The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Katalog Dewan Pastoral Paroki Santa Maria Kartasura

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by edwin.tugas8, 2022-11-02 12:44:18

Katalog Dewan Pastoral Paroki Santa Maria Kartasura

Katalog Dewan Pastoral Paroki Santa Maria Kartasura

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN
PASTORAL PAROKI

PAROKI SANTA MARIA KARTASURA
Jl. Slamet Riyadi No. 25 Kartasura

Telp/Fax (0271) 780598/ (0271) 783598 Kartasura 57167
Sukoharjo email: [email protected] youtube: Paroki Santa

Maria Kartasura

1

Kata Pengantar
Syukur kepada Allah bahwa akhirnya Pedoman Pelaksanaan
Pelayanan Pastoral Paroki (P5) Santa Maria Kartasura ini selesai disusun.

P5 ini dimaksudkan agar pelayanan pastoral atau penggembalaan yang
dijalankan di paroki Santa Maria Kartasura berada dalam kesatuan
semangat dan arah penggembalaan Uskup KAS seperti yang tertuang
dalam Pedoman Dasar Pelayanan Pastoral Paroki Keuskupan Agung
Semarang yang dipromulgasikan oleh Uskup KAS pada tahun 2020
menandai syukur 80 Tahun KAS. Oleh karena itu, Umat Katolik Paroki
Santa Maria Kartasura tergerak untuk mengikuti perkembangan demi
pembaruan dan kemajuan umat Allah KAS di paroki Kartasura.

Pada tahun 2022, Paroki Santa Maria Kartasura tepat berusia 51th.
Dengan semangat “Orido Mundi Mulieris” atau “awal dunia yang lebih
baik”, Paroki Santa Maria Kartasura terbuka menerima perubahan
perubahan dalam hidup menggereja termasuk menyusun P5 ini supaya
gerak paroki selaras dengan gerak dan arah KAS. Dengan ditetapkannya
P5 ini, diharapkan kehidupan menggereja di Paroki Santa Maria Kartasura
semakin tertib dan tertata, dan semua umat dan anggota Dewan Pastoral
Paroki dapat bertindak sesuai dengan Pedoman yang ada.

Semoga P5 Santa Maria Kartasura ini dapat menjadi arah dan dasar
dalam pengembangan Gereja agar semakin menjadi tanda kehadiran
Kerajaan Allah di dunia ini. Selamat melaksanakan P5, Tuhan memberkati!

Kartasura, 9 Januari 2022
Salam dan Hormat

Aloysius Dwi Prasetyo, Pr.
Ketua Dewan Pastoral Paroki

2

Daftar isi

Pengantar 2 Daftar Isi 3 REKSA PELAYANAN PASTORAL PAROKI 8
SEJARAH SINGKAT PAROKI 14
PEMBUKAAN 19 BAB I
PAROKI DAN KUASI PAROKI 22 Pasal 1: Pengertian Paroki 22 Pasal 2:
Pendirian Paroki 24 Pasal 3: Persekutuan Umat dalam Paroki 25 Pasal 4:
Organogram Pastoral Paroki 31 BAB II
GEMBALA PAROKI DAN KUASI PAROKI 32 Pasal 5: Pastor Paroki 32
Pasal 6: Tanggung Jawab Pastor Paroki 33 Pasal 7: Vikaris Parokial 34 Pasal
8: Administrator Paroki 35 BAB III
PENGURUS GEREJA DAN PAPA MISKIN 36 Pasal 9: Nama dan

Kedudukan 36 Pasal 10: Maksud dan Tujuan PGPM 36 Pasal
11:Pengurus PGPM 37 Pasal 12:Wewenang PGPM 38 Pasal 13:Tugas
PGPM 39 Pasal 14: Tugas Ketua PGPM 40 Pasal 15: Tugas Sekretaris
PGPM 41

3

Pasal 16: Tugas Bendahara PGPM 41 Pasal 17: Tugas Anggota PGPM
43 BAB IV
DEWAN PASTORAL PAROKI 44 Pasal 18: Pengertian Dewan Pastoral

Paroki 44 Pasal 19: Tujuan 44 Pasal 20: Fungsi 45 Pasal 21:
Kepengurusan 45 Pasal 22: Persyaratan 49 Pasal 23: Ketentuan Umum
Pemilihan Pengurus Dewan Pastoral
Paroki 50 Pasal 24: Pelantikan 52 Pasal 25: Masa Bakti 52 Pasal 26:
Tanggung Jawab dan Wewenang 53 Pasal 27: Tugas Dewan Pastoral
Paroki 53 Pasal 28: Tugas Dewan Pastoral Paroki Harian 53 Pasal 29:
Tugas Ketua Dewan Pastoral Paroki 54 Pasal 30: Tugas Wakil Ketua I
Dewan Pastoral Paroki (Vikaris
Parokial) 55 Pasal 31: Tugas Wakil Ketua II Dewan Pastoral Paroki

(awam) 55 Pasal 32: Tugas Sekretaris I 56 Pasal 33: Tugas Sekretaris II
56 Pasal 34: Tugas Bendahara Umum 57 Pasal 35: Tugas Bendahara I
58 Pasal 36: Tugas Bendahara II 59 Pasal 37: Tugas Bendahara III 60
Pasal 38: Tugas Umum Ketua-Ketua Bidang Pelayanan 61 Pasal 39:
Tugas Khusus Ketua Bidang Pelayanan 61

4

Pasal 40: Tugas Koordinator Ketua-Ketua Wilayah 63 Pasal 41: Tugas
Dewan Pastoral Paroki Inti 64 Pasal 42: Tugas Ketua Wilayah 64 Pasal
43: Tugas Umum Ketua Tim Pelayanan 64 Pasal 44: Uraian Tugas
Tim-Tim Pelayanan
Bidang Pelayanan Liturgi dan Peribadatan 65 Pasal 45: Uraian Tugas
Tim-Tim Pelayanan
Bidang Pelayanan Pewartaan dan Evangelisasi 71 Pasal 46: Uraian Tugas
Tim-Tim Pelayanan
Bidang Pelayanan Kemasyarakatan 78 Pasal 47: Uraian Tugas Tim-Tim
Pelayanan
Bidang Pelayanan Paguyuban dan Persaudaraan 83 Pasal 48: Uraian
Tugas Tim-Tim Pelayanan Bidang
Pelayanan Rumah Tangga 86 Pasal 49: Uraian Tugas Tim-Tim Pelayanan
Bidang Pelayanan Penelitian dan Pengembangan 89 Pasal 50: Tugas
Dewan Pastoral Paroki Pleno 91 Pasal 51: Tugas Ketua Lingkungan 91
Pasal 52: Tugas Ketua Kelompok Kategorial 92 Pasal 53: Tugas Tokoh
Umat 92

BAB V
MEKANISME PELAYANAN PASTORAL PAROKI 93 Pasal 54:

Suasana dan Pola Pelayanan 93 Pasal 55: Pengambilan Keputusan 93
Pasal 56: Rapat-Rapat 94

5

BAB VI

TATA PELAYANAN PASTORAL PAROKI 96 Pasal 57: Spiritualitas

Pelayanan Pastoral 96 Pasal 58: Prinsip Pelayanan Pastoral 96 Pasal 59:

Buah Pelayanan Pastoral 97 Pasal 60: Tata Pelayanan Pastoral Paroki 97

Pasal 61: Tata Penggembalaan 97 Pasal 62: Tata Kelola Administrasi 99

Pasal 63: Tata Kelola Harta Benda 100

Pasal 64: Penggunaan Uang 100 Pasal 65: Tata Hubungan Keuangan 101

BAB VII

PENDUKUNG PASTORAL PAROKI 102 Pasal 66: Karyawan Paroki 102

Pasal 67: Prodiakon Paroki 102 Pasal 68: Katekis Paroki 104 BAB VIII

PRASARANA PASTORAL PAROKI

Pasal 69: Gedung Gereja/Kapel 106 Pasal 70: Kantor Pastoral Paroki 106

Pasal 71: Gedung Pastoral Paroki 107 Pasal 72: Gedung Pastoran 107

Pasal 73: Kapel Adorasi 107

BAB IX

LAIN-LAIN 109 Pasal 74: Pergantian Jabatan dan Pengurus 109 Pasal 75:

Kaderisasi dan Pemberdayaan 109

6

Pasal 76:Penyegaran 110 Pasal 77: Pedoman Pelaksanaan Pelayanan
Pastoral Paroki 110

BAB XI
PENUTUP 111 Pasal 78: Hal yang Belum Diatur 111 Pasal 79: Masa Berlaku

111

7

REKSA PELAYANAN PASTORAL PAROKI

Umat Allah Keuskupan Agung Semarang, sebagai
persekutuan paguyuban-paguyuban murid Yesus Kristus, dalam
bimbingan Roh Kudus memiliki cita-cita yang dirumuskan dalam
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) dan Arah

Dasar Keuskupan Agung Semarang (ARDAS KAS). Untuk
mewujudkan cita-cita tersebut Keuskupan Agung Semarang
mengembangkan kepemimpinan yang partisipatif, transformatif,
empowering, dan sinergis dengan tetap mengedepankan semangat
pelayanan yang rendah hati dan murah hati. Tanggung jawab
kepemimpinan pelayanan pastoral ada pada Uskup Diosesan.
Dalam menjalankan kepemimpinannya Uskup dibantu oleh Kuria
Keuskupan (Vikaris Jenderal, Sekretaris Keuskupan, Ekonom
Keuskupan, Wakil Vikaris Episkopal Teritorial, Vikaris Yudisial,
dan Vikaris Kategorial serta Pastor Paroki Katedral) dan beberapa
Dewan Pertimbangan Keuskupan (Dewan Imam, Dewan Keuangan
Keuskupan, dan Kolegium Konsultor Keuskupan).

Kepemimpinan Uskup

Uskup memiliki di keuskupannya segala kuasa
berdasarkan jabatan, sendiri dan langsung, yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas pastoralnya (bdk. Kan. 381). Kuasa
itu meliputi kuasa legislatif, eksekutif dan yudisial menurut
norma hukum (Kan. 391 §1). Kuasa legislatif dijalankan
Uskup sendiri; kuasa eksekutif dijalankan sendiri maupun

8
lewat Vikaris Jenderal atau Vikaris Episkopal menurut norma
hukum; kuasa yudisial dijalankan baik sendiri maupun lewat
Vikaris Yudisial dan para hakim menurut norma hukum (Kan.
391 §1). Dalam menjalankan kepemimpinannya Uskup
Diosesan dibantu oleh Vikaris Jenderal (Kan. 475). Vikaris
Jenderal memiliki di seluruh keuskupannya kuasa eksekutif

yang menurut hukum merupakan milik Uskup (Kan. 479).
Kepemimpinannya mengambil bagian dalam kepemimpinan
Uskup (una persona cum episcopo).

Untuk membantu pelayanan kepemimpinannya di tingkat
kevikepan, Uskup Diosesan mengangkat Vikaris Episkopal
Teritorial dan Kategorial, yang memiliki kuasa berdasarkan jabatan
yang menurut hukum universal dimiliki Vikaris Jenderal (bdk. Kan.
476). Vikaris Episkopal memiliki kuasa eksekutif yang menurut
hukum merupakan milik Uskup, yaitu kuasa untuk melakukan
semua tindakan administratif tetapi terbatas pada wilayah dan
bidang tertentu yang untuknya ia diangkat (bdk. Kan476).

Di tingkat paroki, kepemimpinan Uskup dipercayakan kepada
Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri. Sebagai gembala paroki,
pastor paroki menunaikan reksa pastoral jemaat dengan semangat
ketaatan di bawah otoritas Uskup Diosesan. Dalam menjalankan
reksa pastoral dan kepemimpinannya, Pastor Paroki bekerja sama
dengan imam-imam lain (vikaris parokial) atau diakon dan juga
bantuan kaum beriman awam (bdk. Kan.519).

Untuk melengkapi dan mengefektifkan pelayanannya, Uskup
membentuk Dewan Pastoral dari tingkat Keuskupan sampai dengan

9

paroki dan tim-tim pastoral sebagai kelengkapan perangkat pastoral
dalam menjalankan penggembalaan.

Khusus tentang Reksa Pastoral Paroki
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai gembala, Uskup

Diosesan hendaknya memperhatikan semua orang beriman yang
dipercayakan kepada reksanya dari setiap usia, kedudukan atau

bangsa baik yang bertempat tinggal di wilayahnya maupun yang
hanya sementara di situ; dan hendaknya ia juga menunjukkan
semangat kerasulan terhadap mereka yang karena kondisi hidupnya
tidak dalam secukupnya mendapat reksa pastoral yang biasa, dan
juga terhadap mereka yang tidak mempraktikkan agamanya lagi
(Kan.383). Berpijak pada kanon tersebut, focus dan locus pelayanan
Uskup adalah semua umat beriman yang bersekutu di paroki-paroki
wilayah keuskupannya. Seluruh pelayanan Uskup mendapat
perwujudan dan realisasinya di paroki. Paroki bukan pertama-tama
lembaga, tetapi persekutuan umat beriman, dengan segala
keprihatinan dan harapannya, dengan segala pengalaman suka dan
dukanya.

Paroki adalah subjek pastoral. Artinya paroki bukan sebagai
objek dari sebuah proyek pelayanan pastoral, yang menjadikan umat
hanya sebagai sasaran pastoral. Paroki tetaplah sebagai subjek dan
pelaku yang menentukan gerak pastoralnya dengan mengacu kepada
gerak pastoral bersama sekeuskupan. Segala macam pelayanan
pastoral di tingkat keuskupan dan kevikepan berfungsi animatif,

inspiratif, edukatif, dan partisipatif untuk mendukung dan

10

menggerakkan dinamika paroki dengan umat sebagai pelayannya
sendiri. Program-program pelayanan terus diupayakan untuk
disesuaikan dengan kebutuhan paroki. Untuk mendukung hal
tersebut Keuskupan menegaskan pentingnya pastoral berdasarkan
data bukan berdasar asumsi.

Paroki menjadi fokus pastoral artinya paroki yang merupakan
persekutuan umat beriman menjadi arah dan tujuan pastoral
keuskupan. Maka seluruh potensi komponen pelayanan pastoral

tingkat keuskupan dan segala macam program diarahkan untuk
kepentingan umat beriman yang bersekutu di paroki. Tujuannya
agar umat semakin diberdayakan dalam aneka aspek kehidupan
sampai mengalami tata keselamatan dalam kehidupannya.
Transformasi dan perubahan hidup umat ke arah yang lebih baik
menjadi indikasi keberhasilan sebuah pelayanan pastoral.

Paroki menjadi locus pastoral artinya paroki menjadi tempat di
mana seluruh gerak pastoral itu terjadi. Di paroki, gerak pastoral
menyapa dan menyentuh umat secara langsung. Kegiatan-kegiatan
yang terjadi di tingkat kevikepan, dan keuskupan, akhirnya harus
bermuara di paroki. Sebagai locus, dinamika umat perlu dikenali
sehingga seluruh pelayanan pastoral disesuaikan dengan keadaan
dan dinamika umat beriman setempat.

Bersama seluruh paroki, gerak dan pelayanan pastoral
diarahkan untuk terwujudnya visi keuskupan, yaitu mengikuti Yesus
Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dengan mewujudkan
Gereja yang relevan bagi umatnya dan signifikan bagi masyarakat.

11

Paroki Santa Maria Kartasura sebagai Subjek Pastoral Reksa
pelayanan pastoral di paroki Santa Maria meliputi segala bentuk
pelayanan paroki yang ditujukan kepada umat dan masyarakat demi
terwujudnya peradaban kasih, tanda hadirnya Kerajaan Allah. Reksa
pelayanan pastoral paroki ini meliputi:

a. Pendampingan keluarga, lingkungan, dan komunitas sebagai
persekutuan yang partisipatif dan transformatif.

b. Peningkatan mutu kehidupan bersama umat terutama yang kecil,
lemah, miskin, terpinggirkan, dan difabel.

c. Peningkatan partisipasi umat untuk memperjuangkan kebijakan
publik yang bermartabat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
serta melestarikan lingkungan sebagai rumah bersama dan
nilai-nilai budaya setempat mempersatukan.

d. Formatio iman berjenjang dan berkesinambungan untuk
mengembangkan iman umat cerdas, tangguh, misioner, dan
dialogal.

e. Transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola paroki dan
lembaga-lembaga karya serta peningkatan spiritualitas dan
profesionalitas para pelayan pastoral.

Pelayanan pastoral itu mengacu pada rencana induk dan Arah Dasar
Keuskupan Agung Semarang yang menjadi visi dan arah bersama
seluruh paroki se-Keuskupan Agung Semarang serta ditempatkan
dalam konteks teritori setempat baik gerejani maupun kemasyarakatan.
Dengan gerak pelayanan pastoral itu diharapkan kehadiran paroki bagi
warganya dan masyarakat semakin signifikan dan relevan, memberi
daya ubah dan nilai tambah sampai pada saatnya berbuah berkah.

12

Gerak pastoral ini ditopang oleh Dewan Pastoral Paroki tulus dan
terampil serta disemangati oleh spiritualitas Santa Maria sebagai
pelindung paroki. Ada 5 spiritualitas dari Santa Maria yang menjadi
semangat dari umat dan Dewan Pastoral Paroki dalam
mengejawantahkan reksa pastoral di Paroki Santa Maria Kartasura ini,
yakni:

1. Spiritualitas Pendoa
2. Spiritualitas Penjaga Kehidupan
3. Spiritualitas Berjiwa Religius
4. Spiritualitas Peduli kepada sesama lebih-lebih yang KLMTD 5.

Spiritualitas Ibu yang peduli pada semua anak-anaknya. Paroki
Santa Maria Kartasura memiliki hari perayaan penting
berkaitan dengan kesejarahan paroki. Perayaan Hari Ulang Tahun
Paroki dirayakan setiap tanggal 9 Januari dan Pesta Pelindung Paroki
dirayakan setiap tanggal 8 September bertepatan dengan Pesta
Kelahiran Santa Perawan Maria.

13

SEJARAH SINGKAT PAROKI
Pada mulanya, wilayah Kartasura ada dalam reksa Pastoral Paroki St
Petrus Purwosari. Pada Tahun 1950, Bapak Fransiskus Xaverius
Suharto memohon kepada Rama Paroki Santo Petrus Purwosari agar
berkenan memberi pelajaran agama Katolik di rumah keluarga Yosef
Priyosudarmo di Kampung Pucangan RT 01 RW 11 Kartasura, untuk
memberikan pelajaran agama Katolik kepada para calon baptis yang
waktu itu berjumlah 10 orang.

Empat belas tahun kemudian tepatnya pada tahun 1964 paguyuban
umat Katolik yang ada di wilayah Kartasura mendapat Status Stasi
(diberi nama Stasi Kartasura) dari Paroki Santo Petrus Purwosari dan

Rm. Fransiskus Paulus Huneker, MSF berkenan menetap untuk
mendampingi umat dengan bertempat tinggal di rumah keluarga A.J.
Suharjo.
Setelah mendapat status Stasi, umat berkembang cukup signifikan
sehingga Rm. Fransiskus Paulus Huneker, MSF menyampaikan kepada
Bapak Kardinal Yustinus Darmoyuwono rencana untuk pembentukan
Paroki Kartasura. Tindak lanjut dari rencana pembentukan Paroki
Kartasura adalah dengan membeli tanah seluas 1.250 m² di sebelah
utara Benteng Kartasura (sebelah timur SMP Muhammadiyah
Kartasura) yang sedianya akan dibangun untuk Gedung Gereja namun
karena satu dan lain hal ternyata tidak bisa membangun Gedung Gereja
di tanah itu. Selanjutnya tahun 1967 dibeli tanah seluas 200m² di Jalan
Slamet Riyadi 25 Kartasura yang waktu itu ditempati oleh sekolah ST 2
dan STM Pancasila. Pada waktu itu terjadi kesepakatan antara Rm.
Fransiskus Paulus Huneker, MSF dan Kepala Sekolah bahwa bangunan

14

sekolah dipindahkan ke tanah PGPM seluas 1.250M² dan bisa
dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar ST-2 dan STM
Pancasila (yang sekarang menjadi SMK Pelayaran Kartasura).
Kesepakatan itu dikuatkan oleh pihak Keuskupan Agung Semarang
yang memberikan izin Hak Guna Bangunan (HGB).

Perubahan dari Stasi Kartasura menjadi Paroki Kartasura Pada
tanggal 10 Februari 1970, dibentuk Panitia Pembangunan Gereja
Katolik Kartasura. Selanjutnya pada tanggal 14 Februari 1970, Panitia
Pembangunan Gereja Katolik Kartasura mengajukan Surat
Permohonan Izin membangun Gereja kepada Bupati Sukoharjo.
Sembari menunggu Perizinan keluar, dimulailah Peletakan batu

pertama Gedung Gereja dan Pastoran yang dilaksanakan oleh Rm.
Fransiskus Paulus Huneker MSF pada tanggal 17 Maret 1970. Surat ijin
dari Bupati Sukoharjo keluar tertanggal 2 Mei 1970 di mana dalam
surat itu Pemerintah Daerah Sukoharjo memberikan pernyataan tidak
berkeberatan untuk dilaksanakannya pembangunan Gereja Kartasura.
Pada tanggal 9 Januari 1971 terjadilah Pemberkatan dan Peresmian
gedung Gereja Paroki Kartasura yang dipimpin oleh Bapak Kardinal
Yustinus Darmo Yuwono. Pada tanggal 9 Januari 1971 ini pula, lahirlah
Gereja Paroki Santa Maria Kartasura yang secara resmi lepas dari
Gereja paroki Santo Petrus Purwosari dan Rm. Fransiskus Paulus
Huneker, MSF ditunjuk menjadi Pastor Paroki yang pertama kali.
Mulai hari itu juga semua urusan dan pencatatan administrasi menjadi
tanggung jawab Paroki Santa Maria secara tersendiri.

15

Umat Paroki Santa Maria Kartasura semakin bertambah dengan
diserahkannya beberapa stasi dari paroki terdekat karena jarak
penggembalaan dekat dengan Paroki Santa Maria Kartasura. Umat
Stasi Mayang dan Gawok diserahkan pada tahun 1972 oleh Paroki
Santo Petrus Purwosari. Kemudian pada tahun 1976, Stasi Sawit
diserahkan oleh Paroki Santo Yohanes Rasul Delanggu dan Stasi
Banyudono diserahkan oleh Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan
Maria Boyolali.
Sebagai Paroki, Paroki Santa Maria Kartasura digembalakan oleh para
rama MSF mulai 9 Januari 1971 sampai pada 15 September 1993.
Selanjutnya mulai tanggal 15 September 1993 sampai saat ini Paroki
Santa Maria Kartasura digembalakan oleh rama-rama Diosesan
Keuskupan Agung Semarang.

Renovasi Gedung Gereja Santa Maria dan Gedung Pastoral Pada
tahun 2012, Rm. Heribertus Suprihadi, Pr. mewacanakan perlunya
menata kawasan Gereja dan Gedung pelayanan Pastoral karena
diketemukan atap bangunan-bangunan yang mulai merapuh. Wacana
ini ditanggapi dengan sangat antusias oleh umat. Namun tidak sampai
1 tahun, beliau mendapatkan penugasan baru dan kemudian digantikan
oleh Rm. Petrus Suratmin, Pr.

Masterplan pembangunan Gereja dan penataan kawasan Gereja,
berdasarkan situasi yang aktual di kompleks Gereja Kartasura
diselesaikan pada tahun 2015 oleh Rm Petrus Suratmin, Pr. dan pada
tanggal 5 Juni 2015 bersamaan dengan hari penerimaan sakramen
krisma, dicanangkanlah peletakan batu pertama pembangunan Gedung

16

Gereja dan Pusat Pelayanan Pastoral Paroki Santa Maria Kartasura oleh
Uskup Keuskupan Agung Semarang Mgr. Johannes Pujasumarta. Izin
pembangunan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo resmi
keluar dengan Surat Keputusan Bupati Sukoharjo Nomor 503/544/2015
tentang Pemberian Izin Pembangunan Renovasi Bangunan/Gedung
Gereja tertanggal 18 Juni 2015.

Akhirnya, pada Tanggal 11 Juni 2017 gedung Gereja Santa
Maria Paroki Kartasura diberkati oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko.
Selanjutnya, Tanggal 28 September 2017 gedung pelayanan pastoral
selesai dibangun dan diberkati oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko dan
prasasti ditandatangani oleh Bpk. H. Wardaya Wijaya, SH, sebagai
Bupati Sukoharjo.

Renovasi kapel-kapel Paroki Santa Maria Kartasura Setelah

renovasi Gereja Santa Maria dan Gedung Pelayanan Pastoral Paroki
Kartasura selesai pada tahun 2017, Romo Aloysius Dwi Prasetyo Pr
bersama dengan Pengurus Kapel separoki menemukan kondisi
bangunan fisik kapel-kapel yang ada di paroki Kartasura juga sudah
layak untuk direnovasi karena usia bangunan yang berkisar 25 – 40
tahun dan merapuh. Diperlukan penataan kawasan kapel yang layak
untuk peribadatan dan kegiatan umat serta terintegrasi dalam
mendukung reksa pastoral paroki. Oleh karena itu, Dewan Pastoral
Paroki, PGPM, Pengurus Kapel dan Umat bertekad merenovasi semua
Kapel yang ada di Paroki Santa Maria Kartasura. Renovasi kapel
dimulai tahun 2019 dan pada tahun 2021 ini sudah terselesaikan 3
kapel yakni, Kapel Santo Yosep Mayang, Kapel Santa Maria Goreti

17

Sawit, Kapel Santo Yohanes Banyudono. Mulai 1 November 2021
Kapel Santo Petrus Colomadu mulai direnovasi. Sementara Renovasi
Kapel Santo Paulus Blulukan dan kapel Kristus Raja Gawok akan
dilaksanakan pada tahun 2022.

Peta Paroki Santa Maria Kartasura

18

PEMBUKAAN

Paroki adalah persekutuan umat beriman kristiani di teritori

tertentu yang dibentuk secara tetap dalam keuskupan yang reksa
pastoralnya di bawah otoritas Uskup Agung Semarang
dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri
(kanon 515§1). Di dalam paroki ada persekutuan-persekutuan umat
yang lebih kecil, yaitu paroki administratif, stasi, wilayah,
lingkungan dan kelompok-kelompok kategorial. Penggembalaan
paroki dipercayakan kepada Pastor Paroki sedangkan untuk
mengelola reksa pastoralnya dibentuklah “Pengurus Gereja dan
Papa Miskin” (PGPM) dan “Dewan Pastoral Paroki” (DPP).
Persekutuan Paroki dengan reksa pastoralnya didasarkan pada
persekutuan Allah Tritunggal. Persekutuan Allah Tritunggal
sebagaimana ditegaskan dalam Kitab Suci dan Ajaran Gereja
adalah persekutuan Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus.
Persekutuan ilahi itu merupakan persekutuan yang dinamis, di
mana persekutuan itu mengundang semua orang untuk masuk dan
mengambil bagian di dalamnya serta menyatakan keselamatan bagi
umat manusia. Undangan Allah dan sekaligus tindakan
penyelamatan-Nya dinyatakan melalui Yesus Kristus. Ia hadir
dalam sejarah hidup manusia dan menyatakan secara sempurna
rencana dan tindakan penyelamatan Allah.

Persekutuan dengan Allah itu menjadi nyata dalam hidup
Gereja. Dalam Gereja, Allah Tritunggal hadir dan menghimpun
semua orang beriman. Dalam Gereja pula, Allah menampakkan

19

tindakan penyelamatan-Nya melalui tugas perutusan Gereja baik
pengudusan, pewartaan maupun pelayanan. Oleh karena itu,
persekutuan Gereja pun bersifat dinamis. Persekutuan Gereja
dalam bimbingan Roh Kudus bergerak searah dengan gerak

penyelamatan Allah.
Gereja Keuskupan Agung Semarang sebagai Gereja

Partikular mewujudkan persekutuan dan menghadirkan tindakan
penyelamatan Allah melalui paroki dan persekutuan-persekutuan
gerejani lainnya. Di dalam paroki, persekutuan umat beriman
terbentuk secara nyata dari tingkat paroki sampai tingkat
lingkungan. Persekutuan itu menjadi persekutuan yang inklusif,
inovatif, dan transformatif. Persekutuan yang inklusif adalah
persekutuan yang terbuka pada gerak Roh Kudus yang selalu
membimbing, terbuka pada sesama dengan segala latar
belakangnya dan terbuka pada perkembangan zaman. Persekutuan
yang inovatif artinya persekutuan yang siap untuk selalu membarui
diri dalam gerak hidup dan pelayanannya sesuai dengan tuntunan
Roh Kudus dan tuntutan zaman. Persekutuan yang transformatif
menunjuk pada persekutuan yang memberi daya ubah ke dalam
(Gereja) dan ke luar (masyarakat).

Gerak pastoral paroki itu dinyatakan melalui 3 (tiga) Tata
yakni, Tata Penggembalaan, Tata kelola Administrasi dan Tata
kelola Harta Benda. Tata Penggembalaan meliputi bidang liturgi
dan peribadatan, bidang pewartaan dan Evangelisasi, bidang
pelayanan kemasyarakatan, bidang paguyuban dan persaudaraan
serta bidang rumah tangga. Penggembalaan ini didukung oleh Tata

20

Kelola Administrasi dan Tata Kelola Harta Benda. Gerak pastoral
paroki ini dijalankan dengan semangat communio dan pola
penggembalaan yang melibatkan, mencerdaskan, dan
memberdayakan seluruh umat. Diharapkan dengan gerak pastoral
yang demikian, terwujudlah apa yang dicita-citakan oleh

Keuskupan Agung Semarang yaitu terwujudnya peradaban kasih
dalam masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi tanda hadirnya
Kerajaan Allah.

Pedoman Dasar Pelayanan Pastoral Paroki dibuat untuk
memastikan bahwa paroki dan seluruh dinamika pastoralnya
menghadirkan persekutuan Allah Tritunggal yang dinamis, yang
menyatukan dan menyelamatkan. Maka tugas Pengurus Gereja dan
Papa Miskin dan Dewan Pastoral Paroki bukan sekedar tugas
organisatif tetapi tugas partisipatif dalam rencana keselamatan
Allah bagi umat dan masyarakat.

21

BAB I
PAROKI
Pasal 1
Pengertian Paroki

1. Paroki
Paroki Santa Maria Kartasura yang selanjutnya disebut Paroki
Kartasura adalah persekutuan umat beriman kristiani di
Kartasura yang dibentuk secara tetap dalam keuskupan, yang
reksa pastoralnya di bawah otoritas Uskup Agung Keuskupan
Agung Semarang dan dipercayakan kepada Pastor Paroki
sebagai gembalanya sendiri.

2. Pendirian Paroki Santa Maria Kartasura
Paroki Santa Maria Kartasura ditetapkan sebagai paroki pada
tanggal 9 Januari 1971 oleh Kardinal Yulius Darmoyuwono
dan mendapatkan SK Penegasan Berdirinya Paroki oleh Uskup
Agung Keuskupan Agung Semarang Mgr Robertus
Rubiyatmoko dengan Surat Keputusan Nomor 0156/B/I/b
55/2021.

3. Kekuatan Hukum Paroki
Paroki Santa Maria Kartasura yang didirikan memiliki
kekuatan hukum baik hukum sipil maupun hukum gereja.

22

4. Batas Wilayah Paroki

Batas-batas teritorial Paroki Santa Maria Kartasura sebagai

berikut:

a. Batas wilayah pemerintahan

Sebelah utara : Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali.

Sebelah barat : Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali.

Sebelah selatan : Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten.
Sebelah timur : Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. b. Batas
wilayah gerejani

Sebelah utara : Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria
Boyolali dan Paroki Administratif Hati Kudus Tuhan Yesus
Simo.

Sebelah timur : Paroki Santo Paulus Kleco.
Sebelah selatan : Paroki Santo Joannes Rasul Delanggu dan
Paroki Kristus Raja Solo Baru
Sebelah Barat : Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan
Maria Boyolali.

23

Pasal 2
Pendirian Paroki

1. Pendirian Paroki ditetapkan oleh Uskup Agung Keuskupan

Agung Semarang setelah mendengarkan masukan dari Dewan
Imam KAS.

2. Pendirian Paroki dikuatkan dengan pembuatan akta pendirian

sebagai badan hukum yang diakui pemerintah.

3. Dalam mendirikan Paroki, Uskup Agung Keuskupan Agung

Semarang memperhitungkan, sekurang-kurangnya:

a. Tata penggembalaan yang meliputi keberadaan Pastor

sebagai gembala dan persekutuan umat beriman dalam
jumlah dan tingkat keaktifan tertentu.

b. Tata kelola administrasi yang menyangkut pelayanan

sakramental serta pengarsipan dokumen-dokumen penting
paroki.

c. Tata kelola harta benda yang meliputi pengelolaan

keuangan yang mendukung pemenuhan kebutuhan pastoral
dan ketersediaan sarana dan prasarana.

4. Pendirian Paroki disertai dengan penentuan batas-batas teritorial

yang sebaiknya mengikuti batas-batas teritorial secara
pemerintahan.

24

Pasal 3
Persekutuan Umat dalam Paroki
1. Paroki memiliki persekutuan umat baik secara teritorial maupun
kategorial.
2. Persekutuan umat secara teritorial meliputi:
a. Wilayah
a. Persekutuan lingkungan-lingkungan yang secara teritorial
berdekatan, dengan jumlah antara 2-8 lingkungan

ditetapkan oleh pastor Paroki dan berada dalam tata kelola
serta reksa pastoral paroki.
b. Paroki Santa Maria Kartasura memiliki 15 wilayah, yaitu:

a) Wilayah Santa Maria Pucangan
b) Wilayah Santo Ignatius Kertonatan
c) Wilayah Santo Daniel Singopuran
d) Wilayah Santo Carolus Gebyok
e) Wilayah Santo Yosef Mayang
f) Wilayah Kristus Raja Gawok
g) Wilayah Santa Maria Goreti Sawit
h) Wilayah Santo Yohanes Banyudono
i) Wilayah Santo Adrianus Ngemplak
j) Wilayah Santo Petrus Colomadu Utara
k) Wilayah Santo Paulus Colomadu Selatan
l) Wilayah Santo Paulus Blulukan
m) Wilayah Santo Aloysius Luigi Gonilan
n) Wilayah Santo Albertus Gembongan
o) Wilayah Santo Yohanes Pembaptis Gumpang

25

c. Wilayah-Wilayah di Paroki Santa Maria Kartasura yang
memiliki kapel adalah
a) Wilayah Santo Yosef Mayang : Kapel Santo Yosef b)
Wilayah Santa Maria Goretti Sawit : Kapel Santa Maria
Goretti
c) Wilayah Santo Yohanes Banyudono: Kapel Santo
Yohanes
d) Wilayah Santo Petrus Colomadu Utara dan Wilayah
Santo Paulus Colomadu Selatan: Kapel Santo Petrus e)

Wilayah Santo Paulus Blulukan : Kapel Santo Paulus
Masing-masing kapel memiliki pengurus yang terpisah
dari kepengurusan Wilayah.
d. Setiap wilayah memiliki kepengurusannya sendiri.

b. Lingkungan
1) Paguyuban umat beriman yang bersekutu berdasarkan

kedekatan tempat tinggal dengan jumlah antara 10-50
kepala keluarga ditetapkan oleh Pastor Paroki dan
berada dalam tata kelola serta reksa pastoral paroki.
2) Paroki Santa Maria Kartasura memiliki 43 lingkungan yaitu;
a) Wilayah Santo Carolus Gebyok

1. Lingkungan Santo Paulinus Daratan
2. Lingkungan Santo Yohanes Jiwan.

26

b) Wilayah Santo Daniel Singopuran
1. Lingkungan Santo Paulus Miki Singopuran 2.
Lingkungan Santo Yohanes Pembaptis
Singopuran,
3. Lingkungan Santo Yosef Suami Maria Warung
Watu.

c) Wilayah Santo Ignatius Kertonatan
1. Lingkungan Santo Yoseph Suami Maria
Giringan
2. Lingkungan Santo Paulus Rasul Kertonatan
3. Lingkungan Santa Ignatia Wirogunan

d) Wilayah Santa Maria Pucangan

1. Lingkungan Santo Ignatius Loyola Pucangan
Barat,

2. Lingkungan Santa Maria Assumpta Pucangan
Timur.

e) Wilayah Santo Paulus Colomadu Selatan
1. Lingkungan Santo Agustinus Sanggir,
2. Lingkungan Santo Lukas Gajahan,
3. Lingkungan Santo Mikhael Klegen,
4. Lingkungan Santo Yustinus Bolon-Ngasem.

f) Wilayah Santo Petrus Colomadu Utara 1.
Lingkungan Santo Antonius Gawanan Barat, 2.
Lingkungan Santa Cicilia Gedongan,

3. Lingkungan Santo Elisabet Nanasan,

27

4. Lingkungan Santo Fransiskus Assisi Gawanan
Timur,

5. Lingkungan Santo Thomas Rasul
Malangjiwan.

g) Wilayah Santo Aloysius Luigi Gonilan: 1.
Lingkungan Santo Fransiskus Asisi Nilagraha, 2.
Lingkungan Santa Maria Nilasari.

h) Wilayah Santa Maria Goreti Sawit:
1. Lingkungan Santo Paulus Manjung,

2. Lingkungan Santo Yohanes Rasul Bendosari.
i) Wilayah Santo Adrianus Ngemplak:

1. Lingkungan Santo Aloysius Gonzaga Gagak

Sipat.
2. Lingkungan Santo Matias Mangu.
j) Wilayah Santo Albertus Gembongan: 1.
Lingkungan Santo Benedictus Ngadirejo
Utara,
2. Lingkungan Santo Bernardinus Pabelan,
3. Lingkungan Santo Laurentius Ngadirejo
Selatan.
k) Wilayah Santo Yosep Mayang:
1. Lingkungan Santo Petrus Mayang ,
2. Lingkungan Santo Filipus Mayang,
3. Lingkungan Santo Stephanus Mayang, 4.
Lingkungan Santo Fransiskus Xaverius Mayang,

28

5. Lingkungan Santo Yohanes Rasul Mayang,
6. Lingkungan Santo Yohanes Pembaptis

Mayang.
l) Wilayah Santo Paulus Blulukan:

1. Lingkungan Santa Maria Blulukan Timur,
2. Lingkungan Santo Yosef Suami Maria

Blulukan Barat.
m) Wilayah Santo Yohanes Banyudono:

1. Lingkungan Santo Fransiskus Xaverius
Pengging,
2. Lingkungan Santo Stanislaus Bangak.
n) Wilayah Kristus Raja Gawok:
1. Lingkungan Santo Albertus Krajan,

2. Lingkungan Santo Antonius dari Padua

Blimbing,
3. Lingkungan Santo Ignatius de Loyola Jati.
o) Wilayah Santo Yohanes Pembaptis Gumpang:

1. Lingkungan Santo Andreas Rasul Gumpang
Barat,
2. Lingkungan Santo Florianus Gumpang Timur.
3) Setiap Lingkungan memiliki kepengurusannya
sendiri.
3. Kelompok Kategorial
a. Persekutuan umat beriman atas dasar kategori tertentu yang
berbasis paroki dan berada dalam reksa pastoral paroki.

29

b. Paroki Santa Maria Kartasura memiliki 6 kelompok
kategorial. Nama kelompok kategorial sebagai berikut: 1)
Paguyuban Pemerhati Komunitas Pastoran
2) Paguyuban Para Janda “Santa Monica”
3) Pemerhati Tanaman Gereja,
4) Paduan Suara “Signum Magnum”
5) Paduan Suara “St. John Choir”
6) Paduan Suara “In Christ”.

30

Pasal 4

Organogram Pastoral Paroki

31

BAB II
GEMBALA PAROKI

Pasal 5
Pastor Paroki
1. Pastor Paroki Santa Maria Kartasura adalah seorang Imam
Diosesan yang diberi kepercayaan oleh Uskup Agung
Keuskupan Agung Semarang untuk menjadi gembala serta
menjalankan reksa pastoral Paroki Santa Maria Kartasura.
2. Pastor Paroki diangkat dan diberhentikan secara resmi oleh
Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang dengan Surat

Keputusan.
3. Pastor Paroki wajib menyatakan pengakuan iman secara pribadi

dan dilantik oleh Ordinaris Wilayah atau yang mendapat
delegasi. Pelantikan dituangkan dalam berita acara pelantikan.
4. Pastor Paroki bertanggung jawab atas seluruh reksa pastoral
paroki.
5. Pastor Paroki menjabat sebagai Ketua Pengurus Gereja dan Papa
Miskin (PGPM) dan sebagai Ketua Dewan Pastoral Paroki
(DPP).

6. Pastor Paroki yang melayani bersama dengan seorang atau
beberapa Vikaris Parokial sebagai rekan kerjanya wajib
memberi mandat tertulis secara jelas dan tegas yang
menjadi tanggungjawab Vikaris Parokial guna
membantu pelaksanaan pastoral paroki. (Kan. 545-548).

32

7. Pastor Paroki hendaknya membangun hubungan personal dan
kerja sama dengan pemerintah dan masyarakat setempat.

Pasal 6
Tanggung Jawab Pastor Paroki
1. Pastor Paroki bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan
reksa pastoral paroki yang meliputi tata penggembalaan, tata
kelola administrasi, dan tata kelola harta benda gereja.
2. Dalam hal tata penggembalaan, Pastor Paroki menjalankan fungsi
pewartaan, pengudusan, dan penggembalaan:
a. Fungsi Pewartaan dilaksanakan antara lain dengan homili
dalam Ekaristi Minggu dan hari raya, pembinaan kateketik
awam, pendidikan Katolik anak-anak dan orang muda, serta

Evangelisasi.
b. Fungsi Pengudusan dilaksanakan antara lain dengan pelayanan

sakramental dan sakramentali.
c. Fungsi penggembalaan dilaksanakan dengan melibatkan umat

beriman kristiani awam sebagai rekan kerja, terutama dalam
memberikan perhatian kepada keluarga dan mereka yang kecil,
lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.
3. Pastor Paroki bertanggung jawab terhadap reksa pastoral khusus
yang ada di teritori paroki. Pastoral khusus yang ada di teritori
paroki Santa Maria Kartasura adalah karya pendidikan TK-SD
Kanisius Mayang.

33

Pasal 7
Vikaris Parokial
1. Vikaris Parokial adalah seorang imam yang menjadi rekan kerja
Pastor Paroki yang mengambil bagian dalam reksa pastoral
paroki.
2. Vikaris Parokial diangkat dan diberhentikan secara resmi oleh
Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang dengan Surat
Keputusan.

3. Vikaris Parokial membantu Pastor Paroki dalam seluruh
pelayanan paroki, terkecuali aplikasi Misa untuk
kesejahteraan umat (missa pro populo) dan hal-hal lain
yang ditentukan oleh Uskup Agung Keuskupan Agung
Semarang dan Pastor Paroki.

4. Vikaris Parokial mengambil alih tanggung jawab sementara
seluruh reksa pastoral paroki bila paroki lowong dan juga bila
Pastor Paroki berhalangan dan belum diangkat seorang
Administrator Paroki.

5. Vikaris Parokial hendaknya secara teratur memberikan laporan
tertulis kepada Pastor Paroki sesuai mandat yang diterima dari
Pastor Paroki.

6. Vikaris Parokial wajib membuat refleksi karya pastoral
secara tertulis dan menyerahkannya kepada Pastor Paroki
pada akhir masa tugasnya (Kan. 548 par. 3).

7. Vikaris parokial terbatas (karena usia atau tugas perutusan
khusus) memberikan laporan tugas sesuai kebijakan Pastor
Paroki.

34

Pasal 8
Administrator Paroki
1. Administrator Paroki adalah imam yang ditugaskan oleh Uskup
Agung Keuskupan Agung Semarang untuk melaksanakan reksa
pastoral di paroki pada saat paroki lowong atau bila Pastor
Paroki terhalang.
2. Administrator Paroki diangkat secara resmi oleh Uskup Agung
Keuskupan Agung Semarang dengan Surat Keputusan. 3.
Administrator Paroki terikat kewajiban-kewajiban dan hak-hak
yang sama seperti Pastor Paroki kecuali ditentukan lain oleh Uskup
Agung Keuskupan Agung Semarang.
4. Administrator Paroki tidak diperkenankan melakukan sesuatu
pun yang dapat mengurangi hak-hak Pastor Paroki atau dapat
merugikan harta benda paroki.

5. Administrator paroki wajib memberi pertanggungjawaban
kepada Pastor paroki setelah menyelesaikan tugasnya.

35

BAB III
PENGURUS GEREJA DAN PAPA MISKIN

Pasal 9
Nama dan Kedudukan
1. Badan Gereja Paroki ini bernama PENGURUS GEREJA DAN
PAPA MISKIN ROOM KATOLIK yang disingkat PGPM,
Paroki Santa Maria Kartasura.
2. PGPM Paroki Santa Maria Kartasura didirikan tanggal 19 April
1965 dan berkedudukan di Kartasura, Surakarta, dan dikuatkan
dengan S.K Men. Keh. R.I Nomor: M-20-H.T 03.05- Th. 1990
atas jasa Angelique Tedjajuwana S.H. serta diperbaharui pada
tanggal 19 April 2001 No 87 dengan Akta: Perubahan
Anggaran Dasar Yayasan Pengurus Gereja dan Papa Miskin
Room Katolik di Wilayah Gereja Santa Maria di Kartosuro,

Surakarta.

Pasal 10
Maksud dan Tujuan PGPM
Maksud dan tujuan PGPM Paroki Santa Maria Kartasura adalah:

1. Menjadi dewan keuangan paroki yang memelihara,
mengurus dan mengelola harta benda milik PGPM. 2.

Membina dan memajukan hidup keagamaan dan ibadat Gereja. 3.
Menyelenggarakan karya-karya kerasulan suci dan amal kasih
terutama bagi mereka yang berkekurangan.

36

Pasal 11
Pengurus PGPM
1. PGPM dipimpin dan diurus secara bersama-sama oleh
pengurus yang terdiri dari 3-5 orang.
2. Kepengurusan PGPM terdiri dari:
a. Ketua (Pastor Paroki ex officio)
b. Sekretaris
c. Bendahara (ex officio Bendahara Umum Dewan Pastoral
Paroki)
d. Anggota (ex officio Wakil Ketua II Dewan Pastoral Paroki)
e. Anggota
3. Pengurus PGPM diangkat oleh Uskup Agung Keuskupan Agung
Semarang berdasarkan Surat Keputusan (SK) atas usulan
Pastor Paroki.
4. Masa jabatan pengurus adalah 3 (tiga) tahun.
5. Selama belum ada pengangkatan pengurus yang baru oleh
Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang, maka pengurus
lama tetap menduduki jabatannya.

6. Seorang anggota pengurus, kecuali bila ia adalah imam/pastor,
tidak boleh menduduki kepengurusan lebih dari 2 (dua) kali
masa jabatan berturut-turut.

7. Bila seseorang atau lebih dari anggota pengurus tidak dapat
menyelesaikan waktu 3 (tiga) tahun, Uskup Agung Keuskupan
Agung Semarang akan mengangkat penggantinya, di mana
pengganti tersebut hanya akan menjabat untuk waktu yang
masih tersisa dari waktu 3 (tiga) tahun.

8. Pengurus mengadakan rapat sekurang-kurangnya sebulan sekali.

37

Pasal 12
Wewenang PGPM
1. Ketua bersama-sama dengan sekretaris dan bendahara mewakili
PGPM Paroki baik di dalam maupun di luar pengadilan, serta
berhak menjalankan segala tindakan hukum atas nama PGPM
Paroki.
2. Ketua bersama-sama sekretaris dan bendahara dalam bertindak
atas nama Paroki harus mendapatkan izin tertulis dari Uskup
Agung Keuskupan Agung Semarang dalam hal-hal berikut: a.
Untuk meminjam uang guna dan atas tanggungan PGPM. b. Untuk
meminjamkan uang PGPM melampaui jumlah yang

ditetapkan dalam Pedoman Keuangan dan Akuntansi
Paroki.

c. Membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan
atau melepaskan hak atas benda-benda bergerak dan
tidak bergerak milik PGPM.

d. Menjual atau dengan cara lain mendapatkan atau

melepaskan hak atas benda-benda bergerak milik PGPM
yang jumlah keseluruhannya melampaui jumlah yang
ditentukan Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang.
e. Untuk menggadaikan/meminjamkan barang-barang bergerak
maupun tidak bergerak milik PGPM.
f. Mendirikan atau mengembangkan yayasan-yayasan/badan
badan di luar wilayah PGPM.

g. Mengadakan perjanjian-perjanjian dengan lembaga
atau pihak lain menyangkut asset PGPM
38

h. Mengeluarkan uang untuk membeli atau membangun
sesuatu dalam bentuk apa pun apabila melampaui jumlah

yang ditetapkan dalam Pedoman Keuangan dan
Akuntansi Paroki.

3. Tindakan pengurus yang melampaui wewenang mereka
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar PGPM adalah tidak
sah dan karenanya menjadi tanggung jawab mereka baik secara
pribadi maupun secara bersama-sama/tanggung renteng.

4. Pengurus PGPM mengangkat dan memberhentikan
karyawan paroki sebagaimana diatur dalam Pedoman
Kekaryawanan Paroki. Karyawan yang ditugaskan
mengurus keuangan paroki hendaknya berlatar belakang
Sarjana Akuntansi, atau sekurang-kurangnya mempunyai
pengetahuan dan keterampilan dalam hal akuntansi.

Pasal 13
Tugas PGPM

1. Memelihara, mengurus, mengelola harta benda/kekayaan paroki
sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan perundang undangan
RI dan pedoman-pedoman yang berlaku di Keuskupan Agung
Semarang.

2. Membuat anggaran penerimaan dan pengeluaran setiap tahun. 3.
Membuat daftar inventaris lengkap dengan penggambaran serta
perkiraan harganya beserta perubahannya yang tembusannya wajib
diserahkan kepada Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang.

39

4. Mengusahakan agar pemilikan harta benda gerejawi diamankan
dengan cara-cara yang sah secara sipil.

5. Membuat laporan tentang kegiatan-kegiatannya kepada Uskup
Agung Keuskupan Agung Semarang paling lambat 2 (dua)
bulan setelah selesai akhir tahun kalender.

6. Memberikan mandat kepada Dewan Pastoral Paroki untuk
menjalankan maksud dan tujuan PGPM yang dinyatakan
dalam pasal 10 nomor 2 dan3.
7. Menghadiri rapat Dewan Pastoral Paroki Pleno dalam
pengesahan dan evaluasi program pelayanan paroki.

8. Membina dan memberdayakan karyawan paroki.

Pasal 14
Tugas Ketua PGPM
1. Memastikan harta benda PGPM diurus dengan baik, antara lain
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Menjaga agar harta benda Gereja jangan sampai hilang atau
menderita kerugian.
b. Menaati peraturan Gereja Keuskupan Agung Semarang dan

Negara Republik Indonesia.
c. Mengurus harta benda Gereja dan menyimpannya dengan aman

dan menggunakannya menurut ketentuan yang ditetapkan
Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang.
2. Memastikan harta benda Gereja diurus dan dikelola atas nama
PGPM.

40

3. Menentukan keputusan bila dalam rapat suara yang setuju dan tidak
setuju sama banyaknya.

4. Mengusulkan kepada Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang
nama-nama yang diajukan untuk jabatan sekretaris, bendahara,
dan anggota Pengurus PGPM.

Pasal 15
Tugas Sekretaris PGPM
1. Bersama ketua mempersiapkan rapat.
2. Membuat notulen rapat dan menyampaikannya dalam rapat
berikutnya.
3. Memimpin rapat jika ditunjuk oleh ketua.
4. Memastikan tersimpannya arsip-arsip dan dokumen-dokumen
penting PGPM secara aman, rapi, teratur, dan mudah diakses. 5.
Bersama ketua dan bendahara membuat laporan tahunan dan
menyampaikannya kepada Uskup Agung Keuskupan Agung
Semarang.

Pasal 16
Tugas Bendahara PGPM

1. Memastikan kebijakan keuangan dan harta benda paroki serta
kebijakan akuntansi paroki dilaksanakan sesuai pedoman
keuangan dan akuntansi KAS.

2. Mengoordinasikan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan harta
benda paroki.

41

3. Melakukan proses akuntansi/pembukuan keuangan paroki atau
mendelegasikannya kepada karyawan administrasi keuangan
paroki.

4. Melakukan verifikasi catatan akuntansi dari para Bendahara Dewan
Pastoral Paroki.

5. Mengawasi dan menerima perhitungan sumber-sumber penerimaan
keuangan paroki atau mendelegasikan tugas pengawasan dan
penerimaan tersebut kepada Bendahara I, Bendahara II,
Bendahara III Dewan Pastoral Paroki, Bendahara Kapel,
Bendahara Unit Karya

6. Bersama ketua dan beberapa anggota PGPM yang lain,
membuka/memblokir/menutup rekening tabungan, giro, dan
deposito.

7. Mendelegasikan kepada Bendahara I, Bendahara II, Bendahara III
Dewan Pastoral Paroki, Bendahara Kapel dan Bendahara Unit
Karya untuk mengelola keuangan dan harta benda serta
menjalankan transaksi keuangan di bank dan meminta
pertanggungjawaban atas pelaksanaannya.

8. Bersama ketua dan beberapa anggota PGPM yang lain, meminta
kepada Uskup Agung terkait upaya penyelesaian hukum persoalan
pengelolaan keuangan dan harta benda paroki.

9. Membuat laporan keuangan bulanan paroki dan menyerahkannya
ke Keuskupan Agung Semarang selambat-lambatnya tanggal 10
(sepuluh) bulan berikutnya.

10. Membuat laporan tahunan pertanggungjawaban realisasi Anggaran
Penerimaan dan Beban dan Anggaran Pengadaan Aset Tetap.

42

Pasal 17
Tugas Anggota PGPM
1. Merepresentasikan Dewan Pastoral Paroki Harian di PGPM. 2.
Memberikan pertimbangan, evaluasi dalam rapat-rapat dan
pengambilan keputusan oleh PGPM.
3. Mengomunikasikan hal-hal yang diputuskan PGPM ke Dewan
Pastoral Paroki Harian dan sebaliknya.

43

BAB IV
DEWAN PASTORAL PAROKI

Pasal 18
Pengertian Dewan Paroki

Dewan Pastoral Paroki adalah badan pastoral yang terdiri dari umat

beriman kristiani yang diketuai oleh Pastor Paroki, secara bersama
sama mengambil bagian dalam reksa pastoral di paroki dan
memberikan bantuannya untuk mengembangkan kegiatan pastoral
paroki.

Pasal 19
Tujuan
1. Dewan Pastoral Paroki bertujuan mengembangkan kegiatan
pastoral paroki dengan tepat demi terpenuhinya pelayanan
kepada umat beriman dan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat.
2. Dewan Pastoral Paroki menyelenggarakan tata penggembalaan yang
melibatkan, mengembangkan, dan memberdayakan serta
mencerdaskan seluruh umat dalam hidup dan karya paroki untuk
menemukan ungkapan dan perwujudan iman yang sesuai dengan
semangat Santa Maria yang menjadi pelindung paroki di paroki
Kartasura dalam kesatuan dengan paroki-paroki se-Keuskupan.
3. Membangun kerja sama dengan siapa pun yang berkehendak baik
dalam hubungan antar agama dan kepercayaan, mengembangkan
pola hidup dan pola pikir dalam masyarakat yang majemuk,

44

memperhatikan yang Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan
Difabel (KLMTD).

Pasal 20
Fungsi
1. Dewan Paroki berfungsi konsultatif terhadap kepemimpinan Pastor
Paroki.
2. Dewan Paroki berfungsi eksekutif dalam menyelenggarakan
pelayanan pastoral untuk seluruh umat.
3. Dewan Paroki berfungsi representatif dalam menghadirkan Gereja di
tengah umat, masyarakat dan pemerintah setempat.

Pasal 21
Kepengurusan
1. Struktur Kepengurusan:
a. Dewan Pastoral Paroki Harian
1) Ketua (Pastor Paroki ex officio)
2) Wakil Ketua I (Vikaris Paroki ex officio)
3) Wakil Ketua II (awam)
4) Sekretaris I dan II
5) Bendahara Umum, I, II dan III
6) Ketua-ketua Bidang Pelayanan
7) Koordinator Ketua-ketua Wilayah
b. Dewan Pastoral Paroki Inti
1) Dewan Pastoral Paroki Harian
2) Ketua-ketua Wilayah

45

3) Ketua-ketua Tim Pelayanan
c. Dewan Pastoral Paroki Pleno

1) Dewan Pastoral Paroki Inti
2) Pengurus Tim Pelayanan
3) Ketua-ketua Lingkungan
4) Ketua-ketua Kelompok Kategorial

5) Tokoh Umat dan Masyarakat (Wakil Umat, Wakil
Organisasi WKRI, TK-SD Kanisius Mayang)

2. Bidang Pelayanan

a. Bidang pelayanan adalah sebutan/istilah yang

menegaskan lingkup pelayanan tata
penggembalaan Dewan Pastoral Paroki

b. Nama-nama Bidang Pelayanan sebagai berikut:
1) Bidang Pelayanan Liturgi dan Peribadatan
2) Bidang Pewartaan dan Evangelisasi
3) Bidang Pelayanan Kemasyarakatan
4) Bidang Pelayanan Paguyuban dan Persaudaraan
5) Bidang Pelayanan Rumah Tangga
6) Bidang Pelayanan Penelitian dan Pengembangan

3. Tim pelayanan
a. Tim pelayanan adalah sekelompok orang yang bekerja
bersama sebagai tim dan menjalankan tugas dalam
lingkup unit pelayanan terbatas di salah satu bidang
pelayanan Dewan Pastoral Paroki.
b.

46

c. Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Liturgi dan
Peribadatan meliputi:

1) Tim Pelayanan Tata Perayaan dan Peribadatan
2) Tim Pelayanan Prodiakon
3) Tim Pelayanan Putra-Putri Altar
4) Tim Pelayanan Paduan Suara
5) Tim Pelayanan Lektor
6) Tim Pelayanan Pemazmur

7) Tim Pelayanan Pemusik/Gamelan
8) Tim Pelayanan Dirigen
9) Tim Pelayanan Paramenta
10) Tim Pelayanan Tata Altar

d. Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Pewartaan dan
Evangelisasi meliputi:

1) Tim Pelayanan Evangelisasi
2) Tim Pelayanan Sakramen Inisiasi
3) Tim Pelayanan Katekis dan Pemandu Lingkungan
4) Tim Pelayanan Kerasulan Kitab Suci
5) Tim Pelayanan PIUD (Pendampingan Iman Anak

Usia Dini)

6) Tim Pelayanan PIA (Pendampingan Iman Anak) 7)
Tim Pelayanan PIR (Pendampingan Iman Remaja) 8)

Tim Pelayanan PIOM (Pendampingan Iman Orang
Muda)

9) Tim Pelayanan PIOD (Pendampingan Iman Orang

Dewasa)

47
10) Tim Pelayanan PIUL (Pendampingan Iman Usia

Lanjut)

11) Tim Pelayanan Promosi Panggilan
12) Tim Pelayanan KOMSOS

e. Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Kemasyarakatan
meliputi:

1) Tim Pelayanan PSE
2) Tim Pelayanan Kesehatan
3) Tim Pelayanan Pendidikan
4) Tim Pelayanan Pangruktilaya
5) Tim Pelayanan HAK
6) Tim Pelayanan Karya Kerasulan Kemasyarakatan

7) Tim Pelayanan Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan

Hidup

f. Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Paguyuban dan
Persaudaraan meliputi:

1) Tim Pelayanan Ibu-ibu paroki
2) Tim Pelayanan Pastoral Keluarga
3) Tim Pelayanan Kesenian
4) Tim Pelayanan Perpustakaan

g. Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Rumah Tangga
meliputi:

1) Tim Pelayanan Rumah Tangga Paroki
2) Tim Pelayanan Rumah Tangga Pastoran
3) Tim Pelayanan Keamanan dan Parkir

48
4) Tim Pelayanan Listrik dan Audio-Visual
5) Tim Pelayanan Pemeliharaan dan Inventaris

h. Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Penelitian dan
Pengembangan meliputi:

1) Tim Pelayanan Pendataan
2) Tim Pelayanan Pengembangan SDM
3) Tim Pelayanan Programasi dan Monev

4. Tokoh-tokoh
Tokoh-tokoh adalah pribadi-pribadi, wakil lembaga gerejawi,
wakil organisasi, wakil komunitas hidup bakti di lingkup paroki,
dan umat yang menjadi pejabat pemerintahan.

Pasal 22

Persyaratan
Anggota Dewan Pastoral Paroki adalah orang Katolik yang: 1. Sudah
menerima sakramen inisiasi, yaitu Sakramen Baptis, Ekaristi, dan
Penguatan.
2. Rajin berdoa dan mengikuti Perayaan Ekaristi serta ibadat-ibadat

ilahi.
3. Aktif terlibat dalam kegiatan di tingkat paroki dan Lingkungan

domisili.
4. Bersemangat dalam hidup menggereja dan memiliki loyalitas pada

Gereja Katolik Roma.
5. Bersedia untuk melayani dan memiliki komitmen terhadap tugas

pelayanannya.
6. Diterima oleh umat dan masyarakat.

49

7. Mempunyai nama baik di tengah umat dan masyarakat. 8.
Mempunyai kemampuan bekerja sama dan bermusyawarah. 9.
Berdomisili di Paroki Santa Maria Kartasura.
10. Khusus Dewan Harian batasan usia maksimum 60 tahun pada saat

pelantikan dan memiliki semangat untuk belajar hal-hal yang
mengembangkan dan mendukung pelayanannya

Pasal 23
Ketentuan Umum Pemilihan Pengurus Dewan Pastoral Paroki
1. Mekanisme dan proses pemilihan Dewan Pastoral Paroki diatur
dalam Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Dewan Pastoral Paroki Santa
Maria Kartasura.
2. Pengurus Lingkungan dipilih langsung oleh warganya. 3. Ketua

Wilayah dapat dipilih dari antara Ketua-ketua Lingkungan atau orang
lain dalam wilayah kecuali keadaan menuntut lain. 4. Koordinator
Ketua-ketua Wilayah dipilih oleh para Ketua Wilayah (Koordinator
Ketua-ketua Wilayah adalah salah satu dari Ketua Wilayah) dengan
persetujuan Ketua Dewan Pastoral Paroki. 5. Ketua Tim Pelayanan
dipilih oleh Ketua Bidangnya. 6. Ketua Kelompok Kategorial dipilih
oleh kelompok-kelompok kategorialnya.
7. Tokoh umat dan masyarakat ditentukan oleh Dewan Pastoral Harian

dengan kriteria:
a) Orang yang mempunyai hati untuk pengembangan paroki. b)
Mempunyai wawasan yang cukup mengenai Gereja dan
masyarakat.

50

8. Proses pemilihan Dewan Harian Paroki dipercayakan kepada
Panitia Khusus yang dibentuk oleh Dewan Harian, dengan
mempertimbangkan ketentuan-ketentuan:
a) Panitia Khusus yang dibentuk terdiri dari Pastor Paroki dan
Pastor Vikaris Paroki, Pengurus Dewan Harian lama 2 orang,
Wakil ketua-ketua lingkungan 2 orang, wakil kaum
perempuan 2 orang dan wakil OMK 2 orang.
b) Panitia Khusus bertugas untuk menyiapkan dan melaksanakan
pemilihan wakil ketua II dan Ketua-ketua Bidang.
c) Nama-nama calon, kecuali Koordinator Ketua-ketua Wilayah,
diusulkan oleh lingkungan.
d) Pastor Paroki, bersama wakil ketua II dan Ketua-ketua bidang
terpilih menentukan sekretaris dan bendahara.
e) Dewan Harian terpilih melengkapi kepengurusan Dewan
Paroki selambat-lambatnya satu bulan setelah penetapan


Click to View FlipBook Version