The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kumpulan LKPD Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by barief512, 2021-07-17 22:56:42

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Kumpulan LKPD Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII

Keywords: LKPD

TEKS IKLAN,
SLOGAN, POSTER

Pengertian Teks Iklan, Slogan, atau
Poster

Untuk memperdalam pemahamanmu, kerjakanlah kegiatan berikut.

Jelaskan pengertian teks iklan, slogan, atau poster. uraikan jawabanmu dalam tabel
yang tersedia di bawah ini.

Teks Teks
Iklan Slogan

Teks
Poster

Menentukan unsur-unsur iklan, slogan, atau
poster

Perhatikan gambar dengan saksama. Kemudian tentukanlah unsur-unsur iklan,
slogan, atau poster pada gambar berikut.

Belajar selagi muda
Agar tiada sesal
di hari tua

Merumuskan maksud dan isi iklan,
slogan, atau poster

Cermati secara saksama gambar berikut. Kemudian rumuskanlah maksud dan isi iklan,
slogan, atau poster pada gambar tersebut.
a. Iklan

b. Slogan



c. Poster

Menyimpulkan isi iklan, slogan, atau poster
berdasarkan maksud dan isinya

Simpulkanlah isi iklan, slogan, atau poster tadi berdasarkan rumusan maksud dan
isinya.
a. Iklan

b. Slogan

c. Poster

TEKS EKSPOSISI















TEKS ULASAN

Teks Ulasan
Tunjukkan struktur teks pada teks ulasan berikut.

Dari Keke untuk Tuhan

Penulis : Agnes Davonar
Penerbit : Inandra Published
Tahun terbit : 2008
Tebal : 232 halaman

Novel Surat Kecil untuk Tuhan ini ditulis berdasarkan kisah
nyata. Buku ini mengisahkan kehidupan seorang gadis Bernama
Keke atau Gita Sesa Wanda Cantika. Keke terkena penyakit langka
Bernama Rabdosmiosarkoma atau dalam Bahasa Awam dikenal
dengan nama kanker jaringan lunak. Di Indonesia, Keke merupakan
pasien pertama yang menderita penyakit tersebut. Keke divonis
terjangkit penyakit tersebut pada usia 13 tahun. Kanker jaringan
lunak secara perlahan mengubah wajah Keke menjadi seseorang
yang tak dikenal. Wajah Keke menjadi tidak elok, bahkan bagi anak-
anak, wajah Keke mungkin akan disebut serupa monster.

Perjuangan Keke dalam mengobati penyakitnya sempat
berbuah manis karena tim dokter berhasil melakukan
penyembuhan. Hal ini menjadi prestasi tersendiri bagi dunia
kedokteran Indonesia hingga menjadi buah bibir di negara lain.
Namun, kesembuhan Keke ternyata hanya sementara. Beberapa
saat setelah menjalani pengobatan, kanker ganas itu Kembali
muncul menyerang tubuh dan semangat Keke. Keke pun menyadari
bahwa masa hidupnya tak bisa diulur lagi dengan pengobatan dan
penyembuhan. Keke pun meninggal pada tanggal 26 Desember
tahun 2006. Sebelum meninggal, Keke sempat menulis surat. Surat
inilah yang mengilhami pemilihan judul Surat Kecil untuk Tuhan.
Berikut surat yang ditulis Keke.

Tuhan …..
Andai aku bisa kembali
Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan ……
Andai aku bisa Kembali
Aku berharap taka da lagi hal yang sama terjadi padauk
Terjadi pada orang lain
Tuhan …….
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu?
Tuhan ……
Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu?
Tuhan …..
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya

Berdasarkan hal yang disampaikan penulis, pembaca dapat
merasakan suasana haru dan kesedihan mendalam. Hal ini
membuktikan bahwa penulis mampu mengemas perjuangan Keke
melawan penyakitnya dan kepasrahan Keke terhadap keputusan
Tuhan dengan baik meskipun pada beberapa bagian terlalu memaksa
untuk memasukkan pesan moral. Terlepas dari kelemahan tersebut,
buku ini tetap memberi semangat, terutama bagi generasi muda,
yaitu seberapa besar cobaan yang dating, kita harus berani berdiri
dan menghadapinya. Dengan kata lain, kita harus pantang menyerah
dalam menghadapi berbagai cobaan dan ujian hidup.

Karena ditulis berdasarkan kehidupan nyata, tokoh-tokoh dalam
novel tersebut juga nyata. Selain Keke, ada pula tokoh Ayah Keke,
sahabat-sahabat Keke (Fadha, Maya, Shifa, Ida, dan Andhini), dr.
Adhi, dr. Mukhlis, Andi, dan Pak Ayus. Karakter tokoh pun
digambarkan begitu jelas oleh penulis. Berbagai peristiwa pun
digambarkan jelas seolah-olah waktu berputar Kembali pada masa
peristiwa tersebut terjadi. Alur yang digunakan dalam novel ini
adalah alur campuran (alur maju dan mundur). Sementara itu, latar
cerita meliputi rumah Keke, sekolah, rumah sakit, dan juga beberapa
potongan kejadian di sebuah vila. Penulis menggunakan sudut
pandang cerita, yaitu orang pertama. Oleh karena itu, saat membaca
novel kita seolah-olah merasakan apa yang Keke alami.

Adapun pemilihan Bahasa yang dipakai penulis cukup ringan
sehingga novel ini bisa dibaca untuk umum. Selain itu, novel ini juga
banyak menyisipkan nilai moral dan nilai agama sehingga dapat
menjadi pembelajaran yang baik bagi pembaca.

Datalah aspek kebahasaan yang terdapat pada teks ulasan di atas dengan menunjukkan
bukti tekstualnya.

No. Aspek Kebahasaan Bukti kutipan
1. Kata-kata persuasif

2. Kata sifat

3. Konjungsi

4. Ungkapan
perbandingan

Setelah kalian memahami langkah-langkah menulis teks ulasan, mari
kita berlatih menulis teks ulasan.
Bacalah cerpen berikut ini dengan saksama, kemudian kerjakanlah
tugas-tugasnya!

TEKS CERPEN

ITU HANYA FITNAH

(Dalam Antologi Cerpen Tahajud Cinta)
Karya Kinoysan

Aku dilahirkan di keluarga yang berkecukupan. Ibuku, guru Bahasa Inggris di SMU
Negeri. Sementara ayahkU, pegawai perusahaan swasta bonafid yang punya posisi
strategis, manajer keuangan. Aku punya tiga saudara, satu kakak sulung perempuan yang
kini sudah kuliah. Adikku kelas tiga SMP, dan si bungsu baru kelas enam SD. Aku sendiri
kelas dua SMU.

Sejak kecil ayah dan ibuku mengajarkan kami untuk taat beribadah dan saling
menyayangi. Tidak ada yang kurang dari keluargaku. Aku dianggap paling pintar karena
aku paling sering jadi juara kelas. Meskipun demikian, ayah dan ibuku tidak pernah
membedakan kasih sayangnya pada kami. Aku juga diajari untuk tidak sombong dan
takabur karena kelebihanku.

Seiring waktu dan kesempatan, ayah dan ibuku membuka usaha mandiri. Ayah ibuku
jadi agen properti dan makelar jual beli rumah dan tanah. Mereka dapat komisi cukup
banyak dari usaha tersebut. Kadangkadang aku juga sering iseng menawarkan ke orang
tua teman-temanku, kalau-kalau ada yang tertarik membeli barang dagangan yang diurus
ayahku. Beberapa kali usahaku berhasil.

Usaha ayahku makin maju. Banyak orang yang jadi pelanggan, karena ayahku tidak
mau mengambil untung terlalu banyak dan jujur mengatakan kondisi barang yang akan
dijualnya. Beberapa kali usaha ayah berhasil berkat bantuan kakakku.

Kami makin banyak bersyukur. Rezeki kami terasa makin melimpah. Sarana belajar
dan bermain untuk kami pun makin banyak. Namun orang tuaku tetaplah orang tua yang
baik dan santun. Mereka mengajarkan kami untuk tetap hidup sederhana, dan untuk
selalu memberi perhatian pada orang-orang yang masih kekurangan dan tidak
seberuntung keluargaku.

Kehidupan yang menyenangkan berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Ayah
dan ibuku terus mengajarkan agar aku dan saudaraku selalu kerja keras dan berdoa pada
Allah.

Sampai suatu saat, muncul kejadian yang tidak terbayangkan menimpa ayahku.
Beliau dituduh menggelapkan uang perusahaan sebanyak dua miliar. Ayahku tidak bisa
berkelit, karena di rekeningnya terdapat kiriman uang sejumlah dua miliar. Ayahku juga
tak bisa berkelit, meskipun ia sendiri tidak tahu dari siapa uang iłu.

Usaha untuk melacak siapa pengirimnya menemui jalan buntu. Tidak ada titik terang.
Ayahku dipaksa untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di pengadilan dan
mengembalikan uang dari perusahaan tempatnya bekerja.

Ayahku keberatan karena ia tidak merasa melakukan perbuatan tersebut. la
menyuruh perusahaan mengambil saja uang di rekeningnya dan ia siap dipecat kapan
saja. Sayang, urusan mudah iłu jadi panjang dan rumit. Uang iłu kemudian tidak ada lagi
di rekeningnya, tanpa tahu siapa yang mengambilnya. Namun yang diketahui orang, uang
iłu ada di rekening ayahku.

Di kantor, ayah jadi orang yang paling menderita. Orang-orang mencibir ayahku
sebagai koruptor. Meski dugaan iłu sama sekali belum terbukti.

"Sayang ya, rajin salat dan ngaji, ternyata koruptor. Pantesan suka sedekah, ternyata
cuma untuk nutupin kebejatannya. Huuh, sok alim lagi!” Begitu salah satu ejekan yang
diterima ayahku.

Namun ujian iłu dihadapi ayahku dengan sabar. Ayah mengatakan Allah pasti akan
menolongnya. Terlebih beliau benar-benar tidak menggelapkan uang perusas haan. Ibuku
juga berusaha sabar dan membesarkan hati ayah. Aku dan saudara-saudaraku jadi ikut
prihatin. Aku juga percaya, ayahku bukan koruptor. Kalau ingin jadi koruptor mungkin
sudah dilakukannya sejak dulu.

Ayah dan ibuku berusaha membersihkan nama baik ayahku, dan mencari pengacara
untuk membuktikan kalau dirinya tidak bersalah. Sayang, usaha itu belum kelihatan
hasilnya. Bahkan ayahku terpaksa mengeluarkan banyak uang untuk membayar
pengacara.

Semula permasalahan ini tidak diketahui banyak orang. Namun kemudian tetanggaku
mulai tahu soal yang dihadapi ayahku. Mereka pun sibuk bergosip dengan ayahku sebagai
objeknya. Ibuku jadi sedih karena sering disindir.

Aku dan saudaraku juga sedih. Namun ibu selalu membesarkan hati kami. Ibu selalu
mengatakan masalah yang dihadapi oleh ayahku adalah ujian. Ibu bahkan meminta kami
untuk berdoa agar ayahku terlepas dari masalahnya.

Suatu hari di sekolah, aku bersitegang dengan Alpin, cowok berandalan yang naksir
Lolita, teman sekelasku. Lolita ini memang dekat denganku. Tapi kami tidak ada
hubungan apa-apa. Alpin mengira aku naksir pada Lolita. Tentü saja aku tidak terima
dihajar tanpa alasan.

Dari persoalan yang sepele itu, Alpin yang kukalahkan karena aku bisa bela diri,
meneriakiku sebagai anak koruptor. Aku makin kesat dan berniat menghajarnya.

"Heh, kamu jangan asal tuduh ya! Ayahku tidak sehina yang kamu tuduhkan!” seruku
sambil mendorongnya hingga jatuh.

‘'Dasar anak koruptor!" Alpin berteriak lagi.

Aku sudah hampir menghantamnya lagi, tapi Lolita menahanku agar tidak
meneruskan perkelahian.

Saat tiba di rumah, aku mengadukan hal itü pada ibü.

"Sabar ya, Nak! ini ujian. Ayah akan membuktikan kalo ayah tidak salah."

"Ayah bener-bener tidak salah kan?" tanyaku pada Ayah.

Ayah mengangguk. "Bantulah ayah dengan doa.

perbanyak salat malam biar masalah ini cepat selesai."

Aku mengangguk. Apa pun juga akan kulakukan. Aku yakin ayahku tidak bersalah.
Aku mengenal ayahku, aku tidak pernah menemui sesuatu yang buruk. Ayahku selalu
mengajarkan kebaikan dan kejujuran. Ayahku tidak mungkin jadi koruptor. Ayahku tidak
mungkin melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai kebaikan dan dilarang
agama.

Sejak ayahku mengatakan untuk membantunya dengan doa, aku memperbanyak
ibadahku. Puasa Senen Kamis yang biasanya jarang kulakukan, kini jadi rutinitasku. Aku
bangun malam dan melakukan salat tahajud serta memperbanyak doa.

Sementara itu, ejekan, sindiran, dan Olok-olok tetangga dan teman-temanku yang
dimotori oleh Alpin masih terus kudengar. Kadang-kadang telingaku panas juga
mendengar omongan mereka. Namun aku berusaha sabar. Suatu saat, mereka akan tahu
ayahku tidak bersalah.

Ayah dan ibuku terus berusaha menyelesaikan masalah tersebut. Pengacaranya juga
kelihatan semakin serius bekerja. Sepanjang hari dan malam, kami sekeluarga sibuk
membantu dan saling mendukung agar masalah ayah cepat selesai.

Urusan pembuktian ke mana hilangnya uang dari rekening ayahku yang pernah ada,
jadi masalah yang paling sulit. Ayahku benar-benar tidak habis pikir, kenapa ada orang
yang tega menghancurkan nama baiknya.

Berbulan-bulan masalah itu tidak juga selesai. Status ayahku jadi terkatung-katung.
Bekerja di kantor tidak bisa. Sementara untuk jadi agen proverty pun tidak bisa lagi
karena gerak-geriknya selalu dicurigai.

Beberapa bulan kami harus berhemat karena uang tabungan orang tuaku makin
menipis. Meskipun ibuku masih mengajar, berapalah gaji seorang guru. Itu tidak
mencukupi kebutuhan kami. Apalagi ditambah urusan untuk membebaskan tuduhan
terhadap ayahku. Kami sekeluarga letih lahir dan batin.

Aku sampai sering menangis saat selesai salat tahajud. Rasanya begitu besar ujian
yang ditimpakan Allah pada keluargaku. Rasanya tidak ada jalan keluar yang bisa kami
tempuh lagi. Masalah itu terlihat hanya berputar-putar tanpa kejelasan.

Di tengah kepasrahanku melihat masalah ayahku, aku hanya bisa memohon agar
Allah menunjukkan dengan terang siapa sebenarnya yang salah. Aku juga memohon agar
Allah memudahkan urusan ayahku.

Di tengah keputusasaan yang sempat menggayuti hatiku, salat tahajud menjadi satu-
satunya hiburan dan harapanku. Aku hanya bisa berharap Allah segera memberikan

pertolongan-Nya. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti kalau
masalah ini terus berlarut-larut.

Sampai suatu ketika, keluargaku mendapat kabar gembira. Data-data yang
dikumpulkan kepolisian akhirnya menyeret beberapa nama yang terlibat dalam kasus
tersebut. Adalah Yogi, kawan ayahku yang iri dengan keberhasilan ayahku. Dia dan
beberapa temannya berencana menyingkirkan ayah dari perusahaan.

Akhirnya dirancanglah rencana penggelapan Liang perusahaan atas nama ayahku. Uang
itu dikirimkan ke rekening ayah atas bantuan seorang pegawai bank Yang sudah dia
kenal. Tak lama uang itu ditarik kembali dan dimasukkan ke rekeningnya sendiri.

Semula kasus itu sulit terungkap, tapi akhirnya menjadi jelas, setelah polisi mendapat
informasi dari seorang pembantu Yogi. Pihak kepolisian memang mengusut persoalan
itu sampai menanyai keseharian orang-orang yang ada di kantor ayahku, yang dicurigai
terlibat kasus itu.

Pembantu Yogi bercerita, sebelumnya Yogi tidak pernah begitu royal pada orang-
orang di sekelilingnya seperti sekarang. Dari keterangan pembantu Yogi yang
kelihatannya sepele itu, polisi lalu mengembangkan penyelidikan. Sampai kemudian
menemukan sosok yang mereka curigai.

Akhirnya Yogi dibawa ke kepolisian untuk dimintai keterangan. Semula Yogi diminta
sebagai saksi atas kasus ayahku. Namun lama kelamaan statusnya berubah jadi tersangka
karena semua bukti mengarah kannya sebagai pelaku kejahatan.

Setelah cukup bukti-bukti dan saksi yang me nguatkan, akhirnya Yogi diajukan ke
pengadilan. Yogi diputuskan bersalah. Sedangkan ayahku dibebaskan dari segala macam
tuduhan dan diminta bekerja kembali. Namun ayah menolak. Ayahku memilih menekuni
profesinya sebagai agen proverti dan usaha jual beli rumah dan tanah.

Kami benar-benar bersyukur atas selesainya masalah tersebut. Sejak itü tidak ada lagi
orang yang sinis pada keluargaku. Bahkan orang kini lebih hormat pada ayah dan ibuku.

Di sekolah, bila masih ada yang mengejekku sebagai anak koruptor, aku dengan tegas
bisa membalikkan perkataan mereka. "Aku bukan anak koruptor!"

Aku sendiri sampai sekarang tidak bisa menjelaskan apa yang telah terjadi. Semuanya
terasa mudah dan gampang setelah kami sekeluarga memohon bantuan pada Allah.
Bantuan itü tentü saja tidak cuma berdoa dalam waktu yang singkat, tapi makin
mendekatkan diri dengan segala macam ibadah.

Yang kuingat adalah salat tahajud. Tentü saja karena harus dilakukan di malam hari
setelah bangun tidur, kegiatan itü jadi lebih berkesan bagiku. Kini aku jadi berpikir untuk
terus melakukan salat tahajud. Alhamdulillah, meskipun terseok-seok dan tidak bisa rutin
setiap hari, amalan itü jadi kebiasaanku, dan kehidupanku pun terasa lebih nyaman dan
tenteram karenanya.

Berikanlah tanggapan (Kelebihan dan Kekurangan)
terhadap karya cerpen tersebut.

Teks Cerpen “Itu Hanya Fitnah”

Kelebihan Kekurangan

Buatlah kerangka teks ulasan berdasarkan tanggapan yang telah kamu
buat dengan memperhatikan struktur teks ulasan!

No Kerangka Utama Informasi/Gagasan utama
1. Orientasi

2. Interpretasi/Tafsiran

3. Evaluasi

4. Simpulan

Kembangkanlah kerangka yang telah kamu buat menjadi
sebuah teks ulasan yang utuh, dengan memperhatikan struktur

dan kaidah kebahasaannya!

TEKS
PERSUASI

Beretikalah di Media Sosial

Perkembangan teknologi berupa internet memudahkan manusia untuk mengakses
segala informasi dan terhubung dengan banyak orang di seluruh dunia. Kemudahan tersebut
sangat dirasakan manfaatnya, terutama bagi pengguna media sosial. Dengan media sosial,
seseorang dapat berkomunikasi jarak jauh dengan orang lain yang berada di seluruh belahan
dunia. Pengguna media sosial dapat menjalin hubungan sosial tanpa harus bertatap muka secara
langsung. Dengan demikian, pergaulan akan semakin luas. Itulah keunggulan dan keuntungan
memanfaatkan media sosail.

Di samping memberikan keuntungan dan kemudahan, media sosial juga mempunyai
dampak buruk. Interaksi sosial tanpa bertatap muka seperti yang terjadi pada media sosial dapat
menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa tulis yang digunakan untuk menyampaikan pesan tidak
disertai dengan pelafalan, penekanan, dan ekspresi tertentu sehingga para pengguna akan
menyimpulkan hal-hal yang berbeda. Selain itu, kondisi tidak bertatap muka ini juga membuat
pengguna media sosial tak acuh terhadap etika.

Salah satu kasus yang banyak diperkarakan sampai ranah hukum adalah penggunaan
media sosial. Hal ini biasanya berkaitan dengan penyebaran konten negative atau pelanggaran
hak asasi manusia oleh pengguna media sosial. Tidak jarang pengguna media sosial menggunakan
kata-kata yang kasar dan tidak sopan untuk menjatuhkan atau memengaruhi pihak lain. Misalnya,
karena merasa sakit hati dengan pihak tertentu, seorang pengguna mengungkapkan
kekesalannya di media sosial dengan menjelek-jelekkan nama seseorang. Pengguna media sosial
tersebut akan dituduh melakukan pencemaran nama baik oleh pihak yang bersangkutan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa “perang” media sosial menyebabkan para penggunanya terjerat
hukum. Hal ini telah diatur dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elekstronik (UU ITE).

Sungguh tidak pantas, jika sebagai orang yang beragama dan terpelajar dengan mudah
merendahkan orang lain. Tentu kita tidak mau mendapat masalah di kemudian hari karena
ketidakhati-hatian dalam menggunakan media sosial. Tidak sedikit pelajaran yang dapat kita
ambil dari para pengguna media sosial yang harus berurusan dengan hukum karena salah
memanfaatkan media sosial. Oleh karena itu, bersikaplah bijak dalam menanggapi suatu hal di
media sosial. Tetaplah beretika, apa pun media yang kita gunakan untuk berkomuniksasi.












Click to View FlipBook Version