas Perawatan Berkala pada Mesin Kendaraan terhadap Pengurangan Emisi Gas Buang." Jurnal Teknologi Otomotif, 12(2), 75- 81. https://doi.org/10.5678/jto.v12i2.5678. Pratama, I. (2018). Dasar-Dasar Perawatan Mesin Kendaraan. Bandung: Pustaka Otomotif. Setiawan, R. (2020). "Penerapan Teknologi Perawatan Berkala pada Mesin Kendaraan Ringan untuk Meningkatkan Efisiensi Bahan Bakar." Jurnal Teknik Mesin Indonesia, 45(3), 201-210. https://doi.org/10.1234/jtmi.v45i3.1234. Siahaan, E. (2017). Pemeliharaan Mesin Kendaraan Bermotor. Yogyakarta: Andi Publisher. Susanto, A. (2019). Perawatan dan Perbaikan Mesin Kendaraan Ringan. Jakarta: Penerbit Teknologi Otomotif. Toyota Motor Corporation. (2021). Maintenance Schedule for Engine/Engine Components. Retrieved from https://www.toyota.com/maintenance-schedule


Click to View FlipBook Version