Makalah
Audit Manajemen
“Audit Sumber Daya Manusia”
Disusun Oleh :
Noven Syahdan Rizadi (145020307111032)
Digar Hastitoro (145020307111033)
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Malang, 4 April 2017
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Secara tradisional, manajemen memberikan perhatian utama dalam pencapaian efesien
dan ekonomisasi penggunaan sumber-sumber daya alam (bahan baku) dalam tujuan
perusahaannya. Pada saat ini, perhatian lebih diarahkan pada sumber daya manusia (SDM)
dan kontribusinya terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan
perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan
resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia menjadi pilar penyangga
utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi – misi dan tujuan
organisasi. Dan, persis seperti aspek keuangan, pemasaran, mutu, lingkungan, manajemen,
operasional, internal dan eksternal, maka sumber daya manusia juga memerlukan audit untuk
memeriksa dan melihat sejauh mana fungsi-fungsi sumber daya manusia dalam organisasi
memenuhi azas kesesuaian, efektivitas dan efisiensi di dalam prakteknya untuk mendukung
tercapainya tujuan dan sasaran organisasi secara keseluruhan.
Audit sumber daya manusia sejatinya merupakan penilaian yang sifatnya komprehensif.
Audit itu juga didesain untuk menentukan jika dan bagaimana suatu perusahaan memenuhi
tanggung jawabnya yang berhubungan dengan aturan-aturan sumber daya manusia. Guna
mengerti dengan benar akan budaya, dinamika internal, dan bagaimana fungsi-fungsi
organisasi, maka porsi terbesar dari pekerjaan audit sumber daya manusia dilakukan on-site
dan diikutsertakannya berbagai komponen audit. Kunci penilaian keseluruhan dalam audit ini
adalah gap analysis yang mengukur aktivitas sumber daya manusia pada kondisi saat audit
dengan praktek-praktek yang dipertimbangkan sebagai yang ‘terbaik’.
Perlu juga dipahami, bahwasanya untuk lebih mengerti isi audit sumber daya manusia
yang sebenarnya, siapapun terlebih dahulu mesti mengenal pengertian, ruang lingkup,
manfaat, jenis-jenis, prospek audit, proses audit, pendekatan audit serta alat-alat audit dan
bentuk laporan audit secara umum. Pemaparan pengertian ini sangatlah penting supaya
pembaca tidak kehilangan makna dan maksud dari audit sumber daya manusia.
Hal penting lain adalah bahwa audit sumber daya manusia tidak mesti selalu ditekankan
untuk mencari pelanggaran atau ketidaksesuaian. Akan tetapi, berguna juga mencari
terobosan dan tantangan baru. Auditor memanfaatkan pengetahuan dan kemampuan yang
dimilikinya untuk menggali potensi nilai dari perspektif sumber daya manusia memotivasi
auditee guna memacu prestasi dengan melakukan berbagai perubahan atau inovasi. Sumber
daya manusia akan bisa berkembang jika didukung oleh budaya dan iklim organisasi yang
kondusif melalui habitat belajar yang dapat meningkatkan modal kredibilitas individu dan
organisasi. Kompetensi individu dan organisasi saja tidak cukup jika tidak didukung oleh
kredibilitas individu dan organisasi. Karena itu pula, audit sumber daya manusia perlu
ditindaklanjuti oleh manajemen dengan melakukan perbaikan dan menghindari masalah yang
sama di kemudian hari.
2. Rumusan Masalah
a. Apa itu Audit SDM?
b. Apa Kerangka kerja audit SDM?
c. Apa tujuan audit fungsi SDM?
d. Apa manfaat audit SDM?
e. Apa pendekatan audit SDM?
f. Bagaimana langkah-langka audit SDM?
g. Apa ruang lingkup audit?
h. Bagaimana program kerja audit?
i. Apa itu audit atas perolehan SDM?
j. Apa itu audit atas pengelolaan SDM?
k. Apa itu pengurangan SDM?
BAB II
Pembahasan
A. Audit Sumber Daya Manusi
Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap program-
program SDM. Walaupun secara khusus audit ini dilakukan pada departemen SDM, tetapi
tidak terbatas hanya pada aktivitas yang terjadi pada departemen ini. Audit termasuk studi
terhadap fungsi manajemen SDM pada organisasi secara keseluruhan termasuk yang
dilaksanakan oleh manajer dan para supervisor. Audit SDM menekankan penilaian (evaluasi)
terhadap berbagai aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan
apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai
tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang masih
terjadi pada aktivitas SDM yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari program/aktivitas
tersebut. Audit bisa dilakukan terhadap satu divisi atau departemen, atau mungkin juga
dilakukan terhadap keseluruhan organisasi. Dari hasil audit akan diketahui apakah kebutuhan
potensial SDM perusahaan telah terpenuhi atau tidak dan berbagai hal aktivitas SDM yang
masih bisa ditingkatkan kinerjanya.
Audit SDM membantu perusahaan meningkatkan kinerja atas pengelolaan SDM dengan
cara:
1. Menyediakan umpan balik nilai kontribusi fungsi SDM terhadap strategi bisnis dan
tujuan perusahaan.
2. Menilai kualitas praktik, kebijakan dan pengelolaan SDM.
3. Melaporkan keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang
dibutuhkan.
4. Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM.
5. Menilai hubungan SDM dengan menajemen lini dan cara-cara meningkatkannya.
6. Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM.
7. Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan rekomendasi
khusus.
Menurut IBK Bayangkara (2008), Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang
komperhensif terhadap program-program sdm. Audit sdm menekankan penilaian (evaluasi)
terhadap berbagai aktifitas sdm yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan
apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai
tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang masih
terjadi pada aktifitas sdm yang di audit untuk meningkatkan kinerja dari program/aktivitas
tersebut.dan audit bisa dilakukan terhadap satu devisi atau departemen, atau mungkin juga
dilakukan terhadap keseluruhan organisasi
B. Kerangka Kerja Audit SDM
Kerangka kerja audit SDM menghubungkan pengeolaan SDM dengan tujuan bisnis
perusahaan secara keseluruhan. Dalam hubungan ini audit menilai dukungan SDM terhadap
pencapaian tujuan perusahaan, komitmen perusahaan dalam memberdayakan, dan melibatkan
SDM, serta mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam hubungan tersebut dan
merekomenasikan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Berdasarkan rekomendasi
dari hasil audit, peerusahaan melakukan perubahan dan mengevaluasi perubahan-perubahan
dari hasil audit
Kerangka Kerja Audit SDM
C. Tujuan Audit SDM
Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan tujuan
dilakukannya audit tersebut, yaitu :
1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM
2. Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif
dan efisisen.
3. Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan hokum,
peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan.
4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap aktivitas
SDM dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan.
5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan
ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas berbagai program/aktivitas SDM
D. Manfaat Audit SDM
William B Werther, Jr. dan Keith Dais menyebutkan beberapa manfaat dari audit SDM, antara
lain :
1. Mengidentifikasi kontribusi dari departemen SDM terhadap organisasi
2. Meningkatkan citra profesioanal departemen SDM
3. Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi karyawan
departemen SDM.
4. Memperjelas tugas-tugas dan tanggung jawab departemen SDM
5. Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM
6. Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM
7. Memastikan ketaatan terhadap hokum dan peraturan dalam praktik SDM
8. Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif
9. Meningkatkan keinginan untuk berubah dalam departemen SDM
10. Memberikan evaluasi yang cermat terhadap system informasi SDM
E. Pendekatan Audit SDM
Ada tiga pendekatan umum dalam audit SDM yang umum digunakan yaitu :
1. Menentukan ketaatan pada hukum dan berbagai peraturan yang berlaku
Audit menekankan penlaian bagaimana perusahaan menetapkan berbagai aturan dan
kebijakan yang secara internal berlaku di perusahaan, apakah telah sesuai dengan
aturan dan hokum yang ditetapkan pemerintah sebagai pemegang otoritas? Dan
apakah setiap komponen dalan oraganisasi menjalankan aktivitasnya sesuai dengan
aturan dan kebijakan tersebut? Manajemen puncak hasus menyadari bahwa manajer di
setiap tingkat berkewajiban untuk mentaati peaturan dan ketentuan hukum yang
berlaku.
Perusahaan harus mampu membuat berbagai kebijakan dan peraturan yang secara
internal diterapakan pada perusahaan tersebut dengan tetap mentaati peraturan yang
ditetapkan oleh pemerintah. Berbagai program seperti peningkatan kesejahteraan
karyawan, keselamatan kerja, peningkatan ketrampilan, dan keahlian karyawan sering
menjadi sorotan audit.
2. Mengukur kesesuaian program dengan tujuan organisasi
Keselarasan tujuan departemen SDM mulai dari tujuan para karyawannya sampai
tujuan berbagai program yang itetapkan pada departemen ini, dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan harus menjadi pertimbangan utama dalam menyusun
rencana di departemen SDM. Adanya keselarasan tujuan akan menjadikan aktivitas
organisasi berjalan seirama dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Disamping itu, hal ini juga dapat menghindari benturan antar bagian yang ada, yang
dipicu oleh kebutuhan jangka pendek masing-masing bagian berdasarkan ego sektoral
masing-masing.
3. Menilai kinerja program
Mengukur kinerja program berarti menghubungkan aktivitas actual program SDM
yang diaudit dengan ukuran-ukuran keberhasilan yang telah ditetapkan sebakumnya.
Disamping ukuran-ukuran keberhasilan, penilaian kinerja program juga berhubungan
denga strategi dan rencana yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai tujuannya, fungsi SDM menetapkan berbagai program sebagai
implementasi rencana yang telah ditetapkan. Apakah program yang telah ditetapkan tersebut
telah terlaksana secara ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuan? Audit SDM
melakukan evaluasi secara konfrehensif terhadap kinerja program yang dilaksanakan pada
perusahaan. Panilaian ditekankan pada ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas program dalam
mencapai tujuannya. Dari hasil audit akan diketahui apakah beberapa program masih
mungking untuk ditingkatkan kinerjanya atau memang program tersebut belum berjalan
secara maksimal.
F. Langkah – Langkah Audit
Secara umum ada lima tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen dan audit SDM
mengacu pada tahapan ini dalam pelaksanaannya. Langkah (tahapan) tersebut meliputi :
1. Audit Pendahuluan
Pada tahap ini, auditor menekankan auditnya pada pencarian informasi latar belakang
dan gambaran umum terhadap progam / aktiitas SDM yang diaudit. Informasi yang
diperoleh pada tahap ini akan mengantarkan auditor pada perumusan tujuan
sementara. Tujuan audit merupakan suatu hipotesis yang memerlukan pembuktian
untuk menjawab pertanyaan (kecurigaan) auditor. Untuk mendapatkan jawaban ini,
auditor menerapkan prosedur audit yang telah ditetapkan. Audit keuangan memiliki
tujuan audit yang sudah jelas, yaitu bukti-bukti transaksi dan laporan keuangan yang
dibuat auditee. Sementara tujuan audit dalam audit SDM harus dirumuskan terlebih
dahulu dan memerlukan suatu survei awal untuk memahami kondisi yang terjadi
berkaitan dengan program/aktivitas yang diaudit serta masih memerlukan perbaikan
untuk mendukung keberhasilan perusahaan dimasa depan. Tujuan audit merupakan
hal yang sangat penting dalam audit SDM karena tujuan audit ini yang mengarah
bagaimana audit dilaksanakan, termasuk hasil apa yang diharapka dari audit tersebut.
Ketepatan perumusan tujuan audit ini sangat menentukan keberhasilan audi mencapai
tujuannya. Tujuan audit terdiri atas tiga elemen, yaitu kriteria (criteria), penyebab
(cause) dan akibat (effect)
Kriteria
Kriteria (criteria) merupakan standar (norma) yang menjadi pedoman bagi
setiap individu dan kelompok dalam bertindak. Berbagai perturan, kebijakan,
dan ketentuan lain yang ditetapkan perusahaan sebagai pedoman dalam
beraktivitas adalah kriteria. Kriteria inilah yang menjadi dasar bagi auditor
dalam melakukan penilaian terhadap program/aktivitas yang diaudit
Penyebab
Penyebab merupakan pelaksanaan program-program SDM dalam organisasi
yang menyebabkan terjadinya kondisi SDM yang ada saat ini. Penyebab ini
ada yang bersifat positif, dimana aktivitas yang terjadi sangat mendukung
tercapai atau terlampauinya tujuan serta manfaat dari progam aktivitas yang
dilaksanakan.
Penyebab ada juga yang bersifat negative, dimana aktivitas yang terjadi
menyebabkan tidak tercapainya tujuan dari program/aktivitas yang
dilaksanakan atau bahkan perusahaan mengalami kurugian bak secara
financial maupun nonfinancial.
Akibat
Akibat merupakan sesuatu yang harus ditanggung atau dinikmati perusahaan
karena terjadinya perbedaan aktivitas yang seharusnya dilakukan (berdasarkan
kriteria) dengan aktivitas actual yang terjadi dilapangan (dilakukan oleh setiap
komponen dalam berorganisasi). Akibat yang berasal dari penyebab postif
dapat menguntungkan perusahaan sedangkan akibat yang timbul dari
penyebab negative akan merugikan perusahaan. Akibat ini ada yang dapat
diukur secara financial maupun nonfinancial
2. Review dan pengujian pengendalian manajemen atas program-program SDM
Sistem pengendalian manajemen yang dimiliki perusahaan menjadi pedoman yang
digunakan oleh para manajer dan supervisor dalam mengendalikan proses yang
berjalan agar tida keluar dari ketentuan yang telah ditetapkan. Disamping itu, system
pengendalian ini juga mengendalikan proses agar berjalan secara ekonomis, efisien,
dan efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam audit SDM, auditor harus
memahami hal ini terutama yang berkaitan dengan pengelola SDM. Beberapa hal
berhubugan dengan system pengendalian manajemen yang harus diperhatikan oleh
auditor dalam audit SDM antara lain :
1. Tujuan dari program/aktivitas SDM harus dinyatakan dengan jelas dan tegas
2. Kualitas dan kuantitas dari SDM yang melaksanakan program/aktivitas kualifikasi
dari SDM yang terlibat (menjadi sasaran) dari progam/aktivitas SDM yang
dilaksanakan
3. Anggaran progam
4. Pedoman/metode kerja, persyaratan kualifikasi
5. Spesifikasi dan deskripsi pekerjaan
6. Standar (ukuran) kinerja progam
3. Audit Lanjutan
Dari temuan audit yang diperoleh, auditor meringkas dan melakukan
pengengelompokan terhadap temuan tersebut kedalam kondisi, penyebab, dan akibat.
Kondisi merupakan kenyataan riil yang ditemukan auditor berkaita dengan program-
program SDM yang ditetapkan perusahaan.
Pelaporan dan tindak lanjut sama halnya dengan proses audit pada umumnya, dimana
pada audit lanjutan auditor akan mengembangkan temuantemuanya, pelaporan audit
pun disajikan dengan bahasa yang jelas menyangkut hasil audit, serta tindak lanjut
yang berhubungan dengan rekomendasi dari auditor.
4. Pelaporan
Dengan telah berhasilnya tim audit memeriksa dan menilai kegiatan-kegiatan
kepegawaian dalam organisasi, perlu disusun suatu laporan audit sumber daya
manusia yang ditujukan kepada pihak-pihak yang memerlukan. Laporan harus
disajikan dalam Bahasa yang mudah dipahami.
5. Tindak Lanjut
Merupakan implementasi dari rekomendasi yang diajukan auditor. Manajemen dan
auditor harus sepakat daan secara bersama sama dalam melaksanakan tindak lanjut
perbaikan tersebut.
G. Ruang Lingkup Audit
Pelaksanaan audit SDM pada dasarnya adalah untuk memastikan apakah kebutuhan
potensial SDM bagi perusahaan (baik kuantitas maupun kualitas) telah terpenuhi secara
ekonomis, efektifitas, dan efesien. Kebutuhan SDM menyangkut besarnya kapasitas SDM
yang harus tersedia dalam operasional perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan SDM ini,
proses SDM mulai dari dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan, sesuai dengan
ketentuan dan hokum yang berlaku, secara ekonomis, efektif, dan efisien. Oleh karena audit
SDM mengevaluasi progam ativitas SDM secara komprehensif, maka ruang lingkup audit ini
meliputi seluruh proses SDM, dengan kebutuhan dari hasil audit, baik dilakukan hanya pada
satu departemen maupun pada perusahaan secara keseluruhan.
SDM harus dikelola sebagaimana halnya asset yang dimiliki perushaan. Dengan
demikian, pola piker pemberdayaan karyawan (employee empowerment) harus menjadi dasar
dalam pengelolaan SDM ini. Ruang lingkup audit SDM dibagi dalam tiga kelompok, sesuai
dengan administrasi asset tetap pada umumnya, yaitu perolehan, penggunaan, penghentian
sebagai berikut
1. Rekrutmen atau perolehan SDM, mulai dari awal proses perencanaan kebutuhan SDM
hingga proses seleksi dan penempatan
2. Pengolaan (pemberdayaan) SDM, meliputi semua aktivitas pengelolaan SDM setelah
ada diperusahaan, muali dari pelatiha dan pengembangan sampai dengan penilaiana
kinerja diperusahaan
3. Pemusatan hubungan kerja (PHK) karena mengundurkan diri maupun pemecatan
akibat pelanggaran aturan perusahaan.
H. Program Kerja Audit
Progam kerja audit, atau cukup disebut program audit, merupakan rencana dan langkah kerja
yang harus dilakukan oleh auditor dalam melaksanakan tugas audit, berdasarkan tujuan dan
tujuan audit yang telah ditetapkan. Program kerja audit ini membuat beberapa pertanyaan dan
langkah kerja untuk memperoleh temuan audit, sesuai dengan tahapan-tahapan audit. Pada
bagian ini diuraikan program audit secara umum untuk keseluruhan proses SDM mulai dari
penerimaan karyawan sampai dengan pemutusan hubungan kerja
I. Audit Atas Perolehan SDM
- Perencanaan SDM
Perencanaan SDM merupakan proses dan identifikasi tentang kebutuhan dan
ketersediaan SDM untuk menyelesaikan berbagai bidang tugas dan tanggungjawab yang
harus dikelola perusahaan dalam mencapai tujuannya
Menjadikan SDM sebagai sumber kekuatan bersaing berarti menempatkan SDM
sebagai kompentensi inti untuk mendapatkan keungguan bersaing bagi perusahaan.
Menjadikan SDM sebagai kompetensi inti dapat dilakukan dengan menarik dan
mempertahankan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme dan kemampuan khusus,
membiayai pelatiahan mereka dan memberikan kompensasi yang memadai agar dapat terus
bersaing dengan organisasi lain.
Tanggungjawab perencanaan SDM pada dasarnya terletak pada seluruh manager yang
membutuhkan SDM dan departemen SDM sebagai kordinator yang menangani bidang SDM.
Para manager dapat menyediakan data berhubungan dengan kebutuhan untuk dianalisis pad a
departemen SDM sehingga rencana SDM dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan SDM
yang teppat pada saat diperlukan.
Tahapan dalam proses perencanaan SDM diawali dengan mempertimbangkan tujuan
dan strategi perusahaan. Tingginya insensitas persaingan dan perubahan lingkungan bisnis
untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan (customer focus) berdampak pada perubahan
strategi perusahaan dalam mencapai tujuannya.
- Rekrutmen
Rekrutmen meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam
jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang paling
tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Kegiatan kunci dalam pelaksanaan
rekrutmen adalah sebagai berikut :
1. Menenttukan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang pada setiap bidang, jenis
pekerjaan dan levelnya dalam perusahaan
2. Terus berupaya mendapatkan informasi tentang perkembangan kondisi pasar tenaga
kerja
3. Menyusun bahan-bahan rekrutmen yang efektif
4. Menyusun program rekrutmen yang terpadu berhubungan dengan aktivitas SDM yang
lain dan dengan kerja sama antara manajer lini dan karyawan
5. Mendapatkan sejumlah (pool) calon karyawan yang berbobot dan memenuhi syarat
6. Mencatat jumlah dan kualitas pelamar dari berbagai sumber dan masing-masing
metode rekrutmennya
7. Melakukan tindakan lanjut terhadap para karyawan baik yang ditolak maupun yang
diterima untuk mengevaluasi efektifitas rekrutmen yang dilakukan
- Seleksi dan Penempatan
Seleksi adalah proses mendapatkan dan menggunakan informasi mengenai pelamar kerja
untuk menentukan siapa seharusnya yang diterima untuk menempati posisi jangka pendek
dan jangka panjang. Sedangkan penempatan berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan
jabatan yang akan dipegangnya. Seleksi dan penempatan bertujuan untuk menempatkan
orang yang tepat pada jabatan yang tepat. Ini berarti mengukur keerampilan, pengetahuan dan
kemampuan seseorang dengan tuntutan pekerjaan dan juga kecocokan antara kepribadian,
minat, kesukaan serta kesempatan dan budaya yang terkait dengan perusahaan secara
keseluruhan.
J. Audit atas Pengelolaan SDM
1. Pelatihan dan pengembangan karyawan
Pelatihan dan pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan SDM dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Pelatihan
menekankan pada peningkatan keterampilan dan kemampuan SDM dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya saat ini, sedangkan pengembangan SDM
lebih menekankan pada peningkatan kinerja SDM di masa yang akan datang.
Sedangkan efektivitas dari program pelatihan dalam mencapai tujuannya dapat
dilihat dari beberapa aspek, antara lain :
a. Validitas Pelatihan
Apakah peserta memperoleh keahlian, pengetahuan, dan kemampuan selama
mengikuti pelatihan
b. Transfer Ilmu Pengetahuan
Apakah keahlian, pengetahuan, dan kemampuan yang diperoleh selama pelatihan
dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya
c. Validitas interorganasasional
Apakah kinerja kelompok yang mengikuti program diperusahaan yang sama dapat
dibandingkan dengan kinerja kelompok sebelumnya? Apakah suatu program
pelatihan yang ditetapkan pada satu perusahaan juga berhasil diperusahaan yang
lain.
2. Perencanaan dan pengembangan karir
Karier adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau yang dilakukan oleh
individu selama hidupnya. Pengembangan karier seorang karyawan menunjukkan
semakin meningkatnya kemampuan karyawan tersebut dalam memegang tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar dalam pekerjaannya. Untuk dapat
memegang tanggung jawab yang lebih besar seorang karyawan harus mempunyai
kamampuan yang memedai.
Hasil suatu penelitian menyimpulkan bahwa kebtuhan karyawan dalam
perencanaan dan pengembangan karier meliputi hal-hal berikut :
a. Persamaan karier (carear equity)
Karyawan menginginkan adanya kesamaan dalam system promosi dan
kesempatan untuk meningkatkan karier
b. Kepeduliaan atasan (supervisory concern)
Karyawan menginginkan dalam pengembangan kariernya ada peran aktif
dari para supervisor dan dapat memberikan umpan balik bagi prestasi
kerjanya
c. Kesadaran akan adanya kesempatan (awareness of opportunity)
Karyawan menginginkan adanya kesempatan untuk berkarir
d. Minat karyawan (employee interest)
Karyawan menginginkan keinginan dan tingkat minat yang berbeda-beda
dalam meningkatkan kariernya
e. Kepuasan karier (career satisfaction)
Tingkat kepuasan karier karyawan berbeda-beda tergantung pada berbagai
factor, antara lain usia, kedudukan karyawan yang bersangkutan, dan lain.
Program perencanaan dan pengembangan karier karyawan harus
memperhatikan tiga kepentingan pokok agar program ini dapat berjaan secara efektif.
Ketiga hal tesebut adalah :
a. Perencanaan dan pengembangan karier harus terintegrasi dengan
perencanaan SDM.
b. Perencanaan dan pengembangan karier harus diikuti dengan evaluasi yang
memadai.
c. Kebutuhan karyawan.
Penilaian Kinerja Penilaian kerja karyawan pada dasarnya adalah
menghubungkan kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan standar keberhasilan yang telah ditetapkan untuk tugas dan tanggung jawab
tersebut. Hasil penilaian kinerja karyawan dapat mencerminkan sebagian dari kinerja
perusahaan.
3. Penilaian Kinerja
Penilaian kerja karyawan pada dasarnya adalah menghubungkan kinerja
karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan standar (ukuran)
keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk tugas dan tanggungjawab
tersebut. Hasil penilaian kinerja karyawan dapat mencerminkan sebagian dari kinerja
perusahaan. Kegagalan produk yang disebabkan oleh factor internal maupun
eksternal, sebagian dapat mencerminkan kinerja karyawan dibagian produksi, karena
kegagalan produk salah satunya dapat terjadi karena kurang cakapnya karyawan
tersebut dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab.
Berdasarkan orientasi penilaian, tujuan penilaian kinerja dapat dibedaka
menjadi dua, yaitu penilaian yang berorientasi masa lalu lebih menekankan pada apa
yang telah dicapai karyawan pada suatu periode tertentu dan mengabaikan potensi
karyawan ang masih bisa ditingkatkan untuk kinerja dimasa depan. Penilaian kinerja
model ini lebih ditunjukan untuk mengendalikan perilaku karyawan dan
menggunakannya untuk memberikan ganjaran atau hukuman, mengambil keputusan
kenaikan gaji atau promosi, serta menempatkan karyawan diposisi yang paling sesuai
agar dapat melaksanakan pekerjaan tertentu
4. Kompensasi dan Balas Jasa
Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti
(imbalan) atas kontribusi yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan. Hal ini
merupakan salah satu bentuk pelaksanaan fungsi manajemen SDM yang berhubungan
dengan semua jenis pemberian penghargaan individual atas jasa, keahlian atau
pekerja, dan kesetian karyawan kepadca bisnis perusahaan.
5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja mengacu kepada kodisi fisiologis-fisik dan
psiologis karyawan yang di akibatkan oleh linngkungan dan fasilitas kerja yang di
sediakan perusahaan . perusahaan yang melaksanakan dengan baik program
keselamatan dan kesehatan kerja secara signifikan dapat mencegah berbagai akibat
dalam bentuk penyakit, cedera atau meninggal karena pengelolaan keselamatan kerja
yang kurang baik.
6. Kepuasan kerja karyawan
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan
system nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan
dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinnggi pula kepuasannya
terhadap kegiatan tersebut. Jika kepuasan kerja merupakan gambarab evaluasi
seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas
dalam bekerja, beberapa teori mengenai mengenai kepuasan kerja yang telah cukup
dikenal antara lain:
A. Teori ketidak puasan
B. Teori keadilan
C. Teori dua factor.
K. Audit atas Pengurangan SDM
Perubahan lingkungan bisnis dimana perusahaan harus mampu beroperasi dengan
sangat efisien, juga menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan dalam organisasinya.
Kemungkinan yang sering terjadi adalah kebijakan untuk melakukan rekstrukturisasi yang
memungkinkan hilangnya beberapa jabatan karena jabatab tersebut sudah tidak efektif lagi
untuk dipertahankan dan fungsi-fungsinya bisa dilaksanakan oleh jabatan yang sangat ini
dipertahankan. Sebagai akibat dari rekstruksisasi ini, pengurangan tenaga kerja merupakan
konsikuensi logis yang harus terjadi. Hal ini dapat menimbulkan kekawatiran dan keresahan
karyawan (terutama yang merasa prestasinya tidak istimewa, tidak memiliki keterampilan
yang menonjol dibandingkan dengan karyawan yang lain, dan berbagai kekurangan yang
lain) akan kehilangan posisi atau pekerjaan karena pengurangan tenaga kerja dapat berupa
pemutusan hubungan kerja.
BAB III
Kesimpulan
Pengelolaan SDM memegang peranan yang sangat penting dalam pencapaian
keunggulan bersaing perusahaan, dukungan SDM sangat berkualitas tinggi memiliki korelasi
positif dengan penciptaan nilai tambah dan tingkat kualitas keputusan yang diambil dalam
perusahaan.
Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang konfrehensif terhadap program-
progam SDM. Audit SDM menekankan penilaian (evaluasi) terhadap berbagai aktivitas SDM
yang terjadi dalam perusahaan dalam rangka memastikan apakah aktivitas akivitas tersebut
telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya dan
memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang terjadi pada aktiviatas
SDM yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari program/aktvitas tersebut
Dalam audit SDM terdapat 5 (lima) tahapan yang hendaknya dilaksanakan, yaitu :
1. Pada tahap audit pendahuluan,
2. Pada tahap review dan pengujian pengendalian manajemen atas program-program
SDM
3. Dalam tahap audit lanjutan,
4. Laporan Audit,
5. Tindak Lanjut,