Bayang Sang Kekasih_Season 1_Manuskrip_Cahaya-Academia
Bayang Sang Kekasih-Season 1 Manuskrip-Cahaya
"Saat cinta bukan tujuan, tapi jalan pulang."
Di jantung kota Konya abad ke-13, seorang penyair muda bernama Zahir menemukan naskah rahasia peninggalan Rumi—sebuah petunjuk ruhani yang mengubah pandangannya tentang cinta, kehilangan, dan makna terdalam kehidupan. Dalam perjalanan batinnya, ia bertemu Layla bint Harun, seorang perempuan Sufi yang matanya menyimpan cahaya dan masa lalu yang misterius.
Bayang Sang Kekasih adalah novel spiritual-romantis yang menggugah, menggabungkan puisi, zikir, dan filosofi sufistik dalam narasi yang puitis dan menyentuh jiwa. Melalui bab-bab seperti “Zikir yang Bergema”, “Taman Rahasia Layla”, dan “Diam”, pembaca diajak merenungi bahwa cinta sejati bukan tentang memiliki—tetapi tentang menyucikan diri dan kembali kepada Sang Pemilik Jiwa.
Buku ini merupakan bagian pertama dari Trilogi Bayang Sang Kekasih yang terinspirasi karya-karya Jalaluddin Rumi. Sehingga tak heran jika di tiap-tiap bab dalam buku ini anda akan menjumpai quote ataupun pikiran-pikiran yang menghidupkan Kembali spirit Rumi di dalamnya.
Dimulai dengan Season 1 Manuskrip Cahaya, buku ini memperkenalkan beberapa Karakter Utama; Pertama, Zahir ibn Malik – seorag Penyair muda yatim piatu dari keluarga miskin, yang memiliki jiwa halus dan sensitif terhadap spiritualitas. Ia bekerja di perpustakaan sebuah madrasah di Konya. Usianya 23 tahun.
Kedua, Layla bint Harun – Putri dari seorang mursyid besar tarekat Sufi. Berkepribadian Lembut, cerdas, sangat mencintai puisi Rumi dan memiliki penglihatan batin yang tajam. Usianya 21 tahun.
Ketiga, Syekh Harun al-Muqaddam – Ayah Layla. Ia adalah seorang mursyid sufi terpandang dan sahabat lama Rumi yang mengasuh sebuah Majelis Sufi di Konya. Berkepribadian Tegas namun penuh kasih. Syekh Harun adalah Simbol kebijaksanaan dunia spiritual.
Keempat, Muwaffaq – Sahabat Zahir, seorang pengembara muda yang menyimpan rahasia masa lalunya. Penuh teka-teki dan kelak menjadi kunci penting dalam alur cerita di buku ini.
Buku ini Cocok untuk pembaca usia 18–40 tahun yang mencari bacaan bermakna, reflektif, dan Islami dengan sentuhan sastra sufistik. Sebuah kisah tentang menemukan cahaya di balik bayang-bayang kerinduan.
-
Follow
-
0
-
Embed
-
Share
-
Upload