The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by edisuaminyasusi, 2021-01-18 03:37:32

kewarganegaraan

bab 5,6 dan 7

INTEGRASI NASIONAL DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

A. Makna Bhineka Tunggal IKA

Bhineka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetap satu jua. Itu menjadi
semboyan bangsa Indonesia dan tertulis pada lambang negara Garuda
Pancasila. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar
17.000 pulau dan keberagaman suku, adat istiadat, bahasa, ras dan
kebudayaan. Meski sangat beragam, bangsa Indonesia adalah satu kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan.

Sejarah Bhineka Tunggal Ika Diambil dari arsip resmi Kementerian
Hukum dan HAM, Bhineka Tunggal Ikan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang
diambil dari kitab atau kakawin Sutasoma karangan Empu Tantular pada masa
Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 M.

Bhineka artinya beragam atau beraneka. Tunggal artinya satu dan Ika
artinya itu. Santoso, Soewito Sutasoma dalam buku, A Study in Old Javanese
Wajrayana (1975), menjelaskan semboyan Indonesia ini tidaklah tanpa sebab.

Baca juga: Din Syamsuddin: Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah
Jalan Tengah Kitab kakawin ini mengajarkan toleransi antar agama. Terutama
antar agama Hindu-Siwa dan Buddha.

Artinya secara harfiah Bhineka Tunggal Ika menjadi beraneka satu itu.
Maknanya, meski beranekaragam tapi tetap satu jua.

Makna Bhineka Tunggal Ika Semboyan Bhineka Tunggal Ika ini
menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri dari
beraneka ragam suku, budaya, ras, agama dan bahasa.

Gina Lestari dalam jurnal Bhineka Tunggal Ika: Khasanah Multikultural
Indonesia di Tengah Kehidupan Sara (2015), mengatakan pluralitas dan
heterogenitas yang tercermin pada masyarakat Indonesia diikat dalam prinsip
persatuan dan kesatuan bangsa yang kita kenal dengan semboyan “Bhinneka
Tunggal Ika”. Baca juga:

Asty Ananta: Saya Percaya Kita Semua Bisa Menjadi Bhineka Tunggal Ika
Ini mengandung makna meskipun Indonesia berbhinneka, tetapi terintegrasi
dalam kesatuan. Ini merupakan sebuah keunikan tersendiri bagi bangsa
Indonesia yang bersatu dalam suatu kekuatan dan kerukunan beragama,
berbangsa dan bernegara yang harus diinsafi secara sadar.

Dilansir dari Kompas.com (29/3/2018), Presiden Joko Widodo (Jokowi)
bersyukur jika Indonesia negara yang kaya akan suku dan agama bisa
mempertahankan dan memelihara kesatuan. Indonesia yang kaya akan
perbedaan dan mampu menjaganya dalam persatuan menjadi inspirasi bagi
negara-negara lain di dunia dalam menjaga persatuan. "Indonesia memiliki
714 suku dan maampu terpelihara dalam persatuan. Sementara beberapa
negara lain tidak mampu memeliharaan perbedaan ini meski jumlah suku tidak
sebanyak di Indonesia," ujar dia. Berkat perjuangan para pahlawan, para
syuhada para ulama Indonesia bisa menjadi bangsa yang kokoh. Sejak awal
berdiri, Indonesia adalah bangsa yang sangat bhineka. Sangat beragam, sangat
majemuk.

Kebhinnekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan
bangsa dan negara. Kebhinnekaan harus dimaknai masyarakat melalui
pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan kekuatan spiritualitas.
Perbedaan etnis, religi maupun ideologi menjadi bagian tak terpisahkan dari
bangsa Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika dan Toleransi yang menjadi
perekat untuk bersatu dalam kemajemukan bangsa. Persatuan dalam
keberagaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam
keberagaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat
mewujudkan hal-hal seperti:

1. Kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang.
2. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3. Perbedaan yang ada tidaak menjadi sumber masalah
4. Pembangunan berjalan lancar Integrasi Nasional

Pengertian, Integrasi Nasional berasal dari dua kata yaitu, “Integrasi” dan
“Nasional Integrasi berasal dari bahasa inggris, Integrate Artinya, menyatu
padukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam Bahasa Indonesia,
integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan
utuh. Nasional berasal dari bahasa inggris, nation yang artinya bangsa.
Integrasi Nasional memiliki arti Politis dan Antropologis Secara Politis,
Penyatuan berbagai Kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah
nasional yang membentuk suatu identitas nasional Secara Antropologis,
Proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga
mencapai suatu keserasian fungsi Syarat Integrasi Syarat keberhasilan suatu
integrasi di suatu negara adalah sebagai berikut:

• Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling
mengisi kebutuhankebutuhan antara satu- dan lainnya.

• Terciptanya Kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai
sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.

• Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam
melangsungkan proses integrasi sosial

Faktor-faktor pembentuk Integrasi Nasional
➢ Adanya rasa senasib dan seperjuangan
➢ Adanya ideology nasional yang tercermin dalam simbol negara
➢ Adanya tekad dan keinginan untuk bersatu
➢ Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat

nasionalisme bangsa
➢ Penggunaan bahasa Indonesia
➢ Semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air

Indonesia
➢ Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
➢ Jiwa semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang

kuat
➢ Mencintai produk dalam negeri

Faktor penghambat integrasi Nasional
➢ Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen
➢ Kurangnya toleransi antargolongan
➢ Kurangnya kesadaran dari masyarakat terhadap ancaman dan gangguan

luar
➢ Adanya ketidakpuasan terhadap ketidakmerataan hasil-hasil pembanguan

Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari faktor internal maupun
eksternal. Upaya Menjaga keutuhan NKRI Banyak sekali Upaya yang dapat kita
lakukan dalam menjaga keutuhan NKRI seperti: Mengamalkan Pancasila,
menanamkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, Menaati UUD 1945, dan
melaksanakan usaha pertahanan negara Usaha Pertahanan Negara Pengertian
Bela Negara, Pada UUD 1945 pasal 27 ayat 3 mengamanatkan bahwa, “Setiap
warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.”
Upaya Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bela Negara yang dilakukan
oleh warga negara merupakan hak dan kewajiban membela serta
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

Hal ini juga tercantum dalam UU Nomor 3 tahun 2002 tentang
pertahanan negara pada Pasal 1 ayat 1, yaitu “Pertahanan keamanan negara
adalah segala usaha untuk mempertahankan negara, keutuhan wilayah NKRI,
dan keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara.” Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan

1. Ancaman , adalah usaha yang bersifat merusak atau merombak
kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional melalu tindak kriminal dan
politis Sedangkan Ancaman militer, adalah ancaman yang menggunakan
kekuatan bersenjata yang ternegosiasi yang mempunyai kemampuan yang
membahayakan kedaulatan negara, wilayah, dan keselamatan bangsa

2. Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah
kemampuan

3. Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional

4. Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah)
Dasar Hukum Bela Negara

✓ Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan
keamanan nasional

✓ UU Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1954 tentang pokok-pokok
perlawanan rakyat

✓ UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1982 tentang ketentuan Pokok
HanKam negara RI, diubah oleh UU Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1988
✓ Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang pemisahan TNI dengan POLRI

✓ Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang peranan TNI dan POLRI
✓ Amandemen UUD 1945 pasal 30 ayat 1 dan 2
✓ UU Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara

Dalam UU republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara Pasal 9 ayat 2, ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara.

a) Pendidikan Kewargakenegaraan
b) Pelatihan dasar kemiliteran
c) Pengabdian sebagai tentara nasional Indonesia
d) Pengabdian sesuai keahlian atau profesi Ancaman terhadap Negara dalam

Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

A. Ancaman Terhadap Integrasi Nasional

1. Ancaman di Bidang Militer

Ancaman yang berupa kekuatan persenjataan militer. Ancaman ini
berupa Agresi Militer yang terjadi di Indonesia sebanyak dua kali, yaitu Agresi
militer I dari tanggal 21 Juli hingga 5 Agustus 1947 dan Agresi militer II tanggal

19 Desember 1948. Pemberontakan bersenjata juga termasuk Ancaman
militer yang harus serius ditangani. Aksi Teror, Spionase juga menjadi salah
Ancaman militer yang membahayakan masyarakat 2. Ancaman Non-Militer
Pada hakikatnya Ancaman yang menggunakan faktor Non-militer dinilai
mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,
kepribadian bangsa, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Ancaman ini
salah satunya disebabkan oleh pengaruh negative dari globalisasi. Globalisasi
yang menghilangkan sekat atau batas pergaulan antar bangsa secara disadari
maupun tidak, telah memberikan dampak negatif yang menjadi ancaman bagi
keutuhan negara

B. Ancaman di Bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM

1. Ancaman di bidang Ideologi Adanya Ideologi-Ideologi yang mempengaruhi
bangsa seperti Liberalisme yaitu mengarah pada kehidupan liberal yang
menekankan pada aspek kebebasan individual

2. Ancaman di bidang Politik Ancaman ini dapat bersumber dari luar negeri
maupun dalam negeri Ancaman politik dari luar, dilakukan suatu negara
dengan memberikan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
Provokasi, atau Blokade Sedangkan Ancaman Politik dari dalam, dapat
berupa separatisme.

3. Ancaman di bidang Ekonomi

• Tersaingnya Produk buatan Indonesia
• Perekonomian yang dikuasai pihak asing
• Persaingan bebas menciptakan keleluasaan memonopoli pasar
• Memperburuk prosepek pertumbuhan ekonomi jangka panjang, apabila

hal-hal diatas berlaku dalam suatu negara

4. Ancaman di bidang Sosial Budaya Ancaman dari dalam ditimbulkan oleh isu-
isu kemiskinan, keterbelakangan, ketidak adilan yang menjadi titik pangkal
separatism, terorisme, kekerasan

Ancaman dari luar:
• Munculnya Kehidupan Konsumtif
• Munculnya sifat Hedonisme
• Sikap Individualisme
• Westernisasi
• Memudarnya gotong royong
• Lunturnya nilai keagamaan dalam kehidupan mastarakat

5. Ancaman di bidang pertahanan dan keamanan

Peran Masyarakat untuk Mengatasi berbagai ancaman dalam
membangun Integrasi Nasional Antara lain:

➢ Tidak membeda-bedakan suku, ras, daerah
➢ Toleransi antar umat beragama
➢ Mmebangun kesadaran integrasi nasional
➢ Pelaksanaan gotong royong
➢ Menggunakan fasilitas umum dengan baik
➢ Bersedia bekerjasama dengan golongan masyarkat untuk

kesejahteraan bersama
➢ Merawat dan memelihara lingnkungan sekitar
➢ Menggunakan layanan umum secara tertib
➢ Menjaga keamanan wilayah dari ancaman dari luar maupun dalam
➢ Memberi kesempatan meraykan hari besar keagamaan dengan aman

dan nyaman sesuai kepercayaan
➢ Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

A. Ancaman terhadap Negara Indonesia dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika

a. Pengertian Ancaman

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dalam negeri maupun luar
negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman dapat dikategorikan
sebagai berikut.

- Berdasarkan asal datangnya ancaman
1. Ancaman Dari Luar, Yaitu segala ancaman terhadap ketahanan nasional
yang berasal dari luar negeri.
2. Ancaman Dari Dalam, Yaitu Segala ancaman terhadap ketahanan nasional
yang berasal dari dalam negeri.
- Berdasarkan bentuk ancaman
1. Ancaman Fisik, Yaitu segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu
ketahanan nasional suatu Negara yang dilakukan dengan tindakan secara fisik.
Contohnya : Pembunuhan, Serangan Bersenjata, Terorisme baik berasal dari
dalam maupun luar negeri.
2. Ancaman Ideologis, yaitu segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu
ketahanan nasional suatu Negara yang dilakukan dalam tataran pemikiran.
Contohnya : Arus Globalisasi, Perang Ideologi, dan kepentingan politik baik
berasal dari luar maupun dalam negeri.

b. Ancaman Terhadap Negara Indonesia dalam Integritas Nasional

Ancaman terhadap negara mempunyai keterkaitan dengan terwujudnya
integrasi nasional. Namun kita sebelumnya akan membahas tentang
pengertian Integrasi Nasional agar lebih mengerti makna dan maksud Integrasi
Nasional. Integrasi berasal dari bahasa Inggris intregate yang artinya

menyatupadukan, menggabungkan dan mempersatukan. Sedangkan nasional
berasal dari bahasa Inggris juga, nation yang artinya bangsa.

Pada intinya bahwa pada dasarnya ancaman merupakan segala sesuatu
yang dapat mengganggu stabilitas kehidupan masyarakat. Sedangkan integrasi
nasional proses penyatuan dan penyesuaian antara kebudayaan yang
berbeda-beda sehingga tercipta suatu keselarasan dalam kehidupan
bermasyarakat. Jika kita hubungkan maka jika terjadi ancaman maka proses
integrasi nasional atau proses penyatuan tersebut tidak dapat berjalan dengan
baik, maka dari itu kita sebagai warga negara yang baik harus sebisa mungkin
mencegah terjadinya ancaman terhadap negara tersebut sehingga kita dapat
melaksanakan integrasi nasional dengan sempurna.

Dari segi geografis Indonesia merupakan bangsa yang mejemuk, posisi
yang strategis dan potensial serta kemajemukan Indonesia disebabkan oleh
berbagai hal, diantaranya sebagai berikut.
- Terletak diantara dua benua yaitu benua asia dan benua Australia dan
dua samudra yaitu samudra Pasifik dan Samudra Hindia
- Kaya akan sumber daya hayati baik hewan maupun tumbuhan.
- Memiliki banyak wilayah dengan potensi lahan yang subur.
- Dilewati garis khatulistiwa dan memiliki iklim tropis dengan dua musim
yaitu musim kemarau dan hujan
- Memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 didunia dengan beragam suku,
ras, bahasa, dan agama sehingga memiliki kebudayaan yang beragam.
- Terletak diantara dua dangkalan besar yaitu dangkalan sunda dan
dangkalan sahul
- Terletak diantara tiga lempeng yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia,
dan Pasifik

c. Bentuk ancaman terhadap Negara Indonesia

Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 menyebutkan tujuan bangsa
Indonesia membentuk suatu pemerintahan Negara adalah untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk
memajukan kesejahteraan umum , mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) berdasarkan pancasila.

1. Ancaman Menurut UU No. 34 tahun 2004
Bagian penjelasan UU no 34 tahun 2004 tentang tentara nasional Indonesia
(TNI) menyebutkan ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
Negara yaitu sebagai berikut.
a. Agresi berupa penggunan kekuatan bersenjata oleh Negara lain terhadap

kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
b. Pelanggaran wilayah yang dilakukan Negara lain.
c. Pemberontakan bersenjata
d. Sabotase dari pihak tertentu untuk merusak instalasi penting dan objek vital

nasional
e. Spionase Yang dilakukan oleh Negara lain untuk mencari dan mendapatkan

rahasia militer
f. Aksi Teror bersenjata yang dilakukan oleh teroris internasional atau

bekerjasama dengan teroris dalam/luar negeri
g. Ancaman keamanan dilaut atau udara yuridiksi nasional Indonesia
h. Konflik komunal yang terjadi antar kelompok masyarakat dapat

membahayakan keselamatan bangsa.

2. Ancaman Disitegrasi

Ancaman terhadap keutuhan NKRI tidak selamanya dalam bentuk fisik atau
bersifat militer. Ancaman nonfisik atau tidak bersifat militer juga menjadi
suatu ancaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang mengancam
integrasi bangsa. Berikut ini merupakan bentuk bentuk ancaman yang dapat
menimbulkan disentegrasi dan mengganggu keutuhan NKRI dalam bingkai
Bhineka Tunggal Ika.
a. Ideologi
b. Demografi
c. Penyalahgunaan Teknologi
d. Faktor Alam
e. Masalah social dan budaya
f. Politik

3. Ancaman Globalisasi

Globalisasi merupakan proses dunia menjadi satu jaringan tanpa batas
antarbangsa karena kemajuan teknologi dan komunikasi. Batas antarbangsa
menjadi samar, masyarakat dapat mengakses informasi, mendapatkan barang
serta berpergian dengan mudah, namun dibalik semua keuntungan globalisasi
tersimpan bahaya yang mengancam. Berikut merupakan ancaman globalisasi
dalam berbagai bidang
a. Ekonomi
b. Sosial budaya

4. Ancaman Memudarnya kesadaran terhadap nilai nilai budaya bangsa

Memudarnya kesadaran terhadap nilai nilai budaya bangsa menjadi
permasalahan yang perlu mendapat perhatian serius. Permasalahan ini sering
dikaitkan dengan kemajuan dibidang komunikasi termasuk didalamnya
penyebaran informasi baik melalui media cetak maupun media elektronik. Hal
tersebut berdampak terhadap ideologi, agama, budaya dan nilai nilai yang
dianut masyarakat Indonesia
Pengaruh derasnya budaya global yang negative menyebabkan kesadaran
terhadap nilai nilai budaya bangsa semakin memudar. Hal ini tercermin dari
perilaku masyarakat Indonesia yang lebih menghargai budaya asing
dibandingkan budaya bangsa baik dalam cara berpakaian, bertutur kata,
pergaulan bebas dan pola hidup konsumtif serta kurangnya penghargaan
terhadap produk dalam negeri

B. Membangun Integrasi Nasional Melalui Pemahaman Terhadap Nilai-nilai
Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bagi bangsa Indonesia yang artinya
walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua. Makna dari semboyan ini
menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan NKRI.

1. Aktualisasi pemahaman nilai-nilai bhineka tunggal ika
aktualisasi nilai-nilai bhineka tunngal ika terimplomentasi dalam setiap

bidang kehidupan, di antaranya politik, hukum, pemerintahan, ekonomi,
pendidikan, kesehatan, social dan budaya.

a. Aktualisasi Bidang Politik
berikut adalah contoh aktualisasi bidang politik :

1. pada saat pemilu, setiap warga memiliki hak suara sekalipun warga
yang cacat, seharusnya warga yg seperti itu harus di fasilitasi untuk
menyalurkan hak suaranya tersebut

2. walaupun berbeda politik, setiap anggota DPR harus mendahulukan
kepentingan bangsa setiap memutuskan kebijakan dan membuat
peraturan perundang-undan

b. Aktualisasi Bidang Hukum Dan Pemerintahan
berikut ini contoh aktualisasi bidang hukum dan pemerintahan :

- seorang presiden atau kepala daerah harus dapat mengakomodasikan
kepentingan rakyatnya tanpa membedakan suku, agama, dan status sosial.

- Para penegak hukum, seperti : polisi, pengacara, jaksa, dan hakim, harus
bersikap objektif dan tidak melakukan diskriminasi kepada semua para
pelanggar hukum.

- Masyarakat harus menaati setiap hukum yang berlaku di indonesia. Tidak
adda perbedaan.

c. Aktualisasi Bidang Sosial Budaya
penerapan aktualisasi nilai-nilai bhineka tunggal ika dalam kehidupan sosial
budaya akan mencipatakan sikap yang mengakui, menerima dan
menghormati segala bentuk keragaman masyarakat.

Berikut ini contoh aktualisasi bhineka tunggal ika dalam bidang sosial budaya
:
1. satu suku dengan suku yang lainnya harus saling menghormati.
2. setiap orang di negeri ini bangga dan turut serta dalam mengembangkan

kebudayaan nasional.

d. aktualisasi bidang pertahanan keamanan
penerapan pemahaman nilai-nilai bhineka tunggal ika dalam kehidupan

pertahanan keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air. Hal ini
penting dalam membentuk sikap bela negara.
Berikut ini contoh aktualisasi bhineka tunggal ika dalam bidang pertahan dan
keamanan :
1. setiap WNI harus memiliki sifat bela negara.
2. setiap unsur TNI/POLRI menjadi pengayon seluruh lapisan masyarakat tanpa

diskriminasi
3. setiap individu dan masyarakat turut serta dalam menjaga keamanan di

lingkungan sekitar.

3. Perwujudan nilain-nilai bhineka tunggal ika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam memperkuatkan integrasi nasional dalam perwujudan nilain-
nilai bhineka tunggal ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam
memperkuatkan integrasi nasional dapat di laksanakan melalui dua
pendekatan, yaitu :
1. pendekatan struktual yaitu upaya penanaman nilain-nilai bhineka tunggal

ika dalam rangka memperkuat integrasi nasional yang dapat di lakukan oleh
pemerintah atau negara.
2. pendekatan kultural yaitu upaya penanaman nilai-nilai ke bhinekaan
terhadap masyarakat

C. Pentingnya Usaha Pembelaan Negara dalam kesatuan NKRI

Setiap bangsa atau Negara tidak akan lepas dari ancaman, baik dari dalam
maupun luar negeri. Oleh karena itu dibutuhkan upaya bela Negara dan
kerelaan berkorban guna meniadakan ancaman yang membahayakan
kemerdekaan dan kedaulatan Negara serta nilai nilai pancasila dan UUD 194.
Konsep bela Negara sering kali dikaitkan dengan militer, kepolisian maupun
aparat penegak hokum lainya.

Arti bela Negara yang sebenarnya adalah upaya setiap warga Negara untuk
mempertahankan NKRI dari segala bentuk ancaman. UU Nomer 3 tahun 2002
tentang pertahanan Negara menjelaskan tata cara penyelenggaraan
pertahanan Negara yang dilakukan oleh TNI dan komponen bangsa lainya.
Prinsip penyelenggaraan pertahanan menurut UU No. 3 tahun 2002 adalah
sebagai berikut :

1. Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta memperthankan
kemerdekaan dan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa dari segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan

2. Pembelaan Negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya
pertahanan Negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan bagi
setiap warga Negara

3. Bangsa Indonesia cinta perdamaian tetapi lebih cinta pada kemerdekaan
dan kedaulatanya

4. Pertahanan Negara disusun berdasarkan prinsip demokras, hak asasi
manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hokum
nasional, hokum internasional, kebiasaan internasional, dan prinsip hidup
berdampingan secara damai dengan memperhatikan kondisi geografis
Indonesia sebagai Negara kepulauan.

5. Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut
politik luar negeri yang bebas aktif

Berikut adalah beberapa dasar hokum dan pertauran tentang kewajiban bela
Negara.

- Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan
keamanan nasional.

- Undang Undang No. 29 tahun 1954 tentang pokok pokok perlawanan rakyat
- Undang Undang No. 3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara
- Amandemen UUD 1945 pasal 30 dan pasal 27 ayat 3.
- Tap MPR No. VI tahun 2000 tentang pemisahan TNI dengan Polri
Menurut pasal 9 ayat (2) UU No. 3 Tahun 2002 usaha pembelaan Negara
diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar militer
secara wajib, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela maupun wajib
dan pengabdian sesuai dengan profesi masing masing.

a. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

b. Pelatihan dasar kemiliteran
Salah satu contoh komponen warga Negara yang mendapat pelatihan dasar
militer adalah unsur mahasiswa yang tersusun dalam organisasi resimen
mahasiswa (menwa)

c. Pengabdian sebagai prajurit TNI

Berdasarkan pasal 10 ayat 3 UU No 3 Tahun 2002, TNI merupakan komponen
utama dalam kegiatan bela negar. Dalam upaya pembelaan Negara, peranan
TNI sebagai alat pertahanan Negara sangat penting dan strategis karena TNI
memilik tugas untuk mempertahankan kedaulatan Negara dan keutuhan
wilayah, melindungi kehormatan dan keselamata bangsa, melaksanakan
operasi militer selain perang dan ikut serta secara aktif dalam tugas
pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.

d. Pengabdian sesuai dengan profesi

Pengabdian sesuai dengan profesi Adalah pengabdian warga Negara yang
mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan Negara termasuk
dalam menanggulangi dan memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang,
bencana alam, seperti polisi, tim SAR, pramuka dan Palang Merah Indonesi
(PMI)

Pada dasarnya setiap orang mempunyai kewajiban untuk menjaga keutuan
dan keamanan serta ketertiban wilayah sekitarnya mulai dari lingkungan
rumah sendiri, lingkungan masyarakat sekitar, sampai lingkungan wilayah
yang lebih luas, membela Negara tidak harus dalam wujud perlawanan dalam
bentuk militer, tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain

Bentuk partisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkunganya antara lain
melalui kegiatan system keamanan lingkungan (siskamling) ikut serta
menanggulangi akibat bencana alam, ikut serta mengatasi kerusuhan masal
dan konflik komunal.
Bagi kami sebagai pelajar banyak hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk bela
Negara, diantaranya belajar dengan giat, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
(PASKIBRA, PMR, DLL) serta peduli dengan lingkungan sekitarnya
Pramuka termasuk bentuk bela Negara melalui kegiatan positif ini secara tidak
langsung kita berpartisipasi dalam pembelaan Negara dalam wujud mengikuti
ekstrakulikuler pramuka, pembelaan Negara bisa kita lakukan tidak hanya
dalam wujud perlawanan namun juga bisa dalam wujud belajar dengan giat
serta berpasrtisipasi mengikuti kegiatan kegiatan positif.

WAWASAN NUSANTARA

Wawasan Nusantara dalam Konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia Pengertian Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara berdasarkan
Ketetapan MPR dan dibuat di Lemhanas Tahun 1999 adalah “Cara Pandang
dan sikap bangsa Indonesia Mengenai diri dan Lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegarauntuk mencapai tujuan nasional.”
Dengan demikian, Wawasan Nusantara mencakup semua aspek kehidupan
yang utuh sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan sesuai dengan kepentingan.

Bangsa Indonesia yang majemuk harus mampu membina dan
membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasional yang baik. Secara
Etimologis Wawasan Nusantara berasal dari kata “wawasan” dan “Nusantara”
Wawasan berasal dari kata “wawas” yang berarti pandangan, tinjauan,
penglihatan, tanggap indrawi.

Wawasan juga berarti cara pandang dan cara melihat. Nusantara berasal
dari kata “nusa” dan “antara”. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan.
Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi, Nusantara adalah
kesatuan kepulauan yang terletak antara benua yaitu benua Asia dan benua
Australia, dan dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Berdasarkan pengertian modern, kata “Nusantara” digunakan sebagai
penggantu nam Indonesia Secara Terminologis Wawasan Nusantara secara
sederhana berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
Lingkungannya Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nusantara pada
hakikatnya merupakan perwujudan dari kepulauan Nusantara sebagai salah
satu kesatuan pertahanan dan keamanan.

Hakikat Wawasan Nusantara

Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara dalam
pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup
nusantara demi kepentingan Nasional.

ASAS Wawasan Nusantara
a) Kepentingan yang sama.
b) Keadilan
c) Kejujuran
d) Solidaritas
e) Kerja Sama
f) Kesetiaan terhadapan kesepakatan bersama

Kedudukan,Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara

a) Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai Wawasan nasional bangsa
Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh
rakyat Indonesia agar tidak terjadi penyesatan atau penyimpangan dalam
upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian,
Wawasan Nusantara menjadi landasan visional dalam menyelenggarakan
kehidupan nasional

b) Fungsi Wawasan Nusantara berfungsi sebagai

pedoman,motivasi,dorongan,serta rambu-rambu dalam menentukan

segala kebijaksanaan,keputusan,tindakan dan perbuatan bagi

penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan daerah aupun bagi seluruh

rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara

c) Tujuan Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan Nasionalisme yang
tinggi di segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih
mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan
individu,kelompok golongan,suku bangsa atau daerah. Kepentingan-

kepentingan tersebut tetap dihormati,diakui, dan dipenuhi selama tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional atau masyarakat. Aspek
Trigatra dan Pancagatra dalam wawasan Nusantara Konsepsi Wawasan
Nusantara merupakan suatu konsep di dalam cara pandang dan
pengaturan yang mencakup segenap kehidupan bangsa yang dinamakan
Astagatra yang meliputi Aspek Alamiah {Trigatra} dan Aspek sosial
{Pancagatra}.

Trigatra

➢ Letak dan Bentuk Geografis

➢ Keadaan dan kemampuan penduduk

➢ Keadaan dan kekayaan alam Letak dan bentuk geografis

Indonesia merupakan wilayah negara berbentuk kepulauan. Berada di
antara 2 benua dan 2 samudra. Tepatnya Indonesia terletak pada 6⁰ LU - 11⁰
LS , dan 95⁰ BT- 141⁰ BT yang berada di garis equator . Keadaan dan
Kemampuan Penduduk

1. Jumlah penduduk Jumlah penduduk dipengaruhi oleh
kematian,kelahiran,pendatang baru, dan orang yang meninggalkan
wilayahnya. Semakin banyaknya penduduk maka ada banyak angkatan
kerja dan tenaga kerja. Namun segi negatifnya adalah apabila pertumbuhan
penduduk tidak sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tidak
diikuti dengan usaha peningkatan kualitas penduduk.

2. Komposisi penduduk Komposisi adalah susunan penduduk berdasarkan
umur,kelamin,agama,suku bangsa, tingkat pendidikan, dan sebagainya.
Susunan penduduk ini dipengaruhi oleh moralitas, fertilitas, dan migrasi.

3. Distribusi penduduk Distribusi penduduk yang ideal adalah distribusi yang
dapat memenuhi persyaratan kesejahteraan dan keamanan yaitu
penyebaran merata.

Oleh Karena itu, pemerintah perlu memberikan kebijakan mengatur
penyebaran penduduk, misalnya dengan transmigrasi, mendirikan pusat-
pusat perkembangan(growth centers), pusat-pusat Industri, dan sebagainya.

Keadaaan dan kekayaan alam Kekayaan sumber-sumber alam di
Indonesia sangat berlimpah. Sumber-sumber flora, fauna, mineral sangat
banak dan beragam. Sumber daya alam ini harus diolah atau dimanfaatkan
dengan prinsip atau asas maksimal, lestari, dan berdaya saing.

1. Asas Maksimal Sumber daya alam yang dikelola atau dimanfaatkan harus
benar-beanr menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat

2. Asas Lestari Pengelolahan sumber daya alam tidak boleh menimbulkan
kerusakan lingkungan, menjaga keseimbangan Alam

3. Asas Berdaya Saing Artinya hasil-hasil sumber daya alam harus bisa bersaing
dengan sumber daya alam negara lain Pancagatra

➢ Ideologi
➢ Politik
➢ Ekonomi
➢ Sosial Budaya
➢ Pertahanan dan Keamanan Ideologi

Ideologi adalah pengetahuan dasar atau cita-cita. Ideologi merupakan
konsep yang mendalam mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Dalam
strategi pembinaan ideology berikut adalah prinsip yang harus diperhatikan

• Ideologi harus diaktualisasikan oleh WNI
• Ideologi harus dijadikan panglima
• Aktualisasi ideologi dikembangkan kearah keterbukaan dan

kedinamisan
• Ideologi Pancasila mengakui keanekaragaman dalam hidup

berbangsa
• Lembaga eksekutif,yudikatif,legislatif harus mewujudkan cita-cita

bangsa
• Menyosialisasikan Pancasila sebagai ideologi humanis,

relijius,demokratis,nasionalis,dan berkeadilan.

Politik Politik diartikan sebagai asas,haluan, atau kebijaksanaan yang
digunakan untuk mencapai tujuan dan kekuasaan. Kehidupan Politik dapat

dibagi kedalam 2 sektor yaitu sektor masyarakat yang memberikan Input dan
sektor pemerintah yang memberikan output. Upaya bangsa Indonesia untuk
meningkatkan ketahanan dibidang :

Politik

politik adalah upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara
keluaran dan masukkan berdasarkan Pancasila yang merupakan pencerminan
dari demokrasi pancasila.

Ekonomi

Upaya meningkatan ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan
kapasitas produksi dan kelancaran barang dan jasa secara merata ke seluruh
wilayah negara. Ekonomi kerakyatan harus menghindari monopoli. Struktur
ekonomi dimantapkan secara seimbang dan selaras antarsektor.
Pembangunan ekonomi dilaksanakan atas dasar kekeluargaan. Pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnyaharus dilaksanakan secara selaras dan
seimbang antarwilayah dan sektor.

Sosial Budaya

Sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamika budaya bangsa
yang berisi keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi ancaman,tantangan,halangan, dan gangguan
Pertahanan dan Keamanan

Prinsip-prinsip sistem ketahanan nasional antara lain adalah sebagai berikut

1) Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan

2) Pertahanan keamanan berlandasan pada landasa ideal pancasila, landasan
konstitusional UUD 1945, dan landasan visional wawasan nusantara.

3) Pertahanan keamanan negara merupakan upaya terpadu yang melibatkan
segenap potensi dan kekuatan nasional

4) Pertahanan dan keamanan diselenggarakan dengan sistem pertahanan dan
keamanan Nasional (Sishankamnas) , dan sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta (Sishankamrata)

Hubungan antar gatra

✓ Ketahanan nasional pada hakikatnya bergantung pada kemampuan
bangsa dan negara didalam mendayagunakan secara optimal trigatra
sebagai modal penciptaan kondisi dinamis dalam penyelenggaraan
pancagatra

✓ Ketahanan nasional adalah suatu pengertian holistic, yaitu suatu tatanan
yang utuh, menyeluruh, dan terpadu.

✓ Kelemahan disalah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra
lain dan mempengaruhi kondisi secara keseluruhan. Sebaliknhya, kekuatan
di salah satu gatra akan memperkuat gatra lainnya

✓ Ketahanan nasional Indonesia bukan merupakan suatu penjumlahan
ketahanan segenap gatranya melainkan suatu resultante keterkaitan yang
interaktif dari knodisi-kondisi dinamik kehidupan bangsa di bidang-bidang
ideology,politik,ekonomi,sosial budaya,pertahanan dan keamanan.

Astagatra dalam pendekatan kesejahteraan dan keamanan
mempunyai peranan tergantung dari sifat setiap gatra
1) Gatra alamiah mempunyai peranan sama besar baik untuk

kesejahteraan maupun keamanan
2) Gatra ideologi,politik dan sosial budaya mempunyai peranan sama besar

untuk kesejahteraan dan keamanan
3) Gatra ekonomi relatif mempunyai peranan lebih besar untuk

kesejahteraan daripada peranan untuk keamanan
4) Gatra pertahanan dan keamanan relatif mempunyai peranan lebih besar

untuk kaeamanan daripada peranan untuk kesejahteraan

Implementasi wawasan Nusantara
1) Dalam kehidupan politik Menciptakan iklim penyelenggaraan negara

yang sehat dan dinamis

2) Dalam kehidupan ekonomi Menciptakan tatanan ekonomi yang
terjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan serta
kemakmuran rakyat secara merata dan adil

3) Dalam kehidupan sosial budaya Menciptakan sikap batiniah dan lahiriah
yang mengakui, menerima, dan menghormati segala bentuk perbedaan
dan kebhinnekaan

4) Dalam kehidupan pertahanan dan keamanan Menciptakan kesadaran
cinta tanah air dan bangsa, yang diwujudkan dengan sikap bela negara.

SEMANGAT BELAJAR
Dan tetap jaga diri kita dengan menjalankan PROTOCOL covid-19


Click to View FlipBook Version