The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Membahas tentang sifat qanaah

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by aznschannel, 2021-04-22 00:05:00

Qanaah

Membahas tentang sifat qanaah

Keywords: Qanaah

QONAA’AH DALAM KEHIDUPAN BERIMAN

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan,
sedangkan ia beriman, maka sesungguhnya akan Kami karuniakan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka lakukan.” [QS. An-
Nahl:97].

Sarana paling agung yang merupakan pokok dan dasar bagi tergapainya
hidup bahagia ialah: beriman dan beramal shalih.

Sebab berdasarkan ayat di atas orang-orang yang beriman kepada Allah dengan
iman yang benar lagi membuahkan amal shalih mampu memperbaiki hati, akhlak,
urusan duniawi dan ukhrawi.

Mereka memiliki prinsip-prinsip mendasar dalam menyambut datangnya
kesenangan dan kegembiraan, ataupun datangnya keguncangan, kegundahan dan
kesedihan.

Mereka menyambut segala hal yang menyenangkan dan menggembirakan
dengan menerima, mensyukurinya dan mempergunakannya untuk sesuatu yang
bermanfaat. Sedang untuk hal-hal yang menyulitkan mereka, ujian, cobaan, musibah
atau apa lah yang dapat menibulkan rasa sedih, mereka hadapi atau terima dengan
kesabaran dan ketulusan.

Hal ini bukan berarti mereka hanya akan diam atau asal terima cobaan-cobaan
tersebut. Akan tetapi mereka akan berusaha melawan dengan kekuatan kesabaran dan
ketulusan mereka. Tentu saja mereka melakukan semua itu dengan tujuan memperoleh
ridha Allah.

Pada akhirnya, mereka tidak akan bersedih sebab cobaan-cobaan tersebut jika
mereka menghadapinya dengan terus-menerus berikhtiar, berdo’a, dan melakukan
amalan-amalan yang baik seperti shalat, bertasbih dan lain-lain, mereka yakin bahwa
Tuhan, Allah, akan segera menolong mereka dengan mengabulkan do’a-do’a mereka.

Artinya: “dan Tuhan-mu berfirman, berdoalah kepadaku, niscaya akan Ku-
perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” [QS. Al-
Mu’min: 60]

Artinya: “berdo’lah kamu kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara yang
lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
[QS. Al-A’raf: 55]

Menurut ‘Aidh ‘Aidh al-Qarni dalam bukunya “ La Tahzan”, Iman
adalah kehidupan,
Sesungguhnya orang yang paling sengsara adalah orang yang miskin iman dan
mengalami krisis iman.

Allah berfirman:

Artinya: “dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit..,” [QS. Thaha: 124]

Sebaliknya bagi imannya yang kuat, kehidupan yang baik (hayatan thayyibah)
akan diberikan kepadanya.

Ini, adalah janji Allah untuknya sebab ketulusan hatinya mencintai Rabbnya,
keteguhan imannya, kerelaan dan kepuasannya menerima semua yang telah diberikan
dari Rabb-nya kepadanya selama hidup di dunia berupa kebahagiaan dan cobaan.

Jadi
1. Apa dan bagaimana iman yang sempurna dan rasa puas atau biasa disebut

dengan qana’ah ?
2. Bagaiman pula hubungan antara keduanya?
3.Apa dampak yang akan muncul jika keduanya dipisahkan
4. Atau keduanya malah tidak “dipakai” sama sekali dalam kehidupan

seseorang?

Pengertian Iman
Iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lidah dan
diaplikasikan jasadnya.
Yusuf Al-Qardlrawi berpendapat, Iman adalah kepercayaan yang meresap ke
dalam hati dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi
pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku, dan perbuatan pemiliknya sehari-hari.
Iman tidak bisa terlepas dari Islam dan Ihsan. Hubungan antara ketiganya bisa
dikatakan tidak boleh dipisah. Sebab seorang yang Muslim tidaklah disebut Muslim
jika tidak ada iman di hatinya. Dan orang yang beriman tidaklah sempurna imannya
tanpa melakukan rukun-rukun Islam. Sedangkan ihsan adalah cara bagaimana
mengamalkan iman dan islam. Maka ketiganya memang saling melengkapi dan tidak
bisa ditinggalkan salah satu, salah dua apalagi ketiganya.

Defenisi Qanaah

Artinya: “ dari Abu Huraira berkata, Rasulullah telah bersabda: “hai Abu Hurairah
Jadilah engkau wira’i, maka engkau akan menjadi orang yang paling berbakti (ibadat),
dan jadilah engkau qana’ah, niscaya engkau menjadi orang paling bersyukur, dan
cintailah manusia sebagaimana engkau mencintai dirimu, engkau akan menjadi
mkmin, dan perbaikilah kehidupan bertetangga orang yang menjadi tetanggamu,
engkau akan menjadi muslim, jadilah orang yang sedikit tertawa, karena banyak
tertawa akan mematikan hati.” (HR. Ibn Majah)

Qanaah adalah bersikap ikhlas dan bisa menerima apa yang ada. Sikap qanaah
selalu identik dengan bisa mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepadanya, sekecil
apapun rejeki yang diterimanya. Qanaah menyuruh manusia untuk bersabar dalam
menerima ketentuan Illahi jika ketentuan itu menyedihkan dan menyuruh manusia
untuk bersyukur jika ketentuan itu berupa kenikmatan yang menyenangkan. Manusia
harus ingat bahwa yang menentukan segala sesuatu atasnya adalah Dzat yang
menguasai seluruh kehidupan.

Akan tetapi, Qanaah bukan berarti menyerahkan sepenuhnya kepada Allah
lalu menunggu rejeki turun begitu saja. Namun dalam sikap qanaah manusia masih
harus dituntut untuk selalu berikhtiar dan berikhtiar. Karena kebahagian tidak
sepenuhnya disebabkan berlimpahnya materi, kebahagiaan datang dari hati dengan
bersikap qanaah, selalu bersyukur dan tidak silau dengan kemewahan duniawi.

Hadits Nabi Muhammad SAW: Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Nabi telah
bersabda: ” Kekayaan itu bukan karena banyaknya harta yang dimiliki namun
kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati ” .(HR Bukhari dan Muslim).

Allah pun berfirman: “….dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185)

Artinya: “Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu
serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada
azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia
Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20)

Bukan berarti Orang-orang yang qanaah tidak memiliki harta berlimpah. Bisa
saja mereka memiliki harta yang sangat banyak, namun semua itu bukan untuk
menumpuk kekayaan.

Kekayaan dan dunia yang dimilikinya ia sikapi dengan rambu-rambu Allah
SWT, sehingga apa pun yang dimilikinya tidak pernah melalaikannya dari mengingat
Sang Maha Pemberi Rezeki.

Mereka tahu kapan waktunya beribadah kepada Allah, seperti shalat, puasa dan
lain-lain, dan kapan watunya beribadah, sebab mereka tahu perintah-perintah dan
larangan-larangan Tuhan mereka.

Allah berfirman Artinya: “Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10).

Qanaah sebagai obat berbagai penyakit hati

Qanaah merupakan obat dari penyakit-penyakit hati seperti rakus, tamak, putus
asa, malas, sombong, dan kikir / bakhil. Sebab dengan qanaah, manusia akan selalu
merasa puas dengan apa yang sekedar dibutuhkan.Ia tidak akan tamak terhadap yang
dimiliki oleh orang lain, tidak melihat apa yang ada di tangan mereka, dan tidak menjadi
rakus mencari harta benda dengan menghalalkan cara apa pun.

Ada kata bijak mengatakan , “Engkau adalah orang yang mulia selagi
engkau berselimut kepuasan diri.”

Jadi, Orang yang qana’ah juga akan selalu suka mendermawankan hartanya,
murah hati, dan mau menafkannya untuk orang yan membutuhkan, sebab ia tahu
bahwa semua harta yang diperolehnya adalah berasal dari Tuhannya, Allah SWT.

Orang yang kesusahan berhak akan hartanya. Hartanya hanyalah sebuah titipan
dari-Nya. Bila sikap dermawan ini mulai mekar dalam pribadi seseorang, maka hal itu
berarti suatu gejala terlepasnya sikap bakhil.

Dan jaminan keberuntungan orang yang terlepas dari penyakit kikir atau
bakhil, dikemukakan Allah dalam Al-Quran:

Artinya: “….dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah
orang orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9).

Ini lah salah satu sebab yang membuat hidup ini tidak tenteram adalah
terpedayanya diri oleh kecintaan kepada harta dan dunia.

Orang yang qana’ah juga akan terhindar dari sifat malas apalagi putus asa.
Sebab orang-orang yang memiliki sikap qanaah tidak berarti fatalis menerima nasib
begitu saja tanpa ikhtiar. Orang yang qanaah hidupnya senantiasa bersyukur. Makan

dengan garam akan terasa nikmat tiada tara, karena ia tidak pernah berpikir tentang
daging yang mungkin tidak akan pernah “mengunjungi” perutnya. Jika pun ada
daging, ia pun akan sangat bersyukur lalu dengan senang hati akan berbagi dengan
orang lain.

Semua hal yang telah ada dan terjadi pada orang yang qana’ah akan terasa
nyaman dan indah. Ia tidak akan menyalahkan Tuhan atas apa yang telah
ditetapkanNya pada hidupnya, sebab ia tahu masih banyak orang yang lebih tidak
beruntung darinya.

Ungkapan Janganlah melihat orang yang di atas kalian, Tapi lihatlah orang
yang di bawah kalian.

Hubungan antara Iman dan Qanaah

Artinya: “Beruntunglah orang yang diberi petunjuk kepada Islam dan
kehidupannya tercukupi dan ia puas.”

Hadits di atas, setelah menyebutkan bahwa keberuntungan adalah milik orang
yang telah mendapatkan hidayah dari Allah berupa Islam, kemudian disertai dengan
orang yang hidupnya hanya sekedar tercukupi, tidak berlebih, dan ia puas.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa orang yang beragama Islam harus
mempunyai Iman, Islam, dan Ihsan. Maka dia harus mengimani apa-apa yang harus
diimani sebagai muslim dengan menjalankan syariat Islam secara Ihsan. Jika Tuhan
memerintahkan “ini”, maka ia akan melaksanakannya dengan sepenuh hati, sebab ia
percaya akan kebenaran perintah Tuhan.

Qana’ah adalah salah satu dari perintah atau petunjuk-Nya untuk kebaikan
kehidupan hamba-hambaNya. Maka sebagai hambaNya, sudah seharusnya untuk
menjalankan perintahNya.

Karena dengan qana’ah, orang akan selalu bahagia dalam keadaan apapun.
Baik miskin atau kaya ia akan selalu merasa tercukupi dan puas dengan apa yang ada.
Qana’ah merupakan pemberian Allah SWT yang sangat berharga,

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Qana’ah merupakan kekayaan yang tiada pernah sirna.”

Pada intinya, jika seseorang mengaku ia beriman, ia akan selalu
mempraktekkan cara hidup yang qana’ah. Sebaliknya, seseorang yang rakus, bebas
dari qana’ah, imannya tidaklah merupakan iman yang sempurna.


Click to View FlipBook Version