Isi
Singaperbangsa ....................................................................................................2
SEJARAH TERBENTUKNYA KABUPATEN KARAWANG ............................................7
URUTAN PARA BUPATI BERDASARKAN TAHUN PERIODE MASA JABATAN .........17
URUTAN BUPATI KARAWANG PADA SAAT BERPUSAT DI PURWAKARTA ............20
BERIKUT SUSUNAN PARA BUPATI KARAWANG SAAT KEMBALI BERKEDUDUKAN
DI KARAWANG ....................................................................................................23
Partai politik Kabupaten Karawng.......................................................................47
PERANAN DAN FUNGSI PARTAI POLITIK .............................................................48
Profesionalisme Partai Politik .............................................................................53
Berrikut susunan Partai Poitik di Kabupaten Karawang berdasarkan Jumlah Kursi
di DPRD Karawang ..............................................................................................56
PROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK.....................................................................57
ANGGOTA DPRD KABUPARTAI KARAWANG TAHUN 2019 – 2024 ......................63
GEOGRAFI KARAWANG.......................................................................................69
Organisasi Kemasyarakatan ..............................................................................113
GERINDRA KARAWANG.....................................................................................116
1
Singaperbangsa
Raden Adipati Singaperbangsa, Dalem Kalidaon atau Eyang
Manggung, adalah Bupati Karawang pertama dan menjabat dari
tahun 1633 - 1677 dengan gelar Adipati Kertabumi IV.
Menurut sejarah resmi Kabupaten Karawang, Singaperbangsa
adalah putera Wiraperbangsa dari Kerajaan Galuh.
Panembahan Singaperbangsa mempunyai garis keturunan dari
Prabu Geusan Ulun, penguasa kerajaan Sumedang Larang.
Beliau adalah putera dari Adipati Kertabumi III yang telah
berhasil mengusir Pangeran Nagaragan dari Banten. Nagaragan
sebelumnya berusaha menguasai daerah Karawang.
Keberhasilan Adipati Kertabumi III ini membuatnya
dianugerahi keris yang diberi nama “Karosinjang” dan perintah
untuk tetap memegang kekuasaan di Karawang sebagai wakil
dari Sultan Agung dari Mataram. Namun tugas itu tidak dapat
terealisasi karena Adipati Kertabumi III meninggal dunia pada
saat berada di Galuh dan Selanjutnya di lanjutkan oleh anaknya,
melalui Piagam Pelat Kuningan Kandang Sapi Gede, yang
berbunyi lengkap adalah sebagai berikut:
2
Piagam Pelat Kuningan Kandang Sapi Gede
3
Panger ingkang piagem kanjeng Ingki Rangga Gede Ing
Sumedang Kagadehaken Ing si Asrawardana. Mulane sun
Gadehi Piagem sun kongkon anggraksa kagengan dalam siti
Kagara Agung kilen wates cipamingkis wetan wates Cilamaya
serta kon anunggani lumbung isine pun pari limang takes pun jul
tiga welas cilamaya serta kon anung goni lumbung inine pun
pari limang takes pujul tiga welas jait wodening pari sinambut
dening ki Singaperbangsa, Basakalatan Anggarawahani Piagem
lagi lampahipun kiayi yudhabangsa kapinh kalih ki Wangsa
Taruna, ikang potusan kanjeng dalem Ambankta Tata Titi yang
kalih ewu.
Wadana nipun kyai Singaperbangsa kalih Ki Wirasa bangkang
di Purwadana hakening manira sasangpun katampi
dipunprenaharen ingwaringin pitu laning Tanjungpura
Anggraksa
Siti gung bangsa kilen kala nulis piagem ing dina rebo tanggal
ping sapuluh sasi mulud tahun alif. Kang anulis piagem Manira
Anggaprana Titi.
Dalam terjemahan Indonesia;
Perigatan piagam raja kepada ki Rangga Gede di Sumedang di
serahkan kepada si Astrawardana, sebabnya maka saya serahi
piagam ialah karena saya berikan tugas menjaga tanah negara
agung milik raja, di sebelah barat berbatasan Cipamingkis
disebelah timur berbatasan Cilamaya, serta saya tugaskan
menunggu lumbung berisi padi lima takes lebih tinggi belas
4
jahet, Adapun padi tersebut diterima oleh Ki Singaperbangsa,
basakalatan yang menyaksikan piagam dan lagi kiayi
Yudhabangsa Bersama ki Wangsa Taruna yang di utus oleh raja
untuk pergi dengan membawa 2000 keluarga. Pimpinannya
adalah Kyai Singaperbangsa dan Ki Wirasaba, sesudah piagam
diterima kemudian mereka di tempatkan di Waringinpintu dan di
Tanjugpura, tugasnya adalah menjaga tanah Negara Agung di
sebelah barat.
Piagam ini ditulis pada hari Rabu tanggal 10 bulan mulud tahun
alif
Yang menulis piagam ini ialah saya, Anggaprana
Selesai
Sehingga pada 14 September 1633 Masehi merupakan menjadi
hari jadi Kabupaten Karawang, bertepatan dengan tanggal 10
Maulud 1043 Hijriah yang merupakan hari dilantiknya
Singaperbangsa sebagai Bupati Karawang yang pertama.
Sultan Agung mengangkat Singaperbangsa sebagai penguasa di
Karawang dengan gelar Adipati Kertabumi IV.
Pada masa pemerintahan Singaperbangsa, pusat pemerintahan
Karawang berada di Bunut Kertayasa (sekarang termasuk
wilayah kelurahan Karawang Kulon, kecamatan Karawang Barat,
Karawang).
5
Prabu Singaperbangsa wafat pada tahun 1677, Dimakamkan di
Manggung Ciparage Desa Manggungjaya Kecamatan Cilamaya
Kulon.
Makam Bupati Pertama Karawang Manggung Ciparage Desa Manggungjaya Kecamatan
Cilamaya Kulon
Raden Adipati Singaperbangsa dikenal pula dengan sebutan
Kyai Panembahan Singaperbangsa, atau Dalem Kalidaon atau
disebut juga Eyang Manggung.
6
SEJARAH TERBENTUKNYA KABUPATEN
KARAWANG
Jika kita melihat jauh kebelakang sejarahnya wilayah
karawang sudah sejak lama di huni oleh manusia hal ini di
buktikan dengan di temukanya Peninggalan situs Batujaya
yaitu Candi Jiwa dan Candi Blandongan ini berlatar Budhistik
dengan kronologi relative dari abad ke 4 hingga 13 masehi.
Foto situs Candi Batujaya
merupakan peninggalan jejak dari Krajaan Tarumanegara 357-
618 Masehi yang sisitem pemerintahan atau pemegang
kekuasaan berubah menjadi Kerajaan Sunda awal abad ke-8
sampai akhir abad ke-16 Masehi, Kerajaan Galuh, yang
memisahkan diri dan Kerajaan Tarumanegara atau Kerajaan
Sunda pada tahun 671 Masehi, Kerajaan Sumedanglarang 1580-
1608 Masehi, Kesultanan Cirebon 1482 Masehi dan juga pada
masa Kesultanan Banten abad 15 -19 Masehi.
7
I. PENYEBARAN ISLAM DI KARAWANG
Masyarakat karawang pada awalnya beraagama Hindu
dan Budha padamasa kekuasaan kerjaan Sunda sampai pada
saat Sekitar abad ke-15 Masehi seorang patron bernama
Syekh Hasanudin bin Yusuf Idofi atau yang kita kenal dengan
nama Syekh Quro datang menyebarkan agama islam di
karawang.
Syekh Quro merupakan utusan dari Raja Campa yang
mengikuti pelayaran persahabatan ke majapahit dari Dinasti
ming yang di pimpin oleh Laksamana Cheng ho “Kapal
Laksamana Cheng ho tercatat pernah berlabuh di plabuhan
Muara jati wilayah krajaan Singapura yang nantinya
berubah menjadi Kesultanan Cirebon pada tahun 1415”
Ketika kapal sudah berlabuh, Syeh Quro dan pengikutnya
tinggal untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Pura dan
kemudian menikah dengan putri ki Gede Karawang yang
bernama Ratna Sondari.
Lalu mendirikan Pesantren di Desa Pulo Klapa atau yang
sekarang masuk pada Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten
Karawang, kemudian ajaran Agama Islam yang beliau
8
Syiarkan dilanjutkan penyebaranya oleh Wali yang saatini
dikenal dengan nama wali Sanga.
II. PENAMAAN KARAWANG
Ada dua fersi penamaan asal nama Karawang yang tercatat
dalam sejarah yang pertama berasal dari Bahasa sunda karena
pada masaitu daerah Karawang masih merupakan Sebagian
besar hutan belantara dan masih di kelilingi rawa rawa, istilah
ini lah yang menjadi dasar pemberian nama wilayah ka rawa
an di mana wilayahnya masih berupa rawa rawa hal ini
diperkuat dengan banyaknya nama daerah dengan diawali
dengan nama rawa seperti Rawasari, Rawagede, Rawamerta,
Rawagempol, Rawagabus, Rawasikut dan lainlain.
ke dua, adapun sumberlain yang tercatat dalam sejarah bangsa
Portugis pada tahun 1512 sampai 1552 menceritakan bahwa
Karawang sudah banyak dikenal sejak masa kerajaan
Padjajaran yang terletak di Bogor, karena pada saat itu
Karawang merupakan Jalur lintas yang sangat penting
sebagai jalur transportasi dua krajaan besar, Padjajaran dan
Krajaan Galuhpakuan di Ciamis Pelabuhan – plabuhan
penting yang berada di krajaan Padjajaran tentang letak
daerah Karawang yang berada di sekitar sungai Citarum
9
dengan membuat Pelabuhan Pelabuhan yang berada di sekitar
muara sungai Citarum sehingga banyak kelompok
rombongan dikenal dengan sebutan Caravan, pada saat itu
demi keamanan dalam perjalana para pendatang pergi dengan
berrombongan dengan menggunakan hewan seperti kuda dan
sapi, yang mungkin juga terjadi pada jaman dulu pada masa
kesatuan Kafilah. dalam Bahasa Portugis di sebut Caravan
yang kemudian seiring waktu berubah menjadi Karawang,
wilayah Kabupaten karawang saat itu tidak sama dengan saat
ini, luas Kabupaten Karawang meliputi, Bekasi, Subang,
Pureakarta dan Karawang.
Pada saat Kerajaan Padjajaran runtuh pada tahun 1579
Masehi, Setahun setelahnya yaitu tahun 1580 Masehi berdiri
lah kerajaan Sumedanglarang sebagai penerus pemerintahan
dengan Rajanya yang bernama Prabu Geusan Ulun Putra dari
pernikahan Ratu Pucuk Umum (Pangeran Istri) dengan
pangeran Santri keturunan Sunan Gunung Jati Cirebon,
Kerajaan Islam Sumedanglarang mendirikan pusat
pemerintahanya di Dayehluhur, dengan membawahi
Sumedang, Galuh, Limbangan, Sukakerta dan Karawang.
10
Setelah Prabu Gausan Ulun Wafat padatahun 1608 Masehi
kepemimpinanya digantikan oleh putranya Ranggagempol
Kusumandinata beliau adalah putra sang Prabu Geusan Ulun
dan Istrinya Harisbaya, keturunan Madura padamasa itu di
Jawa Tengah telah berdiri Krajaan Mataram dengan Rajanya
Sultan Agung 1613 -1645 Masehi
Ranggagempol Kusumadinata masih mempunyai hubungan
keluarga dengan Sultan Agung dan beliau juga mengakui
kedaulatan Krajaan Mataram, maka pada tahun 1620 Masehi
Ranggagempol menghadap ke mataram dan menyerahkan
Kerajaan Sumedanglarang dibawah naungan Kerajaan
Mataram maka pada saat itu Krajaan Sumedanglarang dikenal
dengan sebutan Prayangan.
Ragagempol Kusuma dinata diangkat oleh Sultan Agung
sebagai Bupati Wedana untuk tanah Sunda, dengan batas
wilayah sebelah timur Kali Cipamali, sebelah barat Kali
Cisadane, sebelah utara Laut Jawa dan sebelah selatan Laut
Kidul. karena Kerajaan Sumedanglarang berada di bawah
kepemimpinan Kerajaan Mataram maka dengan sendirinya
Karawang dibawah kekuasaan Mataram.
11
Pada tahun 1624, Raggagempol Kusumadinata Wafat dan
dimakamkan di Bembem, Yogyakarta Sebagai penggantinya,
Sultan Agung mengangkat Rangga Gede, putera Prabu
Geusan Ulun dan istrinya Nyi Mas Gedeng Waru dari
Sumedang. Rangga Gempol II, putera Ranggagempol
Kusumandinata yang semestinya menerima Tahta Kerajaan,
merasa disisihkan dan sakit hati. Kemudian beliau berangkat
ke Banten untuk meminta bantuan kepada Sultan Banten agar
dapat menaklukkan Kerajaan Sumedanglarang. Dengan
imbalan apabila berhasil, maka seluruh wilayah kekuasaan
Sumedanglarang akan diserahkan kepada Sultan Banten.
Sejak itulah banyak tentara Banten dikirim ke Karawang,
terutama di sepanjang Sungai Citarum, di bawah pimpinan
Pager Agung dengan bermarkas di Udug-Udug.
Sultan Banten mengirimkan bala tantara Kekarawang bukan
saja untuk memenuhi permintaan Rangga Gempol II, tetapi
merupakan awal usaha Banten untuk menguasai Karawang
sebagai persiapan untuk merebut kembali pelabuhan Banten
yang telah dikuasai oleh Kompeni (Belanda) yaitu Pelabuhan
Sunda Kelapa.
Berita ini telah sampai ke Mataram, lalu pada Tahun 1624,
Sultan Agung mengutus Surengrono (Aria Wirasaba) dan
Mojo Agung Jawa Timur, untuk berangkat ke Karawang
membawa 1000 prajurit beserta keluarganya perjalanan
12
melalui Banyumas dengan tujuan untuk membebaskan
Karawang dari pengaruh Banten dan menyiapkan logistic dan
meneliti jalur penyerangan Mataram ke Batavia.
Pada saat di Banyumas, Ari Sanggoro memmerintahkan 300
prajuurit untuk tinggal dengan keluarganya untuk
mempersiapkan logistic dan jalur yang terhubung ke
Mataram. Dari Banyumas Ari Surengrono melanjutkan
perjalanan melalui jalur utara melalui Tegal, Berebes,
Cirebon, Indramayu dan Ciasem dan mengutus 400 prajurit
dan keluarganya untuk tinggal dan melanjutkan perjalanan
menuju Karawang dengan sisa 300 prajurit dan keluarganya,
Aria Surengrono, menduga bahwa tentara Banten yang
bermarkas di Udug-udug, mempunyai pertahanan yang
sangat kuat, karena itu perlu diimbangi dengan kekuatan yang
memadai pula. Langkah awal yang dilakukan Aria
Surengrono men-
dirikan 3 (tiga) desa yaitu Desa Waringinpitu (Telukjambe),
Desa Parakan Sapi (di Kecamatan Pangkalan yang sekarang
telah terendam Waduk Jatiluhur) dan Desa Adiarsa (sekarang
termasuk di Kecamatan Karawang), dengan pusat kekuatan di
Desa Waringinpitu.
Karena jauh dan sulitnya hubungan antara Karawang dengan
Mataram, Aria Surengrono atau Aria Wirasaba belum sempat
melaporkan tugas yang sedang dilaksanakannya kepada
13
Sultan Agung di Mataram. Keadaan ini menjadikan Sultan
Agung mempunyai anggapan bahwa tugas yang diberikan
kepada Aria Wirasaba gagal dilaksanakan.
Pada tahun 1628 – 1629 kerajaan mataram memperintahkan
bala tenteranya untuk menyerang ke VOC (Belanda) di
Batavia, akan tetapi serangan ini gagal dikarnakan keadaan
medan saat itu sangat berat banyak prajurit yang terjangkit
malaria dan kurangya persediaan makanan untuk paratentara,
dari kegagalan ini sultan Agung membuat pusat logistic di
daerah Karawang dan harus mempunyai pusat pemerintahan
sendiri dibawah pengawasan Kerajaan Mataram dan harus
dipimpin oleh seorang pemimpin yang tangguh dan
ahliperang dan mampu memimpin masyarakat untuk
membuat persawahan untuk mendukung pengadaan logistic
kelak ketika penyerangan Kembali ke VOC (Belanda) di
Batavia.
Pada tahun 1632 M, Sultan Agung mengutus wiraperbangsa
dari Galuh dengan membawa 1000 prajurit dan keluarganya
menuju Karawang tujuan pasukan yang dipimpin oleh
Wiraperbangsa adalah untuk membebaskan Karawang dari
pengaruh Kesultanan Banten dan menyiapkan logistic
sebagai bahan persiapan melakukan penyerangan Kembali
14
terhadap tantara VOC Belanda di Batavia sepertihalnya tugas
yang diberikan kepada Ari Wirasaba yang di anggap gagal.
Wiraperbangsa berhasil malaksanakan tugas yang di berikan
kepadanya dengan baik dan melaporkan hasilnya kepada
Sultan Agung, atas keberhasilan Wiraperbangsa Sultan
Agung mengganugnarahi Jabatan Wedana (setingkat bupati)
di karawang dam di beri gelar Adipati Kertabumi III.
Setelah penganugrahan gelar di mataram, Wiraperbangsa
bermaksud akan segera Kembali ke Karawang namun
sebelumnya singgah di Galuh untuk menjenguk keluarga
akan tetapi atas takdir illahi beliau wafat di Galuh.
Setelah Wiraperbangsa wafat Jabatan Bupati di Karawang
dilanjutkan ole putranya yang bernama Raden
Singaperbangsa dengan gelar Adipati Kertabumi IVyang
memerintah pada tahun 1933 – 1677 M.
Berdasarkan hasil penelitian sejarah yang di bentuk
dengan surat keputusan Bupati Kepala daerah tingkat II
Karawang nomor 170/PEM/H/SK/1968 tanggal 1 Juni
1968 yang telah mengadakan penelitian dan pengkajian
terhadap tulisan:
15
1. Dr. Brandes dalam "Tyds Taal Land En Volkenkude"
XXVIII halaman 352, 355 yang menetapkan tahun 1633
sebagai tahun jadinya Karawang.
2. Dr. R. Asikin Wijayakusumah dalam "Tyds TaaI Land En
Volkenkude" XXVIII 1937 AFL.2 halaman 188200 (Tyds
Batavisch Genot Schap DL.77,1037) halaman 178-205
yang menetapkan tahun 1633 sebagai tahunjadinya
Karawang.
3. Batu nisan makam panembahan Kyai Singaperbangsa di
Manggung Ciparage Desa Manggungjaya Kecamatan
Cilamaya yang bertulis angka 1633-1677 dalam huruf
Latin.
4. Babad Karawang yang ditulis oleh Mas Sutakarya menulis
tahun 1633.
Hasil penelitian dan pengkajian panitia tersebut menetapkan
bahwa Hari Jadi Karawang pada tanggal 10 Rabiul Awal tahun
1043 Hijriah, atau bertepatan dengan tanggal 14 September 1633
M atau hari Rabu tanggl 10 Mulud 1555 tahun Jawa / Saka
16
URUTAN PARA BUPATI BERDASARKAN
TAHUN PERIODE MASA JABATAN
1. RADEN ADIPATI SINGAPERBANGSA (1633-1677)
Raden Adipati Singaperbangsa putera Wiraperbangsa dari
Galuh (wilayah Kerajaan Sumedanglarang), bergelar Adipati
Kertabumi IV. Raden Adipati Singaperbangsa wafat pada tahun
1677. Dimakamkan di Manggung Ciparage Desa Manggungjaya
Kecamatan Cilamaya Kulon. Raden Adipati Singaperbangsa
dikenal pula dengan sebutan Kyai Panembahan Singaperbangsa,
atau Dalem Kalidaon atau disebut juga Eyang Manggung.
2. RADEN ANOM WIRASUTA (1677-1721)
Raden Anom Wirasuta putera Raden Adipati
Singaperbangsa yang Bergelar Adipati Panatayudha I. Beliau
dilantik menjadi Bupati Karawang di Citaman Pangkalan setalah
wafat beliau dimakamkan di Citaman Pangkalan setelah wafat
beliau dimakamkan di Bojongmanggu Pangkalan karena di
Bojongmanggu Panngkalan dikenal pula dengan sebutan
Panembahan Manggu.
3. RADEN JAYANAGARA (1721-1731)
Raden Jayanagara adalah Putera Raden Anom Wirasuta
yang bergelar Adipati Panatayudha II Setelah Wafat
dimakamkan di Warung Tengah Pangkalan atau dikenal juga
dengan sebutan Panembahan Warung Tengah.
17
4. RADEN SINGANAGARA (1731-1752)
Raden Singanagara putera Raden Jayanegara bergelar
Raden Aria Panatayudha III, Raden Singanagara dikenal juga
dengan nama Raden Martanagara setelah wafat dimakamkan di
Waru Hilir Pangkalan dan dikenal juga dengan Panembahan
Waru Hilir
.
5. RADEN MUHAMMAD SALEH (1752-1786)
Raden Muhammad Adaleh putera Raden Muhammad
Seleh putera Raden Singanegara bergelar Raden Adipati
Panatayudha IV, Raden Muhammad Saleh dikenal dengan nama
Radem Muhammad Zaenal Abidin atau Dalem Balon, setelah
wafat beliau dimakamkan di Masjid Agung Karawang dan
dikenal juga dengan sebutan Dalem Serambi.
6. RADEN SINGASARI (1786-1809)
Raden singasari putera Raden Muhammad Saleh, bergelar
Raden Adipati Aria Singasari atau panatayudha V, pada tahun
1809 Raden Adipati Aria Singasari dialihtugaskan menjadi
Bupati Brebes Jawatengah, Raden Adipati Aria Singasari wafat
padat tahun 1836 dan dimakamkan di Duro Kebun Agung Jati
Barang Brebes Jawa Tengah dan dikenal dengan sebutan Dalem
Duro.
18
7. RADEN ARIA SASTRADIPURA (1809-1811)
Raden Aria Sastradipura adalah putera Raden Muhammad
Saleh beliau ditugaskan sebagai Cutak (Demang) setingkat patih
dengan tugas seperti Bupati.
8. RADEN ADIPATI SURYALAGA (1811-1813)
Raden Adipati Suryalaga atu Raden Ema nama pada
waktu kecil, putra sulung dari Raden Adipati Suryalaga Bupati
Sumedang tahun 1765-1783 Raden Adipati Suryalaga adalah
Saudara misan dan menantu Pangeran Komel suami dari puteri
Pangeran Komel yang bernama Nyi Raden Ageng, Raden
Adipati Suryalaga wafat di Talun Sumedang dan dikenal pula
dengan sebutan Dalem Talun.
9. RADEN ARIA SASTRADIPUTRA (1813-1820)
Raden Aria Sastradipura putra Raden Muhammad Saleh
(Bupati Karawang Ke-V) Kembali di tugaskan sebagai Catuk di
Karawang, Setelah sebelumnya pernah menjabat pada Periode
1809-1811, karena pada tahun 1813 Kabupaten Karawng pernah
dihapuskan akan tetapi pada tahun 1821 di bentuk kembali
dengan pusat pemerintahan di Wanayasa Purwakarta.
19
URUTAN BUPATI KARAWANG PADA SAAT
BERPUSAT DI PURWAKARTA
10. RADEN ADIPATI SURYANATA (1821-1829)
Raden Adipati Suryanata putera Raden Adipati wiranata
merupakan dalem sepuh Bogor keturunan Cikundul, Raden
Adipati Surya Nata menikah dengan Nyi Salamah puteri Raden
Aria Sastradipura (Bupati Karawang ke IX) pada masa
kepemimpinan Raden Adipati Suryanata kantor dipindahkan dari
Karawang ke Wanayasa Purwakarta Raden Adipati Suryanatan
wafat pada tahun 1829 dan dimakamkan di Nusa Situ Wanayasa
Purwakarta.
11. RADEN AADIPATI SURYAWINATA (1829-1849)
Raden Adipati Suryawinata atau dikenal juga Haji Ahmad
Sirod atau Dalem Sholawat atau Dalem Santri Putera Adipati
Wiranata Dalem Sepuh Bogor (adik Adipati Suryanata Bupati
Karawang pada tahun 1821-1829) pada masa pemerintahanya
pusat pemerintahan masih di Wanayasa selama 2 (dua) tahun dan
pada tahun 1830 pusat pemerintahan dipindah ke Sindangkasih
dan diganti nama Purwakarta Purwa artinya pemulaan dan
Karta ramai atau hidup dan nama Purwakarta baru dikenal pada
masa kepemimpinan Raden Adipati Suryawinata,dan pada tahun
1849 di pindah tugaskan menjadi Bupati Bogor wafat pada tahun
1872
20
12. RADEN MUHAMMAD ENOH (1849-1854)
Raden Muhammad Enoh putera Dalem Aria
Wiratanudatara VI, bergelar Raden Sastranagara, Raden
Muhammad Enoh wafat pada tahun 1854 dan dimakamkan di
Masjid Agung Purwakarta.
13. RADEN ADIPATI SUMADIPURA (1854-1863)
Raden Adipati Sumadipura adalah putera Raden Adipati
Sastradipura (Bupati Karawang ke-8) yang lahir pada tahun 1814
dengan sebutan Uyang Ajian atau Dalam Sepuh, Raden Adipati
Sumadipura bergelar Raden Tumenggung Aria Sastradiningrat I,
yang membangun Pendopo Kabupaten, Masjid Agung dan Situ
Buleud di Purwakarta dan dimakamkan di Masjid Agung
Purwakarta.
14. RADEN ADIH KUSUMAH (1886-1911)
Raden Adi Kusumah atau Apun Hasan, putera Uyang
Ajian bergelar Raden Adipatih Sastradiningrat II, di lahirkan
pada tahun 1837 dan wafat pada tahun 1935 dimakamkan di
Masjid Agung Purwakarta.
15. RADEN SURYA KUSUMAH (1886-1911)
Radeng Surya Kusumah alias Apun Harun Putera Raden
Adi Kusumah bergelar Raden Adipati Sastradiningrat III wafat
padatahun 1935 dan dimakamkan di masjid Agung Purwakarta.
21
16. RADEN TUMEGUNG ARIA GANDANAGARA (1911-
1925)
Raden Tumenggung Aria Gandanagara adik Raden Surya
Kusumah bergelar Raden Adipati Sastradiningrat IV,
dikenaljuga dengan sebutan Dalem Aria, Raden Tumenggung
Aria Gandanagara wafat padatahu 1940 di makamkan di Masjid
Agung Purwakarta.
17. RADEN ADIPATI ARIA SURYAMIHARJA (1925-
1942)
Raden Adipati Aria Suryamiharja putera Raden Rangga
Haji Muhammad Syafe’i asal Garut bergelar Raden Adipati
Songsong Kuning, merupakan Bupati terakhir sebelum masa
penjajahan Jepang.
18. RADEN PANDUWINATA (1942-1945)
Raden Panduwinata atau Raden Kanjeng Pandu
Suriadingrat merupakan Bupati masa jajahan Jepang.
22
BERIKUT SUSUNAN PARA BUPATI KARAWANG
SAAT KEMBALI BERKEDUDUKAN DI KARAWANG
21.R.M. HASAN SURYA SACA KUSUMAH (1949-1950)
R.M. Hasan Surya Saca Kusumah Bupati Karawang yang
diangkat oleh Republik Indonesia Serikat (RIS) sesuai dengan
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang pembentukan
daerah Kabupaten Karawang dilingkungan pemerintahan
Provinsi daerah tingkat I Jawa Barat pada saat itu Karawang
terpisah dengan Purwakarta.
Pusat pemerintahan Kabupaten Karawang di Karawang dan
untuk Kabupaten Purwakarta di Subang atau menurut keputusan
Wali Negeri Pasundan Nomor 12, Tanggal 29 Januari 1949,
Kabupaten Karawang dibagi menjadi 2 (Dua) bagian Kabupaten
23
Karawang Barat dan Kabupaten Karawng Timur (Kabupaten
Purwakarta) di Subang.
Kabupaten Karawang Barat meliputi, Kawedaan Karawang,
Rengasdengklok, Cikampek, Tambun dan Sarengseng.
Karawang Timur (Purwakarta) meliputi Kawedaan Subang,
Ciasem, Pamanukan, Sagalaherang, dan Kawedanaan
Purwakarta.
24
2.2 RADEN RUBAYA (1950-1951)
Raden Rubaya Putera Suryanatamiharja asal Sumedang
yang menjadi Wedana Leles di Garut, memegang jabatan
Bupati Karawang padatahun 1950-1951 wafat di Karawang.
25
23.MOH. TOHIR MANGKU DIJOYO (1951-1960)
Moh Tohir Mangkudijoyo putera Jaka asal Plered
Purwakarta pada masa pemerintahan di dampingi oleh Kepala
Daerah Moh Ali Muchtar putera Cakrawiguna (Komis Plered)
asal Jatisari Pada tahun 1950-1959, mengalami 3 (Tiga)
pergantian kepemimpinan kepala daerah
1. Pemerintahan sementara yang berlangsung pada 30
Desember 1950 – 22 September 1956
26
a. Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS)
sebagai unsur legislative diketuai oleh M.
Sukarman Wijaya.
b. Dewan Pemerintah Sementara (DPRS) sebagai
unsur eksekutif oleh Moh Tohir Mangkudijoyo
dengan Wakil Ketua Suhud Hidayat.
1. Pemerintah Daerah peralihan berlangsung 22
September 1956 – 23 Januari 1958 terdiri dari
a. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah peralihan
(DPRDP) sebagai unsur legislative di ketuai
A samosir Gulton
b. Dewan Pemerintah Rakyat Daerah Peralihan
(DPDP) sebagai Eksekutif diketuai oleh
Moh. Tohir Mangkudijoyo.
2. Pemerintah Daerah Hasil Pemilihan Umum 1955 yang
berlangsung 25 Januari 1958 – 20 Oktober 1959 yang terdiri
a. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pemilihan (DPRDP)
sebagai legislative diketuai A. Simosir Gulton
27
b. Dewan pemerintah Daerah (DPD) sebagai unsur Eksekutif
diketuai oleh Moh Tohir Mangkudijoyo.
24.LETKOL INF. H. HUSNY HAMID (1960-1971)
Letnan Kolonel Inf H. Husny Hamid putera ketiga H.
Abdul Hamid asal Cilegon Banten sebelum menjabat sebagai
kepala Daerah Tingkat II Karawang menjabat sebagai Dandim
0604 Karawang,
Sampai padasaat di keluarkan dikrit Presiden
tanggal 5 Juli 1959 dan peraturan Pemerintah
Nomor 25 Tahun 1960 Jabatan Bupati Merangkap
sebagai Kepala Daerah dan Ketua DPRD-GR,
namun peraturan tersebut berubah berdasarkan
28
Undang-undang Nomo 19 Tahun 1963 yang
menyatakan Jabatan Bupati tidak lagi merangkap
sebagi Ketua DPRD-GR, pada tahun 1964-1968
Bupati Karawang Letnan Kolonel Inf H. Husny
Hamid di dampingi ketua DPRD-GR Kosim
Suchuri Putera H Ahmad Sa’id, wafat pada tahun
1980 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Cikutra Bandung.
25.KOLONEL INF. SETIA SYAMSI (1971-1976)
Kolonel Inf. Syamsi Putera E. Suparman asal Bandung
dilahirkan pada tanggal 3 April 1926 menjabat sebagai Dandim
Karawang 0604/1 (1965-1969), Kepala Brig 12/Guntur Dam VI,
Siliwangi di Cianjur (1969-1971) menjabat Kepala Daerah
29
Tingkat II Bupati Karawang di dampingi oleh Ketua DPRD
Letnan Kolonel Inf. RH.Jaja Abdullah Ketua DPRD wafat pada
tanggal 3 Agustus 1987 dimakamkan di Masjid Agung Karawan
26.KOLONEL INF. TATA SUWANTA HADISAPUTRA
(1976-1981)
Kolonel Inf. Tata Suwanta Hadisaputra putera Taslim
Kartajumena asal Cirebon dilahirkan di Bandung pada tanggal
23 April 1924 menjabat sebagai Dandim Garut kemudian
dipindahkan ke Korem Tarumanagara di Garut, Anggota DPRD
Tingkat Jawabarat di Bandung dan Menjabat Kepala Daerah
Tingkat II Bupati Karawang di dampingi Ketua DPRD Letnan
Kolonel Inf. R.H Jaja Abdullah sampai tanggal 7 Juli 1977. Dan
30
dilanjutkan oleh Letnan Kolonel Inf H. Sujana Priyatna Pada
tanggal 26 Agustus 1977. Kolonel Inf. Tata Suwanta Hadisaputra
wafat di Bandung tanggal 01 Februari 2003 dan dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung.
27.KOLONEL CPL. H. OPON SOPANDJI (1981-1986)
Opon Sopandi, Tanggal 22 Desember 1927 di Jalan
Pangadilan No,6 Tasikmalaya menjabat Ketua DPRD Kabupaten
Karawng, Ketua DPRD Kabupaten Bogor selama Dua Periode
selama menjabat Bupati Karawang di damping Ketua DPRD
Letnan Kolonel Inf H Sujana Priyatna, Kolonel CPL H. Opon
Sopandji wafat pada hari Senin tanggal 31 Maret 2008 dan
dimakamkan di TMP Pondok Rajeug Kabupaten Bogor.
31
KOLONEL CZI. H. SUMARNO SURADI (1986-1996)
Kolonel CZI H. Sumarno Suradi putera Suradi asal
Bandung, pernah menjabat Kepala Markas Wilayah Pertahanan
Sipil (Ka.Mawil Hansip) VIII daerah tingkat I Provinsi
Jawabarat, padasaat menjabat Kepala Daerah Tingkat II Bupati
Karawang di damping Ketua DPRD Letnan Kolonel Inf. H.
Sujana Priyatna putera Soma Dikarta lahir di Cikarang Bekasi
Pada tanggal 16 November 1928 menjabat sebagai Ketua DPRD
mendampingi Tiga Bupati Berturut turut dari tanggal 26 Agustus
1977 sampai tanggal 16 Juli 1992 wafat pada hari senin tanggal
32
25 September 2000 dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Desa Pancawati Kecamatan Klari Kabupaten Karawang dan
dilanjutkan oleh Kolonel Inf H. Jamal Safudin lahir di Bandung
tanggal 16 Juli 1938.
29.KOLONEL INF. Drs. H. DADANG S. MUCHTAR
(1996-2000)
Kolonel Inf. Drs. H. Dadang S. Muchtar lahir tanggal 4
September 1952 putera R.E. Heraman asal Cirebon menjabat
Asisten Kolonel Logistik Kodam III Siliwangi 1996 selama
menjabat Kepala Daerah Tingkat II Bupati Kabupaten Karawang
di damping Ketua DPRD Kolonel Inf Jamal Safiudin sampai
tanggal 3 Agustus 1999, dilanjutkan oleh Adjar Sujud Purwanto,
putera A.S Wagianto Seorang Pejuang 1945 dari Cikampek pada
33
tanggal 21 Febuari 2000 Kolonel Inf. Drs. H. Dadang S. Muchtar
resmi berhenti dan kembali ke Mabes TNI.
30.R.H. DAUD PRIATNA, SH., M.Si (PLT BUPATI
TAHUN 2000)
R.H. Daud Priatna SH., M.Si lahir pada tanggal 29 Juli
1941 putera R. Khoesoe Abdulkohar asal Pedes, sebelumnya
menjabat sebagai Sakwilda Tingkat II Subang, bertugas sebagai
Wakil Bupati pada tanggal 21 Febuari 2000 di tunjuk merangkap
menjadi Bupati Karawang berdasarka SK Menteri Dalam Negeri
Nomor 131.32.055, selama menjabat di dampingi oleh Ketua
DPRD Adjar Sujud Purwanto. R.H. Daud Priatna SH., M.Si
wafat 3 Agustus 2011 dimakamkan di Rengasdengklok.
34
31.LETKOL (PURN) ACHMAD DADANG (2000-2005)
Letnan Kolonel Purnawirawan Achmad Dadang lahit
tanggal 8 Agustus 1948 di CIlamaya Karawang pernah menjabat
Dandim Aceh Timur Langsa dan Ketua DPRD Tingkat II Aceh
Timur Langsa dilantik menjadi Bupati Karawang pada tanggal
16 Desember 2000 oleh Gubernur R. Nuriani berdasarkan Sk,
Mendagri dan Otonomi Daerah Nomor 312.32.583 bersama
dengan Drs H.D. Shalahudin Muftie sebagai Wakil Bupati
didampingi Ketua DPRD Kabupaten Karawang Adiar Sujud
35
Purwanto di lanjutkan oleh H. Endi Warhendi. Letnan Kolonel
Purnawirawan Achmad Dadang wafat tanggal 17 Agustus 2007
dimakamkan di Desa Cikalong Kecamatan Cilamaya Wetan.
32.Drs. H.D. SALAHUDIN MUFTIE, M.Si PLT BUPATI
KARAWANG (18/11/2005-15/12/2005)
Drs. H.D.Salahudin Muftie, M.Si lahir di Karawang
tanggal 3 November 1945 putera H. Jamil Bin Yusuf. Berdasarka
Kemendagri No. 131.32.1017 tahun 2005 tanggal 18 November
2005 melaksanakan tugas dan kewajiban Bupati Karawang
sampai dengan 15 Desember 2005.
36
33. Drs. H. DADANG S. MUCHTAR (2005-2010)
Drs. H. Dadang S. Muchtar lahir pada tanggal 4 September
1952 di Klangenan Cirebon putera R.E Herman ini kembali
memimpin Kabupaten Karawang lewat hasil pilihan rakyat
langsung pada Pilkada tahun 2005 dilantik pada tanggal 16
Desember 2005 dengan di damping Hj Eli Amalia Priyatna
Sebagai Wakil Bupati puteri dari Kolonel Purnawirawan H.
Sudjana Priyatna lahir di Garut 8 November 1950, dilantik oleh
Bupati Jawa Barat Drs Danny
37
Setiawan berdasarkan Kemendagri No. 131.32.1035.
tahun 2005. di damping Ketua DPRD Kabupaten Karawang H.
Endi Warhendi tahun 2004-2009 dilanjutkan oleh Karda
Wiranata, SH 2009-2010.
34. Ir. H. IMAN SUMANTRI PLT. BUPATI KARAWANG
(DESEMBER 2010)
Ir. H. Iman Sumantri lahir di Cimahi 15 November 1956
putera Mayor Purnawirawan TNI Ishak Iskandar berdasarkan
Keputusan Gubernur Jawa Barat No.131/Kep.1714Pem-
38
um/2010 tanggal 15 Desember 2010 melaksanakan tugas
menjadi pelaksana tugas Bupati Karawang sampai dengan
tanggal 27 Desember 2010.
35. Drs. H. ADESWARA, MH (2010-2015)
Drs. H. Adeswara, MH lahir tanggal 15 Juni 1960 di
Ciamis putera H. Edi Suhendii, merupakan Bupati terpilih hasil
Pemilukada Kabupaten Karawang tahun 2010 dilantik Bersama
Wakil Bupati dr. Cellica Nurrachadiana lahir di Bandung tanggal
18 Juli 1980 puteri H. Deden Fuad Nurrachadian yang
sebelumnya menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi Jawa
Barat Periode 2009-2014 dilantik oleh Gubernur Jawa Barat
39
Ahmad Heryawan berdasarkan Kepmendagri No,131,32-
1067.dengan di dampingi Ketua DPRD Kabupaten Karawang
Karda Wiranta dan dilanjutkan oleh H. Tono Bahtiar, SP.
36. dr. CELLICA NURRACHADIANA PLT.BUPATI
KARAWANG (2014-2015)
dr. Cellica Nurrachadiana lahir di Bandung tanggal 18 Juli
1980 puteri H. Deden Fuad Nurrachadian yang sebelumnya
menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Periode
2009-2014 berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri No,
131.32-4747 tahun 2014, melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagai pelaksana tugas Bupati Karawang dari tanggal 19
40
Desember 2014 – 27 Desember 2015 dengan didampingi Ketua
DPRD Karawang H. Toto Suripto.
37. Ir DEDDI MULYADI PJ. BUPATI KARAWANG
(DESEMBER-FEBUARI 2016)
Ir. Deddi Mulyadi lahir Jakarta tanggal 27 Agustus 1958
putera dari Sachroni sebelumnya menjabat sebagai Kepala
Badan Koordinasi Pemerintah dan Pembangunan Wilayah II
Provinnsi Jawabarat, berdasarkan keputusan Menteri Dalam
Negeri No.131.32.6137 tahun 2015 pada 8 Desember 2015,
diangkat menjadi pelaksana tugas sebagai Pejabat Bupati
41
Karawang sejak tanggal 27 Desember 2015 sampai Febuari
2016.
38. dr. CELLICA NURRACHADIANA (2016-2021)
dr. Cellica Nurrachadiana merupakan seorang Bupati
Wanita pertama pertama yang terpilih dari hasil pemilukada
serentak lahir di Bandung tanggal 18 Juli 1980 puteri H. Deden
Fuad Nurrachadian yang sebelumnya menjabat sebagai Anggota
DPRD Provinsi Jawa Barat Periode 2009-2014 berdasarkan
42
keputusan Menteri Dalam Negeri No, 131.32-4747 tahun 2014,
melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pelaksana tugas
Bupati Karawang dari tanggal 19 Desember 2014 – 27 Desember
2015
pada tanggal 10 Febuari 2016 berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri No. 131.32.414 tahun 2016
dilaksanakanya pelantikan Bupati Wanita pertama dengan Wakil
Bupati H. Ahmad Zamakhsyari S.Ag lahir di Karawang 13 Juni
1976 Putera K.H Hasan Bisri Syafe’I, dengan di dampingi Ketua
DPRD Kabupaten Karawang H.Toto Suripto, dilanjutkan oleh H.
Fendi Anwar Berdasarkan Hasil Pemilihan Legislatif tahun 2019
yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Komisi C DPRD
Kabupaten Karawang.
43
39. DR. IR. YERRY YANUAR, MM PJS BUPATI (26
SEPTEMBER – 5 DESEMBER 2020)
Dr. Ir. Yerry Yanuar, MM. lahir di Jakarta 29 Januari 1964
sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat, di angkat Berdasarkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri tantang penunjukan Pejabat
Sementara (PJS) Bupati/Walikota melaksanakan tugas sebagai
Bupati Karawang dari 26 September sampai tanggal 5 Desember
2020.
44
40. DRS. H. ACEP JAMHURI M. SI PLH BUPATI
KARAWANG (17 FEBUARI – 26 FEBUARI 2021)
Drs. H. Acep Jamhuri M.Si menjabat sebagai Sekda
Kabupaten Karawang lahir di Karawang 19 April 1968 putera
H.Jaja Zaenudin di lantik menjadi Penugasan Pelaksana Harian
(PLH) berdasarkan Surat Edaran dari Dirjen OTDA Kemendagri
No 120/738/OTDA melaksanakan tugas sebagai Bupati
Karawang dari tanggal 17 Febuari – 26 Febuari 2021.
45
41. dr. Hj. CELLICA NURRACHADIANA (2021-2026)
dr. Hj. Cellica Nurrachadiana merupakan seorang Bupati
Wanita pertama pertama yang terpilih dari hasil pemilukada
serentak lahir di Bandung tanggal 18 Juli 1980 puteri H. Deden
Fuad Nurrachadian.
Terpilih kembali dalam pemilihan Kepala Daerah Serentak
tanggal 9 Desember 2020. untuk jabatan ke Periode kedua
Bersama Wakil Bupati H. Aep Syaepuloh, SE lahir di Karawang
pada tanggal 7 Oktober 1978
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri dalam Negeri No. 131.32-
266 tahun 2021 Bupati dan Wakil Bupati terpilih di lantik secara
langsung oleh Gubernur Jawa Barat, dalam tugsanya di dampingi
oleh Ketua DPRD Kabupaten Karawang H. Fendi Anwar.
46
Partai politik Kabupaten Karawng
Menurut Edmund Burke (2005) partai politik adalah lembaga
yang terdiri dari atas orang-orang yang bersatu, untuk
memperomosikan kepentingan nasional secara bersama-sama,
berdasarkan prinsip-prinsip dan hal-hal yang mereka setujuai.
Menurut Lapalombara dan Anderson (1992) partai politik adalah
setiap kelompok politik yang memiliki label dan organisasi resmi
yang menghubungkan antara pusat kekuasaan dengan lokalitas,
yang hadir saat pemelihan umum, dan memiliki kemmapuan
untuk menmpatkan kandidat pejabat publik melalui kegiatan
pemilihan umum, baik bebas maupun tidak bebas.
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut dapat di simpulkan
bahwa:
1. Beberapa perangkat yang melekat pada partai politik
merupakan sekumpulan orang yang terorganisasi.
2. Partai politik mempeunyai tujuan untuk memperoleh dan
mempertahankan kekuasaan
3. Untuk merealisasikan tujuan dari partai politik, harus
memperoleh dukungan yang seluas-luasnya dari
masyarakat mellaui pemiluhan umum
47
4. Partai politik memiliki prinsip-prinsip yang telah di setujui
bersama oleh antar anggota partai politik.
PERANAN DAN FUNGSI PARTAI POLITIK
Dalam perkembangan politik kontemporer terdapat sejumlah
fungsi partai politik diantaranya adalah:
1.Fungsi Komunikasi Politik
Partai politik bertindak sebagai penghubung antara pihak yang
memrintah dan yang di perintah yaitu menmapung informasi dari
masyarakat untuk disalurkan pada pihak penguasa dan
sebaliknya dari pihak penguasa kepada masyarakat. Informasi
dari masyarakat berupa pendapat dan apsirasi diatur dan dioleh
sedemikian rupa sehingga dapat disalurkan peda pihak
pengambil kebijaksanaan. Sebaliknya, informasi dari pemerintah
berupa rencana, program atau kebijakan –kebijakan pemrintah
disebarluaskan oleh partai politik kepada masyarakat. Fungsi
partai politik sebagai sarana komunikasi politik berbeda dalam
berbagai negara. Perbedaan itu terutama berkaitan dengan paham
atau idiologi yang dianutnya Misalnya negara yang mengunut
48
paham demokrasi, komunikasi politik berlangung dua arah
secara seimbnag, tetapi di negara yang mengunut paham otokrasi
pada umumnya komunikasi politik hanya berlangsung satu arah,
yaitu dari pihak pemguasa kepada masyarakat.
1. Sebagai Sarana Artikulasi dan Aghregasi kepentingan
Partai politik mempunyai fungsi menyalurkan berbagai macam
pendapat, aspirasi atau tuntutan masyarakat. Proses untuk
mengolah merumuskan dan menyalurkan pendapat, aspirasi atau
tuntutan itu kepada pemerintah dalam bentuk dukungan atau
tuntutan tersebut disebut artikulasi kepentingan. Dalam
prakteknya artikulasi kepentingan itu tidak hanya dijalankan oleh
partai politik, tetapi dapat juga dijalankan oleh kelompok
kepentingan. Adapun proses penggabungan kepentingan dari
berbagai kelompok masyarakat dinamakan agregasi kepentingan
yang tidak hanya dijalankan oleh partai politik, tetapi juga oleh
kelompok kepentingan.
2. Sarana Sosialisasi Politik
Disamping menanamkan idiologi partai kepada pendukungnya
partai politik harus juga menyanpaikan nilai-nilai dan keyakinan
politik yang berlaku. Partai politik narus mendidik
masyarakatnya agar mempunyai kesadaran atas hak
dankewajiban sebagai warga negara proses ini disebut sosialisasi
49
politik. Pada umumnya kegiatan ini dislenggarakan dalam
bentuk pemberian pemahaman politik dengan cara pentaran atau
ceramah tentang politik. Di negara-negara yang edang
berkembnag fungsi utama sosilaisi politik bisanya lebih bnyak
di tujukan pada usaha memupuk integrasi nasional yang pada
umumnya kepada bnagsa yang terdiri dari hetrogenitas.
3. Fungsi Rekruitmen Politik
Partai politik berusaha menarik warga negara menjadi anggota
partai politik yang berarti memperluas partisipasi warga negara
dalam kehidupan politik. Ekruitmen politik merupakan salah satu
cara yang ditempuh oleh partai politik untuk mempersiapakn
calon-calon pemimpin. Salah satu cara yang dilakukan oleh
partai politik adalah menarik golongan muda untuk dididik
menjadi kader partai untuk dipersiapakn menjadi pemimpin masa
dating. Rekruitmen politik juga dimaksudkan untuk menjamin
kelangsungan hidup dari partai politik yang bersangkutan.
Dengan cara demikian proses regenerasi akan berjalan dengan
lancer, kelangsungan hidup partai serta kaderisasi kepemimpinan
partai akan lebih terjamin.
50