36 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP B. BID’AH Untuk mengetahui sunnah lebih mendalam, kita juga perlu mengetahui bid’ah. Menurut ulama, bid’ah berarti segala sesuatu yang diada-adakan dalam bentuk yang belum ada contohnya (dari Nabi Muhammad, sahabat, dan generasi sesudahnya). Artiya, segala perbuatan yang diada-adakan dalam ajaran agama tanpa ada landasan syari’at. Dari aspek kajian ushul fiqih, bid’ah dibagi menjadi dua. Pertama, bid’ah meliputi segala sesuatu yang diada-adakan dalam agama, yang dipandang menyamai syari’at agama, dan mengerjakannya berlebihlebihan dalam beribadah kepada Allah. Kedua, bid’ah meliputi segala urusan yang sengaja diada-adakan dalam agama, baik yang berkaitan dengan urusan ibadah maupun urusan adat. Lebih dari itu, para ulama membedakan bid’ah menjadi dua, yaitu bid’ah yang baik (bid’ah hasanah) dan bid’ah yang buruk (bid’ah sayyiah). Bid’ah hasanah dibagi menjadi bid’ah wajibah (harus dilakukan), bid’ah mandubah (baik untuk dilakukan), dan bid’ah mubahah (boleh dilakukan). Pengumpulan al Qur’an menjadi mushaf dan penulisan haditshadits Nabi adalah contoh-contoh bid’ah wajibah. Melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat ditambah 3 witirnya sebulan penuh secara berjamaah sesudah shalat Isya’ adalah contoh bid’ah mandubah. Penggunaan pengeras suara untuk adzan dan pengajian juga merupakan bid’ah mubahah. Tabel 1 Pembagian Bid’ah Hasanah No Istilah Arti Contoh 1 Bid’ah wajibah harus dilakukan Penulisan Al Qur’an menjadi mushaf 2 Bid’ah mandubah baik untuk dilakukan Melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat ditambah 3 witirnya sebulan penuh secara berjamaah sesudah shalat Isya’ 3 Bid’ah mubahah boleh dilakukan Penggunaan pengeras suara untuk adzan dan pengajian
37 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Bid’ah yang buruk (bid’ah sayyi’ah) dibagi menjadi dua, yaitu bid’ah makruhah (yang makruh dilakukan) dan bid’ah muharramah (bid’ah yang haram dilakukan). Bid’ah muharramah inilah bid’ah hakiki yang dikatakan oleh Nabi sesat dan kelak akan masuk neraka. Contoh bid’ah muharramah adalah shalat dengan bahasa Indonesia. Tabel 2 Pembagian Bid’ah Sayyi’ah No Istilah Arti Contoh 1 Bid’ah makruhah m a k r u h dilakukan Menghias mushaf Al Qur’an dengan emas 2 Bid’ah muharramah tidak boleh dilakukan Shalat dengan bahasa Indonesia Ada pula yang membagi bid’ah menjadi dua, yaitu bid’ah al ‘adiyah (bid’ah dalam hal kebiasaan sehari-hari seperti makan memakai sendok) dan bid’ah ta’abudiyyah, yaitu bid’ah dalam hal menerangkan masalah agama. Menurut ulama, bid’ah berarti segala sesuatu yang diadaadakan dalam bentuk yang belum ada contohnya (dari Nabi Muhammad, sahabat, dan generasi sesudahnya)
38 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Mushaf Al Qur’an http://darulfiqh.com C. LATIHAN SOAL Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas ! 1. Apakah pengertian sunnah secara bahasa dan istilah? 2. Jelaskan pengertian dari uswah hasanah! 3. Tuliskan surat Al Ahzab: 21 beserta artinya! 4. Sebutkan salah satu pembagian bid’ah berdasarkan boleh atau tidaknya perbuatan tersebut dilakukan menurut para ulama! 5. Tuliskan salah satu contoh perbuatan bid’ah beserta jenis pembagiannya termasuk dalam kelompok bid’ah yang mana!
39 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Ke-NU-aN BAB 7 MEMAHAMI AL-QUR’AN PEMIKIRAN NU Kompetensi Inti: 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran Islam Ahlussunnah Waljama’ah Annahdliyyah (Aswaja NU) 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahami pengetahuan faktual konseptual, dan procedural dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca), dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Allah SWT dan kegiatannya, benda – benda yang dijumpainya di rumah, madrasah/sekolah, dan masyarakat. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlaqul karimah berdasarkan Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah
40 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Kompetensi Dasar: 1. Menjelaskan cara memuliakan hadits Nabi tetnang belajar dan mengajarkan al Qur’an. 2. Memahami bahwa al Qur’an itu adalah wirid, dzikir, dan doa. 3. menjelaskan hal-hal yang harus disikapi dalam memuliakan al Qur’an. Membaca Alquran http://islamidia.com A. BELAJAR DAN MENGAJARKAN AL QUR’AN Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang menjadi sumber hukum agama Islam. Siapa yang membacanya akan mendapatkan pahala. Oleh karena itu, membca al Qur’an sangat penting untuk dilakukan. Bahkan dalam hadits disebutkan bahwa orang yang membaca al Qur’an, setiap satu huruf mendapatkan sepuluh kebaikan. Nabi bersabda: ه ُ َم َّ آَن َ وَعل ُ ْر� ق ْ ََّ ال ََعل ُْ َ م ْن ت يك َخْ ُ
41 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al Qur>an dan mengamalkannya.” Belajar dan mengajarkan membaca al Qur’an adalah pekerjaan yang paling mulia. Orang yang membacanya setiap satu huruf mendapatkan sepuluh kebaikan. Oleh karena itu, tidak sepantasnya bagi seorang muslim untuk mengatakan tidak bisa membaca al Qur’an. Bagaimana seseorang menjadi muslim yang baik jika membaca kitab sucinya saja tidak bisa? Maka dari itu semua muslim yang baik adalah muslim yang bisa membaca kitab sucinya. B. AL QUR’AN SEBAGAI WIRID, DZIKIR, DAN DOA 1. Al Qur’an juga bisa dijadikan wirid. Kita bisa mewiridkan al Qur’an. Misalnya dengan membacanya setiap setelah shalat satu atau dua lembar. Atau kita mengkhatamkan al Qur’an. Dahulu para sahabat ada yang mengkhatamkan al Qur’an setiap satu minggu sekali, ada yang setiap lima hari sekali, dan ada yang setiap tiga hari sekali. Bahkan ada yang setiap satu hari satu malam sekali khatam.
42 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP 2. Al Qur’an sebagai dzikir. Membaca al Qur’an juga bisa disebut dzikir. Secara bahasa dzikir artinya ingat. Dengan membaca al Qur’an kita bisa mengingat Allah, mengingat kekuasaan-Nya, mengingat sifat-sifat-Nya, dan mengingat hukum-hukumnya. Dzikir 3. Al Qur’an sebagai doa. Al Qur’an juga berisi doa-doa. Bahkan doa-doa dalam al Qur’an adalah doa-doa yang paling mustajab karena al Qur’an adalah firman Allah sehingga orang yang berdoa dengan ayat-ayat al Qur’an berarti dia berdoa dengan cara yang ditunjukkan oleh Allah. C. UPAYA MEMPERBANYAK MEMBACA AL QUR’AN Warga Nahdlatul Ulama sangat gigih dalam upaya menyadarkan masyarakat untuk memperbanyak membaca al Qur’an. Ada berbagai upaya yang dilakukan untuk menyadarkan orang agar gemar membaca al Qur’an, di antaranya adalah:
43 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP 1. Mengadakan Khataman Khatam artinya selesai. Acara khataman dilaksanakan jika seseorang atau sekelompok orang telah selesai membaca al Qur’an 30 Juz. Pelaksanaannya adalah semua santri, orang tua santri, tokoh masyarakat, dan masyarakat sekitar diundang dalam khataman tersebut. Lalu santri yang sudah khatam diminta membaca bagian akhir dari Juz ‘Amma dan dilanjutkan dengan membaca doa khatam al Qur’an. Setelah itu diakhiri dengan makan bersama. Penyelenggaraan khataman dengan cara seperti ini bisa mendorong anak untuk semangat mengaji. Tradisi khataman diadakan karena do’a orang yang khatam membaca al Qur’an diamini oleh enam puluh ribu malaikat sehingga termasuk dalam do’a yang mustajab 2. Mengadakan Semaan. Semaan adalah pembacaan al Qur’an yang dilakukan oleh seorang hafidz (orang yang hafal al Qur’an) atau beberapa orang secara bergantian. Sedangkan peserta yang lain nyemak, yaitu mendengarkan bacaannya dan mencocokkannya dengan mushafnya. Manfaat dari sema’an adalah hafalan hafidz akan terjaga karena senantiasa dicek oleh orang banyak. Sementara bagi orang yang
44 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP belum hafal al Qur’an, mereka bisa mendengarkan bacaan al Qur’an yang benar. Antara orang yang membaca dengan orang yang memperhatikan (nyemak) keduanya mendapatkan pahala di sisi Allah. 3. Mengadakan Tadarus Warga NU juga rajin mengadakan tadarus. Tadarus bukan hanya dilaksanakan pada bulan Ramadlan tetapi dilaksanakan juga pada bulan-bulan yang lain. Misalnya, setiap malam Jum’at mengadakan muqadaman (membaca al Qur’an bersama dengan banyak orang). Tadarus Tribunnews.com Manfaat tadarus al-Qur’an bagi yang baru belajar al-Qur’an adalah sebagai berikut: - Tadarus secara berjama’ah membuat masyarakat rajin membaca al Qur’an. - Tadarus system semakan untuk mengkoreksi dan memfasihkan bacaan al-Qur’an.
45 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP D. HAL-HAL YANG HARUS DISIKAPI DALAM MEMULIAKAN AL QUR’AN Kita memiliki beberapa kewajiban terhadap al Qur’an. Di antaranya adalah: 1. Mengimaninya 2. Membacanya 3. Merenunginya 4. Mengamalkannya 5. Mengajarkannya Apabila sudah mengimani, bisa membacanya, bisa merenungi maknanya, dan bisa mengamalkannya, maka kita juga memiliki kewajiban untuk mengajarkannya kepada orang lain. Adapun di antara adab kita terhadap mushaf adalah sebagai berikut: 1. Meletakkannya di tempat yang terhormat karena isinya adalah firman-firman Allah. 2. Sentuh dan bawalah al Qur’an ketika sedang dalam keadaan suci dari hadats kecil dan hadats besar. Sebab al Qur’an adalah kitab suci.
46 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP 3. Bacalah dengan hati yang khusyuk, penuh kerendahan hati, bacaaan yang benar, dan suara yang indah. E. MUSABAQAH QUR’AN MTQ Internasional http://www.purwakartapost.co.id Musabaqah Qur’an ada 2 yaitu Musabaqah tilawatil Qur’an (MTQ) dan Musabaqah Hifzhil Qur’an (MHQ). adalah perlombaan dalam keindahan membaca al Qur’an. Musabaqah Tilawatil Qur’an diadakan baik dalam berbagai tingkat dan jenjang. Ada MTQ tingkat internasional, nasional, wilayah, dan sebagainya. Ada MTQ untuk pelajar, untuk mahasiswa, untuk karyawan kantor dan sebagainya. Selain MTQ ada MHQ (Musabaqah Hifzhil Qur’an) dan MFQ (Musabaqah Fahmil Qur’an). Tujuan ketiga Musabaqah Qur’an tersebut adalah sebagai berikut:
47 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP MTQ Tujuannya adalah mendorong orang agar membaca al Qur’an dengan bacaan yang sebagus mungkin MHQ Tujuannya adalah mendorong orang untuk menghafalkan al Qur’an MFQ Tujuannya adalah mendorong orang untuk memahami isi al Qur’an F. LATIHAN SOAL 1. Apa pengertian dari Al Qur’an? 2. Apakah yang dimaksud dengan muqadaman? 3. Apa maksud bahwa al Qur’an itu adalah wirid, dzikir, dan doa? 4. Jelaskan hal-hal yang harus disikapi dalam memuliakan al Qur’an? 5. Apakah yang dimaksud dengan muqadaman?
48 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP
49 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Ke-NU-aN BAB 8 MENELADANI KEHIDUPAN NABI SAW. Kompetensi Inti: 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran Islam Ahlussunnah Waljama’ah Annahdliyyah (Aswaja NU) 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahami pengetahuan faktual konseptual, dan prosedural dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca), dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Allah SWT dan kegiatannya, benda – benda yang dijumpainya di rumah, madrasah/sekolah, dan masyarakat. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlaqul karimah berdasarkan Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah
50 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Kompetensi Dasar 1. Siswa dapat menjelaskan Rasul sebagai insan kamil, uswah hasanah, dan qudwah hasanah. 2. Siswa memperingati Hari Lahirnya Nabi 3. Siswa terbiasa membaca shalawat, barzanjian, atau diba’an 4. Siswa menambah kata sayyidina di depan nama Nabi setiap kali menyebutnya. 5. Siswa terbiasa menjalankan sunnah-sunnah Nabi Gambar. 8.1 Malam di Gurun Pasir pixabay.com Mari kita renungkan, bagaimana jadinya apabila di dunia ini tidak ada seorang Nabi yang menjadi panutan atau teladan. Seorang panutan dan teladan yang akan menuntun kita ke jalan yang benar, serta menuntun kita dalam beribadah, baik beribadah kepada Allah Swt dan juga beribadah kepada sesema makhluk Allah Swt.
51 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Coba bayangkan, apabila tidak ada panutan maka kekacauanlah yang akan terjadi. Akan banyak pertengkaran sesama umat manusia. Mereka akan saling memperebutkan kekuasaan dan menganggap dirinyalah yang paling benar. Selain itu, apabila tidak ada bimbingan atau tuntunan dari Nabi dan Rasul maka manusia tidak akan tau agama dan tidak akan tau bagaimana beribadah dengan benar. Oleh sebab itulah, Allah Swt mengutus para Nabi dan Rasulnya untuk membimbing manusia kejalan yang benar sehingga bahagia di dunia dan di akhirat. A. RASULULLAH SEBAGAI INSAN KAMIL Rasulullah adalah insan kamil yang artinya manusia sempurna. Beliau disebut demikian karena tidak ada cacat baik cacat fisiknya maupun non fisiknya. Yang beliau lakukan senantiasa sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah. Beliau berbuat tidak berdasarkan hawa nafsunya, namun semata-mata hanya karena Allah. Keagungan budi pekerti beliau dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya surat al Qalam ayat 4: ٍ ٍ َ عِظمي ق ُ خل َعل َ ٰ ُ َ َ ل َّك ن إ َو Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Beliau juga merupakan uswah atau teladan yang baik. Keteladanan beliau dinyatakan oleh Allah dalam al Qur’an surat al-Ahzab ayat 21: ََّلل ٱ � ْ جوا ُ َ َن يَ ۡر َِمن ك ّ ٞ ل ٌ َحَ سَنة أ ۡسَوة � ِ لل َّ ٱ س ِول � ُ ُ ۡ ف ِ َ ر َك َ َن ل َ ۡد ك ق َّ ل ريا ﴿٢١﴾ ٗ ِ ث َ ََّلل ك ٱ َر � َ َك ِخَر َ وذ ۡأٓ ٱل َيۡوَم � ۡ ل ٱ َو� Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
52 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Tidaklah mungkin Nabi dipuji oleh Allah jika tidak memiliki keluhuran budi yang sempurna. Nabi tidak pernah marah jika haknya dilanggar dan Nabi selalu marah jika hak Allah atau hak orang lain yang dilanggar. Selain sebagai uswah hasanah (teladan yang baik) beliau juga merupakan qudwah hasanah (pemimpin yang biak). Betapa tidak, beliau mencintai umatnya hingga setiap saat yang beliau fikirkan adalah umatnya. Bahkan ketika Jibril menjanjikan surga untuk beliau, beliau menanyakan bagaimana untuk umatnya. Seakan beliau tak rela jika satu dari umatnya masuk neraka. Bahkan ketika menjelang wafatnya yang beliau ucapkan adalah umati, umati (umatku-umatku). Begitulah sosok ideal seorang pemimpin, senantiasa memikirkan rakyat yang dipimpinnya dan berani mengorbankan dirinya demi rakyatnya. Sedangkan pemimpin sekarang yang banyak adalah berani mengorbankan rakyatnya demi kepentingan dirinya. Rasulullah memberikan teladan kepada kita untuk selalu baik dalam setiap perilakunya, baik di keluarga, di masyarakat maupun umatnya
53 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP B. MAULID NABI Gambar 8.2 www.rancahpost.co.id Nabi Muhammad adalah sosok manusia teladan. Namanya abadi hingga akhir zaman. Beliau lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah. Disebut tahun gajah karena pada tahun kelahiran beliau Makkah diserang oleh pasukan bergajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah. Tepatnya pada tanggal 20 April tahun 571 Masehi. Penggagas adanya perayaan maulid Nabi ini adalah Salahudin al Ayubi, pemimpin umat Islam dalam perang Salib. Pada awal kepemimpinannya umat Islam mengalami kekalahan. Lalu ia mempelajari rahasia kekuatan kaum Nasrani. Ternyata perayaan natal telah membangkitkan semangat juang mereka. Untuk menandinginya, maka Salahudin memerintahkan membuat karya sastra yang berisi sejarah Nabi Muhammad. Karya yang terindah akan diabadikan (dibaca terus menerus). Abu Ja’far al Barzanji memenangkan sayembara tersebut. Sehingga kitab Maulid karya beliau yang diabadikan. Setiap perayaan maulid senantiasa dibaca. Bahkan kitab Barzanji dibaca dalam banyak
54 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP even seperti saat akikah, saat pernikahan, dan sebagainya. Pembacaan kitab barzanji tersebut biasa disebut dengan Barzanjian. Selain Barzanji ada pula kitab shalawat yang lain. Di antaranya adalah Simtud Durar. Semua itu tidak lain adalah untuk mengagungkan junjungan kita, Nabi Muhammad. Gambar 8. Abu Ja’far Albarzanji syeikh-husna.blogspot.co.id Di samping pembacaan kitab Barzanji, maulid Nabi juga dilaksanakan dengan mengadakan pengajian umum di masjid-masjid atau di surau-surau. Isi pengajiannya mengisahkan perjalanan Nabi
55 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP sejak lahir hingga wafat. Meskipun isi pengajian tersebut hampir sama dari tahun ke tahun tetapi pengunjungnya tetap banyak. Hal itu menunjukkan betapa umat sangat mencintai nabinya. C. PENGGUNAAN SAYYIDINA Ketika kita menyebut nama baginda Nabi, alangkah lebih baiknya jika kita mendahuluinya dengan sayyidina (junjungan kami/ kita). Memang Nabi tidak pernah melakukan hal itu. Tidak mungkin seseorang akan mengatakan “junjungan kami” kepada dirinya sendiri. Penggunaan kata sayyidina tersebut memang bukan berasal dari Nabi. Tetapi umatnya yang mengagungkan dan menghormati beliaulah yang melakukannya. Gambar 8.4 Kaligrafi Kalimat Syahadat
56 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Ada banyak orang yang mencela penggunaan “Sayidina” ini. Tetapi bagaimanapun juga adab kita kepada Nabi tentunya harus melebihi adab kita kepada raja atau presiden. Meskipun seorang presiden tidak pernah mengatakan bapak presiden, seorang rektor juga tidak menyebut dirinya dengan sebutan bapak rektor, tetapi orang lain yang menyebutnya. Begitu pula dengan sayyidina. Meskipun baginda Nabi tidak menyebut dirinya dengan sayyidina tetapi adab kita seyogyanya menyebut kata sayyidina sebelum menyebut namanya. D. MEMBIASAKAN DIRI MELAKUKAN SUNNAH-SUNNAH NABI Penghormatan kepada Nabi setinggi apapun tidak akan berarti jika kita meninggalkan sunnah-sunnah beliau. Mengikuti sunnah beliau adalah jaminan keselamatan sedangkan melanggar sunnah beliau akan menjerumuskan seseorang ke dalam neraka. Dalam setiap aktifitas kita harus mencontoh bagaimana perilaku Nabi. Cara makan, cara minum, cara shalat, cara berjalan, cara berbicara, dan sebagainya harus diselaraskan dengan beliau. Gambar 8.5 berdoa ervakurniawan.files.wordpress.com
57 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Mengikuti sunnah-sunnah Nabi bukan berarti harus menyamai perilaku beliau seratus persen seperti mengenakan jubah atau berbicara dengan bahasa Arab. Akan tetapi, meniru Nabi bisa kita lihat kandungan pokoknya. Misalnya, berbicara dengan sopan santun, memakai pakaian yang bersih, rapi, dan menutup aurat, dan sebagainya. Selain itu kita juga harus meneladani Nabi dalam hal ibadah. Melaksanakan shalat-shalat sunat, puasa sunat, memperbanyak membaca al Qur’an, dan berbagai amalan sunnah lainnya. Meniru perilaku Nabi juga mencakup dengan meniru keseharian beliau. Bagaimana cara beliau makan, bagaimana cara beliau berbicara, cara beliau berpakaian, dan sebagainya. Mengikuti sunnah-sunnah Nabi bukan berarti harus menyamai beliau seratus persen. Akan tetapi, meniru Nabi bisa kita lihat dari kandungan pokok yang diajarkan.
58 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP E. LATIHAN SOAL 1. Bagaimana kedudukan Rasul sebagai insan kamil? 2. Apakah pengertian Rasul sebagai uswah hasanah, dan qudwah hasanah? 3. Bagaimana cara memperingati Hari Lahirnya Nabi? 4. Bagaimana cara membiasakan membaca shalawat, barzanjian, atau diba’an? 5. Apa tujuan menambah kata sayyidina di depan nama Nabi setiap kali menyebutnya? 6. Apa saja yang termasuk sunnah-sunnah Nabi! 7. Siapa pengarang kitab al Barzanji? 8. Kapan Nabi Muhammad dilahirkan? 9. Tuliskan al-Qur’an surat al Qalam ayat 4? 10. Siapakah penggagas perayaan maulid Nabi?
59 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Ke-NU-aN BAB 9 ZIARAH KUBUR Kompetensi Inti: 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran Islam Ahlussunnah Waljama’ah Annahdliyyah (Aswaja NU) 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahami pengetahuan faktual konseptual, dan procedural dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca), dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Allah SWT dan kegiatannya, benda – benda yang dijumpainya di rumah, madrasah/sekolah, dan masyarakat. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlaqul karimah berdasarkan Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah
60 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Kompetensi Dasar: 1. Menjelaskan hukum dan manfaat ziarah kubur 2. Hafal dan bisa menuliskan dalil mengenai diperbolehkannya ziarah kubur 3. Menjelaskan tata cara berziarah kubur 4. Menjelaskan hal-hal yang dilarang pada waktu ziarah kubur A. ZIARAH KUBUR Pada masa awal Islam, Rasulullah melarang umat Islam untuk melakukan ziarah kubur. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga aqidah umat Islam. beliau khawatir kalau ziarah kubur diperbolehkan, umat Islam akan menjadi penyembah kuburan. Setelah akidah umat Islam kuat dan tidak ada kekhawatian untuk berbuat syirik, Rasulullah membolehkan para sahabatnya untuk melakukan ziarah kubur. Karena ziarah kubur dapat membantu umat Islam untuk mengingat saat kematiaanya. إََّنا َ ِ َوَايٍة ف ور َوه َ ا, وف ِ ر ُ ز ُ َ ِ, ف بور ُ ُ ِ الق َ َرة ِي ُ َ ع ْن ز تك ُ ت َ َنْي ُ ْن ُ ك آخرة ابل ُ رك ُ ِ ّ َك ذ ُ ت “Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, namun kini berziarahlah kalian!. Dalam riwayat lain; ‘(Maka siapa yang ingin berziarah kekubur, hendaknya berziarah), karena sesungguhnya (ziarah kubur) itu mengingat- kan kalian kepada akhirat’. (HR. Muslim) Dengan adanya hadits ini maka ziarah kubur itu hukumnya boleh bagi laki-laki dan perempuan.
61 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Setelah akidah umat Islam kuat dan tidak ada kekhawatian untuk berbuat syirik, Rasulullah membolehkan para sahabatnya untuk melakukan ziarah kubur. Karena, ziarah kubur dapat membantu umat Islam untuk mengingat saat kematiaanya. B. TATA CARA ZIARAH KUBUR Tata cara pada saat ziarah kubur sebaiknya dimulai dengan memberikan hadiah surat Al Fatihah kepada Nabi Muhammad, para sahabat, para wali, orang-orang saleh, dan kepada semua orang mukmin. Baru kemudian hadiah surat Al Fathihah diberikan kepada orang yang diziarahi. Adapun urutan tata caranya adalah sebagai berikut: 1. Membaca surat al-Fathihah, yang dihadiahkan kepada: ُ َة َ ِات ف ْ ل َ ََّ، ا ْيِه َ وَسل َ ُ َعل ل هللا َّ َ َى ص َ ف م ْصط ُ ْ ِ ال ّ نب ِ ِ الَّ ل َ َ حِضَة إ صْوًصا ُ خ ُ ِِعْ َي تاب َّ الصَحابَِة َ والَّ ِ ِحْ َي َ و َّ الصال َِي ِاء َ و ْول َأ ْل ِ ا ل َ َ حِضَة َُّ إ ث ُ َة َ ِات ف ْ ل َ ِ، ا ّ َن ِ َجْيال ْ ِ ال َ ِادر ق ْ ِ َعْبِد ال َّ ْيخ ِ الش ل َ َ حِضَة إ
62 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP ْمَو ِ ات َأ ْل نْم َ وا ُْ ِ ْحَي ِاء م َأ ْل َِن ِ ات ا مْؤم ُ ْ ِ ْ َي َ وال ِن مْؤم ُ ْ ِ ال ل َ َ حِضَة َُّ إ ث ل َ إ صْوًصا ُ ا، خُ َه ِ َ ْبر َه َ ا و ِ ِبَِا، بَ ّر َار ْر ِض َ وَمغ َأ ْل ِ ِق ا ِ ْن َم َشار م .... ِ رْوح ُ 2. Membaca surat al-Ikhlas sebanyak tiga: َۡ يول ُ ۡم َ ۡ َ ول ۡم َ يِل َ د ﴿2 ﴾ل ُ ٱ َّ لصَم لل � َُّ ٱ د ﴿١� ﴾ ٌ أ َح لل � َُّ ٱ هَو � ُ ۡ ل ُ ق د ﴿4 ﴾ ُۢ أ َح ُ ًوا � ف ُ ۥ ك َُّ ن ل ُ ۡم يَك َ ﴿3 ﴾ َ ول 3. Membaca surat al-Falaq ِن َ َق ﴿2 ﴾ َ وم ِ َ م َ ا خل ِ َ ّ ن ش ِق ﴿١ ﴾م َ َل ف ۡ ل ٱ َِرّبِ � ب ُ عوذ أُ � ۡ ل ُ ق ِد َ عق ُ ۡ ل ٱ ٰ ِت ف ِ � �َ ث ٰ ـ َّ نف لَّ ٱ � ِ ِ َ ّ ن ش َ َب ﴿3 ﴾ َ وم َ َ ا وق ذ ٍ إ َا ِسق ِ غ َ ّش َا َحَسَد ﴿5 ﴾ ذ إ ِ َ حا ِسٍد ِ َ ّ ن ش ﴿4 ﴾َ وم 4. Membaca surat an-Nas ن ِ اس لَّ ٱ ِه � ٰ � َ ل إ ن ِ اس ﴿2 ﴾ لَّ ٱ ن ِ اس ﴿١ ﴾ َ مِ ِل � لَّ ٱ َِرّبِ � ب ُ عوذ أُ � ۡ ل ُ ق س ف ِ ُ ِ ي ي َوۡسو ُ ِ َّ ٱل ن ِ اس ﴿4� ﴾ َّ ۡ َخ ل ٱ َوۡسَو ِ اس � ۡ ل ٱ � ِ ِ َ ّ ن ش ﴿3 ﴾م ن ِ اس ﴿6 ﴾ لَّ ٱ نِة َ و� َّ ِج ۡ ل ٱ ِ َن � ن ِ اس ﴿5 ﴾م لَّ ٱ � ِ دور ُ ص ُ
63 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP 5. Membaca surat al-Fatihah ِم َني ﴿2 ﴾ َ ٰ�ل َع ۡ ل ٱ ِ َ رّبِ � َّ د ِل ُ َحۡم ۡ ل ٱ � ﴾١﴿ ِ ٱ َّ لرِحمي ٱ َّ لرۡ َحـٰ ِن � � ِ لل َّ ٱ � ِ ِ ۡسم ب د ُ ب ُ َۡع َ ن ك َّ ي إ ِ ِ ين ﴿4 ﴾ ّ ٱدل � ِ ِ ﴿3 ﴾ َ مٰ� ِ ِل َ ي ۡوم ٱ َّ لرِحمي ٱ َّ لرۡ َحـٰ ِن � � َ ِ َمي ﴿6 ﴾ِ صَٰط مۡ سَتق ُ ۡ ل ٱ � َ ٱ ّ لص ِ َٰط � َ ۡهِدن ٱ ني ﴿5� ﴾ ُ ۡ سَتِع َ َ ن ك َّ ي إ َو ِ َني ﴿7 ﴾ ّ ل ٓ ٱ َّ لضا � َ ِ ۡم َ ول ۡي َ ض ِوب َ عل ُ َمۡغ ۡ ل ٱ � ِ َ ۡي ِ ۡم غ ۡي َ َۡعۡم َت َ عل ن أ ِ َ ين � َّ ٱل � 6. Membaca awal surat al-Baqarah ِ َ ين َّ ِ َني ﴿٢ ﴾ال تق َّ م ُ ْ ِل هًدى ل ُ ِ ِيه ْي َبف ُ اب ال َ ر ِكَت ْ َ ال َ ِل امل ﴿١ ﴾ذ ُ َون ﴿٣ ﴾ ِق يْنف ُ ْ اه ُ َْن م َ ا رَزق َّ ِ َ َ وم َّ الصالة مي َون ُ ِ يق ُ َ ْي ِب َ و غ ْ ن َون ِبل ُ ِ ي ْؤم ُ ِ ِخَرة آ َ َ وِبل ْب ِل َ ِ ْن ق َ م ِل ْنز أ َ َ وَما � ْيك َ ل َ إ ِل ْنز أ َِما � ن َون ب ُ ِ ي ْؤم ُ ِ َ ين َّ َوال ه ُ ُ َ ِك ئ َ ول أ ِّ ْم َ و� ِ ْن َ ربِ هًدى م َ َ عل َ ُ ِك ئ َ ول أ ن َون ﴿٤� ﴾ ُ ِ يوق ُ ْه ُ ح َون ﴿٥﴾ ُ ِ ْل مف ُ ْ ال 7. Membaca ayat kursi َُ َ ما ف ِ م ل ٌ َ ْو َ ن ٌ َ ول هُ �س ِ َنة ُ خذ أ ُ �َ َ ت وم ل ُ ي ُّ َ ق ْ ي ال ُّ َح ْ هَو ال ُ َّ ل لَ َ إ َ إ الل ل َُّ ِِه ن ْ ذ ِإ َّ ِب ل إ ع ِعْن َدهُ َُ ِي يَ ْشف َّ َا ال ْر ِض َ م ْن ذ َْأ سَم َاو ِ ات َ وَما ف ِ ال ال َّ َّ ل إ ِمِه ْ ِل ِ ْن ع ِ َ ْشٍء م ُ َون ب ِيط ي ُ َ هْم َ ول َُ ف ْ ِ ْم َ وَما َخل ْي ِدهي أ َُ َ ما بَ ْ َي � ي ْعل َ
64 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP هَما ُ ُ ْظ ودهُ ِحف ُ ُ يئ َ َ ْر َض َ ول َْأ سَم َاو ِ ات َ وال ه ال َّ ُ ي ْر�س ِ ُّ ُ َِم َ ا ش َاء َ وِسَع ك ب مي ﴿255 ﴾ َع ِظُ ْ ال ُّ َعل ِ ْ هَو ال ُ و َ8. Membaca akhir surat al-Baqarah ت َ َسَب ۡۗ ت ۡ ك ٱ َۡي َ ا ما � َ َسَب ۡت َ وَعل َ َه َ ا ما ك َ ل ۚ وۡسَعَها ُ َّ ل إ ۡ ًسا َف لل ن َُّ ٱ ف � ُ ِ ّ َ يك ُ َ ل صا ٗ ۡ ٓ إ ۡيَنا َ ۡ َعل ِمل َۡ َ ت ََّن َ ا ول َۚ َ رب ۡأن � َ أ ۡخط ۡو � أ � ٓ ِسيَنا َّ ن ن َٓإ ۡن اخذ ُ َؤ ِ َ ت ََّنا ل َرب َنا َ َ ل َة َ اق َ ط َن َ ا ما ل ۡ ِّمل َُ َ ت ََّن َ ا ول ۚ َ رب َِنا ۡبل َ ِن ق ِ َ ين م َّ ٱل ه َ ۥ عل َ � ُ َت ۡ كَ َ َ َحل َ َ عل َ ٱ ُ ۡ نصن �َ ٰىَنا ف َ أ َ نت َ مۡول � ٓۚ ۡرَ ۡحَنا ٱ َن َ ا و� َ ِ ۡر ل ۡف ٱغ ن َ ا و� َّ ف َع ُ ۡع ٱ ِِهۦۖ َ و� ب ِ َ ين ﴿٢٨٦﴾ ِر ف ٰ � َ ۡك ل ٱ � ِ َ ۡوم ق ۡ ل ٱ � 9. Membaca shalawat ِ ْ ًيا. ْ ه َط ت ُْ رك ُ ِ ّه َ يط ُ َبْي ِت َ و ْ َ ال أ ْهل ِ ْجَز � ُ ُ ّ الر ِه َب َعْنك ْ يذ ُِ ل ُ د هللا ُ ْي ِ ُ ا ير ََّم ن إ ْيِه َ ْوا َعل ُّ ن ْو َ ا صل ُ َم آ ِْي َن � َّ َُّيا ال أ ِ َ ي� ّ نب ِ ْوَنَ عل َ الَّ ُّ ي َصل ُ ه ُ َت َ ِك ئ َ َ وَمال َ ن هللا َّ إ َ ِك َات ْوق ُ أ ْسَعِدَ م ْخل ِ َ عل َ � ة َ َ َّ الصال ْ َضل ف أ � ِ ّ م َ صل َّ ه ُ َّ َلل ِْيًما. ا َ ْسل مْوا ت ُِ ّ َوَسل ،ََّ َ َ وَسل َ َرك ِ ِه َ وب َ ْصب آِ ِل َ و مٍد َ وَعل َ � َّ م َح ُ َ َن َ َ وَمْوال ِ ِدن هَدى َ�سّي ُ ْ ِ ال ُ ْور ن َ َ ع ْن َل َف رْوَن َ وغ اكُ ِ َّ َ اذل َرك َ َك َما ذ َُّ َ ك ِك ِ َمات َ ِ َد َاد ك َ َ وم ِك ْوَمات ُ َعَدَد َ مْعل َ ِك َات ْوق ُ أ ْسَعِدَ م ْخل ِ َ عل َ � ة َ َ َّ الصال ْ َضل ف أ � ِ ّ م َ صل َّ ه ُ َّ َلل ْوَن. ا ُ ِل ِغاف ْ َ ال ِك ْر ِذك ،ََّ َ َ وَسل َ َرك ِ ِه َ وب َ ْصب آِ ِل َ و مٍد َ وَعل َ � َّ م َح ُ َ َن َ َ وَمْوال ِ ِدن َجَ�سّي ُّ ِ ادل بً ْدر
65 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP َ َ ع ْن َل َف رْوَن َ وغ اكُ ِ َّ َ اذل َرك َ َك َما ذ َُّ َ ك ِك ِ َمات َ ِ َد َاد ك َ َ وم ِك ْوَمات ُ َعَدَد َ مْعل َ ِك َات ْوق ُ أ ْسَعِدَ م ْخل ِ َ عل َ � ة َ َ َّ الصال ْ َضل ف أ � ِ ّ م َ صل َّ ه ُ َّ َلل ْوَن. ا ُ ِل ِاف غ ْ َ ال ِك ْر ِذك َ َ َرك ِ ِه َ وب َ ْصب آِ ِل َ و مٍد َ وَعل َ � َّ م َح ُ َ َن َ َ وَمْوال ِ ِدن ُّ الضَحى َ�سّي ش َ ْ ِس رْوَن اكُ ِ َّ َ اذل َرك َ َك َما ذ َُّ َ ك ِك ِ َمات َ ِ َد َاد ك َ َ وم ِك ْوَمات ُ ََّ َ ، عَدَد َ مْعل َوَسل َِنا ُ َ ع ْن َس َادات َ هللا ِض ْ َ وَر ِ ّ ْوَن َ . وَسل ُ ِل ِغاف ْ َ ال ِك ْر َ َ ع ْن ِ ذك َل َف َوغ َ َ َ حْول ُ َ وال َوِكْيل ْ ِْعَم ال َ ون ُ بَنا هللا ُ أْ َجِعْ َي، َحْس س ْوِل ِ هللا � ُ أ ْ َص ِ اب َ ر � .ِ َع ِظْي ْ ِ ال ّ َعل ِ ْ ِب ِهلل ال َّ ال َ إ وة َّ ُ َ ق َوال 10. Membaca lafal tahlil sebanyak 100 kali ُ هللا َّ ال لَ َ إ َ إ ه: ال َُّ ن أ � ْ َ َ ْاعل ِ ف ْر ِك ّ اذل ُ ْ َضل ف أ � 11. Kemudian membaca tasbih sebanyak 33 kali ِ َع ِظْي ْ �س ْب َح َ ان ِ هللا ال ُ ِ َ ْمِده �س ْب َح َ ان ِ هللا َ وِب ُ 12. Dilanjutkan dengan membaca do’a Ziarah kubur itu memang dianjurkan dalam agama Islam bagi laki-laki dan perempuan, sebab didalamnya terkandung manfaat yang sangat besar. Baik bagi orang yang telah meninggal dunia berupa hadiah pahala bacaan Al-Qur’an, atau pun bagi orang yang berziarah itu sendiri, yakni mengingatkan manusia akan kematian yang pasti akan menjemputnya.
66 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Ziarah kubur itu memang dianjurkan dalam agama Islam bagi laki-laki dan perempuan, sebab didalamnya terkandung manfaat yang sangat besar. C. HAL-HAL YANG DILARANG KETIKA ZIARAH KUBUR Ziarah Kubur ahlussunah-wal-jamaah.blogspot.co.id
67 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Ada beberapa hal yang dilarang ketika seseorang berziarah kubur. Di antaranya adalah: ü Menangis meratapi mayit sebab hal itu hanya akan menambah susah orang yang sudah meninggal ü Meminta kepada Kuburan ü Duduk atau menginjak nisan ü Berbicara yang bathil atau kasar D. LATIHAN SOAL Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas ! 1. Apakah manfaat dari pelaksanaan ziarah kubur? 2. Tuliskan salah satu dalil mengenai hukum ziarah kubur beserta artinya! 3. Jelaskan tata cara melaksanakan ziarah kubur! 4. Sebutkan hal-hal yang dilarang ketika melaksanakan ziarah kubur!
68 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP
69 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Ke-NU-aN BAB 10 MENGENAL HISAB, RUKYAH, DAN SHALAT ID Kompetensi Inti: 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran Islam Ahlussunnah Waljama’ah Annahdliyyah (Aswaja NU) 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahami pengetahuan faktual konseptual, dan procedural dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca), dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Allah SWT dan kegiatannya, benda – benda yang dijumpainya di rumah, madrasah/sekolah, dan masyarakat. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlaqul karimah berdasarkan Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah
70 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Kompetensi Dasar: 1. Menjelaskan yang dimaksud dengan rukyah 2. Menjelaskan yang dimaksud dengan hisab 3. Menjelaskan tata cara Shalat Id A. HISAB DAN RUKYAH Agama Islam adalah agama yang komplit. Agama ini menggunakan matahari dan rembulan sebagai patokan waktu-waktu ibadahnya. Kita shalat menggunakan waktu matahari seperti waktu terbitnya, waktu tepat di atas kepala, waktu bayangan sepanjang badan, dan waktu tenggelamnya. Matahari juga digunakan sebagai batasan berbukanya seseorang. Maksudnya, orang bisa berbuka sesudah matahari tenggelam. Orang mulai tidak boleh makan dan minum di bulan Ramadlah saat fajar shadik telah terbit. Selain matahari umat Islam juga menggunakan bulan untuk menentukan pergantian bulan. Dalam bahasa Arab Bulan yang muncul pertama kali disebut hilal. Diawalinya bulan Ramadlan dan diakhirinya bulan Ramadlan adalah dengan kemunculan hilal tersebut, atau yang sering disebut dengan rukyah yang artinya ‘melihat’. Hal ini didasarkan kepada sabda Nabi: ِ ِه يت َ أ ر� ُِ رْوا ل ْ ِطُ ف أ ِ ِه َ و� يت َ أ ر� ُِ مْوا ل ُ صْو ُ Berpuasalah karena melihat hilal dan berbukalah (beridul fitri) karena melihat hilal.(HR Bukhari) Jadi, penggunaan rukyah sebagai penentu hari raya baik hari raya idul fitri maupun idul adha telah tercantum dalam hadits dan firman Allah: ٰ ٖت �َ ِن ن ِ اس َ وبَّي ِلَّ ّ دى ل ٗ ه ُ ان ُ ُ ۡرَء ق ۡ ل ٱ ِ ِيه � َ ف ِل نز أ ِ ٓي � َّ ٱل ر َ رَم َض َ ان � ُ َشۡه ه َ وَمن ُۖ صۡم ُ َي ۡ َل شۡهَر ف ل َّ ٱ � ُ ُ ِنك ِ َد م ََمن َشه َ ِ انۚ ف ُ ۡرق ف ۡ ل ٱ ى َ و� ٰ هَد ُ ۡ ل ٱ ِ َن � ّم
71 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP ُ ُ ِك لل ب َُّ ٱ يد � ُ ِ ير ُ ر أ َخَۗ � ٍ م َّ ي أ ِ ۡن � ٞ ّ م دة َّ ِ َع ٖ ف َر ۡو َ عل َ ٰ َسف أ ِ ً يضا � َ َن َ مر ك ََّلل َ عل َ ٰ ٱ � ْ ّب ُِوا َ تك ُ ِ َ َ ول دة َّ ِ ع ۡ ل ٱ � ْ وا ُ ِل ۡ تك ُ ِ ع ۡ َس َ ول ُ ۡ ل ٱ � ُ ُ ِك يد ب ُ ِ ير ُ َ ي ۡ َس َ ول ُ ۡ ل ٱ � ر َون ١٨٥ ُ ُ َ ۡشك ُ ۡ ت ك َّ َعل َ ُ ۡ َ ول ٰىك َم َ ا هَد 185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur (Qs al Baqarah: 185) Karena melihat bulan itu bersifat perseorangan, maka kemudian ada orang yang memilih dengan cara hisab atau menggunakan hitungan. Sehingga pada lima tahun ke depan hari rayanya jatuh pada tanggal berapa bisa dihitung secara matematika atau untuk zaman sekarang bisa dilacak dengan komputer. Adanya perbedaan penentuan bulan Ramadhan dan Syawal biasanya bermula dari masalah di atas. Akan tetapi, bagaimanapun juga penggunaan melihat bulan adalah lebih kuat karena memang demikianlah yang dilakukan pada zaman Nabi.
72 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Melihat bulan (rukyat) untuk menentukan awal bulan hijriyah lebih kuat daripada menggunkan perhitungan (hisab) karena memang demikianlah yang dilakukan pada zaman Nabi. B. SHALAT ID (HARI RAYA) Shalat Id adalah shalat sunat hari raya yang dilakukan dua kali dalam setahun. Shalat Idul Fitri dilakukan pada tanggal 1 Syawal setelah umat Islam melaksanakan puasa Ramadhan penuh sedangkan Shalat Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 10 Dzul Hijjah setelah jama’ah haji melaksanakan umrah di Padang Arafah. Umrah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijah. Shalat id dilaksanakan dua rakaat dan dilanjutkan dengan dua khotbah. Pada rakaat pertama, imam takbir tujuh kali setelah takbiratul ihram. Pada rakaat kedua, imam takbir lima kali setelah takbiratul ihram. Khotbah id dilaksanakan setelah shalat, tidak sebagaimana shalat jum’at. Hukum khotbah pun sunat. Artinya, jika tanpa khotbah, shalatnya tetap sah. Pada khotbah pertama disunatkan khatib bertakbir sebanyak sembilan kali dan pada khotbah yang kedua disunatkan bertakbir tujuh kali.
73 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Dalam Shalat Id setiap umat Islam dianjurkan untuk menghadirinya. Berbeda dengan Shalat Jum’at yang hanya laki-laki saja yang diperintahkan, anak-anak dan wanita pun dianjurkan untuk menghadiri Shalat Id. Tetapi bagi wanita yang sedang haid atau nifas cukup menghadirinya tanpa ikut shalat dan boleh ikut mendengarkan khotbah. Shalat Id bisa dilakukan di lapangan dan bisa juga dilakukan di masjid. Nabi pernah melaksanakan keduanya. Namun melakukan Shalat Id di masjid adalah lebih utama. Sebab masjid adalah baitullah (rumah Allah). Orang yang berjalan menuju masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah sudah dihitung setiap langkah meninggikan derajat dan menghapuskan dosa. Selain itu shalat di masjid akan terasa lebih khusyuk daripada di lapangan. Sebab jika shalat di lapangan terbuka mata bisa melihat pemandangan dan pikiran kurang khusyuk. Melakukan Shalat Id di masjid adalah lebih utama. Sebab masjid adalah baitullah (Rumah Allah).
74 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Pelaksanaan Sholat Id www.kabarmakkah.com C. LATIHAN SOAL Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas ! 1. Apakah yang dimaksud dengan rukyah? 2. Jelaskan yang dimaksud dengan hisab! 3. Jelaskan pelaksanaan Sholat Id! 4. Tuliskan salah satu hadits Nabi Muhammad mengenai penentuan awal bulan hijriyah beserta artinya!
75 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Daftar pustaka Abdul Aziz, Aceng, Abdul Aziz Dy dkk, Islam Ahlussunnah wal Jama’ah di Indonesia, Sejarah Pemikiran dan Dinamika Nahdhatul Ulama, Jakarta: Pustaka Ma’arif NU, Cet. II, 2007. AH Rofik dkk, Pelajaran Ke-NU-an Ahlussunnah wal Jama’ah, Yogyakarta: LTN-NU (Lajnah Ta’lif wan Nasyr), 1994. Al-Amidi, SaifuddinAl-Ihkam fi Ushulil Ahka, Beirut: Darul Fikr, 1996. Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad AlMushtashfa, Mesir: Matha’ah Al-Amiriyah. Al-Muharram, Jamaluddin bin Muhammad Lisanul ‘Arab, Mesir, Darul Mishriyah, at-Ta’lif wal Lajnah: tt. Ar-Razi, Abu Bakar, Mukhtarush Shihah Damaskus: Maktabah AnNuri. Asy’ari, KH M. Hasyim Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah fil Haditsil Mauta wa Asyrathis Sa’ah Wa Bayan Mafhumis Sunnah wal Bid’ah, Jombang: Maktabah Turats Islami Ma’had Tebuireng, 1418 H. Hakim, Abdul Hamid, As-Sulam Jakarta: Sa’adiyah Putra tt. Hosein, Ibrahim Fiqh Perbandingan Masalah Pernikahan, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003.
76 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP Mahfudh, Sahal, dalam Solusi Problema Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas, dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-1999), Yogyaarta: Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN NU) Jawa Timur dan Diantama, 2005 (Cet II). Muchtar, Masyhudi dkk, Aswaja An-Nahdliyah, Surabaya: Khalista, 2007. Muzadi, KH Abdul Muchit NU dalam Perspektif Sejarah dan Ajaran, Surabaya: Khalista, Cet. III 2006, Siddiq, Ahmad, Khitthah Nahdliyah, Jawa Timur: Khalista 2005. Cet III. Ust. Labib MZ, Memahami Ajaran Tashowuf, Surabaya: Penerbit Tiga Dua, 2000.
77 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP No Hari Tanggal Materi Hafalan Ket. Tawassul 1 ُ ل هللا َّ َ َى ص َ ف م ْصط ُ ْ ِ ال ّ نب ِ ِ الَّ ل َ َ حِضَة إ ُ َة َ ِات ف ْ ل َ ََّ، ا ْيِه َ وَسل َ َعل ِ ِحْ َي 2 Tawassul َّ الصال َِي ِاء َ و ْول َأ ْل ِ ا ل َ َ حِضَة َُّ إ ث ِ ل َ َ حِضَة إ صْوًصا ُ خ ُ ِِعْ َي تاب َّ الصَحابَِة َ والَّ َو ُ َة َ ِات ف ْ ل َ ِ، ا ّ َن ِ َجْيال ْ ِ ال َ ِادر ق ْ ِ َعْب ِد ال َّ ْيخ الش َِن ِ ات مْؤم ُ ْ ِ ْ َي َ وال ِن مْؤم ُ ْ ِ ال ل َ َ حِضَة َُّ إ ث ِ ِق ِ ْن َم َشار ْمَو ِ ات م َأ ْل نْم َ وا ُْ ِ ْحَي ِاء م َأ ْل ا صْوًصا ُ ا، خُ َه ِ َ ْبر َه َ ا و ِ ِبَِا، بَ ّر َار ْر ِض َ وَمغ َأ ْل ا .... ِ رْوح ل َ ُ إ
78 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP َِن ِ ات 3 Tawassul مْؤم ُ ْ ِ ْ َي َ وال ِن مْؤم ُ ْ ِ ال ل َ َ حِضَة َُّ إ ث ِ ِق ِ ْن َم َشار ْمَو ِ ات م َأ ْل نْم َ وا ُْ ِ ْحَي ِاء م َأ ْل ا صْوًصا ُ ا، خُ َه ِ َ ْبر َه َ ا و ِ ِبَِا، بَ ّر َار ْر ِض َ وَمغ َأ ْل ا .... ِ رْوح ل َ ُ إ Al-ikhlas د ُ َُّ ﴾ الل َّ الصَم د ﴿١ ٌ أ َح الل � َُّ هَو ُ ْ ل ُ ق ْن ُ ْم يَك َ َ ْ ﴿٣ ﴾َ ول يول ُ ْم َ ْ َ ول ْم َ يِل َ ﴿٢ ﴾ل د ﴿٤﴾ ٌ أ َح ُ ًوا � ف ُ ك َُ ل Alf-falaq ّ ِ ِ ْن َ ش ِق ﴿١ ﴾م َ َل ف ْ َِرِبّ ال ب ُ عوذ أُ � ْ ل ُ ق َا ذ ٍ إ َا ِسق ّ غ ِ ِ ْن َ ش َ َق ﴿٢ ﴾ َ وم َم َ ا خل َ ِت ف ِ اث َّ نف ّ الَّ ِ ِ ْن َ ش َ َب ﴿٣ ﴾ َ وم َوق َا َحَسَد ذ إ ّ َ حا ِسٍد ِ ِ ْن َ ش ِد ﴿٤﴾َ وم َ عق ُ ْ ال ﴾٥﴿
79 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP ن ِ اس َ ﴿١ ﴾مِ ِل nas-An َِرِبّ الَّ ب ُ عوذ أُ � ْ ل ُ ق ِ ْن ن ِ اس ﴿٣ ﴾م ِ الَّ َ ل إ ن ِ اس ﴿٢ ﴾ الَّ ِي َّ ن ِ اس ﴿٤ ﴾ال َّ ْ َخ َوْسَو ِ اس ال ْ ّ ال ِ َش ِ َن ن ِ اس ﴿٥ ﴾م ِ الَّ دور ُ ص س ف ِ ُ ُ ِ ي َوْسو ُ ن ِ اس ﴿6 ﴾ لَّ ٱ نِة َ و� َّ ِج ۡ ل ٱ � Al-fatihah د ُ َحْم ْ ِ ﴿١ ﴾ال َّ الرِحمي ِ َّ الرْ َح ِن الل َّ ِ ِ ْسم ب ِ َّ الرِحمي ِم َني ﴿٢ ﴾ َّ الرْ َح ِن َ َعال ْ ِ َ رِبّ ال َّ ِل َ ك َّ ي إ ِ ين ﴿٤ ﴾ ّ ِ ا ِدل ﴿٣ ﴾َ م ِ ِ ال َ ي ْوم َ ني ﴿٥ ﴾ ْ اهِدن ُ ْ سَتِع َ َ ن ك َّ ي إ د َ و ُ ب ُ َْع ن َ ِ َمي ﴿٦ ﴾ ِ صَاط مْ سَتق ُ ْ َ ال ِ الص ّ َاط ض ِوب ُ ْ َمغ ْ ِ ال َ ْي ِ ْم غ ْي َ َْعْم َت َ عل ن أ ِ َ ين � َّ ال ّ َني ﴿٧﴾ ِ ِ ْم َ وال َّ الضال ْي َ َعل
80 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP awal surat al-Baqarah ِ ِيه ْي َب ف ُ اب ال َ ر ِكَت ْ َ ال َ ِل امل ﴿١ ﴾ذ ن َون ُ ِ ي ْؤم ُ ِ َ ين َّ ِ َني ﴿٢ ﴾ال تق َّ م ُ ْ ِل هًدى ل ُ ُ ْ اه َْن م َ ا رَزق َّ ِ َ َ وم َّ الصالة مي َون ُ ِ يق ُ َ ْي ِب َ و غ ْ ِبل َ ِل ْنز أ َِما � ن َون ب ُ ِ ي ْؤم ُ ِ َ ين َّ ُ َون ﴿٣ ﴾َ وال ِق يْنف ُ ِ ُ ْ ه ِخَرة آ َ َ وِبل ْب ِل َ ِ ْن ق َ م ِل ْنز أ َ َ وَما � ْيك َ ل إ ِ ْن هًدى م َ َ عل َ ُ ِك ئ َ ول أ ن َون ﴿٤� ﴾ ُ ِ يوق ُ ح َون ﴿٥﴾ ُ ِ ْل مف ُ ْ ه ال ُ ُ َ ِك ئ َ ول أ ِّ ْم َ و� َربِ ayat kursi ُه ُ خذ أ ُ �َ َ ت وم ل ُ ي ُّ َ ق ْ ي ال ُّ َح ْ هَو ال ُ َّ ل لَ َ إ َ إ الل ل َُّ سَم َاو ِ ات َ وَما ف ِ َُ َ ما ف ِ ال َّ م ل ٌ َ ْو َ ن ٌ َ ول �س ِ َنة ِِه ن ْ ذ ِإ َّ ِب ل إ ع ِعْن َدهُ َُ ِي يَ ْشف َّ َا ال ْر ِض َ م ْن ذ َْأ ال ُ َون ِيط ي ُ َ هْم َ ول َُ ف ْ ِ ْم َ وَما َخل ْي ِدهي أ َُ َ ما بَ ْ َي � ي ْعل َ ه ُ ي ْر�س ِ ُّ ُ َِم َ ا ش َاء َ وِسَع ك ب َّ ل إ ِمِه ْ ِل ِ ْن ع ِ َ ْشٍء م ب هَما ُ ُ ْظ ودهُ ِحف ُ ُ يئ َ َ ْر َض َ ول َْأ سَم َاو ِ ات َ وال ال َّ مي ﴿255 ﴾ َع ِظُ ْ ال ُّ َعل ِ ْ هَو ال ُ َو
81 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP akhir surat al-Baqarah َه َ ا ما َ ل ۚ وۡسَعَها ُ َّ ل إ ۡ ًسا َف لل ن َُّ ٱ ف � ُ ِ ّ َ يك ُ َ ل َ ََّنا ل ت َ رب َ َسَب ۡۗ ت ۡ ك ٱ َۡي َ ا ما � َ َسَب ۡت َ وَعل َ ك َ ََّن َ ا ول َۚ َ رب ۡأن � َ أ ۡخط ۡو � أ � ٓ ِسيَنا َّ ن ن َٓ إ ۡن اخذ ُ َؤ ِ ت ِ َ ين َّ ٱل ه َ ۥ عل َ � ُ َت ۡ صا كَ َ َ َحل ٗ ۡ ٓ إ ۡيَنا َ ۡ َعل ِمل َۡ ت َنا َ َ ل َة َ اق َ ط َن َ ا ما ل ۡ ِّمل َُ َ ت ََّن َ ا ول ۚ َ رب َِنا ۡبل َ ِن ق م أ َ نت � ٓۚ ۡرَ ۡحَنا ٱ َن َ ا و� َ ِ ۡر ل ۡف ٱغ ن َ ا و� َّ ف َع ُ ۡع ٱ ِِهۦۖ َ و� ب ِ َ ين ِر ف ٰ � َ ۡك ل ٱ � ِ َ ۡوم ق ۡ ل ٱ َ َ عل َ � ٱ ُ ۡ نصن �َ ٰىَنا ف َ َمۡول Shalawat 1 َ أ ْهل ِ ْجَز � ُ ُ ّ الر ْ ِه َب َعْنك يذ ُِ ل ُ د هللا ُ ْي ِ ُ ا ير ََّم ن إ ه ُ َت َ ِك ئ َ َ وَمال َ ن هللا َّ إ ِ ْ ًيا. ْ ه َط ت ُْ رك ُ ِ ّه َ يط ُ َبْي ِت َ و ْ ال ْوا ُّ ن ْو َ ا صل ُ َم آ ِْي َن � َّ َُّيا ال أ ِ َ ي� ّ نب ِ ْوَن َ عل َ الَّ ُّ ي َصل ُ ِْيًما. َ ْسل مْوا ت ُِ ّ ْيِه َ وَسل َ َعل
82 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP أ ْسَعِد 2 Shalawat ِ َ عل َ � ة َ َ َّ الصال ْ َضل ف أ � ِ ّ م َ صل َّ ه ُ َّ َلل ا َ َن َ َ وَمْوال ِ ِدن هَدى َ�سّي ُ ْ ِ ال ُ ْور َ ن ِك َات ْوق ُ َم ْخل ،ََّ َ َ وَسل َ َرك ِ ِه َ وب َ ْصب آِ ِل َ و مٍد َ وَعل َ � َّ م َح ُ َما َُّ َ ك ِك ِ َمات َ ِ َد َاد ك َ َ وم ِك ْوَمات ُ َعَدَد َ مْعل َ ِك ْر َ َ ع ْن ِ ذك َل َف رْوَن َ وغ اكُ ِ َّ َ اذل َرك َ َك ذ ْوَن ُ ِل ِغاف ْ ال أ ْسَعِد 3 Shalawat ِ َ عل َ � ة َ َ َّ الصال ْ َضل ف أ � ِ ّ م َ صل َّ ه ُ َّ َلل ا َ َن َ َ وَمْوال ِ ِدن َج َ�سّي ُّ ِ ادل َ بً ْدر ِك َات ْوق ُ َم ْخل ،ََّ َ َ وَسل َ َرك ِ ِه َ وب َ ْصب آِ ِل َ و مٍد َ وَعل َ � َّ م َح ُ َما َُّ َ ك ِك ِ َمات َ ِ َد َاد ك َ َ وم ِك ْوَمات ُ َعَدَد َ مْعل َ ِك ْر َ َ ع ْن ِ ذك َل َف رْوَن َ وغ اكُ ِ َّ َ اذل َرك َ َك ذ ْوَن ُ ِل ِغاف ْ ال
83 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP أ ْسَعِد 4 Shalawat ِ َ عل َ � ة َ َ َّ الصال ْ َضل ف أ � ِ ّ م َ صل َّ ه ُ َّ َلل ا َ ِ ِدن ُّ الضَحى َ�سّي َ ش َ ْ ِس ِك َات ْوق ُ َم ْخل َ َ َرك ِ ِه َ وب َ ْصب آِ ِل َ و مٍد َ وَعل َ � َّ م َح ُ َ َن َوَمْوال َ ِك ِ َمات َ ِ َد َاد ك َ َ وم ِك ْوَمات ُ ََّ َ ، عَدَد َ مْعل َوَسل َ ِك ْر َ َ ع ْن ِ ذك َل َف رْوَن َ وغ اكُ ِ َّ َ اذل َرك َ َك َما ذ َُّ ك ْوَن ُ ِل ِغاف ْ ال أ ْ َص ِ اب 5 Shalawat َِنا � ُ َ ع ْن َس َادات َ هللا ِض ْ َ وَر ِ ّ َوَسل ِْعَم ُ َ ون بَنا هللا ُ أ ْ َجِعْ َي، َحْس س ْوِل ِ هللا � ُ َر ِ ّ َعل ِ ْ ِب ِهلل ال َّ ال َ إ وة َّ ُ َ ق َ َ وال َ َ حْول ُ َ وال َوِكْيل ْ ال ِ َع ِظْي ْ ال tahlil ُ هللا َّ ال لَ َ إ َ إ ه: ال َُّ ن أ � ْ َ َ ْاعل ِ ف ْر ِك ّ اذل ُ ْ َضل ف أ �
Ke-NU-an Kelas 8 MTs/SMP Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyah - LP Ma’arif NU-DIY LP MA’ARIF NU
84 Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 8 MTs /SMP �س ْب َح َ ان ِ هللا tasbih ُ ِ َ ْمِده �س ْب َح َ ان ِ هللا َ وِب ُ ِ َع ِظْي ْ ال