The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by anak.agung.lestari, 2022-12-26 00:58:07

FLIPBOOK

FLIPBOOK

PENGANTAR
Puji syukur panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan flipbook yang berjudul “LAJU
REAKSI” dengan tepat waktu. Tujuan dari penulisan flipbook ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Media Pembelajaran. Flipbook ini membahas mengenai penggunaan laju reaksi,
hukum laju reaksi, faktor laju reaksi serta orde pada laju reaksi.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada pada Bapak Prof.Dr. I
Wayan Redhana, M.Si. dan Bapak I Nyoman Selamat selaku dosen mata kuliah Media
Pembelajaran yang telah banyak memberikan bantuan dengan arahan dan petunjuk yang jelas
sehingga mempermudah saya menyelesaikan tugas ini. Saya menyadari bahwa flipbook ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya sangat terbuka dengan kritik dan saran yang
membangun sehingga flipbook ini bisa lebih baik lagi. Semoga flipbook ini dapat bermanfaat
dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang media pembelajaran dan
dapat sebagai acuan bagi para pembaca untuk lebih kritis dalam memahami dan
mengembangkan media pembelajaran bagi peserta didik.
Demikian sepatah kata pengantar yang bisa penulis sampaikan, bila ada sesuatu yang
kurang berkenan baik sengaja atau tidak sengaja, saya minta maaf yang sebesar-besarnya.
Terimakasih.
.

Singaraja, 21 Desember 2022

Penulis

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………...iii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………iii
KOMPETENSI DASAR……………………………………………………………...iv
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI………………………………………iv
TUJUAN………………………………………………………………………………iv
LATAR BELAKANG………………………………………………………………….1
PENGERTIAN LAJU REAKSI…………………………………………………….….2
PENENTUAN LAJU REAKSI……………………………………………………..….3
HUKUM LAJU REAKSI……………………………………………………………....3
TEORI TUMBUKAN………………………………………………………………….6
FAKTOR LAJU REAKSI………………………………………………………………9
PEMBAHASAN SOAL……………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….14

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kembang Api………………………………………...............................1
Gambar 2. Perkaratan………………………………………………………………1
Gambar 3 Pendinginan Ikan………………………………………………………..2
Gambar 4 Grafik Laju Reaksi……………………………………………………...4
Gambar 5 Orde Nol………………………………………………………………...5
Gambar 6 Orde Satu………………………………………………………………..5
Gambar 7 Orde Dua………………………………………………………………..6
Gambar 8 Max Trautz……………………………………………………………...7
Gambar 9 William Cudmore McCullagh Lewis…………………………………...8
Gambar 10 Pengaruh Suhu…………………………………………………………9
Gambar 11Pengaruh Konsentras………………………………………………….10
Gambar 12 Pengaruh Katalis……………………………………………………...11

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Ilustrasi Luas Permukaan…………………………………………………11

iv

KOMPETENSI DASAR

3.6 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia.
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde

reaksi berdasarkan data hasil percobaan
4.6. Menyajikan hasil pemahaman terhadap teori tumbukan (tabrakan) untuk

menjelaskan reaksi kimia
4.7. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.6.1 Menjelaskan konsep konsentrasi molaritas larutan.
3.6.2 Menjelaskan konsep laju reaksi
3.6.3 Menjelaskan teori tumbukan dan energi tumbukan dan energi aktivasi
3.7.1 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3.7.2 Menentukan nilai orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan
3.7.3 Menentukan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan
3.7.4 Menentukan persamaan laju reaksi secara lengkap
4.6.1 Melaporkan hasil pemahaman mengenai teori tumbukan dalam reaksi kimia.
4.7.1 Merancang percobaan faktor-faktor mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi.
4.7.2 Melakukan dan menyimpulkan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju

reaksi dan orde reaksi
TUJUAN

1. Melalui diskusi peserta didik dapat menjelaskan konsep konsentrasi molaritas larutan
dengan benar.

2. Melalui diskusi peserta didik dapat menjelaskan konsep laju reaksi dengan baik
3. Melalui diskusi peserta didik dapat menjelaskan teori tumbukan dan energi tumbukan

dan energi aktivasi
4. Melalui diskusi peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi
5. Melalui demonstrasi peserta didik dapat merancang percobaan faktor-faktor

mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi.
6. Melalui percobaan peserta didik dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi dan orde reaksi
7. Melalui diskusi kelompok peserta didik dapat menentukan tetapan laju reaksi

berdasarkan data hasil percobaan
8. Melalui diskusi peserta didik dapat menentukan nilai orde reaksi berdasarkan data

hasil percobaan
9. Melalui presentasi peserta didik dapat melaporkan hasil pemahaman mengenai teori

tumbukan dalam reaksi kimia.
10. Melalui diskusi peserta didik dapat menentukan persamaan laju reaksi secara lengkap.

v

vi

A. LATAR BELAKANG

Di kehidupan sehari-hari kita pasti pernah melihat adanya peristiwa seperti kembang api
yang indah setiap tahun baru, perkaratan besi pada pagar rumah, pembusukan makanan,
pematangan buah di pohon, pembusukan sisa organisme, proses pembakaran sampah serta
bahkan reaksi kimia yang terjadi di dalam saluran pencernaan kita sesaat setelah makan, dan
lain sebagainya. Semua peristiwa tersebut merupakan contoh dari reaksi kimia.

Reaksi kimia merupakan perubahan suatu zat menjadi zat baru yang ditandai dengan
terjadinya perubahan warna, perubahan suhu, terbentuk gas, dan/atau terbentuk endapan
sebagai indikasi terbentuknya partikel materi baru dengan struktur dan rumus kimia yang
berbeda. Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan)
menjadi hasil reaksi (produk).

Pereaksi (reaktan) → Hasil reaksi (produk)

Reaksi kimia ada yang berlangsung cepat dan ada juga yang berlangsung lambat.
Peristiwa kembang api juga merupakan salah satu contoh dari reaksi kimia.

Gambar 1. Gambar 2.

(1)Kembang api yang cepat terjadi saat tahun baru (2 ) Perkaratan besi pada rantai

Apakah dari kalian pernah melihat nelayan yang membawa ikan segar hasil tangkapan
di laut? Ikan yang ditangkap saat dini hari masih sangat segar ketika dibawa ke pelabuhan
hingga diantar ke pengepul ikan, ternyata ikan-ikan tersebut diletakkan diantara es sehingga
ikan tidak cepat busuk.

1

Gambar 3. Penambahan Es Pada Ikan
Cepat lambat terjadinya suatu reaksi dikaji sebagai laju reaksi. Besarnya kuantitas
perubahan dalam suatu reaksi kimia umumnya dinyatakan dalam mol per satuan volume
(liter) atau molar (M) yakni konsentrasi dalam bentuk molaritas. Hal ini sedikit berbeda
dengan satuan besaran umum yang digunakan dalam fisika seperti satuan kecepatan (laju)
benda bergerak yakni km/jam atau m/detik.

B. Pengertian Laju Reaksi
Dari contoh-contoh fenomena laju reaksi, maka laju Reaksi dapat didevinisikan

sebagai laju berkurangnya jumlah pereaksi (reaktan) untuk satuan waktu atau bertambahnya
jumlah hasil reaksi (produk) untuk setiap satuan waktu.

Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar
atau molaritas (M), dengan demikian maka laju reaksi menyatakan berkurangnya
konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satu satuan waktu
(detik). Satuan laju reaksi dinyatakan dalam satuan mol dm-3 det-1 atau mol/liter detik


= ( )

1000
= ( )

10 (%)
=

Stoikiometri laju reaksi:
Secara umum untuk reaksi yang dinyatakan dengan persamaan reaksi :

aA + bB ---> cC + dD

Berlaku :

2

Dalam Grafik laju reaksi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4. Grafik laju reaksi

Dari diagram diatas reaksi kimia: Reaktan → Produk, maka laju berubahnya zat reaktan
menjadi zat Produk ditentukan oleh jumlah zat reaktan yang bereaksi dan jumlah zat produk
yan terbentuk tiap satuan waktu. Pada saat konsentrasi pereaksi zat reaktan berkurang,
konsentrasi hasil reaksi zat produk bertambah.

Dengan demikan, serupa dengan persamaan reaksi di atas, konsep laju reaksi Reaktan →
Produk atau A → B dapat dirumuskan:

rreaktan = Laju reaksi berkurangnya zat reaktan

=− ∆{ ]


rproduk = Laju reaksi bertambahnya zat produk

=+ ∆{ ]



C. Penentuan Laju Reaksi

Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau cara kimia. Dengan cara
fisika yaitu berdasarkan sifat-sifat fisis campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi
campuran, misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk reaksi gas), adopsi cahaya dll.

Sedangkan dengan cara kimia yaitu dengan menghentikan reaksi secara tiba-tiba
setelah selang waktu tertentu, kemudian konsentrasinya ditentukan dengan metode analisis
kimia.

D. Hukum Laju Reaksi
Hukum laju reaksi adalah persamaan yang menghubungkan laju reaksi dengan

konstanta laju dan konsentrasi reaktan. Salah satu cara untuk mengkaji pengaruh

3

konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi ialah dengan menentukan bagaimana laju awal
bergantung pada konsentrasi awal.

Pengukuran laju secara percobaan nantinya akan menghasilkan hukum laju untuk
reaksi yang menyatakan laju dalam konstanta laju dan konsentrasi reaktan. Ketergantungan
laju pada konsentrasi menghasilkan orde reaksi. Konstanta laju reaksi atau tetapan laju
reaksi adalah tetapan yang harganya bergantung pada jenis pereaksi, suhu dan katalis.

Suatu reaksi dapat dinyatakan berorde nol jika laju tidak bergantung pada konsentrasi
reaktan dan berorde pertama jika lajunya bergantung pada konsentrasi reaktan
dipangkatkan satu. Selain orde nol dan satu, juga terdapat orde yang lebih tinggi dan orde
pecahan.

Satu ciri penting dari laju reaksi ialah waktu yang diperlukan untuk menurunkan
konsentrasi suatu reaktan menjadi setengah dari konsentrasi awalnya, atau biasa disebut
waktu paruh. Untuk reaksi orde pertama, waktu paruh tidak bergantung pada konsentrasi
awal.

Secara umum untuk reaksi :

Keterangan :
v = Laju reaksi (M.det-1)
k = Tetapan Laju Reaksi
m = Tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap A
n = Tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap B
[A] = Konsentrasi awal A
[B] = Konsentrasi awal B

E. ORDE REAKSI
Orde reaksi merupakan jumlah pangkat konsentrasi dari zat yang bereaksi (reaktan). Orde

reaksi dapat berupa bilangan bulat positif kecil, namun dalam beberapa hal dapat berupa
bilangan pecahan atau nol. Pada umumnya, reaksi kimia memiliki orde reaksi berupa bilangan
bulat positif.
1. Orde Nol

4

Gambar 5. Grafik Orde Reaksi 0
Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi. Persamaan laju
reaksinya ditulis:

Bilangan dipangkatkan nol sama dengan satu sehingga persamaan laju reaksi menjadi: r »
k. Jadi, reaksi dengan laju tetap mempunyai orde reaksi nol. Grafiknya digambarkan seperti
Grafik diatas.
2. Grafik Orde Satu

Gambar 6. Grafik Orde Satu
Untuk orde satu, persamaan laju reaksi adalah :

Persamaan reaksi orde satu merupakan persamaan linier berarti laju reaksi berbanding lurus
terhadap konsentrasinya pereaksinya. Jika konsentrasi pereaksinya dinaikkan misalnya 4
kali, maka laju reaksi akan menjadi 41 atau 4 kali lebih besar.
3. Grafik Orde Dua

5

Gambar 7. Grafik Orde Dua
Persamaan laju reaksi untuk reaksi orde dua adalah:

Apabila suatu reaksi berorde dua terhadap suatu pereaksi berarti laju reaksi itu berubah
secara kuadrat terhadap perubahan konsentrasinya. Apabila konsentrasi zat A dinaikkan
misalnya 2 kali, maka laju reaksi akan menjadi 22 atau 4 kali lebih besar.

Mencari orde A dengan memakai konsentrasi senyawa B
yang sama yaitu percobaan 1 dan 2
Mencari orde B dengan memakai konsentrasi senyawa A
yang sama yaitu percobaan 3 dan 5

F. Teori Tumbukan
Teori tumbukan adalah teori yang diajukan secara independen oleh Max Trautz pada

tahun 1916 dan William Lewis pada tahun 1918 yang secara kualitatif menjelaskan
bagaimana reaksi kimia terjadi dan bagaimana laju reaksi berubah dalam berbagai reaksi.
Teori tumbukan menyatakan bahwa ketika partikel-partikel pereaksi yang cocok bertabrakan,
hanya persentase tertentu dari tumbukan yang menghasilkan perubahan kimia yang nyata
atau signifikan; Perubahan yang berhasil ini disebut tabrakan yang berhasil. Dalam tumbukan
yang berhasil, ada cukup energi pada saat tumbukan, juga dikenal sebagai energi
aktivasi, untuk memutuskan ikatan yang ada dan membentuk semua ikatan baru. Ini

6

menghasilkan produk reaksi. Meningkatkan konsentrasi partikel reaktan atau meningkatkan
suhu, yang menghasilkan lebih banyak tumbukan dan oleh karena itu tumbukan yang lebih
berhasil, meningkatkan laju reaksi.

Ketika katalis terlibat dalam tumbukan antara molekul yang bereaksi, lebih sedikit
energi yang dibutuhkan untuk terjadinya perubahan kimia, dan oleh karena itu lebih banyak
tumbukan memiliki energi yang cukup untuk terjadinya reaksi. Oleh karena itu laju
reaksi meningkat.

Teori tumbukan erat kaitannya dengan kinetika kimia, teori tumbukan secara kualitatif
menjelaskan bagaimana reaksi kimia terjadi dan bagaimana laju reaksi berubah dalam
berbagai reaksi. Max Trautz dan William Lewis menemukan bahwa ketika partikel reaksi
yang sesuai bertabrakan, hanya persentase tertentu dari tumbukan yang menyebabkan
perubahan kimia yang nyata atau signifikan; Perubahan yang berhasil ini disebut tabrakan
yang berhasil. Ini adalah ide dasar dibalik proses pembentukan teori tumbukan.

Tumbukan yang sangat berhasil memiliki energi yang cukup, juga disebut energi
aktivasi. Pada saat tumbukan, ia memutuskan ikatan yang ada dan membentuk semua ikatan
baru. Ini menghasilkan produk reaksi. Meningkatkan konsentrasi partikel reaktan atau
meningkatkan suhu, yang menghasilkan lebih banyak tumbukan dan oleh karena
itu tumbukan yang lebih berhasil, meningkatkan laju reaksi.

Ketika katalis terlibat dalam tumbukan antara molekul yang bereaksi, lebih sedikit
energi yang dibutuhkan untuk terjadinya perubahan kimia, dan oleh karena itu lebih banyak
tumbukan memiliki energi yang cukup untuk terjadinya reaksi. Dengan demikian, laju
reaksi meningkat sebesar

1. Pencetus Teori Tumbukan

a. Max Trautz (19 Maret 1880 – 19 Agustus 1960) adalah seorang apoteker Jerman.

Gambar 8. Max Trautz

7

Dia adalah orang pertama yang mempelajari energi aktivasi molekul,
menggabungkan temuan baru Max Planck tentang cahaya dengan pengamatan dalam
kimia.
b. William Cudmore McCullagh Lewis, FRS (29 Juni 1885 – 11 Februari 1956)

Gambar 9. William Cudmore McCullagh Lewis
Pada tahun 1918, ia mempresentasikan teorinya tentang reaksi kimia, yang
kemudian disebut “teori tumbukan”. Max Trautz mengusulkan teori serupa di Jerman
pada tahun 1916, yang tidak disadari Lewis karena Perang Dunia Pertama.
2. Teori Tumbukan dan Reaksi Kimia
Berdasarkan teori tumbukan, reaksi kimia terjadi ketika molekul bertumbukan.
Namun menurut teori ini, tidak semua tumbukan menimbulkan reaksi kimia. Hal ini
dikarenakan setiap molekul yang bergerak memiliki energi kinetik, semakin
cepat molekul bergerak maka semakin besar energi kinetiknya. Jika sebuah molekul
memiliki energi kinetik yang tinggi untuk memulai, molekul-molekul itu bertumbukan
lebih keras, sehingga ikatan kimianya putus. Pemutusan ikatan kimia ini adalah langkah
pertama dalam membentuk suatu produk. Jika molekul memiliki energi kinetik yang
rendah, pergerakan molekul lebih lambat, ikatan sulit diputus untuk membentuk produk.
Agar reaksi terjadi, energi kinetik total molekul harus sama dengan atau lebih besar dari
energi aktivasi. Energi aktivasi adalah jumlah energi terkecil yang diperlukan untuk
memulai reaksi kimia. Jika energinya rendah, molekul tetap utuh dan tidak ada
perubahan yang terjadi akibat tumbukan.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua syarat agar
tumbukan dapat menghasilkan reaksi. Pertama, tumbukan memiliki orientasi yang
benar dan memiliki energi kinetik yang sama atau lebih besar dari energi aktivasi.
Jika terjadi tabrakan yang berhasil, ada energi yang cukup, mis. energi aktivasi,
ketika ikatan putus dan ikatan baru terbentuk. Selama proses, produk reaksi terbentuk.
Peningkatan konsentrasi reaktan atau peningkatan suhu menyebabkan peningkatan

8

tumbukan, yang meningkatkan jumlah tumbukan yang berhasil dan dengan demikian
meningkatkan kecepatan reaksi. Jika katalis terlibat dalam proses tumbukan molekul-
molekul yang bereaksi, energi yang dibutuhkan untuk melanjutkan reaksi kimia lebih
rendah. Oleh karena itu, jumlah tumbukan yang memiliki energi yang cukup untuk
menyelesaikan reaksi, sehingga laju reaksi meningkat.

3. Teori Tumbukan dan Laju Reaksi

Laju reaksi dalam teori tumbukan memiliki arti sebagai teori yang menyatakan
bahwa partikel atau reaktan yang bereaksi harus bertumbukan agar suatu reaksi dapat
terjadi. Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi reaktan atau produk per satuan waktu.
Pengukuran besaran kecepatan dapat dilihat sebagai besaran cepat atau lambat
berdasarkan reaksi kimia. Laju reaksi menunjukkan laju penurunan jumlah reaktan atau
laju pertambahan jumlah produk per satuan waktu. Satuan jumlah suatu zat berbeda,
seperti gram, mol, atau konsentrasi. Satuan waktu adalah detik, menit, jam, hari atau tahun.
Dalam reaksi kimia, banyak zat kimia yang digunakan sebagai larutan atau gas dalam
ruang tertutup, dalam hal ini laju reaksi digunakan sebagai satuan konsentrasi (molaritas).

Pada awal reaksi, reaktan berada dalam keadaan maksimum, sedangkan produk
dalam keadaan minimum. Setelah reaksi terjadi, semakin banyak produk yang terbentuk
karena reaktan berkurang seiring waktu, khususnya M/s (molar per detik).

G. Faktor-faktor laju reaksi

Kecepatan laju reaksi dapat terjadi karena dipengaruhi oleh kosentrasi reaktan, suhu,
luas permukaan bidang sentuh, dan adanya suatu katalis. Beberapa faktor mempengaruhi
kecepatan reaksi:

a. Suhu

Energi kinetik meningkat dengan meningkatnya suhu. Oleh karena itu, jumlah
molekul yang energinya lebih tinggi dari energi ambang juga meningkat. Akibatnya,
jumlah tumbukan efektif antara molekul yang bereaksi juga meningkat. Namun, laju
reaksi tidak selalu sama dengan kenaikan suhu. Reaksi tertentu, seperti reaksi biologis
yang dikatalisis oleh enzim, dapat diperlambat dengan menaikkan suhu karena enzim
dapat kehilangan aktivitasnya.

Gambar 10. Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi

Sehingga apabila suhu reaksi dinaikkan, maka akan meningkatkan energi kinetic
reaktan yang saling bertumbukan sehingga akan didapatkan produk yang semakin besar
dan laju reaksinya juga semakin besar.

9

b. Konsentrasi reaktan

Kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan. secara teoritis,
laju reaksi harus meningkat dengan meningkatnya konsentrasi, karena laju berbanding
lurus dengan frekuensi tumbukan. Laju reaksi menurun seiring waktu dengan
berkurangnya konsentrasi reaktan.

Gambar 11. Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi

Kosentrasi larutan merupakan jumlah partikel dari reaktan yang saling bertumbukan
dalam larutan. Suatu produk akan terbentuk dari tumbukan yang efektif dari partikel
reaktan sehingga makin banyak jumlah partikel reaktan yang saling bertumbukan
efektif, maka makin banyak produk yang dihasilkan dan makin besar laju reaksinya.

c. Luas permukaan

Pengaruh luas permukaan, suatu tumbukan terjadi karena adanya bidang yang saling
bersentuhan. Permukaan sentuh yang semakin luas akan menyebabkan sering
terjadinya tumbukan dan hasil (produk) yang diperoleh semakin banyak serta laju
reaksinya semakin cepat/besar.

Tabel 1. Ilustrasi Luas Permukaan

Gambar 1 ➢ Gambar 1 merupakan kayu yang

berbentuk kubus besar (panjang

masing-masing rusuk kubus adalah

16 cm).
➢ Luas sisi kubus di samping adalah

1.024 cm2
➢ Apabila kayu berbentuk kubus besar

pada Gambar 1 di atas dipecah

(panjang masing-masing rusuk

kubus adalah 8 cm), maka akan

diperoleh kubus kecil seperti pada

Gambar 2 yang terdiri dari 8 bagian.

10

Gambar 2 ➢ Luas total sisi kubus kecil di samping
Gambar 3 adalah 3.072 cm2

➢ Apabila masing-masing kayu
berbentuk kubus kecil pada Gambar
2 di atas dipecah lagi menjadi lebih
kecil (panjang masing-masing rusuk
kubus adalah 4 cm), maka akan
diperoleh serpihan kayu seperti pada
Gambar 3 yang terdiri dari 64
bagian.

➢ Luas total sisi kubus (serpihan kayu)
di samping adalah 6.144 cm2

d. Katalis

Katalis adalah zat yang mengubah kecepatan reaksi tanpa mengkonsumsinya atau
menyebabkan perubahan kimia terjadi selama reaksi. Katalis meningkatkan laju reaksi
dengan menyediakan jalur baru dengan energi aktivasi yang lebih rendah untuk reaksi.

en uncatalytic
er
gy catalytic

Reactant

product
reaction process

Gambar 12. Ilustrasi Pengaruh Katalis

Dalam reaksi reversibel, katalis menurunkan energi aktivasi reaksi maju dan reaksi balik
pada laju yang sama dan membantu mencapai keseimbangan yang benar. Zat tertentu
dapat memperlambat laju reaksi.

Ini biasanya disebut katalis negatif atau inhibitor. Mereka mencegah reaksi, membentuk
kompleks yang relatif stabil dan membutuhkan lebih banyak energi. Dengan demikian,
laju reaksi berkurang.

H. Latihan Soal
1. Gas SO3 terurai sempurna menjadi SO2 dan O2 di dalam suatu bejana yang volumenya
8 liter. Reaksi penguraian tersebut berlangsung selama 16 menit. Jika mol awal SO3 64
mol, maka laju penguraian SO3nya adalah

A. 0,2 M/menit
B. 0,5 M/menit

11

C. 0,01 M/menit
D. 2 M/menit
E. 5 M/menit
Diketahui:
V = 8 liter
n = 64 mol
t = 16 menit
Ditanya: v =…?
Mula-mula, kamu harus mencari molaritas SO3


=

64
=8
=8M

2. Di soal tertulis bahwa SO3 terurai sempurna. Artinya, semua SO3 berubah menjadi SO2
dan O2. Dengan demikian, M = ∆M
Selanjutnya, tentukan laju reaksi dengan persamaan berikut

=
8
= 16
= 0,5 /

Jadi, laju penguraian SO3 adalah 0,5 M/menit.

3. Perhatikan reaksi berikut.
AB + C2 → ABC2
Reaksi di atas memiliki persamaan laju reaksi r = k[AB]2[C2]. Tentukan orde reaksi
totalnya!
Pembahasan:

12

Sebelum menentukan orde reaksi total, kamu harus tahu dulu orde masing-masing
pereaksi. Mungkin kamu bertanya-tanya, apa sih orde itu? Orde adalah pangkat dari tiap
pereaksi. Dari reaksi AB + C2 → ABC2 diketahui:

• Orde reaksi AB = 2
• Orde reaksi C2 = 1

Jadi, orde reaksi totalnya adalah 2 + 1 = 3

4. Pada percobaan penentuan laju reaksi: A + 2B → AB2 diperoleh data berikut:

a. 1 = [ ] [ ]
[ ] [ ]
2
1,20 . 10−3 0,1
4,80 . 10−3 = [0,2]
1 1
4 = [2]
1 2 1
[2] = [2]

= 2

b. 3 = [ ] [ ]
[ ] [ ]
5
2.16 . 10−2 0,2
3,24 . 10−2 = [0,3]
2 2
3 = [3]
2 1 2
[3] = [3]

= 2

13

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2021. Reaksi Kimia, Pengertian, Ciri-ciri, faktor, dan Contohnya Diakses pada 19
Desember 2022: https://www.gramedia.com/literasi/reaksi-kimia/
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Sudarmo, Unggul & Mitayani, Nanik, 2014, Kimia untuk SMA /MA kelas XI, Jakarta,

Airlangga

14


Click to View FlipBook Version